BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi mengalami perkembangan yang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan ini terjadi pada berbagai bidang, seperti transportasi, perbankan, telekomunikasi, peralatan rumah tangga, serta bidang lainnya. Salah satu bidang yang memiliki perkembangan cukup pesat adalah bidang telekomunikasi. Perusahaan-perusahaan yang bergerak pada bidang telekomunikasi terus berinovasi guna menambah efektivitas dan efisiensi dari konsumennya. Perusahaan-perusahaan ini mulai menawarkan berbagai macam produk baik berupa barang maupun jasa yang terus diperbarui dalam kurun waktu yang relatif singkat. Adanya perkembangan serta meningkatnya kebutuhan akan internet juga mendorong perusahaan tersebut dalam mengembangkan produknya. Salah satu contoh inovasi yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi adalah berkembangnya telepon selular menjadi telepon pintar atau yang lebih dikenal dengan smartphone. Hadirnya smartphone ini juga didukung dengan perkembangan sistem operasi yang mendukungnya. Sistem operasi tersebut antara lain adalah Symbian OS dan Java yang banyak digunakan oleh mayoritas telepon selular sebelum tahun 2010, Palm OS yang ditujukan untuk menunjang Personal Digital Asssistant (PDA), Bada yang dikembangkan oleh Samsung, Windows Mobile yang dikembangkan oleh Microsoft, ios yang dikembangkan oleh Apple Inc dan 1

2 hanya ditujukan untuk smartphone besutan Apple Inc, BlackBerry OS yang dikembangkan oleh Research In Motion (RIM) dan hanya ditujukan untuk smartphone BlackBerry, Android berbasis linux yang dikembangkan oleh Google yang saat ini menjadi sistem operasi sebagian besar smartphone menggantikan posisi Symbian OS dan juga Java, serta sistem operasi lainnya. Seiring dengan perkembangan sistem operasi pada smartphone, fitur-fitur yang mendukung sistem operasi tersebut juga terus berkembang. Salah satu fitur yang paling berkembang pesat adalah aplikasi pendukung. Hingga awal tahun 2016, terdapat berbagai macam aplikasi seperti aplikasi chatting, game, e-commerce, dan lain-lain. Aplikasi-aplikasi ini memudahkan konsumen untuk saling terhubung dengan konsumen lain, memperoleh hiburan, serta menghemat waktu. Aplikasi-aplikasi ini juga dapat mendukung pekerjaan yang dilakukan oleh konsumen serta mempercepat akses informasi yang dibutuhkan. Berkembangnya aplikasi pada smartphone ini secara tidak langsung dapat mengubah kecenderungan berkomunikasi konsumen dalam berkirim pesan. Sebelum hadirnya aplikasi chatting, konsumen cenderung menggunakan Short Message Service (SMS). Namun demikian, saat ini konsumen lebih memilih menggunakan aplikasi chatting karena fitur yang ditawarkan lebih unggul. Berkurangnya pendapatan dari Short Message Service (SMS) karena penggunaan yang semakin berkurang membuat perusahaan telekomunikasi yang terdapat di Indonesia seperti Smartfren, Telkomsel, Indosat, XL-Axiata, dan perusahaan telekomunikasi lainnya beralih atau menambahkan jasa 2

3 lainnya. Seiring dengan perkembangan internet, perusahaan-perusahaan tersebut mulai menyediakan paket internet yang memudahkan konsumen untuk mengakses internet serta membuka aplikasi yang membutuhkan koneksi internet dengan biaya terjangkau. Selain itu, munculnya Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 Tentang Uang Elektronik (Elektronic Money) semakin memperkuat keinginan perusahaan telekomunikasi tersebut untuk mulai mengadopsi e-money sebagai salah satu produknya. Pada tahun 2015, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) melakukan riset berkaitan dengan konsumsi telekomunikasi oleh masyarakat Indonesia yang dipublikasikan pada awal tahun Hasil dari riset ini menyatakan bahwa, pada tahun 2015 disaat populasi Indonesia sebesar 259,1 Juta jiwa, terdapat pengguna aktif internet sebesar 88,1 Juta dengan penetrasi sebesar 34%. Selain itu, terdapat pengguna aktif media sosial sebesar 79 Juta dengan penetrasi sebesar 30%, dimana pengguna aktif media sosial yang melalui telepon selular adalah sebesar 66 Juta dengan penetrasi sebesar 25%. Kemudian, terdapat koneksi telepon selular sebesar 326,3 Juta dengan persentase terhadap populasi sebesar 126% dengan rata-rata setiap orang memiliki satu atau dua telepon selular. Data pada tahun 2015 ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2014, dengan populasi sebesar 255,5 Juta jiwa, jumlah penetrasi pengguna aktif internet sebesar 28%, penetrasi pengguna aktif media sosial sebesar 28%, penetrasi pengguna aktif media sosial melalui telepon selular sebesar 24%, dan koneksi telepon selular sebesar 121% dari populasi. Dengan kepemilikan telepon selular yang 3

