BAB 2 PEMASOK SUSTAINABEL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bisnis telah memberikan dampak terhadap perubahan lingkungan. Dampak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Konsumen tidak lagi hanya menginginkan produk yang berkualitas, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manjemen rantai suplai merupakan suatu proses untuk mengintegrasi,

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Rantai Pasokan

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA

Pembahasan Materi #1

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, serta kondisi persaingan yang ketat dalam lingkungan bisnis yang

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom. Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Keunggulan Kompetitif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI PT. HARVITA TISI MULIA SEMARANG

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan pembatasan masalah. integrasi yang efisien antara pemasok (Supplier), pabrik (manufacture), pusat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2

BAB 2 LANDASAN TEORI

Seminar Nasional IENACO ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk terus berusaha meningkatkan produktivitasnya dalam melayani

Deskripsi Mata Kuliah

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logistik

Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ.

Penerapan Metode Multi Attribute Decision Making) MADM- (Weighted Product) WP dalam Pemilihan Supplier di PT. XYZ

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu strategi perusahaan adalah bagaimana perusahaan. mengimplementasikan Supply Chain Management (SCM) yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria kepuasan konsumen seperti ketepatan dalam pengiriman, cost yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian The International Journal of Bussiness and Management

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. kompetisi yang ketat di dalam industri. Dalam menghadapi kompetisi tersebut,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang & Permasalahan

Definisi Activity Based Management Aktivitas utama manjemen adalah mancari laba untuk kelangsungan hidup perusahaan. Setiap aktivitas harus

BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi Manajemen Rantai Pasokan

ANALISIS BULLWHIP EFFECT DALAM MANAJEMEN RANTAI PASOK

PERTANIAN INDUSTRIAL: SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (MANAJEMEN RANTAI PASOKAN) Joni Murti Mulyo Aji

SCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Information Systems. Sistem Informasi untuk Keuntungan Kompetitif 16/10/2012 8:56

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mengatasi krisis ekonomi, Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia telah membuat Ketetapan MPR Nomor

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Pemodelan Proses Bisnis. Mia Fitriawati M.Kom

MANAJEMEN OPERASIONAL. BAB VI Supply Chain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

IV. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan kompleks sebagai akibat dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Supply Chain Management menurut para ahli, antara lain :

: Yan Ardiansyah NIM : STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

5 KINERJA, SUMBER RISIKO, DAN NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BUAH MANGGIS DI KABUPATEN BOGOR

MODEL SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR) DAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) UNTUK SISTEM PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

Evaluasi Kinerja Supplier Bahan Baku Menggunakan Metode Fuzzy Analytic Hierarchy Process (Studi Kasus di PT. Inti Luhur Fuja Abadi)

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Fakultas Teknik Universitas Widyatama BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Penyumbang Turunnya Kualitas Lingkungan dari Berbagai Sektor (Global Warming, 2013)

BAB V ANALISA HASIL 5.1 ANALISA HASIL PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN FUZZY PERBANDINGAN BERPASANGAN

Green Information System : Innovation for Environmental Sustainability

VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK

BAB 1 PENDAHULUAN. fleksibilitas dalam supply chain mereka. Pada prinsipnya manajemen supply chain adalah

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah produk akan sampai ketangan pemakai akhir setelah setidaknya

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (2) TIP FTP UB 2016

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)

KEBIJAKAN OPERASI PADA TOKO MATERIAL SUBUR SEJAHTERA

BAB II LANDASAN TEORI. Kepuasan Konsumen, Pentingnya Kepuasan Konsumen Dalam Pemasaran,

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 data statistik bahan baku aspal

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin ketat. Tiap-tiap perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II. organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga

BAB I PENDAHULUAN. bidang pengangkutan dengan jenis muatan berupa bahan baku pabrik kertas. Jasa

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. output. Manajemen operasi dapat di terapkan pada perusahan manufaktur maupun jasa.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Analisis Proses Bisnis. Mia Fitriawati M.Kom

