PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN OPEN-ENDED UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 1 BATU PADA MATERI SEGI EMPAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN OPEN-ENDED UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 1 BATU PADA MATERI SEGI EMPAT"

Transkripsi

1 PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN OPEN-ENDED UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 1 BATU PADA MATERI SEGI EMPAT Rizky Ayu Khalistin *), Erry Hidayanto **) Universitas Negeri Malang ayukhalistin@gmail.com, erryhidayantoum@gmail.com ABSTRAK: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended yang dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas VII-A SMP Negeri 1 Batu pada materi segi empat. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII-A SMP Negeri 1 Batu sebanyak 28 siswa. Data dikumpulkan dari dokumentasi, Lembar Kegiatan Siswa (LKS), tes, lembar observasi aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran, dan catatan lapangan. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hasil penelitian: langkah-langkah pembelajaran matematika dengan pendekatan pembelajaran Open-Ended sebagai berikut (1) guru memberi masalah kepada siswa; (2) siswa mengeksplorasi masalah yang telah diberikan oleh guru; (3) guru merekam respon siswa; (4) pembahasan respon siswa (kelas); dan (5) siswa meringkas apa yang telah dipelajari. Pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended ini dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu konsep. Hal ini dapat ditunjukkan melalui terjadinya peningkatan nilai rata-rata kelas VII-A dari 56,74 ke 84,02, peningkatan persentase tujuh indikator pemahaman konsep matematika, dan peningkatan jumlah siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan yaitu dari nol siswa menjadi dua puluh tiga siswa. Kata Kunci: Pembelajaran, Open-Ended, Pemahaman Siswa Belajar matematika harus merupakan belajar bermakna (W. Brownell dalam Suherman, 2001: 49). Belajar matematika dengan bermakna akan dicapai ketika siswa tidak hanya dituntut untuk latihan, menghafal atau sekedar mengingat, melainkan siswa memperoleh pemahaman matematika melalui proses pembelajaran dimana siswa dapat aktif dalam berpikir dan memperoleh persepsi suatu konsep. Tidak terlibatnya siswa dalam kegiatan pembelajaran menyebabkan siswa tidak dapat mengembangkan secara maksimal pola berpikir kreatif yang dimiliki, kurangnya tingkat pemahaman siswa dan kurang maksimalnya prestasi yang diperoleh. Menurut John Dewey, pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar yang diselenggarakan oleh guru harus memperhatikan (1) penyajian konsep yang lebih mengutamakan pengertian; (2) kesiapan intelektual siswa; dan (3) suasana kelas agar siswa siap belajar (Suherman, 2001: 48). Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di kelas VII-A SMP Negeri 1 Batu diperoleh bahwa siswa mengalami kesulitan apabila guru sedikit merubah bentuk soal yang baru dari soal yang biasa dikerjakan siswa. Selain itu dari hasil tes yang diberikan terdapat lebih dari 50% dari jumlah siswa kelas tidak dapat melampaui Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sekolah yaitu 81. Selain itu metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru hanya berupa ceramah dan dilanjutkan dengan latihan soal sehingga sebagian besar siswa merasa bosan dengan kegiatan pembelajaran yang berlangsung. *)Mahasiswa Universitas Negeri Malang, Jurusan Matematika, Prodi Pendidikan Matematika **) Drs. Erry Hidayanto, M.Si, Dosen Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Malang 1

2 Keaktifan siswa dapat diperoleh ketika seorang guru dapat memilih suatu model pembelajaran yang sesuai dengan materi, situasi dan kondisi pembelajaraan. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang lebih berorientasi pada aktivitas serta kreativitas siswa adalah pendekatan Open-Ended. Pendekatan Open-Ended adalah suatu pendekatan pembelajaran dengan menyajikan masalah yang memiliki penyelesaian benar lebih dari satu atau jawaban benar lebih dari satu sehingga siswa secara aktif mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang berbeda untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. Pendekatan Open-Ended tidak hanya berorientasi pada jawaban akhir, tetapi memungkinkan siswa untuk berpikir secara aktif dan kreatif dalam memecahkan masalah tanpa adanya pembatasan penyelesaian dan jawaban benar tunggal. Tujuan utama pemberian masalah Open-Ended bukan untuk mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada cara bagaimana sampai pada jawaban (Suherman, 2001: 113), sehingga siswa lebih leluasa untuk mencoba mengerjakan soal yang diberikan dengan cara mereka sendiri. Dengan demikian siswa diharapkan dapat memahami apa yang dikerjakannya. Salah satu materi dalam matematika yang dapat disampaikan melalui pendekatan pembelajaran Open-Ended adalah materi geometri yaitu tentang segi empat. Dalam materi segi empat banyak terdapat rumus-rumus seperti rumus-rumus untuk menghitung luas atau keliling yang secara langsung diberikan kepada siswa tanpa memberikan penjelasan atau pemahaman mengenai bagaimana memperoleh rumus tersebut atau cara-cara lain yang dapat digunakan. Langkah-langkah pembelajaran dengan menerapkan pendekatan pembelajaran Open-Ended yang digunakan peneliti dalam penelitian ini meliputi (1) guru memberi masalah; (2) siswa mengeksplorasi masalah; (3) guru merekam respon siswa; (4) pembahasan respon siswa (kelas); dan (5) siswa meringkas apa yang dipelajari (Kahfi, 2011:24). Pemahaman dalam penelitian ini dijabarkan dalam indikator pemahaman konsep matematika menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun 2006 yaitu 1. Menyatakan ulang sebuah konsep. 2. Mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya). 3. Memberi contoh dan non-contoh dari konsep. 4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis. 5. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep. 6. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu. 7. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah. METODE Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kualitatif yang dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2011: 6). Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk 2

