Modul ke: BUDAYA ORGANISASI PENGELOLAAN ORGANISASI Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Christina Ariadne Sekar Sari, S.E., M.M. Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id
PENDAHULUAN BUDAYA ORGANISASI PENGELOLAAN ORGANISASI
PENDAHULUAN Di awal abad dua puluh satu pengembangan dan kemajuan ilmu dan teknologi ternyata telah berlangsung sangat cepat, tidak terkecuali di bidang pengelolaan organisasi. Di bidang tersebut, telah dihasilkan berbagai teori dan konsep baru, khususnya yang bertujuan meningkatkan kualitas pengelolaan organisasi agar menjadi organisasi yang efektif dalam mencapai tujuannya. Perkembangan konsep secara menyeluruh telah diintroduksi dalam manajemen sebagai ilmu induk atau ilmu dasarnya, dengan lahirnya Management By Objective (MBO), Total Quality Management (TQM), dan Management Strategy (MS).
PENDAHULUAN Di samping itu lahir pula konsep-konsep yang bersifat parsial atau berfokus pada bidang-bidang khusus dalam lingkup manajemen, seperti : Manajemen Pemasaran, Manajemen Produksi, Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM), termasuk di dalamnya Perencanaan Sumber Daya Manusia, Budaya Organisasi, Penilaian Kinerja, Perilaku Organisasi, dan lain-lain. Perkembangan yang bersifat parsial itu termasuk juga mengenai : Organisasi Belajar (Learning Organization) dan Pengembangan Organisasi (Organization Development)
PENDAHULUAN Semua perkembangan yang bersifat parsial itu tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan perkembangan manajemen dan/atau kepemimpinan untuk mengefektifkan organisasi. Pengembangan Organisasi (PO) yang telah mengetengahkan konsep-konsep dan aplikasi dalam menunjang realisasi kegiatan kepemimpinan untuk mengefektifkan organisasi.
PENGEMBANGAN ORGANISASI BUDAYA ORGANISASI PENGELOLAAN ORGANISASI
PENGEMBANGAN ORGANISASI Pengembangan Organisasi pada dasarnya diperuntukkan bagi organisasi yang sehat atau baik (good organization) dan bukan untuk yang tidak sehat atau buruk (bad organization).
PENGEMBANGAN ORGANISASI Organisasi yang baik atau sehat adalah organisasi yang bebas dari perilaku yang menyimpang dalam usaha mempertahankan dan mengembangkan eksistensinya, misalnya dengan mengembangkan tertib hukum di lingkungannya, agar setiap penyimpangan dapat ditertibkan. Organisasi yang tidak sehat atau tidak baik adalah organisasi yang diliputi perilaku penyimpangan, karena peraturan-peraturan atau hukum bukan saja tidak dapat ditegakkan, tetapi juga diperalat untuk mendukung perilaku menyimpang, terutama dalam bentuk Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme (KKN).
PENGEMBANGAN ORGANISASI Pemerintah sebagai organisasi penyelenggara negara yang tidak sehat atau tidak baik, karena berada di tangan aparatur yang selalu terlibat dalam kolusi, korupsi, dan nepotisme, sangat sulit untuk melakukan program Pengembangan Organisasi (PO). Program PO di lingkungan organisasi pemerintahan harus dimulai dari kondisi tertib hukum dengan terlebih dahulu memberantas dan mengakhiri perilaku KKN, dan meniadakan atau mengakhiri penyebab lain yang berhubungan dengan kondisinya yang tidak sehat.
PENGEMBANGAN ORGANISASI Organisasi yang tidak sehat atau tidak baik dapat terjadi pula di lingkungan organisasi profit. Penyebab utamanya adalah perilaku KKN : Kolusi dan Korupsi dapat terjadi di dalam organisasi profit atau dengan pihak luar khususnya dengan pihak aparatur pemerintah yang menangani bidang kerja suatu organisasi profit. Perilaku Nepotisme di lingkungan organisasi profit, seringkali masih dapat dipahami atau ditoleransi, terutama jika dilakukan oleh pemilik organisasi yang mungkin telah lama merencanakan untuk mengangkat anak atau anggota keluarganya sebagai pewaris pada jabatan-jabatan tertentu, dengan kesiapan menerima segala resikonya.
PENGERTIAN PENGEMBANGAN ORGANISASI BUDAYA ORGANISASI PENGELOLAAN ORGANISASI
PENGERTIAN PENGEMBANGAN ORGANISASI Wender L. French dan Cecil H. Bell, Jr dalam Sudaryono (2014:121) mengatakan bahwa pengembangan organisasi adalah: Usaha jangka panjang untuk meningkatkan kemampuan sebuah organisasi dalam memecahkan masalah, dan proses pembaharuan, terutama melalui manajemen dan kerjasama yang lebih efektif sebagai budaya yang dikembangkan dalam organisasi.
