BAB I PENDAHULUAN. Nilai sosial budaya dan norma sosial yang berlaku di masyarakat Indonesia
|
|
- Teguh Tedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nilai sosial budaya dan norma sosial yang berlaku di masyarakat Indonesia pada umumnya memposisikan perempuan sebagai pekerja domestik, mempunyai tugas untuk mengurus rumah tangga, dari mulai mengurus anak, mencuci, memasak hingga mengatur masalah keuangan rumah tangga. Besarnya peranan perempuan sebagai ibu rumah tangga sehingga potensi kaum perempuan dipandang lebih banyak dimanfaatkan dalam sektor domestik. Berbeda dengan laki-laki, tugas mereka adalah sebagai kepala rumahtangga yang fungsinya adalah mncari nafkah bagi keluarga untuk kelangsungan hidup keluarga. Seiring dengan perkembangan jaman, tingkat modernisasi dan globalisasi informasi serta keberhasilan gerakan emansipasi perempuan dan feminism, perempuan semakin terlibat dalam berbagai kegiatan. Perempuan Indonesia bukan hanya bekerja di sektor domestic tetapi sudah ikut mencari nafkah untuk menghidupi keluarga, sehingga banyak perempuan yang bekerja di sektor publik mengalami beban ganda. Hasil data BPS menunjukkan peran perempuan di Indonesia dalam sektor tenaga kerja terus mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Perlu di ketahui bahwa separuh dari jumlah penduduk indonesia terdiri dari kaum perempuan dan separuh jumlah penduduk tersebut adalah tenaga kerja perempuan (Nurhamidah, 2009:7). Perempuan terjun keranah publik atau bekerja diluar rumah karena beberapa alasan salah satunya adalah alasan kemiskinan yang dialami oleh keluarga.sektor
2 pertanian merupakan sektor yang mendapat peran penting dalam penyediaan kesempatan kerja bagi kaum perempuan di Indonesia. Menurut BPS jumlah tenaga kerja perempuan yang berada pada sektor pertanian di Indonesia pada tahun 2013 yaitu berjumlah 7,34 juta orang dan jumlah yang paling banyak adalah berada di subsektor tanaman pangan yaitu sebanyak 4,30 juta. Data tersebut menunjukkan bahwa perempuan di Indonesia masih banyak yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian khususnya perempuan yang tinggal di pedesaan. Peran perempuan pada kegiatan pertanian sangat substansial. Kegiatan pertanian yang dilakukan perempuan meliputi penanaman, penyiangan, pemeliharaan, panen, pasca panen, pemasaran, baik yang bersifat manajerial tenaga buruh, pada komoditi tanaman pangan ataupun tanaman industri yang diekspor. Bahkan dalam pengairan, yang selama ini dianggap kerja laki-laki, perempuan ternyata ikut menentukan kapan pengairan dilakukan, banyaknya kuantitas air, kedalaman air, frekuensi pengairan, Tanpa keterlibatan perempuan, proses produksi tidak akan berlangsung, termasuk komoditi ekspor yang diperdagangkan secara internasional. (Yana Peran Perempuan Pedesaan Dalam Ekonomi Global. Diakses dari Keterlibatan perempuan dalam sektor pertanian Menurut Pudjiwai Sayogyo (1983) bukan karena ingin menonjolkan peranannya tetapi memang keharusan, karena alasan ekonomi yaitu untuk menambah pendapatan keluarga yang relative rendah. Keterlibatan perempuan di sektor pertanian juga mempunyai makna khusus karena memungkinkan memiliki otonomi keuangan, agar tidak selalu tergantung pendapatan suami, mereka terlibat dalam sektor pertanian karena
