BAB I PENDAHULUAN. pengolahan hasil hingga pemasaran hasil hutan. Pengelolaan menuju

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan hutan tanaman di Jawa, khususnya oleh Perum Perhutani merupakan suatu rangkaian kegiatan yang mencakup beberapa kegiatan utama mulai dari penanaman, pemeliharaan tegakan, pemanenan, pengolahan hasil hingga pemasaran hasil hutan. Pengelolaan menuju pengelolaan hutan lestari sangat perlu untuk dilakukan agar sektor kehutanan khususnya Perum Perhutani mampu bertahan dan bersaing di bidang hasil hutan baik secara lokal maupun global. Salah satu pengelolaan hutan yang penting untuk dilakukan adalah pemanenan hasil hutan. Pemanenan hasil hutan berupa kayu memegang peranan penting di bidang kehutanan. Pemanenan hasil hutan ini merupakan suatu pengelolaan hutan yang di dalamnya terdapat beberapa kegiatan yang meliputi kegiatan penebangan, penyaradan, pemuatan dan pembongkaran serta pengangkutan hasil hutan kayu. Penebangan merupakan satu dari berbagai kegiatan pemanenan hasil hutan yang dalam pelaksanaannya perlu memperhatikan aspek kelestarian hutan. Hasil pemanenan terutama untuk hasil kayu di KPH Cepu merupakan salah satu KPH yang memiliki sertifikat lestari dari FSC 1

2 2 (Forest Stewardship Council). FSC merupakan sebuah organisasi internasional non-profit yang berdiri tahun FSC bertujuan untuk mempromosikan manajemen hutan bertanggungjawab (responsible forest management) (Anonim, 2016). Sertifikat FSC ini dapat diperoleh ketika suatu perusahaan hutan telah memenuhi syarat yang ditentukan. Menurut Peraturan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor : P.6/VI- Set/2009, prinsip/syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan verifikasi legalitas kayu (sertifikat FSC) ini adalah adanya kepastian areal dan hak pemanfaatan, memenuhi sistem dan prosedur penebangan yang sah serta pemenuhan aspek lingkungan dan sosial yang terkait dengan penebangan. Di Perum Perhutani, penebangan jati merupakan penebangan yang sering dilakukan (rutin). Kegiatan penebangan terlebih di Perum Perhutani, terdapat beberapa bentuk seperti tebangan A, B, C, D dan E. Sedangkan bentuk tebangan yang menyumbang penghasilan terbesar Perum Perhutani khususnya di KPH Cepu adalah hasil tebangan dari kegiatan penebangan A yaitu penebangan A2. Menurut SK Direktur Jenderal Kehutanan No. 143/Kpts/Dj/I/74 tebangan A (Tebang Habis Biasa) merupakan penebangan habis hutan produktif dari kelas perusahaan tebang habis yang pada umumnya digunakan sebagai dasar untuk perhitungan etat tebangan. Sedangkan tebangan A2 (Tebang Habis Biasa Jangka Berjalan) merupakan penebangan habis yang biasa dilaksanakan di dalam jangka berjalan.

3 3 Di KPH Cepu tebangan A2 merupakan tebangan yang menghasilkan potensi tebangan paling besar. Selain itu, hasil tebangan di KPH Cepu yang telah mendapatkan sertifikat lestari dari FSC turut mendukung menjadi salah satu faktor peningkatan potensi tebangan. Potensi tebangan yang tinggi terlebih dari tebangan A2, tidak lepas dari peran operator penebang dimana di KPH cepu ini dilakukan menggunakan chainsaw. Dalam penebangan, keterampilan operator chainsaw menentukan tingginya nilai sortimen kayu yang akan diperoleh karena kegiatan penebangan merupakan langkah awal dalam kegiatan pemanenan yang menentukan kualitas dan tingkat kerusakan yang dialami kayu. Oleh karena itu perlu dilakukan pengukuran tingkat keterampilan dan waktu kerja operator chainsaw pada tebangan A2, sehingga nantinya dapat ditentukan besar prestasi kerja yang dimiliki operator. Dalam penentuan prestasi kerja penebangan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis tebangan, kondisi lapangan (topografi), keterampilan penebang serta kondisi penebang. Hasil prestasi kerja ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan penunjang untuk perencanaan kegiatan pemanenan hasil hutan yang lebih baik serta dapat digunakan dalam evaluasi produktivitas dan kinerja pengelolaan Perum Perhutani yang efektif dan efisien.

4 4 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana penerapan prosedur penebangan pada tebangan A2 kelas perusahaan jati di Perum Perhutani KPH Cepu? Bagaimana pembagian tugas dan berapa jumlah tenaga kerja serta apa saja peralatan yang digunakan dalam kegiatan penebangan hutan jati di Perum Perhutani KPH Cepu? Berapa waktu standar dan prestasi kerja operator chainsaw pada kegiatan penebangan hutan jati untuk tebangan A2 di Perum Perhutani KPH Cepu? 1.3 Tujuan Penelitian Mengetahui prosedur penebangan yang diterapkan pada tebangan A2 untuk kelas perusahaan jati di Perum Perhutani KPH Cepu Mengetahui pembagian tugas, jumlah tenaga kerja dan jumlah peralatan yang digunakan dalam kegiatan penebangan hutan jati di Perum Perhutani KPH Cepu Mengetahui waktu standar dan besarnya prestasi kerja operator chainsaw pada kegiatan penebangan hutan jati untuk tebangan A2 di Perum Perhutani KPH Cepu

5 5 1.4 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa informasi seperti deskripsi tahapan kegiatan penebangan yang diterapkan, waktu kerja serta prestasi kerja yang dihasilkan pada penebangan hutan jati untuk tebangan A2 dengan chainsaw di Perum Perhutani KPH Cepu. Penelitian ini diharapkan juga bermanfaat sebagai bahan untuk evaluasi dan perencanaan bagi Perum Perhutani dalam pelaksanaan kegiatan penebangan hutan jati seperti peningkatan kerja sehingga prestasi kerja dapat efektif dan efisien. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dan pembaca mengenai pemanenan hasil hutan berserta prestasi kerja khususnya dalam hal penebangan.