BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan"

Transkripsi

1 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Manajemen inventory merupakan suatu faktor yang penting dalam upaya untuk mencukupi ketersediaan stok suatu barang pada distribusi dan penjualan barang (Simchi-levi et al., 2008). Sebuah perusahaan dapat mengeluarkan biaya yang relatif tinggi jika ketersediaan produk yang dimiliki terlalu banyak, dan besarnya permintaan yang tidak dapat di identifikasi dengan mudah merupakan tantangan penting bagi supply chain management (Småros et al., 2003). Inventory merupakan aset perusahaan paling besar yang berkisar antara 30 % - 40 %. Biaya yang harus tersedia oleh suatu perusahaan berkisar antara 20 % 40 % dari nilai barang yang di simpan. Beberapa metode dan pendekatan telah dikembangkan untuk memantau jumlah persediaan barang dalam suatu tempat, sehingga biaya dapat di tekan dan menjamin kelancaran penyediaan barang (Parwati et al., 2009). Pendekatan dalam inventory yaitu continuous review dan periodic review. Persediaan dalam supply chain memiliki implikasi yang besar terhadap kinerja finansial suatu perusahaan. Jumlah uang yang tertanam dalam bentuk persediaan biasanya sangat besar sehingga persediaan adalah salah satu aset terbesar yang dimiliki supply chain. Banyak perusahaan yang memiliki nilai persediaan melebihi 25% dari nilai keseluruhan aset yang di miliki. Hal ini berarti bahwa biaya modal yang tertahan dalam bentuk persediaan di suatu perusahaan dalam supply chain bisa sangat besar. Manajemen persediaan yang baik bisa berpengaruh besar terhadap kinerja finansial sebuah perusahaan (Pujawan dan ER., 2010). Menurut teori klasik mengenai manajemen persediaan agar suatu barang dapat di kelola atau di simpan dengan baik dalam gudang, terdapat banyak aspek yang harus diperhitungkan seperti item-item barang yang dapat mengalami kerusakan, 1

2 2 misalnya waktu penyimpanannya melebihi batas waktu sehingga barang tersebut menjadi usang (Baron et al., 2010). Sebagai contoh barang yang tidak tahan lama misalnya makanan tertentu, produk musiman, bahan kimia, obat-obatan, minuman dan sebagainya. Oleh karena itu, pengelolaan persediaan barang yang tahan lama juga memerlukan perhatian khusus, karena beberapa barang tersebut dapat rusak dan tidak dapat diselamatkan. Persediaan barang dalam sebuah toko atau retailer juga dapat mempengaruhi penjualan barang tersebut. Banyaknya persediaan barang yang tersimpan dalam suatu toko dapat menyebabkan keuntungan dan kerugian. Keuntungan dapat diperoleh pada saat permintaan meningkat, sebaliknya kerugian dapat terjadi karena kurangnya permintaan. Hal ini disebabkan karena faktor ketidakpastian permintaan pelanggan. Untuk itu diperlukan manajemen stok yang tepat pada distribusi penjualan barang. Saat ini, pendekatan supply chain management telah mendukung cooperative management di mana arus informasi antar mitra dalam supply chain mampu mencapai satu tujuan bersama secara lebih cepat dan mudah dibandingkan jika dilakukan secara individual (Sucky, 2005). Di samping itu, menurut Marquès et al (2008) terlihat pula bahwa kolaborasi bisnis antar banyak perusahaan yang saling terkait dalam suatu rantai stok barang merupakan hal yang sangat penting dan strategis untuk peningkatan permintaan menuntut proses bisnis untuk membuat peluang pendapatan baru, efisiensi dan loyalitas pelanggan. Sebagai contoh dalam suatu distribusi barang dari supplier hingga retailer/toko, supplier mendistribusikan barang ke distributor sesuai dengan banyaknya permintaan distributor. Distributor mendistribusikan barang ke retailer sesuai banyaknya permintaan retailer. Distribusi barang tersebut memungkinkan terjadinya ketersediaan barang yang menjadi sangat banyak dan juga ketersediaan barang yang sedikit bahkan tidak ada sama sekali. Hal tersebut mengakibatkan kehabisan barang yang seharusnya dapat menjadi keuntungan ketika permintaan pelanggan dapat dipenuhi atau kelebihan barang yang dapat mengakibatkan barang

3 3 menjadi rusak dan biaya pada barang yang tersimpan tidak dapat digunakan mengakibatkan seluruh pihak tidak dapat mempergunakan biaya tersebut untuk keperluan lainnya. Untuk itu dibutuhkan pemantauan terhadap stok pada semua pihak yang terkait dalam supply chain, agar pengelolaan stok bisa dilakukan dengan baik sehingga dapat diketahui kapan waktu pemesanan dan berapa banyak jumlah barang di pesan. Pihak distributor tidak mengetahui pola permintaan pelanggan yang sebenarnya, distributor mendistribusikan barang tersebut sesuai dengan permintaan retailer. Pihak supplier melakukan supply barang kepada distributor sesuai dengan permintaan distributor, sehingga supplier melakukan permintaan kepada pabrik sesuai dengan pola permintaan distributor. Seluruh pihak pada supply chain melakukan kegiatan atas dasar ramalan atau tebakan yang tidak berdasarkan pola permintaan pelanggan sebenarnya. Beberapa pihak dalam supply chain seringkali tidak membagi informasi dengan pusat atau mitra mereka. Akibatnya pabrik hanya mengetahui pola permintaan berdasarkan order yang diterima dari supplier (Pujawan dan ER 2010). Beberapa masalah tersebut dapat terjadi dikarenakan tidak adanya informasi mengenai jumlah stok barang yang ada pada masing-masing pihak supply chain, sehingga distribusi stok tidak dapat diketahui dan juga pihak supplier tidak mengetahui jumlah yang tepat berapa banyak barang yang harus di produksi untuk memenuhi distribusi stok tersebut. Dengan demikian, ketersediaan barang sangat mempengaruhi seluruh pihak yang memiliki kepentingan dengan barang tersebut sehingga dibutuhkan informasi mengenai ketersediaan barang dalam jumlah yang tepat untuk kelancaran distribusi dan penjualan suatu barang pada masing-masing pihak. Secara umum, pihak supplier, distributor dan retailer tidak mengetahui kapan waktu yang tepat untuk melakukan pemesanan. Hal ini disebabkan karena permintaan pelanggan tidak tetap, sehingga pihak supplier, distributor dan retailer tidak mengetahui kapan mereka melakukan pemesanan atau berapa jumlah barang yang

