Modul ke: PERPAJAKAN II BUNGA PINJAMAN. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi.

dokumen-dokumen yang mirip
PAJAK ATAS BUNGA PINJAMAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DIREKTUR JENDERAL PAJAK

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Perhitungan Bunga Kredit dengan Angsuran

Modul ke: PERPAJAKAN I. PPh PASAL Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi.

Kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diperkirakan mengakibatkan pengeluaran sumber daya entitas

SPT TAHUNAN PPH BADAN TERKAIT PENYAMPAIAN SURAT PERNYATAAN HARTA (SPH) UNTUK PENGAMPUNAN PAJAK

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

I. UMUM II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2

Akuntansi Pajak Atas Liabilitas (Kewajiban)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENERAPAN PSAK 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERPAJAKAN

dasar hukum Tata cara pelaporan utang swasta luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Analisis Pemberian Kredit Dengan Metode Sliding Rate Dan Flat Rate Pada Bank Rakyat Indonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANALISIS PERENCANAAN PAJAK ATAS PEROLEHAN ALAT BERAT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPh TERUTANG (STUDI KASUS PADA PT APMS)

PENGALOKASIAN DANA BANK

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Pendapatan denda keterlambatan diakui pada saat diterima oleh KIK EBA.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

AKUNTANSI PERPAJAKAN. PSAK 46 : Standar Akuntansi atas PPh

ANALISIS KOREKSI FISKAL ATAS LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL PADA CV. REVIANA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 100/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN ATAS SURPLUS BANK INDONESIA

PERHITUNGAN BUNGA TABUNGAN

PERSANDINGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN

BAB IV PEMBAHASAN. Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk menyajikan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI

KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF EFEK BERAGUN ASET DANAREKSA SMF I KPR BTN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Oleh : I Nyoman Darmayasa, SE., M.Ak., Ak. BKP. Politeknik Negeri Bali 2011

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Kewajiban perpajakan yang dilakukan oleh koperasi KPRI Gotong

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 138 TAHUN 2000 TENTANG

BAB IV PEMBAHASAN. Pengenaan Pajak atas Penghasilan PT PIBS. PT PIBS adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi.

BAGIAN XIII LAPORAN ARUS KAS

TAMBAHAN ILUSTRASI DAN PENJELASAN PEDOMAN AKUNTANSI PERBANKAN INDONESIA BUKU 1

MODUL V REKONSILIASI FISKAL

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 SUKU BUNGA A. Pengertian Suku Bunga B. Faktor yang mempengaruhi suku bunga

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

30 Juni 31 Desember

AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. administratif dan diharapkan akan digunakan lebih dari satu

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Perbedaan antara Laba Komersial dan Laba Fiskal. Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha diwajibkan untuk menyusun

Perpajakan 1. UAS Semester Genap 2014/2015

PAJAK PERUSAHAAN Pajak penghasilan perusahaan Pajak pihak ketiga PPN dan PPnBM Pajak Lain-lain 2

2

PSAK 26 Biaya Pinjaman

ANALISIS FAKTOR FAKTOR PENENTUAN TINGKAT SUKU BUNGA KREDIT PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk. PERIODE 2013

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I. Modul ke: 06FEB. LAPORAN ARUS KAS Sumber : Dwi Martani. Fakultas. Fitri Indriawati, SE., M.Si

AKUNTANSI KOMERSIAL VS AKUNTANSI PAJAK

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Ketentuan Formal Perpajakan PT Cipta Sukma Mandiri Nomor Pokok Wajib Pajak

Catatan 31 Maret Maret 2010

BAB I PENDAHULUAN. pajak, baik pajak pusat maupun pajak daerah, ini terbukti pada tahun 2014

PERPAJAKAN I. MENGHITUNG PPh PASAL 21 (B) Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

AKUNTANSI PROPERTY INVESTASI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

