Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya

Bab I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Ditinjau dari jenis datanya tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Makhluk Apakah itu? Aini&Saleh. Open Resource? Apa itu? Maksudnya apa sih? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi

INSTRUKSI KERJA BIDANG AKADEMIK, KEMAHASISWAAN, KEUANGAN, KEPEGAWAIAN DAN TATA KELOLA

RANCANG BANGUN PROTOTIPE KNOWLEGDE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK MENDUKUNG KNOWLEDGE SHARING

PETUNJUK PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK (IND-400)

EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

5. Siswa menerangkan kembali penjelasan kelompoknya kepada teman yang belum memahami materi 6. Guru meminta siswa mengerjakan latihan-latihan yang

Knowledge Conversion Pada Kegiatan Registrasi Praktikum Di Laboratorium Fakultas Rekayasa Industri IT Telkom Dengan Menggunakan Metode Seci

Instrumen Quesioner Awal Observasi Kelas (Pelatihan)

Pencarian Bilangan Pecahan

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGUMUMAN NOMOR : 001/PENG/SESMEN-PDT/CPNS/IX/2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP N 5 Natar Lampung Selatan pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada

GRAND DESIGN INTEGRATED REGISTRATION SYSTEM

PORTOFOLIO MATAKULIAH ETIKA PROFESI (DMH3B2) SEMESTER GASAL 2016/2017. DOSEN: Wahyu Hidayat ( )

Usaha Peningkatan Profesionalisme Guru Melalui Pelatihan Internet dan E-Learning Sekolah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Pengembangan Aplikasi E learning dengan Menggunakan PHP Framework Prado BAB 1 PENDAHULUAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Petunjuk Penggunaan Moodle Bagi Pengajar

Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar. Pedoman Fasilitator. Tentang pedoman ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Info awal, ringkasan, pemandu, mind map, dll 1 per babak. Latihan, contoh soal, contoh tugas 2 per semester

Modul Pengguna SCeLE

Knowledge Management Layanan E-Government Berbasis Short Message Service

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran matematika, selain dari faktor keaktifan, faktor

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PANDUAN PELATIHAN E LEARNING DASAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikn : SD N Percobaan 2. Kelas/ Semester : V/ I

PERATURAN KEPALA DIVISI HUBUNGAN MASYARAKAT POLRI NOMOR TAHUN 2011 TENTANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 pada 21

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PRAKTEK E-LEARNING. Mengaskses e-learning UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Oleh: Puskom UNY

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII ini

PRAKTEK E-LEARNING Oleh: Tim ICT UNY

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH GLANCE 2017

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM INFORMASI PERSONEL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MODUL BABAK PERTAMA INDUSTRIAL INSPIRING COMPETITION TAHUN AKADEMIK 2011 / 2012

BAB III METODE PENELITIAN. perencanaan dan pelaksanaan penelitian sesuai metode penelitian. Metode

III. METODE PENELITIAN. ganjil tahun ajaran 2012/2013 menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas (Classroom

BAB IV ANALISIS DAN PERENCANAAN

b. Materi Kuliah Online Pada bagian ini, netter dapat men-download materi kuliah Quantum yang disampaikan di ruang kelas.

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

Pedoman untuk Persiapan Pengajuan Proposal Program Pencegahan HIV dan Pengobatan Ketergantungan Napza Terpadu

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

Bab IV Rekomendasi IV.1. Analisis Lanjutan

III. METODE PENELITIAN. Menurut Kurt Lewin (dalam Kunandar 2008:42), penelitian tindakan adalah suatu

PANDUAN PEMBUATAN KONTEN E LEARNING LENGKAP

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. mahasiswa semester III Departemen Pendidikan Bahasa Perancis FPBS

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jagabaya I Kecamatan

BAB III PROSES ALIH MEDIA KOLEKSI DEPOSIT PADA BADAN PERPUSTAKAAN DAN DOKUMENTASI SUMATERA UTARA (BPAD)

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAN KETUA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang telah dilakukan, diperoleh hasil penelitian dan pembahasan masing-masing

Sosialisasi Hasil Uji Coba Uji Kompetensi Bidan Indonesia Gelombang I Tahun 2012

Desy Hafriyani, [2] Amelia Kurniawati, [3] Nurdinintya Athari Supratman [1] [2]

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN

Apabila mahasiswa bisa memberikan usulan perbaikan atau penyelesaian masalah, maka itu merupakan nilai tambah, namun bukan suatu keharusan.

PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) PESERTA TES di PLTI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD merupakan model pembelajaran

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PANITIA SELEKSI JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA JL. SUDARMAN NO. 1 TELP. (0331) J E M B E R

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PENCIPTAAN PENGETAHUAN MELALUI APLIKASI MODEL SECI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

Sekilas Knowledge Management dalam Organisasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kriptografi dapat pula diartikan sebagai ilmu atau seni untuk menjaga

BAB VI PENUTUP. 1. Proses Penerapan Model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw pada mata

BAB V PEMBAHASAN. 1. Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray. peserta didik 20 dengan rincian 9 perempuan dan 11 laki-laki.

KERJA PRAKTIK. 2. ACUAN NORMATIF Panduan ini disusun dengan mengacu pada : 1. Kurikulum Program Studi Fakultas MIPA Unlam tahun 2007.

BAB VI RANCANGAN SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG PEMERIKSAAN DAN PEMBERKASAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI POLRI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN PAKEM DENGAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FISIKA DASAR POKOK BAHASAN MEKANIKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

Pada indikator kesiapan dalam belajar, siswa mendapatkan skor 2,08 pada siklus I.

Transkripsi:

Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Proses Bisnis Pelatihan Proses pemanggilan peserta untuk mengikuti pelatihan dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 4.1 Proses Bisnis Pelatihan 36

37 Gambar proses bisnis pemanggilan peserta di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Sebelum pelatihan dimulai, JCLEC akan mengirimkan surat kepada Mabes Polri dan instansi lainnya (KPK, Bea Cukai, Kementrian Keuangan, dan Akademi Kepolisian) untuk memberitahukan mengenai pelaksaaan pelatihan, dan meminta agar semua instansi tersebut mengirimkan personilnya. 2. Mabes Polri melalui divisi Sumber Daya Manusia akan bersurat kepada seluruh Kepolisian Daerah agar melakukan proses seleksi anggota untuk mengikuti pelatihan dimaksud. Setiap Kepolisian Daerah juga diwajibkan untuk menyiapkan cadangan peserta. Setelah proses seleksi di wilayah selesai, maka nama peserta kemudian dikirim oleh Polda ke SDM Polri dan diteruskan ke pihak JCLEC untuk kemudian dilakukan clearing process untuk mengetahui apakah personil yang dikirim sudah pernah mengikuti pelatihan yang sama dalam kurun waktu 2 tahun terakhir. Jika ya, maka JCLEC akan meminta nama personil baru kepada SDM, jika tidak, maka personil tersebut dinyatakan lolos dan berhak mengikuti pelatihan. Proses permintaan nama peserta yang baru tidak bisa sekaligus dikirimkan karena di dalam birokrasi kepolisian, jika seorang personil ditugaskan untuk mengikuti pelatihan, mereka diwajibkan

38 untuk memiliki surat perintah dari Kapolri yang dibuat melalui SDM. Jika masih berada dalam posisi cadangan, maka personil yang bersangkutan harus menunggu kepastian mengenai keikutsertaannya dahulu sebelum SDM membuat surat perintah baru, yang menegaskan bahwa peserta cadangan sudah resmi bisa menggantikan posisi peserta sebelumnya.

