BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran e-toll

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian TCASH (Telkomsel)

BAB I PENDAHULUAN Logo PT Bank Mandiri, Tbk Gambar 1.1 adalah logo PT Bank Mandiri, Tbk:

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan tidak dengan menggunakan uang cash sebagai alat pembayaran,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Visi dan Misi Perusahaan Visi Visi 2017

BAB I PENDAHULUAN Visi dan Misi PT. Telekomunikasi Indonesia Selular, Tbk Visi PT. Telekomunikasi Indonesia Selular, Tbk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. hubungan lebih baik dan menjadi semakin dekat dengan masyarakat. Kini

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh stakeholder sebagai. dasar untuk pengambilan keputusan dalam organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendirian lembaga perbankan di Indonesia mempunyai tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Telkomsel Sumber: (PT. Telkomsel, 2017)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi saat ini berdampak ke segala aspek

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya mencegah kelemahan dari penggunaan uang tunai tersebut, kini

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sebagai alat perantara dalam melakukan tukar-menukar atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemacetan ini tidak hanya terjadi di jalan-jalan protokol saja, akan tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

pelayanan dan jasa yang diberikan oleh perusahaan juga merupakan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan produk yang dibutuhkan. Penggunaan uang secara non tunai mulai meningkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Instrumen/alat pembayaran merupakan media yang digunakan dalam pembayaran.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat kita terutama yang hidup di perkotaan atau kota-kota besar

ekonomi Kelas X SISTEM PEMBAYARAN DAN ALAT PEMBAYARAN K-13 A. Pengertian Sistem Pembayaran Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Melambatnya pertumbuhan ekonomi global sebagai dampak peningkatan harga

Judul : Penerapan Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 untuk Menjelaskan Minat dan Penggunaan Mobile Banking

BAB I PENDAHULUAN. kreatif memicu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan akselerasi yang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT Jasa Marga (persero) Tbk. A. Sejarah PT. Jasa Marga (Persero) Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini kemajuan teknologi semakin canggih dan semakin membaik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum

TUGAS REVIEW KULIAH UMUM

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. belum secanggih saat ini. Awalnya masyarakat memunuhi kebutuhannya. logam dan sampai lah ke tahap penetapan uang kertas.

BAB I PENDAHULUAN. Pembayaran merupakan hal penting bagi manusia dalam menunjang

BAB I. PENDAHULUAN. Cara pembayaran terus berubah dari waktu ke waktu. Dahulu pembayaran transaksi

BAB I PENDAHULUAN. nyaman bertansaksi dengan secara fisik, uang cash atau kartu. Society: Indonesia Chapter, yang berlangsung di Jakarta pada Kamis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pola hidup konsumtif kini menjadi hal yang biasa bagi masyarakat. Ini

BAB I INTRODUKSI. pembayaran mikro, kapan saja dan dimana saja dengan menggunakan smartphone

BAB 1 PENDAHULUAN. Kita telah menghadapi suatu era dimana keberhasilan strategi pemasaran suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat ditandai dengan

sebagai berikut : Service system Service people Service strategy Sumber : Output SPSS (diolah penulis)

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan yang serba cepat dan dinamis. Organisasi

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PENGGUNAAN E-CURRENCY DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sektor keuangan seperti bank untuk melakukan inovasi. Salah satu hal yang

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi mengalami perkembangan yang

A-PDF Manual Split Demo. Purchase from to remove the watermark BAB I PENDAHULUAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dasar (teknologi pangan, pembangunan, dan lain-lain) sampai

BAB I PENDAHULUAN. uang dari suatu pihak ke pihak lain. Media yang digunakan untuk pemindahan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan aktifitas, khususnya dalam kegiatan sehari-hari. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. rupiah. Penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi dalam industri

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan dan perekonomian. Uang dapat digunakan sebagai alat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai ibu kota negara Indonesia, Jakarta sering dijadikan pilihan bagi

