BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo merupakan kota yang semua supermarket menjual berbagai jenis minyak goreng dengan berbagai merek serta harganya yang berbeda-beda pula. Namun ada jenis minyak goreng yakni minyak goreng zaitun tidak semua supermarket menjual minyak zaitun karena harganya relatif mahal dan kebanyakan dijual di toko-toko arab. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo dan dilakukan selama 3 hari yakni hari pertama persiapan alat dan bahan penelitian hari kedua pengambilan sampel minyak goreng (minyak curah, minyak jagung dan minyak zaitun) dan pada hari ketiga proses penggorengan dari sebelum adanya penggorengan diambil sampel dan setelah proses penggorenga ketiga dan sampai keenam kali dengan menggunakan tiga wajan pada masingmasing sampel minyak goreng dan proses penggorengan berlangsung selama 4 menit dalam menggoreng serta pengujian kadar asam lemak bebas dilakukan pada sore hari pada masing-masing sampel minyak goreng yakni (minyak curah, minyak jagung dan minyak zaitun) dengan bahan makanan yang digoreng 1 jenis makanan yakni ikan lajang (Decapterus russell). 36

2 Karakteristik Minyak Goreng Minyak curah 1. Warna Minyak goreng curah berwarna kuning pucat sampai orange tua memiliki aroma yang sedap dan stabil atau resisten terhadap ketengikan. 2. Daya simpan Minyak nabati atau minyak yang berasal dari tumbuh-tumbuhan tergolong sebagai minyak yang tidak akan mengeras jika dibiarkan diudara yang terbuka (non drying oil) sehingga daya tahan minyak curah lama Minyak jagung 1. Warna Minyak jagung berwarna kuning keemasan yang tidak berbau, minyak jagung ini dapat larut dalam etanol, isopropil alcohol, dan fulfural sedangkan nilai transmisinya sekitar Daya simpan Bagian jagung yang mengandung minyak yakni lembaga (germ). Minyak jagung dapat diekstrak dari hasil proses penggilingan dan memiliki daya tahan simpan yang lama karena pada lembaga kandungan minyak yang bisa diekstrak rata-rata 52%.

3 Minyak zaitun 1. Warna Minyak zaitun memiliki warna bening, tidak ada kotoran, titik beku tinggi serta memiliki masa kadaluarsa dua tahun dari masa produksi. 2. Daya simpan Minyak zaitun dapat digunakan untuk memasak, menumis serta dapat digunakan pada tambahan makanan lainnya seperti (salad buah) oleh karena itu minyak zaitun tidak dapat digunakan pada penggorengan berulang serta tidak dapat disimpan lama karena memiliki masa kadaluarsa. 4.3 Hasil Penelitian Hasil penelitian 1. Minyak Curah Tabel 4.1 Kadar Asam Lemak Bebas pada Proses Penggorengan Berulang pada Minyak Curah Penggorengan Kadar asam lemak bebas 0 0,30 % 3 0,40 % 6 0,71% Sumber : Data primer 2013

4 Kadar 39 0,80 0,71 0,60 0,40 0,30 0,40 0,20 0, Penggorengan Diagram 4.1 Distribusi Minyak Curah Berdasarkan Penggorengan Berulang Berdasarkan tabel dan diagram 4.1 menunjukan bahwa sebelum adanya penggorengan kadar asam lemak bebas (0,30%) setelah penggorengan ketiga didapatkan kadar (0,40%), dan penggorengan keenam didapatkan kadar (0,71%). 2. Minyak Jagung Tabel 4.2 Kadar Asam Lemak Bebas pada Proses Penggorengan Berulang pada Minyak Jagung Penggorengan Kadar asam lemak bebas 0 0,40% 3 0,81 % 6 1,02% Sumber : Data primer 2013

5 Kadar 40 1,50 1,00 0,81 1,02 0,50 0,40 0, Penggorengan Diagram 4.2 Distribusi Minyak Jagung Berdasarkan Penggorengan Berulang Berdasarkan tabel dan diagram 4.2 menunjukan bahwa sebelum penggorengan didapatkan kadar asam lemak bebas (0,40%) setelah penggorengan ketiga didapatkan kadar (0,81%), dan penggorengan keenam didapatkan kadar (1,02%). 3. Minyak Zaitun Tabel 4.3 Kadar Asam Lemak Bebas pada Proses Penggorengan Berulang pada minyak zaitun Penggorengan Kadar asam lemak bebas 0 0,61% 3 0,81 % 6 1,12% Sumber : Data primer 2013

6 Kadar 41 1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0 1,12 0,81 0, Penggorengan Diagram 4.3 Distribusi Minyak Zaitun Berdasarkan Penggorengan Berulang Berdasarkan tabel dan diagram 4.3 menunjukan bahwa sebelum adanya penggorengan kadar asam lemak bebas (0,61%) dan setelah penggorengan ketiga didapatkan kadar asam lemak bebas (0,81%), dan penggorengan keenam didapatkan kadar (1,12%). 4. Hasil Pemeriksaan Kadar Asam Lemak Bebas Minyak Curah, Minyak Jagung, Minyak Zaitun.

7 42 Untuk melihat kadar asam lemak bebas pada minyak curah, minyak jagung dan minyak zaitun, peneliti memeriksa di laboratorium kesehatan masyarakat dengan menambahkan larutan KOH dengan titrasi pada masing-masing minyak yakni minyak curah, minyak jagung dan minyak zaitun. Kadar asam lemak bebas dapat dilihat ditabel berikut Tabel 4.4 Hasil Pemeriksaan Kadar Asam Lemak Bebas pada Minyak Curah, Minyak Jagung, Minyak Zaitun. Jenis Minyak Penggorengan Kadar asam lemak bebas Ket 0 0,30 % Memenuhi standar Minyak curah 3 0,40 % Tidak standar memenuhi 6 0 0,71 % 0,40 % Tidak memenuhi standar Tidak memenuhi standar Minyak jagung 3 0,81 % Tidak standar memenuhi 6 1,02 % Tidak standar memenuhi Minyak zaitun 0 0,61 % Tidak standar memenuhi 3 0,81 % Tidak memenuhi

8 Kadar FFA 43 standar 6 1,12 % Tidak standar memenuhi 1,20 1,00 0,80 0,60 0,40 0,20 0, Minyak Curah Minyak Jagung Minyak Zaitun Diagram 4.4 Diagram Sebelum dan Sesudah Proses Penggorengan Berdasarkan pada sampel minyak goreng curah, minyak jagung dan minyak zaitun dengan penggorengan sebelum, penggorengan ketiga dan penggorengan keenam pada jenis makanan yang digoreng yaitu (ikan) didapatkan kadar asam lemak bebas tertinggi pada minyak goreng zaitun. Untuk mengetahui kadar asam lemak bebas pada minyak goreng dengan dititrasi larutan KOH sampai timbul warna merah muda. Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan bahwa setelah dilakukannya pemeriksaan kadar asam lemak bebas di laboratorium dengan dititrasi larutan KOH didapatkan kadar asam lemak bebas tertinggi (1,12%) pada sampel minyak goreng zaitun yakni pada penggorengan keenam atau tidak memenuhi standar SNI karena sesuai dengan standar SNI kadar asam lemak bebas 0,30% dari minyak.