39 1.2 Proses Bisnis Evaluasi Sistem evaluasi yang dijalankan dalam pelatihan investigasi keuangan dapat dijabarkan sebagai berikut: Gambar 4.2 Proses Bisnis Evaluasi

40 Gambar proses bisnis pelatihan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Peserta datang dan mengikuti pelatihan selama 2 minggu 2. Selama mengikuti pelatihan, peserta akan mendapatkan materi pelatihan dalam bentuk hard copy sebagai bahan pelajaran dan diskusi 3. Selama mengikuti pelatihan, peserta akan mendiskusikan satu atau beberapa studi kasus dan pemecahannya, sesuai dengan pengalaman masingmasing. 4. Selama pelatihan, setiap akhir sebuah sesi, peserta akan mengisi lembar evaluasi, yang nantinya akan digunakan oleh JCLEC sebagai bahan evaluasi sebuah pelatihan. 5. Pada akhir pelatihan peserta akan mengisi lembar pre and post test yang akan digunakan JCLEC sebagai parameter keberhasilan sebuah kursus. Dari sebuah pre and post test dapat diketahui sejauh mana pengetahuan dan keterampilan seorang peserta bertambah. 6. 4-6 bulan setelah pelatihan selesai pihak JCLEC akan menghubungi peserta via surat elektronik, untuk menanyakan apakah hasil dari pelatihan sudah pernah diimplementasikan dalam penanganan sebuah kasus. Jika

41 ya, peserta akan diminta untuk mengirimkan data mengenai kasus tersebut. 1.3 Analisa Proses Pelatihan Berdasarkan Proses Spiralisasi Ilmu Pengetahuan Setelah mengamati dan menjalankan proses penelitian deskriptif kualitatif, didapatkan hasil sebagai berikut: 1. Sosialiasi (Socialization) Konsep Sosialisasi menurut Nonaka adalah proses pengubahan tacit knowledge menjadi tacit knowledge yang lain, proses ini dilakukan melalui proses diskusi. Pada proses ini, didapatkan hasil bahwa pada semester pertama tahun 2012, mulai bulan Januari sampai dengan Juni, sudah dilaksanakan 3 kali pelatihan yaitu pada tanggal 16 27 Januari 2012, 19 30 Maret 2012, dan 30 April 11 Mei 2012. Setiap pelatihan diikuti oleh 24 peserta dari 16 kepolisian daerah (Polda) yang berbeda, personil KPK, dan Bea Cukai. Setiap periode pelatihan dilaksanakan selama 2 minggu, 5 hari belajar setiap minggunya. Pada hari pertama minggu pertama pelatihan, peserta dibagikan jadwal pelatihan, agar peserta mendapatkan gambaran mengenai kegiatan pelatihan dan materi apa saja yang akan mereka dapatkan selama mengikuti pelatihan. Dari hasil pengamatan yang dilakukan, pada tahapan

42 ini proses sosialisasi berlangsung dengan sangat baik, hal ini disebabkan karena peserta memiliki rasa ketertarikan yang tinggi terhadap proses pelatihan. Selain itu, kebanyakan dari peserta juga merasa tidak sabar untuk saling berbagi pengalaman dengan para pelatih. Hal ini dikarenakan pelatih yang memberikan materi kepada mereka tidak hanya berasal dari instansi yang berbeda, tetapi juga dari negara yang berbeda, sehingga proses diskusi dan berbagi pengalaman menjadi semakin menarik. Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis di dalam kelas selama hari pertama dan kedua pelatihan, dapat dilihat antusiasme peserta yang begitu besar terhadap pelatihan tersebut, terutama pada pelatihan pertama dan ketiga. Pada pelatihan kedua, peserta terlihat kurang begitu antusias dalam membagikan pengalamannya. Hal ini disebabkan karena peserta pada pelatihan kedua kebanyakan adalah petugas dengan pangkat yang setara, sehingga keanekaragaman pangkat dari peserta tersebut tidak terlalu banyak. Analisa penulis adalah pada tahap ini, proses masih mudah untuk dilakukan karena belum melibatkan proses menulis tacit knowledge yang dimiliki setiap individu. Maksudnya adalah, tidak semua orang memiliki kemampuan untuk bisa menuangkan tacit knowledge yang dimiliki kedalam bentuk tulisan, apalagi kebanyakan