3 suami tidak bekerja, mengisi waktu luang, ingin mencari uang sendiri, dan ingin mencari pengalaman (Asyiek, dkk. dalam Handayani dan Artini, 2009). Dunia pertanian tidak lepas dari peran perempuan. di berbagai negara dunia, perempuan memiliki peranan penting dalam proses produksi pangan. Kenyataan yang dihadapi oleh perempuan adalah peran mereka dalam sektor pertanian masih sering di pinggirkan, secara umum petani perempuan di berbagai wilayah pedesaan tidak mempunyai akses untuk input dan sumber daya produksi bagi pertaniannya serta pelayanan publik yang kurang memadai. Mereka juga tidak mendapatkan insentive yang memadai dalam usahanya serta sangat rentan upaya produktivitasnya di pertanian. Padahal pertanian yang dihasilkan para perempuan ini menjadi tumpuan hidup dan kehidupan banyak keluarga miskin. Kecamatan Lawe Sigala-gala yang menjadi lokasi penelitian penulis merupakan kecamatan yang penduduknya paling banyak bekerja pada usaha pertania. Data BPS menunjukkan dari tahun 2009 jumlah rumah tangga yang berada pada usaha pertanian berjumlah rumah tangga dan pada tahun 2013 mencapai rumah tangga, memang terjadi penurunan pada rumah tangga yang bekerja pada usaha pertanian tetapi Kecamatan Lawe Sigala-gala di Kabupaten Aceh Tenggara masih tetap urutan teratas yang jumlah rumah tangganya bergantung pada sektor pertanian. Desa Lawe Tua Persatuan adalah salah satu Kecamatan Lawe Sigala- gala dan menjadi lokasi penelitian penulis. Jumlah penduduk 538jiwa yaitu laki-laki berjumlah 274 jiwa dan perempuan 264 jiwa, dan dengan jumlah kepala keluarga 128, sebagian besar masyarakatnya bekerja di sektor pertanian. Desa Lawe Tua
4 Persatuan merupakan daerah strategis pertanian yang pada umumnya sumber pendapatan masyarakatnya berasal dari hasil pertanian. Perempuan desa Lawe Tua Persatuan menjadikan sektor pertaniaan menjadi sumber utama ekonomi serta lapangan pekerjaan mereka. Petani perempuan disana memilih menjadi petani karena mereka tidak memiliki kemampuan dan pendidikan yang rendah sehingga sektor pertaniaan menjadi pilihan perempuan Desa Lawe Tua Persatuan karena pekerjaan sebagai petani tidak membutuhkan keahliaan khusus, tetapi dapat membantu perekonomian keluarga mereka. Keterlibatan perempuan Desa Lawe Tua Persatuan dalam kegiatan petanian sangat besar. Perempuan sudah mampu mengelola lahan pertanian dengan sendiri mulai dari penanaman sampai panen. Petani perempuan juga tidak lepas dari pekerjaan domestik dimana mereka masih mengurus rumah tangga, dan pekerjaaan rumah tangga sebelum mereka bekerja pada sektor pertanian. setiap harinya mereka menjalankan peran ganda dalam memenuhi kebutuhan keluarga mereka. Desa Lawe Tua Persatuan adalah desa yang mayoritas masyarakatnya adalah suku Batak Toba, dimana budaya patriarki di masyarakat Batak Toba masih tergolong sangat tinggi, sehingga didalam keluarga petani perempuan kurang dianggap bisa berperan dalam mengambil keputusan dimana keputusan masih berada pada pihak laki-laki, bukan tidak mungkin hal ini mempengaruhi kontribusi perempuan dalam bidang social ekonomi keluarga di Desa Lawe Tua Persatuan.
