BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Minyak merupakan golongan lemak. Minyak adalah lemak yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih efektif dibandingkan karbohidrat dan protein. Satu gram minyak

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.

B. Struktur Umum dan Tatanama Lemak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tetapi larut dalam pelarut organik non-polar, contohnya dietil eter, kloroform

MINYAK DAN LEMAK TITIS SARI K.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tetapi larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter, kloroform, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9

Bab IV Hasil dan Pembahasan

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

Penentuan Bilangan Asam dan Bilangan Penyabunan Sampel Minyak atau Lemak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Fungsi lemak sangat penting bagi tubuh yaitu sebagai sumber energi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. utama minyak sangat menentukan mutu minyak adalah asam lemaknya, karena asam

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA. yang jika disentuh dengan ujung-ujung jari akan terasa berlemak. Ciri khusus dari

Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasil gliserol, dengan rumus umum : O R' O C

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. protein. Satu gram minyak atau lemak dapat menghasilkan 9 kkal, penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan kolestrol.

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sabun adalah senyawa garam dari asam-asam lemak tinggi, seperti

DEFINISI. lipids are those substances which are

sidang tugas akhir kondisi penggorengan terbaik pada proses deep frying Oleh : 1. Septin Ayu Hapsari Arina Nurlaili R

11/14/2011. By: Yuli Yanti, S.Pt., M.Si Lab. IPHT Jurusan Peternakan Fak Pertanian UNS. Lemak. Apa beda lemak dan minyak?

II. TINJAUAN PUSTAKA. sawit kasar (CPO), sedangkan minyak yang diperoleh dari biji buah disebut

PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI

A. Judul Praktikum : Uji Keasaman Minyak (Uji Lipid) B. Tujuan Praktikum : untuk mengetahui sifat Asam dan Basa Minyak. C. Latar Belakang : Lipid

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bukan hidup untuk makan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menjaga

MINYAK DAN LEMAK TITIS SARI K.

BAB I PENDAHULUAN Pengertian Minyak dan Lemak 1.1 TUJUAN PERCOBAAN. Untuk menentukan kadar asam lemak bebas dari suatu minyak / lemak

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) merupakan tumbuhan tropis yang diperkirakan

SAINS II (KIMIA) LEMAK OLEH : KADEK DEDI SANTA PUTRA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bersumber dari hewan, misalnya ikan sarden, ikan paus (Angelina, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. bahan dasar seperti kelapa sawit, kelapa, kedelai, jagung, dan lain-lain. Meski

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) berasal dari Nigeria, Afrika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Minyak goreng adalah salah satu jenis lipida yang dipakai untuk mengolah

A. RUMUS STRUKTUR DAN NAMA LEMAK B. SIFAT-SIFAT LEMAK DAN MINYAK C. FUNGSI DAN PERAN LEMAK DAN MINYAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pangan yang digunakan untuk menghasilkan minyak goreng, shortening,

BAB I PENDAHULUAN. Gorengan adalah produk makanan yang diolah dengan cara menggoreng

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan asam lemak rantai panjang. Minyak dan lemak tidak berbeda dalam bentuk umum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. energi dan pembentukan jaringan adipose. Lemak merupakan sumber energi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UJI DAYA REDUKSI EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) TERHADAP ION FERRI SKRIPSI

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak merupakan triester asam lemak dengan gliserol. Trigliserida alami

1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. golongan lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media

JENIS LIPID. 1. Lemak / Minyak 2. Lilin 3. Fosfolipid 4 Glikolipid 5 Terpenoid Lipid ( Sterol )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gliserol dan asam lemak rantai panjang. Lemak dan minyak (trigliserida) yang

J. Gaji dan upah Peneliti ,- 4. Pembuatan laporan ,- Jumlah ,-

BAB I PENDAHULUAN. Minyak merupakan medium penggoreng bahan pangan yang banyak

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari lemak tumbuhan maupun dari lemak hewan. Minyak goreng tersusun