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar belakang

BAB I BAB I PENDAHULUAN

POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya menurut jumlah

RINGKASAN INFORMASI PRODUK TABUNGAN D-SAVE

BAB I PENGANTAR. sependapat dalam buku Bunga Rampai Hukum Ekonomi Dan Hukum

BAB 1 PENDAHULUAN. pandai-pandai menganalisis pasar dengan menggunakan handphone sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan komunikasi. Saat ini layanan sistem pembayaran yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Profil perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan para pelanggannya (customer) melakukan transaksi perbankan

BAB I PENDAHULUAN. pertahanan, keamanan, dan penegakan hukum. 1 Salah satu dampak

Data untuk Pelayanan Publik yang Lebih Baik

BAB I PENDAHULUAN. Jalan tol adalah jalan umum yang kepada pemakainya dikenakan kewajiban

I. PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi yang canggih. Kemajuan teknologi dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. Kios Tiket Mandiri atau KTM merupakan produk PT Finnet Indonesia

ANALISA Bank dan Lembaga Keuangan II

BAB I PENDAHULUAN. perbankan, pendidikan dan lain sebagainya. Melalui perkembangannya, teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. keseharian kita. Begitu juga alat transportasi. Di Indonesia, terdapat tiga jenis

BAB I PENDAHULUAN. Mandiri e-cash merupakan salah satu alternatif alat pembayaran secara

Bab I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dinamika kehidupan masyarakat Indonesia sekarang ini telah berkembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. insentif atau nilai lebih untuk suatu produk pada sales force, distributor atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Uang Elektronik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang dituangkan dalam Undang Undang Bank Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. perbankan harus memiliki keunggulan kompetitif antara lain adalah dengan

There are no translations available.

BAB I PENDAHULUAN. No. Nama Alamat Surat dan Tanggal Izin. No. 14/327/DASP tanggal 9 Mei No. 11/424/DASP tanggal 3 Juli 2009

BAB 4 IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK LAYANAN JASA PERBANKAN DI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kemajuan teknologi dalam sistem pembayaran dan transaksi perbankan

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini teknologi informasi semakin berkembang dengan pesat. Banyak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin ketat oleh banyaknya produsen yang terlibat dalam

BAB I PENDAHULUAN. media layanan elektronik (e-channel) saat ini telah jauh berkembang. Bahkan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah nasabahnya. Bisnis inti BCA adalah perbankan transaksi dimana BCA selalu

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang menghimpun dana dari. dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Telepon seluler saat ini telah menjadi alat komunikasi serta informasi

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana kepada masyarakat serta memberikan jasa-jasa pelayanan

INSTRUMEN PEMBAYARAN. Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran Biro Pengembangan Sistem Pembayaran Nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. Automatic Teller Machine (ATM) dan electronic banking (e-banking)

BAB 1. Pendahuluan. dijadikan oleh perusahaan sebagai keunggulan dalam usahanya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran e-toll Pada era globalisasi ini saat ini sebagai negara berkembang Indonesia terus mengembangkan terobosan inovasi dalam meningkatan efisiensi dan efektivitas kinerja pada jalur pembayaran transportasi. Menyikapi hal ini PT Bank Mandiri bekerja sama dengan PT. Jasa Marga dalam mengembangkan layanan transaksi pembayaran jalan tol melalui peluncuran Electronic toll (e-toll). Dengan layanan ini pengguna tol dapat bertransaksi hanya dengan menggunakan kartu. Kartu yang ditawarkan berupa kartu elektrik untuk memudahkan penggunanya dalam bertransaksi. Kartu ini dapat diisi ulang dalam penggunaannya. Dengan adanya kartu ini, perusahaan berharap dapat membantu mengurangi permasalahan di jalan tol. Pengguna tidak perlu antri untuk melakukan transaksi di gerbang tol. E-Toll adalah kartu prabayar contactless smartcard yang diterbitkan oleh Bank Mandiri bekerjasama dengan operator Tol. Saat ini operator tol yang bekerja sama yaitu Jasa Marga, Cipta Marga Nushapala Persada, Marga Mandala Sakti, dan Jalan tol LingkarLuar Jakarta (JLJ). Fitur-fitur e-toll adalah sebagai pengganti uang cash untuk transaksi pembayaran tol, kartu dapat dipindahkan, saldo terdapat didalam kartu, dapat diisi ulang, memiliki saldo maksimal Rp. 1juta dan saldo minimal Rp. 10ribu. Pengisian ulang kartu ini dapat di lakukan di beberapa took seperti Indomaret, Alfamart dan bisa juga secara langsung pada gerbang tol yang dilalui. Manfaat utama pemegang kartu e-toll adalah sebagai pengganti uang tunai. Selain itu e-toll dapat memudahkan transaksi pembayaran menjadi lebih cepat dan dapat digunakan untuk transaksi diluar merchant tol sepert Indomaret, SPBU dll. Cara isi ulang e-toll pun sangat mudah yaitu nasabah dapat melakukan transaksi isi ulang melalui EDC Mandiri Prabayar, e-banking (Mandiri SMS, Mandiri Mobile Banking dan Mandiri Internet Banking) atau secara tunai di cabang Mandiri dan di Indomaret. (bankmandiri.co.id, 2016) 1

