I. PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BAB II RENCANA STRATEJIK

DINAS PERKEBUNAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Jl. Jenderal Soedirman No. 18 Telp. (0536) Fax (0536) Palangka Raya Kalimantan tengah

RECANA KERJA SATUAN KERJA PERANGAKAT DAERAH DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

DUKUNGAN SUB SEKTOR PERKEBUNAN TERHADAP PELAKSANAAN KEBIJAKAN

LAPORAN KINERJA (LKJ)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pengintegrasian Rencana Kerja Pembangunan Perkebunan,

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR RENCANA KERJA ( RENJA )

KATA PENGANTAR. perencanaan kegiatan Dinas Perkebunan Provinsi Riau Tahun Pekanbaru, Desember 2015 KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROPINSI RIAU,

Hermanto (1993 ; 4), menyebutkan bahwa pembangunan pertanian termasuk didalamnya tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan,

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I P E N D A H U L U A N. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Indikator Kinerja, Target dan Realisasi Pada Sasaran

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

RENCANA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

Renja BP4K Kabupaten Blitar Tahun

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1

BAB VI INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

KATA PENGANTAR. Samarinda, Juli 2016 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP

Kata Pengantar. Padang, September 2016 Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat

II. PENGUKURAN KINERJA

1.1. Latar Belakang. Proses penyusunan dan penetapan Renstra SKPD tersebut dilaksanakan dengan mengacu pada mekanisme perencanaan

KATA PENGANTAR Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Plan), Rencana Kinerja (Performace Plan) serta Laporan Pertanggungjawaban

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Tahun Anggaran 2015

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan rencana Pembangunan Jangka Menengah sampai tahun 2009 sebesar

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di

BAB 2 Perencanaan Kinerja

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN

Tabel I.16. Program/Kegiatan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi D.I.Yogyakarta yang Dibiayai oleh APBD Tahun 2007

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kinerja Tahunan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

RENCANA KERJA (RENJA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS

BUPATI MANDAILING NATAL

BAB II. PERENCANAAN KINERJA

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

BAB II PERENCANAAN STRATEGIS

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 33/Permentan/OT.140/7/2006 TENTANG PENGEMBANGAN PERKEBUNAN MELALUI PROGRAM REVITALISASI PERKEBUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RENJA BAGIAN PERTANAHAN TAHUN 2015 (REVIEW)

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016

PENGANTAR. Ir. Suprapti

MENDORONG KEDAULATAN PANGAN MELALUI PEMANFAATAN SUMBERDAYA UNGGUL LOKAL. OLEH : GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Dr.

I. PENDAHULUAN. A. Maksud dan Tujuan

KATA PENGANTAR. Samarinda, September 2015 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

Renstra BKP5K Tahun

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOM OR 7 TAHUN

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif

RENCANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

A. Dinamika Lingkungan Strategis, Permasalahan dan Peluang Pembangunan Perkebunan

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

BAB I PENDUHULUAN Latar Belakang

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

KATA PENGANTAR. Bandung, 2013 KEPALA BPPT KOTABANDUNG. Drs. H. DANDAN RIZA WARDANA, M.Si PEMBINA TK. I NIP

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jayapura, 31 Desember 2014 Kepala Dinas, Ir. SEMUEL SIRIWA, M.Si Pembina Utama Muda NIP KATA PENGANTAR

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG

KATA PENGANTAR. Muara Beliti, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Musi Rawas,

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada

REKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

VISI Visi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Mojokerto adalah :

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang No. 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan dalam Pasal 23 Ayat (1) mengamanatkan bahwa usaha perkebunan dilakukan secara terpadu dan terkait dalam agribisnis perkebunan dengan pendekatan kawasan pengembangan perkebunan. Dalam kawasan tersebut seluruh sub system agribisnis perkebunan distimulasi untuk berkembang secara optimal, sinergis dan terintergrasi, sehingga petani pekebun dan para pelaku usaha dalam kawasan tersebut dapat memperoleh manfaat dan nilai tambah yang maksimal secara berkelanjutan. Pembangunan sub sektor perkebunan merupakan tulang punggung perekonomian yang terus meningkat, seiringi dengan peningkatan produksi dan kualitas hasil, perkembangan dan pertumbuhan kawasan dan ekonomi di wilayah sentra perkebunan/pedesaan yang sekaligus positif terhadap peningkatan pendapatan petani. Kondisi ini menggambarkan bahwa peranan pembangunan sub sektor perkebunan memberikan kontribusi yang besar terhadap pengembangan ekonomi pedesaan dan pertumbuhan kawasan baru yang berbasis komoditas perkebunan. Reorientasi Pembangunan Perkebunan Nasional tehadap pembangunan ekonomi masyarakat dipedesaan, hal tersebut diindikasikan dengan meningkatnya produksi dan produktifitas, perluasan areal, penguatan hak atas tanah, pemanfaatan dan DISBUN SUMSEL RENJA 2017 1

