Alamat Korespondensi: Jl. Ir. Sutami 36A Kentingan Surakarta, , 3)

dokumen-dokumen yang mirip
Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, J.PMIPA, FKIP, UNS. Alamat Korespondensi:

Lihar RaudinaIzzati 1), Sutopo 2), Henny Ekana Chrisnawati 3) 1) Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS 2),3)

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Shinta Metikasari 1), Imam Sujadi 2), Yemi Kuswardi 3) Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, J.PMIPA, FKIP, UNS

Jl. Ir. Sutami no. 36 A, Kentingan Surakarta, , 3)

AWALIYAH FITRI MUNAWAROH K

Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, J.PMIPA, FKIP, UNS 2),3) Dosen Prodi Pendidikan Matematika, J.PMIPA, FKIP, UNS

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika ISBN:

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika ISBN:

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PBM PADA SISWA KELAS XI MM1 SMK TKM TEKNIK KEBUMEN

Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia. Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan seorang akan menjadi manusia yang berkualitas. UU No 20 tahun

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

Penerapan Model Learning Cycle Tipe 5E dengan Media Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pada Siswa Kelas X c SMA Negeri 2 Dolo

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Pembahasan Tentang Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran

(TPS) BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 1 TASIKMADU KARANGANYAR 2010/2011

Alamat Korespondensi: Jl. Ir. Sutami No. 36A Kentingan Surakarta, , 2)

C026 PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI

JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN: Halaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

OPTIMALISASI STRATEGI PEMBELAJARAN SIKLUS UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI DAN

Komang Gde Suastika, Hj. Titik Utami, Meriana Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Palangka Raya

*Keperluan korespondensi, HP: ,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir logis dan keterampilan kognitif yang lebih tinggi pada

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Belajar telah dijadikan alat hidup dan wajib belajar selama

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Keperluan korespondensi, tel: , ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Keperluan korespondensi, HP : ,

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD NEGERI NO.

Titis Dyah Arisanti, Dr. Supriyono Koes H, M.Pd, M.A, Drs. Sumarjono, M.Pd Universitas Negeri Malang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

Novi Arrum Mustika SMP Negeri 2 Bungkal. Erika Eka Santi M.Si Universitas Muhammadiyah Ponorogo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 6E UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII-H SMP NEGERI 1 NGASEM KEDIRI

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dyah Ayu Pramoda Wardhani Mahasiswa S1 Universitas Negeri Malang. Pembimbing : Dr. Sri Mulyati, M.Pd Dosen Universitas Negeri Malang

*Keperluan korespondensi, tel/fax : ,

PENGGUNAAN METODE NHT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

Peningkatan Keaktifan, Pemecahan Masalah dan Keterampilan Belajar Matematika Menggunakan Strategi Bermain Jawaban Berbantu Finding My Secret Word

BAB II KAJIAN TEORI. A. Efektivitas Pembelajaran. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 284) efektivitas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan pendekatan open-ended dipadukan dengan model learning cycle

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pi: Mathematics Education Journal 8

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN OPEN-ENDED UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 1 BATU PADA MATERI SEGI EMPAT

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Kemmis. pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA

Aprillya Mondhita Sari* Drs. Purbo Suwasono, M.Si** Dr. Parno, M.Si***

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII b SMP NEGERI 1 TIRAWUTA PADA MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT MELALUI METODE PENEMUAN TERBIMBING

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

Universitas Syiah Kuala Vol. 3 No.4, Oktober 2016, hal ISSN:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Beji Kabupaten Pasuruan pada tanggal 11 Agustus Dalam observasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh:

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari

Chairul Huda Atma Dirgatama 1, Djoko Santoso Th 2 1 Program Studi Magister Pendidikan Ekonomi UNS 2. FKIP UNS Surakarta

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

Pada indikator kesiapan dalam belajar, siswa mendapatkan skor 2,08 pada siklus I.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

