Djoko Setyo Martono. 1) 1) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Merdeka Madiun.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PRODUKTIVITAS PENEBANGAN PADA HUTAN JATI (Tectona Grandis) RAKYAT DI KABUPATEN BONE

TINJAUAN PUSTAKA. kayu dari pohon-pohon berdiameter sama atau lebih besar dari limit yang telah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan hasil hingga pemasaran hasil hutan. Pengelolaan menuju

Bab II SISTEM PEMANENAN HASIL HUTAN


II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penyaratan yang dimaksud adalah penyaradan (Pen)

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III PERENCANAAN PEMANENAN HASIL HUTAN

Analisis Potensi Limbah Penebangan dan Pemanfaatannya pada Hutan Jati Rakyat di Kabupaten Bone

Oleh/By : Marolop Sinaga ABSTRACT

TINJAUAN PUSTAKA. merupakan serangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk memindahkan kayu. kayu dibedakan atas 4 (empat) komponen yaitu:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab IV PENEBANGAN POHON

ANALISIS BIAYA DAN PRODUKTIVITAS PRODUKSI KAYU PADA HUTAN TANAMAN INDUSTRI (Studi Kasus : PT. Sumatera Riang Lestari-Blok I, Sei Kebaro, Kab.

PRESTASI PEKERJA DALAM KEGIATAN PEMBAGIAN BATANG PADA KEGIATAN PEMANENAN DI HUTAN JATI RAKYAT DESA LILI RIATTANG KABUPATEN BONE

BAB III METODE PENELITIAN

KONSTRIBUSI PENDAPATAN DARI PENYADAPAN GETAH PINUS TERHADAP PENDAPATAN TOTALNYA

TEKNIK PENEBANGAN KAYU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Standard Operating Procedure PENGOPERASIAN CHAINSAW (CHAINSAW OPERATION)

Oleh/Bj : Maman Mansyur Idris & Sona Suhartana

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi Penelitian 3.2 Objek dan Alat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. rangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk mempersiapkan dan memudahkan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pasal 23 UU No. 41/1999 tentang Kehutanan, tujuan pemanfaatan

III METODOLOGI PENELITIAN

Oleh/Bj : Sona Suhartana dan Maman Mansyur Idris. Summary

STUDI PRODUKTIVITAS PENYARADAN KAYU DENGAN MENGGUNAKAN TRAKTOR KOMATSU D70 LE DI HUTAN ALAM

KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL AKIBAT PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM RAWA GAMBUT

PEMBELAJARAN PENERAPAN RIL-C DI PERUSAHAAN (PENERAPAN PRAKTEK PENGELOLAAN RENDAH EMISI DI HUTAN PRODUKSI DI AREAL PT. NARKATA RIMBA DAN PT.

Pengeluaran Limbah Penebangan Hutan Tanaman Industri dengan Sistem Pemikulan Manual (Penilaian Performansi Kualitatif)

PENGARUH PEMBUATAN TAKIK REBAH DAN TAKIK BALAS TERHADAP ARAH JATUH POHON : STUDI KASUS DI HUTAN TANAMAN DI PULAU LAUT, KALIMANTAN SELATAN

Abstract. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Hutan alam yang ada di Indonesia banyak diandalkan sebagai hutan produksi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Hutan adalah salah satu sumber daya alam yang dikaruniakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman (tegakan seumur). Salah satu hutan tanaman yang telah dikelola dan

POTENSI LIMBAH DAN TINGKAT EFEKTIVITAS PENEBANGAN POHON DI HUTAN DATARAN RENDAH TANAH KERING META FADINA PUTRI

Ciri Limbah Pemanenan Kayu di Hutan Rawa Gambut Tropika. (Characteristics of Logging Waste in Tropical Peat Swamp Forest)

VI. ANALISIS NILAI TAMBAH INDUSTRI PENGGERGAJIAN KAYU (IPK)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

a. Biaya tetap Perhitungan biaya tetap menggunakan rumus-rumus menurut FAO (1992) dalam Mujetahid (2009) berikut: M R Biaya penyusutan: D = N x t

V. HASIL. Tanggal Waktu Kegiatan Hasil Kegiatan 19 Juni Pengukuran waktu kerja penebangan 30 kali ulangan untuk operator Muhadin

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Tanaman Industri Hutan Tanaman Industri adalah hutan yang dibangun dalam rangka meningkatkan potensi dan kualitas

ANALISIS KEBIJAKAN PENEBANGAN RATA TANAH UNTUK POHON JATI (Tectona grandis Linn f ) di KPH Nganjuk Perum Perhutani Unit II Jawa Timur RIZQIYAH

KAYU SISA POHON YANG DITEBANG DAN TIDAK DITEBANG DI IUPHHK-HA PT INHUTANI II UNIT MALINAU KALIMANTAN UTARA WINDA LISMAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. (hardwood). Pohon jati memiliki batang yang bulat lurus dengan tinggi mencapai

LIMBAH PEMANENAN DAN FAKTOR EKSPLOITASI PADA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI (Studi Kasus di HPHTI PT. Musi Hutan Persada, Sumatera Selatan)

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumberdaya yang melimpah di Indonesia adalah sumberdaya hutan.

BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN INOVASI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HASIL HUTAN LATAR BELAKANG. Defisit kemampuan

Teak Harvesting Waste at Banyuwangi East Java. Juang Rata Matangaran 1 dan Romadoni Anggoro 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang berkaitan

Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating

III. METODOLOGI PE ELITIA

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan tempat 3.2 Alat dan bahan 3.3 Pengumpulan Data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOMPOSISI LIMBAH PENEBANGAN DI AREL HPH PT. TELUK BINTUNI MINA AGRO KARYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (renewable resources), namun apabila dimanfaatkan secara berlebihan dan terusmenerus

KUANTIFIKASI KAYU SISA PENEBANGAN JATI PADA AREAL PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT TERSERTIFIKASI DI KABUPATEN KONAWE SELATAN, SULAWESI TENGGARA

PENGUKURAN BEBAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI SEPARATOR BERDASARKAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) DI PT. LASER JAYA SAKTI GEMPOL - PASURUAN SKRIPSI

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR... v PETA KEDUDUKAN BAHAN AJAR... ix GLOSARIUM... x I. PENDAHULUAN...

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN POTENSI LIMBAH PEMANENAN KAYU (STUDI KASUS DI PT. AUSTRAL BYNA, PROPINSI KALIMANTAN TENGAH)

PERANCANGAN JALAN SAARAD UNTUK MEMINIMALKAN KERUSAKAN LINGKUNGAN MUHDI. Program Ilmu Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis tinggi. Menurut Bermejo et al. (2004) kayu jati merupakan salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang disebutkan di atas, terdapat unsur-unsur yang meliputi suatu kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan hutan lestari perlu dilaksanakan agar perubahan hutan yang terjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

DAMPAK PEMANENAN KAYU TERHADAP TERJADINYA KETERBUKAAN LANTAI HUTAN MUHDI. Program Ilmu Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

PRODUKTIVITAS DAN ANALISIS BIAYA RANGKAIAN PENEBANGAN DAN PENYARADAN MENGGUNAKAN SAMPAN DARAT DI PT MITRA KEMBANG SELARAS PROVINSI RIAU

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

MODEL PENDUGA KERUGIAN AKIBAT KECELAKAAN KERJA DALAM OPERASI PEMANENAN HASIL KAYU

TUGAS AKHIR ANALISIS EFISIENSI WAKTU PENGUKURAN DIMENSI MENGGUNAKAN MESIN CMM CRYSTA APEX S 9106 (STUDI KASUS DI PT. ABT)

BAB III METODE PENELITIAN

KAYU SISA POHON YANG DITEBANG DAN POHON YANG TIDAK DITEBANG DI IUPHHK-HA PT. WIJAYA SENTOSA WASIOR, PAPUA BARAT FARIKH MUNIR MUBARAK

POTENSI DAN BIAYA PEMUNGUTAN LIMBAH PENEBANGAN KAYU MANGIUM SEBAGAI BAHAN BAKU SERPIH

Yosep Ruslim 1 dan Gunawan 2

ADI W!DIYA. JURUSAN TEKNOLOGI HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN Ii\STlTUT PERTANIAN BOGOR. Oleh: E

BAB I PENDAHULUAN. dengan tepat. Sumber daya hutan dapat menghasilkan hasil hutan yang merupakan

ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA

PENGARUH METODE PENGERINGAN DAN TEBAL KAYU TERHADAP KECEPATAN DAN CACAT PENGERINGAN KAYU TUSAM.