43 dari peserta adalah orang yang melakukan pekerjaan di lapangan (taktis), sehingga mengawali pelatihan dengan metode diskusi adalah sebuah awalan yang baik untuk memancing peserta untuk mengeluarkan ide-ide yang mereka miliki untuk dibagikan kepada peserta lainnya. 2. Eksternalisasi (Externalization) Konsep proses eksternalisasi adalah adalah proses mengubah tacit knowledge yang dimiliki oleh seorang individu, untuk menjadi explicit knowledge. Pada proses ini, dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis, didapatkan hasil bahwa selama pelatihan berlangsung, peserta menuliskan apa yang sudah mereka sampaikan pada proses sebelumnya. Jika pada proses pertama peserta saling berbagi dan bertukar pengalaman serta pengetahuan mereka secara lisan, maka pada proses ini, peserta belajar untuk menuliskan apa yang sudah mereka sebutkan tadi. Setelah proses ini selesai, peserta kembali mendapatkan materi dari para pelatih sebelum dibagi menjadi empat sindikat / kelompok, untuk mendiskusikan pengalaman-pengalaman mereka dengan anggota kelompoknya. Analisa penulis pada tahap ini, peserta sudah mulai bisa menuliskan ide yang mereka miliki, tidak hanya ide yang sudah mereka miliki, tetapi juga hasil diskusi dari proses

44 pertama. Pada tahap ini, peserta juga masih belajar untuk menuangkan ide yang mereka miliki ke dalam bentuk tulisan (dokumen), hal ini bertujuan untuk meng-capture pengetahuan yang mereka miliki agar nanti dapat dikembangkan melalui proses-proses selanjutnya. 3. Kombinasi (Combination) Konsep proses kombinasi adalah proses memanfaatkan explicit knowledge yang ada untuk diimplementasikan menjadi explicit knowledge lain. Pada proses ini, peserta pelatihan dibagi menjadi enam kelompok yang masing-masing memiliki empat anggota, kelompok diskusi ini disebut sebagai sindikat. Setiap sindikat akan menempati sebuah ruang diskusi. Di ruang diskusi ini, setiap peserta akan menuliskan satu contoh kasus mengenai kejahatan keuangan yang pernah diselesaikan di daerah penugasan masing-masing beserta dengan langkah apa saja yang sudah diambil dan dilaksanakan dalam penyelesaian kasus tersebut. Setelah selesai menuliskan pengalamannya tersebut, setiap peserta akan mempresentasikan hasil pemecahan kasusnya di depan anggota sindikat yang lain, hal ini bertujuan agar anggota tersebut mendapat kritik, saran, maupun evaluasi dari anggota yang lain. Setelah setiap anggota selesai mempresentasikan kasusnya, setiap anggota akan

45 menuliskan, apa saja yang mereka dapatkan dari hasil presentasi dan diskusi tersebut. Analisa penulis pada tahap ini, peserta belajar untuk menerima saran dan kritik dari peserta yang lain, saran dan kritik akan sangat berguna bagi pengembangan metode penyelesaian kasus yang ditangani oleh peserta yang bersangkutan. 4. Internalisasi (Internalization) Konsep proses internalisasi adalah proses mengubah explicit knowledge sebagai inspirasi datangnya tacit knowledge. Pada proses ini, setiap sindikat akan diberikan sebuah studi kasus oleh pelatih yang harus diselesaikan melalui proses diskusi antar anggota sindikat. Studi kasus yang diberikan meliputi kasus kejahatan keuangan. Metode penyelesaian kasus adalah dengan metode diskusi antar anggota sindikat. Setelah kasus tersebut diselesaikan, maka setiap sindikat akan mempresentasikan hasilnya di depan kelas agar dapat diberikan masukan oleh anggota sindikat lain maupun pelatih. Proses ini hampir sama dengan proses sebelumnya (proses kombinasi/combination). Perbedaannya adalah pada proses ini, peserta menyelesaikan contoh kasus secara bersama-sama, sedangkan pada proses sebelumnya, setiap

