BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penciptaan tenaga kerja yang produktif merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah saat ini. Peningkatan produktivitas tenaga kerja harus terus diusahakan agar standar kehidupan yang layak dapat ditingkatkan. Banyak literatur mengatakan bahwa produktivitas merupakan salah satu faktor penting yang menentukan pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Seperti yang diungkapkan oleh Khan, dkk dalam Parayitam (2008), bahwa rendahnya pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh rendahnya produktivitas, kemudian mengakibatkan terjadinya tingkat upah rendah. Upah pada akhirnya akan berpengaruh kepada produktivitas kerja. Demikian siklus tersebut terjadi berulang-ulang. Tuntutan kehidupan sosial ekonomi saat ini memaksa setiap orang untuk terus bekerja keras agar dapat bertahan hidup. Tidak terkecuali di dalamnya terdapat peranan kaum perempuan. Para perempuan tersebut aktif mencari kesempatan kerja yang ada untuk meningkatkan taraf hidup dan status perekonomian keluarganya. Keadaan ini kemudian disebut sebagai beban ganda seorang perempuan. Munculnya pengertian beban ganda perempuan menurut Rahayu (2008), karena disamping para perempuan ikut mendukung keluarga dalam mencari penghasilan namun tuntutan sebagai pengatur rumah tangga dan mendidik anak masih sering dibebankan kepadanya seorang diri. 1
Salah satu bentuk keterlibatan perempuan dalam ekonomi keluarga yaitu dengan memasuki sektor-sektor informal. Hakim (2011) menyebutkan, sektor informal selain lebih fleksibel juga mempunyai kemampuan bertahan yang tinggi dalam menghadapi kondisi tekanan ekonomi apapun. Oleh karena itu, di sektor informal perempuan nampaknya lebih sesuai dalam melaksanakan perannya selain sebagai ibu rumah tangga juga mampu untuk aktif dalam kegiatan ekonomi. Hidayat, 1987 (dalam Damongllala, 2010) menyebutkan sektor informal banyak diminati kaum perempuan karena relatif fleksibel dalam waktu kerja, tidak membutuhkan modal besar, dapat menggunakan bahan setempat dan tidak membutuhkan latar belakang pendidikan tinggi. Keterlibatan wanita dalam hal pencarian nafkah di sektor informal menunjukkan peranan wanita yang semakin nyata dalam alokasi ekonomi, karena wanita mempunyai pendapatan pribadi yang berpengaruh terhadap alokasi kekuasaan atau peranannya dalam pengambilan keputusan di dalam keluarga atau rumah tangga. Hal tersebut mencerminkan peningkatan terhadap sikap kemandirian serta percaya diri dari perempuan yang pada akhirnya akan meningkatkan statusnya (Taufiq, 2008). Dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat adanya diskriminasi pekerjaan antara laki-laki dan perempuan. Pekerjaan perempuan di sektor informal biasanya kurang memberikan jaminan perlindungan secara hukum dan jaminan kesejahteraan yang memadai, di samping kondisi kerja yang memprihatinkan serta pendapatan yang rendah (Khotimah, 2009). Hal ini disebabkan karena masih adanya anggapan dalam masyarakat bahwa perempuan hanya pantas melakukan 2
pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mengurus anak dan menjaga rumah. Keadaan ini tentu membuat akibat yang kurang menguntungkan bagi perempuan dalam melakukan suatu kegiatan produktif. Selain itu, walaupun para perempuan mengerjakan pekerjaan dengan jenis dan kemampuan yang sama, upah yang diperoleh akan lebih rendah daripada laki-laki. Sebagai contoh, dalam penelitian yang dilakukan oleh Handayani dan Dewi pada kegiatan panen dan pascapanen tanaman kopi di Desa Peninjoan Kabupaten Bangli (2006) ditemukan bahwa masih terdapat ketimpangan tingkat upah, yaitu tenaga kerja laki-laki menerima upah sebesar 20 ribu-25 ribu rupiah, sedangkan tenaga kerja perempuan hanya menerima 12 ribu-15 ribu per hari. Ada berbagai macam alasan perempuan untuk memasuki dunia kerja yaitu karena suami tidak bekerja atau pendapatannya kurang, mengisi waktu luang, ingin mencari uang sendiri dan menambah pengalaman. Namun pada umumnya perempuan termotivasi untuk bekerja karena ingin membantu menghidupi keluarga (Asyiek, dkk dalam Artini dan Handayani, 2009:10). Saat ini, telah banyak perempuan yang memasuki dunia kerja. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) perempuan. Di Bali sendiri, akibat adanya perkembangan pariwisata mengakibatkan banyak muncul lapangan pekerjaan baru bagi perempuan sehingga TPAK perempuan juga meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dari Tabel 1.1 sebagai berikut. 3