BAB I PENDAHULUAN. maupun kewajiban sebagai warga negara yang baik. Untuk mengetahui

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32

permasalahan untuk merangsang pemikiran siswa supaya siswa dapat lebih aktif menjawab pertanyaan, mampu memecahkan masalah dengan mudah dan dapat

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7EUNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VIIA SMP NEGERI 2 KEDAWUNGTAHUN PELAJARAN 2014/2015 Awaliyah Fitri Munawaroh 1), Ponco Sujatmiko 2), Yemi Kuswardi 3) 1) Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, J.PMIPA, FKIP, UNS 2),3) Dosen Prodi Pendidikan Matematika, J.PMIPA, FKIP, UNS Alamat Korespondensi: 1) Ds. Bangunrejo, Plumbungan, Sragen, 085728505978, awal_fitri17@yahoo.co.id 2) Jl. Ir. Sutami 36A Kentingan Surakarta, 08121500623, ponco@uns.ac.id 3) Jl. Ir. Sutami 36A Kentingan Surakarta, 08170454728,kuswardi@gmail.com ABSTRAK Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk: mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Learning Cycle 7E yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIIA SMP Negeri 2 Kedawung tahun ajaran 2014/2015, mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran Learning Cycle 7E, dan untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan model pembelajaran Learning Cycle 7E yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dapat berdampak positif terhadap hasil belajar siswa.penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Data dalam penelitian ini adalah data keterlaksanaan pembelajaran, data aktivitas belajar siswa, dan data hasil belajar siswa. Data keterlaksanaan pembelajaran dan data aktivitas belajar siswa diperoleh dari hasil observasi yang dilakukanselama proses pembelajaran, sedangkandata hasil belajar siswa diperoleh dari hasil tes akhir siklus. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah setidaknya rata-rata persentase aktivitas belajar siswa mencapai 70%. Selanjutnya dari peningkatan aktivitas belajar diharapkan berdampak positif terhadap hasil belajar siswa yaitu setidaknya banyaknya siswa yang tuntas minimal 70% dengan KKM sebesar 75.Berdasarkan hasil penelitian, persentase rata-rata aktivitas belajar siswa pada pra siklus sebesar 46,66%, pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 14,13% menjadi 60,79% dan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 16,14% menjadi 76,93%, sedangkan dari hasil tes, persentase siswa yang tuntas pada siklus I adalah 56,67% dan pada siklus II persentase siswa yang tuntas adalah 76,67%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7Edapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan berdampak positif terhadap hasil belajar siswa kelas VIIA SMP Negeri 2 Kedawung tahun pelajaran 2014/2015. Kata kunci: Learning Cycle 7E, aktivitas belajarsiswa 100 Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017