SIFAT KIMIA DAN FISIK SENYAWA HIDROKARBON

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENAMBAHAN BAWANG MERAH ( Allium ascalonicum ) UNTUK MENGHAMBAT LAJU PEMBENTUKAN PEROKSIDA DAN IODIUM PADA MINYAK CURAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. produksi modern saat ini didominasi susu sapi. Fermentasi gula susu (laktosa)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

STUDI KUALITAS MINYAK GORENG DENGAN PARAMETER VISKOSITAS DAN INDEKS BIAS

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... ABSTRAK... iv ABSTRACT... KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR.. xiii DAFTAR LAMPIRAN..

BAB I PENDAHULUAN. Minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berbentuk padat pada suhu kamar (Wikipedia 2013).

Lipid. Dr. Ir. Astuti,, M.P

C3H5 (COOR)3 + 3 NaOH C3H5(OH)3 + 3 RCOONa

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS MUTU MINYAK GORENG

Perbedaan minyak dan lemak : didasarkan pada perbedaan titik lelehnya. Pada suhu kamar : - lemak berwujud padat - minyak berwujud cair

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Biji Kemiri Sumber : Wikipedia, Kemiri (Aleurites moluccana) merupakan salah satu tanaman tahunan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4 Pembahasan Degumming

ANGKA PEROKSIDA PADA MINYAK KELAPA HASIL OLAHAN TRADISIONAL DAN HASIL OLAHAN DENGAN PENAMBAHAN BUAH NANAS MUDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Struktur Aldehid. Tatanama Aldehida. a. IUPAC Nama aldehida dinerikan dengan mengganti akhiran a pada nama alkana dengan al.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KONSENTRASI ASAM SITRAT TERHADAP PENURUNAN BILANGAN ASAM DAN KEPEKATAN WARNA MINYAK JELANTAH MELALUI PROSES ADSORPSI.

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

r = pengulangan/replikasi 15 faktor nilai derajat kebebasan Penurunan bilangan peroksida pada minyak jelantah.

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minyak Goreng 1. Definisi Minyak Goreng Minyak merupakan golongan lemak. Minyak adalah lemak yang berwujud cair pada suhu kamar yaitu 25 C, merupakan trigeliserida ( triasil gliserol) dari gliserol dan berbagai asam lemak. ( Simanjuntak, 2012) Minyak goreng berfungsi sebagai penghantar panas, penambah rasa gurih, dan penambah nilai kalori bahan pangan. Mutu minyak goreng ditentukan oleh titik asapnya, yaitu suhu pemanasan minyak sampai terbentuk senyawa akrolein yang dapat menyebabkan rasa gatal pada tenggorokan. Minyak merupakan sumber energi yang lebih efektif dibandingkan karbohidrat dan protein. Satu gram minyak goreng menghasilkan energi sebanyak 9 kkal, sedangkan pada karbohidrat dan protein menghasilkan energi sebanyak 4 kkal/gram (Winarno, 2004). Minyak di Indonesia umumnya bersumber dari bahan nabati yaitu dari kelapa sawit. Minyak nabati merupakan sumber minyak tidak jenuh, yang merupakan asam lemak esensial (asam oleat, linoleat, dan asam arachidonat). Asam lemak esensial dapat mencegah timbulnya gejala arthero sclerosis, karena penyempitan pembuluh darah oleh tumpukan kolesterol. Minyak berguna sebagai pelarut bagi vitamin A, D, E, dab K. (Anggrainy, dkk 2014) 7

