Pengembangan Kepemimpinan

dokumen-dokumen yang mirip
School of Communication Inspiring Creative Innovation. Pengembangan Kepemimpinan Pertemuan 3 SM III

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Pengembangan Kepemimpinan Pertemuan 13 SM III

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Pengembangan Kepemimpinan Pertemuan 10 SM III

Penempatan Pegawai. School of Communication & Business Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Pengembangan Kepemimpinan Pertemuan 11 SM III

BAB II LANDASAN TEORI. Teori kesejahteraan psikologis yang menjelaskan sebagai pencapaian penuh dari potensi

KEPEMIMPINAN KEPEMIMPINAN SITUASI. Dr. Alimatus Sahrah, M.Si. MM

PENGANTAR MANAJEMEN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TAHUN Adman, S.Pd, M.Pd

Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Pengembangan Kepemimpinan Pertemuan 6 SM III

BAB IV KESESUAIAN ANTARA KEMATANGAN KARYAWAN DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN PADA SUB DIREKTORAT SDM PT X KANTOR PUSAT JAKARTA

Aspek Kepemimpinan dalam Manajemen Proyek

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-2

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-6 (UAS)

LEADERSHIP IN A DYNAMIC ENVIRONMENT

Bab 2 Tinjauan Pustaka

MSDM Handout 10. Seminar Manajemen Sumber Daya Manusia

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-4

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-5

Bab 5 Simpulan, Diskusi, Saran

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengarahkan bawahannya. Selain itu dibutuhkan pemimpin yang

Teori Kepemimpinan Fiedler

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Pengembangan Kepemimpinan Pertemuan 4 SM III

KEPEMIMPINAN. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Bandung

STUDI DESKRIPTIF TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN MANAGER OPERASIONAL PT. BANK X CABANG PAMANUKAN. Lisa Widawati, Wilma Wirachmaria Sari

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Inspiring Creative Innovation. Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-1 (UAS)

GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL PADA CV. SUMBER MAKMUR

School of Communication & Business Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Pertemuan 12 SM III

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan gaya kepemimpinan..., Eka Prasetiawati, FISIP 1 UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terhadap Kinerja Pegawai pada kantor Departemen Agama Kabupaten

PENERAPAN MODEL GAYA KEPEMIMPINAN DI KANTOR PUSAT PT (PERSERO) ANGKASA PURA II

Kepemimpinan PRESENTED BY: M ANANG FIRMANSYAH

Tingkat Kematangan Bawahan

PEOPLE HANDLING AND CONFLICT MANAGEMENT IN BUSINESS. Josua Tarigan, SE, MBA, CMA, CFP, CSRS, CSRA

BAB I PENDAHULUAN. terhadap keadaan karyawan. Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi

PATH GOAL DAN SUBSTITUSI)

PENSION & EXIT SYSTEM. Prodi Administrasi Bisnis

KEPEMIMPINAN DOSEN : DIANA MA RIFAH

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, hal ini dikarenakan kepemimpinan merupakan motor

KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-5 (UAS)

BAB I PENDAHULUAN. dengan prosedur yang telah ditetapkan yaitu pimpinan dapat memberikan. melakukan kinerja didalam suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, hal ini dikarenakan kepemimpinan merupakan sentral dari sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Suatu organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan bersama, namun untuk

ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KEPALA BIDANG PADA SELURUH UNIT KERJA KANTOR REGIONAL V BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA JAKARTA

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN

HP : Bisa diunduh di: teguhfp.wordpress.com

Leadership and The One Minute Manager.indd 3

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

ABSTRAK. Tingkat kinerja seorang karyawan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor,

ANALISIS PENERAPAN GAYA MENGAJAR KEPEMIMPINAN SITUASIONALTERHADAP EFEKTIFITAS MENGAJAR (Studi Kasus di SMA Negeri 85 Jakarta Barat)

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung merupakan salah satu kota pariwisata di Indonesia. Kota ini

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

SUPERVISORY DEVELOPMENT PROGRAM EFFECTIVE TEAM LEADERSHIP PPM MANAJEMEN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI 12/22/2016 1

Kata Pengantar. Terima kasih

BAB I PENDAHULUAN. upaya para pelaku yang terdapat dalam setiap instansi. Pada sebuah organisasi

BAB 8 KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)

BABV SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data dapat ditarik simpulan bahwa keefektifan