9 44 Peningkatan kadar asam lemak pada minyak zaitun disebabkan karena minyak zaitun tidak dapat digunakan secara berulang lebih dari dua kali penggorengan. Hal ini dipicu karena minyak zaitun memiliki masa kadaluarsa dua tahun dan apabila lewat dari masa kadaluarsa maka minyak zaitun akan memiliki bau tengik dan warnanya akan berubah serta kadar air akan menurun sehingga minyak zaitun tidak dapat disimpan lebih lama dan tidak dapat dipakai secara berulang. Menurut Dewandari (2001) Semakin lama penggunaan minyak dalam menggoreng semakin tinggi pula kandungan asam lemak yang terbentuk, hal ini sesuai dengan studi tentang kerusakan minyak yang menyatakan bahwa komposisi bahan pangan yang digoreng mempengaruhi kerusakan minyak. 4.4 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan bahwa di Kota Gorontalo semua supermarket menjual minyak goreng yakni berupa minyak curah, minyak jagung dan minyak zaitun namun pada minyak zaitun tidak dijual di supermarket melainkan di toko-toko arab. Berdasarkan hasil penelitian tentang perubahan kadar asam lemak bebas minyak goreng curah, minyak jagung dan minyak zaitun setelah prosees penggorengan berulang dimana akan dilihat kadar asam lemak bebas sebelum adanya penggorengan dan setelah proses penggorengan ketiga dan penggorengan keenam, selanjutnya akan dibahas sesuai variabel yang diteliti yaitu :

10 Distribusi kadar asam lemak bebas pada minyak curah pada Proses Penggorengan Berulang Hasil penelitian yang peneliti lakukan dimana pada minyak goreng curah sebelum adanya perlakuan penggorengan dengan melihat kadar asam lemak bebas. Dari hasil analisis yang lakukan dimana sebelum adanya penggorengan didapatkan kadar asam lemak bebas 0,30%, dan setelah proses penggorengan berulang yakni pada penggorengan ketiga didapatkan kadar asam lemak bebas meningkat 0,40% dimana pada 0 kali penggorengan dan penggorengan 3 kali hanya berkisar 0,1 % dan pada proses penggorengan 6 kali didapatkan kadar asam lemak bebas 0,71% dan tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan maksimal 0,30% kadar asam lemak bebas. Hal ini dikarenakan minyak yang dari kelapa sawit hanya mempunyai asam lemak tak jenuh yang rendah 48% dan juga dengan adanya pemanasan suhu yang dilakukan secara terus menerus sehingga menyebabkan asam lemak bebas pada minyak goreng curah meningkat dengan proses penggorengan berulang. Peningkatan kadar asam lemak bebas pada penggorengan 3 kali dan penggorengan 6 kali kadar asam lemak bebas meningkat karena adanya pemanasan yang dilakukan secara terus menerus selama proses penggorengan

11 46 Proses penggorengan yang dilakukan secara berulang tanpa menambah minyak yang baru dapat menyebabkan kerusakan pada minyak dan dapat menyebabkan bau tengik pada minyak dan warna minyak goreng menjadi kuning kecokelatan dan kondisi minyak menjadi lebih encer sehingga kandungan asam lemak tak jenuh pada minyak tersebut akan hilang dan dapat memicu terjadinya penyakit dengan adanya proses penggorengan berulang. Berdasarkan penelitian Kumala dalam Zulkarnain (2011) menjelaskan bahwa asam lemak bebas dipengaruhi oleh suhu panas melalui proses penggorengan berulang hal ini juga dikemukakan oleh Ayu dalam Zulkarnain (2011) dimana dalam penjelasannya bahwa minyak yang terbuat dari kelapa sawit hanya mempunyai asam lemak tak jenuh sedikit 48% Distribusi kadar asam lemak bebas minyak jagung pada Proses Penggorengan Berulang Hasil penelitian yang peneliti lakukan dimana pada minyak goreng curah sebelum adanya perlakuan penggorengan dengan melihat kadar asam lemak bebas. Dari hasil analisis yang lakukan dimana sebelum adanya penggorengan didapatkan kadar asam lemak bebas 0,40%, dan setelah proses penggorengan berulang yakni pada penggorengan ketiga didapatkan kadar asam lemak bebas meningkat 0,81% dimana pada 0 kali penggorengan dan penggorengan 3 kali berkisar 0,41 % dan pada proses

12 47 penggorengan 6 kali didapatkan kadar asam lemak bebas 1,02% dan tidak memenuhi standar yang ditelah ditetapkan. Hal ini disebabkan karena adanya penggorengan berulang pada minyak jagung ini mengandung asam lemak tak jenuh 80% akan tetapi tidak dapat digunakan secara berulang karena dapat merusak tekstur dari minyak dan minyak ini dapat merubah warna menjadi warna kuning kecokelatan, berbusa dan berasap dan dapat menurunkan mutu bahan pangan yang digoreng menjadi tidak gurih hal ini juga sehingga dapat menimbulkan bau tengik, vitamin dan lemak esensial serta kadar asam lemak tak jenuh akan hilang. Penggunaan penggorengan secara berulang pada minyak jagung ini juga dapat merusak tekstur dan penurunan kadar air yang terkandung didalam minyak ini sehingga penggunaan secara berulang pada minyak ini dapat menyebabkan kerusakan pada minyak ini. Hal ini juga dikemukakan oleh shills dalam Zulkarnain (2011) bahwa minyak jagung memgandung kadar air yang cukup tinggi serta mengandung kadar asam lemak tak jenuh 80% sedangkan pada minyak yang terbuat dari kelapa sawit mengandung kadar asam lemak tak jenuh 48%. Pemilihan bahan makanan yang digoreng dalam penelitian ini adalah ikan lajang karena ikan ini merupakan salah satu bahan makanan yang paling banyak dikomsumsi oleh masyarakat gorontalo, ikan ini juga