3 memcahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perilaku tersebut (Sanjaya, 2009: 26). Karakteristik penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut (1) tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah peningkatan kualitas proses dan hasil belajar; (2) masalah yang dikaji dalam penelitian tindakan kelas adalah masalah praktis yang terjadi di dalam kelas; (3) fokus utama penelitian adalah proses pembelajaran; (4) tanggung jawab pelaksanaan dan hasil penelitian tindakan kelas ada pada guru sebagai praktisi; dan (5) penelitian tindakan kelas dilaksanakan sesuai dengan program pembelajaran yang sedang berjalan (Sanjaya, 2009: 33-34). Prosedur penelitian tindakan kelas mencakup (1) penetapan fokus permasalahan; (2) perencanaan tindakan; (3) pelaksanaan tindakan dibarengi observasi dan interpretasi; (4) analisis dan refleksi; dan (5) perencanaan tindak lanjut (bila diperlukan) (Wahidmurni, 2008: 39). Pada penelitian ini peneliti bertindak sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, analis, penafsir data, dan pelapor hasil penelitian (Moleong, 2011: 168). Peneliti secara aktif berinteraksi dengan subjek penelitian. Proses pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini dilaksanakan selama proses belajar mengajar berlangsung di kelas selama penelitian berlangsung. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII-A SMP Negeri 1 Batu tahun ajaran 2012/2013 yang terdiri dari 28 siswa, 17 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki. Pemilihan siswa kelas VII-A sebagai subjek penelitian didasarkan pada hasil koordinasi dengan guru matematika, yaitu (1) lebih dari 50% dari jumlah siswa kelas tidak dapat melampaui nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 81 dan (2) guru menggunakan metode ceramah dan drill yang menyebabkan siswa merasa bosan. Instrumen penelitian yang digunakan meliputi (1) Lembar Kegiatan Siswa; (2) Tes; (3) Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran; dan (4) Catatan Lapangan. Data yang dikumpulkan berupa (1) Dokumentasi berupa daftar nama siswa; (2) Lembar Kegiatan Siswa dan Tes; (3) Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran; dan (4) Catatan Lapangan. Selama penelitian berlangsung, peneliti dibantu oleh tiga observer dengan pembagian tugas yang jelas. Penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Taggart. Model Kemmis dan Taggart merupakan pengembangan konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin dimana konsep pokok penelitian terdiri dari empat komponen, yaitu (1) perencanaan (planning); (2) tindakan (acting); (3) pengamatan (observing); dan (4) refleksi (reflecting). Dalam model Kemmis dan Taggart komponen tindakan (acting) dan pengamatan (observing) dijadikan menjadi satu kesatuan (Wahidmurni; 2008: 41). Disatukannya kedua komponen tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa antara implementasi tindakan dan pengamatan merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan yang harus dilakukan dalam satu kesatuan waktu. Pada saat berlangsungnya suatu tindakan maka kegiatan pengamatan juga harus dilaksanakan. Berikut merupakan bagan dari model spiral Kemmis dan Taggart. 3

4 Gambar Model Spiral Kemmis dan Taggart Apabila siklus telah berhasil mencapai tujuan dari penelitian maka siklus dihentikan. Namun apabila siklus belum berhasil mencapai tujuan dari penelitian maka dilanjutkan siklus berikutnya. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif yang dikembangkan oleh Milles dan Huberman (Sugiyono, 2012: 246) yang terdiri dari tiga tahap kegiatan yang dilakukan secara berurutan, yaitu 1) mereduksi data yang diperoleh dari meliputi hasil pengerjaan LKS dan tes, hasil pengamatan dan catatan lapangan, 2) menyajikan data dalam bentuk tabel dan uraian mengenai data yang telah direduksi, dan 3) menarik kesimpulan atau verifikasi dari tindakan yang telah dilakukan untuk menentukan keberhasilan dari tindakan. Penilaian hasil pengerjaan Lembar Kegiatan Siswa dan Tes dilakukan dengan menggunakan rubrik penilaian yang diadopsi dari McMillan (2007: 221) sebagai berikut. 1. Memberi skor 4 jika jawaban siswa itu lengkap. Ciri-ciri dari jawaban siswa ini adalah: a. Jawaban yang dikemukakan lengkap dan benar. b. Menggambarkan problem solving, reasoning serta kemampuan berkomunikasi. c. Jika respon dinyatakan terbuka, semua jawaban benar. d. Kesalahan kecil, misalnya pembulatan mungkin ada. 2. Memberi skor 3 jika jawaban siswa itu menggambarkan kompetensi dasar. Ciri-ciri dari jawaban siswa ini adalah: a. Jawaban yang dikemukakan benar. b. Menggambarkan problem solving, reasoning serta kemampuan berkomunikasi. c. Jika respon dinyatakan terbuka, maka hampir semua jawaban benar. d. Kesalahan kecil yang matematis mungkin ada. 3. Memberi skor 2 jika jawaban siswa sebagian. Ciri-ciri dari jawaban siswa ini adalah: 4

