BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan semen gigi yang baik ini bertujuan untuk memperbaiki susunan gigi sekaligus

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Laboratorium fisika material Departemen Fisika Fakultas Sains dan ttknologi. 2. Laboratorium Fisika Bahan j

PETUNJUK PENGGUNAAN PROGRAM RIETICA UNTUK ANALISIS DATA DIFRAKSI DENGAN METODE RIETVELD

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

SINTESIS SERBUK MgTiO 3 DENGAN ADITIF Ca DARI BATU KAPUR ALAM DENGAN METODE PENCAMPURAN LARUTAN

ANALISIS KOMPOSISI FASA CAMPURAN NANO-PERIKLAS DAN SUBNANO-RUTIL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Densitas Abu Vulkanik Milling 2 jam. Sampel Milling 2 Jam. Suhu C

SINTESIS SERBUK MgTiO 3 DENGAN METODE PENCAMPURAN DAN PENGGILINGAN SERBUK. Abstrak

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

LOGO. STUDI EKSPANSI TERMAL KERAMIK PADAT Al 2(1-x) Mg x Ti 1+x O 5 PRESENTASI TESIS. Djunaidi Dwi Pudji Abdullah NRP

Petunjuk Refinement. Analisis Pola Difraksi Sinar-X Serbuk Menggunakan Metode Le Bail Pada Program Rietica

SINTESIS SUPERKONDUKTOR BSCCO DENGAN VARIASI Bi DAN Pb MELALUI METODE SOL GEL DAN ANALISIS POLA DIFRAKSI SINAR X MENGGUNAKAN METODE RIETVELD FULLPROF

KARAKTERISASI DIFRAKSI SERBUK YTRIA NANOPARTIKEL HASIL PENGGILINGAN

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST)

STUDI MIKROSTRUKTUR SERBUK LARUTAN PADAT MxMg1-xTiO3 (M=Zn & Ni) HASIL PENCAMPURAN BASAH

EFEK PERBANDINGAN ATOM Ca DAN Zn TERHADAP UKURAN PARTIKEL CaOZnO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Analisis Puncak Difraksi

Hubungan kristalinitas sampel CaO sintesis, CaO pada CaOZnO 0,08 dan CaO pada CaOZnO 0,25

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KATALIS NANOPARTIKEL CaO

IDENTIFIKASI KEMURNIAN BATU KAPUR TUBAN DENGAN ANALISIS RIETVELD DATA DIFRAKSI SINAR-X

SINTESIS TITANIUM DIOKSIDA MENGGUNAKAN METODE LOGAM-TERLARUT ASAM

UJI KEMURNIAN KOMPOSISI BATU KAPUR TUBAN DENGAN ANALISIS RIETVELD DATA DIFRAKSI SINAR-X

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2013 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

4 Hasil dan pembahasan

ANALISIS DATA DIFRAKSI DENGAN METODE RIETVELD PRINSIP ANALISIS RIETVELD 16/12/2014. Contoh penelitian analisis data difraksi dengan metode Rietveld

dengan panjang a. Ukuran kristal dapat ditentukan dengan menggunakan Persamaan Debye Scherrer. Dilanjutkan dengan sintering pada suhu

Uji Kekerasan Sintesis Sintesis BCP HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Bahan Dasar

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab III Metoda Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakterisasi mikroskopik yang pertama dilakukan adalah analisis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Suhu Sinter Terhadap Struktur Kristal

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di

PENGARUH AKTIVASI MEKANIK TERHADAP PEMBENTUKAN FASA MgTiO 3 DAN MgTi 2 O 5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Korosi telah lama dikenal sebagai salah satu proses degradasi yang sering terjadi pada logam, khusunya di dunia body automobiles.