PENDAHULUAN Era globalisasi yang saat ini berlangsung menuntut Sumber Daya Manusia (SDM) agar lebih berkualitas terutama di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kualitas SDM erat kaitannya dengan pendidikan sebab pendidikan merupakan proses perubahan intelektual manusia ke arah yang lebih baik. Besar kemungkinan, SDM yang berkualitas akan banyak terbentuk melalui pendidikan. Salah satu upaya pendidikan dalam menghasilkan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan matematika. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dipelajari dan diajarkan di setiap jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Matematika diajarkan kepada siswa sebagai upaya untuk membekali kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerja sama sehingga peserta didik memiliki kompetensi di masa depan. Menyadari pentingnya matematika, guru harus berupaya meningkatkan kualitas dalam setiap pembelajaran matematika. Pembelajaran yang berkualitas adalah pembelajaran yang melibatkan seluruh komponen utama proses belajar mengajar, yaitu guru, siswa, interaksi antara siswa dengan guru, sarana dan prasarana yang memadai, model pembelajaran yang menarik serta ditunjang dari lingkungan belajar yang mendukung kegiatan belajar mengajar. Pencapaian dari kualitas pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Salah satu cara untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal adalah dengan menjaga kualitas belajar siswa selama proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa. Guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswa untuk menemukan makna belajarnya sendiri. Dalam pembelajaran yang terpenting bukanlah pemindahan konsep dari guru kepada siswa melainkan bagaimana siswa tersebut memperoleh suatu konsep melalui kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran dapat diupayakan dengan cara melibatkan siswa secara aktif dalam setiap berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, aktivitas belajar merupakan prinsip yang sangat penting. Rousseau (Sardiman, 2012: 96) menjelaskan bahwa dalam kegiatan belajar, pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri. Maka guru harus dapat memfasilitasi siswa untuk melakukan aktivitas belajar dengan baik sehingga dapat membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan. Siswa harus ikut berperan langsungdalam setiap kegiatan pembelajaran untuk memperoleh pengetahuan, sehingga siswa dapat memecahkan masalah. Selain itu siswa perlu diberikan kesempatan untuk mengkomunikasikan hasil pemikirannya. Kemudian siswa juga dituntut untuk mampu menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari. Namun jarang dijumpai proses pembelajaran yang berpusat pada siswa dan siswa masih cenderung pasif. Aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran terbatas pada mendengar penjelasan guru, mencatat, kemudian dilanjutkan dengan latihan soal. Aktivitas belajar lain seperti diskusi kelompok untuk menemukan konsep, Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017 101

mengerjakan LKS dan mempresentasikan hasil diskusi masih kurang terlihat. Hal ini dialami oleh siswa-siswa kelas VIIA SMP Negeri 2 Kedawung. Dari hasil wawancara dengan narasumber Sri Hartati S.Pd, guru mata pelajaran matematika kelas VIIA di SMP Negeri 2 Kedawung diperoleh informasi bahwa aktivitas belajar siswa kelas VIIA dalam mengikuti kegiatan pembelajaran masih tergolong rendah. Siswa masih kurang dalam mempersiapkan pelajaran, saat guru memberi pertanyaan yang berkaitan dengan materi sebelumnya sebagian besar siswa masih belum berkonsentrasi dan hanya sedikit yang menjawab pertanyaan dari guru. Ketika guru menjelaskan materi baru, siswa memperhatikan penjelasan dari guru. Tetapi tidak semua siswa memperhatikan, ada juga siswa yang tidak memperhatikan. Meskipun ada beberapa siswa yang memperhatikan pelajaran, namun sayangnya tidak sedikit dari mereka yang memperhatikan pelajaran tersebut hanya sekedar mendengar dan mencatat apa yang disampaikan guru dan tidak mengimbanginya dengan menyampaikan pendapat. Saat guru memberikan pertanyaan kepada siswa kebanyakan dari mereka kesulitan untuk menjawabnya, hanya sedikit siswa yang dapat menjawab. Padahal sebelumnya guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan halhal yang sulit, tetapi jarang yang bertanya. Ketika guru meminta siswa untuk mengerjakan soal ke depan kelas hanya siswa itu-itu saja yang dapat menjawab dan bersedia untuk memaparkan pekerjaanya di papan tulis. Sebagian besar siswa hanya menunggu jawaban dari teman lainnya atau menunggu guru membahas soal tersebut. Hal ini didukung oleh hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 11 Mei 2015 di kelas VIIA, dari 30 siswa rata-rata aktivitas belajarnya adalah 46,66% dengan visual activities 51,67% yang meliputi memperhatikan guru saat pembelajaran, membaca buku pegangan sebagai panduan mengerjakan soal, memperhatikan ketika ada teman yang mempresentasikan hasil jawaban, saat teman bertanya atau menyampaikan pendapat. Dari aspek oral activities45,55%yang meliputi bertanya kepada guru, berdiskusi dengan teman, dan menjawab pertanyaan dari guru. Dari aspekwriting activities46,67%yang meliputi mengerjakan soal dengan berdiskusi bersama teman, mengerjakan kuis secara mandiri. Dari aspekmotor activities33,33% yaitu siswa melakukan penyelidikan untuk menemukan rumus keliling dan luas segitiga. Dari segi mental activities 38,89% yaitu meliputi menanggapi pendapat teman, memecahkan masalah serta dapat mengilustrasikan gambar, dan membuat kesimpulan ketika berdiskusi maupun bersama-sama. Rata-rata aktivitas belajar siswa kelas VIIA SMP Negeri 2 Kedawung adalah sebesar 46,66%, terlihat belum ada setengah dari jumlah siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran guru menjelaskan materi dengan metode ceramah. Guru juga menyelipkan tanya jawab dalam proses pembelajaran. Ketika mengerjakan latihan soal guru meminta siswa untuk mendiskusikannya dengan teman satu bangku. Tetapi partisipasi siswa belum 102 Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017