46 peserta menuliskan contoh kasus yang sudah pernah diselesaikan, kemudian didiskusikan dengan peserta lain dalam satu sindikat yang sama. Tujuan dari kedua proses pun hampir sama, yaitu memunculkan ide maupun pemikiran baru. Analisa penulis pada tahap ini, peserta dilatih untuk mengembangkan konsep yang sudah didapat dari proses sebelumnya. Konsep baru yang dimiliki kemudian diimplematasikan ke dalam sebuah studi kasus yang diberikan oleh pelatih. Hal ini melatih peserta untuk mengkombinasikan pengtahuan yang dimiliki oleh setiap individu untuk menyelesaikan sebuah studi kasus. 1.4 Hasil Rangkuman Proses Evaluasi Per Sesi Pada proses ini, semua data kuesioner yang diisi oleh peserta selama mengikuti pelatihan investigasi keuangan diproses oleh staff divisi program. Kuesioner sudah diisi kemudian di-scan ke dalam bentuk pdf file lalu diolah menjadi sebuah data statistik dengan bantuan perangkat lunak yang disebut Optical Mark Recognition (OMR). Perangkat lunak ini mengubah data kuesioner yang diisi oleh peserta yang sudah diubah menjadi dokumen pdf menjadi hasil survey yang disajikan dalam bentuk grafik. Seluruh grafik hasil evaluasi kemudian dirangkum secara terpisah dengan hasil rangkuman pre & post test. Hal ini dilakukan untuk mengetahui persentase evaluasi setiap topik yang

47 diberikan kepada peserta, dan rangkuman hasil akhir pelatihan. Gambar 4.3 Proses Merangkum Hasil Evaluasi Per Sesi Gambar 4.4 Hasil Akhir Rangkuman Evaluasi Per Sesi

48 Gambar 4.3 dan 4.4 menunjukkan hasil rangkuman proses evaluasi per sesi. Pada proses ini, semua data kuesioner yang diisi oleh peserta selama mengikuti pelatihan investigasi keuangan diproses oleh staff divisi program. Kuesioner sudah diisi kemudian di-scan ke dalam bentuk pdf file lalu diolah menjadi sebuah data statistik dengan bantuan perangkat lunak yang disebut Optical Mark Recognition (OMR). Perangkat lunak ini mengubah data kuesioner yang diisi oleh peserta yang sudah diubah menjadi dokumen pdf menjadi hasil survey yang disajikan dalam bentuk grafik. Seluruh grafik hasil evaluasi kemudian dirangkum secara terpisah dengan hasil rangkuman pre & post test. Hal ini dilakukan untuk mengetahui persentase evaluasi setiap topik yang diberikan kepada peserta, dan rangkuman hasil akhir pelatihan

49 Gambar 4.5 Proses Merangkum Hasil Pre and Post Test Gambar 4.5 menunjukkan proses merangkum pre & post course test yang dilakukan pada hari terakhir pelatihan berlangsung. Tujuan dari proses ini adalah untuk mengetahui seberapa besar peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki peserta, sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan. Lembar evaluasi ini tidak diberikan kepada peserta di awal kursus untuk menghindari peserta yang terlalu tinggi menilai pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Hal ini bisa saja terjadi mengingat peserta datang dari tempat penugasan yang berbeda, dan keberagaman pangkat yang tinggi.

50 Gambar 4.6 Rangkuman Hasil Akhir Pelatihan Gambar 4.6 menunjukkan contoh rangkuman hasil akhir pelatihan yang disajikan dalam bentuk word document yang berisi semua data pelatihan dan hasil akhirnya. Keseluruhan data diselesaikan maksimum setelah 6 bulan pelatihan dan minimum setelah 4 bulan pelatihan. Hal ini dikarenakan pada bagian akhir rangkuman juga harus disertakan hasil survey yang dilakukan melalui survey monkey link. Rangkuman hasil akhir pelatihan inilah yang akan dijadikan materi utama dalam laporan akhir program JCLEC kepada negara donor setiap tahunnya.