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut akan membentuk suatu keunggulan dari suatu perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berurusan dengan catat-mencatat, pembukuan, surat-menyurat, pembuatan agenda,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. efektivitas dan keberhasilan organisasi (Yulk, 2005: 4). Kepemimpinan didefinisikan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. signifikan (F=7,595 dan p<0,01) dengan sumbangan efektif secara bersamasama

LEADERSHIP DI SUSUN OLEH : HARRY SATRIA PUTRA ERPEN JUANDA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak akan dapat bekerja tanpa adanya ide dan kreatifitas dari para

II. TINJAUAN PUSTAKA Konsep Kepemimpinan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin. Istilah pemimpin digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang yang memimpin, yang tergantung dari macam-macam faktor, baik

Implementasi Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Dalam Pengambilan Keputusan Di SMA Negeri 1 Kwandang Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara

BABI PENDAHULUAN. Kepemimpinan menjadi suatu kekuatan yang sangat penting dalam pengelolaan

ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DOSEN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA JAFFRAY MAKASSAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. kepemimpinan kepala BKPP Kota Sukabumi, peneliti juga menggunakan teori

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) senantiasa harus dikembangkan

BAB 4 ANALISIS HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL SUPERVISOR

BAB II LANDASAN TEORI. mengatakan bahwa karyawan yang puas lebih menyenangi situasi kerjanya daripada yang

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi senantiasa memanfaatkan sumber daya manusia yang

BAB II KAJIAN TEORI. dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugas

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu usaha yang dikelola ataupun dijalankan

PEMBAHASAN. 1.Pengertian Gaya Kepemimpinan Partisipatif

ANALISA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL PADA PT RAJAWALI INTI PROBOLINGGO

ANALISA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL PADA CV. INTI KARYA UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan organisasi mencapai tujuan yang telah ditetapkan akan sangat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksplanatori surveydengan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang paling strategis karena diharapkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a) Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk menguasai atau

III. METODE PENELITIAN

KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Pengembangan Kepemimpinan Pertemuan 9 SM III

1 Program studi Administrasi Bisnis Tel-U. 1 st Week

PENDEKATAN DALAM STUDI KEPEMIMPINAN

Leadership in Nursing. Irman Somantri, S.Kp., M.Kep.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk karyawan untuk berfikir, bersikap dan berperilaku. Budaya organisasi

PEMBIAYAAN REAL ESTATE BUDI SULISTYO

KEPEMIMPINAN. ROSMAWAR NUR UMMI EKA D NURAINUN NOPERIUS T NELLI (Sr.BENEDICTA)

II. TINJAUAN PUSTAKA Kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari ( Ryff, 1995). Ryff (1989) mengatakan kebahagiaan

Transkripsi:

Penempatan Pegawai School of Communication & Business Inspiring Creative Innovation Pengembangan Kepemimpinan

KEPEMIMPINAN SITUASIONAL Mahasiswa dapat mengetahui tentang kepemimpinan situasional Pertemuan 8 Semester 3/ Ganjil Tahun 2016-2017

KEPEMIMPINAN Kepemimpinan. adalah proses yang dijalankan oleh Pemimpin untuk mempengaruhi orang lain dalam rangka mencapai tujuan bersama yang telah direncanakan, sebagaimana tertuang didalam rencana organisasi dan memastikan setiap elemen organisasi dapat bekerjasama dan membangun organisasi yang kondusif dan solid serta memiliki arah yang jelas alini gilang,sh.mm

KEPEMIMPINAN SITUASIONAL Teori kepemimpinan situasional atau the situational leadership theory adalah teori kepemimpinan yang dikembangkan oleh Paul Hersey, penulis buku Situational Leader. Dan Ken Blanchard, pakar dan penulis The Minute Manager, yang kemudian menulis pula buku Management of Organizational Behavior (sekarang sudah terbit dalam edisi yang ke-9).

KEPEMIMPINAN SITUASIONAL Hersey dan Blanchard mengungkapkan teori kepemimpinan yang dikenal dengan Cycle Theory of Leadership pada tahun 1982 yang bertolak dari siklus kehidupan manusia. Menurut penelitian yang mereka temukan bahwa gaya kepemimpinan cenderung berbeda-beda dari situasi ke situasi yang lain. Untuk menerapkan gaya kepemimpinan yang efektif harus diawali dengan mendiagnosis situasi sebaik-baiknya.