terlihat maksimal meskipun guru sudah mengupayakan agar siswa berperan lebih dalam proses pembelajaran.berdasarkan hasil wawancara dan observasi awal terdapat indikasi bahwa aktivitas belajar siswa selama mengikuti kegiatan belajarmengajar masih tergolong rendah. Salah satu faktor yang menyebabkan kurangnya peran aktif siswa adalah model pembelajaran yang digunakan guru di kelas belum dapat menarik perhatian siswa. Partisipasi dan aktivitas belajar siswa tidak terkontrol secara keseluruhan. Dengan demikian pengalaman siswa dalam memahami suatu konsep serta pengalaman dalam menyelesaikan permasalahan masih kurang. Hal ini akan berakibat siswa mengalami kesulitan apabila dihadapkan pada permasalahan yang lebih bervariasi.sehubungan dengan permasalahan di atas, maka peneliti dan guru berdiskusi untuk melakukan perbaikan proses pembelajaran matematika di kelas VIIA SMP Negeri 2 Kedawung dengan menerapkan suatu model pembelajaran yang variatif yang dapat berpengaruh besar terhadap antusias siswa sehingga aktivitas belajarsiswa akan meningkat, dan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah Learning Cycle 7E. Penerapan model pembelajaran Learning Cycle7E diharapkan dapat memberi suasana baru yang menarik dan menyenangkan dalam pembelajaran matematika. Siswa dapat berdiskusi dan bekerja sama dengan siswa lain dalam kelompok. Dengan anggota kelompok yang dibentuk secara heterogen, diharapkan diskusi dalam kelompok dapat berlangsung secara efektif, sehingga aktivitas belajar siswa meningkat dan diharapkan hasil belajar siswa juga dapat meningkat. Hal ini senada dengan hasil penelitian Aditya Rachman (2012) tentang Implementasi model pembelajaran Learning Cycle 7E sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI TITL 2 SMK N 2 Pengasih, menyimpulkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa nilai ketuntasan siswa meningkat. Pada model pembelajaran Learning Cycle 7E guru mengarahkan siswa untuk terlibat aktif selama pembelajaran berlangsung, siswa tidak hanya sekedar menerima informasi dari guru saja tetapi menekankan pada partisipasi dan aktivitas belajar siswa untuk mencari dan memahami konsep secara mandiri serta berusaha mengaplikasikan konsep tersebut sehingga pembelajaran matematika yang dialami akan lebih bermakna bagi siswa [4]. Model pembelajaran Learning Cycle 7E dilakukan melalui tujuh tahapan yaitu: Elicit, Engagement, Exploration, Explanation, Elaboration, Evaluation, dan Extend. Pada tahap Elicit, guru memberikan pertanyaan yang dapat merangsang pengetahuan awal siswa pada materi yang akan dipelajari. Pada tahap Engagement, guru memfokuskan perhatian siswa, merangsang kemampuan berfikir siswa serta membangkitkan minat dan motivasi terhadap konsep yang akan dipelajari. Pada tahap Exploration, yaitu tahap yang membawa siswa untuk memperoleh pengetahuan dengan pengalaman langsung yang berhubungan dengan konsep yang akan dipelajari dengan diskusi kelompok. Tahap Explanation, siswa menyampaikan ide atau gagasan hasil Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017 103