8 2. Klasifikasi Minyak a. Berdasarkan kejenuhannya (ikatan rangkap) 1) Asam lemak jenuh Tabel 2. Asam lemak jenuh Nama asam Struktur Sumber Butirat CH 3(CH 2) 2CO 2H Lemak susu Palmitat CH 3(CH 2) 14CO 2H Lemak hewani dan nabati Stearat CH 3(CH 2) 16CO 2H Lemak hewani dan nabati Sumber : Anggrayni, dkk 2014 2) Asam lemak tidak jenuh Tabel 3. Asam lemak tidak jenuh Nama asam Struktur Sumber Palmitoleat CH 3(CH 2) 5CH CH(CH 2) 7CO 2H Lemak hewani dan nabati Oleat CH 3(CH 2) 7CH CH(CH 2) 7CO 2OH Lemak hewani dan nabati Linoleat CH 3(CH 2) 4CH CHCH 2CH CH(CH 2) 7CO 2H Minyak nabati Linolenat CH 3CH 2CH CHCH 2CH CHCH 2 CH(CH 2) 7CO 2H Minyak biji rami Sumber : Anggrainy, dkk 2014 Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung ikatan tunggal pada rantai hidrokarbon. Sedangkan asam lemak tidak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung satu ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon. Trigliserida tak jenuh ganda (poliunsaturat) cenderung berbentuk minyak ( Anggrainy, 2014). b. Berdasarkan sifat mengering 1) Non-drying oil (minyak tidak mengering) a) Minyak zaitun : minyak zaitun, minyak buah persik, minyak kacang b) Minyak grape : minyak biji grape, minyak mustard c) Minyak hewani : minyak sapi

9 2) Semi-drying oil (minyak setengah mengering) Minyak semi-drying oil merupakan minyak yang mempunyai daya mengering lebih lambat. Contoh : minyak biji kapas, minyak bunga matahari. 3) Drying oil (minyak nabati mengering) Minyak nabati mengering mempunyai sifat dapat mengering jika terkena oksidasi dan berubah menjadi lapisan tebal yang bersifat kental. 4) Minyak atsiri (esensial oil) Minyak astiri sangat mudah menguap pada suhu kamar yang digunakan sebagai obat-obatan. Nama lain dari minyak astiri adalah minyak terbang, karena mudah menguap. 3. Mutu Minyak Goreng Di Indonesia standar minyak goreng diatur dalam SNI-3741-2013. Tabel 4. standar mutu minyak goreng No. Kriteria uji Satuan Persyaratan 1. Keadaan Bau - Normal Warna - Normal 2. Kadar air dan bahan menguap % b/b Maks 0,15 3. Bilangan asam mg KOH/g Maks 0,6 4. Bilangan peroksida mg O 2/g Maks 2,0 5. Minyak pelican - Negatif 6. Asam linolenat (C18:3) dalam komposisi asam lemak minyak % Maks 2 7. Cemaran logam Kadmium (Cd) mg/kg Maks 0,2 Timah (Pb) mg/kg Maks 0,1 Timbal (Sn) mg/kg Maks 0,40/250,0* Merkuri (Hg) mg/kg Maks 0,05 8. Cemaran Arsen (As) mg/kg Maks 0,1 Sumber : Departemen Perindustrian (SNI 3741-2013)

10 4. Sifat Fisika Kimia Minyak a. Sifat Fisika Minyak fisika minyak dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Warna Warna dalam minyak dibagi menjadi 2, yaitu zat warna alami dan zat warna hasil degradasi dari zat warna alami. Zat warna yang termasuk dalam zat warna alami terdapat di dalam bahan yang secara alamiah mengandung minyak dan ikut terekstrak bersama minyak saat proses ekstraksi. Zat warna alami terdiri dari alpha dan betha karoten, xanthofil, klorofil, serta athosianin. Zat warna alami menyebabkan minyak berwarna kuning, kuning kecoklatan, kehijau-hijauan, dan kemerah-merahan. Sedangkan zat warna dari hasil degradasi zar warna alamiah ditandai dengan warnanya yang gelap akibat proses oksidasi terhadap tokoferol. Warna coklat yang dihasilkan hanya terdapat pada minyak atau lemak yang berasal dari bahan yang tidak layak pakai. Warna kuning sering ditemukan pada minyak tidak jenuh. 2) Flavor dan odor Flavor dan odor ditemukan secara alami dalam minyak, dikarenakan pembentukan asam-asam yang berantai sangat pendek. 3) Kelarutan Minyak tidak larut dalam air kecuali minyak jarak (castor oil), dan minyak larut dalam air hanya sedikit yang larut dalam alkohol. Akan tetapi akan larut dalam etil eter, karbon disulfide dan pelarut-pelarut halogen.