13 48 mengandung banyak vitamin oleh karena itu masyarakat menjadikan ikan merupakan makanan pokok dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Selain itu juga pada proses penggorengan yang peneliti lakukan jumlah ikan yang digoreng pada penelitian sebanyak 20kg pada setiap minyak goreng (minyak curah, minyak jagung dan minyak zaitun) ikan yang digoreng sebanyak 15 potong ikan lajang dengan lama menggoreng 4 menit menggunakan api sedang dengan suhu panas berkisar C dengan warna api kebiru-biruan dengan menggunakan minyak goreng curah, minyak jagung dan minyak zaitun sebanyak 1000ml dalam menggoreng dan ikan lajang yang digoreng hingga berwarna kecokelatan Komposisi lemak pada ikan Menurut Pratama (2006), Ikan terutama ikan laut merupakan sumber vitamin (A,B,dan D) dan mineral yang baik. Mineral selenium, yodium, kalsium, zat besi dan zinc merupakan jenis mineral yang diunggulkan dari ikan. Selenium dan zinc merupakan mineral antioksidan yang bisa mencegah kerusakan DNA dan mencegah penuaan dini. Yodium memiliki peranan penting dalam mencegah penyakit gondok, kalsium diperlukan untuk massa tulang, dan zat besi dapat mencegah anemia. Sebagai bahan pangan segar, kualitas nutrisi ikan memang sudah cemerlang, namun kesalahan proses pengolahan bisa dengan mudah menurunkan bahkan merusak. Kandungan omega 3 akibat pemanasan suhu tinggi yang terlalu lama untuk mengurangi kerusakannya cara masak ikan yakni dengan menggoreng atau menumis selama 3-5

14 49 menit. Oleh karena itu ikan tidak berpengaruh terhadap meningkatnya kadar asam lemak bebas yang ada pada minyak sehingga kerusakan atau ketengikan yang terjadi pada minyak yang digunakan secara berulang pada saat penggorengan. Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan dimana selama proses penggorengan dimana peningkatan kadar asam lemak bebas dengan adanya pemanasan suhu yang dilakukan secara terus menerus melalui proses penggorengan berulang. Asam lemak bebas pada minyak goreng dapat meningkat karena adanya suhu panas melalui proses penggorengan yang dilakukan secara berulang hal ini dapat memicu terjadinya penyakit kanker apabila mengkomsumsi makanan yang mengandung asam lemak bebas yang tinggi 25 gr/hari atau melebihi standar yang telah ditetapkan maka hal ini yang dapat memicu terjadinya penyakit kanker, diabetes, hipertensi Distribusi kadar asam lemak bebas pada minyak zaitun setelah proses penggorengan Hasil penelitian yang peneliti lakukan dimana pada minyak goreng curah sebelum adanya perlakuan penggorengan dengan melihat kadar asam lemak bebas. Dari hasil analisis yang dilakukan dimana sebelum adanya penggorengan didapatkan kadar asam lemak bebas 0,61%, dan setelah proses penggorengan berulang yakni pada penggorengan ketiga

15 50 didapatkan kadar asam lemak bebas meningkat 0,81% dimana pada 0 kali penggorengan dan penggorengan 3 kali berkisar 0,2 % dan pada proses penggorengan 6 kali didapatkan kadar asam lemak bebas 1,12% dan tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan karena adanya penggorengan pada minyak zaitun sehingga pada saat penggorengan yang dilakukan sampai 6 kali penggorengan maka suhu yang dipanaskan dapat mempengaruhi kenaikan kadar asam lemak bebas pada minyak zaitun, oleh karena itu minyak ini tidak cocok dipakai dalam menggoreng melainkan hanya dapat dijadikan sebagai bahan makanan tambahan karena minyak zaitun ini mengandung kadar asam lemak kadar air yang cukup tinggi serta mengandung kadar asam lemak tak jenuh 80%, sehingga penggunaan penggorengan yang dilakukan secara berulang dapat menyebabkan kerusakan minyak, bau tengik, aroma serta bau tengik pada minyak zaitun serta dapat merusak bahan makanan yang digoreng. Menurut standar SNI yakni kadar asam lemak bebas 0,30% sedangkan pada minyak zaitun didapatkan kadar asam lemak bebas 1,12% melebihi standar yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan karena minyak zaitun memiliki masa kadaluarsa serta kadar air yang terkandung dalam minyak zaitun ini meningkat sehingga dapat menyebabkan kadar asam lemak bebas meningkat dan asam lemak tak jenuh 80% akan hilang sehingga hal ini yang dapat menyebabkan penyakit.

16 51 Berdasarkan penelitian Sulistiowaty Tuminah (2011) menerangkan bahwa minyak yang mengandung asam lemak tak jenuh (poly unsaturated fatty acid) diakui dapat menurunkan kolesterol darah serta meningkatkan nilai kesehatan lainnya, namun jika digunakan untuk menggoreng secara berulang-ulang maka asam lemak tak jenuh (baik dari minyak menggoreng maupun dari makanan yang digoreng) minyak zaitun mengandung asam lemak tak jenuh namun apabila digunakan dalam penggorengan berulang maka mengakibatkan peningkatan kolesterol dan sangat tidak baik untuk kesehatan, oleh karena itu minyak zaitun tidak cocok digunakan dalam penggorengan berulang. Berdasarkan penelitian yang saya lakukan terdapat kadar asam lemak bebas pada minyak zaitun 1,12% pada penggorengan keenam oleh sebab itu penggunaan minyak zaitun tidak dapat digunakan secara berulang tanpa menambah minyak yang baru kaena hal ini dapat menyebabkan kerusakan minyak serta dapat memecah molekul yang ada pada minyak tersebut. Selain itu juga penelitian Hildayani dalam Aminah (2013) dalam penjelasannya apabila mengkomsumsi makanan yang mengandung kadar asam lemak bebas yang melebihi standar 25 gram per hari maka dengan mudah dapat terjadinya risiko penyakit kanker, diabetes, kolesterol. Menurut badan standarisasi nasional (BSN) kadar asam lemak yang distandarkan yakni 0,30% dari minyak goreng namun apabila mengkomsumsi makanan yang mengandung asam lemak melebihi standar

17 52 yang telah ditentukan maka dapat menyebabkan penyakit kanker, diabetes, kolesterol. Untuk itu penggunaan minyak goreng tidak bisa secara berulang tanpa menambah minyak yang baru melainkan menggunakan minyak goreng yang hanya sekali penyarigan agar mencegah terjadinya penyakit kanker. Asam lemak terbentuk karena proses oksidasi dan hidrolisis enzim selama pengolahan dan penyimpanan, jika mengkomsumsi makanan yang mengandung kadar asam lemak bebas yang cukup tinggi maka akan berakibat dengan mudah berisiko terjadinya penyakit kolesterol, kanker, hipertensi. Penggunaan minyak goreng yang sering dilakukan oleh masyarakat dikarenakan penggunaan minyak goreng yang digunakan berulang tanpa menambah minyak untuk menggoreng bahan makanan yang berbeda, hal ini yang dapat meningkatkan kandungan asam lemak bebas melalui makanan yang digoreng Distribusi Minyak Curah, Minyak Jagung Dan Minyak Zaitun Sebelum Penggorengan (0 Kali) Berdasarkan penelitian yang saya lakukan dimana pada minyak curah didapatkan sebelum adanya perlakuan penggorengan didapatkan kadar asam lemak bebas, dari hasil analisis yang saya lakukan dimana sebelum adanya penggorengan didapatkan kadar asam lemak bebas 0.30%, minyak jagung 0.40% dan pada minyak zaitun didapatkan kadar asam lemak bebas 0,61% hal ini disebabkan karena adanya kadar air yang tinggi