dari temuan yang mereka dapat saat tahap eksplorasi. Pada tahapexploration dan Explanation aktivitas siswa sangat terlihat dominan, karena pada tahap ini memungkinkan siswa membangun pengetahuannya sendiri dan mengungkapkan kembali konsep yang telah mereka peroleh dengan bahasa mereka. Aktivitas siswa terlihat dalam diskusi kelompok dan mengeluarkan pendapat. Tahap Elaboration, siswa bekerja secara kelompokmengaplikasikan konsepkonsepyang telah diperoleh sebelumnya. Aktivitas siswa terlihat dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang mereka hadapi. Dengan berdiskusi bersama anggota kelompoknya siswa diharapkan dapat saling bertukar pikiran, menyampaikan ide-ide mereka untuk mencari solusi dari masalah yang dihadapi. Tahap Evaluation, yaitu guru mengevaluasi siswa dengan memberikan tes untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa dari hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. Tahap Extend, siswa menghubungkan konsep yang mereka pelajari dengan konsep lain [1]. Dengan demikian, model pembelajaran Learning Cycle 7E dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIIA SMP Negeri 2 Kedawung dan selanjutnya diharapkan dapat berdampak terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, selanjutnya dirumuskan masalah sebagai berikut:(1)bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Learning Cycle 7Eyang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran matematika di kelas VIIA SMP Negeri 2 Kedawung tahun pelajaran 2014/2015?(2)Apakah dengan penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7E dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran matematikadi kelas VIIA SMP Negeri 2 Kedawung tahun pelajaran2014/2015?(3)bagaimanakah dampaknya terhadap hasil belajar matematika siswa setelah diterapkan model pembelajaran Learning Cycle 7E di kelas VIIA SMP Negeri 2 Kedawung tahun pelajaran 2014/2015? Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini mempunyai tujuan mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Learning Cycle 7E yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika di kelas VIIA SMP Negeri 2 Kedawung tahun pelajaran 2014/2015, mengetahui apakah dengan penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7E aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika akan meningkat, mengetahui dampaknya terhadap hasil belajar matematika siswa setelah diterapkan model pembelajaran Learning Cycle 7E di kelas VIIA SMP Negeri 2 Kedawung tahun pelajaran 2014/2015. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas tentang upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui penerapan model pembelajaranlearning Cycle 7E. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIA SMP Negeri 2 Kedawung tahun pelajaran 2014/2015yang terdiri dari 30 siswa. Penelitian dimulai sejak bulan April hingga Mei 2015. Pelaksanaan 104 Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017

