PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERBANDINGAN SKALA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS- ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD)

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK. Sih Yuwono

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN OPERASI HITUNG KPK DAN FPB MELALUI MODEL KOOPERATIF NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) BERBANTUAN MEDIA DEKAK

Agusnoto. SD Negeri Ketitangkidul, Kab. Pekalongan, Jawa Tengah

PENINGKATAN MENGHITUNG OPERASI BILANGAN BULAT DENGAN METODE EKSPOSITORY BERBANTUAN MEDIA GARIS BILANGAN. Sri Eti Ermawati

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN PIKIRAN POKOK TEKS BACAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PERISTIWA ROTASI BUMI MELALUI METODE BERMAIN PERAN. Sarotun

PENINGKATAN PEMAHAMAN PEMANFAATAN SATUAN PANJANG DAN BERAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK. Sri Handayani

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

INOVASI KOOPERATIF MODEL STAD MATERI POKOK MEMAHAMI KEPUTUSAN BERSAMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

Ewisahrani Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta,

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2

BAB I. daya manusia yang berkualitas dan tangguh. Pendidikan dasar mempunyai. tujuan memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS VII-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI OLEH : A54B111048

Jurnal Biologi & Pembelajarannya, Vol.4, No.2, Oktober 2017, pp e-issn:

PROSES PEMBELAJARAN SHOLAT MELALUI METODE NHT. Siti Musta anah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas 1V SDK Padat Karya

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Experiential Learning

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 3 ISSN X. Rosita, Jamaludin, dan Yusdin Gagaramusu

Model Berbasis Portofolio untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar Siswa pada Pembelajaran PKN

Sarina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A SMP Brawijaya Smart School Malang

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI Melalui Pemelajaran Kooperatif Model Problem Posing Pada Mata Pelajaran IPS di SDN I Dadakitan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menatap masa depan yang lebih terbuka, matematika harus

4 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 1 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI PUCANGAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Kemampuan Berpendapat

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Model Mind Mapping Pada Siswa Kelas X Mas Kapita Kabupaten Jeneponto

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENTS SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 DUKUN, MAGELANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

Keywords : CIRC, Improving Skills, Reading Comprehension

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR MERAKIT PERSONAL KOMPUTER MENGGUNAKAN STRUCTURED DYADIC METHODS (SDM)

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Ramadhani

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN. Bambang Turjayus

Meningkatkan Kemampuan Siswa Mengelompokan Hewan Berdasarkan Makanannya Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD Negeri 2 Wombo

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI BERWISATA PADA MATERI PERSEGIPANJANG DAN PERSEGI DI KELAS VII SMP

Action Research Literate ISSN : Vol. 1, No 1 Desember 2017

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN

PENERAPAN PEMBELAJARAN TGT BERBANTUAN MEDIA MONOPOLI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN KELAS 3 SD

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

ISSN Oleh. (I Dewa Made Warnita) Guru Mata Pelajaran Fisika SMA Negeri 1 Selemadeg

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Kegunaan Daun Pada Tumbuhan Melalui Metode Inkuiri Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Bobalo

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DENGAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN 6 PANJER TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS V SD

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME PRISMA SEGITIGA DAN TABUNG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBI. Nur Aini Yuliati

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Daenah. Kata Kunci: Tujuan Pembelajatan, Kooperatif, Model Jigsaw, Minat, Hasil Belajar PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN. evaluasi dan refleksi (Aqip, 2006) seperti gambar berikut.

Edudikara, Vol 1 (2); 34-41,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KANDUNGAN ZAT DALAM MAKANAN DENGAN MODEL CONTEXSTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Mail Handling dengan Penerapan Model Pembelajaran Time Token Arends

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

Transkripsi:

Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 4, Juli 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP SD Negeri Karangdadap, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran cooperative learning dapat meningkatkan motivasi belajar siswa tentang makhluk hidup. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terselesaikan dalam dua siklus. Setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan ( observation), dan refleksi (reflection). Metode pengambilan data menggunakan metode tes dan non tes. Metode non tes yang digunakan yaitu observasi, dan dokumentasi. Alat pengambilan data yang digunakan berupa soalsoal tes dan lembar observasi. Penelitian dilakukan di SD Negeri Karangdadap, Kabupaten Pekalongan pada semester I Tahun Pelajaran 2015/2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan cooperative learning dapat meningkatkan motivasi belajar siswa tentang makhluk hidup. 2016 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia Kata Kunci: Motivasi; Makhluk Hidup; Cooperative Learning PENDAHULUAN Selama ini dalam pelaksanaan proses pembelajaran guru jarang menggu-nakan model pembelajaran yang bervariatif, guru dalam menyampaikan materi pelajaran tanpa memperhatikan ketertarikan peserta didik akan materi yang disampaikan, penggunaan media yang kurang tepat, pemilihan metode yang tidak relevan atau alat evaluasi yang hanya mengukur hasil belajar peserta didik tanpa mengukur kemampuan peserta didik secara komprehensif seperti mengukur ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Hal ini disebabkan kurangnya penguasaan guru terhadap beberapa model pembelajaran yang ada, padahal penggunaan model-model pembelajaran sangat diperlukan dalam meningkatkan kompetensi profesional guru, yang kesemuanya diharapkan dapat menjabarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Salah satu mata pelajaran yang dikembangkan dalam KTSP adalah mata pelajaran IPA yang materinya mencakup biologi, fisika dasar, dan kimia dasar. Pembelajaran mata pelajaran IPA sangat kompleks dan komprehensif maka guru perlu meningkatkan kualitas pembelajarannya, diawali dengan merancang pembelajaran yang baik dengan memperhatikan standar kompetensi, kompetensi dasar, karakteristik peserta didik, materi yang diajarkan, dan sumber bahan yang tersedia. Sehingga akan menghasilkan prestasi belajar anak yang maksimal, yang dapat dilihat dari ketuntasan hasil belajarnya. Syarat minimal ketuntasan belajar anak adalah nilai hasil belajar setiap anak minimal sama dengan KKM (Depdiknas, 2008). Mata pelajaran IPA di SDN Karangdadap Kecamatan Karangdadap Kabupaten Pekalongan khususnya pada materi Sumber-sumber energi panas dan bunyi ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan. Dari data 16 siswa yang mendapat nilai 8 ada 9 anak. Sedangkan yang lain kurang dari 8 7

dengan nilai rata-rata kelas 65. Siswa yang tidak pernah belajar dirumah yang seharusnya siswa SD masih perlu banyak bimbingan orang tua. Penyebabnya jelas, orang tua kurang memperhatikan pendidikan anak. Karena mayoritas penduduk desa Kebonsari bekerja sebagai petani dan buruh. Masyarakat diwilayah ini kurang begitu memperhatikan masalah pendidikan. Guru mengatasi masalah tersebut akan melakukan diskusi dengan teman sejawat dan berusaha mengidentifikasi masalah. Dari menentukan masalah akhirnya menemukan berbagai masalah sebagai berikut : Tingkat penguasaan siswa terhadap materi rendah;motivasi belajar siswa pada pembelajaran rendah;siswa kurang aktif dalam pembelajaran;metode dan media pembelajaran kurang maksimal. Berdasarkan pengalaman ini guru berusaha menggunakan model Cooperative Learning. Tujuan pembelajaran akan tercapai sesuai dengan yang diharapkan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling mendukung. Salah satu faktor yang memiliki peran dalam rangka mencapai tujuan adalah ketepatan mengorganisir peserta didik. Guru sebagai pemegang kendali di kelas, mempunyai tanggung jawab yang besar. Oleh karena itu guru dituntut untuk mencari model atau metode pembelajaran yang dapat membawa pengaruh besar pada pola fikir siswa dalam peningkatan aktifitas dan prestasi belajar siswa, yaitu dengan menggunakan variasi metode pembelajaran, diantaranya dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw (Anita Lie, 2002). Pembelajaran kooperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembagian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyataan itu, belajar berkelompok secara kooperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalama, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih berinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena kooperatif adalah miniature dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masingmasing. Slavin (dalam Isjoni, 200 9) mengemukakan, In cooperative learning methods, students work together in four member teams to master material initially presented by the teacher. Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana dalam sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar. Penggunaan strategi Jigsaw Learning menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. Dengan strategi ini diharapkan dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan sekaligus meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar siswa. Berdasar uraian diatas peneliti berpendapat bahwa keterkaitan siswa akan sebuah materi yang dipelajari merupakan modal awal mencapai keberhasilan. Keterkaitan tersebut akan menjadikan sebuah pemicu munculnya hasil yang baik. Yaitu dengan mengarahkan siswa pada sesuatu yang baru, praktis, sesuai pada pengalaman yang nyata. Apabila dalam diri siswa sudah tertanam motivasi yang besar, maka dengan sendirinya siswa tersebut akan mudah dan penuh sadar melakukan sesuatu guna mencapai hasil yang diharapkan. Untuk mendapatkan hasil memuaskan, guru dituntut menyajikan materi dan mengelola siswa dalam KBM senantiasa menyenangkan dan tidak membosankan dengan model pembelajaran yang variatif. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw akan menjadi solusi terbaik bagi guru agar tercipta KBM yang diinginkan. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom Action Research) yang dilaksanakan dengan siklus menggunakan pola yang mencakup kegiatan perencanaan ( planning), 8 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1. No. 4. Juli 2016 (Edisi Khusus)