5 a. Beberapa jawaban sudah dihilangkan. b. Menggambarkan problem solving, reasoning serta kemampuan berkomunikasi, kesimpulan dinyatakan namun kurang akurat. c. Terlihat kurangnya tingkat pemikiran yang tinggi. d. Beberapa kesalahan kecil yang matematis mungkin muncul. 4. Memberi skor 1 jika jawaban siswa hanya sekedar upaya mendapatkan jawaban. Ciri-ciri dari jawaban siswa ini adalah: a. Jawaban dikemukakan namun tidak pernah mengembangkan ide-ide matematika. b. Masih kurang ide dalam problem solving, reasoning serta kemampuan berkomunikasi. c. Beberapa perhitungan dinyatakan salah. d. Siswa sudah berupaya menjawab soal. 5. Memberi skor 0 jika siswa tidak menjawab atau sedikit menjawab. Ciri-ciri dari jawaban siswa ini adalah: a. Jawaban tidak tepat. b. Tidak ada penggambaran tentang problem solving, reasoning serta kemampuan berkomunikasi. c. Tidak menyatakan pemahaman matematika sama sekali. d. Tidak mengemukakan pendapat. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah (1) Keterlaksanaan pembelajaran matematika melalui pendekatan pembelajaran Open-Ended termasuk kategori sangat baik. Hal ini dapat dilihat melalui hasil observasi aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang diamati oleh observer; (2) Persentase indikator-indikator pemahaman konsep matematika siswa meningkat dan mencapai kriteria tinggi; dan (3) Ketuntasan belajar siswa dalam satu kelas telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu sekurang-kurangnya 80% dari jumlah siswa kelas VII-A memiliki nilai minimal 81. HASIL DAN PEMBAHASAN Langkah-langkah pembelajaran dalam penelitian ini terdiri dari tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir yang akan dijelaskan sebagai berikut. 1. Kegiatan Awal Pada kegiatan awal, peneliti membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam kepada siswa yang dilanjutkan dengan melakukan presensi kehadiran siswa. Selanjutnya peneliti memberikan beberapa pertanyaan apersepsi untuk mengetahui pengetahuan awal siswa atau untuk mengingatkan siswa mengenai materi yang telah dipelajari sebelumnya. Kegiatan selanjutnya adalah peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dan informasi mengenai pelaksanaan kegiatan pembelajaran melalui pendekatan pembelajaran Open-Ended yang terdiri dari lima langkah, yaitu (1) guru memberi masalah; (2) siswa mengekplorasi masalah; (3) guru merekan respon siswa; (4) pembahasan respon siswa (kelas); dan (5) siswa meringkas apa yang telah dipelajari. Guru melanjutkan kegiatan pembelajaran dengan memberikan motivasi belajar dengan memberikan contoh permasalahan yang berkaitan dengan pokok bahasan yang akan diajarkan dalam 5

6 kehidupan sehari-hari yang bertujuan agar siswa tertarik untuk mempelajari pokok bahasan yang akan diajarkan. Pada siklus 1, terdapat beberapa siswa yang tidak aktif dalam kegiatan tanya jawab sehingga peneliti meminta beberapa siswa tersebut untuk menjawab sendiri-diri untuk pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Pada siklus 2, siswa terlihat lebih aktif dan beberapa siswa ynag pada siklus 1 tidak aktif menjadi antusias dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Pada akhir kegiatan awal peneliti menyampaikan pembagian kelompok yang telah ditentukan peneliti. Pembagian kelompok ini akan berganti pada setiap siklusnya. Pembagian kelompok pada siklus 1 didasarkan pada nilai awal sedangkan pembagian kelompok pada siklus 2 didasarkan pada nilai rata-rata yang diperoleh dari siklus Kegiatan Inti Pada kegiatan inti diterapkan lima langkah dalam pendekatan pembelajaran Open-Ended yang akan dijelaskan sebagai berikut. a. Guru memberi masalah Pada langkah pemberian masalah, peneliti memberi masalah kepada masing-masing kelompok dalam bentuk Lembar Kegiatan Siswa (LKS). LKS pada penelitian ini disusun menjadi empat LKS, yaitu (1) LKS 1 yang memuat pokok bahasan sifat-sifat persegi panjang, persegi dan jajargenjang ditinjau dari sisi, sudut dan diagonalnya dan menurunkan rumus keliling dan luas persgei panjang, persegi dan jajargenjang; (2) LKS 2 yang memuat pokok bahasan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas persegi panjang, persegi dan jajargenjang; (3) LKS 3 yang memuat pokok bahasan sifat-sifat belah ketupat, layang-layang dan trapesium ditinjau dari sisi, sudut dan diagonalnya dan menurunkan rumus keliling dan luas belah ketupat, layanglayang dan trapesium; dan (4) LKS 4 yang memuat pokok bahasan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas belah ketupat, layang-layang dan trapesium. b. Siswa mengeksplorasi masalah Pada langkah eksplorasi masalah yang dilakukan oleh siswa, siswa dalam masing-masing kelompok mendiskusikan setipa permasalahan yang terdapat dalam LKS. Peneliti hanya memberikan bantuan atau mengarahkan siswa untuk dapat menyelesaikan setiap permasalahan dengan baik. Peneliti juga selalu mengingatkan siswa untuk tidak melakukan kesalahan yang sama pada permasalahan-permasalahan yang serupa dengan permasalahan yang sudah pernah dibahas. Pada siklus 1 siswa mengalami beberapa kesulitan yang menghambat pengerjaan LKS. Kesulitan yang dialami siswa pada siklus 1 adalah (1) siswa mengalami kesulitan dalam melakukan diskusi kelompok karena masing-masing kelompok hanya mendapatkan satu eksemplar LKS; (2) siswa kesulitan dalam menentukan sifat-sifat persegi panjang, persegi dan jajargenjang berdasarkan penyelidikan yang telah dilakukan; (3) siswa kesulitan dalam menurunkan rumus luas persegi panjang, persegi dan jajargenjang; dan (4) siswa masih belum memahami bahwa setiap permasalahan dalam LKS memiliki banyak cara penyelesaian atau banyak jawaban yang benar. Namun pada siklus 2 kesulitankesulitan tersebut mulai dapat teratasi. Peneliti mengatasi kesulitan pertama pada siklus 1 dengan memberikan dua eksemplar LKS kepada masing-masing kelompok. Sedangkan untuk kesulitan kedua, ketiga dan keempat yang terjadi pada siklus 1 peneliti meberikan bimbingan atau arahan lebih kepada masing- 6