penelitian ini terbagi ke dalam 3 tahapan waktu. Tahap pertama yaitu persiapan penelitian yang berlangsung selama bulan Februari hingga April 2015.Tahap kedua yaitu pelaksanaan tindakan yang berlangsung selama bulan April hingga Mei2015.Tahap ketiga yaitu analisis data dan pelaporan yang dilaksanakan pada bulan Juni hingga November. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data aktivitas belajar dan data hasil belajar siswa.data aktivitas belajar diperoleh dari hasil observasi, sedangkan data hasil belajar siswa diperoleh dari hasil tes akhir siklus. Selain itu observasi juga dilakukan untuk mengamati terlaksana tidaknya langkah-langkah pembelajaran yang telah direncanakan dalam RPP serta aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran. Selain itu, peneliti juga mempunyai catatan lapangan tentang proses pembelajaran setelah diterapkanmodel pembelajaran Learning Cycle 7E. Hal ini dimaksudkan untuk menuangkan dan mendeskripsikan kegiatan pembelajaran yang terjadi pada setiap pertemuan pada siklus. Metode tes digunakanuntuk pengumpulan data.pertama metode observasi, yaitupengumpulan data dimana peneliti melakukan pengamatan terhadap subyek penelitian dengan menggunakan instrumen penelitian yang telah teruji validitasnya sebagai pedoman dalam melakukan observasi. [2]. Pada penelitian ini kegiatan observasi dilakukan pada tiap pertemuan di tiap siklusnya. Kegiatan ini dilakukan oleh enam observer untuk mengamati terlaksana tidaknya langkah-langkah pembelajaran yang telah direncanakan dalam RPP serta aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran. Kedua metode tes, yaitu cara pengumpulan data yang menghadapkan sejumlah pertanyaanpertanyaan atau suruhan-suruhan kepada subjek penelitian. Tes dilaksanakan setiap akhir siklus dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Learning Cycle 7E. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk uraian.butir-butir soal diuji terlebih dahulu validitasnya sebelum digunakan untuk penelitian.ketiga metode dokumentasi, yaitu cara pengumpulan data yang melihatnya dengan hasil dokumendokumen, misalnya kegiatan pengambilan gambar kegiatan pembelajaran. Aktivitas belajar yang diamati meliputi visual activities, oral activities, writing activites, motor activities, dan mental activities[3]. Untuk menguji validitas data aktivitas belajar yang diperoleh dari hasil observasi dilakukan triangulasi sumber, untuk menguji validitas data keterlaksanaan pembelajaran mengunakan triangulasi penyidik dimana data dikatakan valid apabila dari enam observer ada minimal empat observer yang sama, jika kurang dari empat observer maka data dikatakan tidak valid, dan indikator keterlaksanaan pembelajaran tidak terlaksana. Analisis hasil observasi meliputi pelaksanaan tindakan yang terdiri dari kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rancangan yang telah disusun, kendala yang muncul saat pelaksanaan tindakan, dan juga segala aktivitas yang dilakukan siswa selama kegiatan penelitian berlangsung. Sedangkan analisis data hasil tes Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017 105

dimulai dengan mengoreksi pekerjaan tiap siswa dengan memperhatikan skor penilaian. Kemudian untuk menghitung persentase hasil observasi aktivitas belajar siswa dengan rumus sebagai berikut: P = banyaknya siswa yang melaksanakan indikator 100% banyaknya siswa keseluruhan dengan, P adalah persentase siswa yang melakukan setiap indikator aktivitas belajar. Selanjutnya dihitung persentase ratarata dari semua indikator aktivitas belajar siswa. jumlah persentase semua indikator aktivitas belajar siswa = banyaknya indikator aktivitas belajar yang diamati Keterangan: = persentase rata-rata aktivitas belajar siswa Hasil analisis pada tahap refleksi digunakan sebagai dasar untukmerencanakan tindakan pada siklus berikutnya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada kegiatan pra siklus, ratarata aktivitas belajar siswa sebelum diterapkan model pembelajaran Learning Cycle 7E hanya mencapai 46,66%. Berdasarkan hasil observasi aktivitas belajar siswa pada kegiatan pra siklus diperoleh data bahwa untuk aspek visual activitiesrata-rata persentase siswa yang melakukan empat indikatormencapai 51,67%. Pada aspek oralactivities rata-rata persentase siswa yang melakukan tiga indikator mencapai 45,55%. Pada aspek writing yang melakukan dua indikator mencapai 46,67%. Pada aspek motor activities rata-ratapersentase siswa yang melakukan satu indikator mencapai 33,33%. Pada aspekmental yang melakukan tiga indikator mencapai 38,89%. Berdasarkan hasil observasi kegiatan pra siklus, maka dilaksanakan tindakan I dengan penerapan model Learning Cycle 7E. Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I mengalami peningkatan dibandingkan rata-rata aktivitas belajar pada pra siklus.pada siklus I diperoleh data bahwa untuk aspek visual yang melakukan empat indikator mencapai 67,08%. Pada aspek oralactivities rata-rata persentase siswa yang melakukan tiga indikator mencapai 61,11%. Pada aspek writing yang melakukan dua indikator mencapai 60,83%. Pada aspekmotor activities rata-rata persentase siswa yang melakukan satu indikator mencapai 53,33%. Pada aspek mental yang melakukan tiga indikator mencapai 54,44%.Sehingga diperoleh rata-rata persentase aktivitas belajar siswa untuk siklus I sebesar 60,79%. Dalam hal ini rata-rata persentase aktivitas belajar siswa untuk siklus I mengalami peningkatan sebesar 14,13% dari rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada kondisi awal. Meskipun sudah terjadi peningkatan rata-rata aktivitas belajar siswa, namun peningkatan tersebut belum menunjukkan persentase keberhasilan dari indikator yang telah 106 Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017

