The Students Ability In Reading Poetry By Using Paraphrase Technique The Students At Seventh Grade SMPN 20 Padang By Tri Yusnoni¹, Aruna Laila², Adrias³ 1) The Student Of STKIP PGRI West Sumatera 2) The Lecturer Of Indonesian Depertement In STKIP PGRI West Sumatera ABSTRACT This research is motivated from the problem of low students speech skills and then, the students usually lean abaut the theory than practite. The purpose of this research is describe the students abilty in reading poetry at seventh grade of SMP Negeri 20 Padang. The papulation of this research is 247 students. The research uses purposive sampling, where the research choose 30 students only. The instrument of this research have known that the students ability in reading poetry by using paraphrase technique at seventh grade of SMP Negeri 20 Padang for all indicators belongs to good (B) because the average value is 85 in criterion 85-95%. Key Word : Poetry, Paraphrase
Kemampuan Memahami Pembacaan Puisi dengan Menggunakan Teknik Parafrase Siswa Kelas VII SMPN 20 Padang Oleh ܛ ܚ ۯ, ܔ ۺ ܖܝܚۯ, ܖܗܖܛܝ ܚ 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kemampuan siswa dalam memahami pembacaan puisi. Selanjutnya siswa hanya terbiasa dalam pembelajaran yang sifatnya teori dari pada mengembangkan wawasanya. Selain itu siswa kurang tertarik khususnya pada materi memahami pembacaan puisi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan memahami pembacaan puisi siswa kelas VII SMP Negeri 20 Padang. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 20 Padang berjumlah 247 orang. Sampel penelitian ini berjumlah 30 orang. Teknik pengambilan sampel yaitu Purposional Sampling. Instrumen penelitian ini adalah menggunakan tes unjuk kerja. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa kemampuan memahami pembacaan puisi dengan menggunakan teknik parafrase siswa Kelas VII SMP Negeri 20 Padang untuk keseluruhan indikator tergolong baik (B) dengan rata-rata yaitu 85 berada pada rentangan 85-95%. Kata kunci: Puisi, Parafrase
A. Pendahuluan Berdasarkan wawancara dengan salah seorang guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 20 Padang diperoleh data tentang perolehan hasil pembelajaran siswa dalam memahami pembacaan puisi selama yang disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, kurangnya kemampuan siswa dalam memahami pembacaan puisi. Kedua, Siswa hanya terbiasa dalam pembelajaran sifatnya teori dari pada mengembangkan wawasannya. Ketiga, Siswa kurang tertarik khususnya pada materi memahami pembacaan puisi. Keempat, Siswa kesulitan dalam menentukan tema, menggunakan citraan dan gaya bahasa dalam parafrase. Kelima, Strategi yang digunakan guru selama ini dalam pembelajaran pembacaan puisi yang digunakan belum bervariasi. Keenam, Guru kurang memberikan latihan untuk memahami isi puisi dan cenderung bersifat teoritis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan siswa memahami pembacaan puisi dengan menggunakan teknik parafrase siswa kelas VII SMP Negeri 20 Padang ditinjau dari aspek tema, citraan, dan gaya bahasa. Adapun rumusan tujuan penelitian ini adalah Bagaimanakah Kemampuan Siswa Memahami Pembacaan Puisi dengan Teknik Parafrase Siswa Kelas VII SMP Negeri Padang ditinjau dari aspek tema, citraan, dan gaya bahasa. Kata puisi berasal dari bahasa Inggris poetry yang berarti puisi. Sedangkan menurut bahasa Yunani kata puisi berasal dari kata poiesis yang berarti puisi (Tarigan 1984:3 4). Menurut Samuel Johnson (dalam Tarigan 1984:5) Puisi adalah peluapan spontan dari perasaan yang penuh daya yang bercikal bakal dari emosi yang berpadu kembali dalam kedamaian. Selanjutnya, Byron (dalam Tarigan 1984:5) Puisi merupakan larva imajinasi, yang letusannya mencegah timbulnya gempa bumi. Sedangkan, Semi (1988:91) mengatakan Puisi itu memiliki makna yang luas dan beragam. Sejalan dengan itu, Mulyana (dalam Semi, 1988:93) menyimpulkan puisi adalah sintesis dari berbagai peristiwa yang tersaring semurni-murninya dari berbagai proses jiwa yang mencari hakikat pengalamannya yang tersusun dalam salah satu bentuk. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penting digunakan teknik pembelajaran yang menarik dalam memahami pembacaan puisi, seperti teknik parafrase. Parafrasa, berasal dari bahasa Inggris yang diserap kedalam bahasa indonesia, yakni dari kata paraphrase menjadi parafrasa (karangan) dalam bentuk lain (susunan kata-kata), dengan maksud untuk dapat menjelaskan makna yang tersembunyi puisi. Sejalan dengan itu, Atmazaki (1993:164-166) teknik parafrase ada dua cara yaitu: bentuk pertama, membuat sajak menjadi prosa. Artinya, parafrase dibuat dalam paragraf-paragraf sehingga bahasa (unsur) aslinya tidak tampak lagi atau boleh ditukar, ditambah, atau dikurangi. Bentuk kedua parafrase dengan tetap mempertahankan (menjaga) bahasa asli sajak susunannya tetap sebagaimana terdapat dalam sajak (tipografi sajak itu)hanya saja ada tambahan unsur yang diletakan dalam tanda kurung. Maka dari itu, penulis akan melakukan penelitian dalam pembelajaran memahami pembacaan puisi dengan judul Kemampuan Memahami Pembacaan Puisi dengan Menggunakan Teknik Parafrase Siswa Kelas VII SMPN 20 Padang. Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa puisi adalah peluapan yang spontan yang penuh daya yang bercikal bakal dari emosi seseorang dan puisi mempunyai dua unsur yaitu unsur fisik dan batin, unsur fisik puisi meliputi tema, rasa, nada, amanat, diksi, imajinasi, bahasa figuran, kata konkrit, ritme dan rima. Unsur batin puisi meliputi tema, rasa (feeling), nada, dan amanat atau tujuan. dan teknik parafrase adalah mengubah puisi kedalam bentuk prosa.
B. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif penelitian ini dilakukan pada tanggal 28 Mai 2014 pada siswa SMPN 20 Padang Populasi dalam penelitian ini berjumlah 247 orang yang tersebar dari delapan kelas yang terdaftar pada tahun ajaran 2013/2014. Sampel pada penelitian ini adalah 30 orang siswa menggunakan teknik purposive sampling, yaitu mengambil 1 kelas saja pada kelas VII.1 yang dijadikan sampel. Hali ini disebabkan karena teknik purposive sampling, yaitu mengambil sampel bukan didasarkan pada strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu (Arikunto, 2002:117). Teknik purposive sampling ini digunakan untuk menghemat waktu penelitian. Variabel data pada penelitian ini adalah kemampuan memahami pembacaan puisi dengan menggunakan teknik parafrase siswa kelas VII SMPN 20 Padang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah puisi yang akan diparafrasekan oleh siswa kelas VII SMP Negeri 20 Padang. Melalui tes tersebut sampel diminta menentukan tema, menggunakan citraan dan gaya bahasa dengan menggunakan teknik parafrase dari sebuah puisi yang dibacakan. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara: (1) Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang puisi dan teknik parafrase yang akan diteliti kepada siswa (2) Guru Membacakan sebuah puisi (3) Siswa ditugaskan memparafrasekan sebuah puisi yang telah dibacakan (4) Mengumpulkan lembaran kerja siswa, (5) Hasil lembaran jawaban siswa diperiksa dan diberi skor. Analisis data pada penelitian ini Pertama, memeriksa hasil parafrase puisi siswa dari menentukan tema, penggunaan citraan dan penggunaan gaya bahasa. Kedua, pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan format penilaian. C. Hasil dan Pembahasan Setelah data lampiran 4 diolah tingkat kemampuan memahami pembacaan puisi siswa kelas VII SMP Negeri 20 Padang yang tertinggi adalah 100 dan yang terendah adalah 67 Gambaran tingkat kemampuan memahami pembacaan