PENGERTIAN PENGEMBANGAN ORGANISASI W Warner Burke mengatakan bahwa pengembangan organisasi adalah : proses merancang (perencanaan) perubahan budaya organisasi dengan mempergunakan ilmu tentang perilaku teknologi, penelitian dan teori-teori yang relevan.
PENGERTIAN PENGEMBANGAN ORGANISASI Menurut Kreitner dan Kinicki (2005) dalam Sudaryono (2014 : 123), pengembangan organisasi adalah : sekelompok teknik atau intervensi yang digunakan untuk menerapkan perubahan dalam organisasi.
PENGERTIAN PENGEMBANGAN ORGANISASI Sasaran utama pengembangan organisasi adalah (Siagian, 2007 dalam Sudaryono, 2014 : 123) : 1. Peningkatan efektivitas organisasi sebagai suatu sistem yang bersifat terbuka. 2. Mengembangkan potensi para anggota organisasi menjadi kemampuan operasional yang nyata. 3. Intervensi dilakukan melalui kerja sama antara pihak manajemen dengan para anggota organisasi, untuk menemukan cara-cara terbaik dalam mencapai tujuan individu dan tujuan oganisasi secara keseluruhan.
PENGERTIAN PENGEMBANGAN ORGANISASI Lunenburg (2010 :1) mendefensisikan pengembangan organisasi sbb : Organizational development is a set of behavioral science techniques designed to plan and implement change in work settings. Pengembangan organisasi adalah sekumpulan teknik pengetahuan perilaku yang dirancang untuk merencanakan dan melaksanakan perubahan dalam penetapan kerja (baik pada individual, kelompok, dan seluruh organisasi).
PENGERTIAN PENGEMBANGAN ORGANISASI Teknik-teknik perubahan ini dapat dibagi menjadi dua kategori : proses dan struktural. Empat teknik proses perubahan meliputi : survei survey feedback (survei umpan balik), team building (pembangunan tim), process consultation (konsultasi proses), and quality of work life (kualitas kehidupan kerja). Empat teknik perubahan struktural meliputi : goal setting (penetapan tujuan), job redesign (perancangan kembali pekerjaan), quality circles (lingkaran kualitas), dan strategic planning (perencanaan strategis).
PENGERTIAN PERILAKU ORGANISASI BUDAYA ORGANISASI PENGELOLAAN ORGANISASI
PENGERTIAN PERILAKU ORGANISASI Perilaku organisasi (organizational behavior) merupakan: bidang studi yang mengkaji dan mempelajari pengaruh yang dimiliki oleh individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku dalam organisasi, yang bertujuan menerapkan bidang ini agar organisasi menjadi lebih efektif (Sudaryono, 2014 : 123).
PENGERTIAN PERILAKU ORGANISASI Greenberg dan Baron (2003) dalam Sudaryono (2014 : 124) mendefinisikan perilaku organisasi sebagai : bidang multidisipliner yang mempelajari perilaku individu, kelompok, dan proses dalam organisasi secara sistematis.
PENGERTIAN PERILAKU ORGANISASI Berdasarkan definisi tersebut, karakteristik bidang perilaku organisasi adalah : 1. Perilaku organisasional merupakan bidang yang bersifat multidisipliner. Perilaku organisasi dibangun dari berbagai disiplin ilmu seperti ilmu psikologi, psikologi sosial, sosiologi, dan antropologi. 2. Perilaku organisasi mempelajari perilaku individu, kelompok, struktur dan proses dalam organisasi secara sistematis.
ORGANISASI PEMBELAJARAN (LEARNING ORGANIZATION) BUDAYA ORGANISASI PENGELOLAAN ORGANISASI
ORGANISASI PEMBELAJARAN Perubahan-perubahan lingkungan yang cepat menyebabkan transformasi-transformasi dasar yang menuntut adanya perubahan dari paradigm organisasi tradisional ke paradigm baru.
ORGANISASI PEMBELAJARAN Secara tradisional, struktur organisasi yang paling umum dan didukung selama ini adalah struktur dimana aktivitas dikelompokkan berdasarkan fungsi umum dari bawah organisasi, dan dicirikan dengan tugas-tugas rutin, dispesialisasi, dan prosedur pengendalian standar. Organisasi seperti ini berlangsung efektif dalam waktu yang stabil, tetapi sering tidak bekerja dengan baik dalam lingkungan yang berubah cepat.
ORGANISASI PEMBELAJARAN Dewasa ini suatu organisasi dituntut untuk beralih ke paradigm baru menjadi organisasi pembelajar yang bersikap antisipatif dan responsif terhadap perubahan lingkungan tersebut, dan secara terus-menerus mau melaksanakan perubahan.