BAB IX ANGGARAN PENDAPATAN PERUSAHAAN HUTAN

Bab 2 Tinjauan Pustaka

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR (SOP) PT. ARFAK INDRA

STANDARDISASI GERGAJI RANTAI UNTUK PENEBANGAN POHON

Pengertian, Konsep & Tahapan

Uji Efektifitas Teknik Pengolahan Batang Kayu Sawit untuk Produksi Papan Panil Komposit

TINGKAT PEMAHAMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA KEGIATAN PEMANENAN KAYU JATI DI KPH CIANJUR

PENENTUAN BEBAN KERJA DAN JUMLAH TENAGA KERJA OPTIMAL PADA PRODUKSI TAHU

BAB 2 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

PRESTASI KERJA PENEBANGAN DAN PEMBAGIAN BATANG DENGAN CHAINSAW Di HUTAN PINUS (Kasus Di RPH Ngrayun, BKPH Ponorogo Selatan, KPH Lawu Ds Perum Perhutani Unit II Jawa Timur ) Djoko Setyo Martono. 1) 1) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Merdeka Madiun email : djokosetyo@unmer-madiun.ac.id Abstract. Enhancement of forest products is an activity that requires the efficiency and effectiveness of work in addition to the high cost of collecting forest products is quite large. The research aims to determine the working elements of the felling and bucking and know the performance standards in the felling and bucking using chainsaws take location in a pine forest RPH Ngrayun BKPH South Ponorogo KPH Lawu Ds. The method used is a direct method of measuring performance is done by recording the time during the work process directly or called time study with counting stages Selection Operating Time (SOT), performance assessment (appearance), the calculation of normal working time, counting time allowance (spilasi time) and the calculation of standard working time.from the research includes work elements to the tree felling, cleaning, preparation, determination of the felling direction, making notch and reply. the SOT was 10.93 minutes and the rating values 1.11 and 1.2 the allowance factor standard working time 0.095 m3 / minutes with a performance of 5.69 m3 per hour / hour and work performance of 39.81 m3 per HOK. As for the division of labor rod elements include cutting branches, the determination of stem length, stem division, numbering rods and numbering of poles, the SOT was 13.90 minutes and the rating factor values 1.11 and 1.11 the allowance factor standard working time 0,067 m3 / minutes with a performance of 4.044 m3 per hour / hour and work performance of 28.31 m3 per HOK. Key word : Work perform, felling, bucking Latar Belakang Manfaat hutan tidak hanya diambil dari sektor produksi, atau kayunya saja, tetapi juga komoditi hasil hutan yang lain dengan tidak melupakan aspek perlindungan. Pengelolaan dan pemanfaatan hutan yang sesuai berarti dapat dipertanggungjawabkan terhadap masyarakat secara lestari dalam hal mproduksi, sumber daya dan pengurusan hutan. Keseimbangan dan kelestarian hasil hutan harus tetap terbentuk secara alami dan lestari sehingga dalam pemberdayaan hutan dapat berjalan secara optimal, sehingga pengusahaan hutan juga mengalami kemajuan yang pesat dalam usaha peningkatan efisiensi dari berbagai kegiatannya. Pengelolaan hutan dapat dicapai apabila tenaga kerja beserta sarana yang lain telah tersusun dalam suatu hubungan yang harmonis sehingga diciptakan keseimbangan antara kegiatan yang ada dalam usaha yang akan dilaksanakan. Agri-tek Volume 14 Nomor 2 September 2013 PRESTASI KERJA PENEBANGAN DAN 55