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

PEDOMAN SOFTWARE RIETICA LANJUTAN. By: Nurun Nayiroh

SINTESIS DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA OKSIDA LOGAM PIROKLOR TIPE Sr 2 Nb 2 O 7 DAN Ba 2 Nb 2 O 7

PENENTUAN PARAMETER KISI KRISTAL HEXAGONAL BERDASARKAN POLA DIFRAKSI SINAR-X SECARA KOMPUTASI. M. Misnawati 1, Erwin 2, Salomo 3

2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOSTRUKTUR ZnO

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sol-gel, dan mempelajari aktivitas katalitik Fe 3 O 4 untuk reaksi konversi gas

Tabel 3.1 Efisiensi proses kalsinasi cangkang telur ayam pada suhu 1000 o C selama 5 jam Massa cangkang telur ayam. Sesudah kalsinasi (g)

Bab III Metodologi Penelitian

IDENTIFIKASI Fase KOMPOSIT OKSIDA BESI - ZEOLIT ALAM

Efek Konsentrasi Doping Mangan (Mn) Terhadap Ukuran Butir dan Struktur Kristal Partikel Nano Zn (1-x) Mn x (x=0; 0,02; 0,03)

ABSTRAK. Kata Kunci: Superkonduktor Bi2Sr2(Ca1,5Nd0,25Gd0,25)Cu3Oz, wet-mixing, nanopartikel, sintering, ferromagnetik, XRD, TEM, VSM.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. M yang berupa cairan berwarna hijau jernih (Gambar 4.1.(a)) ke permukaan Al 2 O 3

EFEK PENGADUKAN DAN VARIASI ph PADA SINTESIS Fe 3 O 4 DARI PASIR BESI DENGAN METODE KOPRESIPITASI

MAKALAH FABRIKASI DAN KARAKTERISASI XRD (X-RAY DIFRACTOMETER)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-

Spektroskopi Difraksi Sinar-X (X-ray difraction/xrd)

Pengaruh Variasi Waktu Milling dan Penambahan Silicon Carbide Terhadap Ukuran Kristal, Remanen, Koersivitas, dan Saturasi Pada Material Iron

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG BAB I

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh : Yanis Febri Lufiana NRP :

SINTESIS OKSIDA LOGAM AURIVILLIUS SrBi 4 Ti 4 O 15 MENGGUNAKAN METODE HIDROTERMAL DAN PENENTUAN SIFAT FEROELEKTRIKNYA

STRUKTUR KRIST AL BUBUK SILIKON KARBIDA DENGAN METODERIETVELD1

SPEKTROMETRI SINAR X. Divisi Kimia Analitik Departemen Kimia FMIPA IPB

SINTESIS TITANIUM DIOKSIDA (TiO 2 ) DENGAN METODE KOPRESIPITASI DARI SERBUK TITANIUM TERLARUT DALAM HCl

Untuk mengkonversi file pola XRD ke tipe yang lainnya dapat menggunakan aplikasi POWDLL.

PENGARUH VARIASI PELARUT ANTARA AMONIAK DAN AQUADES TERHADAP KARAKTERISASI DIFRAKSI SINAR-X BAHAN SnO2. Posman Manurung

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

Bab IV Hasil Dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Desember 2014 sampai dengan Mei

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk menentukan waktu aging

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KRISTAL NANO ZnO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai selesai. Penelitian dilakukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN

350 0 C 1 jam C. 10 jam. 20 jam. Pelet YBCO. Uji Konduktivitas IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Ba(NO 3 ) Cu(NO 3 ) 2 Y(NO 3 ) 2

PENGARUH VARIASI SUHU SINTERING TERHADAP SIFAT MIKROSKOPIK DAN MAKROSKOPIK SEMEN GIGI NANO ZINC OXIDE EUGENOL (REINFORCED ALUMINA)

Analisis Struktural Seng Oksida (ZNO) Dari Limbah Dross Galvanisasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PREPARASI ULTRA FINE-GRAINED PADUAN HIDRIDA LOGAM SISTEM Mg-Fe MENGGUNAKAN TEKNIK MECHANICAL MILLING UNTUK HYDROGEN STORAGE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Rietveld terhadap Transformasi Fasa (α β) pada Solid Solution Ti-3 at.% Al pada Proses Mechanical Alloying dengan Variasi Milling Time

BAB III EKSPERIMEN. 1. Bahan dan Alat

KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN STRUKTUR KRISTAL SERBUK UO 2 DARI YELLOW CAKE DENGAN VARIASI TEMPERATUR PENGENDAPAN ADU

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. LEMBAR PERSEMBAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR LAMPIRAN...