ORGANISASI PEMBELAJARAN Fiol dan Marjorie (1985) dalam Sudaryono (2014 : 125), memandang organisasi belajar sebagai : proses perbaikan dan tindakan melalui peningkatan pemahaman dan pengetahuan.
ORGANISASI PEMBELAJARAN David A. Garrin (1993) dalam Sudaryono (2014 : 127) mengatakan bahwa organisasi belajar merupakan : pengorganisasian kreativitas, kecakapan, dan transfer ilmu pengetahuan, yang selanjutnya diharapkan mampu memperbaiki perilaku sebagai pengejawantahan wawasan dan ilmu pengetahuan baru.
ORGANISASI PEMBELAJARAN Michael Back dalam Sudaryono (2014 : 129) mengatakan organisasi belajar adalah : organisasi yang memberikan fasilitas pembelajaran dan pengembangan pribadi pada semua anggotanya dan pada saat yang sama organisasi tersebut secara terus menerus mengubah dirinya sendiri.
ORGANISASI PEMBELAJARAN The learning organization is an organization, where member of the organization constantly put efforts to enhance their capacity and capability to generate desired outcomes and new patterns of thinking are fostered, members go together and constantly learn to see the whole together (Senge, 2004 dalam Farrukh, 2015 : 74).
TANTANGAN DAN PELUANG PERILAKU ORGANISASI BUDAYA ORGANISASI PENGELOLAAN ORGANISASI
TANTANGAN DAN PELUANG PERILAKU ORGANISASI Semakin banyak karyawan usia tua, wanita, dan orang kulit berwarna berada di lingkungan kerja. Pengecilan ukuran perusahaan dan penggunaan pekerja temporer yang begitu banyak, sehingga melemahkan ikatan kesetiaan yang dulunya mempererat karyawan dengan para pemberi kerja mereka, serta kompetisi global yang mengharuskan karyawan lebih fleksibel dan belajar menanggulangi perubahan yang cepat.
TANTANGAN DAN PELUANG PERILAKU ORGANISASI Sulitnya bagi perusahaan besar untuk berinovasi karena sifat-sifat dalam struktur mereka. Skala perusahaan yang kian membesar dapat membuat perusahaan menjadi lambat dan lebih berfokus pada mempertahankan keutuhan bangunan korporasi, sehingga ide-ide kreatif sering dianggap sebagai gangguan kemapanan. Perusahaan atau organisasi awal tidak cukup inovatif mempertahankan keunggulannya dalam waktu panjang.
TANTANGAN DAN PELUANG PERILAKU ORGANISASI Fakta-fakta tersebut membuat banyak perusahaan mengembangkan tim-tim pencari ide di dalam perusahaan untuk merangsang inovasi. Pada konteks budaya organisasi, mereka mencoba merekayasa nilai-nilai yang dipikirkan dapat melandasi pembentukan motivasi berinovasi.
TINGKATAN ANALISIS PERILAKU ORGANISASI BUDAYA ORGANISASI PENGELOLAAN ORGANISASI
TANTANGAN DAN PELUANG PERILAKU ORGANISASI Ilmu perilaku organisasi, konsentrasi kajiannya berada pada tiga tingkatan analisis, yaitu : tingkat individu tingkat kelompok tingkat organisasi
TANTANGAN DAN PELUANG PERILAKU ORGANISASI 1. Tingkat individu Setiap individu yang memasuki suatu organisasi akan membawa perbedaan-perbedaan. Perbedaan individu ini dipengaruhi oleh berbagai variabel antara lain kemampuan, pembelajaran, kepribadian, persepsi, sikap, motivasi, dan stress. Perbedaan-perbedaan pada tingkat individu ini akan mempengaruhi perilaku mereka di dalam organisasi khususnya kinerja mereka.
TANTANGAN DAN PELUANG PERILAKU ORGANISASI 2. Tingkat kelompok Individu-individu yang bergabung dalam suatu kelompok, dipengaruhi oleh pola-pola perilaku yang ingin mereka tunjukkan, apa yang dianggap sebagai standar perilaku yang dapat diterima oleh kelompok tersebut, dan tingkat dimana anggota kelompok saling tertarik.
TANTANGAN DAN PELUANG PERILAKU ORGANISASI 3. Tingkat organisasi Pada level organisasi, banyak faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi secara keseluruhan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi tersebut antara lain adalah desain dan struktur organisasi, budaya organisasi, serta kebijaksanaan dan praktik-praktik sumber daya manusia.
Terima Kasih Christina Ariadne Sekar Sari, S.E., M.M.