4 4 tersisa untuk memenuhi permintaan pelanggan hingga barang yang baru tiba. Untuk itu, digunakan pendekatan continuous review untuk mengetahui kapan waktu pemesanan sebaiknya dilakukan, dengan mengetahui jumlah barang yang ada pada pihak supplier, distributor dan retailer. Pendekatan continuous review tidak menentukan periode waktu tertentu untuk menghitung waktu pemesanan kembali, sehingga pendekatan ini tepat digunakan untuk barang yang didistribusikan secara umum. Berbeda dengan pendekatan periodic review yang melakukan perhitungan waktu pemesanan kembali dengan periode waktu tertentu yaitu harian, mingguan, bulanan dan tahunan. Pendekatan periodic review lebih tepat digunakan untuk menghitung distribusi barang pada perusahaan outsorcing bidang pelayanan jasa di mana jasa tersebut digunakan pada periode terentu. Setelah mengetahui waktu yang tepat untuk melakukan pemesanan kembali, pihak supplier, distributor dan retailer sering kali tidak mengetahui berapa jumlah barang yang tepat untuk di pesan. Untuk menentukan kuantitas atau jumlah barang yang di pesan dibutuhkan data historis penjualan atau pengiriman barang, sehingga dibutuhkan sebuah metode yang dapat digunakan untuk memprediksikan penjualan barang periode berikutnya. Menurut Gaspersz (2004), terdapat tiga buah metode prediksi kuantitatif yaitu metode weighted moving average (WMA), metode regresi linier dan single exponential smoothing (SES). Metode weighted moving average, dapat digunakan dengan menentukan suatu bobot tertentu antara 1 sampai 3 di mana bobot tersebut merupakan hasil prediksi tahun sebelumnya, sehingga metode ini dapat digunakan jika telah dilakukan prediksi 1 sampai 3 bulan pada tahun sebelumnya. Metode regresi linear digunakan pada data yang telah diprediksikan tahun sebelumnya selama satu tahun di mana data tersebut telah diprediksikan akan mengalami kenaikan, sehingga metode ini digunakan pada data penjualan yang memiliki kenaikan secara konstant. Metode single exponential smoothing digunakan pada pola data yang tidak stabil atau perubahannya besar dan bergejolak, perhitungan yang dilakukan pada metode ini menggunakan data terbaru dengan ramalan jangka

5 5 pendek (Gaspersz, 2004). Untuk menentukan banyaknya jumlah pemesanan yang dilakukan oleh pihak supplier, distributor dan retailer digunakan metode single exponential smoothing karena data penjualan barang secara umum tidak tetap atau bersifat fluktuatif. Untuk memudahkan pemantauan terhadap persediaan barang yang didistribusikan dari supplier hingga ke retailer agar penjualan menjadi lancar dan stok selalu tersedia, maka akan di buat sistem yang akan melakukan pemantauan dan mengendalikan persediaan barang oleh supplier kepada distributor dan dari distributor kepada retailer. Sistem akan menginformasikan jumlah persediaan barang pada saat terjadi perubahan terhadap persediaan tersebut baik penambahan maupun pengurangan barang yang ada pada distributor atau retailer serta menginformasikan reorder point dari persediaan tersebut dan menentukan maximum quantity order (jumlah pemesanan) berdasarkan prediksi permintaan dengan menggunakan metode single exponential smoothing berdasarkan data penjualan serta batas maksimum kredit yang diberikan pada distributor dan retailer. Masing-masing pihak yang terkait dalam supply chain management tersebut akan menjalankan sistem tersebut yang saling terintegrasi satu sama lainnya. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana membangun sistem pemantauan distribusi stok menggunakan pendekatan continuous review untuk mengetahui kapan waktu pemesanan kembali dilakukan dan metode single exponential smoothing untuk mengetahui jumlah barang yang di pesan secara terintegrasi dari supplier, distributor dan retailer pada manajemen rantai pemasok. 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah lead time ditentukan oleh supplier dan distributor.

6 6 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan sistem untuk melakukan pemantauan terhadap persediaan barang dalam distribusi stok barang pada supplier, distributor dan retailer. Sistem pemantauan barang tersebut untuk menentukan jumlah stok (quantity order) memanfaatkan metode single exponential smoothing dan menentukan waktu pemesanan (reorder point) dengan pendekatan continuous review. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah dapat digunakan untuk melakukan pemantauan terhadap persediaan barang sehingga proses penjualan barang menjadi lancar dan mengantisipasi kehabisan atau kekurangan barang pada supplier, distributor dan retailer. Dengan demikian, dapat meningkatkan profit dan mencegah terjadinya kerugian karena besarnya biaya persediaan yang tidak tepat pada masingmasing pihak yang terkait dalam supply chain tersebut dan mengontrol batas kredit dari distributor dan retailer, serta meminimalkan biaya persediaan pada semua pihak. Hal tersebut dapat memberikan manfaat kepada masyarakat sehingga, masyarakat tidak sulit menemukan kebutuhan mereka karena alasan kehabisan barang atau kelangkaan barang tersebut dan juga menjadikan keuntungan bagi semua pihak. 1.6 Keaslian Penelitian Sejauh ini terdapat banyak penelitian mengenai manajemen stok dengan menggunakan pendekatan continuous review antara lain yang dilakukan oleh : Fahmi dan Pujawan (2010) yang melakukan analisis terhadap pengendalian persediaan material dengan pendekatan continuous review pada satu pihak. Chiang (2010) melakukan analisis bagaimana mempercepat pemesanan dengan pendekatan continuous review dengan lead time dari pabrik pada satu pihak. Axsäter dan Viswanathan (2012) melakukan analisis bagaimana menentukan level persediaan dan mencari pihak yang tepat untuk dititipkan persediaannya. Seluruh penelitian yang