Kegiatan penebangan banyak sekali elemen kerja yang harus dilakukan untuk menghasilkan produk kayu yang berkwalitas baik, penebangan dan pembagian batang dituntut keakuratan untuk memperoleh sortimen batang yang dibutuhkan oleh pasar. Pada saat ini kegiatan penebangan banyak menggunakan tenaga mesin yaitu gergaji mesin (chain saw) yang dapat mempengaruhi prestasi kerja seorang blandong sehingga dapat mempengaruhi waktu kerja standard dan dapat mencapai prestasi kerja yang lebih baik. Terdapat banyak faktor yang berpengaruh dan faktor yang menghambat prestasi penebangan dalam kegiatan penebangan. Faktorfaktor tersebut dapat kita pelajari dengan pengukuran kerja secara langsung di lapangan dan,melihat berbagai kegiatan yang ada di lapangan. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa kegiatan pemanenan hasil hutan adalah semua pekerjaan atau kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan penyiapan pohon atau kayu yang masih berdiri, sehingga dapat dibawa keluar dari hutan baik masih berupa pohon utuh maupun berupa potongan-potongan. Haryanto (1995) menyebutkan secara rinci unsurunsur dalam kegiatan penebangan yaitu Felling (semua langkah untuk merebahkan pohon yang masih berdiri baik menggunakan kampak, gergaji tangan, ataupun gergaji mesin), Bucking (pekerjaan yang dilakukan untuk membagi batang/ pohon yang sudah rebah ke dalam sortimensortimen), Measuring (pengukuran oleh penebang sesuai dengan permintaan atau aturan yang sudah ditetapkan), Limbing (membersihkan pohon yang sudah ditebang/roboh dari dahanatau ranting yang dapat mempengaruhi penampilan kayu untuk meningkatkan kwalitas kayu dan topping (pemotongan bagian pucuk pohon yang berdiameter kecil atau tidak masuk dalam permintan pasar. Selanjutnya Haryanto (1995) menyebutkan elemen kerja kegiatan penebangan dibagi menjadi beberapa urut-urutan pekerjaan dimulai : Persiapan : Persiapan sangat dibutuhkan sekali agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan lancar diantaranya persiapan mesin dan pembersihan rintangan. Penentuan arah rebah : hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan arah rebah adalah keadaan pohon, keamanan pekerja, keadaan lapangan, keselamatan kayu, sundang atau menyangkut ke pohon lain dan arah penyaradan. Pembuatan takik rebah: takik rebah merupakan kowakan yang dibuat serendah mungkin pada pangkal batang dengan maksud agar sisi pada bagian tersebut menjadi lemah kehilangan penunjang. Pembuatan takik balas: takik balas merupakan karatan datar yang dibuat dari arah yang berlawanan dengan titik rebah dengan maksud agar kekuatan serat-serat kayu pada bagian tersebut menjadi lemah, sehingga mempermudah rebahnya pohon. Pembersihan cabang dan pemotongan batang. Tujuan pembagian batang adalah (Haryanto, 1996) : mereduksi berat (tidak mungkin mengangkut seluruh bagian pohon ke pasar), mengeliminasi cacat (bagian batang yang cacat atau bagian yang tidak komersial sedapat mungkin dibuang), adaptasi kepada transportasi (pohon tidak perlu dibagi menjadi potongan yang lebih pendek akan tetapi panjang batangnya harus disesuaikan dengan alat transportasinya) dan adaptasi terhadap pasar (dipotong menurut permintaan Agri-tek Volume 14 Nomor 2 September 2013 PRESTASI KERJA PENEBANGAN DAN 56

pasar berdasarkan kondisi ukuran pada umumnya) Pengukuran prestasi kerja dapat dicari dengan mengadakan pengukuran waktu kerja atau time study.pengukuran prestasi kerja di lapangan dapat diperoleh dengan menganalisis pekerjaan yang tersedia dengan menggunakan metode pengukuran pekerjaan dari beberapa plot pengamatan. Prosedur yang biasa digunakan dalam menyusun time study adalah (Barnes, 1985) : Mencatat informasi tentang pekerjaan dan operator atau pelaksana yang akan melaksanakan pekerjaan tersebut, menyusun secara lengkap elemenelemen pekerjaan termasuk metode, pengamatan dan pencatatan waktu kerja operator atau pelaksana, penentuan jumlaj pengamatan, melaksanakan pengecekan untuk memastikan bahwa ulangan yang dilakukan telah cukup, perhitungan hasil kerja operator dan menghitung waktu normal dan waktu kerja standard. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui elemen kerja kegiatan penebangan dan pembagian batang serta mengetahui prestasi kerja standard dalam kegiatan penebangan dan pembagian batang dengan menggunakan chain saw. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk menambah pengetahuan serta informasi mengenai seberapa besar prestasi kerja kegiatan penebangan dan pembagian batang pada tebang habis pinus. Serta diharapkan dapat sebagai acuan pertimbangan dan kebijakan dalam pengambilan keputusan, perencanaan pada penebangan dan pembagian batang pada tebang habis pinus. METODOLOGI Penelitian ini dilaksanakan di RPH Ngrayun, BKPH Ponorogo Selatan, KPH Lawu Ds, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur, sedangkan pelaksanaan penelitian pada bulan September 2012. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah tegakan pada petak yang ada di RPH Ngrayun, GKPH Ponorogo Selatan KPH Lawu Ds, sedangkan alat yang dipakai adalah stop watch, kalkulator, alat tulis dan roll meter. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengukuran prestasi kerja langsung yang dilakukan dengan mencatat waktu selama proses kerja langsung atau disebut time study. Sedangkan dalam melaksanakan penelitian di lapangan untuk mengukur prestasi kerja (time study) dengan menggunakan dasar sebagai berikut : a. Menghitung Selection Operating Time (SOT) yaitu jumlah waktu rata-rata atau waktu penyelesaian satu satuan hasil pekerjaan yang diperoleh dari penjumlahan waktu kerja yang diamati dibagi jumlah X pengamatan ( ) dimana X n adalah jumlah waktu kerja dan n adalah jumlah sampel. b. Menilai performance (penampilan). Dalam hal ini kita hanya dapat menilai dari hati kita dengan memperhatikan kondisi pekerja dan lapangan yang dihadapi karena tidak semua pekerja mempunyai kecakapan kerja yang sama. Penilaian performance terdiri dari keahlian, usaha, kondisi dan konsistensi. c. Menghitung waktu kerja normal yang merupakan prestasi kerja nyata dikalikan rating factor d. Menghitung allowance time (waktu spilasi) dicari dengan menghitung waktu istisrahat dan lain-lain untuk melepaskan lelah yang biasanya terdiri dari persiapan alat, merokok, minum dan aktifitas lainnya. Agri-tek Volume 14 Nomor 2 September 2013 PRESTASI KERJA PENEBANGAN DAN 57