tindakan ( action), observasi ( observation), dan refleksi ( reflection) atau evaluasi (Suharsimi Arikunto, 2009). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III semester 1 tahun ajaran 2015/2016 SD Negeri Karangdadap Kabupaten Pekalongan. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi tes untuk memantau semua aktivitas kegiatan pada saat pembelajaran berlangsung baik faktor guru, siswa dan keadaan kelas. Adapun halhal yang akan diamati pada aktivitas siswa adalah proses kegiatan belajar siswa, persiapan siswa dan hasil evaluasi. Sedangkan pada faktor guru yang akan diamati adalah mulai dari persiapan guru dalam perangkat pembelajaran seperti rencana pembelajaran dan soal-soal tes serta pelaksanaan pembelajaran. Analisis data yang digunakan adalah data-data kuantitatif dengan analisis data kuantitatif sedangkan data-data kualitatif menggunakan analisis data diskriptif kualitatif dengan menggunakan langkah-langkah: melakukan reduksi data (mengelompokkan data menurut kategori tertentu), display data atau pemaparan data, penarikan kesimpulan atau verivikasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I Perencanaan. Tahap perencanaan yang dilakukan diantaranya menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan pembelajaran berbasis proyek, merencanakan pembentukan kelompok, menyusun alat evaluasi, menyiapkan lembar observasi dan instrumen penelitian. Pelaksanaan tindakan. Tindakan yang dilakukan pada penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing berlangsung dalam dua kali pertemuan, dan tiap pertemuan alokasi waktunya 35 menit. Pada siklus ini siswa mempelajari kompetensi dasar ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup. Pengamatan. Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa yang diamati yaitu pemahaman konsep, kerja sama, disiplin, percaya diri dan hasil kerja. Berdasarkan pengamatan aktivitas siswa pada siklus 1 memperoleh rata-rata. Refleksi. Berdasarkan hasil pengamatan dalam kegiatan belajar mengajar tersebut penerapan pembelajaran kooperatif dengan kerja kelompok pada materi energi bunyi sudah dilaksanakan tetapi hasil akhir belum maksimal (ketuntasan 61 %) hal ini dikarenakan :Guru dalam menerapkan pembelajaran kooperatif dengan kerja kelompok pada materi energi belum maksimal, sehingga sering terjadi kekosongan kegiatan. Masih terdapat siswa yang belum aktif karena belum terbiasa belajar dengan cara pembelajaran kooperatif, sehingga kegiatan tanya jawab belum begitu lancar. Siklus II Perencanaan. Tahap perencanaan yang dilakukan diantaranya menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan pembelajaran berbasis proyek, merencanakan pembentukan kelompok, menyusun alat evaluasi, menyiapkan lembar observasi dan instrumen penelitian. Pelaksanaan tindakan. Tindakan yang dilakukan pada penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing berlangsung dalam dua kali pertemuan, dan tiap pertemuan alokasi waktunya 35 menit. Pada siklus ini siswa mempelajari kompetensi dasar ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup. 9