7 7 dilakukan pada objek tertentu seperti pada sisi supplier saja, pada sisi distributor saja dan pada sisi supplier dan distributor dengan barang tertentu. Penelitian ini dilakukan pada proses supply barang, distribusi barang dan penjualan barang yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, akan tetapi belum ada sistem yang terintegrasi dari supplier, distributor dan retailer. Supplier tidak mengetahui berapa banyak kebutuhan distributor secara menyeluruh untuk mendistribusikan barang kepada retailernya, supplier tidak dapat menyediakan barang tersebut dalam jumlah yang tepat dan dalam waktu yang tepat karena supplier tidak mengetahui jumlah barang yang sebaiknya di pesan pada pabrik. Distributor tidak mengetahui berapa banyak kebutuhan retailer secara menyeluruh, distributor tidak dapat menyediakan barang tersebut dalam jumlah yang tepat dan dalam waktu yang tepat karena distributor tidak mengetahui jumlah barang yang sebaiknya di pesan pada supplier. Akibatnya, kelangkaan barang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari dengan sulitnya menemui suatu barang pada suatu retail atau toko. Penelitian ini digunakan pada pihak supplier, distributor, dan retailer yang terintegrasi dan barang yang dijadikan objek adalah barang jadi, di mana barang tersebut lebih dari satu jenis barang, sehingga keaslian penelitian ini dapat dipertanggung jawabkan. 1.7 Metodologi Penelitian Pada penelitian ini, metode untuk mengidentifikasi permasalahan yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu studi pustaka dan wawancara. a. Studi Pustaka Studi pustaka merupakan kegiatan untuk mencari literatur dan referensi yang mendukung penelitian. Literatur yang dipelajari mengenai distribusi stok menggunakan pendekatan continuous review dalam supply chain management dan

8 8 metode single exponential smoothing untuk melakukan peramalan terhadap permintaan yang akan datang. b. Wawancara Wawancara adalah suatu metode yang dilakukan dengan menggunakan tanya jawab secara langsung kepada pihak yang memiliki kapasitas dan informasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian. Wawancara akan dilakukan dengan pihak supplier, distributor dan pelanggan distributor tersebut untuk Membahas mengenai rata-rata penjualan yang dilakukan setiap hari, kapan mereka melakukan pemesanan dan produksi dan berapa banyak barang yng di produksi dan di pesan setiap kali melakukan pemesanan, dan juga akan ditanyakan kerugian dan keuntungan yang sering kali terjadi ketika mereka kelebihan atau kekurangan pemesanan. Data tersebut kemudian akan di catat untuk dianalisis selanjutnya dan dilihat perbedaannya dengan hasil yang dikeluarkan sistem sesuai dengan data tersebut. 2. Analisis dan rancangan sistem a. Analisis sistem Pada Tahapan ini dilakukan analisis terhadap sistem yang di buat, seperti di mana lingkungan sistem tersebut dijalankan dan cara sistem tersebut bekerja. Sistem dijalankan oleh suplier, distributor, dan retailer. Sistem dapat mengetahui jumlah stok dan menentukan waktu pemesanan serta berapa banyak yang dapat di pesan. Sistem akan melakukan update dan analisis setiap kali terjadi perubahan pada stok baik itu penambahan atau pengurangan pada seluruh pihak. Sistem melakukan analisis data stok yang tersimpan dalam database. Ketika terjadi masa untuk melakukan pemesanan kembali sistem akan mengeluarkan informasi mengenai saran untuk melakukan pemesanan dengan memperlihatkan data stok terbaru dan berapa banyak pemesanan yang disarankan oleh sistem pada pihak yang mengalami reorder point. Selanjutnya pada pihak yang akan penerima pesanan, sistem akan menginformasikan bahwa misalnya pihak pemesan mengalami reorder point dengan menampilkan data stok pemesan tersebut serta banyak barang yang akan di pesan

9 9 yang disarankan oleh sistem. Pihak pemesan berhak untuk melakukan pemesanan sesuai dengan saran dari sistem dan pihak pemesan juga berhak untuk mengurangi jumlah pemesanannya. Pihak penerima pesanan berhak menerima pesanan sesuai dengan alur proses penentuan pengiriman. b. Rancangan arsitektur Tahap ini menggunakan keluaran yang dihasilkan pada tahap sebelumnya, dan menentukan alur informasi yang diberikan dari supplier, distributor dan retailer. Di mana seluruh pihak terintegrasi dalam sistem dan berinteraksi dalam supply chain management. Keluaran dari tahap ini adalah diagram sistem secara keseluruhan, komunikasi antar pihak dan daftar kejadian penting yang terjadi dalam sistem. Supplier dapat melihat data stok dan kredit distributor dan data stok pada retailer melalui database dan distributor dapat melihat data stok dan kredit retailer dalam database. Masing-masing dari data tersebut dilakukan analisis dengan pendekatan continuous review untuk menentukan kapan dilakukan permintaan. Dan menggunakan peramalan untuk mengetahui jumlah pemesanan barang dengan metode single exponential smoothing. Data mengenai stok akan dilakukan analisis dengan pendekatan setiap terjadi perubahan pada jumlah barang baik penambahan maupun pengurangan barang. c. Rancangan Rinci Pada tahapan ini dilakukan analisis yang lebih spesifik terhadap tahapan sebelumnya. Tahapan ini dijelaskan secara rinci bagaimana sistem bekerja dengan menggunakan metode dan pendekatan yang di pilih untuk menyelesaikan masalah. Secara umum, sistem bekerja untuk menentukan reorder point, quantity order dan permintaan distributor ke supplier dan retailer ke distributor menggunakan pendekatan continuous review yang akan melakukan perhitungan untuk mengetahui reorder point, dan menggunakan ramalan dengan metode single exponential smoothing untuk menentukan banyaknya barang yang akan di pesan. Pendekatan continuous review akan bekerja setiap terjadi perubahan terhadap jumlah persediaan