ditetapkan yaitu setidaknya rata-rata persentase aktivitas belajar siswa mencapai 70%. Dengan demikian perlu dilakukan tindakan lanjutan yaitu siklus II dengan melihat refleksi dari beberapa hambatan dari siklus I dan menindaklanjuti hasil refleksi dengan perbaikan dari tindakan siklus I. Setelah adanya tindakan siklus II dengan menerapakan model pembelajaran Learning Cycle 7E, ratarata persentase aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dibandingkan dengan rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada kondisi awal dan juga mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I. Berdasarkan hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus II diperoleh data bahwa untuk aspek visual activitiesrata-rata persentase siswa yang melakukan empat indikator mencapai 80,83%. Pada aspek oralactivities rata-rata persentase siswa yang melakukan tiga indikator mencapai 80,55%. Pada aspek writing yang melakukan dua indikator mencapai 76,66%. Pada aspekmotor activities rata-rata persentase siswa yang melakukan satu indikator mencapai 60%. Pada aspek mental yang melakukan tiga indikator mencapai 73,92%. Sehingga diperoleh rata-rata persentase aktivitas belajar siswa untuk siklus II sebesar 76,93%.Jika dibandingkan dengan kondisi awal meningkat sebesar 30,27% sedangkan jika dibandingkan dengan siklus I meningkat sebesar 16,14%. Sedangkan untuk ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I, persentase siswa yang memiliki nilai di atas KKM mencapai 56,67% atau sebanyak 17 orang siswa dan persentase siswa yang memiliki nilai di bawah KKM mencapai 43,33% atau sebanyak 13 siswa. Sementara untuk hasil tes pada siklus II, persentase siswa yang memiliki nilai di atas KKM mencapai 76,67% atau sebanyak 23 orang siswa dan mengalami peningkatan sebesar 20% apabila dibandingkan dengan siklus I. Untuk persentase siswa yang memiliki nilai di bawah KKM mencapai 23,33% atau sebanyak 7 siswa apabila dibanding dengan siklus I mengalami penurunan 20%. Dari kedua siklus yang telah dilakukan oleh peneliti, diperoleh proses pembelajaran dengan penerapan model Learning Cycle 7E yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswadengan langkah berikut : kegiatan awal guru membuka dengan salam dan mempresensi siswa. 1) Elicit, yaitu guru memberikan pertanyaanpertanyaan untuk merangsang pengetahuan awal siswa. 2) Engagement, meliputi (a) guru memberikan permasalahan terkait materi yang akan dipelajari untuk memotivasi dan merangsang keingintahuan siswa, (b) guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran pada hari itu. 3) Exploration, meliputi (a) guru membagi kelas dalam 7 kelompok, (b) guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan kelompok untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa. 4) Explanation, meliputi (a) Guru meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, (b) guru mengklarifikasi hasil diskusi yang telah dipresentasikan dan memastikan semua siswa memahaminya. 5) Elaboration, meliputi (a) guru meminta Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017 107