7 masing kelompok. Cara ini tampak menunjukkan hasil karena hanya beberapa siswa yang masih mengalami kesulitan seperti (1) menentukan sifat-sifat belah ketupat, layang-layang dan trapesium berdasarkan hasil penyelidikan; (2) menurunkan rumus luas belah ketupat, layang-layang dan trapesium; dan (3) memberikan alternatif jawaban benar lain dalam suatu permasalahan. c. Guru merekam respon siswa Pada langkah merekam respon siswa peneliti mengalami beberapa kesulitan pada siklus 1. Hal ini dikarenakan banyaknya permasalahan dalam LKS dan banyaknya respon yang disampaikan oleh masing-masing kelompok. Pada siklus 2 peneliti mengatasi masalah tersebut dengan cara hanya memberikan tanda pada lembar jawaban yang dimiliki oleh peneliti mengenai respon masing-masing kelompok berkaitan dengan cara pengerjaan, banyak alternatif pengerjaan, jawaban yang diperoleh dan banyak jawaban yang mungkin yang diperoleh. d. Pembahasan respon siswa (kelas) Pembahasan respon siswa dilakukan dalam diskusi kelas yang diikuti oleh semua kelompok dan dipandu oleh peneliti. Peneliti mengarahkan semua kelompok untuk aktif dalam jalannya diskusi. Untuk mengawali pembahasan pada suatu permasalahan peneliti menunjuk salah satu kelompok, meminta secara sukarela kelompok yang ingin menyampaikan jawaban dari kelompok mereka atau menanyakan jawaban masing-masing kelompok satu per satu. Setelah jawaban dari kelompok pertama disampaikan peneliti meminta pendapat dari kelompok lain mengenai kebenaran dari jawaban kelompok pertama atau meminta kelompok lain yang memiliki jawaban yang berbeda atau ingin menambahkan jawaban untuk menyampaikan jawabannya. Pada akhir pembahasan setiap permasalahan peneliti menekankan jawaban yang benar dan memberikan penjelasan mengenai jawaban yang salah. Pada siklus 1 beberapa kelompok masih belum aktif dalam diskusi kelas. Mereka hanya menunggu peneliti untuk menunjuk kelompok mereka dan tidak berinisiatif mengajukan kelompok mereka secara sukarela untuk menyampaikan jawaban mereka. Namun pada siklus 2 semua kelompok aktif dalam diskusi kelas dan tampak berebut untuk menyampaikan jawaban kelompok mereka terlebih dahulu. e. Meringkas apa yang telah dipelajari Pada langkah meringkas apa yang telah dipelajari, sebagian besar siswa pada siklus 1 tidak meringkas apa yang telah dipelajari. Hal ini dikarenakan banyaknya permasalahan yang terdapat dalam LKS dan kegiatan meringkas dilakukan pada akhir kegiatan pembahasan. Pada siklus 2 peneliti mengatasi hal tersebut dengan cara meminta siswa untuk meringkas setiap permasalahan selesai dibahas. 3. Kegiatan Akhir Pada akhir kegiatan pembelajaran peneliti meminta masing-masing kelompok untuk mengumpulkan hasil diskusi kelompok mereka. Selanjutnya siswa bersama peneliti menyimpulkan hal-hal yang telah dipelajari selama kegiatan pembelajaran secara lisan seperti (1) sifat-sifat persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang dan trapesium ditinjau dari sisi, sudut dan diagonalnya; (2) rumus keliling persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang dan trapesium dan cara memperoleh rumus tersebut; (3) rumus luas persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang dan trapesium dan cara memperoleh rumus tersebut; dan (4) beberapa masalah 7