penggunaan lahan dalam rangka meningkatkan efisiensi usaha Peningkatan produksi dan produktivitas perkebunan yang berkeadilan dan berkelanjutan di Indonesia. Mengingat diera globalisasi tuntutan pasar dunia menjadi demikian penting untuk diperhatikan, bukan saja mutu produk yang dihasilkan melainkan pembangunan berwawasan lingkungan justru menjadi perhatian Negara-negara konsumen, oleh karenanya dalam merencanakan pemanfaatan ruang suatu kawasan perlu dikaji dan ditelaah beberapa aspek baik teknis maupun non teknis dari kawasan yang bersangkutan. Hal ini sangat penting, mengingat dalam penataan kawasan akan dilakukan alokasi serta penetapan suatu kegiatan, sehingga pertumbuhan dan perkembangan kawasan yang ditimbulkan oleh elemen-elemen kegiatan dalam suatu proses yang kontinyu, seperti pertumbuhan fisik kawasan sering kali tidak seimbang dengan perkembangan kawasan adanya perbedaan daya tampung fisik kawasan yang terbatas dengan pertumbuhan kawasan itu sendiri. Di Provinsi Sumatera Selatan Pembangunan Perkebunan tersebut dapat dilihat dalam periode tiga tahun terakhir ini luas areal perkebunan rakyat terus meningkat dengan rincian luas areal Tahun 2012 seluas 2.429.132 ha, tahun 2013 menjadi 2.542.801 Ha, dan pada tahun 2014 seluas 2.620.992 ha, umumnya komoditi yang diusahakan tanaman karet, kelapa sawit, Kopi, Kelapa dan komoditi harapan lainnya. Produksi perkebunan pun mengalami peningkatan dalam tiga tahun terakhir dengan rincian total produksi DISBUN SUMSEL RENJA 2017 2

perkebunan Tahun 2012 sebesar 3.561.990 Ton, Tahun 2013 sebesar 3.845.982 Ton, dan tahun 2014 sebesar 4.114.840 Ton,. Bahkan menurut data yang dirilis oleh Analis Tim Statistik Indonesia, Provinsi Sumatera Selatan merupakan Produsen Karet Terbesar di Indonesia di ikuti oleh Sumatera Utara dan Riau. Dari total produksi karet di Indonesia, 20 % produksi tersebut dihasilkan oleh Provinsi Sumatera Selatan. Laju produksi ini masih bisa ditingkatkan karena produktivitas komoditi di Sumatera selatan masih dibawa rata-rata. Rendahnya produktivitas dan mutu hasil ini disebabkan belum sepenuhnya di terapkan sistem budidaya yang baik (Good Agriculture Practices/GAP), penggunaan bibit unggul yang masih rendah, belum sepenuhnya penggunaan pupuk, pengendalian hama dan penyakit serta rendahnya teknik penyadapan dan pengolahan hasil. Disisi lain banyaknya tanaman karet yang tua/rusak yang perlu segera diremajakan mencapai 143.192 Ha sehingga mempengaruhi produktivitas tanaman karet. 1.2. Landasan Hukum Sebagai Instansi Teknis yang menangani bidang perkebunan, sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 8 tahun 2008 tanggal 18 Juni 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Derah Provinsi Sumatera Selatan serta Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 13 tahun 2008 tanggal 21 Juli 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis DISBUN SUMSEL RENJA 2017 3