10 10 atau stok pada masing-masing pihak dalam supply chain, sedangkan metode untuk menentukan banyaknya jumlah pesanan akan bekerja ketika telah mencapai reorder point. Sistem akan melakukan pertukaran informasi mengenai jumlah stok, pemesanan dan jumlah pemesanan. Seluruh data akan tersimpan dalam database yang dihosting dalam internet di mana ketika terjadi perubahan pada jumlah barang data tersebut akan terupdate dalam database kemudian pendekatan continuous review akan bekerja untuk menganalisis persediaan tersebut. Metode single exponential smoothing dilakukan untuk menentukan jumlah pemesanan. Seluruh sistem yang digunakan oleh supplier dan distributor memiliki proses yang hampir sama, berbeda dengan sistem yang ada pada retailer terdapat penambahan fitur di mana sistem pada retailer dapat menambahkan jenis barang lain yang juga dilakukan pemantauan terhadap barang tersebut dengan menggunakan pemantauan stok yang sama di mana distributor dan supplier nya menerapkan sistem ini dengan database yang berbeda sesuai dengan alur distribusi barang tersebut. Hal ini dikarenakan pada pihak retailer terdapat banyak jenis barang yang di jual. 3. Implementasi Seluruh hasil dari perancangan sistem akan diimplementasikan dengan menggunakan salah satu bahasa pemrograman yaitu visual delphi 2010 dengan database mysql. Database yang telah di buat akan diupload pada sebuah penyedia layanan hosting sehingga data dapat di akses setiap saat oleh seluruh pengguna aplikasi sekalipun sistem digunakan pada beberapa tempat yang berbeda. 4. Pengujian Pengujian sistem dilakukan dengan simulasi terhadap sistem dengan data yang di peoleh dari dua supplier, dua distributor dan beberapa retailer. Pertama, seluruh sistem diuji apakah seluruh sistem yang ada pada masing-masing pihak dapat terhubung. Kemudian seluruh bagian dari sistem diuji fungsionalitas dari sistem apakah telah berfungsi dengan baik atau tidak. Kemudian dilakukan pengujian terhadap data yang telah diperoleh dari seluruh pihak. Data tersebut akan dimasukkan

11 11 ke dalam sistem dan melihat bagaimana sistem bekerja dengan analisis yang digunakan oleh pendekatan continuous review. Hasil dari pengujian ini dapat dilihat maksimum stok yang sebaiknya tersedia pada masing-masing pihak. Kemudian membandingkan hasil yang diberikan oleh sistem dengan data yang telah dilakukan oleh seluruh pihak dalam supply chain dari hasil wawancara dan pencatatan data. Reorder point yang dilakukan pada sistem dengan menggunakan pendekatan continuous review akan dibandingkan dengan reorder point yang dilakukan oleh seluruh pihak yang dilakukan secara manual menggunakan perkiraan. Kemudian akan dilihat hasilnya apakah reorder point yang dilakukan secara manual dan perkiraan akan mengalami kehabisan barang atau tidak dengan melihat aktual data penjualan, dan melihat keuntungan yang akan didapatkan jika sistem melakukan analisis dan menentukan reorder point. Quantity order yang dilakukan oleh sistem dengan menggunakan peramalan dengan single exponential smoothing akan dibandingkan dengan quantity order yang biasanya ditentukan sendiri oleh seluruh pihak yang dilakukan secara manual menggunakan perkiraan. Kemudian akan dilihat hasilnya apakah quantity order yang dilakukan secara manual dan perkiraan akan memenuhi permintaan atau tidak dengan melihat aktual data penjualan, dan melihat keuntungan yang akan didapatkan jika sistem melakukan analisis dan menentukan quantity order. Ramalan permintaan menggunakan single exponential smoothing akan menggunakan peta kontrol tracking signal di mana cara ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana keandalan dari model peramalan berdasarkan pemulusan eksponensial dan membandingkan apakah nilai-nilai ramalan itu telah menggambarkan atau sesuai dengan pola historis dari data aktual permintaan untuk melakukan pengujian ramalan dengan tracking signal. 5. Evaluasi dan perbaikan kesalahan Pada tahap ini akan dilakukan evaluasi dan perbaikan berdasarkan tahapan pengujian yang telah dilakukan. Jika hasil pengujian menunjukkan bahwa aplikasi yang dikembangkan sudah baik dan berjalan sesuai harapan, maka proses selanjutnya

12 12 melakukan penyusunan hasil penelitian. Akan tetapi jika belum baik, maka akan dilakukan proses perbaikan. 6. Penyusunan laporan hasil penelitian Setelah melakukan perbaikan maka akan dilakukan analisis pengujian dan menyimpulkan hasil penelitian, dan selanjutnya menuliskan dalam laporan hasil penelitian. 1.8 Sistematika Penulisan Penelitian ini di susun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas tinjauan pustaka yang digunakan, sebagai bahan referensi dalam pembangunan sistem. BAB III LANDASAN TEORI Bab ini membahas dasar-dasar teori dari supply chain management, pendekatan continuous review dan metode single exponential smoothing yang digunakan dalam pembahasan untuk mendukung penelitian yang dilakukan. BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN Bab ini membahas analisis dan perancangan dari sistem monitoring dan model distribusi stok. BAB V IMPLEMENTASI Bab ini membahas tentang implementasi perancangan sistem monitoring dan distribusi stok untuk mengetahui keuntungan menggunakan sistem ini dalam distribusi stok barang.