5 Keluarga di Desa Lawe Tua Persatuan adalah petani yang tergolong pekerja keras dan gigih dalam bekerja dimana dengan hasil kerja dari pertanian mereka bisa menyekolahkan anak-anak mereka kejenjang yang lebih tinggi bahkan dari antara anak- anak mereka ada beberapa yang sudah sukses dan itu dari pendapatan yang didapatkan oleh keluarga petani dari hasil kerja mereka.peran perempuan sangat besar dalam pendidikan yang didapatkan oleh anak. Petani perempuan di desa Lawe Tua Persatuan juga melakukan beberapa kegiatan yang biasanya membantu perekonomian keluarga seperti arisan, kredit, bahkan bekerja sebagai tenaga upah harian di lahan orang, sebagian perempuan disana juga dalam menopang kebutuhan keluarga dimana mereka yang perekonomian rendah melakukan strategi berhutang untuk modal dalam melakukan kegiatan pertanian semua tidak lepas dari peran perempuan didesa Lawe Tua Persatuan. Melihat betapa pentingnya kontribusi petani perempuan dalam kehidupan keluarga membuat penulis menjadi tertarik untuk melakukan penelitian tentang keterkaitan petani perempuan terhadap peningkatan kehidupan sosial ekonomi keluarga dengan judul Kontribusi Petani Perempuan Dalam Peningkatan Sosial Ekonomi Keluarga di Desa Lawe Tua Persatuan Kecamatan Lawe Sigala-gala Kabupaten Aceh Tenggara. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan sebelumnya, penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: Bagaimana kontribusi petani
6 perempuan dalam peningkatan sosial ekonomi keluarga di Desa Lawe Tua Persatuan Kecamatan Lawe Sigala-gala Kabupaten Aceh Tenggara? 1.3 Tujuan dan Manfaat Peneliti 1.3.1Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah penelitian yang telah di rumuskan, peneliti ini bertujuanuntuk mengetahui kontribusi petani perempuan dalam peningkatan sosial ekonomi keluarga di Desa Lawe Tua Persatuan Kecamatan Lawe Sigalagala Kabupaten Aceh Tenggara Manfaat Penelitian Hasil penelitian di harapkan dapat menjadi kontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan yang membahas tentang sosial ekonomi keluarga yang kaitanya dalam ilmu kesejahteraan sosial, serta dapat memperluas wawasan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu Kesejahteraan Sosial.Penelitian ini juga di harapkan dapat menjadi bahan rujukan bagi pemerintah setempat untuk mengetahui bagaimana kontribusi petani perempuan dalam sosial ekonomi keluarga di desa Lawe Tua Persatuan Kecamatan Lawe Sigalagala Kabupaten Aceh Tenggara ini serta untuk mengetahui masalah yang dihadapi petani perempuan sehingga di dapat suatu model pemberdayaan petani perempuan guna meningkatkan produktivitas petani perempuan.
7 1.4 Sistematika Penulisan Rencana dan hasil penelitian ini akan di laporkan menurut sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah tujuan dan mamfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan uraian teoritis tentang konsep- konsep yang berkaitan dengan masalah dan objek yang di teliti, kerangka pemikiran yang kemudian dituangkan dalam bentuk bagan alur pikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisikan tipe penelitian, lokasi Penelitian, populasi penelitian, sampel penelitian serta teknik penarikan sampel, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data yang di terapkan. BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Bab ini berisikan sejarah singkat serta gambaran umum lokasi penelitian dan data-data lain yang turut memperkaya karya ilmiah ini. BAB V : ANALISIS DATA
8 Bab ini tentang uraian data yang di peroleh dari hasil penelitian beserta dengan analisisnya. BAB VI : PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang bermamfaat sehubunngan dengan penelitian yang telah dilakukan
BAB I PENDAHULUAN. (http://www.bps.go.id/brs_file/tenaker-15mei09.pdf). kekuatan posisi tawar (Bargaining Power) yang sejajar dengan pengusaha dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010, jumlah angkatan kerja Indonesia berjumlah 107,7 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, yang bekerja sebagai buruh sebanyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akses, bersifat privat dan tergantung kepada pihak lain (laki-laki). Perempuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perempuan merupakan makhluk sosial yang membutuhkan pengakuan dan penghormatan untuk memosisikan dirinya sebagai manusia yang bermartabat. Dalam pandangan politik
Lebih terperinciPENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pertanian mempunyai peranan yang strategis dalam penyerapan tenaga kerja yang ada di Indonesia, yaitu dengan tingginya penyerapan tenaga kerja sekitar 44 persen dari
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu isu yang muncul menjelang berakhirnya abad ke-20 adalah persoalan gender. Isu tentang gender ini telah menjadi bahasan yang memasuki setiap analisis sosial. Gender