4 melebihi jumlah populasi, peluang berkembangnya e-money melalui perusahaan telekomunikasi menjadi semakin besar (We Are Social, 2016). Menurut data statistik sistem pembayaran Bank Indonesia, pada awal tahun 2015, terdapat 20 perusahaan yang menerbitkan e-money di Indonesia dan telah memperoleh izin dari Bank indonesia. Jumlah tersebut mengalami pertambahan sebanyak dua perusahaan dari tahun Perusahaanperusahaan yang saat ini menerbitkan e-money antara lain adalah: Tabel 1.1 Daftar Perusahaan Penerbit e-money di Indonesia No. Perusahaan Penerbit Tanggal Efektif Operasional 1. BPD DKI Jakarta 3 Juli Bank Mandiri 3 Juli Bank Central Asia 3 Juli PT. Telekomunikasi Indonesia 3 Juli PT. Telekomunikasi Selular 3 Juli Bank Mega 3 Juli PT. Skye Sab Indonesia 3 Juli PT. Indosat 3 Juli Bank Negara Indonesia 3 Juli Bank Rakyat Indonesia 29 Desember PT. XL Axiata 29 Maret PT. Finnet Indonesia 1 Juni PT. Artajasa Pembayaran Elektronis 21 November Bank Permata 23 Januari PT. Nusa Satu Inti Artha 25 Maret Bank Cimb Niaga 27 Maret PT. Bank Nationalnobu 29 April PT. Smartfren Telecom 16 Juni PT. Mvcommerce Indonesia 29 September PT. Witami Tunai Mandiri 5 Januari 2015 Sumber: (Bank Indonesia, 2015) Produk-produk dari berbagai perusahaan tersebut antara lain adalah Jak Card (BPD DKI Jakarta), Indomaret Card (Bank Mandiri), Gazz Card (Bank 4

5 Mandiri), E-Toll Card (Bank Mandiri), E-Cash (Bank Mandiri), Flazz (BCA), Sakuku (BCA), Flexy Cash (PT. Telekomunikasi Indonesia), i-vas Card (PT. Telekomunikasi Indonesia), T-Cash (PT. Telekomunikasi Selular), Studio Pass Card (Bank Mega), Smart Card (Bank Mega), Skye Card (PT. Skye Sab Indonesia), Dompetku (PT. Indosat), Java Jazz Card (Bank Negara Indonesia), TapCash (Bank Negara Indonesia), Kartuku (Bank Negara Indonesia), BRIZZI (Bank Rakyat Indonesia), XL Tunai (PT. Xl Axiata), FinChannel (PT. Finnet Indonesia), BBM Money (Bank Permata), Rekening Ponsel (Bank Cimb Niaga), Nobu E-Money (PT. Bank Nationalnobu), MYNT (PT. Artajasa Pembayaran Elektronis), dan lain-lain. Masing-masing perusahaan penerbit e-money menerbitkan e-money dengan tujuan dan bentuk yang beraneka ragam. Jika dilihat pada tujuannya, e-money selaku electronic purse terbagi menjadi dua tujuan, yaitu open system yang dapat digunakan untuk berbagai macam transaksi, serta closed system/single purposed card yang hanya bisa digunakan untuk satu jenis transaksi, seperti yang sudah diklasifikasikan oleh Wenninger dan Laster (Wenninger & Laster, 1995). Jika dilihat pada bentuknya, terdapat e-money yang berbentuk kartu dan e-money yang tertanam pada nomor telepon. Pada tahun 2008, terdapat e-money yang beredar dan terus mengalami pertambahan hingga mencapai di awal tahun Jumlah tersebut sempat mengalami penurunan hingga akhir tahun 2015 dikarenakan pada bulan Agustus tahun 2015 jumlah pengguna e-money mencapai puncaknya dengan jumlah sebesar Namun demikian, 5