PENENTUAN TEMPERATUR CURIE SENYAWA OKSIDA LOGAM BERSTRUKTUR AURIVILLIUS TIPE CuBi 4 Ti 4 O 15 (CBT) EMPAT LAPIS

Efek Doping Senyawa Alkali Terhadap Celah Pita Energi Nanopartikel ZnO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada pembuatan dispersi padat dengan berbagai perbandingan

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

TINJAUAN MIKROSTRUKTUR, STRUKTUR KRISTAL, DAN KRISTALIT PERTUMBUHAN FASA Mg 2 Al 3 HASIL MECHANICAL ALLOYING

ANALISIS FASA KARBON PADA PROSES PEMANASAN TEMPURUNG KELAPA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini dilakukan analisis struktur kristal semen gigi seng oksida eugenol untuk mengetahui keterkaitan sifat mekanik dengan struktur kristalnya. Ada lima sampel semen gigi zinc oxide eugenol yang berbahan dasar nanopartikel zinc oxide yang menjadi bahan penelitian dengan variasi massa nano seng oksida, langkah penelitian ini dimulai dengan uji XRD, lalu proses search match untuk mengidentifikasi fase. Selanjutnya adalah analisis struktur kristal dengan cara refinement yaitu pencocokan data terukur (XRD) dengan data terhitung (ICSD) menggunakan program Rietica. Hasil analisis digunakan untuk menjelaskan pengaruh penambahan nanopartikel zinc oxide terhadap sifat mekanis dan fisis dari semen gigi zinc oxide eugenol. 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil XRD Karakterisasi XRD dilakukan pada kelima sampel semen gigi zinc oxide eugenol. Data keluaran dari XRD merupakan spektrum antara intensitas dengan 2θ. Hasilnya dapat dilihat pada gambar 4.1. (a),(b),(c),(d), dan (e) dibawah ini 34

35 Gambar 4.1.(a) Grafik hasil XRD pada sampel bermassa zinc oxide 0.4 g Gambar 4.1.(b) Grafik hasil XRD pada sampel bermassa zinc oxide 0.45 g

36 Gambar 4.1.(c) Grafik hasil XRD pada sampel bermassa zinc oxide 0.5 g

37 Gambar 4.1.(d) Grafik hasil XRD pada sampel bermassa zinc oxide 0.55g Gambar 4.1.(e) Grafik hasil XRD pada sampel bermassa zinc oxide 0.6 g

38 Setelah mendapat data spectrum hasil uji XRD, dapat kita ketahui bahwa komposisi dari bahan semen gigi zinc oxide eugenol adalah murni zinc oxide (ZnO). Terlihat pada spektrum yang terdapat pada grafik, yang memiliki nilai intensitas yang tinggi. 4.1.2 Hasil Search Match Selanjutnya menentukan fase dari grafik pola difraksi dengan search match dengan menggunakan software X Pert Graphics and Identify (Philip X Pert). Identifikasi fase hasil search match dapat dilihat pada gambar 4.2.(a),(b),(c),(d), dan (e) pada gambar dibawah ini Gambar 4.2.(a) Hasil search match Sampel bermassa zinc oxide 0.4 g

39 Gambar 4.2.(b) Hasil search match Sampel bermassa zinc oxide 0.45 g Gambar 4.2.(c) Hasil search match Sampel bermassa zinc oxide 0.5 g

40 Gambar 4.2.(d) Hasil search match Sampel bermassa zinc oxide 0.55 g Gambar 4.2.(e) Hasil search match Sampel bermassa zinc oxide 0.6 g