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memerlukan SDM yang optimal demi meningkatkan pembangunan. pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Hal ini di karenakan tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang tentunya memerlukan SDM yang optimal demi meningkatkan pembangunan. Sekarang ini, Indonesia banyak menghadapi permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris, artinya kegiatan pertanian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris, artinya kegiatan pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Globalisasi dan kemajuan teknologi adalah hal yang tidak dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi dan kemajuan teknologi adalah hal yang tidak dapat dipisahkan. Karena globalisasi ditandai dengan mudahnya koneksi kemanapun dan siapapun. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukannya di kehidupan sehari-hari, sehingga akan terjadi beberapa masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perempuan merupakan makhluk yang diciptakan dengan berbagai kelebihan, sehingga banyak topik yang diangkat dengan latar belakang perempuan. Kelebihan-kelebihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. faktor produksi yang penting karena manusia merupakan pelaku dan sekaligus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa pembangunan sekarang ini sumber daya manusia merupakan faktor produksi yang penting karena manusia merupakan pelaku dan sekaligus tujuan pembangunan. Produktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai sosok otoritas utama yang sentral dalam organisasi sosial. Kebanyakan sistem patriarki juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan agraris, dimana terdiri dari banyak pulau dan sebagian besar mata pencaharian penduduknya bercocok tanam atau petani. Pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja harus terus diusahakan agar standar kehidupan yang layak dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penciptaan tenaga kerja yang produktif merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah saat ini. Peningkatan produktivitas tenaga kerja harus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris berarti suatu negara yang mengandalkan sektor pertanian baik sebagai sumber mata pencaharian maupun sebagai penompang pembangunan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia. Pada tahun 2010 diperhitungkan sekitar 0,8 juta tenaga kerja yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian masih menjadi sumber mata pencaharian utama bagi masyarakat Indonesia. Pada tahun 2010 diperhitungkan sekitar 0,8 juta tenaga kerja yang mampu diserap dari berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang paling penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang paling penting dalam masyarakat yang terbentuk dari hubungan pernikahan laki-laki dan wanita untuk menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut berdasarkan pada jenis kelamin tentunya terdiri atas laki-laki dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penduduk suatu negara merupakan sumber daya manusia yang memiliki potensi atau peranan yang cukup besar dalam pembangunan ekonomi. Penduduk tersebut berdasarkan pada
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kualitas bangsa ditentukan oleh kualitas penduduk yang tercermin pada kualitas sumberdaya manusia (SDM). Salah satu indikator kualitas penduduk adalah Human Development Index
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dihasilkan dan paling banyak menyerap tenaga kerja. Devisa yang dihasilkan oleh
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan sektor yang dapat diandalkan dalam perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan tingginya sumbangan devisa yang dihasilkan dan paling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masih memandang mereka sebagai subordinat laki-laki. Salah satu bentuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konstruksi budaya patriarki yang masih mengakar kuat di Indonesia hingga saat ini, mengakibatkan posisi perempuan semakin terpuruk, terutama pada kelompok miskin. Perempuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, definisi Undang-Undang Pangan No.7 tahun 1996 menjelaskan, pangan adalah segala sesuatu yang berasl dari sumber hayati dan air, baik yang diolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Dengan demikian, sebagian besar penduduknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran. Data kemiskinan yang baik dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat perhatian pemerintah di negara manapun. Salah satu aspek penting untuk mendukung strategi