1.2 Latar Belakang Penelitian Indonesia saat ini telah menyentuh proses pengembangan kota dengan diadakannya program smart city. Pemerintah Indonesia telah mengarahkan berbagai pimpinan kota-kota besar untuk mengembangkan program tersebut. Penggunaan program smart city didukung dengan pembentukan kota yang sustainable (ekonomi, sosial dan lingkungan) (smartcity.co.id, 2016). Salah satu elemen smart city adalah smart mobility yang meliputi bidang transportasi dan ICT (Smart City Final report, 2014). Dalam hal mobility, peran dan fungsi transportasi sangat penting. Layanan mobilitas yang baik dapat mengatasi berbagai permasalahan yang muncul saat ini. Seperti kemacetan, pelanggaran lalu lintas dll. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan adanya teknologi yang mampu menyelesaikan permasalahan ini. Salah satu elemen dari terciptanya smart city, teknologi Smart Card mulai berkembang di Indonesia saat ini. Smart Card dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang ada di Indonesia. Salah satunya dalam penggunaan sistem pembayaran. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, pola hidup masyarakat dan sistem pembayaran pun turut mengalami perubahan. Dengan adanya kemajuan teknologi saat ini bahkan dapat menggeser sistem pembayaran yang pada awalnnya menggunakan uang tunai, menjadi pembayaran non tunai yang dinilai lebih praktis. Pada awalnya sistem pembayaran di Indonesia menggunakan sistem barter, yakni sistem pembelian atau penjualan barang dengan cara menukarkan dengan barang yang lain. Saat ini sistem barter sudah tidak dipakai oleh masyarakat Indonesia dengan menggantinya menjadi sistem uang sebagai nilai ukur harga dari suatu barang. Namun, sistem uang yang terjadi di masyarakat terasa masih ada kekurangan. Seperti halnya ketidaknyamanan manusia ketika membawa uang dengan jumlah yang banyak, kesulitan dalam mengirim uang, serta kesulitan dalam membayar tagihan. Keadaan tersebut membuat manusia semakin terpacu dalam berinovasi yang memungkinkan dilakukannya pembayaran secara cepat, aman, dan efisien. Indonesia merupakan salah satu populasi terbesar di dunia dan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat sehingga menjadikan salah satu faktor yang mempengaruhi berbagai industri untuk tumbuh berkembang menciptakan teknologi 2