18 53 pada minyak jagung dan minyak zaitun yang tinggi sehingga menyebabkan kenaikan kadar asam lemak bebas pada kedua minyak tersebut yakni minyak jagung dan minyak zaitun, minyak jagung dan minyak zaitun ini sangat tidak cocok untuk digunakan dalam menggoreng melainkan digunakan dalam penambahan bahan makanan lainnya hal ini disebabkan karena adanya pengaruh lamanya penyimpanan minyak tersebut pada saat dipasarkan sedangkan pada minyak curah mengandung kadar asam lemak tak jenuh 48% sehingga dapat digunakan dalam menggoreng. Menurut Mulyawanti dkk (2006) pengaruh peningkatan kadar asam lemak bebas pada minyak goreng disebabkan lama penyimpanan serta peningkatan kadar air selama penyimpanan minyak goreng. Pengaruh lama penyimpanan terhadap minyak goreng sangat mempengaruhi kadar air serta tekstur dari minyak goreng sehingga dapat menyebabkan kenaikan kadar asam lemak bebas pada minyak goreng oleh karena itu minyak jagung dan minyak zaitun mempunyai masa kadaluarsa serta lama penyimpanan dari minyak. Minyak curah sebelum adanya penggorengan 0,30% menurut standar SNI yakni maksimal 0,30% sedangkan pada minyak jagung 0,40% dan pada minyak zaitun 0,61% hal ini disebabkan karena lama penyimpanan dari minyak goreng tersebut.

19 Distribusi kadar asam lemak bebas pada minyak curah, minyak jagung, minyak zaitun setelah proses penggorengan (3 kali) Berdasarkan hasil penelitian yang lakukan didapatkan kadar asam lemak bebas pada minyak curah dengan bahan makanan yang digoreng yakni ikan lajang (Decapterus russelli) dengan penggorengan ketiga 0.40% sedangkan pada minyak jagung dengan bahan makanan yang digoreng sama yakni didapatkan kadar asam lemak bebas 0.81% dan minyak zaitun didapatka kadar asam lemak bebas pada pengorengan ketiga 0.81%. hal ini dipicu karena adanya penggorengan yang dilakukan selama tiga kali menggoreng. Pada penelitian yang peneliti lakukan pada proses penggorengan ketiga dimana peningkatan presentase kadar asam lemak bebas meningkat hal ini disebabkan karena adanya pemanasan suhu dilakukan secara terusmenerus selama dalam menggoreng. Pada minyak jagung dan minyak zaitun pada penggorengan 3 kali kadar asam lemak bebas 0,81% hal ini disebabkan karena minyak jagung dan minyak zaitun mengandung asam lemak tak jenuh 80% sehingga minyak jagung dan minyak zaitun tidak dapat digunakan secara berulang. Menurut (Fauziah 2013), kadar asam lemak bebas akan mengalami peningkatan pada penggorengan yang dilakukan lebih dari dua kali penggorengan, minyak goreng yang digunakan berulang dapat

20 55 berpengaruh pada presentase kadar asam lemak bebas yang meningkat pada saat pemanasan suhu dalam menggoreng. Asam lemak bebas pada minyak goreng dapat meningkat karena adanya suhu panas melalui proses penggorengan yang dilakukan secara berulang hal ini dapat memicu terjadinya penyakit kanker apabila mengkomsumsi makanan yang mengandung asam lemak yang tinggi 25gr/ml atau melebihi standar yang telah ditetapkan maka hal ini yang dapat memicu terjadinya panyakit kanker, diabetes, hipertensi dll. Penggunaan minyak goreng yang gunakan secara berulang dapat merusak struktur minyak, cita rasa serta rasa pada makanan yang digoreng oleh karena itu penggunaan minyak goreng tidak lebih dari dua kali Distribusi kadar asam lemak bebas pada minyak curah, minyak jagung, minyak zaitun setelah proses penggorengan (6 kali) Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan didapatkan kadar asam lemak bebas pada penggorengan keenam dengan bahan makanan yang di goreng yakni ikan lajang, pada minyak curah 0.71% sedangkan pada minyak jagung didapatkan kadar asam lemak bebas 1.02% dan pada penggorengan keenam didapatkan kadar asam lemak bebas pada minyak jagung mengalami peningkatan yakni 1.12%, hal ini disebabkan oleh penggorengan yang berulang pada minyak zaitun. Penggunaan minyak goreng secara berulang dapat menyebabkan memicu terjadinya penyakit kaknker, diabetes dll. Pada minyak zaitun

21 56 kadar asam lemak bebas meningkat yakni 1,12% hal ini disebabkan karena minyak zaitun sangat tidak cocok untuk digunakan secara berulang melainkan hanya untuk tambahan makanan lainnya karena asam lemak tak jenuh yang terkandung pada minyak zaitun 80% akan hilang akibat penggorengan berulang dengan suhu yang panas. Pada minyak goreng curah dan minyak jagung presentase kadar asam lemak bebas meningkat pada pengorengan ke 6 kali hal ini karena adanya penggorengan yang dilakukan berulang tanpa menambah minyak yang baru. Berdasarkan penelitian Sulistyowati Tuminah (2011) menerangkan bahwa minyak yang mengandung asam lemak tak jenuh (poly unsaturated fatty acid) diakui dapat menurunkan kolesterol darah serta meningkatkan nilai kesehatan lainnya, namun jika digunakan untuk menggoreng secara berulang-ulang maka asam lemak tak jenuh (baik dari minyak menggoreng maupun dan makanan yang digoreng) minyak zaitun mengandung asam lemak tak jenuh namun apabila digunakan dalam penggorengan berulang maka mengakibatkan peningkatan kolesterol dan sangat tidak baik untuk kesehatan, oleh karena itu minyak zaitun tidak cocok digunakan dalam penggorengan berulang. Menurut badan standarisasi nasional (BSN) kadar asam lemak yang distandarkan yakni 0,30% dari minyak goreng namun apabila mengkomsumsi makanan yang mengandung asam lemak melebihi standar

22 57 yang telah ditetapkan maka dapat menyebabkan penyakit kanker,diabetes dan kolesterol. Asam lemak bebas terbentuk karena proses oksidasi dan hidrolisi enzim selama pengolahan dan penyimpanan. Penggunaan minyak goreng yang sering dilakukan oleh masyarakat dikarenakan penggunaan minyak goreng yang digunakan berulang. Sesuai dengan standar SNI yakni kadar asam lemak bebas 0.30% sedangkan pada minyak zaitun didapatkan kadar asam lemak bebas 1.12% melebihi standar yang telah ditetapkan.