KEPEMIMPINAN SITUASIONAL Asumsi dalam Kepemimpinan Situasional: Bahwa tidak ada cara terbaik untuk mempengaruhi oranglain bersifat situasional Efektivitas kekepimpinan dipengaruhi tiga faktor, yaitu: 1) Perilaku tugas 2) Perilaku hubungan 3) Kesiapan pengikut

KEPEMIMPINAN SITUASIONAL Definisi kepemimpinan situasional adalah a leadership contingency theory that focuses on followers readiness/ maturity. Inti dari teori kepemimpinan situational adalah bahwa gaya kepemimpinan seorang pemimpin akan berbeda-beda, tergantung dari tingkat kesiapan para pengikutnya. Kepemimpinan Situasional = Kesiapan Bawahan + Pemilihan Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan situasional cukup menarik di era saat ini, karena pemimpin dengan gaya ini akan selalu berusaha menyesuaikan dengan situasi dan kondisi organisasi, serta bersifat fleksibel dalam beradaptasi/ menyesuaikan dengan kematangan bawahan dan lingkungan kerjanya. Hal itu sesuai dengan kondisi dan situasi saat ini yang menuntut pemimpin harus bersifat akomodatif dan aspiratif terhadap lingkungan kerjanya.

Pemahaman fundamen dari teori kepemimpinan situasional adalah tentang tidak adanya gaya kepemimpinan yang terbaik. Kepemimpinan yang efektif adalah bergantung pada relevansi tugas, dan hampir semua pemimpin yang sukses selalu mengadaptasi gaya kepemimpinan yang tepat.

Efektivitas kepemimpinan bukan hanya soal pengaruh terhadap individu dan kelompok tapi bergantung pula terhadap tugas, pekerjaan atau fungsi yang dibutuhkan secara keseluruhan. Jadi pendekatan kepemimpinan situasional fokus pada fenomena kepemimpinan di dalam suatu situasi yang unik.

Seorang pemimpin agar efektif ia harus mampu menyesuaikan gayanya terhadap tuntutan situasi yang berubah-ubah. Teori kepemimpinan situasional bertumpu pada dua konsep fundamental yaitu: tingkat kesiapan/ kematangan individu atau kelompok sebagai pengikut dan gaya kepemimpinan.

Gaya kepemimpinan yang tepat bergantung pula oleh kesiapan/ kematangan individu atau kelompok sebagai pengikut. Teori kepemimpinan situasional dari Hersey dan Blanchard mengidentifikasi empat level kesiapan pengikut dalam notasi R1 hingga R4.

Tingkat Kesiapan Pengikut (Follower Readiness)

Tingkat kesiapan/kematangan pengikut ditandai oleh dua karakteristik sebagai berikut: (i.) the ability for directing their own behavior Kemampuan ii.) the extent to which people have and willingness to accomplish a specific task Kemauan.

4 Tingkat Kesiapan Pengikut (Follower Readiness) Berdasarkan kriteria mampu dan mau, maka diperoleh empat tingkat kesiapan/ kematangan para pengikut sebagai berikut:

Follower Readiness R1: Readiness 1 Kesiapan tingkat 1 menunjukkan bahwa pengikut tidak mampu dan tidak mau mengambil tanggung jawab untuk melakukan suatu tugas. Pada tingkat ini, pengikut tidak memiliki kompetensi dan tidak percaya diri (dikatakan Ken Blanchard sebagai The honeymoon is over ). R2: Readiness 2 Menunjukkan pengikut tidak mampu melakukan suatu tugas, tetapi ia sudah memiliki kemauan. Motivasi yang kuat tidak didukung oleh pengetahuan dan keterampilan kerja yang memadai untuk melaksanakan tugastugas.

Follower Readiness R3: Readiness 3 Menunjukkan situasi di mana pengikut memiliki pengetahuan dan keterampilan kerja yang memadai untuk melaksanakan tugas-tugas, tetapi pengikut tidak mau melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh pemimpinnya. R4: Readiness 4 Menunjukkan bahwa pengikut telah memiliki pengetahuan dan keterampilan kerja yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas, disertai dengan kemauan yang kuat untuk melaksanakannya.