baru yang mendukung sistem pembayaran di Indonesia. Tabel 1.1 Negara Populasi Terbanyak pada 2016 (juta orang) Negara Populasi China 1.378 India 1.329 United States 324 Indonesia 259 Brazil 206 Pakistan 203 Nigeria 187 Sumber: Population Reference Bureau 2016 Dapat dilihat pada Tabel 1.1 Indonesia berada di posisi ke empat dari tujuh negara yang memiliki populasi terbanyak di dunia. Hal ini merupakan peluang terbesar untuk dapat mengembangkan sistem pembayaran secara non tunai. Sistem pembayaran non tunai pada umumnya dilakukan dengan cara transfer antar bank ataupun transfer intra bank melalui jaringan internal bank itu sendiri. Adapun fasilitas yang diberikan oleh bank untuk sistem pembayaran non tunai antara lain dengan menggunakan kartu ATM, kartu debit, kartu kredit, dan uang elektronik. Bank Indonesia selaku otoritas sistem pembayaran membagi dua jenis instrumen sistem pembayaran yaitu tunai dan non-tunai. Instrumen pembayaran tunai berupa uang kertas sebagai alat transaksi pembayaran memiliki banyak sekali keterbatasan sehingga tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan masyarakat saat ini (Mulyanto, 2015). Berbagai kebijakan dan pengembangan sistem pembayaran non tunai di tempuh Bank Indonesia dengan meluncurkan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) dengan menggandeng pemerintah, perbankan, dan juga industri telekomunikasi, hal itu bertujuan agar masyarakat mulai mengurangi transaksi dengan menggunakan uang tunai. Terdapat lima instrument pembayaran secara non tunai, yaitu kartu kredit / debet, cek, bilyet giro, nota debet, dan uang elektronik (e-money). Instrumen pembayaran non tunai yang sedang berkembang saat ini yaitu uang elektronik (emoney). Bank of International Settlement (BIS) mendefinisikan e-money sebagai produk stored value atau prepaid dimana sejumlah nilai uang (monetary value) 3

disimpan secara elektronik dalam suatu peralatan elektronik yang dimiliki seseorang. E-money menurut Peraturan Bank Indonesia No.11/12/PBI/2009 tentang uang elektronik (e-money) adalah alat pembayaran yang memenuhi unsur- unsur sebagai berikut: a) Diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu oleh pemegang kepada penerbit; b) Nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media seperti sever atau chip; c) Digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagang yang bukan merupakan penerbit uang elektronik tersebut; dan d) Nilai uang elektronik yang disetor oleh pemegang dan dikelola oleh penerbit bukan merupakan simpanan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai perbankan. Di Indonesia sendiri, e-money sudah ada pada tahun 2007, namun dengan kondisi infrastruktur di Indonesia, dibutuhkan waktu yang cukup lama agar masyarakat terbiasa menggunakan e-money. Meskipun e-money banyak memiliki manfaat dalam penggunaannya, masih banyak masyarakat yang beranggapan menggunakan uang tunai masih lebih mudah daripada menggunakan e-money. dapat dilihat pada Gambar 1.1 dibawah ini: Gambar 1.1 Perbandingan Transaksi Tunai dan Non-Tunai di Indonesia Sumber: Task Force Program Elektronifikasi dan Keuangan Inklusif BI 4

Persentase jumlah masyarakat yang bertransaksi secara tunai lebih besar yaitu (89,7%) dibandingkan dengan persentase jumlah masyarakat yang bertransaksi secara non tunai yaitu (10,3%) yang terdiri dari uang elektronik / voucher, kartu kredit, dan kartu debit. Jika dibandingkan dengan tiga instrumen transaksi non tunai pada Gambar 1.1 transaksi dengan uang elektronik menempati urutan terbawah dengan persentase 0,90% sedangkan instrumen lainnya seperti kartu kredit dan kartu debit masing-masing 3,80% dan 5,60%. Uang elektronik (electronic money) atau lebih dikenal dengan e-money adalah uang yang digunakan dalam transaksi dengan cara elektronik. Definisi e-money menurut Purnomo (2012) adalah alat pembayaran yang memenuhi unsur- unsur sebagai berikut yaitu diterbitkan atas dasar uang yang disetor terlebih dahulu oleh pemegang terhadap penerbit, nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media seperti server atau chip, digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagang yang bukan merupakan penerbit uang elektronik tersebut, dan yang terakhir nilai uang elektronik yang disetor oleh pemegang dan dikelola oleh penerbit bukan merupakan simpanan sebagaimana dimaksud dalam undangundang yang mengatur mengenai perbankan. Uang elektronik masih tergolong sebagai inovasi baru dan penggunaanya pun di Indonesia memang belum begitu populer. Perbankan mencatat ada sekitar 60 juta rekening di Indonesia, tetapi jumlah penggunaan uang elektronik tidak lebih dari 10 juta (Kompas, 2012). Masih banyak kalangan masyarakat yang menganggap uang elektronik itu sama dengan kartu jenis lain seperti kartu debit atau kartu kredit. Padahal hal tersebut jelas berbeda, seperti yang diungkapkan General Manager Divisi Jasa dan Pendanaan BCA, Ina Suwandi Uang elektronik dibatasi sebagai fasilitas yang dapat digunakan tanpa harus direpotkan nomor identifikasi pribadi (PIN). Dengan demikian kartu ATM, kartu debit dan kartu kredit tidak tergolong uang elektronik. Menyikapi hal ini PT Bank Mandiri bekerja sama dengan PT. Jasa Marga dalam mengembangkan layanan transaksi pembayaran uang elektronik untuk dijalan tol melalui peluncuran Electronic toll (e-toll). Bank Mandiri merupakan salah satu lembaga penerbit e-money yang cukup serius untuk ambil bagian dalam 5