13 13 BAB VI BAB VII HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas hasil pengujian dan pembahasan terhadap setiap hasil percobaan yang dilakukan. KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menguraikan kesimpulan dan saran dari penulis yang diharapkan dapat membantu penelitian mengenai pemantauan stok barang pada rantai manajemen pemasok.

BAB I PENDAHULUAN. untuk dijual kembali. Sebagai salah satu asset penting dalam sebuah perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. untuk dijual kembali. Sebagai salah satu asset penting dalam sebuah perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan untuk digunakan memenuhi kebutuhan tertentu, misalnya digunakan dalam proses produksi atau untuk dijual kembali.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Supply Chain Management (SCM) adalah pemanfaatan hubungan yang efisien dan terintegrasi antara supplier, manufacturer, warehouse dan store, dimana barang diproduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi. Penerapan teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi. Penerapan teknologi informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang, banyak perusahaan mengalami perkembangan dalam dunia bisnisnya dan berusaha untuk meningkatkan kinerjanya dengan memanfaatkan kecanggihan

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Koperasi Niaga Abadi Ridhotullah (KNAR) adalah badan usaha yang bergerak dalam bidang distributor makanan dan minuman ringan (snack). Koperasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 19 3.1 Diagram Alir Penelitian BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN MULAI Pengajuan Surat Survei PT. Bangkit Sukses Mandiri (BSM) Diterima? Tidak Ya Observasi Perusahaan Wawancara dengan Direktur PT. BSM Pengamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen persediaan yang baik merupakan salah satu faktor yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. manajemen persediaan yang baik merupakan salah satu faktor yang penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai perusahaan yang berperan sebagai distributor barang, manajemen persediaan yang baik merupakan salah satu faktor yang penting untuk keberhasilan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi ini menjelaskan setiap langkah-langkah ataupun kegiatan yang di jalani oleh peneliti sepanjang penelitian berlangsung yang

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Distorsi informasi pada supply chain merupakan satu sumber kendala menciptakan supply chain yang efisien. Seringkali permintaan dari custromer relatif stabil dari waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kurun waktu terakhir, persaingan dalam bidang ekonomi semakin kuat. Dipengaruhi dengan adanya perdagangan bebas, tingkat kompetisi menjadi semakin ketat. Hal

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan seluruh proses dalam perencanaan serta pelaksanaan suatu penelitian. Dan menurut Murti Sumarmi dan Salamah Wahyuni (2005, p47),

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENDAHULUAN Persediaan di sepanjang supply chain memiliki implikasi yang besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan pendahuluan dari penelitian yang diuraikan menjadi enam sub bab yaitu latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Sistem Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sebuah bisnis, setiap perusahaan mempunyai cara untuk menjalankan usahanya. Untuk dapat berkembang perlu adanya sebuah inovasi dalam proses bisnisnya. Sejalan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini membahas tentang analisis dan interpretasi hasil perancangan dalam penelitian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Tujuan bab ini adalah memberikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, pengusaha akan dihadapkan pada resiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi per bulan mencapai 200 pcs untuk semua jenis produk.

BAB I PENDAHULUAN. produksi per bulan mencapai 200 pcs untuk semua jenis produk. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan atau organisasi menyimpan persediaan untuk berbagai tujuan. Tujuan utama dari pengendalian persediaan adalah untuk menjaga tingkat persediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman era globalisasi ini, persaingan dalam dunia usaha semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman era globalisasi ini, persaingan dalam dunia usaha semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman era globalisasi ini, persaingan dalam dunia usaha semakin kompetitif, hal ini mendorong setiap badan usaha untuk meningkatkan daya saingnya. Upaya yang dapat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Kerangka kerja yang digunakan oleh tim penulis adalah dengan mengkombinasikan

BAB 3 METODOLOGI. Kerangka kerja yang digunakan oleh tim penulis adalah dengan mengkombinasikan BAB 3 METODOLOGI Kerangka kerja yang digunakan oleh tim penulis adalah dengan mengkombinasikan beberapa metode yang masuk dalam kategori praktek terbaik untuk melakukan pengurangan jumlah persediaan barang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT EWINDO merupakan perusahaan milik swasta yang bergerak di bidang manufaktur, memproduksi kabel elektronik, kabel penyusun kendaraan seperti motor dan mobil,

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Teori Tentang Distribusi 2.1.1. Pengertian Distribusi Kebanyakan produsen bekerja sama dengan perantara pemasaran untuk menyalurkan produk-produk mereka ke pasar. Mereka membantu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Dalam perancangan sistem terlebih dahulu harus mengerti sub sistem. Sub sistem yaitu serangkaian kegiatan yang dapat ditentukan identitasnya, yang

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT SUPPLY CHAIN MANAGEMENT Disusun Oleh: Puput Resno Aji Nugroho (09.11.2819) 09-S1TI-04 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) AMIKOM YOGYAKARTA Jalan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Inventory atau Persediaan Inventory adalah item atau material yang dipakai oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk menjalankan bisnisnya[10]. Persediaan adalah