11 Ketiganya termasuk pelarut yang bersifat non polar. Kelarutan minyak dalam lemak digunakan sebagai dasar untuk mengekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak. 4) Titik cair dan polymorphism Minyak akan mencair dengan sempurna dengan temperatur tertentu. Polymorphism adalah keadaan dimana terdapat lebih dari bentuk satu Kristal. 5) Titik didih (boiling point) Dengan bertambah panjangnya rantai karbon asam lemak akibat peningkatan titik didih. 6) Titik lunak ( Softening point) Titik lunak digunakan untuk identifikasi minyak. 7) Sliping point Untuk mengetahui pengaruh komponen-komponennya dan mengenal minyak. 8) Shot melting point Temperatur pada saat terjadi tetesan pertama dari minyak atau lemak. 9) Titik asap, titik nyala, dan titik api Sebagai patokan kriteria minyak yang digunakan untuk penggorengan. 10) Titik kekeruhan (turbidity point) Titik kekeruhan dapat ditetapkan dengan cara mendinginkan campuran minyak atau lemak dengan pelarut lemak.

12 11) Bobot jenis Bobot jenis ditentukan pada temperatur 25 C, dan dilakukan juga pengukuran dengan temperatur 40 C dan 60 C untuk minyak yang mempuyai titik didih tinggi. b. Sifat Kimia Minyak 1) Hidrolisa Dalam proses hidrolisa minyak atau lemak akan berubah menjadi asam lemak bebas dan gliserol. Proses hidrolisa akan mengakibatkan kerusakan pada minyak atau lemak karena adanya sejumlah air. Proses tersebut mengakibatkan hydrolic rancidity yang menghasilkan rasa tengik pada minyak atau lemak. (Ariyanto, dkk 2012) 2) Oksidasi Pada proses oksidasi berlangsung bila terjadi kontak antara oksigen dan lemak atau minyak, yang mengakibatkan ketengikan. Adanya oksigen dan logam-logam yang bersifat katalisator akan mempercepat terjadinya proses oksidasi. Proses oksidasi menghasilkan aldehida, keton, dan asam-asam lemak bebas yang akan menimbulkan bau tidak enak. Komponen yang terbentuk karena proses oksidasi dinamakan peroksida.(ariyanto, dkk 2012) 3) Hidrogenasi Industri telah mengembangkan minyak tumbuhan menjadi lemak padat dengan cara hidrogenasi katalik ( reaksi reduksi ). Proses konversi minyak menjadi lemak dengan cara hidrogenasi disebut juga dengan proses

13 pengerasan. Salah satu caranya adalah dengan mengalirkan gas hydrogen dengan tekanan ke dalam tangki minyak panas (200 C) yang mengandung katalis nikel yang terdispersi (Amin, dkk 2013). 4) Esterifikasi Proses esterifikasi bertujuan untuk mengubah asam lemak trigliserida dalam bentuk ester. Pada prinsip ini hidrokarbon rantai pendek dalam asam lemak yang menyebabkan bau tidak enak, ditukar dengan rantai panjang yang bersifat tidak menguap (Amin, dkk 2013). B. Minyak Jelantah Minyak jelantah merupakan minyak dari sisa penggorengan berulangulang dengan pemanasan tinggi. Minyak jelantah menyebabkan minyak berasap atau berbusa pada saat pemanasan, meninggalkan warna coklat, serta flavor yang tidak disukai dari makanan yang digoreng (Yulian, dkk, 2014). Perbedaan minyak minyak jelantah dengan minyak goreng terletak pada komposisi asam lemak jenuh dan tidak jenuh. Minyak jelantah memiliki kandungan asam lemak jenuh lebih besar dari minyak goreng. Hal ini disebabkan oleh proses pemanasan terjadi perubahan rantai tidak jenuh pada senyawa penyusunnya. Komposisi asam lemak tidak jenuh pada minyak jelantah adalah 30% sedangkan asam lemak jenuh 70% (Sudarmadji, 2007). Ditinjau dari komposisi kimianya, minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik, yang terjadi selama proses penggorengan (pemanasan). Minyak jelantah yang digunakan secara berulang