6 pada awal tahun 2016 jumlah e-money yang beredar kembali meningkat (Bank Indonesia, 2016). Jika dilihat dari transaksi e-money, peningkatan juga terus terjadi sejak tahun 2008 baik dari volume transaksi maupun nilai transaksinya. Sebagai contoh pada tahun 2015, volume transaksi yang terjadi adalah dengan nilai transaksi sebesar Rp ,00. Volume tersebut mengalami peningkatan dari tahun 2014 dengan volume transaksi yang terjadi adalah dengan nilai transaksi sebesar Rp ,00 (Bank Indonesia, 2016). Salah satu contoh dari e-money yang cukup banyak digunakan di Indonesia adalah T-Cash. T-Cash merupakan e-money yang diterbitkan oleh PT Telekomunikasi Selular atau Telkomsel yang mulai diluncurkan pada tahun 2007 (PT Telekomunikasi Selular, 2008) dan telah tercatat pada Bank Indonesia sejak tahun 2009 (Bank Indonesia, 2015). T-Cash ini juga merupakan e-money pertama yang terdapat di Indonesia (PT Telekomunikasi Selular, 2008) sebelum terdapat regulasi yang mengatur tentang e-money yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. T-Cash memberikan banyak keuntungan yang ditawarkan kepada penggunanya. Keuntungan tersebut antara lain adalah terdapat berbagai macam promosi yang ditawarkan, jumlah merchant yang telah bekerja sama cukup banyak, terdapat beraneka ragam transaksi yang ditawarkan, dan adanya kemudahan untuk isi saldo maupun bertransaksi. Untuk menambah keuntungan yang ditawarkan, T-Cash juga mengoptimalkan kinerjanya dengan mengadopsi Near Field Communication (NFC) untuk memperlancar transaksi pada bulan Oktober

7 Herman Suharto selaku GM Digital Payment & Banking Product Development Telkomsel menyatakan bahwa, pengguna T-Cash yang telah terdaftar hingga awal tahun 2016 adalah sekitar 20 Juta pengguna (Fitriany, 2016). Dari jumlah tersebut, pengguna yang sudah menggunakan NFC adalah sekitar 300 ribu. Jika dibandingkan dengan jumlah pengguna e-money yang tercatat pada Bank Indonesia, jumlah total pengguna T-Cash tergolong cukup signifikan. Namun demikian, jika dibandingkan dengan jumlah pengguna Telkomsel yang mencapai 143 juta pengguna di akhir tahun 2015 (Panji, 2015), jumlah tersebut masih tergolong rendah. Rendahnya jumlah pengguna dari T-Cash menimbulkan pertanyaan tentang hal-hal apa saja yang mempengaruhi penggunaan T-Cash. Pada penelitian-penelitian sebelumnya, banyak peneliti yang menggunakan Technology Acceptance Model untuk mengetahui perilaku pengguna atau konsumen terhadap suatu teknologi. Technology Acceptance Model merupakan suatu model yang dikembangkan oleh Davis dan merupakan salah satu model penelitian yang paling berpengaruh untuk menjelaskan perilaku pengguna dalam mengadopsi teknologi informasi (Davis, 1989). Dalam Technology Acceptance Model, Davis menyatakan bahwa, attitude toward using atau sikap terhadap penggunaan suatu teknologi seseorang dipengaruhi oleh perceived usefulness atau manfaat kegunaan persepsian serta perceived ease of use atau kemudahan penggunaan persepsian (Davis, 1986). Dalam model tersebut juga dinyatakan bahwa, perceived usefulness dipengaruhi oleh perceived ease of use. Selain itu, baik 7

8 perceived usefulness maupun perceived ease of use dipengaruhi oleh faktorfaktor eksternal yang ada. Jika diaplikasikan pada T-Cash, maka sikap dari penggunan T-Cash baik penerimaan maupun penolakan dapat dipengaruhi oleh kemudahan saat menggunakan T-Cash tersebut, apakah terdapat kendala yang berarti atau tanpa kendala. Selain itu, sikap dari pengguna T-Cash juga dapat dipengaruhi oleh manfaat yang diperoleh saat menggunakan. Sebagai pelengkap dari Technology Acceptance Model, para peneliti sebelumnya menggunakan berbagai macam faktor eksternal berupa perbedaan karakteristik pengguna maupun karaktersitik suatu sistem (Kim, Mirusmonov, & Lee, 2010). Davis, Bagozzi, & Warshaw (1989) menyatakan bahwa, karakteristik suatu sistem merupakan faktor eksternal yang berpengaruh secara potensial pada perceived ease of use maupun perceived usefulness. Jika difokuskan pada T-Cash, maka karakteristik dari T-Cash selaku e-money memiliki karakteristik yang sama dengan mobile payment. Kim Mirusmonov, & Lee (2010) menyatakan ada empat karakteristik mobile payment yaitu convenience, mobility, reachability, serta compatibility. Convenience adalah kenyamanan yang diperoleh pengguna sehingga pengguna bisa memperoleh manfaat seperti kinerja yang dipermudah dan efisiensi waktu. Mobility adalah kemampuan pengguna untuk bisa membawa perangkat yang dimiliki dan menggunakannya untuk bertransaksi dimana saja tanpa ada kendala tertentu. Reachability adalah kemampuan pengguna untuk dapat dihubungi setiap saat dan dimana saja pengguna berada. Compatibility adalah kemampuan suatu hal dapat berdampingan dengan nilai-nilai yang 8