41 Berdasarkan hasil search match, dapat teridentifikasi bahwa adanya fase yang mendominasi yaitu seng oksida (ZnO). Perhitungan presentase fase yang mendominasi semn gigi ini dapat dilihat pada persamaan ( ) = ( ) (4.1) Perhitungan fraksi volum dapat dilihat di lampiran II dan hasil perhitungan ditampilkan pada Tabel 4.1 di bawah ini: Tabel 4.1 Tabel fraksi volume Sampel Fraksi volume seng oksida (ZnO) A 72,556% B 75,8965% C 79,7891% D 80,0821% E 83,47308% Hasil search match pada masing-masing sampel mengidentifikasi puncak-puncak difraksi yang didominasi oleh fase semen gigi zinc oxide dan zincite synthetis. Hasil search match merupakan acuan dalam penentuan data ICSD yang akan digunakan dalam proses penghalusan (refinement) pada software Rietica.

42 Data ICSD dipilih berdasarkan fase dominan yang menempati puncakpuncak difraksi. Karena banyaknya ketersediaan ICSD dari ZnO maka harus dicoba terlebih dahulu satu persatu. ICSD nomor koleksi 29272 diambil karena yang paling cocok, adapun data nya sebagai berikut: Gambar 4.3 ICSD nomor koleksi 29272

43 Data ICSD menununjukkan data difraksi yang sudah menjadi data base dengan informasi kristalografi didalamnya seperti : tanggal perekaman ICSD, nama senyawa, rumus senyawa, dan parameter struktur kristal, yaitu : konstanta kisi, volume sel, group ruang, nama-nama atom penyusun dan koordinat posisi atomnya. 4.1.3 Hasil Refinement Rietveld dengan Menggunakan Software Rietica Proses refinement adalah fitting (pencocokan) pola difraksi data terhitung dan pola difraksi data terukur dengan data dari ICSD. Informasi keluaran (Output Information) berisi antara lain indeks kecocokan (Figure of Merit) dari pola difraksi terhitung (garis merah terhubung ) dengan pola difraksi terukur (garis + ) yang ditunjukkan dengan,,,dan. Grafik keluaran (output) dari proses penghalusan (refinement) dapat dilihat pada gambar dibawah ini

44 Gambar 4.3.(a) Hasil refinement Sampel bermassa zinc oxide 0.4 g Gambar 4.3.(b) Hasil refinement Sampel bermassa zinc oxide 0.45 g

45 Gambar 4.3.(c) Hasil refinement Sampel bermassa zinc oxide 0.5 g Gambar 4.3.(d) Hasil refinement Sampel bermassa zinc oxide 0.55 g

46 Gambar 4.3.(e) Hasil refinement Sampel bermassa zinc oxide 0.6 g Pola difraksi terhitung ditunjukkan oleh garis berwarna merah yang berasal dari data ICSD. Pola difraksi terukur ditunjukkan oleh garis berwarna hitam putusputus adalah data hasil difraksi sinar-x (XRD). Sedangkan garis berwarna biru menunjukkan posisi puncak-puncak yang cocok. Inilah yang akan berpengaruh pada indeks kecocokan hasil refinemen (x 2, R wp, R P dan R exp ). Hasil lain dari refinemen Rietica adalah informasi keluaran (output of information) yang berisi informasi parameter struktur kristal. Tabel 4.2 adalah parameter-parameter hasil refinemen yang merupakan parameter struktur kristal baru.

47 Tabel 4.2 Tabel parameter struktur kristal baru hasil refinemen Sampel Parameter ICSD A B C D E x 2 8,127 8,122 7,949 7,180 6,657 R wp 30,67 30,16 30,78 30,97 31,07 R P 23,45 23,56 24,09 24,10 24,22 R exp 10,76 10,58 10,92 11,56 12,12 Konstanta kisi a 3,243 3,248763 3,248494 3,248441 3,248719 3,248831 b 3,243 3,248763 3,248494 3,248441 3,248719 3,248831 c 5,206 5,204786 5,204468 5,204452 5,204844 5,205029 Volum sel 47,574192 47,563190 47,561478 47,573215 47,578205 Berat molekul 64,001 64,001 64,001 64,001 64,001 Densitas 2,233 2,233 2,234 2,233 2,233 Halfwidth parameter: U -0,006857-0007158 -0,007325-0,006861-0,001559 Tabel diatas menunjukkan bahwa adanya keterkaitan fraksi volum yang mengindikasikan banyaknya seng oksida di dalam semen gigi tersebut. Hal ini didukung dengan data indeks kecocokan hasil refinemen (x 2, R wp, R P dan R exp ). Jika merujuk pada nilai x 2 yang dihasilkan didapatkan bahwa semakin banyak komposisi seng oksida yang terkandung pada setiap sampel, maka semakin bagus data tersebut.