e. Menghitung waktu kerja standard yaitu waktu kerja normal ditambah dengan factor-faktor yang tengganguntuk dikerjakan (allowance) WKS = NT + All. 60 menit Prestasi ker ja s tan dard per jam waktu s tan dard 420 menit Prestasi ker ja s tan dard per HOK waktu s tan dard HASIL DAN PEMBAHASAN. Penetapan Pengukuran Elemen Pekerjaan Penebangan. Pelaksanaan pekerjaan penebangan sebelum dilakukan maka terlebih dahulu diadakan penetapan elemen-elemen yang akan diukur untuk memudahkan dalam pelaksanaan penebangan. Adapun elemen-elemen pekerjaannya dalah : a. Elemen Menuju Pohon. Pengukuran elemen kerja ini dimulai saat operator menuju pohon yang akan ditebang. b. Elemen Persiapan Umum. Pengukuran elemen ini pada saat operator mulai menghidupkan gergaji mesin (chain saw), menandai setiap pohon sampai mulai menebang. c. Elemen Penentuan Arah Rebah Pengukuran elemen ini dimulai pada saat operator menentukan arah rebah pohon pada posisi yang baik dan tidak merusak batang pada saat pohon jatuh. d. Elemen Pembersihan. Pengukuran elemen ini dimulai saat operator dibantu oleh asistennya membersihkan lingkungan atau areal pohon yang akan ditebang untuk mengurangi gangguan pekerjaan sehingga produktifitas kerja meningkat. e. Elemen Pembuatan Takik Rebah Pengukuran elemen ini dimulai saat operator mulai membuat takik rebah sampai dengan selesai membuat Setelah data-data dikumpulkan maka dianalisis dengan cara menghitung prestasi kerja dengan rumus sebagai berikut x x volume hasil ker ja volume hasil ker ja selesai, pembuatan takik rebah dengan menggunakan gergaji mesin. f. Elemen Pembuatan Takik Balas. Pengukuran elemen ini dimulai saat operator selesai membuat takik rebah dan mulai membuat takik balas sampai dengan pohon tumbang. Pengamatan Prestasi Kerja Penebangan. a. Selected Operating Time (SOT) Selected Operating Time (SOT) adalah jumlah waktu rata-rata penebangan adalah : 1. Menuju Pohon Pekerjaan penebangan hal pertama kali yang dilakukan adalah menuju pohon yang akan ditebang, pekerjaan tersebut memerlukan waktu sebesar 40,71 1, 35 menit / pohon. 2. Pembersihan Pembersihan areal sekitar pohon yang akan ditebang memudahkan pekerjaan penebangan yang membutuhkan waktu sebesar 51,58 1,73 menit / pohon 3. Persiapan Persiapan alat atau pemanasan mesin chain saw serta pengecekan mesin supaya pelaksanaan penebangan lancar membutuhkan 11,82 waktu sebesar 0, 39 menit / pohon. Agri-tek Volume 14 Nomor 2 September 2013 PRESTASI KERJA PENEBANGAN DAN 58