puisi siswa dengan menggunakan teknik parafrase secara lengkap adalah sebagai berikut. a) siswa yang tingkat kemampuannya 100 berjumlah 10 orang (75%). b) siswa yang tingkat kemampuannya 89 berjumlah 7 orang (25%). c) siswa yang tingkat penguasaanya 78 berjumlah 9 orang (35%). d) siswa yang tingkat penguasaanya 67 berjumlah 4 orang (30%). Pembahasan dalam penelitian ini untuk ketiga indikator dapat dilihat dalam sampel berikut: Data nomor 10 Parafrase Puisi Menyesal Puisi yang berjudul menyesal ini mengungkapkan seorang penyair yang dimana pada saat pagi yang telah melayang, dan hari muda yang sudah pergi yang kini petang datang untuk membayang, dan bahkan usia yang sudah tinggi. Lalai di saat pagi hari, serta beta lengah disaat masa muda yang kini hidup hanya bisa meracun hari. Kini telah miskin ilmu dan juga miskin harta.tak ada gunanya untuk disesali lagi, menyesal pada saat tua tidak ada gunanya, bila itu hanya bisa untuk menambah luka di hati, dan kepada yang muda pesan ini juga pada barisan pagi hari untuk menuju ke sekolah agar belajar dan cita-cita. Tema: Penyesalan di Masa Tua Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa siswa menentukan tema Prafrase puisi Menyesal di atas untuk indikator 1 (menentukan tema) diberikan skor 3 (100) karena sudah memenuhi kriteria penskoran yang telah ditetapkan sebelumnya. Kriteria yang dimaksud adalah tema sudah sesuai dengan bukti larik yang terdapat di dalam puisi yang dibacakan yaitu dengan tema Penyesalan di Hari Tua karena tema yang benar adalah tema yang berdasarkan gagasan pokok yang di kemukakan oleh penyair di dalam puisinya. Citraan dan gaya bahasa seorang penyair yang dimana pada saat pagi yang telah melayang, dan hari muda yang sudah pergi ( citraan penglihatan, citraan gerak, dan gaya bahasa personifikasi) Digolongkan citraan penglihatan karena menggambarkan hal-hal yang tidak terlihat seolah-olah terlihat. Digolongkan citraan gerak karena siswa menggambar dan melukiskan sebuah objek yang diam itu seolah-olah bergerak meskipun kadang-kadang tidak dapat diterima oleh akal pikiran manusia. Digolongkan gaya bahasa personifikasi karna mempersamakan benda mati dengan sifat manusia. kini hidup hanya bisa meracun hari ( gaya bahasa hiperbola)
Digolongkan gaya bahasa hiperbola karena berisi pernyataan yang berlebih-lebihan. Kini telah miskin ilmu dan juga miskin harta (citraan penglihatan) Digolongkan citraan penglihatan karena mengga,barkan hal-hal yang tidak terlihat seolah-olah dapat terlihat. hanya bisa untuk menambah luka di hati (gaya bahasa hiperbola) Digolongkan gaya bahasa hiperbola karena berisi tentang pernyaan yang berlebih-lebihan. untuk menuju ke sekolah agar belajar dan cita-cita (citraan gerak) Digolongkan citraan gerak karena menggambarkan dan melukiskan sebuah objek yang diam itu seolah-olah bergerak meskipun tidak dapat diterima oleh akal pikiran manusia. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2014 terhadap 30 orang Siswa SMPN 20 Padang pada siswa kelas VII.1. Data yang diperoleh dengan memberikan memahami pembacaan puisi dengan menggunakan teknik parafrase kepada 30 orang siswa kelas VII.1 SMPN 20 Padang. Data yang akan dideskripsikan adalah skor kemampuan memahami pembacaan puisi dengan menggunakan teknik paraphrase. Indikator pada penelitian ini adalah pertama, kemampuan memahami pembacaan puisi dengan mengunakan teknik parafrase siswa kelas VII SMPN 20 Padang untuk indikator 1 (menentukan tema) kedua, kemampuan memahami pembacaan puisi dengan mengunakan teknik parafrase siswa kelas VII SMPN 20 Padang untuk indikator 2 (menggunakan citraan). ketiga, kemampuan memahami pembacaan puisi dengan mengunakan teknik parafrase siswa kelas VII SMPN 20 Padang untuk indikator 3 (menggunakan gaya bahasa). keempat, kemampuan memahami pembacaan