13/01/2015 AKUNTANSI PAJAK INVESTASI PADA EFEK TERTENTU

Nama : Farah Fadhilah NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Budi Prijanto, SE., MM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi yang Melatarbelakangi Kesalahan atas Kewajiban Pemotongan PPh 23

BAB IV. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT

UNIVERSITAS INDONESIA PT ELEKTRINDO MAKALAH

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.36985/PP/M.XIII/15/2012. : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007

AKUNTANSI PERPAJAKAN DAMPAK TAX AMNESTY TERHADAP PELAPORAN KEUANGAN SESUAI DENGAN PSAK 70

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA SISTEM PERHITUNGAN BUNGA PADA PERBANKAN KONVENSIONAL DAN SISTEM PERHITUNGAN BAGI HASIL PADA PERBANKAN SYARIAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Perhitungan Pajak Penghasilan. Utang dan Modal. Penentuan. Pencabutan.

PERENCANAAN PAJAK (S1 AK ALIH JENIS)

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usaha tanpa adanya kepercayaan dari masyarakat. yang setia dan menguntungkan pihak bank. Dengan demikian, pihak bank

BAB II PEMBIAYAAN MODAL KERJA DAN SISTEM PERHITUNGAN BUNGA PADA PERBANKAN KONVENSIONAL

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka penulis membuat simpulan dari seluruh pembahasan yaitu sebagai

Perbandingan antara Utang dan Modal Perusahaan untuk Penghitungan Pajak Penghasilan sesuai PMK No. 169/PMK.010/2015

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perencanaan Pajak (Tax Planning) Pada PT. Yusonda

30 September 31 Desember Catatan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berhubungan dengan penghasilan juga berhubungan dengan Pajak

AKUNTANSI KOMERSIAL VS AKUNTANSI PAJAK

Evaluasi Kewajiban Perpajakan PPh Badan Final Pada Perusahaan Jasa Konstruksi Pada PT. Andica Parsaktian Abadi

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

BAB II LANDASAN TEORITIS. 2.1 Pengertian dan Fungsi Pajak Penghasilan. 1. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung

ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan

RUGI LABA BIAYA FISKAL

MAKALAH PERPAJAKAN. Disusun Oleh : Florentina Rosalia Marseli UNIVERSITAS SRIWIJAYA

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kredit berasal dari bahasa yunani (credere) yang berarti. disepakati yaitu dapat berupa barang, uang, atau jasa.

PT PETA DAFTAR JURNAL KOREKSI DAN REKLASIFIKASI TAHUN 2012 No. Keterangan Ref. KK Debit 1 Bank BINI C 13,500,000 Piutang dagang

BAB II LANDASAN TEORI. diterima atau diperoleh selama satu tahun pajak. Jenderal Pajak, dan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak.

Transkripsi:

Modul ke: PERPAJAKAN II BUNGA PINJAMAN Fakultas Ekonomi dan Bisnis Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id

PENDAHULUAN Setiap entitas selalu berusaha agar entitas dapat berkembang dan maju, modal di awal pendirian terkadang tidak cukup dan tidak sejalan dengan target dari waktu ke waktu. Hutang atau pinjaman menjadi salah satu cara agar kegiatan perusahaan dapat terus tumbuh dan berkembang serta maju sesuai target yang sudah ditetapkan. Sejalandenganutangdanpinjamanyangdilakukan,maka akan timbul biaya bunga sesuai kesepakatan kedua belah pihak antara pemberi pinjaman dan penerima pinjaman. 2

Bunga Pinjaman Sesuai Akuntansi Bunga dapat diartikan sebagai bentuk imbalan jasa atau kompensasi atas pinjaman yang diberikan oleh suatu pihak. Pembayaran pinjaman biasanya terdiri dari Pokok Utang dan Bunga, dimana bunga biasanya dari pokok utang dikali tarif bunga yang sudah disepakati kedua belah pihak. Namun tidak semua pinjaman dikenakan bunga, biasanya bunga dikenakan oleh Bank. 3