48 Hal ini ditunjukkan dengan semakin kecilnya nilai x 2 yang mendekati nilai 4. Untuk mengetahui perubahan parameter struktur kristal seperti posisi atom penyusun dan juga konstanta kisi, maka akan digambarkan struktur kristal yang baru dengan menggunakan program Crystal Maker 4.1.4 Hasil Penggambaran Struktur Kristal Setelah mengetahui parameter strukur kristal baru, maka selanjutnya akan menggambarkan nya melalui program Crystal Maker. Nilai masukkan (input) untuk masing-masing parameter kristal dimasukkan ke dalam program tersebut. Karena perubahan dari konstanta kisi yang tidak terlalu besar maka penggambaran struktur kristal baru juga tidak terlalu berubah. Hal ini dapat dilihat pada hasil penggambaran struktur kristal dari seng oksida (ZnO) sebagai berikut

49 Gambar 4.4 Gambar struktur kristal ZnO dengan menggunakan program Crystal Maker Gambar struktur kristal ZnO dengan menggunakan program Crystal Maker berhasil ditunjukkan oleh gambar 4.4. Bulatan warna merah menunjukkan atom O (oksigen) dan warna biru menunjukkan atom Zn (seng). 4.2 Pembahasan Pertama sampel diperlakukan dalam kadar yang berbeda-beda, pada sampel pertama bubuk (powder) seng oksida dalam bentuk nano ini terbentuk dari 0.4 gram seng oksida yang dilarutkan pada larutan eugenol untuk membentuk semen gigi seng oksida eugenol. Terdapat 5 sampel yang setiap sampelnya merupakan kelipatan 0.5 gram dari sampel I. Awal dari penelitian ini adalah mengkaji dari struktur mikro

50 terlebih dahulu yaitu dengan menguji kelima sampel tersebut menggunakan difraktometer sinar-x atau X-ray diffraction (XRD). Tujuan dari XRD ini adalah untuk mengetahui fase dan unsur penyusun semen gigi tersebut. Langkah selanjutnya adalah dengan melakukan proses search match, yaitu mengidentifikasi puncakpuncak difraksi yang sesuai antara penyusun bahan dengan kode yang tertera pada proses search match. Hasil yang didapatkan pada penelitian menunjukkan bahwa unsur-unsur penyusun dari semen gigi ini didominasi adalah Zinc Oxide (ZnO) dan Zincite synthesis. Selanjutnya dilakukan proses terakhir yaitu proses penghalusan (refinemen) yang merupakan pencocokan data hasil difraksi sinar-x (XRD) dengan data ICSD. Pemilihan file ICSD harus tepat karena informasi yang ada di dalamnya berisikan data dasar tentang struktur kristal dari Zinc Oxide. File ICSD dengan kode 29272 dipilih karena mempunyai kelebihan antara lain adalah informasi-informasi yang terkait dengan struktur kristal mendekati teori yang telah ada. Setelah melalui proses refinemen, kita akan mengetahui parameter kristal yang menjadi tujuan pada penelitian ini. Jika proses diatas sudah mampu dijalani, maka akan didapatkan hasil indeks kecocokan pola difraksi terhitunng dan pola difraksi terukur. Parameter yang mewakili dari indeks kecocokan yaitu parameter x 2 atau Goodness of Fit (GOF), nilainya sebagai berikut untuk sampel I : 8,127, II : 8,122, III : 7,949, IV : 7,180, V : 6,657. Nilai x 2 tidak ada yang memiliki nilai dibawah 4. Proses analisis yang telah dilakukan, nilai x 2 atau Goodness of Fit (GOF)yang dihasilkan termasuk nilai yang baik atau data yang kita peroleh termasuk data yang akurat. Hal ini disebabkan fase dari ZnO merupakan fase dominan dari semen gigi