pengembangannya. (Bank Mandiri, 2015). E-Toll Card adalah kartu prabayar contactless smart card yang diterbitkan oleh Bank Mandiri bekerja sama dengan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, PT. Citra Marga Nusaphala Persada Tbk dan PT. Marga Mandalasakti untuk transaksi pembayaran tol. Masyarakat dapat membeli kartu perdana E-Toll Card di cabang- cabang utama Bank Mandiri dan kantor gerbang operator tol tertentu. Fitur E-Toll Card secara lengkap antara lain: saldo tersimpan pada chip kartu sehingga pada saat transaksi tidak dibutuhkan PIN atau tanda tangan, dapat diisi ulang dengan minimum saldo kartu Rp. 10.000 dan maksimal saldo kartu Rp. 1.000.000 (sesuai ketentuan Bank Indonesia), serta saldo yang mengendap pada kartu tidak diberikan bunga (Bank Mandiri, 2015). Kartu e-toll berperan sebagai fasilitas yang dibutuhkan masyarakat dalam bertransaksi dijalan tol, dimana fasilitas jalan tol mengambil peran penting, terutama fungsinya sebagai jalan bebas hambatan dengan tujuan untuk mempersingkat jarak dan waktu tempuh dari suatu tempat ke tempat lain. Lebih detail, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) (2014) mempublikasikan tujuan penyelenggaraan jalan tol Antara lain: a) Memperlancar lalu lintas di daerah yang telah berkembang. b) Meningkatkan pelayanan distribusi barang dan jasa guna menunjang pertumbuhan ekonomi. c) Meningkatkan pemerataan hasil pembangunan dan keadilan. d) Meringankan beban dana Pemerintah melalui partisipasi pengguna jalan. Harapan para pengendara terhadap fungsi jalan tol adalah kelancaran arus kendaraan tanpa adanya hambatan yang berarti. Namun kemacetan masih sering terlihat di jalan bebas hambatan ini, berdasarkan pencarian informasi melalui media online periode antara tahun 2012-2016, faktor-faktor yang dapat menyebabkan kemacetan di jalan tol antara lain adalah jumlah kendaraan, rekayasa jalan, kecelakaan, penyempitan lajur, pengurangan lajur, jumlah gerbang tol, dan jumlah gerbang tol yang dibuka. Contoh berita mengenai jalan tol disajikan dalam Tabel 1.2 6

Tabel 1.2 Komplain Masyarakat Terhadap Kemacetan di Jalan Tol Media Online Topik/ Pernyataan Komplain News detik.com 1 Tol Cikampek Arah Tol Dalam Kota Macet Parah Sejak KM 6 TribunNews.com 2 Empat Gerbang Tol Pasteur Ditutup Untuk Simulasi Kemacetan Capai 5 Kilometer Merdeka.com 3 Tol Cipularang arah Bandung macet puluhan Km Sumber: 1 News detik.com (2016); 2 TribunNews.com (2014); 3 Merdeka.com (2012) Gambar 1.2 Kemacetan di Gerbang Tol Otomatis Sumber: metrotvnews, 2016 Salah satu unsur dalam pelayanan jalan tol yang mempengaruhi kelancaran arus lalu lintas adalah system pembayaran pada gerbang tol. Alternatif system pembayaran tol selain pembayaran tunai adalah sistem pembayaran elektronik, salah satunya adalah e-toll. E-Toll Card merupakan bentuk modernisasi pelayanan yang dilakukan oleh PT Jasa Marga sebagai pengelola jalan tol di Indonesia dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada pengguna jalan. Bagi Jasa Marga, kerjasama ini diharapkan dapat mendukung kelancaran transaksi pembayaran di gerbang tol dan peningkatan efisiensi pengelolaan transaksi pembayaran tol. Upaya penambahan GTO dan peningkatan aksesibilitas transaksi e-payment dari berbagai jenis bank berdampak positif terhadap peningkatan penggunaan e-toll card dari sebelumnya 15,25% dari total volume transaksi pada tahun 2015 menjadi 24,20% 7