Tabel 1.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Provinsi Bali Tahun 2007-2011 No Tahun TPAK Perempuan Laki-laki 1 2007 69,25 85,38 2 2008 70,03 85,63 3 2009 70,46 85,10 4 2010 70,16 84,64 5 2011 68,71 84,20 Jumlah 348,61 424,95 Sumber : BPS Provinsi Bali Peran perempuan di bidang ketenagakerjaan telah meningkat walaupun relatif masih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki. Tabel 1.1 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah TPAK perempuan Provinsi Bali dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak perempuan yang memasuki pasar tenaga kerja. Berkaitan dengan semakin berkembangnya industri pariwisata di Bali, maka sub-sektor industri yang banyak digeluti oleh masyarakat adalah sub-sektor industri kecil dan kerajinan rumah tangga. Peranan sub-sektor ini dalam menyerap tenaga kerja perempuan relatif besar. Industri kecil terutama industri rumah tangga banyak melibatkan tenaga kerja perempuan, baik di pedesaan maupun di perkotaan. Keadaan ini antara lain disebabkan proses produksi industri rumah tangga berlangsung di rumah, teknologi yang digunakan sederhana dan tidak membutuhkan keterampilan khusus, serta modal yang digunakan relatif kecil. Perempuan yang mengusahakannya dapat melakukan peran sebagai pencari nafkah dan sebagai pengurus rumah tangga (Asyiek, dkk dalam Putri, 2005). Selain itu, Kebayantini (2003) mengatakan bahwa pembangunan industri kecil dan industri rumah tangga ditujukan dan diarahkan untuk memperluas lapangan 4
kerja dan kesempatan berusaha. Dengan demikian, akan dapat menumbuhkan kemandirian berusaha serta meningkatkan pendapatan pengusaha kecil dan pengrajin, karena industri kecil cukup potensial keberadaannya sebagai warisan budaya pada setiap suku bangsa di Indonesia. Makin banyaknya kaum perempuan yang bekerja pada sektor industri tentunya memiliki berbagai macam masalah, terutama dalam hal kualitas sumber daya manusia. Salah satu ukuran kualitas sumber daya manusia adalah produktivitas tenaga kerja. Sumber daya manusia yang berkualitas tinggi akan mempunyai tingkat produktivitas yang lebih baik dibandingkan dengan sumber daya manusia yang kurang berkualitas. Produktivitas tenaga kerja perempuan dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang diduga mempengaruhi produktivitas tenaga kerja perempuan adalah umur, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, dan status perkawinan. Struktur umur dari tenaga kerja perempuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitasnya dalam menghasilkan suatu produk. Umur produktif seseorang pada umumnya berkisar dari umur 15 hingga 64 tahun. Menurut Budhyani dan Sila (2008), pertambahan umur diikuti oleh perkembangan fisik, psikologis, dan intelektual. Kematangan dalam faktor-faktor tersebut sangat diperlukan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dengan baik. Semakin bertambah umur seseorang, akan semakin baik pula hasil kerja yang diperoleh sehingga akan menentukan produktivitas kerjanya. 5
Tingkat pendidikan tenaga kerja perempuan juga merupakan faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja. Pendidikan yang dialami menyebabkan individu banyak mendapatkan pengetahuan, pengalaman, dan sikap mental yang kuat. Pengetahuan, pengalaman, dan sikap mental yang diperoleh akan berpengaruh terhadap pola tingkah laku dan sikapnya. Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi akan bertindak lebih terarah karena memiliki kemampuan konseptual yang lebih baik (Mapparenta, 2010). Namun, pada umumnya kaum perempuan di daerah pedesaan tingkat pendidikannya rendah sehingga produktivitas kerjanya juga rendah. Faktor lain yang diduga berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja perempuan adalah pengalaman kerja para pengrajin perempuan. Robbins (2001) dalam Pasaribu (2007), mengemukakan, We can say a positive relationship between tenure and job productivity atau dapat diartikan bahwa terdapat suatu hubungan yang positif antara masa kerja dan produktivitas pekerjaan. Masa kerja sering diartikan dengan pengalaman kerja. Semakin lama masa kerja seorang pegawai, semakin banyak kemungkinan pegawai tersebut memiliki pengalaman kerja tentang suatu pekerjaan. Semakin lama masa kerja pegawai, semakin banyak pula kemungkinan pegawai tersebut mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang akan mendukung pekerjaan mereka sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerjanya. Selain ketiga faktor tersebut, status perkawinan tenaga kerja perempuan juga diduga akan mempengaruhi produktivitasnya dalam suatu pekerjaan. Karyawan perempuan yang sudah menikah akan melihat pekerjaan sebagai suatu 6
tanggung jawab yang harus dilakukan untuk dapat menjamin keberlangsungan hidup rumah tangganya. Sebaliknya, karyawan perempuan yang belum menikah mempunyai tanggung jawab yang lebih kecil terhadap suatu pekerjaan. Jadi dapat dikatakan bahwa status perkawinan mempunyai hubungan yang nyata terhadap produktivitas (Pasaribu, 2007). Kabupaten Gianyar merupakan daerah yang terkenal dengan berbagai macam kesenian daerahnya. Sentra kerajinan industri rumah tangga yang menjadi salah satu sumber mata pencaharian penduduk banyak terdapat di daerah ini dan merupakan bagian wisata unggulan yang terkenal hingga ke mancanegara. Industri kecil dan rumah tangga ini menciptakan lapangan kerja baru yang banyak menyerap tenaga kerja termasuk tenaga kerja perempuan. Salah satu jenis pekerjaan yang banyak ditekuni oleh kaum perempuan adalah industri kerajinan anyaman. Hal tersebut disebabkan karena pekerjaan ini tidak membutuhkan modal yang besar dan tidak terikat oleh waktu sehingga bisa dilakukan setelah para perempuan selesai melakukan tugas rumah tangganya. Industri kerajinan anyaman yang ada pun bisa bermacam-macam, seperti anyaman bambu, anyaman pandan, dan anyaman lontar. Tabel 1.2 Data Sentra Industri Kerajinan Anyaman Lontar di Kabupaten Gianyar Tahun 2011 No Alamat Unit Usaha Volume Produksi Nilai Produksi Desa Kecamatan (Unit) (Buah) (Ribu Rupiah) 1 Lod Tunduh Ubud 69 88.560 451.410 2 Mas Ubud 15 106.920 544.995 3 Bona Blahbatuh 41 76.680 122.546 4 Puhu Payangan 15 27.000 137.625 5 Buruan Blahbatuh 20 79.200 93.600 Sumber : Disperindag Kabupaten Gianyar, 2011 (Data Diolah) 7
Di Kabupaten Gianyar, terdapat lima desa yang merupakan sentra kerajinan anyaman lontar. Tabel 1.2 tersebut menampilkan data sentra industri kerajinan anyaman lontar yang terdaftar di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gianyar tahun 2011. Dari Tabel 1.2 diketahui, bahwa Desa Bona menduduki urutan kedua terbanyak dari segi jumlah unit usaha yang memproduksi dan menjual hasil kerajinan anyaman lontar berupa tas, keranjang, topi, dompet dan sandal yaitu sebesar 41 unit usaha. Namun, dari jumlah produksi dan nilai produksi yang dihasilkan, Desa Bona hanya menduduki urutan keempat yaitu sebesar 76.680 buah dengan nilai produksi Rp. 122.546. Desa Bona sendiri merupakan desa yang terkenal dengan kerajinan anyaman lontar bahkan hingga mancanegara. Sektor kerajinan ini menjadi sumber mata pencaharian bagi sebagian besar warganya, terutama para perempuan baik itu sebagai mata pencaharian pokok maupun pekerjaan sampingan. Para pengrajin terpusat di berbagai pelosok desa dan pengepulnya membuka toko di pinggir jalan utama desa tersebut. Dapat dikatakan, tenaga kerja perempuan kini sangat penting bagi perekonomian Bali dan Gianyar pada umumnya serta Desa Bona pada khususnya, dimana sektor pariwisatanya masih menjadi daya tarik wisatawan sehingga industri pariwisata pada bidang-bidang kerajinan masih terus berkembang dan menjanjikan kesempatan pekerjaan yang besar bagi kaum perempuan. Maka penting untuk membahas bagaimana produktivitas tenaga kerja perempuan tersebut dalam usaha peningkatan pendapatan keluarga. Oleh karena itu, penulis terdorong untuk meneliti produktivitas tenaga kerja perempuan pada industri 8