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal Oktober 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal Oktober 2013. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI

PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI Afifa Ayu, Farida Rahmawati, Saifudin Zukhri INTISARI Makanan jajanan sudah menjadi bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia sebagai alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media penggorengan sangat penting

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010 LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri Penggolongan minyak Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri Definisi Lemak adalah campuran trigliserida yang terdiri atas satu molekul gliserol yang berkaitan dengan tiga molekul asam lemak.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Minyak merupakan trigliserida yang tersusun atas tiga unit asam lemak, berwujud cair pada suhu kamar (25 C) dan lebih banyak mengandung asam lemak tidak jenuh sehingga

Lebih terperinci

Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9

Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9 LEMAK DAN MINYAK Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9 kkal sedangkan karbohidrat dan protein

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Selain itu minyak juga merupakan sumber energi yang lebih efektif dibandingkan karbohidrat

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak goreng merupakan kebutuhan masyarakat yang saat ini harganya masih cukup mahal, akibatnya minyak goreng digunakan berkali-kali untuk menggoreng, terutama dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kelapa (Cocos Nucifera Linn.) merupakan tanaman yang tumbuh di negara yang beriklim tropis. Indonesia merupakan produsen kelapa terbesar di dunia. Menurut Kementerian

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN MARGARIN TERHADAP KADAR ASAM LEMAK BEBAS

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN MARGARIN TERHADAP KADAR ASAM LEMAK BEBAS PENGARUH LAMA PENYIMPANAN MARGARIN TERHADAP KADAR ASAM LEMAK BEBAS Nur Istiqomah, Sutaryono, Farida Rahmawati INTISARI Berdasarkan kebiasaan masyarakat dalam menyimpan margarin untuk dikonsumsi dalam jangka

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Cuci Piring Cair dari Minyak Goreng Bekas (Jelantah) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Cuci Piring Cair dari Minyak Goreng Bekas (Jelantah) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Proses Pemurnian Minyak Jelantah Proses pemurnian minyak jelantah terdiri dari tiga tahap yaitu penghilangan kotoran (despicing), netralisasi dan pemucatan (bleaching). Penghilangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Minyak dan Lemak Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang artinya lemak). Lipida larut dalam pelarut nonpolar dan tidak larut dalam air.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kerusakan bila teroksidasi oleh udara dan suhu tinggi, demikian pula beta

BAB 1 PENDAHULUAN. kerusakan bila teroksidasi oleh udara dan suhu tinggi, demikian pula beta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Minyak goreng merupakan kebutuhan dasar bagi manusia, dan karena itu dalam keseharian minyak berfungsi sebagai penghantar panas dan penambah cita rasa gurih.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mengandung lemak merupakan hal yang harus dihindari. Di zaman ini

BAB I PENDAHULUAN. yang mengandung lemak merupakan hal yang harus dihindari. Di zaman ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyak masyarakat modern saat ini berpendapat bahwa semua makanan yang mengandung lemak merupakan hal yang harus dihindari. Di zaman ini semakin banyak penyakit

Lebih terperinci

11/14/2011. By: Yuli Yanti, S.Pt., M.Si Lab. IPHT Jurusan Peternakan Fak Pertanian UNS. Lemak. Apa beda lemak dan minyak?

11/14/2011. By: Yuli Yanti, S.Pt., M.Si Lab. IPHT Jurusan Peternakan Fak Pertanian UNS. Lemak. Apa beda lemak dan minyak? By: Yuli Yanti, S.Pt., M.Si Lab. IPHT Jurusan Peternakan Fak Pertanian UNS Lemak Apa beda lemak dan minyak? 1 Bedanya: Fats : solid at room temperature Oils : liquid at room temperature Sources : vegetables

Lebih terperinci

PENAMBAHAN BAWANG MERAH ( Allium ascalonicum ) UNTUK MENGHAMBAT LAJU PEMBENTUKAN PEROKSIDA DAN IODIUM PADA MINYAK CURAH

PENAMBAHAN BAWANG MERAH ( Allium ascalonicum ) UNTUK MENGHAMBAT LAJU PEMBENTUKAN PEROKSIDA DAN IODIUM PADA MINYAK CURAH PENAMBAHAN BAWANG MERAH ( Allium ascalonicum ) UNTUK MENGHAMBAT LAJU PEMBENTUKAN PEROKSIDA DAN IODIUM PADA MINYAK CURAH Korry Novitriani dan Nurjanah Prorogram Studi DIII Analis Kesehatan, STIKes Bakti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minyak Goreng 1. Pengertian Minyak Goreng Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya

Lebih terperinci

Penentuan Bilangan Asam dan Bilangan Penyabunan Sampel Minyak atau Lemak

Penentuan Bilangan Asam dan Bilangan Penyabunan Sampel Minyak atau Lemak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara kimiawi, lemak dan minyak adalah campuran ester dari asam lemak dan gliserol. Lemak dan minyak dapat diperoleh dari berbagai macam sumber, baik dari tumbuh-tumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Turi (Sesbania grandiflora) merupakan tanaman asli Indonesia, yang termasuk kedalam jenis kacang-kacangan. Kacang turi merupakan jenis kacang-kacangan dari pohon turi

Lebih terperinci

BISNIS BEKATUL KAYA MANFAAT

BISNIS BEKATUL KAYA MANFAAT KARYA ILMIAH BISNIS BEKATUL KAYA MANFAAT MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS Nama : Asmorojati Kridatmaja NIM : 10.11.3641 Kelas : SI-TI 2B SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia PENGARUH PEMANASAN TERHADAP PROFIL ASAM LEMAK TAK JENUH MINYAK BEKATUL Oleh: Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia Email:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM BAB III METODE PENGUJIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pengujian Pengujian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Nabati dan Rempah- Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM No. 17 Kampung

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... ABSTRAK... iv ABSTRACT... KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR.. xiii DAFTAR LAMPIRAN..

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... ABSTRAK... iv ABSTRACT... KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR.. xiii DAFTAR LAMPIRAN.. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN.... i ii ABSTRAK...... iv ABSTRACT... KATA PENGANTAR DAFTAR ISI.. DAFTAR TABEL.. v vi viii xii DAFTAR GAMBAR.. xiii DAFTAR LAMPIRAN.. xiv BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi makanan beranekaragam yang dapat memberikan sumbangan zat gizi yang cukup bagi tubuh, dengan adanya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bersumber dari hewan, misalnya ikan sarden, ikan paus (Angelina, 2012).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bersumber dari hewan, misalnya ikan sarden, ikan paus (Angelina, 2012). 2.1 Pengertian Minyak Goreng BAB II KAJIAN PUSTAKA Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia sebagai alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media penggorengan

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU SENTRIFUGASI KRIM SANTAN TERHADAP KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL (VCO) (Susanti, N. M. P., Widjaja, I N. K., dan Dewi, N. M. A. P.