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan kualitas sumberdaya manusia di Indonesia masih perlu mendapat prioritas dalam pembangunan nasional. Berdasarkan laporan United Nation for Development Programme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakatnya. Untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu pembangunan dikatakan berhasil dengan melihat tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera harus dimulai dari bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara sedang berkembang adalah jumlah penduduk yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemiskinan merupakan masalah yang dialami secara global dan telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang dialami secara global dan telah terjadi sejak dahulu kala. Kemiskinan sangat terkait dengan kepemilikan modal, kepemilikan lahan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang tinggi, juga menciptakan lapangan kerja dan mengurangi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi selain bertujuan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi, juga menciptakan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan. Keberhasilan pembangunan
Lebih terperinci1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan yang dilaksanakan di Indonesia hingga saat ini belum mampu mensejahterakan seluruh masyarakat Indonesia. Sebagian besar masyarakat masih belum merasakan
Lebih terperinciMARGINALISASI PEREMPUAN DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN
MARGINALISASI PEREMPUAN DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN Dina Novia Priminingtyas Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang ABSTRAK Potensi perempuan dalam pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adang nutu. Syair yang terjemahan bebasnya berbunyi ; Balada kue putu, lelaki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Emplek-emplek menir ketepu, wong lanang goleke kayu wong wadon sing adang nutu. Syair yang terjemahan bebasnya berbunyi ; Balada kue putu, lelaki carilah kayu
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sumatera merupakan pulau yang memiliki sejumlah suku besar berciri khas tradisional. Suku yang terkenal adalah Minangkabau, Aceh, Batak, Melayu, dan ada juga sejumlah suku-suku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar dan berkelanjutan mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat. Salah satu bentuk pembangunan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian adalah sektor yang mempunyai peranan penting dalam memproduksi pangan demi memenuhi kebutuhan manusia untuk melangsungkan hidupnya. Indonesia sebagai negara agraris
Lebih terperinci2016 EKSISTENSI MAHASISWI D ALAM BERORGANISASI D I LINGKUNGAN FAKULTAS PEND ID IKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mahasiswa identik dengan kaum terdidik yang sedang menjalani proses pematangan intelektual. Peran ganda yang dijalani oleh mahasiswa mendorong mereka untuk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan wanita untuk bekerja adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanah dan sumber daya lainnnya sangat berpotensi dan mendukung kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian. Di mana kondisi geografis yang berada di daerah tropis dengan iklim, tanah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian menjadi dasar dalam pemenuhan kebutuhan pokok nasional. Disamping produk pangan, produk pertanian lainnya seperti produk komoditas sayuran, sayuran, perikanan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki kekayaan sumberdaya ekonomi melimpah. Kekayaan sumberdaya ekonomi ini telah dimanfaatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga miskin dan kemiskinan pada umumnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga miskin dan kemiskinan pada umumnya masih menjadi masalah sosial yang harus dihadapi oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu,
Lebih terperinciKERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
36 KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Pembangunan sebagai upaya terencana untuk meningkatkan mutu kehidupan dan kesejahteraan penduduk khususnya di negara-negara berkembang senantiasa mencurahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilahirkan serta dididik sampai menjadi dewasa. Kewajiban suami selain menafkahi ekonomi keluarga, juga diharapkan menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga sebagai unit kelompok terkecil dalam masyarakat yang mempunyai kedudukan cukup sentral dan penting dalam pembentukan struktural sosial kemasyarakatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri juga memiliki tugas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era modern ini peran wanita sangat dibutuhkan dalam membangun perkembangan ekonomi maupun sektor lain dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan dalam bidang ketenagakerjaan merupakan bagian dari usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan dalam bidang ketenagakerjaan merupakan bagian dari usaha sumber daya manusia yang diarahkan pada tujuan meningkatkan harkat, martabat dan kemampuan manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan aset masa depan dalam kehidupan berbangsa. Anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan aset masa depan dalam kehidupan berbangsa. Anak merupakan modal utama bagi suatu negara dalam mempersiapkan kondisi negara yang kuat, aman dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang luas. Tanaman tertentu adalah tanaman semusim dan atau tanaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkebunan merupakan aktivitas budi daya tanaman tertentu pada lahan yang luas. Tanaman tertentu adalah tanaman semusim dan atau tanaman tahunan yang jenis