puisi dengan mengunakan teknik parafrase siswa kelas VII SMPN 20 Padang untuk ketiga indikator (tema, citraan dan gaya bahasa). Berdasarkan data yang di peroleh dan dianalisis didapatkan kesimpulan hasil analisis yaitu, pada indikator 1 (tema) didapatkan kesimpulan bahwa, Pertama, siswa yang memperoleh nilai 100 berjumlah 17 orang (57%). Kedua, siswa yang memperoleh nilai 67 berjumlah 12 orang (40%). Ketiga, siswa yang memperoleh nilai 33 berjumlah 1 orang (3,3%). Dari gambaran tersebut disimpulkan bahwa nilai yang tertinggi 100 dan nilai yang terendah 33. Rata-rata kemampuan siswa memahami pembacaan puisi untuk indikator 1 (tema) adalah 85. Pada indikator 2 (Citraan), di dapatkan kesimpulan bahwa, Pertama, siswa yang memperoleh nilai 100 berjumlah 22 orang (73%). Kedua, siswa yang memperoleh nilai 67 berjumlah 8 orang (27%). Dari gambaran tersebut disimpulkan bahwa nilai yang tertinggi 100 dan nilai yang terendah 67. Rata-rata kemampuan siswa memahami pembacaan puisi untuk indikator 2 (citraan) adalah 76. Pada indikator 3 (Gaya Bahasa), didapatkan kesimpulan bahwa Pertama, siswa yang memperoleh nilai 100 berjumlah 13 orang (43%). Kedua, siswa yang memperoleh nilai 67 berjumlah 17 orang (57%). Dari gambaran tersebut disimpulkan, bahwa nilai yang tertinggi 100 dan nilai yang terendah 67. Rata-rata kemampuan siswa memahami pembacaan puisi untuk indikator 3 (gaya bahasa) adalah 46. Diketahui kesimpulan untuk ketiga indikator sebagai berikut, Pertama, siswa yang memperoleh nilai 100 berjumlah 8 orang (27%). Kedua, siswa yang memperoleh nilai 89 berjumlah 9 orang (30%). Ketiga, siswa yang memperoleh nilai 78 berjumlah 9 orang (30%). Keempat, siswa yang memperoleh nilai 67 berjumlah 4 orang (13%). Dari gambaran tersebut disimpulkan, bahwa nilai yang tertinggi 100 dan nilai yang terendah 67. Rata-rata kemampuan siswa memahami pembacaan puisi untuk ketiga indikator (tema, citraan dan gaya bahasa) adalah 85. D. Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut : Pertama, kemampuan memahami pembacaan puisi dengan menggunakan teknik parafrase siswa kelas VII SMP Negeri 20 Padang untuk indikator 1 (tema) tergolong baik (B) dengan nilai rata-rata 85 yang berada pada tingkat penguasaan 76-85%. Kedua, kemampuan memahami pembacaan puisi dengan menggunakan teknik parafrase siswa kelas VII SMP Negeri 20 Padang untuk indikator 2 (citraan) tergolong baik (B) dengan nilai rata-rata 76 yang berada pada rentangan tingkat penguasaan 76-85%. Ketiga. Kemampuan memahami pembacaan dengan menggunakan teknik parafrase siswa untuk indikator 3 (gaya bahasa) tergolong hampir cukup (HC) dengan nilai rata-rata 46 yang berada pada rentangan tingkat penguasaan 46-55%. Jadi dapat
disimpulkan, kemampuan memahami pembacaan puisi dengan teknik parafrase siswa Kelas VII SMP Negeri 20 Padang untuk ketiga indikator (tema, citraan, dan gaya bahasa) tergolong baik (B) yang berada pada rentangan tingkat penguasaan 86-95% dengan rata-rata ketiga indikator 85. Berdasarkan deskripsi hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut disarankan kepada guru untuk lebih meningkatkan siswa dalam memahami pembacaan puisi dengan menggunakan teknik yang lebih menarik, dan bervariasi sehingga dapat menimbulkan ide-ide kreatif siswa. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat meneliti kemampuan memahami pembacaan puisi dengan metode lainnya yang lebih menarik sehingga mampu merangsang ide-ide kreatif siswa dalam memahami pembacaan puisi. Kepustakaan Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Atmazaki. 1993. Analisis Sajak: Teori, Metodologi, dan Aplikasi. Bandung:Angkasa Bandung. Hasanuddin, WS. 2012. Membaca dan Menilai Sajak. Bandung: AngkasaBandung. Tarigan, Hendry Guntur. 1984. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa Bandung