JENIS SUKU BUNGA PINJAMAN 1. Suku Bunga Flat Dalam suku bunga flat, jumlah pembayaran utang pokok dan bunga kredit besarnya sama tiap bulan. Nilai bunga akan tetap sama setiap bulan, karena bunga dihitung dari prosentasi bunga dikalikan pokok pinjaman awal. Jadi jumlah pembayaran pokok + bunga setiap bulan akan sama besarnya. 4

JENIS SUKU BUNGA PINJAMAN 2. Suku Bunga Efektif Dalam kredit dengan bunga efektif atau kadang disebut sliding rate. Perhitungan bunganya dilakukan pada setiap akhir periode angsuran. Bunga kredit dihitung dari saldo akhir setiap bulannya. Bunga dihitung berdasarkan nilai pokok yang belum dibayar. Jadi bunga per bulan akan berubah-ubah berdasar nilai pokok yang masih terhutang. Nilai bunga yang dibayar debitur setiap bulan akan semakin mengecil. Karena bunganya yang dibayar mengecil, maka angsuran per bulan akan semakin menurun dari waktu ke waktu. Angsuran bulan kedua lebih kecil daripada angsuran bulan pertama, begitu seterusnya. 5

JENIS SUKU BUNGA PINJAMAN 3. Suku Bunga Anuitas Kredit bunga anuitas adalah modifikasi dari perhitungan kredit bunga efektif. Modifikasi ini dilakukan untuk mempermudah nasabah dalam membayar per bulannya, karena angsuran tiap bulannya sama. Dalam kredit dengan bunga anuitas, angsuran bulanannya tetap. Namun komposisi bunga dan pokok angsuran akan berubah tiap periodenya. Nilai bunga per bulan akan mengecil, angsuran pokok per bulannya akan membesar. 6

JENIS SUKU BUNGA PINJAMAN 4. Suku Bunga Mengambang Dalam sistem ini, tingkat suku bunga akan mengikuti naik-turunnya suku bunga pasar. Jika suku bunga pasar naik, maka bunga kredit anda juga akan ikut naik, demikian pula sebaliknya. Sistem bunga ini diterapkan untuk kredit jangka panjang, seperti kredit kepemilikan rumah, modal kerja, usaha dan investasi. 7

BIAYA PINJAMAN Menurut PSAK 26 dan IAS 23 Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau produksi aset kualifikasian adalah bagian dari biaya perolehan aset tersebut. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban. 8

BUNGA PINJAMAN MENURUT FISKAL Deductible Expense (DE) Non Deductible Expense (NDE) 9

BIAYA BUNGA PINJAMAN DEDUCTIBLE EXPENSE Dana pinjaman tersebut disimpan atau ditempatkan dalam bentuk rekening giro yang atas jasanya dikenakan PPh yang bersifat final. Dana Pinjaman digunakan untuk kegiatan 3M perusahaan Meskipun memiliki deposito, namun simpanan deposito hanya karena adanya keharusan bagi Wajib Pajak untuk menempatkan dana jumlah tertentu pada suatu bank dalam bentuk deposito berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, Dapat dibuktikan bahwa penempatan deposito atau tabungan tersebut dananya berasal dari tambahan modal dan sisa laba setelah terkena pajak. 10

BIAYA BUNGA PINJAMAN NON DEDUCTIBLE EXPENSE Bunga pinjaman sehubungan dengan penghasilan yang telah dikenakan pajak bersifat final dan/atau Penghasilan yang tidak termasuk objek pajak (PMK No. 26/PMK.010/2016 dan Pasal 13 PP No. 94 Tahun 2010 ) Bunga pinjaman yang harus dikapitalisasi atau merupakan unsur harga pokok 11