Pengamatan. Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa yang diamati yaitu pemahaman konsep, kerja sama, disiplin, percaya diri dan hasil kerja. Berdasarkan pengamatan aktivitas siswa pada siklus 1 memperoleh rata-rata. Refleksi. Berdasarkan pengamatan pada penelitian tindakan kelas siklus II, penerapan pembelajaran kooperatif dengan kerja kelompok menurut peneliti sudah mendekati sempurna dengan nilai tertinggi 90 dan ketuntasan belajarnya mencapai 96 %.Dalam kegiatan pembelajaran siswa sebagian besar sudah aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan tertib, lancar, dan menghasilkan hasil prestasi belajar siswa yang maksimal. Peningkatan aktivitas belajar siswa pada kegiatan prasiklus, siklus I dan siklus II daat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II Aspek Pengamatan Prasiklus Siklus I Siklus II Pemahaman konsep Kerjasama Disiplin Ide Kreatif Percaya Diri Hasil Kerja Jumlah Rerata Kualifkasi 52 48 48 52 300 KB Peningkatan aktivitas belajar siswa pada siklus I menunjukkan perubahan yang belum berarti karena masih dalam klasifikasi kurang baik yaitu rerata. Setelah dilakukan refleksi maka pada kegiatan tindakan siklus II terjadi peningkatan rerata menjadi dengan klasifikasi baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1. 60 62 60 348 KB 68 65 72 75 420 B 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 Pra Siklus Siklus I Siklus II Gambar 1. Rata-rata aktivitas siswa pada prasiklus, siklus I dan siklus II 10 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1. No. 4. Juli 2016 (Edisi Khusus)

Hasil Belajar terjadi peningkatan dari kegiatan prasiklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Prasiklus, siklus I dan siklus II Periode Nilai Terendah Tertinggi Rata-rata Jumlah Siswa Tuntas Kondisi Awal 40 60 9 Siklus I 75 14 Siklus II 90 22 Hasil yang diperoleh dari tes pada siklus I menunjukkan bahwa ketuntasan belajar yang diperoleh siswa yaitu 91%, dengan perincian 23 siswa yang mendapatkan nilai 60 sejumlah 14 artinya sudah memenuhi KKM, sedangkan siswa yang mendapat nilai 60 9 orang atau sebanyak 61%. Sedangkan tes yang diberikan pada siklus II hasilnya menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa yang memenuhi KKM dapat mencapa 100% dengan perincian 22 siswa mendapatkan nilai 60. SIMPULAN Berdasarkan seluruh kegiatan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dikelas IV SDN 02 Kebonsari Kecamatan Karangdadap Kabupaten Pekalongan dapat disimpulkan prestasi belajar IPA siswa melalui model pembelajaran Cooperative Learning kelas IV dapat ditingkatkan ditandai dengan meningkatnya hasil belajar siswa, aktifitas belajar siswa dalam kelompok. Peningkatan ketiga komponen tersebut ditunjukkan dengan perolehan skor rata-rata tes formatif yang meningkat dari kondisi awal sebesar, siklus I sebesar menjadi pada siklus II. Presentase tuntas belajar klasikal pada kondisi awal sebesar 39%, siklus I sebesar 61% meningkat menjadi 96% pada siklus II. Nilai belajar siswa secara klasikal meningkat dari siklus I rata-rata menjadi pada siklus II dan nilai rata-rata siswa dalam kelompok meningkat pada siklus I cukup menjadi sangat baik pada siklus II. UCAPAN TERIMAKASIH Terima kasih kepada Ibu Kepala Sekolah, Guru, Observer dan siswa kelas III SD Negeri Karangdadap Pekalongan. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2008. Materi Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Depdiknas. Isjoni, M. 2009. Pembelajaran Kooperatif ; Meningkatkan Kecerdasan Kominikasi antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: Grassindo. Suharsimi Arikunto. 2009. penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. 11