14 akan membentuk akrolein, yaitu senyawa yang menyebabkan gatal pada tenggorokan dan memicu terjadinya batuk. C. Bilangan Peroksida Peristiwa oksidasi dan hidrolisis adalah penyebab utama kerusakan minyak, baik secara enzimatis maupun non enzimatis. Pengaruh paling besar terhadap cita rasa pada makanan yang digoreng diakibatkan oleh proses autooksidasi. Bau tengik disebabkan adanya proses oksidasi oleh aldehid dan keton. Bilangan peroksida atau angka thiobarbitural adalah cara untuk mengetahui tingkat kerusakan minyak. Bilangan peroksida dapat ditentukan dengan metode iodometri. (Ariyanto, dkk 2012) 1. Mekanisme pembentukan bilangan peroksida Reaksi oksidasi oleh oksigen terhadap asam lemak tidak jenuh menyebabkan terbentuknya angka peroksida, aldehid, keton, dan asamasam lemak berantai pendek yang menyebabkan perubahan organoleptik berupa ketengikan dan perubahan bau. Oksidasi dimulai dengan pembentukan peroksida dan hidroperoksida dengan pengikatan oksigen pada ikatan rangkap yang terdapat pada asam lemak tidak jenuh.

15 Minyak goreng Gambar 1. Mekanisme Pembentukan Peroksida (Daniel, 2011) Minyak akan mengalami proses oksidasi menjadi senyawa peroksida yang tidak stabil ketika dipanaskan. Pemanasan minyak lebih lanjut akan merubah sebagian peroksida VDP (Volatile Decomposition Products) dan NVDP (Non Volatile Decomposition Products). Senyawa VDP dan NVDP yang dihasilkan seperti aldehid, keton, ester, alkohol, senyawa siklik, dan hidrokarbon, secara keseluruhan membuat minyak menjadi polar dibanding minyak yang belum dipanaskan, (Sukaton, dkk 2016) 2. Faktor penghambat pembentukan bilangan peroksida Antioksidan adalah senyawa organik yang berfungsi sebagai penghambat terbentuknya bilangan peroksida. Antioksidan alami di dalam minyak meliputi tokoferol ( Vitamin E ), polifenol, gasipol, favonoid, dan antho-sianin. Selain itu zat yang dapat menghambat pembentukan bilangan

16 peroksida secara sintetik, misalnya senyawa amino, sianida, sulfat, dan phosphate. ( Ketaren, 2012) Ketengikan disebabkan oleh pengaruh prooksidan dan antioksidan. Prooksidan sangat mempercepat terjadinya oksidasi, sedangkan antioksidan penghambat terjadinya oksidasi. Ada dua macam antioksidan, yaitu antioksidan primer dan antioksidan sekunder. a. Antioksidan primer Antioksidan primer yaitu zat yang digunakan sebagai penghenti reaksi berantai yang mengakibatkan terbentuknya radikal dengan cara melepaskan ion Hidrogen. Antioksidan primer meliputi antioksidan alam maupun buatan. Contoh dari antioksidan alam adalah tokoferol, lesitin, fosfastida, sesamol, gasipol, dan asam askrobat. Di dalam minyak nabati ditemukan antioksidan tokoferol yang mempunyai keaktifan vitamin E. b. Antioksidan sekunder Zat yang dapat mencegah terjadinya prooksidan dan digolongkan sebagai sinergik disebut antioksidan sekunder. Asam-asam organik (di- atau trikarboksilat) digunakan untuk mengikat logam-logam (sequestran) yang tidak diinginkan oleh tubuh. Misalnya satu molekul asam sitrat akan mengikat prooksidan Fe yang sering dilakukan pada minyak kacang kedelai. Didalam minyak salad sering menggunakan