8 yang berkaitaan dengan menghitung keliling dan luas persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang dan trapesium dan cara penyelesaiannya seperti menggunakan cara faktor suatu bilangan, mendata semua jawaban yang mungkin coba-coba dan perhitungan langsung. Setelah menyimpulka hal-hal yang telah dipelajari peneliti menyampaikan informasi kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya. Sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran peneliti menanyakan respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan kemudian peneliti mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam kepada siswa. Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran dan lembar observasi aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran pada siklus 1 mengalami peningkatan pada siklus 2 yaitu (1) pada siklus 1 hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran menunjukkan rata-rata skor sebesar 57,834 yang termasuk dalam kategori sangat baik, sedangkan pada siklus dua rata-rata skor yang diperoleh meningkat menjadi 63,167 yang termasuk dalam kategori sangat baik dan (2) pada siklus 1 hasil observasi aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran menunjukkan rata-rata skor sebesar 32,84 yang termasuk dalam kategori baik, sedangkan pada siklus 2 rata-rata skor yang diperoleh meningkat menjadi 51,334 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Berdasarkan nilai rata-rata hasil pengerjaan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan Tes terjadi peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2. Pada siklus 1 rata-rata hasil pengerjaan LKS 1, LKS 2 dan Tes 1 adalah 56,74 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebanyak nol siswa atau 0% yang mencapai nilai lebih dari atau sama dengan 81. Sedangkan pada siklus 2 rata-rata hasil pengerjaan LKS 3, LKS 4 dan Tes 2 adalah 84, 02 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebanyak 23 siswa atau 82,14% yang mencapai nilai lebih dari atau sama dengan 81. Berdasarkan hasil pengerjaan LKS dan Tes juga dapat dilihat adanya peningkatan pada masing-masing indikator pemahaman konsep matematika siswa dari siklus 1 ke siklus 2. Perhitungan didasarkan pada banyaknya siswa yang menjawab benar untuk setiap permasalahan yang menunjukkan masing-masing indikator pemahaman konsep matematika. Berikut ini merupakan tabel yang menunjukkan persentase peningkatan pemahaman konsep matematika siswa untuk masing-masing indikator pemahaman konsep matematika. Tabel Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Untuk Masing-masing Indikator Pemahaman Konsep Matematika. No Indikator-indikator Pemahaman Konsep Siklus 1 Siklus 2 Matematika 1 Menyatakan ulang sebuah konsep. 53,57% 82,92% 2 Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat 71,43% 80,36% tertentu (sesuai dengan konsepnya). 3 Memberi contoh dan non-contoh dari konsep. 100% 100% 4 Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk 33,81% 73,88% representasi matematika. 5 Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu 32,54% 93,25% konsep. 6 Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur 48,02% 84,92% atau operasi tertentu. 7 Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan 27,38% 79,46% masalah. Rata-rata 52, 39% 84, 97% 8

9 Dalam analisis hasil pengerjaan LKS dan Tes siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan kategori pada indikator pemahaman konsep matematika, yaitu (1) menyatakan ulang sebuah konsep dari kategori rendah menjadi tinggi; (2) menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis dari kategori sangat rendah menjadi kategori tinggi; (3) mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep dari kategori sangat rendah menjadi kategori sangat tinggi; (4) menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu dari kategori rendah menjadi kategori tinggi; dan (5) mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah dari kategori sangat rendah menjadi kategori tinggi. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan pembahasan yang telah diuraikan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Langkah-langkah pembelajaran dengan menerapkan pendekatan pembelajaran Open-Ended yang dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas VII-A SMP Negeri 1 Batu pada materi segi empat adalah sebagai berikut. a. Guru memberi masalah kepada siswa dalam bentuk LKS sebanyak dua eksemplar yang akan didiskusikan dalam masing-masing kelompok yang beranggotakan empat siswa. b. Siswa mengeksplorasi masalah yang telah diberikan oleh guru. Langkah pembelajaran ini dilakukan dalam dua kegiatan yaitu diskusi kelompok dan diskusi kelas. Diskusi kelompok dilakukan untuk mendapatkan cara penyelesaian yang beragam atau jawaban-jawaban benar yang mungkin dari masing-masing kelompok. Diskusi kelas dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok mereka. c. Guru merekam respon siswa untuk dikelompokkan sesuai sudut pandang tertentu dan selanjutnya diidentifikasi kesalahan yang dilakukan untuk diperbaiki bersama. Guru merekam respon siswa pada lembar kunci jawaban yang dimiliki guru sekaligus mencocokkan respon siswa dengan kunci jawaban. Langkah pembelajaran ini dilakukan pada saat diskusi kelas berlangsung. d. Pembahasan respon siswa (kelas) dilakukan oleh guru dengan menekankan cara penyelesaian atau jawaban yang benar dan memperbaiki kesalahan yang dilakukan siswa agar tidak terjadi kesalahan yang sama pada permasalahan yang serupa. Langkah pembelajaran ini dilakukan pada saat diskusi kelas berlangsung setelah guru merekam respon siswa. e. Siswa meringkas apa yang telah dipelajari berupa hasil pembahasan respon siswa secara individu. Langkah pembelajaran ini dilakukan pada saat setelah masing-masing permasalah dibahas. 2. Pemahaman konsep matematika siswa kelas VII-A SMP Negeri 1 Batu mengalami peningkatan setelah dilaksanakan pembelajaran matematika dengan menerapkan pendekatan pembelajaran Open-Ended. Hal ini ditandai dengan nilai rata-rata kelas VII-A meningkat dari siklus 1 sebesar 56,74 ke siklus 2 sebesar 84,02. Peningkatan pemahaman konsep matematika siswa 9

10 juga terlihat dari peningkatan persentase setiap indikator pemahaman konsep matematika dari siklus 1 ke siklus 2 yaitu sebagai berikut. a. Menyatakan ulang sebuah konsep, terdapat peningkatan sebesar 29,35%. b. Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya), terdapat peningkatan sebesar 8,93%. c. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika, terdapat peningkatan sebesar 40,07%. d. Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep, terdapat peningkatan sebesar 60,71%. e. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu, tedapat peningkatan sebesar 36,9%. f. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah, terdapat peningkatan sebesar 52,08%. Sedangkan persentase indikator pemahaman masalah memberikan contoh dan non-contoh dari konsep tidak mengalami peningkatan tetapi tetap 100%. Selain itu juga dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal pada siklus 2 yaitu sekurangkurangnya 80% dari jumlah siswa kelas mendapatkan nilai lebih dari atau sama dengan 81. Pada siklus 1 sebanyak nol siswa yang dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal atau sebesar 0%, sedangkan pada siklus 2 sebanyak 23 siswa atau sebesar 82,14% telah mencapai kriteria ketuntasan minimal tersebut. Peneliti menyadari bahwa hasil penelitian ini hanya berlaku khusus dan jauh dari sempurna sehingga perlu adanya perbaikan-perbaikan yang dilakukan. Saran yang yang dapat diberikan adalah sebagai berikut. 1. Kepada pihak sekolah, diharapkan agar pendekatan pembelajaran Open- Ended ini dapat menjadi pendekatan pembelajaran alternatif yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran matematika di SMP Negeri 1 Batu karena penerapan pendekatan pembelajaran Open-Ended dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa. 2. Kepada peneliti lain dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang penerapan pendekatan pembelajaran Open-Ended untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa pada materi segi empat dengan lebih memperhatikan perencanaan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi kelas, kondisi siswa dan alokasi waktu. 10