pada tahun 2016. Hal ini selain meningkatkan pelayanan transaksi juga sebagai upaya untuk mengendalikan beban usaha Perseroan. (Jasa Marga, 2016) Gambar 1.3 Volume Transaksi Lalu Lintas Sumber: Annual Report Jasamarga, 2015 Data di atas berbanding lurus dengan jumlah penggunaan transaksi elektronik menggunakan E-Toll Card yang juga mengalami peningkatan. Yaitu dari tahun 2009 dimana E-Toll Card pertama kali diterapkan di ruas tol dalam kota. Seperti dapat dilihat pada data berikut: Gambar 1.4 Implementasi E-Toll Card Sumber: Annual Report Jasa Marga, 2016 8

Dari data diatas diketahui bahwa pada tahun 2016, volume transaksi Cabang Jakarta- Cikampek tercatat sebesar 221,7 juta transaksi, naik sebesar 3,1% dibandingkan dengan volume transaksi tahun 2015. Kontribusi Cabang Jakarta- Cikampek terhadap Total volume transaksi mencapai 16,3%, yang merupakan kontribusi terbesar terhadap volume transaksi Jalan Tol Jasa Marga. Volume transaksi Cabang Cawang-Tomang-Cengkareng tercatat sebesar 294,9 juta kendaraan, naik sebesar 3,6% dibandingkan dengan volume transaksi tahun 2015 sebesar 284,7 juta kendaraan. Kontribusi Cabang Cawang-Tomang-Cengkareng terhadap total volume transaksi mencapai 21,7%. volume transaksi Cabang Purbaleunyi tercatat sebesar 67,5 juta transaksi, naik sebesar 1,8% dibandingkan dengan volume transaksi tahun 2015 sebesar 66,3 juta transaksi. Kontribusi Cabang Purbaleunyi terhadap total volume transaksi mencapai 5%. volume transaksi Pusat (Ruas JORR) tercatat sebesar 141,9 juta transaksi, naik sebesar 5,5% dibandingkan dengan volume transaksi tahun 2015 sebesar 134,4 juta transaksi. Kontribusi Pusat (JORR) terhadap total volume transaksi mencapai 10,4%. volume transaksi Cabang Jakarta- Tangerang tercatat sebesar 130,9 juta transaksi, naik sebesar 2,7% dibandingkan dengan volume transaksi tahun 2015 sebesar 127,4 juta transaksi. Tahun 2016, kontribusi Cabang Jakarta-Tangerang terhadap Total volume transaksi mencapai 9,6%. (Annual Report Jasa Marga, 2016) 9