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Selain berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat, sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peran pertanian bukan hanya menghasilkan produk-produk domestik. Sebagian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara agraris. Sebagai negara agraris, salah satu peran pertanian bukan hanya menghasilkan produk-produk domestik. Sebagian besar penduduk
Lebih terperinciJURIDIKTI, Vol. 6 No. 1, April ISSN LIPI :
Identifikasi Dan Pengembangan Komoditi Pangan Unggulan di Humbang Hasundutan Dalam Mendukung Ketersediaan Pangan Berkelanjutan Hotden Leonardo Nainggolan Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. mewujudkan ketahanan pangan, penciptaan lapangan kerja,
1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan yang sangat besar dalam perekonomian nasional. Sektor ini mendorong pencapaian tujuan pembangunan perekonomian nasional secara langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan merupakan salah satu daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara geografis berada di pesisir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Upaya pembangunan nasional yang selama ini diarahkan untuk. manfaat yang setara bagi perempuan dan laki-laki. Bahkan belum efektif
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Upaya pembangunan nasional yang selama ini diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia ternyata belum dapat memberikan manfaat yang setara bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Masalah Emansipasi wanita telah memberikan semangat dan dorongan bagi kaum perempuan untuk tampil secara mandiri dalam mencapai segala impian, cita-cita dan memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Kemiskinan masih menjadi masalah yang mengancam Bangsa Indonesia. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2007 sebesar 37,17 juta jiwa yang berarti sebanyak 16,58
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pada suatu negara terutama pada negara-negara berkembang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pada suatu negara terutama pada negara-negara berkembang memiliki tujuan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang dapat diukur melalui pertumbuhan pendapatan
Lebih terperinciAbstrak. Kata kunci: perempuan, bekerja, sektor publik, adat
Judul : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Perempuan Bali untuk Bekerja di Sektor Publik (Studi Kasus di Desa Adat Kerobokan Kuta Utara Kabupaten Badung). Nama : Ni Putu Devi Ekayanti Ningsih
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Berdasarkan BPS (2010), jumlah penduduk miskin di Indonesia mengalami penurunan sebesar 1,5 juta orang. Pada Maret 2009, jumlah penduduk miskin sebesar 32,5 juta orang, sedangkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. titik berat pada sektor pertanian. Dalam struktur perekonomian nasional sektor
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sasaran pembangunan nasional diantaranya adalah pertumbuhan ekonomi dengan titik berat pada sektor pertanian. Dalam struktur perekonomian nasional sektor pertanian memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan fenomena yang tidak asing lagi di dalam kehidupan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterlibatan ibu rumah tangga dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga merupakan fenomena yang tidak asing lagi di dalam kehidupan masyarakat. Kompleksnya kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam masyarakat terdapat kelompok sosial, ada sekelompok orang orang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam masyarakat terdapat kelompok sosial, ada sekelompok orang orang yang hidup di bawah garis kemiskinan, sedangan sekelompok yang hidup dalam batas berlebihan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengandalkan titik perekonomiannya pada bidang pertanian. Pada umumnya mata
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Karo merupakan masyarakat pedesaan yang sejak dahulu mengandalkan titik perekonomiannya pada bidang pertanian. Pada umumnya mata pencaharian utama masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelatihan tenaga kerja. Keterlibatan SDM dalam pembangunan tidak hanya, pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) saat ini diarahkan untuk mengubah SDM menjadi tenaga kerja yang profesional sehingga SDM dapat dimanfaatkan secara optimal dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dapat diatasi dengan industri. Suatu negara dengan industri yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi. Di era globalisasi ini, industri menjadi penopang dan tolak ukur kesejahteraan suatu negara. Berbagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (entrepreneurship) sering sekali terdengar, baik dalam bisnis, seminar, pelatihan,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini istilah wirausaha (entrepreneur) dan kewirausahaan (entrepreneurship) sering sekali terdengar, baik dalam bisnis, seminar, pelatihan, program pemberdayaan sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian telah terbukti memiliki peranan penting bagi pembangunan perekonomian suatu bangsa. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang berperan