11 DAFTAR RUJUKAN Badan Standar Nasional Pendidikan Standar Isi, (Online), ( diakses 23 Juli Erman Evaluasi Pembelajaran Matematika Untuk Guru dan Mahasiswa Calon Guru Matematika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Kahfi, Shohibul Mengembangkan Skenario Pembelajaran Matematika Berbasis Kompetensi (Contoh-contoh Model). Universitas Negeri Malang. McMillan, James H Classroom Assessment Principles and Practice for Effective Standards-Based Instruction. United States of America: Pearson Education. Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: Rosdakarya. Sanjaya, Wina Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Suherman, Erman, dkk Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA-Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Wahidmurni Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama dan Umum dari Teori Menuju Praktik Disertai Contoh Hasil Penelitian. Malang: UM PRESS. 11

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif (statistic). Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research (CAR). Menurut (Arikunto dkk, 2009,

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN Oleh: Raras Dwi Asri 11144100129 Pendidikan Matematika Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dimaksudkan sebagai suatu kajian, refleksi diri, serta tindakan terhadap proses pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

BAB III METODELOGI PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi BAB III METODELOGI PENELITIAN Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bilangan, (b) aljabar, (c) geometri dan pengukuran, (d) statistika dan peluang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bilangan, (b) aljabar, (c) geometri dan pengukuran, (d) statistika dan peluang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemahaman Konsep Matematika Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP), disebutkan bahwa standar kompetensi mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan classroom action research atau sering disebut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan classroom action research atau sering disebut BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan classroom action research atau sering disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). PTK merupakan penelitian berupa tindakan yang dilakukan guru di dalam kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun alasan

BAB III METODE PENELITIAN. Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun alasan 37 BAB III METODE PENELITIAN A Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN Gunungkuning Desa Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun

Lebih terperinci

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan oleh peneliti secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Class Action Research). Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai sebuah

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING SISWA KELAS VIII PUTRA SMP IT MASJID SYUHADA Ifut Riati Universitas PGRI Yogyakarta ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian Tindakan Kelas merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini, hal ini berdasarkan pada latar belakang masalah dan rumusan masalah yang

Lebih terperinci

PENINGKATAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

PENINGKATAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING PENINGKATAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING Lita Nur Cahyani, Erni Puji Astuti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian Tindakan Kelas merupakan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris yaitu Classroom

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitianan ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang memiliki peranan yang sangat

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN 22 BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), yang dilakukan dalam upaya memperbaiki pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dimana dalam pelaksanaanya, dilaksanakan dalam 3 siklus

Lebih terperinci

Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SISWA KELAS VIIID SMP NEGERI 1 MLATI Oleh: Riza Dyah Permata 11144100098 Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SD N Ampih yang beralamat di Jalan HM Sarbini, kilometer 4,5, Dukuh Krajan, Desa Ampih, RT: 01 RW:

Lebih terperinci

Jasmanyah76.wordpress.com

Jasmanyah76.wordpress.com BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Model yang dikembangkan oleh Kurt Lewin didasarkan atas konsep pokok bahwa penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SD Negeri Kebumen yang beralamat di Jalan Kaswari nomer 2 Kelurahan Kebumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPA MA Manbaul Ulum Karangawen Demak Tahun Pelajaran 2009-2010 dengan jumlah 38 peserta didik, terdiri dari 12 laki-laki

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Wibisono Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. tahap prasurvei hingga dilaksanakan tindakan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Wibisono Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. tahap prasurvei hingga dilaksanakan tindakan. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar di Gugus Wibisono Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. 2. Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III Metode Penelitian

BAB III Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Arikunto (2008) penelitian tindakan kelas adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action Research yaitu suatu action research (penelitian tindakan) yang dilakukan di kelas (Wardhani, 2007:1.3).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian mengenai pembelajaran matematika di kelas IV A SDN 2 Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan media grafis. Melalui penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif. Hasil penelitian yang untuk mendapatkan gambaran secara

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif. Hasil penelitian yang untuk mendapatkan gambaran secara BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian yang untuk mendapatkan gambaran secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendorong guru untuk menemukan teori baru yang dibuat sendiri sesuai

BAB III METODE PENELITIAN. mendorong guru untuk menemukan teori baru yang dibuat sendiri sesuai 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Model Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang memiliki peranan yang sangat

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITAN

BAB III METODELOGI PENELITAN BAB III METODELOGI PENELITAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Elliot (1991) (dalam Kunandar, 2009:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan pendekatan gabungan (mix) pendekatan kualitatif dan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kelas (PTK). Istilah bahasa Inggrisnya adalah Classroom Action Research.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kelas (PTK). Istilah bahasa Inggrisnya adalah Classroom Action Research. BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Istilah bahasa Inggrisnya adalah Classroom Action Research.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini memungkinkan peneliti melakukan beberapa tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini memungkinkan peneliti melakukan beberapa tindakan kelas BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian tindakan kelas, penelitian ini memungkinkan peneliti melakukan beberapa tindakan kelas untuk memperbaiki