Menurut detikfinance.com, penjualan E-Toll Card masih rendah dan kurang peminat. Pada tahun 2012, di Jakarta meskipun Menteri BUMN Dahlan Iskan sudah turun jualan di pintu tol, hasilnya bisa dibilang minim. Dahlan hanya sanggup meraup penjualan Rp 2,05 juta. Artinya jika satu kartu dijual Rp 50 ribu, maka E- Toll Card ini terjual sekitar 41 buah. Menurut situs antaranews.com, PT Jasa Marga (Persero) Tbk menargetkan penetrasi penggunaan kartu elektronik (e-toll card) untuk konsumen di atas 30%. "Target kita mestinya hingga saat ini sudah di atas 30%, tetapi nyatanya, Bank Mandiri sebagai pihak ketiga, hanya mampu 14%," kata Direktur Operasi PT Jasa Marga, Hasanudin. Bank Mandiri harus lakukan sejumlah terobosan, salah satunya adalah mengatasi kendala penetrasi e-toll Card itu dengan cara layanan isu ulang digerbang tol. "Dominan keluhan pengguna e-toll Card itu adalah susahnya top up (isi ulang). Selain itu, lanjut Hasanudin, pekerjaan rumah lainnya adalah agar Bank Mandiri bersedia menggandeng perbankan lainnya agar nasabah bank itu juga bisa menggunakan kartu layanannya di gerbang tol. "Itu sangat simpel dari sisi teknologi, agar penetrasi pengguna e-toll Card lebih banyak lagi," katanya. Hasanudin juga menyebut, total transaksi kendaraan per hari di jalan tol se- Jabotabek sudah mencapai 3,6 juta dan yang bisa dilayani di gerbang tol dengan baik hanya 2,6 juta. "Sehingga sekitar 800.000 hingga 1 juta pengguna jalan tol yang belum bisa akses gerbang tol dengan baik. Ini yang sebabkan, antrean di gerbang tol," katanya. Oleh karena itu, tambahnya, melalui layanan isi ulang di gerbang tol tersebut, maka akan makin mempercepat penetrasi pengguna e-toll Card. "Jika pengguna e-toll Card makin banyak, maka, antrian di gerbang tol makin bisa dikurangi," lanjut Hasanudin. Dengan hal tersebut pihak Jasa Marga dapat mengetahui dan membedakan jumlah transaksi tunai dan transaksi non-tunai agar dapat meningkatkan pelayanannya. Data pada Gambar 1.3 dan Gambar 1.4 menunjukkan bahwa perbandingan transaksi tunai masih lebih banyak dibanding transaksi non-tunai. Transaksi tertinggi di daerah Jabodetabek dan sekitarnya. Berikut data volume transaksi kendaraan lalu lintas di jalan tol seluruh Indonesia. 10

Gambar 1.5 Volume Transaksi Lalu Lintas Sumber: Annual Report Jasa Marga, 2015 Dari data diatas menunjukkan bahwa traffic transaksi terbanyak dilalui di daerah Jagorawi, Jakarta-Cikampek, Lingkar Dalam Kota Jakarta (Inner Ring Road), Lingkar Luar Jakarta (Outer Ring Road), Prof. Dr. Ir. Sedyatmo (arah bandara), Jakarta-Tangerang, dan Padaleunyi. Hal ini menunjukkan bahwa daerah tersebut berada di rating traffic tertinggi. Daerah tersebut termasuk dalam kawasan Jabodetabek Bandung. Oleh sebab itu, penulis mengambil kesimpulan untuk meneliti pada kawasan dengan rating traffic tertinggi. Dengan adanya fenomena diatas, permasalahan utama yang banyak terjadi ialah Bank Mandiri telah bekerja sama dengan PT. Jasa Marga untuk menyediakan layanan e-toll namun jumlah pelanggan masih sedikit dan banyaknya terjadi kesalahan dan kekurangan dari penggunan e-toll Card dengan kualitas pelayanan yang masih perlu diperbaiki. Dengan jumlah yang sedikit dan kualitas layanan yang minim, para penyedia layanan harus mampu memenuhi keinginan konsumen terutama dalam kaitannya dengan minat/pendapat konsumen akan variable Performance Expectancy, Effor Expectancy, Social Influence, Facilitating Condition, Hedonic Motivation, Price, Value dan Habit. Oleh Karena itu memutuskan untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Penggunaan Smart Card Electronic Payment pada E-Toll dengan Menggunakan Model UTAUT 2 (Studi Kasus Pengguna Tol Jabodetabek-Bandung). 11