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tahun. Sumber : [18 Februari 2009]

POLA-POLA PENGEMBANGAN SISTIM RANTAI PASOK PERUSAHAAN DALAM MEMBANGUN DAYA SAING USAHA JASA KONSTRUKSI DI INDONESIA. Manajemen Bisnis Konstruksi

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

PENDAHULUAN. semakin berkembangnya zaman, maka semakin tinggi pula tingkat inovasi

Pemilihan Supplier Menggunakan Metode Fuzzy Analytic Network Process (FANP) pada PT Putra Gunung Kidul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 2 PEMASOK SUSTAINABEL Pemilihan pemasok merupakan proses penting dan diperhatikan karena hasilnya mempengaruhi kualitas produk, performa perusahaan dan rantai pasok. Karena pasar yang kompetitif pada masa ini, Manajemen Rantai Pasok (MRP) dituntut untuk menambahkan aspek lingkungan dan sosial disamping aspek ekonomi untuk memelihara sustainabilitas dalam rantai pasok. Sustainabel berarti berkelanjutan atau bertahan. Pemasok sustainabel adalah pemasok yang memperhatikan ketiga aspek penting dalam sustainabilitas. Tujuan dari sustainabilitas dalam MRP adalah untuk menciptakan, melindungi dan dan mengembangkan nilai lingkungan, sosial dan ekonomi untuk jangka waktu yang lama bagi pengusaha termasuk membawa produk dan jasa ke dalam pasar. Berikut akan dijelaskan tinjauan dan literatur tentang pemasok sustainabel. 2.1 Manajemen Rantai Pasokan Rantai pasokan (Supply chain) adalah sekumpulan aktifitas (dalam bentuk entitas/fasilitas) yang terlibat dalam proses transformasi dan distribusi barang mulai dari bahan baku paling awal dari alam sampai produk jadi pada konsumen akhir. Dari definisi tersebut maka rantai pasokan terdiri dari perusahaan yang mengangkut bahan baku dari alam, perusahaan yang mentransformasikan bahan baku menjadi bahan setengah jadi/komponen, supplier bahan-bahan pendukung produk, perusahaan perakitan, distributor dan retailer yang menjual barang tersebut ke konsumen akhir. Menurut Hanfield dan Nichols (2001) Rantai pemasok memandu seluruh organisasi dan aktifitas yang berkaitan dengan aliran dan perubahan dari suatu barang sejak dalam bentuk mentah hingga ke pengguna akhir yang diikuti oleh adanya aliran informasi yang terkait. Aliran pasokan yang menuju kedalam suatu perusahaan disebut dengan inbound logistics, sedangkan aliran material atau produk yang 6

7 keluar perusahaan menuju pelanggan atau organisasi lain disebut outbound logistics. Aliran material di dalam organisasi itu sendiri disebut material management (Waters, 2003). Manajemen rantai pasokan merupakan aplikasi terpadu yang memberikan dukungan sistem informasi kepada manajemen dalam hal pengadaan barang dan jasa bagi perusahaan sekaligus mengelola hubungan diantara mitra untuk menjaga tingkat kesediaan produk dan jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan secara optimal. Manajemen rantai pasokan mengintegrasikan mulai dari pengiriman order dan prosesnya, pengadaan bahan mentah, order tracking, penyebaran informasi, perencanaan kolaboratif, pengukuran kinerja, pelayanan purna jual dan pengembangan produk baru. Menurut Russel (2006), Manajemen rantai pasokan berfokus pada penyatuan dan pengorganisasian aliran dari barang, jasa serta informasi melalui rantai pasokan untuk menjadikannya lebih cepat tanggap dalam melayani kebutuhan konsumen sekaligus menurunkan biaya total. Dari definisi-definisi diatas maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan antara rantai pasokan dan manajemen rantai pasokan. Rantai pasokan merupakan jaringan fisik, yakni perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam memasok bahan baku, memproduksi barang maupun mengirimkannya ke pemakai akhir, sedangkan manajemen rantai pasok adalah metode, alat, atau pendekatan pengelolaannya. Salah satu dari tujuan utama manajemen rantai pasokan adalah mencapai kepuasan pelanggan atau konsumen. Kepuasan pelanggan merupakan nilai lebih yang dapat diperoleh dari kerjasama yang erat antar elemen dalam suatu rantai pasokan. Komunikasi dan kolaborasi dari rantai pasokan sangat penting untuk mencapai nilai maksimum pelanggan. Pencapaian nilai maksimum ini merupakan keunggulan kompetitif suatu perusahaan atau organisasi. Menurut Porter (1985), keunggulan kompetitif pada dasarnya tumbuh dari nilai yang dapat diberikan perusahaan bagi pelanggannya yang melebihi dari biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menciptakan nilai tersebut.