4. Penentuan Arah Rebah Penentuan arah rebah harus memperhatikan keadaan lapangan, keselamatan kayu agar saat kayu jatuh tidak mengalami kerusakan atau patah, waktu yang dibutuhkan 39,81 adalah 1, 32 menit/pohon. 5. Pembuatan Takik Rebah Pembuatan takik rebah diperlukan agar pada saat pohon ditebang robohnya pada arah yang telah ditentukan agar keadaan pohonnya tetap utuh, waktu yang dibutuhkan 60,23 adalah 2, 07 menit/pohon. 6. Pembuatan Takik Balas Pembuatan takik balas bertujuan untuk member dorongan pada pohon yang akan ditebang, waktu yang dibutuhkan adalah 57,63 1,92 menit/pohon. b. Perhitungan Waktu Kerja Penebangan 1. Perhitungan Faktor Rating Terhadap Operator Faktor rating merupakan penilaian yang dilakukan berdasarkan pengamatan di lapangan yaitu menyangkut kondisi, keahlian, usaha dan tenaga serta konsistensi dengan mengunakan tabel Barnes sebagai acuan. Dari hasil pengamatan nilainilai dari keempat factor tersebut dapat diketahui : i. Kondisi Kondisi operator dalam keadaan baik dalam menjalankan pekerjaannya ini terlihat dari cara dia menjalankan alat gergaji sampai cara merawatnya. ii. Keahlian Keahlian yang dimiliki operator baik, ini terlihat dari cara melaksanakan penebangan maupun cara menjalankan mesin chain sawnya. iii. Usaha dan Tenaga Usaha yang dilakukan operator baik dan tenaga baik, ini terlihat dari kegiatan setiap elemen pekerjaan yang dilakukan dengan hasil yang memuaskan. iv. Konsistensi Pada setiap kegiatan yang dilakukan oleh operator dalam menjalankan mesin chain saw maupun pelaksanaan penebangan operatos selalu melakukan pekerjaan dengan berurutan dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil pengamatan terhadap cara bekerjanya operator maka perhitungan factor rating bisa dilihat pada tabel 1 dibawah ini : Tabel 1. Perhitungan Faktor Rating Terhadap Operator No. Faktor yang dinilai Kategori Skor 1 Keahlian Baik + 0,03 2 Tenaga dan Usaha Baik + 0,05 3 Kondisi Baik + 0,02 4 Konsistensi Baik + 0,01 Jumlah + 0,11 Dari tabel di atas maka faktor rating dari kegiatan penebangan adalah : FR = 1 + 0,11 = 1,11 Agri-tek Volume 14 Nomor 2 September 2013 PRESTASI KERJA PENEBANGAN DAN 59

2. Perhitungan Faktor Allowance Faktor allowance adalah waktu longgar yang diberikan kepada operator untuk melakukan kebutuhan pribadi atau perawatan alat gergaji chain saw. Perawatan pribadi seperti minum, merokok, makan, perawatan mesin dan pengisian bahan bakar. Pada prestasi kerja penebangan factor allowance banyak digunakan untuk perawatan pribadi. Faktor allowance sebenarnya merupakan hambatan dalam melakukan suatu pekerjaan, tetapi hal tersebut sangat diperlukan untuk kelangsungan kegiatan setiap elemen. Sedangkan hasil perhitungan waktu allowancenya adalah sebagai berikut : Tabel 2. Perhitungan Waktu Allowence No. Uraian Jumlah Persen terhadap waktu kerja murni 1 Jumlah waktu kerja murni 327,75-2 Perawatan mesin 10,51 3,21 % 3 Perawatan pribadi 12,67 3,87 % 4 Mesin mati 40,52 12,40 % Jumlah 19,58 % Allowence total All Faktor Allowance = 1 + 1 19,58 = 1 + 1, 2 Jadi waktu kerja penebangannya seperti pada tabel di bawah ini : Tabel 3. Perhitungan Waktu Kerja Penebangan. No Elemen Pekerjaan Waktu Murni Jumlah Sampel Waktu Normal FR = 1,11 Waktu standart FA = 1,2 1 Menuju pohon 1,35 1,50 1,80 2 Pembersihan 1,73 1,92 2, 3 Persiapan 0,39 0,43 0,48 4 Penentuan arah rebah 1,32 1,50 1,80 5 Takik rebah 2,07 2,29 2,75 6 Takik balas 1,92 2,13 2,56 Jumlah 11,69 3. Prestasi kerja. Prestasi kerja dapat dicari dengan mengadakan pengukuran waktu Prestasi kerja Volume rata rata tebang waktu ker,108 11,69 1 3 kerja dari setiap elemen pekerjaan penebangan dengan chain saw sehingga diperoleh hasilnya adalah 3 ( m ) ja s tan dard 0,095m / menit Agri-tek Volume 14 Nomor 2 September 2013 PRESTASI KERJA PENEBANGAN DAN 60