1.3 Rumusan Masalah Kemacetan di Ibukota khususnya Jabodetabek dan sekitarnya sudah tidak asing lagi bagi warganya. Sedikitnya permasalahan di masyarakat ikut terjadi. Melihat dengan adanya kemudahan yang diberikan perusahaan untuk menyediakan layanan e-toll namun masih sedikitnya jumlah pelanggan yang menggunakan kartu e-toll sehingga menyebabkan kemacetan di pintu gerbang tol. Hal ini menunjukkan bahwa dengan kualitas layanan yang minim, para penyedia layanan harus mampu memenuhi keinginan konsumen dan selain itu, peneliti juga ingin mengetahui faktor yang dapat mempengaruhi minat pengguna dalam menggunakan kartu e-toll terutama dalam kaitannya dengan minat/pendapat konsumen akan variable yag sesuai dengan teori Unified Theory Acceptance and Use of Technology (UTAUT) dengan beberapa variable seperti Performance Expectancy, Effort Expectancy, Social Influence, Facilitating Condition, Hedonic Motivation, Price, Value dan Habit. Padahal kartu e-toll sendiri menawarkan banyak keuntungan kepada pengguna dalam melakukan aktivitas transaksi. 1.4 Pertanyaan Penelitian 1) Berdasarkan model UTAUT2, faktor apa saja yang mempengaruhi dari variable Performance Expectancy, Effort Expectancy, Social Influence, Facilitating Condition, Hedonic Motivation, Price Value, dan Habit terhadap Behavioral Intention pada penggunaan e-toll di wilayah Jabodetabek - Bandung? 2) Berdasarkan model UTAUT 2, faktor apa saja yang mempengaruhi variabel moderator Age dan Gender yang dapat memperkuat atau memperlemah perilaku penggunaan e-toll di Jabodetabek - Bandung? 1.5 Tujuan Penelitian 1) Mengidentifikasi adakah faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku penggunaan e-toll berdasarkan model UTAUT2. 2) Mengidentifikasi faktor moderator yang dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh terhadap perilaku penggunaan e-toll di Indonesia berdasarkan model UTAUT2. 12

1.6 Kegunaan Penelitian Kegunaan yang dapat di peroleh sehubungan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Aspek Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya Smart Technology (Smart Card) pada penggunaan e-money di Indonesia. 2) Aspek Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada perusahaan di Indonesia yang menyediakan layanan e- money dalam menyusun strategi bisnisnya, dengan melibatkan pemahaman terhadap perilaku pengguna teknologi dalam mengadopsi e-money. Terutama dalam kaitannya dengan pendapat konsumen akan variable Performance Expectancy, Effort Expectancy, Social Influence, Facilitating Condition, Hedonic Motivation, Price Value, dan Habit dalam hubungannya dengan niat dan penggunaan e- money. 1.7 Ruang Lingkup Penelitian Berikut adalah batasan-batasan dari penelitian ini agar tidak melebar dari tujuan semula: 1) Variabel Penelitian Dalam penelitian ini, Analisis Penggunaan Smart Card Electronic Payment pada E-Toll dengan Menggunakan Model UTAUT 2 dan mengetahui perkembangan perilaku konsumen terhadap minat atau ketertarikan dan tanggapan konsumen dalam menggunakan uang elektronik. Batasan yang lain pada Variabel Experience sebab dibutuhkan batasan waktu untuk menyelesaikan penelitian ini selama 6 bulan. Ruang lingkup berada pada pengguna e-toll yang telah teridentifikasi terlebih dulu guna mengetahui potensi pasar pengguna e-toll. 2) Objek Penelitian Objek penelitian adalah masyarakat Jabodetabek-Bandung yang menggunakan kartu e-toll. 13

1.8 Sistematika Penulisan Tugas Akhir Dalam penulisan ini digunakan sistematikan penulisan sebagai gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang gambaran umum objek penelitian, latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Bab ini berisi uraian mengenai tinjauan pustaka penelitian, teori-teori yang berkaitan dengan penelitian dan mendukung pemecahan permasalahan, kerangka pemikiran, dan ruang lingkup penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang jenis penelitian yang digunakan, operasional variabel dan skala pengukuran, tahapan penelitian, populasi, dan sampel, pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, dan teknik analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan secara rinci tentang pembahasan dan analisa-analisa yang dilakukan sehingga akan jelas gambaran permasalahan yang terjadi dan alternative pemecahan masalah yang dihadapi. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan akhir dari analisa dan pembahasan pada bab sebelumnya serta saran-saran yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan 14