kerajinan anyaman lontar di Desa Bona, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, dimana produktivitas tenaga kerja perempuan dinyatakan dengan umur para pengrajin perempuan, tingkat pendidikan yang pernah ditempuh, pengalaman atau masa kerja sebagai pengrajin anyaman lontar dan status perkawinan yang disandang para pengrajin perempuan tersebut. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut. 1) Apakah umur, tingkat pendidikan, pengalaman kerja dan status perkawinan secara serempak berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja perempuan pada industri kerajinan anyaman lontar di Desa Bona, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar? 2) Bagaimanakah pengaruh umur, tingkat pendidikan, pengalaman kerja dan status perkawinan secara parsial terhadap produktivitas tenaga kerja perempuan pada industri kerajinan anyaman lontar di Desa Bona, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar? 3) Manakah faktor yang berpengaruh paling dominan terhadap produktivitas tenaga kerja perempuan pada industri kerajinan anyaman lontar di Desa Bona, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar? 1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.2.1 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 9
1) Untuk mengetahui pengaruh umur, tingkat pendidikan, pengalaman kerja dan status perkawinan secara serempak terhadap produktivitas tenaga kerja perempuan pada industri kerajinan anyaman lontar di Desa Bona, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. 2) Untuk mengetahui pengaruh umur, tingkat pendidikan, pengalaman kerja dan status perkawinan secara parsial terhadap produktivitas tenaga kerja perempuan pada industri kerajinan rumah tangga anyaman lontar di Desa Bona, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. 3) Untuk mengetahui faktor yang berpengaruh paling dominan terhadap produktivitas tenaga kerja perempuan pada industri kerajinan anyaman lontar di Desa Bona, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar 1.2.2 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan yang diperoleh dari penelitian ini dapat dibedakan menjadi kegunaan teoritis dan praktis. 1) Kegunaan Teoritis Diharapkan penelitian ini dapat bemanfaat serta memperkaya ragam penelitian dan mampu menambah pengetahuan dan wawasan khususnya bagi mahasiswa tentang peran tenaga kerja perempuan dan mengetahui faktor-faktor yang diduga mempengaruhi produktivitas kerjanya. 2) Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi kepada pemerintah daerah setempat dan pihak yang berkepentingan dalam mengambil kebijakan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja 10
perempuan dalam usaha peningkatan pendapatan dilihat dari beberapa faktor yang mempengaruhinya. Dengan demikian diharapkan tingkat kesejahteraan keluarga pada khususnya dan kesejahteraan masyarakat Desa Bona pada umumnya dapat ditingkatkan. Selain itu, juga bermanfaat sebagai informasi tambahan guna penelitian selanjutnya yang sejenis. 1.3 Sistematika Penulisan Pembahasan penelitian ini disusun berdasarkan urutan beberapa bab secara sistematis, sehingga antara bab satu dengan bab lainnya mempunyai hubungan yang erat. Adapun penyajiannya adalah sebagai berikut. Bab I : Pendahuluan Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah dari penulisan penelitian yang kemudian dirumuskan kedalam pokok permasalahan, tujuan dan kegunaan penelitian, dan bagian akhir akan dikemukakan mengenai sistematika penulisan. Bab II : Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis Bab ini akan menguraikan konsep atau teori yang melandasi dan mendukung pokok masalah, dan bagian akhir bab ini adalah hipotesis. Bab III : Metode Penelitian Bab ini menguraikan tinjauan singkat dari lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis 11
dan sumber data, responden penelitian, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data dan teknik analisis data. Bab IV : Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menguraikan gambaran umum lokasi penelitian, karakteristik responden, serta pembahasan hasil penelitian meliputi pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis dengan analisis regresi linier berganda. Bab V : Penutup Pada bab ini dikemukakan simpulan-simpulan mengenai hasil pembahasan dan saran-saran yang akan digunakan sebagai masukan. 12