PENGARUH WAKTU SENTRIFUGASI KRIM SANTAN TERHADAP KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL (VCO) (Susanti, N. M. P., Widjaja, I N. K., dan Dewi, N. M. A. P. PENGARUH WAKTU SENTRIFUGASI KRIM SANTAN TERHADAP KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL (VCO) Susanti, N. M. P. 1, Widjaja, I N. K. 1, dan Dewi, N. M. A. P. 1 1 Jurusan Farmasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN. NASKAH SOAL (Terbuka)

LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN. NASKAH SOAL (Terbuka) NASKAH SOAL (Terbuka) Bidang Lomba CHEMISTRY PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN Jl. Dr. Radjiman No. 6 Telp. (022) 4264813 Fax. (022) 4264881 Wisselbord (022) 4264944, 4264957, 4264973

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia memiliki konsep-konsep yang bersifat abstrak dan. mahasiswa melalui kegiatan praktikum (Dahar, 2006:52).

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia memiliki konsep-konsep yang bersifat abstrak dan. mahasiswa melalui kegiatan praktikum (Dahar, 2006:52). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu kimia memiliki konsep-konsep yang bersifat abstrak dan eksperimental, sehingga ilmu kimia mengandung dua macam pengetahuan yaitu pengetahuan deklaratif

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan Kualitas minyak dapat diketahui dengan melakukan beberapa analisis kimia yang nantinya dibandingkan dengan standar mutu yang dikeluarkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI).

Lebih terperinci

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin. Lemak dan minyak merupakan senyawa trigliserida atau trigliserol, dimana berarti lemak dan minyak merupakan triester dari gliserol. Dari pernyataan tersebut, jelas menunjukkan bahwa lemak dan minyak merupakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia karena rasanya disukai dan harganya jauh lebih murah di banding harga daging lainnya. Daging

Lebih terperinci

PENGARUH PERENDAMAN DALAM LARUTAN GULA TERHADAP PERSENTASE OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG KACANG KEDELAI (Glycine max)

PENGARUH PERENDAMAN DALAM LARUTAN GULA TERHADAP PERSENTASE OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG KACANG KEDELAI (Glycine max) PENGARUH PERENDAMAN DALAM LARUTAN GULA TERHADAP PERSENTASE OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG KACANG KEDELAI (Glycine max) Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim merupakan makanan padat dalam bentuk beku yang banyak disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga manula. Banyaknya masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kesumba mempunyai biji yang biasa digunakan anak-anak untuk

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kesumba mempunyai biji yang biasa digunakan anak-anak untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kesumba (Bixa orellana) merupakan salah satu tanaman yang berupa pohon, tanaman tersebut biasa ditanam di pekarangan rumah atau di pinggiran jalan sebagai

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dantujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis dan (7)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state). Tiga perempat dari luas wilayah Indonesia atau sekitar 5.8 juta km² berupa laut. Garis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Ikan merupakan salah satu menu makanan yang populer dan disenangi banyak kalangan. Hal ini karena ikan adalah produk strategis yaitu potensi produksi sangat besar,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar Air dan Aktivitas Air

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar Air dan Aktivitas Air HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar Air dan Aktivitas Air Kadar air dendeng hasil penelitian adalah 19,33%-23,82% dengan rataan 21,49±1,17%. Aktivitas air dendeng hasil penelitian sebesar 0,53-0,84 dengan nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri.

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kacang kedelai merupakan salah satu tanaman multiguna, karena dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri. Kedelai adalah salah satu tanaman jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan dasar seperti kelapa sawit, kelapa, kedelai, jagung, dan lain-lain. Meski

BAB I PENDAHULUAN. bahan dasar seperti kelapa sawit, kelapa, kedelai, jagung, dan lain-lain. Meski BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak goreng merupakan minyak nabati yang telah dimurnikan, dibuat dari bahan dasar seperti kelapa sawit, kelapa, kedelai, jagung, dan lain-lain. Meski dari bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah umum yang biasa ditemui dalam peggunaan hasil protein

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah umum yang biasa ditemui dalam peggunaan hasil protein 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah umum yang biasa ditemui dalam peggunaan hasil protein hewani adalah harga produk yang tinggi atau daya beli masyarakat yang rendah. Sampai saat ini produk-produk

Lebih terperinci

UJI KUALITAS MINYAK GORENG CURAH DAN MINYAK GORENG KEMASAN DI MANADO

UJI KUALITAS MINYAK GORENG CURAH DAN MINYAK GORENG KEMASAN DI MANADO UJI KUALITAS MINYAK GORENG CURAH DAN MINYAK GORENG KEMASAN DI MANADO Ika Risti Lempang 1), Fatimawali 1), Nancy C. Pelealu 1) 1) Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115 ABSTRACT Cooking oil is

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,

PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beras Analog Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras. Disebut beras analog karena bentuknya yang oval menyerupai beras, tapi tidak terproses

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nugget Ayam Bahan pangan sumber protein hewani berupa daging ayam mudah diolah, dicerna dan mempunyai citarasa yang enak sehingga disukai banyak orang. Daging ayam juga merupakan

Lebih terperinci

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi: BAB V METODELOGI 5.1 Pengujian Kinerja Alat Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi: 1. Analisa Fisik: A. Volume B. Warna C. Kadar Air D. Rendemen E. Densitas

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

Pengawetan pangan dengan pengeringan

Pengawetan pangan dengan pengeringan Pengawetan pangan dengan pengeringan Kompetensi Mahasiswa memahami teknologi pengeringan sederhana dan mutakhir, prinsip dan perubahan yang terjadi selama pengeringan serta dampak pengeringan terhadap

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6.

BAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6. BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat alat 1. Neraca Analitik Metter Toledo 2. Oven pengering Celcius 3. Botol Timbang Iwaki 4. Desikator 5. Erlenmayer Iwaki 6. Buret Iwaki 7. Pipet Tetes 8. Erlenmayer Tutup

Lebih terperinci

1 I PENDAHULUAN. Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu

1 I PENDAHULUAN. Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu 1 I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1.1) Latar Belakang Masalah, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan 5.1.1 Alat yang Digunakan Tabel 5. Alat yang Digunakan No. Nama Alat Ukuran Jumlah 1. Baskom - 3 2. Nampan - 4 3. Timbangan - 1 4. Beaker glass 100ml,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. produk yang praktis dan digemari adalah chicken nugget. Chicken nugget

I. PENDAHULUAN. produk yang praktis dan digemari adalah chicken nugget. Chicken nugget I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini gaya hidup serta pola konsumsi makanan pada masyarakat, terutama masyarakat perkotaan, terhadap selera produk pangan yang cenderung lebih menyukai sesuatu yang

Lebih terperinci

PENGARUH FREKUENSI PENGGORENGAN TERHADAP ANGKA ASAM DAN PEROKSIDA MINYAK JELANTAH DARI KREMES YANG DITAMBAHKAN TEPUNG KUNYIT

PENGARUH FREKUENSI PENGGORENGAN TERHADAP ANGKA ASAM DAN PEROKSIDA MINYAK JELANTAH DARI KREMES YANG DITAMBAHKAN TEPUNG KUNYIT PENGARUH FREKUENSI PENGGORENGAN TERHADAP ANGKA ASAM DAN PEROKSIDA MINYAK JELANTAH DARI KREMES YANG DITAMBAHKAN TEPUNG KUNYIT PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya status ekonomi masyarakat dan banyaknya iklan produk-produk pangan menyebabkan perubahan pola konsumsi pangan seseorang. Salah satunya jenis komoditas pangan

Lebih terperinci

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN EFEK PENGERINGAN TERHADAP PANGAN HASIL TERNAK PERLAKUAN SEBELUM

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Ikan tongkol (Euthynnus affinis) segar diperoleh dari TPI (Tempat Pelelangan Ikan) kota Gorontalo. Bahan bakar yang digunakan dalam pengasapan ikan adalah batok sabut kelapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pakan Ayam Pakan merupakan bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, hewan,ataupun bahan lain yang diberikan kepada ternak. Pakan tersebut diberikan kepada ayam dalam

Lebih terperinci

STUDI KUALITAS MINYAK GORENG DENGAN PARAMETER VISKOSITAS DAN INDEKS BIAS

STUDI KUALITAS MINYAK GORENG DENGAN PARAMETER VISKOSITAS DAN INDEKS BIAS Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol 11,No.2, April 2008, hal 53-58 STUDI KUALITAS MINYAK GORENG DENGAN PARAMETER VISKOSITAS DAN INDEKS BIAS Sutiah, K. Sofjan Firdausi, Wahyu Setia Budi Laboratorium Optoelektronik

Lebih terperinci

TELUR ASIN PENDAHULUAN

TELUR ASIN PENDAHULUAN TELUR ASIN PENDAHULUAN Telur asin,merupakan telur itik olahan yang berkalsium tinggi. Selain itu juga mengandung hampir semua unsur gizi dan mineral. Oleh karena itu, telur asin baik dikonsumsi oleh bayi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENGGORENGAN VAKUM TERHADAP MUTU KERIPIK DURIAN Pada tahap ini, digunakan 4 (empat) tingkat suhu dan 4 (empat) tingkat waktu dalam proses penggorengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perikanan yang sangat besar. Oleh karena itu sangat disayangkan bila. sumber protein hewani, tingkat konsumsi akan ikan yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. perikanan yang sangat besar. Oleh karena itu sangat disayangkan bila. sumber protein hewani, tingkat konsumsi akan ikan yang tinggi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya terdiri atas perairan, dan mempunyai laut serta potensi perikanan yang sangat besar. Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat Indonesia dalam rangka pemenuhan kebutuhan sehari-hari (Ketaren, 1986). Minyak goreng diekstraksi

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian BAB V METODOLOGI Penelitian ini akan dilakukan 2 tahap, yaitu : Tahap I : Tahap perlakuan awal (pretreatment step) Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

Lebih terperinci

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea. Langkah 3 Penggunaan formalin: Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih: lantai, kapal, gudang, pakaian. Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain. Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENGERINGAN BEKATUL Proses pengeringan bekatul dilakukan dengan pengering rak karena cocok untuk bahan padat, suhu udara dapat dikontrol, dan terdapat sirkulator udara. Kipas

Lebih terperinci

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan.

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan. MODUL 5 PIZZA IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat pizza ikan yang enak, bertekstur lembut dan rasa yang lezat. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Nabati Minyak nabati adalah cairan kental yang diambil atau diekstrak dari tumbuhtumbuhan. Komponen utama penyusun minyak nabati adalah trigliserida asam lemak, yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - Kompor gas - Sendok - Cetakan plastik A.2Bahan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Alat dan Bahan Alat-alat - Beaker glass 50 ml. - Cawan porselin. - Neraca analitis. - Pipet tetes.

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Alat dan Bahan Alat-alat - Beaker glass 50 ml. - Cawan porselin. - Neraca analitis. - Pipet tetes. BAB 3 METODOLOGI 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat-alat - Beaker glass 50 ml - Cawan porselin - Neraca analitis - Pipet tetes - Oven - Gelas erlenmeyer 50 ml - Gelas ukur 10 ml - Desikator - Buret digital

Lebih terperinci

Recovery Minyak Jelantah Menggunakan Mengkudu Sebagai Absorben

Recovery Minyak Jelantah Menggunakan Mengkudu Sebagai Absorben EAT-03 Recovery Minyak Jelantah Menggunakan Mengkudu Sebagai Absorben Alfian Putra 1 *, Silvia Mahrdania 2, Agustina Dewi 2 dan Eva Saptia 2 1 Jurusan Teknologi Kimia Industri Politeknik Negeri Lhokseumawe

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jalan beragam. Contoh yang paling sering ditemui adalah pecel lele dan gorengan.

BAB 1 PENDAHULUAN. jalan beragam. Contoh yang paling sering ditemui adalah pecel lele dan gorengan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan di pinggir jalan telah menjadi bagian dari masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Keterbatasan waktu anggota keluarga untuk mengolah makanan sendiri

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kadar Air (%) Tempe Dengan Penambahan Tepung Belut dan Variasi Konsentrasi Usar Tempe

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kadar Air (%) Tempe Dengan Penambahan Tepung Belut dan Variasi Konsentrasi Usar Tempe 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kadar Air (%) Tempe Dengan Penambahan Tepung Belut dan Variasi Purata kadar air (% ± SE) tempe dengan penambahan tepung belut dan variasi usar tempe berkisar antara 60,37 ±

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERCOBAAN. - Heating mantle - - Neraca Analitik Kern. - Erlenmeyer 250 ml pyrex. - Beaker glass 50 ml, 250 ml pyrex. - Statif dan klem -

BAB 3 METODE PERCOBAAN. - Heating mantle - - Neraca Analitik Kern. - Erlenmeyer 250 ml pyrex. - Beaker glass 50 ml, 250 ml pyrex. - Statif dan klem - 21 BAB 3 METODE PERCOBAAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat alat - Heating mantle - - Neraca Analitik Kern - Erlenmeyer 250 ml pyrex - Pipet volume 25 ml, 50 ml pyrex - Beaker glass 50 ml, 250 ml pyrex -