17 EDTA (Etilendiamin tetraasetat) sebagai sequestran logam. (Anggrainy, dkk 2014) 3. Penetapan bilangan peroksida Bilangan peroksida merupakan nilai terpenting untuk menentukan derajat kerusakan pada minyak goreng. Oksigen dapat mengikat asam lemak tidak jenuh yang dapat menyebabkan terjadinya peroksida. Angka peroksida dapat ditentukan dengan metode iodometri. Angka peroksida menyatakan banyaknya mili-ekivalen peroksida dalam setiap 1000 g minyak atau senyawa lainnya. Cara yang sering digunakan untuk menentukan angka peroksida adalah berdasarkan reaksi antara kalium iodide dengan peroksida dalam suasana asam. Selanjutnya iodium dilepaskan dan dititrasi menggunakan larutan baku natrium tiosulfat dengan menambahkan indikator amylum sampai warna biru tepat hilang. Minyak + O2 H2O2 + KI I2 + 2Na2S2O3 H2O2 I2 +K2O + H2O 2NaI + Na2S4O6 Kelemahan penentuan angka peroksida dengan metode iodometri adalah beberapa peroksida jenis tertentu hanya bisa bereaksi sebagian. Selain itu, kesalahan dapat disebabkan oleh reaksi antara kalium iodide dengan oksigen dari udara. (Abdul Rohman, 2007)

18 D. Tanaman Pandan Wangi 1. Definisi Tanaman Pandan Wangi (Pandanus amarylifolius) Tanaman pandan wangi merupakan jenis tumbuhan monokotil dari famili Pandanaceae yang memiliki daun beraroma wangi yang khas. Bentuk daun tanaman pandan wangi seperti pedang lurus dengan tepi daun yang bergerigi (Diana, dkk 2014). Daun pandan merupakan daun yang digunakan untuk memasak sebagai penyedap makanan dan pewarna makanan alami. Daun pandan banyak dimanfaatkan dalam bidang kesehatan, contohnya karena mengandung antioksidan dapat melawan kanker. 2. Klasifikasi Tanaman Pandan Wangi Klasifikasi ilmiah tanaman daun pandan adalah sebagai berikut : Kerajaan Divisi Kelas Ordo Family Genus Spesies : Plantae : Magnoliophyta : Liliopsida : Pandanales : Pandanaceae : Pandanus : Pandanus amarylifolius

19 3. Morfologi Tanaman Pandan Wangi a b c Gambar 2. Tanaman pandan wangi (Pandanus amarylifolius) Sumber : Wikipedia a. Akar Pandan wangi mempunyai akar berserabut. Akar pandan wangi merupakan akar tunjang yang berfungsi sebagai penopang. Panjang akar pandan mencapai 30-60 cm berwarna kecoklatan sehingga mencapai kedalaman tanah 30 cm. b. Batang Batang pandan wangi menjalar berbentuk bulat, lunak, bercabang dan mencapai 2 meter. Batang pandan wangi sering dikenal sebagai batang perdu atau tanaman perdu yang dapat meneduhkan sekitarnya. c. Daun Daun pandan wangi memanjang menyerupai daun tumbuhan palem bahkan rumput. Daun pandan memiliki bagian tepi bergerigi, pangkal ujung runcing dengan pertulangan menonjol memanjang. Daun pandan tersusun beberapa garis spiral 3-4 garis. Warna daun pandan wangi adalah hijau muda sampai hijau tua.