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dimaksudkan sebagai kajian, refleksi diri, dan tindakan terhadap proses pembelajaran dimana bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir

Lebih terperinci

Kemmis & Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 26) memandang PTK sebagai

Kemmis & Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 26) memandang PTK sebagai BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian ini dapat

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian tindakan kelas merupakan ragam penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian tindakan kelas merupakan ragam penelitian BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas atau yang lebih sering disebut dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian secara umum diartikan sebagai cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli Jeane Santi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. SUBJEK PENELITIAN Subyek dari penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik kelas VIIA MTs NU Tamrinut Thullab Undaan Lor Kudus tahun pelajaran 2009/2010 dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Rejondani Prambanan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas 5 SDN Karanggondang 01, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang pada semester 2 Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

Kata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe mind mapping, pemecahan masalah

Kata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe mind mapping, pemecahan masalah UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 16 YOGYAKARTA Windri Suci Setiawati Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki 31 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 001 Sawah Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar yang berjumlah 22

BAB III METODE PENELITIAN. 001 Sawah Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar yang berjumlah 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 001 Sawah Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar yang berjumlah 22 orang.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Oktober sampai 02 November 2009 di MTs Safinatul Huda Kemujan Karimunjawa pada saat pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri secara kolaboratif dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri secara kolaboratif dan 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Gedongtataan Kabupaten Pesawaran pada semester genap dengan jumlah siswa

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Gedongtataan Kabupaten Pesawaran pada semester genap dengan jumlah siswa BAB III PROSEDUR PENELITIAN 1.1 Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN 1 Sungailangka Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran pada semester genap dengan jumlah siswa 27 orang

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN Jurnal Euclid, Vol.4, No.1, pp.739 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN Kusnati SMPN 3 Ciawigebang;

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... i. MOTTO DAN PERSEMBAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii. KATA PENGANTAR... iv. UCAPAN TERIMAKASIH...

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... i. MOTTO DAN PERSEMBAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii. KATA PENGANTAR... iv. UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN... i MOTTO DAN PERSEMBAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii KATA PENGANTAR... iv UCAPAN TERIMAKASIH... v ABSTRAK... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xv

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBMELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MEMAHAMKAN MATERI LINGKARAN BAGI SISWA KELAS VIII BL-1 SMP NEGERI 2 SAMARINDA

PENERAPAN PEMBMELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MEMAHAMKAN MATERI LINGKARAN BAGI SISWA KELAS VIII BL-1 SMP NEGERI 2 SAMARINDA PENERAPAN PEMBMELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MEMAHAMKAN MATERI LINGKARAN BAGI SISWA KELAS VIII BL-1 SMP NEGERI 2 SAMARINDA Zulfia Murni, Cholish Sa dijah, dan Hery Susanto Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Sebagaimana dikemukakan oleh Kunandar

Lebih terperinci

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN : UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK PADA MATERI KENAMPAKAN ALAM, SOSIAL DAN BUDAYA SETEMPAT DI KELAS IV SD NEGERI 25 BANDA ACEH 54 Nina Aryani Guru SD Negeri 25 Banda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode, Desain, dan Alur Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. kelas (classroom action research) menurut Basrowi Penelitian Tindakan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. kelas (classroom action research) menurut Basrowi Penelitian Tindakan 51 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) menurut Basrowi Penelitian Tindakan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA UNTUK SISWA KELAS VII-F SMP NEGERI 7 MALANG

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA UNTUK SISWA KELAS VII-F SMP NEGERI 7 MALANG MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA UNTUK SISWA KELAS VII-F SMP NEGERI 7 MALANG Umar Wirahadi Kusuma Universitas Negeri Malang Pembimbing

Lebih terperinci

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga

Lebih terperinci

Kata kunci: Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), Hasil belajar matematika ranah afektif dan ranah kognitif.

Kata kunci: Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), Hasil belajar matematika ranah afektif dan ranah kognitif. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA SISWA KELAS VIIF SMP NEGERI 2 GAMPING Oleh: Intan Mira Depita 11144100190 Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dirancang dan dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (PTK) atau class room action research (CAR). Hermawan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn.

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIIA SMP NEGERI 10 PALU Norma Deysi Mawarni 1 Dahlia Syuaib 2 Asep Mahfudz 3 Program Studi PPKn, Jurusan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 LENDAH Joko Prayitno 11144100066 Pendidikan

Lebih terperinci

Linda Yuliana 1, Ani Nur Aeni 2, Atep Sujana 3. Jl. Mayor Abdurachman No.211 Sumedang

Linda Yuliana 1, Ani Nur Aeni 2, Atep Sujana 3. Jl. Mayor Abdurachman No.211 Sumedang Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No, 1 (2016) PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV-B SDN CONGGEANG I KECAMATAN CONGGEANG KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK) atau classroom action research. Penelitian tindakan ini dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK) atau classroom action research. Penelitian tindakan ini dilakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action research. Penelitian tindakan ini dilakukan untuk membenahi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 12 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1. Waktu Penelitian dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 1 semester yaitu pada semester I tahun 2011/2012.