siswa untuk berdiskusi menyelesaiakan masalah yang ada pada Lembar Kerja Siswa 2, (b) guru meminta siswa untuk mengerjakan hasil diskusi di depan kelas, (c) guru bersama siswa membahas jawaban di depan kelas. 6) Evaluation, memberikan kuis kepada siswa dan menyuruh agar dikerjakan secara individu. 7)Extend,guru memberikan contoh-contoh permasalahan dalam kehidupan seharihari yang berkaitan pada materi yang sedang diajarkan. Penutup yaitu: a) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan pelajaran yang didapat pada hari itu dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa. b) Guru menginformasikan kepada siswa materi yang akan dipelajari pada pertemuan yang akan datang dan meminta siswa untuk membaca dan menyiapkan pertanyaan untuk dibahas dipertemuan yang akan datang. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7E untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIIA SMP Negeri 2 Kedawung tahun pelajaran 2014/2015 dapat disimpulkan sebagai berikut: (1)Proses pembelajaran dengan model pembelajaran Learning Cycle 7E dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. (2)Berdasarkan hasil observasi aktivitas belajar pada siklus I dan siklus II setelah diterapkan model pembelajaran Learning Cycle 7E, ratarata aktivitas belajar siswa kelas VIIA SMP Negeri 2 Kedawung pada siklus I mencapai 60,79% dan pada siklus II mencapai 76,93%. Apabila dibandingkan dengan siklus I maka terjadi peningkatan pada siklus II yaitu sebesar 16,14%. (3)Penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7Eyang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa berdampak positif terhadap hasil belajar siswa. Hal ini terbukti hasil tes siklus I dan siklus II mengalami peningkatan dan mencapai target yang telah ditetapkan. Persentase siswa yang tuntas pada siklus I sebesar 56,67% dan siklus II sebesar 76,67%. Saran terhadap penelitian ini adalah:(1)siswa hendaknya dapat menumbuhkan keberanian dan rasa percaya diri dalam memberikan pendapat, menjawab pertanyaan, mencoba mengerjakan permasalahan yang diberikan guru, bertanya apabila mengalami kesulitan, serta dalam mengkomunikasikan hasil pekerjaannya, (2) Sekolah hendaknya memberikan sosialisasi kepada guru tentang model ataupun strategi pembelajaran yang kiranya dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan proses pembelajaran di kelas sehingga guru mempunyai gambaran dan mengetahui langkah pembelajaran yang harus dilakukan. Kepada peneliti lain yang tertarik dengan model pembelajaran Learning Cycle 7E dapat menggunakan model pembelajaran ini pada tingkat dan materi yang berbeda dengan sudut pandang peninjauan yang sama atau sudut pandang peninjauan yang lain. Model ini juga dapat digunakan pada mata pelajaran yang berbeda atau di luar matematika. UCAPAN TERIMA KASIH 1. Dr. Budi Usodo, M.Pd., Kepala Program Studi P. Matematika FKIP UNS yang telah memberikan ijin menyusun skripsi ini. 108 Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017

2. Drs. Ponco Sujatmiko, M.Si., sebagai Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, kepercayaan, dukungan, saran, dan kemudahan yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini. 3. Yemi Kuswardi, S.Si, M.Pd.,sebagai Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, kepercayaan, dukungan, saran, dan kemudahan yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini. 4. Drs. Parniyanto M.M., Kepala SMP Negeri 2 Kedawung yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian. 5. Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. N DENGAN SIKLUS BELAJAR LEARNING CYCLE.Diakses pada tanggal 12 Februari 2015. DAFTAR PUSTAKA [1]Eisenkraft. A. 2003. Expanding the 5 E Model A purposed 7 E model emphasizes transfer of learning and the importance of eliciting prior understanding.the National Science Teachers Association, 1840 Wilson Blvd., Arlington, VA 22201-3000. [2] Budiyono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta: Sebelas MaretUniversity Press [3] Sardiman, A.M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. [4] Fajaroh, F., Dasna, I.W.2008. Pembelajaran Dengan Model Siklus Belajar Learning Cycle. Tersedia: http://sahaka.multiply.com/ journal/item/29/pembelajara Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017 109