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan. Sekarang komputer bukan

Bab 1 PENDAHULUAN. keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan. Sekarang komputer bukan Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi khususnya teknologi informasi berbasis komputer dewasa ini dirasa sangat pesat dan hal ini berpengruh terhadap aspek pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan konsumen pada PT. Aneka Indofoil terkait dengan jumlah persediaan adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

Kata Kunci : Peramalan (Forecasting), Perencanaan Persediaan Metode P dan Q. Sistemik Nomor. 4 Volume. 2, Desember

Kata Kunci : Peramalan (Forecasting), Perencanaan Persediaan Metode P dan Q. Sistemik Nomor. 4 Volume. 2, Desember USULAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TINTA JENIS BW NEWS PERFECTOR BLACK-G YANG OPTIMAL UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE INVENTORI PROBABILISTIK STUDI KASUS DI PT REMAJA

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah sangat pesat. Pemanfaatan komputer sebagai alat bantu kerja manusia, khususnya sebagai media pengolah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. persediaan, jumlah persediaan yang terlalu kecil akan menimbulkan stock out

BAB 1 PENDAHULUAN. persediaan, jumlah persediaan yang terlalu kecil akan menimbulkan stock out BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persediaan merupakan barang yang disimpan di dalam gudang dan akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu. Persediaan berpengaruh terhadap besarnya biaya operasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Emas merupakan logam mulia yang sering dijadikan sebagai alat tukar dalam perdagangan maupun sebagai standar keuangan berbagai negara. Nilai emas yang tidak pernah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Supply chain adalah jaringan entitas-entitas yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Entitas yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODOLOGI 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN BAB III METODOLOGI 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN Manajemen rantai pasok merupakan salah satu alat bersaing di industri, mulai dari pasokan bahan baku, bahan tambahan, kemasan, pasokan produk akhir ke tangan konsumen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari bahasa kata to manage yang artinya mengatur atau mengelola. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN ANALISIS PERMINTAAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE BULLWHIP EFFECT DI INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL Studi Kasus : CV. Annuur Herbal Indonesia Yandra Rahadian Perdana Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk menyusun kembali strategi dan taktik bisnisnya sehari-hari. Salah satu faktor yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjang jalannya operasi-operasi demi tercapainya tujuan yang diinginkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. menunjang jalannya operasi-operasi demi tercapainya tujuan yang diinginkan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya usaha-usaha perdagangan yang sangat pesat pada saat ini menjadikan informasi sebagai hal yang sangat penting peranannya dalam menunjang jalannya operasi-operasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan berkembangnya teknologi yang semakin canggih banyak sekali perusahaan yang bergerak di bidang jasa maupun manufaktur yang menyebabkan persaingan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap perusahaan adalah memperoleh keuntungan maksimum. memberikan pelayanan yang baik serta kepuasan kepada pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN. setiap perusahaan adalah memperoleh keuntungan maksimum. memberikan pelayanan yang baik serta kepuasan kepada pelanggan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Munculnya era globalisasi menyebabkan terjadinya perkembangan di berbagai bidang, salah satunya pada bidang ekonomi. Seiring dengan perkembangan bidang ekonomi di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peramalan adalah upaya untuk memperkirakan apa yang terjadi pada masa mendatang, sedangkan peramalan permintaan adalah proyeksi permintaan untuk produk atau layanan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1. Diagram Alir Sistematika Pemecahan Masalah 30 31 3.1.Tahap Identifikasi dan Pendahuluan Tahap identifikasi dan pendahuluan dilakukan dengan cara melakukan studi

Lebih terperinci

2014 STUDI PERBANDINGAN WEIGHTED MOVING AVERAGE DAN SIMPLE EXPONENTIAL SMOOTHING PADA PENGECEKAN STOK BAHAN BAKU DI MEBEL SERBA JAYA FURNITURE SUBANG

2014 STUDI PERBANDINGAN WEIGHTED MOVING AVERAGE DAN SIMPLE EXPONENTIAL SMOOTHING PADA PENGECEKAN STOK BAHAN BAKU DI MEBEL SERBA JAYA FURNITURE SUBANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di berbagai bidang sangat bermanfaat, salah satunya sudah dapat diterapkan pada perusahaan dan organisasi untuk mengerjakan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Selama ini, manajer PT. Focus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Di dalam melakukan suatu kegiatan dan analisis usaha atau produksi bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG Siti Rohana Nasution 1, Temotius Agung Lukito 2 1,2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila 1) nasutionana@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. barang dari supplier. Pembelian adalah suatu usaha yang dilakukan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. barang dari supplier. Pembelian adalah suatu usaha yang dilakukan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pembelian Menurut Hatta (2008), pembelian merupakan kegiatan untuk memperoleh barang dari supplier. Pembelian adalah suatu usaha yang dilakukan untuk pengadaan barang yang diperlukan

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENGOPTIMUMKAN PESANAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA CV. GARUDA LANGIT BERLIAN

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENGOPTIMUMKAN PESANAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA CV. GARUDA LANGIT BERLIAN ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENGOPTIMUMKAN PESANAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA CV. GARUDA LANGIT BERLIAN Aldi Firmansyah Universitas Bina Nusantara, Jl. KH. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Sebenarnya perusahaan sudah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April 2011 sampai Mei 2011 di PT. Pindo Deli Pulp and Paper di bagian Paper machine 12. Lokasi Industri

Lebih terperinci

Bab I : Peramalan (Forecasting) Bab II : Manajemen Proyek. Bab III : Manajemen Inventori. Bab IV : Supply-Chain Management