Lebih terperinciANALISIS HASIL PENELITIAN
69 VI. ANALISIS HASIL PENELITIAN Bab ini membahas hubungan antara realisasi target pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran pemerintah terhadap ketimpangan gender di pasar tenaga kerja Indonesia. Pertama, dilakukan
Lebih terperinciBAB II FENOMENA KELUARGA DAHULU DAN SEKARANG. bekerja, peran istri yang bekerja terhadap keharmonisan keluarga, dan faktor
BAB II FENOMENA KELUARGA DAHULU DAN SEKARANG Pada bab ini akan dijelaskan mengenai suami yang tidak bekerja di Surabaya, peran istri dalam meningkatkan perekonomian keluarga, penyebab istri bekerja, peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok selalu terjadi, baik secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Dalam masyarakat, interaksi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok selalu terjadi, baik secara langsung maupun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berkaitan dengan sektor-sektor lain karena sektor pertanian merupakan sektor
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki peran besar dalam perekonomian di Indonesia. Hal ini dikarenakan pertanian merupakan penghasil bahan makanan yang dibutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja sangatlah terbatas (Suratiyah dalam Irwan, 2006)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum masalah utama yang sedang dihadapi secara nasional adalah sedikitnya peluang kerja, padahal peluang kerja yang besar dalam aneka jenis pekerjaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang mencakup segala bidang yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat (Rusyadi, 2005).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengrajin bambu merupakan mata pencaharian sebagian besar masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengrajin bambu merupakan mata pencaharian sebagian besar masyarakat perempuan di Desa Timbang Lawan, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat. Kreatifitas pengrajin bambu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. petani identik dengan kehidupan pedesaan. Sebagian besar petani yang ada di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertanian yang merupakan pekerjaan bercocok tanam, dalam kehidupan petani identik dengan kehidupan pedesaan. Sebagian besar petani yang ada di Indonesia merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa antara lain ditentukan oleh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan suatu bangsa antara lain ditentukan oleh adanya kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi didalamnya, karena pembangunan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tangguh dalam perekonomian dan memiliki peran sebagai penyangga pembangunan nasional. Hal ini terbukti pada saat Indonesia
Lebih terperinciPRODUKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN BOYOLALI
PRODUKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN BOYOLALI Yetti Anita Sari Fakultas Geografi UGM; Yogyakarta E-mail: yettianitasari@gmail.com ABSTRAK Sektor pertanian merupakan salah
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan agroindustri suatu daerah diarahkan untuk menjamin pemanfaatan hasil pertanian secara optimal dengan memberikan nilai tambah melalui keterkaitan antara budidaya,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjaun Pustaka Mempelajari peranan wanita pada dasarnya adalah menganalisis tentang dua peranan dari wanita itu. Pertama,
Lebih terperinciKontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani)
Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani) KONTRIBUSI PENDAPATAN BURUH TANI PEREMPUAN TERHADAP TOTAL PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DI DESA BABAKANMULYA KECAMATAN JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perempuan yang bekerja di luar rumah sepertinya tidak jauh berbeda. Berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak zaman dahulu hingga kini, persoalan yang dihadapi oleh kaum perempuan yang bekerja di luar rumah sepertinya tidak jauh berbeda. Berbagai hambatan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberantas kemiskinan yang tujuannya untuk mensejahterakan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kajian perempuan merupakan suatu kajian yang sangat menarik perhatian. Hal ini terbukti banyak penelitian tentang kaum perempuan. Perempuan merupakan hal penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang semakin banyak, hal ini disebabkan karena faktor urbanisasi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan kota yang inovatif dan serba maju dalam aspek kehidupan sosial ternyata telah menimbulkan berbagai permasalahan didalamnya seperti, semakin bertambahnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkebunan merupakan salah satu subsektor strategis yang secara ekonomis, ekologis dan sosial budaya memainkan peranan penting dalam pembangunan nasional. Sesuai Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suasana tentram, serta sejahtera lahir dan batin (Siswono, 2002).