51 seng oksida. Jadi semakin banyak kadar seng oksida yang dilarutkan, maka semakin bagus nilai x 2 nya. Hasil refinemen Rietica menunjukkan bahwa sampel membentuk sel satuan heksagonal dengan perbandingan konstanta kisi (lattice constant) sebagai berikut untuk sampel I: a =3,248763, b =3,248763, c =5,204786; sanpel II: a =3,248494, b =3,248494, c =5,204468; sampel III: a =3,248441, b =3,24844, c =5,204452; sampel IV: a =3,248719, b =3,248719, c =5,204844; sampel V: a =3,248831, b =3,248831, c =5,205029. Terlihat pada sampel V nilai konstanta kisi kristal mendekati konstanta kisi dari data ICSD dan nilai x 2 atau Goodness of Fit (GOF) juga paling mendekati 4. Maka semakin banyak partikel seng oksida (ZnO) maka smakin bagus data yang kita peroleh. Hasil refinemen untuk volume sel memberikan hasil sebagai berikut : sampel I : 47,574192; sampel II : 47,563190; sampel III : 47,561478; sampel IV : 47,573215; dan sampel V : 47,578205. Hal ini menyatakan bahwa semakin banyak serbuk (powder) seng oksida (ZnO) nano partikel yang dilarutkan pada larutan eugenol maka akan semakin besar pula nilai volume sel nya, seperti pada sampel V yaitu 0.6 gram seng oksida nano partikel. Hasil untuk densitas dari masing-masing sampel adalah sebesar : sampel I : 2,233; sampel II : 2,233; sampel III : 2,334; sampel IV : 2,233; dan sampel V: 2,233. Hasil refine untuk nilai parameter U (halfwidth parameters) untuk regangan kristal dari masing-masing sampel memberikan hasil sebagai berikut : sampel I : --0,006857; sampel II : -0,007158; sampel III : -0,007325 ;sampel IV : -0,006861; sampel V : -0,001559. Nilai yang memenuhi untuk regangan kristal adalah 0,01 (Suminar, 2004). Hasil-hasil analisis di

52 atas memberikan kesimpulan bahwa semakin banyak kadar nanopartkel ZnO dalam semen gigi seng oksida eugenol akan meningkatkan fraksi volume sehingga meningkatkan nilai indeks kecocokan dari analisis pola difraksi terhitung dan pola difraksi terukur yang ditunjukkan dengan parameter R P, R WP, R exp,, dan x 2 yang bernilai semakin baik. Hal ini didukung dengan data makroskopik, yaitu penambahan nano partikel zinc oxide akan mampu meningkatkan sifat mekanis dari semen gigi zinc oxide eugenol. Nanopartikel diyakini mampu meningkatkan sifat mekanik dari semen gigi, yang ditunjukkan oleh grafik hubungan antara uji kekerasan dengan kadar seng oksida yang semakin meningkat. Meski pada grafik nilainya semakin meningkat tetapi hasil makroskopik yang meliputi uji kekerasan dan uji tekan berbeda dari nilai literatur yaitu sebesar 2-14 GPa. Hal ini disebabkan oleh pembentukkan struktur kristal yang mungkin untuk semen gigi zinc oxide eugenol ini adalah struktur kristal wurtzite. Struktur ini memiliki faktor tumbukan antar penyusun atomnya sebesar 68%. Nilai ini lebih kecil daripada nilai yang dimiliki oleh struktur heksagonal dengan factor tumbukan antar penyusun atomnya yaitu 76%. Oleh karena itu bahan yang berstruktur heksagonal lebih kuat daripada bahan yang berstruktur wurtzite.