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas atau Classroom Action Reasearch. Penelitian Tindakan Kelas ini merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Mangunsari 02 di Jalan Cakra Gang III Banjaran Sidomukti, Kota Salatiga. 3.2. Subjek penelitian Subyek penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. (Trianto 2011:30), berpendapat bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. (Trianto 2011:30), berpendapat bahwa : 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pengertian PTK Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research yang dikembangkan

Lebih terperinci

Fachry Erick Mohammad, Baharuddin Paloloang, dan Sukayasa

Fachry Erick Mohammad, Baharuddin Paloloang, dan Sukayasa Penerapan Metode Latihan Berstruktur Pada Pembelajaran Materi Persegi Panjang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Salumpaga Kabupaten Tolitoli Fachry Erick Mohammad, Baharuddin

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action Research yaitu suatu action research

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN SOAL OPEN ENDED MENANTANG SISWA BERPIKIR TINGKAT TINGGI. Endah Ekowati 1 dan Kukuh Guntoro 2.

PENINGKATAN PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN SOAL OPEN ENDED MENANTANG SISWA BERPIKIR TINGKAT TINGGI. Endah Ekowati 1 dan Kukuh Guntoro 2. PENINGKATAN PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN SOAL OPEN ENDED MENANTANG SISWA BERPIKIR TINGKAT TINGGI Endah Ekowati 1 dan Kukuh Guntoro 2 1) 2) SD Buin Batu Sumbawa Barat e-mail: endah.ekowati@newmont.com,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dimaksudkan sebagai kajian, refleksi diri, dan tindakan terhadap proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan kognisi siswa kelas III

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Kemmis. pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Kemmis. pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang diungkapkan dalam penelitian ini, maka jenis penelitian yang cocok dan relevan adalah penelitian tindakan kelas (classroom

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas tentang metode penelitian, pendekatan penelitian, desain penelitian, lokasi penelitian, waktu penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian, analisis

Lebih terperinci

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN : Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN : 2337-8085 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII TEKNIK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 53 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Reseacrh (CAR). Kunandar menjelaskan bahwa PTK adalah suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas pertama kali

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu cara

Lebih terperinci

BAB I I PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian 3.2. Karakteristik Subjek Penelitian

BAB I I PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian 3.2. Karakteristik Subjek Penelitian 10 BAB III PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian 3.1.1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan bulan Agustus 2011 pada semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012. 3.1.2. Tempat Penelitian Tempat penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Rongga Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat. SD ini memiliki kondisi kelas cukup baik dengan lingkungan sekolah berada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode yang berfokuskan kepada situasi kelas, yang lebih dikenal dengan penelitian tindakan kelas (classroom

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V semester II tahun Pelajaran 2013/2014 di SDN Bugel 02 Salatiga

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. research). Menurut Kemmis dan Mc.Taggart, PTK adalah studi yang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. research). Menurut Kemmis dan Mc.Taggart, PTK adalah studi yang BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Kemmis dan Mc.Taggart, PTK adalah studi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang memiliki peran sangat penting dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa Inggris sering disebut dengan istilah Classroom Action Research

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa Inggris sering disebut dengan istilah Classroom Action Research 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas, atau dalam bahasa Inggris sering disebut dengan istilah Classroom Action Research (CAR). Penelitian

Lebih terperinci

Desi Suryaningsih et al., Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan...

Desi Suryaningsih et al., Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan... 1 Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Pada Pokok Bahasan Persamaan Garis Lurus Kelas VIII C SMP Negeri 13 Jember Semester Ganjil Tahun Ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan 1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research, yaitu penelitian kualitatif yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yaitu suatu penelitian yang di lakukan oleh guru di kelas secara

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGISI FORMULIR MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING SISWA KELAS VI SDN NO.1 OTI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGISI FORMULIR MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING SISWA KELAS VI SDN NO.1 OTI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGISI FORMULIR MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING SISWA KELAS VI SDN NO.1 OTI Halija, Gazali, dan Efendi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG PADA MATERI BANGUN RUANG

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG PADA MATERI BANGUN RUANG IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG PADA MATERI BANGUN RUANG Fathimatuzzahro Universitas Negeri Malang E-mail: fathimatuzzahro90@gmail.com

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 MALANG ARTIKEL OLEH JUMADI

PENERAPAN PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 MALANG ARTIKEL OLEH JUMADI PENERAPAN PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 MALANG ARTIKEL OLEH JUMADI NIM 608311454749 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan peneliti adalah jenis kualitatif yaitu penelitian tindakan kelas. Adapun model PTK yang akan peneliti adopsi pada penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MIA-2 SMA N 6 MALANG

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MIA-2 SMA N 6 MALANG 1 PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MIA-2 SMA N 6 MALANG Suhartik Wahyuni ¹, Dwi Haryoto², Sumarjono³, 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER SISWA KELAS VIIC SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER SISWA KELAS VIIC SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER SISWA KELAS VIIC SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA Oleh: Finanda Rizki Sahati 11144100125 Pendidikan Matematika Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN Bab ini akan membahas tentang metode penelitian; model penelitian; lokasi penelitian; subjek penelitian; waktu penelitian; instrument penelitian; prosedur penelitian;

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA KELAS VIID SMP N I SEYEGAN Jundari Universitas PGRI Yogyakarta ndarijun@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Model PTK yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang bersifat reflektif, dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang bersifat reflektif, dilakukan 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian penelitian tindakan kelas (PTK) yang pada hakikatnya dimaksudkan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. SUBJEK PENELITIAN Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik kelas VII C MTs NU Banat Kudus tahun pelajaran 2009/2010 dengan jumlah peserta didik sebanyak

Lebih terperinci