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan pada dasarnya merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling asasi. Demikian asasinya pangan bagi kehidupan masyarakat, maka ketersediaan pangan harus dapat dijamin
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di Indonesia sejak tahun 2001 berdasarkan UU RI Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, yang selanjutnya
Lebih terperinciPERAN PEREMPUAN DALAM SEKTOR PERTANIAN DI KECAMATAN PENAWANGAN KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR. Oleh: TITIES KARTIKASARI HANDAYANI L2D
PERAN PEREMPUAN DALAM SEKTOR PERTANIAN DI KECAMATAN PENAWANGAN KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR Oleh: TITIES KARTIKASARI HANDAYANI L2D 305 141 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya alam yang melimpah. Kekayaan atas sumber daya air, sumber daya lahan, sumber daya hutan, sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Wilayah yang menjadi bagian dari Kabupaten Aceh Tenggara terdiri dari
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah yang menjadi bagian dari Kabupaten Aceh Tenggara terdiri dari 16 kecamatan; yaitu Kecamatan Lawe Alas, Kecamatan Lawe Sigala-gala, kecamatan Babusalam Kecamatan
Lebih terperinciIX. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil analisis angka pengganda (multiplier) meliputi value added multiplier
IX. KESIMPULAN DAN SARAN 9.1. Kesimpulan 1. Hasil analisis angka pengganda (multiplier) meliputi value added multiplier (VM ), household induced income multiplier (HM), firm income multiplier (FM), other
Lebih terperinciBAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU
BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU Secara umum, rumahtangga miskin di Desa Banjarwaru dapat dikatakan homogen. Hal ini terlihat dari karakteristik individu dan rumahtangganya. Hasil tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan yang penting dalam pembangunan ekonomi adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan yang penting dalam pembangunan ekonomi adalah penyediaan lapangan kerja yang cukup untuk meningkatkan pertambahan tenaga kerja itu sendiri, dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional merupakan cerminan keberhasilan pembangunan. perlu dilaksanakan demi kehidupan manusia yang layak.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya pembangunan adalah suatu proses perubahan yang direncanakan dan merupakan rangkaian kegiatan yang berkesinambungan, berkelanjutan dan bertahap menuju tingkat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Beras merupakan bahan pangan pokok yang sampai saat ini masih dikonsumsi oleh sekitar 90% penduduk
Lebih terperinciTabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Peran strategis sektor pertanian digambarkan dalam kontribusi sektor pertanian dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut membuat orang lebih berpikir maju dan berwawasan tinggi. Pendidikan. majunya teknologi informasi dalam dunia pendidikan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pendidikan akan membawa perubahan sikap, perilaku, nilai-nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak terpisahkan serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan desa merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, dengan demikian pembangunan desa mempunyai peranan yang penting dan bagian yang tidak terpisahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan Pariwisata adalah asset yang dimiliki oleh Negara yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Sejarah dan Pariwisata adalah asset yang dimiliki oleh Negara yang harus dijaga dan dilestarikan. Sejarah dan pariwisata adalah dua hal yang harus kita pelihara dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. giat melaksanakan pembangunan di segala bidang, salah satu diantaranya adalah bidang
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia sebagai daerah agraris juga merupakan Negara berkembang yang sedang giat melaksanakan pembangunan di segala bidang, salah satu diantaranya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memerlukan pertumbuhan ekonomi yang kokoh dan pesat. Pertanian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian sebagai penunjang utama kehidupan masyarakat Indonesia memerlukan pertumbuhan ekonomi yang kokoh dan pesat. Pertanian untuk pembangunan (agriculture
Lebih terperinci