Gaya Kepemimpinan (Leadership Styles)

Tingkat kesiapan/kematangan individu atau kelompok yang berbeda menuntut gaya kepemimpinan yang berbeda pula. Hersey dan Blanchard memilah gaya kepemimpinan dalam perilaku kerja dan perilaku hubungan yang harus diterapkan terhadap pengikut dengan derajat kesiapan/kematangan tertentu. Perilaku Kerja meliputi penggunaan komunikasi satuarah, pendiktean tugas, dan pemberitahuan pada pengikut seputar hal apa saja yang harus mereka lakukan, kapan, dan bagaimana melakukannya.

Pemimpin yang efektif menggunakan tingkat perilaku kerja yang tinggi di sejumlah situasi dan hanya sekedarnya di situasi lain. Perilaku hubungan, meliputi penggunaan komunikasi dua-arah, mendengar, memotivasi, melibatkan pengikut dalam proses pengambilan keputusan, serta memberikan dukungan emosional pada mereka. Perilaku hubungan juga diberlakukan secara berbeda di aneka situasi.

Empat Gaya Kepemimpinan Kategori dari keseluruhan gaya kepemimpinan diatas diidentifikasi mereka dalam 4 notasi yaitu S1 sampai S4 yang merupakan kombinasi dari dua perilaku diatas: S1: Telling (Pemberitahu) S2: Selling (Penjual) S3: Participating (Partisipatif) S4: Delegating (Pendelegasian)

Empat Gaya Kepemimpinan 22

S1: Telling (Pemberitahu) Gaya ini paling tepat untuk kesiapan pengikut rendah (R1). Ini menekankan perilaku tugas tinggi dan perilaku hubungan yang terbatas. Gaya kepemimpinan telling (kadang-kadang disebut directing, instructing) adalah karakteristik gaya kepemimpinan dengan komunikasi satu arah. Pemimpin memberitahu individu atau kelompok soal: apa, bagaimana, mengapa, kapan dan dimana sebuah pekerjaan dilaksanakan. Pemimpin selalu memberikan instruksi yang jelas, arahan yang rinci, serta mengawasi pekerjaan secara langsung.

S2: Selling (Penjual) Gaya ini paling tepat untuk kesiapan pengikut moderat (R2). Gaya ini menekankan pada jumlah tugas dan perilaku hubungan yang tinggi. Pada tahapan gaya kepemimpinan ini seorang pemimpin masih memberi arahan namun ia menggunakan komunikasi dua arah dan memberi dukungan secara emosional terhadap individu atau kelompok guna memotivasi dan rasa percaya diri pengikut. kadankala disebut gaya Consultating

S3: Participating (Partisipatif) Gaya ini paling tepat untuk kesiapan pengikut tinggi dengan motivasi moderat (R3). Gaya ini menekankan pada jumlah tinggi perilaku hubungan tetapi jumlah perilaku tugas rendah. Gaya kepemimpinan pada tahap ini mendorong individu atau kelompok untuk saling berbagi gagasan dan sekaligus memfasilitasi pekerjaan dengan semangat yang mereka tunjukkan.

S4: Delegating (Pendelegasian) Gaya ini paling tepat untuk kesiapan pengikut tinggi (R4). Gaya ini menekankan pada kedua sisi yaitu tingginya perilaku kerja dan perilaku hubungan dimana gaya kepemimpinan pada tahap ini cenderung mengalihkan tanggung jawab atas proses pembuatan keputusan dan pelaksanaannya. Gaya ini muncul tatkala individu atau kelompok berada pada level kompetensi yang tinggi sehubungan dengan pekerjaannya. Gaya ini efektif karena pengikut dianggap telah kompeten dan termotivasi penuh untuk mengambil tanggung jawab atas pekerjaannya. Tugas seorang pemimpin hanyalah memonitor berlangsungnya sebuah pekerjaan.

Dari keempat notasi diatas, tidak ada yang bisa disebut teroptimal setiap saat bagi seorang pemimpin. Pemimpin yang efektif butuh fleksibitas, dan harus beradaptasi di setiap situasi. Prinsip One Size Fits All tidak berlaku dalam gaya kepemimpinan, terutama menghadapi tingkat kesiapan bawahan yang berbeda.