20 4. Kandungan Kimia Daun Pandan Pandan wangi mempunyai aroma yang khas pada daunnya. Komponen penyusunnya berasal dari senyawa kimia 2-acetyl-1-pyroline (ACPY) yang terdapat juga pada tanaman jasmin, hanya saja konsentrasinya lebih tinggi. Pandan wangi mempunyai senyawa metabolik sekunder yang merupakan senyawa pertahanan yang dihasilkan oleh tanaman daun pandan didalam jaringan tumbuhannya (Rahayu, dkk 2008). Senyawa-senyawa yang terkandung meliputi alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, dan minyak atsiri sebagai berikut : a. Alkaloid Alkaloid merupakan senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen, bersifat optis aktif. Kebanyakan alkaloid berbentuk Kristal dan hanya sedikit yang berupa cairan pada suhu kamar. Sebagian alkaloid mempunyai rasa yang pahit. Beberapa pereaksi uji yang sering digunakan adalah Mayer, Bouchardat, dan Dragendorf. b. Flavonoid Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol terbesar yang ditemukan di alam. Flavonoid mempunyaikerangka dasar karbon yang terdiri dari 15 atom karbon, dimana dua cincin benzene (C6) terikat pada suatu rantai popan (C3) sehingga membentuk susunan C6-C3-C6. Senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu, biru, dan sebagian besar warna kuning yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan.

21 c. Tannin Tannin terdapat luas pada tumbuhan berpembuluh, dalam Angiospermae terdapat khusus dijaringan kayu. Tannin dapat bereaksi dengan protein membentuk kopolimer yang kuat dan tidak larut dalam air. Dalam industri, tannin adalah senyawa yang berasal dari tumbuhan, yang mampu mengubah kulit hewan yang mentah menjadi kulit siap pakai karena kemampuannya menyambung silang protein. Tannin mempunyai mekanisme mempresipitasi d. Minyak atsiri Senyawa khas tumbuhan akan tetapi tidak semua tumbuhan menghasilkan minyak atsiri. Minyak atsiri hanya ditemukan pada tumbuhan yang memiliki sel glandula. Hasil uji fitokimia daun pandan wangi tertera pada Tabel 5 Tabel 5. Hasil uji fitokimia daun pandan wangi Uji fitokimia Pereaksi Hasil Kesimpulan Alkaloid Mayer Wagner Dragendorf Terbentuk endapan putih Terbentuk endapan coklat Terbentuk endapan merah + + + Tannin FeCl 3 1% Terbentuk warna hijau kebiruan + Saponin Tidak terbentuk busa yang stabil - Flavonoid Mg+HCl+etanol Terbentuk warna merah + Polifenol FeCl 3 1% Terbentuk warna hijau kebiruan + Keterangan : (+) = mengandung senyawa uji (-) = tidak mengandung senyawa uji Sumber : Prameswari, dkk (2014)

22 E. Kerangka Teori, Kerangka Konsep, dan Hipotesa 1. Kerangka Teori oksidasi panas cahaya hidrolisis Minyak goreng Minyak jelantah Serbuk Daun Pandan (Antioksidan) Penurunan bilangan peroksida Gambar 3. Kerangka Teori 2. Kerangka Konsep Variasi waktu perendaman selama 8 hari, 10 hari, 12 hari, 14 hari, dan 16 hari Minyak Jelantah Penurunan Bilangan Peroksida Gambar 4. Kerangka Konsep

23 3. Hipotesa Ha : ada pengaruh variasi waktu perendaman 8 hari, 10 hari, 12 hari, 14 hari, dan 16 hari menggunakan serbuk daun pandan 10 % b/v terhadap penurunan bilangan peroksida pada minyak jelantah.