8 Keunggulan kompetitif dapat dicapai dengan menurunkan biaya total atau diferensiasi atau keduanya. Untuk mencapai keunggulan tersebut penurunan biaya total harus diikuti dengan peningkatan nilai tambah bagi pelanggan. Manajemen rantai pasokan merperan penting dalam pencapaian keunggulan kompetitif tersebut. 2.2 Pemilihan Pemasok Sustainabel Keputusan pemilihan pemasok merupakan salah satu keputusan yang sangat mendasar dan penting yang dibuat oleh pembeli atau organisasi. Kesulitan muncul dari tingkat kerumitan dalam mempertimbangkan kinerja pemasok dan faktor hubungan. Untuk menunjukkan evaluasi keberlanjutan (sustainability) komprehensif dari pemasok, sejumlah kriteria dapat digunakan. Manajer harus dapat menganalisa dan membuktikan kebenaran kepentingan beberapa faktor, mengubah naluri dan persepsi kualitatif untuk menentukan tindakan. Banyak kajian yang telah membahas mengenai beberapa kriteria dalam pemilihan dan pengevaluasian supplier. Dari tinjauan penelitian, terdapat tiga kriteria paling penting yang digunakan dalam proses ini yaitu kualitas, pengiriman dan harga. Dengan menggabungkan seluruh kriteria, kerangka pemilihan pemasok dapat dikembangkan dalam proses pemilihan pemasok seperti pada gambar 2.1. Gambar 2.1 Pemilihan pemasok sustainabel

9 Dari Gambar 2.1, proses pemilihan pemasok dimulai ketika perusahaan mencari pemasok baru untuk sebuah produk baru, menggantikan pemasok saat ini atau memilih pemasok yang sudah ada. Tahap ini kemungkinan melibatkan sejumlah besar pemasok sehingga membutuhkan pendekatan khusus untuk mengambil keputusan yang terbaik. Perusahaan harus merubah kebutuhannya menjadi kriteria keputusan sebagai pedoman pilihan. Terdapat beberapa kriteria, baik kuantitatif maupun kualitatif yang harus dipertimbangkan dalam proses pemilihan. Seluruh kriteria dan faktor-faktor yang mempengaruhi dikategorikan kedalam tiga dimensi sustainability, yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan. Pemilihan pemasok didasarkan hanya pada aspek ekonomi selama bertahuntahun. Hal itu tidak cukup karena globalisasi dalam dunia bisnis, kondisi pasar yang kompetitif dan perubahan permintaan pelanggan pada masa sekarang. Organisasi atau perusahaan harus menambahkan aspek lingkungan dan sosial pada kriteria pemilihan pemasok seperti kualitas, biaya, dan pelayanan untuk tetap dalam rantai pasokan sustainabel. Berdasarkan literatur oleh Ho et al., sub kriteria paling umum adalah kualitas, diikuti pengiriman, biaya/harga, pelayanan dan teknologi. Sedangkan menurt Chang et al., sub kriteria paling penting adalah kualitas, harga, dan pelayanan. Kumar et al., menyatakan bahwa kualitas produk, pengiriman dan harga merupakan hal yang kritis. Kemampuan teknologi juga penting.setiap sub kriteria dalam bidang ekonomi memiliki faktor berpengaruh masing-masing. Berikut adalah sub kriteria dalam aspek ekonomi: 1. Pelayanan (service) : penanganan produk, identifikasi dan pengusutan produk, penanganan keluhan konsumen, pusat pengawasan pasar, kemampuan penanganan tepat waktu dan kemampuan dalam teknologi; 2. Kualitas (quality): kualitas terkait sertifikat, manajemen yang baik, dan kemampuan dalam menangani persoalan yang tidak normal; 3. Biaya (cost) : produksi, transportasi dan pemesanan;