Model Kepemimpinan Situasional

Pengertian Kepemimpinan Situasional lanjutan: Merupakan perkembangan dari model efektivitas pemimpin tiga demensi Reddin (efektivitas, hubungan pemimpin dengan tugas dan hubungan kerja ) Kepemimpinan situasional didasarkan kepada : Tingkat pengarahan yg diberikan pemimpin ( perilaku petugas) Tingkat dukungan yg diberikan pemimpin (perilaku hubungan) Tingkat kematangan bawahan/pengikut yang menggambarkan pelaksanaan tugas, fungsi dan tujuan tertentu

Pengertian Kepemimpinan Situasional : Konsep kepemimpinan situasional menjelaskan hubungan antara gaya kepemimpinan yang efektif dengan level kematangan para pengikut/staff. Kematangan (maturity) didefinisikan sebagai kemampuan (ability) dan kemauan ( willingness). Gaya kepemimpinan (S1, S2, S3 dan S4) diterapkan sesuai dengan kematangan/ kesiapan pengikut (R1, R2, R3, dan R4)

Teori Situasional Hershey dan Blanchard - SLT (Situational Leadership for Transformational Model) 31

R-1 S-1 R-2 S-2 R-1 S-3 R-4 S-4

Gaya kepemimpinan yang diterapkan tergantung pada level kematangan orang yang dipengaruhi pimpinan Kurva berbentuk lonceng disebut kurva perspektif menunjukkan gaya kepemimpinan sesuai dengan level kematangan Gaya kepemimpinan dalam kurva tersebut : Memberitahukan (telling) Menjajakan (selling) Mengikutsertakan (participating) Mendelegasikan (delegating)

Gaya yg disebutkan merupakan kombinasi dari perilaku tugas dan perilaku hubungan Perilaku tugas adalah sejauh mana pemimpin mengarahkan subordinat/bawahan Perilaku hubungan sejaumana pemimpin melakukan hubungan dua arah dengan staf/ bawahannya, menyediakan dukungan dan dorongan

Memilih Gaya Kepemimpinan Yang Tepat Gaya S-1 (Telling) Memberi petunjuk yang rinci dan jelas (who, what, when, where, and how to do) Mendefinisikan secara operasional peran pengikut Komunikasi satu arah Pemimpin yang membuat keputusan Supervisi ketat dan meminta pertanggungjawaban pengikut Instruksi bertingkat KISS (keep it simple and specific)

Memilih Gaya Kepemimpinan Yang Tepat Gaya S-2 (Selling) Menyediakan petunjuk mengenai (who, what, when, where, and how to do) Pemimpin yang membuat keputusan dan menjelelaskan, membuka peluang klarifikasi Melakukan dialog dua arah Menjelaskan peran pengikut Mengajukan pertanyaan utk mengindentifikasi level kemampuan Memperkuat perkembangan kecil

Memilih Gaya Kepemimpinan Yang Tepat Gaya S-3 (Participating) Membagi tanggungjawab untuk membuat keputusan Memenuhi kebutuhan ingin tahu pengikut Memfokuskan kegiatan utk mencapai hasil Mengikutkan konsekuensi tugas utk meningkatkan komitmen dan motivasi Menggabungkan pembuatan keputusan dengan pengikut Menentukan langkah2 berikutnya Memberi dorongan dan dukungan Mendiskusikan ketakutan para pengikut Memdorong pengikut memberi masukan

Memilih Gaya Kepemimpinan Yang Tepat Gaya S-4 (Delegating) Mendengar dan mengevaluasi perkembangan Mendelegasikan tugas dan aktivitas Pengikut membuat keputusan Mendorong kebebasan utk mengambil resiko Supervisi longgar Memonitor aktivitas Memperkuat hasil Memberi dukungan dgn menyiapkan sumber 38 38 Last

Buat secara Individu : Mind Mapping (Materi Kuliah Minggu ini) Persyaratan 1. Maksimal 1 (satu) halaman 2. Informatif (dapat diberi gambar, warna, symbol, dll ilustrasi) 3. Tidak Pakai Cover (cukup menulis nama, NIM, dan Nomor Urut Absensi di lembar Mind Map) 4. Ditulis tangan atau diprint (menggunakan software Mind Map) 5. Tidak boleh copy paste (harus unik Individual) 6. Dikumpulkan saat kuliah pertemuan berikutnya 7. Terlambat mengumpulkan perhari didenda 0,5 39

40