Bab I : Peramalan (Forecasting) Bab II : Manajemen Proyek. Bab III : Manajemen Inventori. Bab IV : Supply-Chain Management MANAJEMEN OPERASI 1 POKOK BAHASAN Bab I : Peramalan (Forecasting) Bab II : Manajemen Proyek Bab III : Manajemen Inventori Bab IV : Supply-Chain Management Bab V : Penetapan Harga (Pricing) 2 BAB III MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dunia industri menyebabkan terjadinya persaingan yang cukup ketat antar perusahaan. Kualitas merupakan faktor dasar konsumen terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Peningkatan persaingan industri baik industri manufaktur maupun industri jasa akibat adanya perdagangan bebas menyebabkan seluruh industri berusaha untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang semakin ketat di era globalisasi ini menuntut perusahaan untuk menyusun kembali strategi dan taktik bisnisnya sehari-hari. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian sangat berperan penting untuk menyelesaikan masalah secara sistematis dan memberikan solusi yang teratur dan terarah sesuai dengan tujuan penulisan skripsi

Lebih terperinci

2.4.6 Hubungan Antara Ukuran Kesalahan Peramalan dan Standar Deviasi Pengendalian Persediaan Definisi Persediaan...

2.4.6 Hubungan Antara Ukuran Kesalahan Peramalan dan Standar Deviasi Pengendalian Persediaan Definisi Persediaan... ABSTRAK PT. Ronadamar Sejahtera merupakan sebuah distributor dari produk lem merk Fox yang memiliki kemasan yang bervariasi. PT. Ronadamar Sejahtera mendistribusikan untuk kota Bandung dan sekitarnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka kebutuhan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka kebutuhan atau 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka kebutuhan atau perilaku konsumen akan semakin diperhatikan. Untuk sekarang ini, selain menginginkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk dalam bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk dalam bidang teknologi informasi mengakibatkan pengolahan data transaksi dapat dilakukan dengan cepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berakibat bahwa di suatu perusahaan yang barang penjualannya lengkap maka

BAB I PENDAHULUAN. berakibat bahwa di suatu perusahaan yang barang penjualannya lengkap maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan yang bekembang akan selalu berusaha ke arah penambahan barang, guna melengkapi kebutuhan barang yang muncul tiap tahun. Hal ini akan berakibat bahwa

Lebih terperinci

Penentuan Kebijakan Order dengan Pendekatan Vendor Managed Inventory untuk Single Supplier, Multi Product

Penentuan Kebijakan Order dengan Pendekatan Vendor Managed Inventory untuk Single Supplier, Multi Product Penentuan Kebijakan Order dengan Pendekatan Vendor Managed Inventory untuk Single Supplier, Multi Product dan Multi Retailer di PT. Petrokimia Gresik Oleh : Novita Purna Fachristy 2507100123 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Apotik Sinar Jaya yang bertempat di ruko Oktoiskandar No.2 Samarinda

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Apotik Sinar Jaya yang bertempat di ruko Oktoiskandar No.2 Samarinda BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Apotik Sinar Jaya yang bertempat di ruko Oktoiskandar No.2 Samarinda awalnya adalah sebuah Toko Sinar Jaya yang didirikan pada tahun 1968 yang bertempat di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. fleksibilitas dalam supply chain mereka. Pada prinsipnya manajemen supply chain adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. fleksibilitas dalam supply chain mereka. Pada prinsipnya manajemen supply chain adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi kompetisi bisnis, diperlukan kemampuan untuk mengakomodasikan ketidakpastian internal maupun eksternal dalam mengambil keputusan. Ketidakpastian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) merupakan badan yang dibawahi oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). BKBPP mempunyai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan. 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL Variabel Penelitian di sini merupakan suatu atribut atau nilai atau sifat dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai

Lebih terperinci

Sistem Peramalan Harga Emas Antam Menggunakan Double Exponential Smoothing

Sistem Peramalan Harga Emas Antam Menggunakan Double Exponential Smoothing Sistem Peramalan Harga Emas Antam Menggunakan Double Exponential Smoothing Teguh Andriyanto Sistem Informasi Universitas Nusantara PGRI Kediri Kediri, Indonesia E-mail: teguh@ unpkediri.ac.id Abstrak Emas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat. Persaingan di dalam dunia industri menjadi sangat ketat.

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat. Persaingan di dalam dunia industri menjadi sangat ketat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada masa sekarang ini, industri manufaktur maupun industri jasa mulai berkembang dengan cepat. Persaingan di dalam dunia industri menjadi sangat ketat. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. distributor galvalum. Depo Galvalum terletak di Jl. Dr. Wahidin No.128A Sidoarjo.

BAB I PENDAHULUAN. distributor galvalum. Depo Galvalum terletak di Jl. Dr. Wahidin No.128A Sidoarjo. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Depo Galvalum adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang distributor galvalum. Depo Galvalum terletak di Jl. Dr. Wahidin No.128A Sidoarjo. Perusahaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASIONAL. BAB VI Supply Chain

MANAJEMEN OPERASIONAL. BAB VI Supply Chain MANAJEMEN OPERASIONAL BAB VI Supply Chain Pengertian Supply Chain Supply chain adalah jaringan perusahaan yang bekerja sama untuk menciptakan dan mengantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Perusahaan-

Lebih terperinci

Deskripsi Mata Kuliah

Deskripsi Mata Kuliah Materi #1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Deskripsi Mata Kuliah 2 Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management/SCM) merupakan mata kuliah yang akan membahas pengelolaan kegiatan-kegiatan dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan perusahaan pada zaman sekarang tidak terlepas dari aktivitas bisnis sebagai modal utama dalam menangani setiap proses bisnis yang terkait dengan suatu produk