10 4. Kemampuan teknologi (technology capability): level teknologi, kemampuan dalam penelitian dan pengembangan, kemampuan desain dan penanganan polusi; 5. Pengiriman (delivery): kemampuan untuk memenuhi tepat waktu, performa dalam pengantaran dan pengantaran yang dapat dipercaya. Untuk aspek lingkungan, sub kriterianya adalah kesan hijau (green image), pengendalian polusi (pollution control), kompetensi hijau (green competencies), produk hijau (green product). Faktor yang mempengaruhi untuk setiap sub kriteria dijelaskan sebagai berikut: 1. Kesan hijau (green image): reputasi pasar dan reputasi pelanggan; 2. Pengendalian polusi (pollution control): limbah padat, penggunaan bahan berbahaya, emisi udara, pemborosan air, limbah berbahaya dan konsumsi energi; 3. Kompetensi hijau (green competencies): kemampuan untuk mengubah produk dan proses untuk mengurangi kerusakan sumber daya alam, tanggung jawab sosial dan proses penghijauan; 4. Produk hijau (green product): daur ulang, penggunan ulang, kemasan yang ramah lingkungan dan biaya pembuangan komponen. Di samping faktor ekonomi dan lingkungan, pertimbangan faktor sosial juga harus menjadi bagian terdepan dari rencana pemilihan pemasok perusahaan. Dua sub kriteria penting dalam aspek sosial ini adalah keselamatan dan kesehatan dan praktek kerja. Kedua faktor ini sangat penting dalam pelatihan pekerja untuk standar keselamatan dan kesehatan jika terjadi suatu kejadian saat proses produksi yang dapat berpengaruh pada reputasi perusahaan. Faktor-faktor yang berpengaruh pada sub-kriteria ini dijelaskan sebagai berikut. 1. Keamanan dan kesehatan (safety and health): pemeriksaan dan penilaian keamanan, standar kesehatan dan kondisi yang aman;

11 2. Praktek kerja (employment practice): Pelatihan dan Pendisiplinan dan praktek keamanan. Gambar 2.2 Hubungan antar kriteria pemilihan pemasok Pada akhirnya pemenuhan kriteria-kriteria yang telah disebutkan adalah untuk menghasilkan keputusan terbaik dalam pemilihan pemasok yang sustainabel. 2.3 Metode-metode Pemilihan Pemasok Kumar et al., (2014) telah menunjukkan bahwa DEA adalah alat perhitungan yang efektif untuk pemilihan pemasok. Noorizadeh et al., (2011) memperkenalkan model pemilihan pemasok dengan faktor berperan ganda (dual-role factors), input non-diskresioner, dan batasan bobot. Azadi dan Farzipoor Saen (2012) mengembangkan model baru dari pengukuran berdasarkan slacks (slacks based measure) untuk membantu perankingan dan pemilihan pemasok paling efisien berdasarkan output yang tidak diinginkan dan data stokastik. Weber et al., (2000) mengajukan model pemrograman DEA multi objektif untuk mengevaluasi pemasok. Zouggari dan Benyoucef (2012) menggolongkan, mengevaluasi, dan memilih pemasok paling efisien dengan mengintegrasi fuzzy analytic hierarchy process (AHP) dengan teknik fuzzy TOPSIS. Kahraman et al., (2003) menggunakan fuzzy AHP dan ANP untuk memilih pemasok paling efisien.