60 Prestasi kerja standart per jam x 1, 108 11,69 = 5,69 m 3 / jam 420 Prestasi kerja standart per HOK x 1, 108 11,69 = 39,81 m 3 / HOK Jadi prestasi kerja penebangan dengan chainsaw dapat melakukan kerja sebesar 0,095 m 3 / menit, 5,69 m 3 / jam dan 39,81 m 3 / HOK. Penetapan Elemen Pekerjaan Pembagian Batang. Pelaksanaan pekerjaan pengukuran sebelum dilakukan, maka terlebih dahulu diadakan penetapan elemenelemen yang akan diukur untuk memudahkan dalam pelaksanaan pengukuran. Adapun elemen-elemen pekerjaannya adalah : a. Elemen Pemotongan Cabang. Pengukuran elemen kerja ini dimulai pada saat operator memotong cabang yang ada di batang pohon yang sudah rebah sampai pada saat akan ditentukan penentuan panjang batang. b. Elemen Penentuan Panjang Batang. Pengukuran elemen ini pada saat mandor tebang dibantu oleh asisten mandor menetapkan panjang batang yang akan dipotong sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan perusahaan. c. Elemen Pembagian Batang Pengukuran elemen ini dimulai pada saat operator mulai memotong batang pohon yang panjangnya telah ditentukan oleh mandor tebang. d. Elemen Penomoran Batang. Pengukuran elemen ini dimulai saat operator telah selesai memotong batang kemudian mandor tebang member tanda pada ujung batang yang diisi nomor urut batang dan volume batang. e. Elemen Penomoran Tunggak. Pengukuran elemen ini dimulai saat mandor tebang telah selesai memberi nomor pada batang pohon kemudian member tanda pada tunggak pohon yang telah ditebang yang isinya nomor pohon, tanggal pembagian dan nama operator. Pengamatan Prestasi Kerja Pembangian Batang. a. Selected Operating Time (SOT) Selected Operating Time (SOT) adalah jumlah waktu rata-rata pembagian batang adalah : 1. Pemotongan Cabang Pekerjaan pembagian batang yang pertama kali dilakukan adalah pemotongan cabang, pekerjaan tersebut memerlukan waktu sebesar 162,09 5,4 menit / pohon. 2. Penentuan Panjang Batang Penentuan panjang batang membutuhkan waktu sebesar 76,32 2,54 menit / pohon. 3. Pembagian Batang Pembagian batang membutuhkan waktu sebesar 72,49 2,41 menit / pohon. 4. Penomoran Batang Waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan penomoran batang adalah 36,88 1, menit/pohon. 5. Penomoran Tunggak Penomoran tunggak diperlukan untuk keperluan administrasi kayu dan mengetahui siapa operator yang Agri-tek Volume 14 Nomor 2 September 2013 PRESTASI KERJA PENEBANGAN DAN 61

menebang pohon tersebut, waktu Keahlian yang dimiliki operator yang dibutuhkan adalah baik, ini terlihat dari cara 49,88 melaksanakan pembagian batang 1,70 menit/pohon. maupun cara menjalankan mesin chain sawnya. b. Perhitungan Waktu Kerja iii. Usaha dan Tenaga Penebangan Usaha yang dilakukan operator 1. Perhitungan Faktor Rating Terhadap baik dan tenaga baik, ini terlihat Operator dari kegiatan setiap elemen Faktor rating merupakan penilaian pekerjaan yang dilakukan dengan yang dilakukan berdasarkan hasil yang memuaskan. pengamatan di lapangan yaitu iv. Konsistensi menyangkut kondisi, keahlian, usaha Pada setiap kegiatan yang dan tenaga serta konsistensi dengan dilakukan oleh operator dalam mengunakan tabel Barnes sebagai menjalankan mesin chain saw acuan. Dari hasil pengamatan nilainilai dari keempat factor tersebut maupun pelaksanaan pembagian batang operator selalu melakukan dapat diketahui : pekerjaan dengan berurutan dan i. Kondisi mendapatkan hasil yang baik. Kondisi operator dalam keadaan Hasil pengamatan terhadap cara baik dalam menjalankan bekerjanya operator maka pekerjaannya ini terlihat dari cara perhitungan factor rating bisa dia menjalankan alat gergaji dilihat pada tabel 1 dibawah ini : sampai cara merawatnya. ii. Keahlian Tabel 1. Perhitungan Faktor Rating Terhadap Operator No. Faktor yang dinilai Kategori Skor 1 Keahlian Baik + 0,03 2 Tenaga dan Usaha Baik + 0,05 3 Kondisi Baik + 0,02 4 Konsistensi Baik + 0,01 Jumlah + 0,11 Dari tabel di atas maka faktor rating dari kegiatan pembagian batang adalah : FR = 1 + 0,11 = 1,11 2. Perhitungan Faktor Allowance Faktor allowance adalah waktu longgar yang diberikan kepada operator untuk melakukan kebutuhan pribadi atau perawatan alat gergaji chain saw. Perawatan pribadi seperti minum, merokok, makan, perawatan mesin dan pengisian bahan bakar. Pada prestasi kerja pembagian batang factor allowance banyak digunakan untuk perawatan pribadi. Faktor allowance sebenarnya merupakan hambatan dalam melakukan suatu pekerjaan, tetapi hal tersebut sangat diperlukan untuk kelangsungan kegiatan setiap elemen. Sedangkan hasil perhitungan waktu allowancenya adalah sebagai berikut : Agri-tek Volume 14 Nomor 2 September 2013 PRESTASI KERJA PENEBANGAN DAN 62