9 terdapat pada masyarakat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Beberapa penelitian mengemukakan bahwa, baik convenience, mobility, reachability, maupun compatibility berpengaruh pada perceived usefulness. Selain itu, beberapa penelitian juga mengemukakan bahwa, convenience dan reachability berpengaruh pada perceived ease of use. Selain karakteristik tersebut, terdapat pula faktor-faktor lain yang mempengaruhi Attitude toward using seperti promosi. Promosi ini dianggap mampu mempengaruhi post purchase behavior dan meningkatkan penggunanya (Grankvist, Kollberg, & Persson, 2004). Adanya promosi yang gencar dilakukan oleh PT. Telekomunikasi Selular berkaitan dengan T-Cash juga dapat dipertimbangkan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi penggunaan T-Cash. Dengan adanya model, karaktesitik, dan promosi ini, penulis bermaksud ingin meneliti apakah faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi penggunaan T-Cash Rumusan Masalah Rumusan masalah untuk penelitian ini adalah: 1. Apakah convenience, mobility, compatibility, serta reachability berpengaruh positif terhadap perceived usefulness? 2. Apakah convenience dan reachability berpengaruh positif terhadap perceived ease of use? 3. Apakah perceived ease of use berpengaruh positif terhadap perceived usefulness? 9

10 4. Apakah perceived usefulness, perceived ease of use, serta promosi berpengaruh positif terhadap attitude toward using? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan untuk penelitian ini antara lain adalah: 1. Untuk menguji pengaruh convenience, mobility, compatibility, serta reachability terhadap perceived usefulness. 2. Untuk menguji pengaruh convenience dan reachability terhadap perceived easy of use. 3. Untuk menguji pengaruh perceived ease of use terhadap perceived usefulness. 4. Untuk menguji pengaruh perceived usefulness, perceived ease of use, serta promosi terhadap attitude toward using Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat praktik a. Bagi PT. Telekomunikasi Selular: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan T-Cash di Indonesia. Dengan demikian, PT. Telekomunikasi Selular selaku penerbit atau penyedia jasa dati T-Cash dapat mengetahui faktor mana yang berpengaruh positif dan atau yang paling mempengaruhi, 10

11 sehingga memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan faktor tersebut agar revenue yang diperoleh dari T-Cash ini dapat meningkat. b. Bagi Peneliti: Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan atau dasar teoritis untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penggunaan electronic money. 2. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan serta memberikan informasi bagi para pembaca berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan T-Cash di Indonesia Sistematika Penulisan Penelitian ini terdiri dari lima bab. Bab tersebut antara lain adalah pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, analisis data dan pembahasan, serta penutup. Bab I: Pendahuluan Isi dari bab ini adalah latar belakang masalah dari penelitian, rumusan masalah pada penelitian, tujuan dari penelitian, manfaat penelitian bagi berbagai pihak, serta sistematika penulisan dalam menyajikan laporan penelitian. Bab II: Landasan Teori Isi dari bab ini adalah teori-teori, penelitian terdahulu, beserta asumsi seperti yang berkaitan dengan e-money khususnya T-Cash dan juga teori analisis data 11

12 yang akan digunakan sebagai dasar dalam penelitian. Selain itu, bab ini juga berisi hipotesis awal terkait penelitian yang akan dilakukan. Bab III: Metode Penelitian Isi dari bab ini adalah rancangan penelitian beserta model empiris yang mencakup objek penelitian, populasi dan sampel dalam penelitian, metode pengumpulan data yang dilakuan, teknik analisis data, dan metode pengujian data yang digunakan. Bab IV: Analisis Data dan Pembahasan Isi dari bab ini adalah hasil dari pengujian hipotesis beserta pembahasan dari hasil pengujian hipotesis tersebut. Bab V: Penutup Isi dari bab ini adalah kesimpulan terhadap hasil penelitian yang dilakukan, batasan penelitian yang dimiliki, serta saran yang dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk penelitian selanjutnya. 12