Lebih terperinci

BAB III PERAMALAN. Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015

BAB III PERAMALAN. Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015 BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan merupakan suatu bentuk usaha untuk meramalkan keadaan di masa mendatang melalui pengujian keadaan di masa lalu. Esensi peramalan adalah perkiraan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meskipun perekonomian dan perindustrian nasional kini dihadapkan kepada dampak krisis ekonomi global, namun bisnis ritel di Indonesia tidak terkendala bahkan masih

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini, dunia usaha tumbuh dengan semakin pesat. Sehingga menuntut perusahaan untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada PT. Sebastian Citra Indonesia terkait dengan jumlah penjualan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan penyedia jasa telekomunikasi di Indonesia. Produk yang dijual oleh PT. XYZ dapat berupa benda fisik (physical goods) dan layanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini dibahas mengenai gambaran umum penelitian beserta sistematika penulisan laporan. Pada bagian gambaran umum penelitian meliputi latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Pemecahan Masalah Dalam menyelesaikan permasalah yang ditemui, metodologi yang digunakan adalah perencanaan persediaan dan tingkat persediaan pengaman.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis memiliki persediaan. Alasan utama persediaan barang adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. bisnis memiliki persediaan. Alasan utama persediaan barang adalah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analisis persediaan adalah salah satu topik paling populer dalam ilmu manajemen. Salah satu alasannya adalah bahwa hampir semua jenis organisasi bisnis memiliki

Lebih terperinci

PERAMALAN (FORECASTING)

PERAMALAN (FORECASTING) PERAMALAN (FORECASTING) Apakah Peramalan itu? Peramalan (forecasting) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data historis dan memproyeksikannya

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Persediaan merupakan aset terbesar yang dimiliki supply chain. Banyak perusahaan yang memiliki nilai persediaanya melebihi 25% dari nilai keseluruhan aset. Manajemen persediaan

Lebih terperinci

PENGARUH PENENTUAN JUMLAH PEMESANAN PADA BULLWHIP EFFECT

PENGARUH PENENTUAN JUMLAH PEMESANAN PADA BULLWHIP EFFECT PENGARUH PENENTUAN JUMLAH PEMESANAN PADA BULLWHIP EFFECT Puji Lestari, Liong Irena, I Gede Agus Widyadana Program Studi Teknik Industri, Universitas Kristen Petra Siwalankerto, Surabaya, Indonesia (Received:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tidak dapat lepas dari persoalan transportasi, baik untuk pengadaan bahan baku ataupun dalam mengalokasikan barang jadinya. Salah satu metode yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut Mahadevan (2010 : 3) manajemen operasi adalah kunci untuk mencapai keunggulan kompetitif bagi organisasi, apakah mereka berada di industri manufaktur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada

BAB II LANDASAN TEORI. dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Menurut Kristanto (2003:2), sistem adalah kumpulan elemen elemen dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada sistem

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN LPG 3 KG DI KECAMATAN TANAH SAREAL KOTA BOGOR

ANALISIS KEBUTUHAN LPG 3 KG DI KECAMATAN TANAH SAREAL KOTA BOGOR ANALISIS KEBUTUHAN LPG 3 KG DI KECAMATAN TANAH SAREAL KOTA BOGOR Ahmad Iqomatuddin Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma Depok Jalan Margonda Raya 100, Depok 16424

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA II.1 Peramalan...7

TINJAUAN PUSTAKA II.1 Peramalan...7 DAFTAR ISI Halaman Lembar Judul...i Lembar Pengesahan...ii Lembar Pernyataan...iii Kata Pengantar...iv Daftar Isi...vi Daftar Tabel...x Daftar Gambar...xii Daftar Persamaan...xiii Daftar Lampiran...xv

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN I-1

BAB 1 PENDAHULUAN I-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sistem informasi adalah suatu sistem didalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan manajemen untuk memberikan terobosan yang strategis untuk tetap dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Teori 2.1.1 Tingkat Pelayanan (Service Level) Service level merupakan istilah yang banyak digunakan dalam manajemen persediaan yang merupakan besar presentase dari

Lebih terperinci

: Perencanaan pengadaan bahan baku bihun untuk meminimasi total biaya persediaan di PT. Tiga Pilar Sejahtera BAB I PENDAHULUAN

: Perencanaan pengadaan bahan baku bihun untuk meminimasi total biaya persediaan di PT. Tiga Pilar Sejahtera BAB I PENDAHULUAN Nama : Bahtiar Rohmat Judul : Perencanaan pengadaan bahan baku bihun untuk meminimasi total biaya persediaan di PT. Tiga Pilar Sejahtera BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah PT. Tiga Pilar Sejahtera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, kebutuhan manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki persediaan, minimal dalam bentuk persediaan bahan-bahan pembantu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki persediaan, minimal dalam bentuk persediaan bahan-bahan pembantu BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang manufaktur, perdagangan maupun jasa pasti memiliki persediaan dalam menjalankan operasional usahanya. Perusahaan memiliki

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) INTRODUCTION T I P F T P U B KONTRAK 50 % UTS 30 % Tugas 20 % Kuis/ present WHAT IS SUPPLY CHAIN? Sebuah rantai pasokan yang terdiri dari semua pihak yang terlibat, secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, jenis usaha penyaluran produk relatif lebih diminati

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, jenis usaha penyaluran produk relatif lebih diminati BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, jenis usaha penyaluran produk relatif lebih diminati dibandingkan dengan usaha berbasis produksi. Alasannya, usaha ini lebih mudah untuk dijalankan, memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dituntut untuk selalu mampu dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi para

BAB 1 PENDAHULUAN. dituntut untuk selalu mampu dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi para 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi dan teknologi yang terus berkembang, setiap Perusahaan dituntut untuk selalu mampu dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi para customer-nya.

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Perancangan jaringan supply chain merupakan kegiatan strategis yang perlu dilakukan. Tujuanya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang permintaanya berubah secara dinamis

Lebih terperinci