Lebih terperinci

PENGARUH GORENGAN DAN INTENSITAS PENGGORENGAN TERHADAP KUALITAS MINYAK GORENG

PENGARUH GORENGAN DAN INTENSITAS PENGGORENGAN TERHADAP KUALITAS MINYAK GORENG J. Pilar Sains 6 (2) 2007 Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Riau ISSN 1412-5595 PENGARUH GORENGAN DAN INTENSITAS PENGGORENGAN TERHADAP KUALITAS MINYAK GORENG Program Studi Pendidikan Kimia FKIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai beranekaragam biji-bijian kacang polong yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan tempe seperti kacang merah, kacang hijau, kacang tanah, biji kecipir,

Lebih terperinci

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari BAB V METODOLOGI 5.1 Pengujian Kinerja Alat Press Hidrolik 5.1.1 Prosedur Pembuatan Minyak Kedelai Proses pendahuluan Blanching Pengeringan Pembuangan sisa kulit ari pengepresan 5.1.2 Alat yang Digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kekurangan konsumsi protein diduga sebagai salah satu penyebab gizi buruk di Indonesia. Hal ini yang diakibatkan oleh rendahnya taraf perekonomian sebagian besar masyarakat.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi Masalah, (1.3.) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4.) Manfaat Penelitian, (1.5.) Kerangka Pemikiran, (1.6.) Hipotesis

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya I PENDAHULUAN Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya dibutuhkan penulisan laporan mengenai penelitian tersebut. Sebuah laporan tugas akhir biasanya berisi beberapa hal yang meliputi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kerusakan bila teroksidasi oleh udara dan suhu tinggi, demikian pula beta. dengan minyak jelantah rasa yang dihasilkan lebih gurih.

BAB 1 PENDAHULUAN. kerusakan bila teroksidasi oleh udara dan suhu tinggi, demikian pula beta. dengan minyak jelantah rasa yang dihasilkan lebih gurih. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Minyak goreng merupakan kebutuhan dasar bagi manusia, dan karena itu dalam keseharian minyak berfungsi sebagai penghantar panas dan penambah cita rasa gurih.

Lebih terperinci

GIZI. Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan

GIZI. Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan GIZI Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan Lanjutan Gizi : Arab gizzah : zat makanan sehat Makanan : segala sesuatu yang

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon I PENDAHULUAN Tanaman kelapa merupakan tanaman serbaguna atau tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon kehidupan (tree of life) karena hampir seluruh bagian dari

Lebih terperinci

Pengeringan Untuk Pengawetan

Pengeringan Untuk Pengawetan TBM ke-6 Pengeringan Untuk Pengawetan Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau mengilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan menguapkan sebagian besar air yang di kandung melalui penggunaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR LAMPIRAN... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. Halaman. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR LAMPIRAN... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii PENDAHULUAN... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR LAMPIRAN... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii PENDAHULUAN... 1 BAB I TINJAUAN PUSTAKA... 4 1.1 Ikan Teri Galer (Stolephorus indicus

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam rangka pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Minyak goreng berfungsi

I. PENDAHULUAN. dalam rangka pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Minyak goreng berfungsi I. PENDAHULUAN Minyak goreng adalah salah satu kebutuhan pokok masyarakat Indonesia dalam rangka pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Minyak goreng berfungsi sebagai medium penghantar panas, menambah rasa

Lebih terperinci

Volume 5 No. 2 Juni 2017 ISSN: PENGARUH PEMANASAN SARI BUAH JERUK TERHADAP TINGKAT KEHILANGAN VITAMIN C

Volume 5 No. 2 Juni 2017 ISSN: PENGARUH PEMANASAN SARI BUAH JERUK TERHADAP TINGKAT KEHILANGAN VITAMIN C PENGARUH PEMANASAN SARI BUAH JERUK TERHADAP TINGKAT KEHILANGAN VITAMIN C ERNI FIRDAMAYANTI Email : firdamayantierni@gmail.com Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Jenis makanan basah ataupun kering memiliki perbedaan dalam hal umur simpan

1. PENDAHULUAN. Jenis makanan basah ataupun kering memiliki perbedaan dalam hal umur simpan 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Parameter sensori sangat penting pada tahap penelitian dan pengembangan produk pangan baru. Produk baru yang dihasilkan harus memiliki penanganan yang tepat agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kelor merupakan salah satu tanaman sayuran yang multiguna. Hampir semua bagian dari tanaman kelor ini dapat dijadikan sumber makanan karena mengandung senyawa aktif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan Kimia Dan Peralatan. 3.1.1. Bahan Kimia. Minyak goreng bekas ini di dapatkan dari minyak hasil penggorengan rumah tangga (MGB 1), bekas warung tenda (MGB 2), dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Nugget Ayam Menurut SNI (2002) nugget merupakan salah satu produk olahan daging

II. TINJAUAN PUSTAKA Nugget Ayam Menurut SNI (2002) nugget merupakan salah satu produk olahan daging II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nugget Ayam Menurut SNI (2002) nugget merupakan salah satu produk olahan daging yang dicetak, dimasak dan dibekukan serta terbuat dari campuran daging giling yang diberi bahan

Lebih terperinci

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU Oleh: Gusti Setiavani, S.TP, M.P Staff Pengajar di STPP Medan Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa

Lebih terperinci

ANALISIS POLA PERUBAHAN VISKOSITAS MINYAK GORENG

ANALISIS POLA PERUBAHAN VISKOSITAS MINYAK GORENG ANALISIS POLA PERUBAHAN VISKOSITAS MINYAK GORENG Firdaus Jl. Kalibeber KM 3 Wonosobo, Jawa Tengah firdaus.1024@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan nilai viskositas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tubuh untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Lemak dan minyak digolongkan

BAB I PENDAHULUAN. tubuh untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Lemak dan minyak digolongkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lemak dan minyak merupakan salah satu sumber energi yang penting bagi tubuh untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Lemak dan minyak digolongkan menjadi dua, yaitu lemak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bukan hidup untuk makan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menjaga

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bukan hidup untuk makan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menjaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia, namun perlu dipahami bahwa makan untuk hidup bukan hidup untuk makan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menjaga kelangsungan

Lebih terperinci

MENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT. Nur Indrawaty Liputo. Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

MENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT. Nur Indrawaty Liputo. Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas MENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT Nur Indrawaty Liputo Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Disampaikan pada Seminar Apresiasi Menu Beragam Bergizi Berimbang Badan Bimbingan

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian 14 BAB V METODOLOGI 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian No. Nama Alat Jumlah 1. Oven 1 2. Hydraulic Press 1 3. Kain saring 4 4. Wadah kacang kenari ketika di oven 1 5.

Lebih terperinci