BUNGA ATAS PINJAMAN YANG DISIMPAN PADA DEPOSITO SE-46/PJ.4/1995 Apabila jumlah rata-rata pinjaman sama besarnya dengan atau lebih kecil dari jumlah rata-rata dana yang ditempatkan sebagai deposito berjangka atau tabungan lainnya, maka biaya bunga yang dibayar atau terhutang atas pinjaman tersebut seluruhnya tidak dapat dibebankan sebagai biaya. Apabila jumlah rata-rata pinjaman lebih besar dari jumlah rata-rata dana yang ditempatkan dalam bentuk deposito atau tabungan lainnya, maka biaya bunga atas pinjaman yang boleh dibebankan sebagai biaya adalah bunga yang dibayar atau terutang atas rata-rata pinjaman yang melebihi. rata-rata yang ditempatkan sebagai deposito berjangka atau tabungan lainnya ( selisih rata-rata pinjaman dengan rata-rata deposito). 12

CONTOH SOAL Pada tahun 2001 PT X mendapatkan pinjaman dari Bank Mandiri dengan batas maksimum sebesar Rp 200.000.000,00 dan tingkat bunga pinjaman adalah 20%. Dari jumlah tersebut telah diambil pada bulan Pebruari sebesar Rp 125.000.000,00, pada bulan Juni diambil lagi sebesar Rp 25.000.000,00 dan sisanya (Rp 50.000.000,00) diambil pada bulan Agustus 2001. Disamping itu PT X mempunyai dana yang ditempatkan dalam bentuk deposito dengan perincian sebagai berikut: bulan Pebruari s.d Maret sebesar Rp 25.000.000,00 bulan April s.d Agustus sebesar Rp 46.000.000,00 bulan september s.d Desember sebesar Rp 50.000.000,00 Dengan demikian, berapa bunga pinjaman yang dapat dibebankan sebagai biaya? 13

Jawaban Bag - A Pertama cari rata-rata pinjaman dan rata-rata deposito yang dimiliki oleh PT X selama tahun 2001. Rata-rata Pinjaman Pinjaman Jangka Waktu Jumlah Januari 0 1 Bulan 0 Februari s/d Mei 125.000.000 4 Bulan 500.000.000 Juni s/d Juli 150.000.000 2 Bulan 300.000.000 Agustus s/d Des 200.000.000 5 Bulan 1.000.000.000 Jumlah 1.800.000.000 Sehingga rata-rata pinjaman tahun 2001 Rp. 1.800.000.000 : 12 = Rp. 150.000.000 14

Jawaban Bag - B Rata-rata Deposito Pinjaman Jangka Waktu Jumlah Januari 0 1 Bulan 0 Februari s/d Maret 25.000.000 2 Bulan 50.000.000 April s/d Agustus 46.000.000 5 Bulan 230.000.000 September s/d Des 50.000.000 4 Bulan 200.000.000 Jumlah 480.000.000 Sehingga rata-rata deposito tahun 2001 Rp 480.000.000 : 12 = Rp 40.000.000,00 15

Jawaban Bag - C Jadi bunga pinjaman yang dapat dibebankan sebagai biaya fiskal adalah = 20% x ( 150.000.000 40.000.000 ) = Rp 22.000.000 Maka dari Biaya Bunga Pinjaman secara komersial harus dikoreksi positif : Biaya Bunga Pinjaman (Komersial) = Rp. 200.000 000 X 20% = Rp. 40.000.000 Biaya Bunga Pinjaman (Fiskal) = Rp. 22.000.000 Koreksi Fiskal Positif = Rp. 18.000.000 16

Selisih Kurs Pembayaran Pinjaman Dan Bunga Pinjaman Dalam Undang Undang Pajak Penghasilan Pasal 6 ayat (1) huruf e dijelaskan bahwa besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan termasuk kerugian selisih kurs mata uang asing. Dijelaskan dalam SE-46/PJ.4/1995 tersebut hanya mengatur mengenai pembebanan biaya bunga pinjaman. Sehingga dalam hal Wajib Pajak menerima atau memperoleh penghasilan berupa bunga deposito atau tabungan lainnya, kerugian akibat selisih kurs bukanlah unsur yang perlu dikoreksi 17