Tabel 4. Perhitungan Waktu Allowence No. Uraian Jumlah Persen terhadap waktu kerja murni 1 Jumlah waktu kerja murni 417,51-2 Perawatan mesin 17,11 4,10 % 3 Perawatan pribadi 8,11 1,94 % 4 Mesin mati 20,15 4,83 % Jumlah 10,87 % Allowence total All Faktor Allowance = 1 + 1 10,87 = 1 + 1, 11 Jadi waktu kerja penebangannya seperti pada tabel di bawah ini : Tabel 3. Perhitungan Waktu Kerja Pembagian Batang. No Elemen Pekerjaan Waktu Murni Jumlah Sampel Waktu Normal FR = 1,11 Waktu standart FA = 1,11 1 Pemotongan cabang 5,4 5,99 6,65 2 Penentuan panj. 2,54 2,82 3,13 batang 3 Pembagian batang 2,41 2,68 2,97 4 Penomoran batang 1, 1,44 1,60 5 Penomoran tunggak 1,70 1,89 2,09 Jumlah 16,44 3. Prestasi kerja. kerja dari setiap elemen pekerjaan Prestasi kerja dapat dicari dengan penebangan dengan chain saw mengadakan pengukuran waktu sehingga diperoleh hasilnya adalah 3 Volume rata rata tebang ( m ) Prestasi kerja waktu ker ja s tan dard 1,108 3 0,067 m / menit 16,44 60 Prestasi kerja standart per jam x 1, 108 16,44 = 4,044 m 3 / jam 420 Prestasi kerja standart per HOK x 1, 108 16,44 = 28,31 m 3 / HOK Jadi prestasi kerja pembagian batang dengan chainsaw dapat melakukan kerja sebesar 0,067 m 3 / menit; 4,044 m 3 / jam dan 28,31 m 3 / HOK. Agri-tek Volume 14 Nomor 2 September 2013 PRESTASI KERJA PENEBANGAN DAN 63

KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : 1. Penebangan. Elemen kerja penebangan meliputi menuju pohon, pembersihan, persiapan, penentuan arah rebah pohon, pembuatan takik rebah dan balas. Dengan SOT sebesar 10,93 menit dan nilai factor rating 1,11 dan factor allowance 1,2 maka waktu kerja standart 0,095 m 3 / menit dengan prestasi kerja per jam sebesar 5,69 m 3 / jam dan prestasi kerja per HOK sebesar 39,81 m 3 / HOK. 2. Pembagian Batang. Elemen kerja pembagian batang meliputi pemotongan cabang, penentuan panjang batang, pembagian batang, penomoran batang dan penomoran tunggak. Dengan SOT sebesar 13,90 menit dan nilai factor rating 1,11 dan factor allowance 1,11 maka waktu kerja standart 0,067 m 3 / menit dengan prestasi kerja per jam sebesar 4,044 m 3 / jam dan prestasi kerja per HOK sebesar 28,31 m 3 / HOK. Perlu keseriusan dari mandor tebang untuk selalu memotivasi bagi operatornya dalam hal pekerjaan pemotongan cabang karena banyak memakan waktu yang lama sehingga prestasi kerja dari kegiatan pembagian batangnya menjadi kecil / menurun. DAFTAR PUSATAKA Anonimous, 1969. Pedoman Penyelenggaraan Penebangan, Pusbanghut SDM Perum Perhutani. Madiun. Barnes, RM, 1958. Motion and Time Study. John Wiley and Sons Ind. New York Haryanto, 1995. Pemanenan Hasil Hutan, Buku I Perencanaan. Bagian Penerbitan Yayasan Pembina Fakultas Kehutanan Univeritas Gadjah Mada, Yogyakarta., 1996. Pemanenan Hasil Hutan, Buku II Penyaradan. Bagian Penerbitan Yayasan Pembina Fakultas Kehutanan Univeritas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sanyoto, 1974. Methodik Penyelidikan Waktu Elemen Kerja Elementer. Majalah Ilmu Kehutanan Rimba Indonesia No. 3-4, th ke VII. Simon, H. 1994, Pengaturan Hasil Hutan, Buku Pengaturan Hasil Hutan. Bagian Penerbitan Yayasan Pembina Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Soetrisno, 1971. Effisiensi Kerja. Balai Pembinaan Edministrasi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Agri-tek Volume 14 Nomor 2 September 2013 PRESTASI KERJA PENEBANGAN DAN 64