Dinas (UPTD) di Lingkungan Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan dan Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 76 tahun 2008 tanggal 5 Desember 2008 tentang Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan sebagai berikut : Tugas Pokok Dinas Perkebunan : Melaksanakan kewenangan desentralisasi dan tugas dekonsentrasi di bidang perkebunan serta mempunyai fungsi : a) Pembinaan umum berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Gubernur; b) Pembinaan dan pengendalian teknis dibidang perkebunan; c) Melaksanakan proses pemberian izin dan pembinaan usaha sesuai dengan tugasnya; d) Penyelenggaraan penyuluhan dan pembinaan kemitraan usaha perkebunan; e) Pembinaan, pengamanan teknis sesuai dengan tugasnya; f) Penyelenggaraan, pengujian teknologi dalam rangka penerapan teknologi anjuran; g) Penyelenggaraan ketatausahaan dinas; h) Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas. DISBUN SUMSEL RENJA 2017 4

i) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya. Untuk membantu pelaksanaan Tugas dan Fungsi Kerjanya Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan dibantu 2 (dua) Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) yaitu: 1. UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan (BPSBTP) yang mempunyai tugas memberikan bimbingan teknis pengawasan dan pengujian mutu benih dalam rangka penyiapan benih bermutu sesuai standar mutu benih yang ada dan mempunyai fungsi : a) Pelaksanaan bimbingan teknis pengawasan mutu benih perkebunan b) Pelaksanaan pengujian mutu benih perkebunan c) Penyiapan petunjuk teknis pengawasan dan pengujian mutu benih berdasarkan standar teknis yang ada. d) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan langsung. 2. UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) yang mempunyai tugas menyelenggarakan pengujian dan pengembangan teknologi pengendalian organisme pengganggu tanaman, melaksanakan identifikasi jenis organisme pengganggu tanaman pengadaan dan perbanyakan serta penyebaran agensia hayati dan pestisida nabati dan mempunyai fungsi : DISBUN SUMSEL RENJA 2017 5

a) Pengidentifikasian, penginventarisasian dan penetapan status organisme pengganggu tanaman b) Pengujian laboratorium dan pengujian lapangan metode pengamatan dan pengendalian organisme pengganggu tanaman. c) Pengadaan, perbanyakan dan penyebaran agensia hayati dan pestisida nabati. d) Pengujian penentuan ambang toleransi dan kerugian ekonomi akibat organisme pengganggu tanaman e) Pengembangan metode pengendalian secara terpadu organisme pengganggu tanaman f) Pelatihan dan kursus bagi petugas dan kontak tani serta regu proteksi tanaman. Guna menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Perkebunan Propinsi Sumatera Selatan pada tahun 2015 telah ditetapkan program kerja atau yang dikenal dengan RKT/ Rencana Kerja Tahunan dan telah disinkronkan dengan Rencana Strategis Daerah serta RPJM Provinsi Sumatera Selatan tahun 2013 2018 serta diaplikasikan dalam Permendagri No.13 tahun 2005. DISBUN SUMSEL RENJA 2017 6

1.3. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan pembuatan Rencana Kerja Dinas Perkebunan Tahun Anggaran 2017 adalah memberikan gambaran apa yang akan dilaksanakan Dinas Perkebunan dalam melaksanakan pembangunan perkebunan tahun 2017 sesuai tema pembangunan perkebunan tahun 2017 meningkatkan produktivitas dan mutu hasil Perkebunan untuk mewujudkan Sumatera Selatan Sejahtera dan mengacu pada Rencana Strategis Dinas Perkebunan dan RPJMD Provinsi Sumatera Selatan serta berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perkebunan yang diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 8 tahun 2008 tanggal 18 Juni 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Derah Provinsi Sumatera Selatan serta Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 13 tahun 2008 tanggal 21 Juli 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) di Lingkungan Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan dan Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 76 tahun 2008 tanggal 5 Desember 2008 tentang Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan. DISBUN SUMSEL RENJA 2017 7

1.4. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan Renja ini meliputi gambaran umum kondisi perkebunan di Provinsi Sumatera Selatan, permasalahan-permasalahan terhadap peningkatan produktivitas dan mutu hasil perkebunan, meningkatkan peran petani pekebun, bagaimana melakukan sinkronisasi pembangunan perkebunan yang berkelanjutan untuk mewujudkan Sumatera Selatan Gemilang. Isi dari Renja Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan meliputi: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Landasan Hukum 1.3. Maksud dan Tujuan 1.4. Sistematika Penulisan II. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU 2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra SKPD 2.2 Analisis Kinerja Pelayanan SKPD 2.3 Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD 2.4 Review terhadap Rancangan Awal RKPD 2.5 Penelaah Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat DISBUN SUMSEL RENJA 2017 8

III. TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaah terhadap Kebijakan Nasional dan Prioritas Pembangunan Nasional 3.2 Tujuan dan sasaran Renja SKPD 3.3 Program dan Kegiatan IV. PENUTUP DISBUN SUMSEL RENJA 2017 9

II. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU 2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra SKPD Pada Tahun Anggaran 2015 Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan mendapat alokasi anggaran untuk mendukung kegiatan pembangunan perkebunan di Sumatera Selatan pada Tahun Anggaran 2015 mendapatkan alokasi dari APBD berjumlah Rp. 39.904.966.000,- dengan rincian untuk Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 15.212.248.000,- dan Belanja Langsung program SKPD sebesar Rp. 25.189.719.500,- dengan rincian program dan kegiatan sebagai berikut : 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran yang terdiri dari 14 kegiatan dengan pagu dana sebesar Rp. 3.361.711.500,-. Program ini telah terealisasi keuangan sebesar Rp. 2.461.395.707,- (72,22%) dan realisasi fisik 93,17 %. 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur yang terdiri dari 5 (lima) kegiatan yaitu dengan jumlah anggaran Rp. 1.324.000,-. Program ini telah terealisasi keuangan sebesar Rp. 1.159.527.351,- (87,58%) dan realisasi fisik 96,62 %. 3. Program Peningkatan Produksi dan Produktivitas Perkebunan, yang terdiri dari 5 (lima) kegiatan, dengan jumlah anggaran Rp. 12.634.865.000,-. Program ini telah terealisasi keuangan Rp.11.742.964.800,- ( 92,94%) dan realisasi fisik 100 %. DISBUN SUMSEL RENJA 2017 10

4. Program Penyusunan dokumen perencanaan SKPD dengan jumlah anggaran sebesar Rp.296.350.000,- terealisasi sebesar Rp. 169.488.610,- (57,19%) dan realisasi fisik 100% 5. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Perkebunan yang terdiri dari 5 (lima) kegiatan dengan jumlah anggaran sebesar Rp.598.350.000.,- terealiasi sebesar Rp. 502.276.200,- (83,94 %) dan realisasi fisik 100 %. Dengan kegiatan Pengawasan Pestisida, Pengembangan pembiayaan usaha perkebunan, Pembinaan & antisipasi kebakaran lahan perkebunan serta Pembinaan dan penyusunan dan pengawasan RDKK untuk petani Sub Sektor Perkebunan 6. Program Pengembangan Perbenihan Perkebunan, dengan pagu anggaran Rp. 440.000.000,-. Program ini telah terealisasi keuangan sebesar Rp. 320.502.072,- (72,84%) dan realisasi fisik 97 %. Kegiatan ini melakukan pengawasan peredaran benih serta melaksanakan sertifikasi tanaman perkebunan selama tahun 2015 dengan jumlah 59.742.137 batang / butir / Kecambah yang telah disertifikasi. 7. Program Proteksi Tanaman Perkebunan, yang terdiri dari 6 (enam) kegiatan dengan jumlah anggaran Rp. 2.298.000.000,- terealisasi sebesar Rp. 1.824.859.852,- (79.41%) dan perkembangan fisik 100 %. Kegiatan ini merupakan Pengujian teknologi proteksi dan operasional laboratorium proteksi, pengendalian penyakit KAS, JAP, PBKo serta bantuan alat pengendalian hama babi. DISBUN SUMSEL RENJA 2017 11

8. Program Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan/ P2HP, yang terdiri dari 8 (delapan) kegiatan, dengan jumlah anggaran Rp. 2.857.005.000,-. Program ini telah terealisasi keuangan sebesar Rp. 2.020.838.375,-( 70.73 %) dan realisasi fisik 98.92 %. 9. Program Pengembangan Kelembagaan usaha Perkebunan/PKUP, yang terdiri dari 4 (empat) kegiatan, dengan jumlah anggaran Rp. 512.650.000,-.Realisasi fisik 100 % dan realisasi keuangan Rp. 38434793960,- (75 %). Kegiatankegiatannya meliputi pembinaan dan pengawalan revitalisasi perkebunan, Pembinaan kemitraan usaha perkebunan dalam rangka mendukung asosiasi petani dengan gapperindo, Pelatihan dan pengembangan Sistem keberhasilan Ekonomi (SKE) petani perkebunan sebanyak 300 petani di 3 Kabupaten serta Pembinaan dan pengawasan Perkebunan Besar Swasta Negara (PBSN). 10. Program pengembangan sentra-sentra produksi perkebunan, yang terdiri dari 2 ( dua ) kegiatan, dengan jumlah anggaran Rp.866.788.000,-. Realisasi fisik 100 % serta realisasi keuangan Rp. 161.123.000,-(18.59 %).. Sampai dengan tahun 2015 banyak kegiatan yang belum mencapai target pembangunan perkebunan seperti tercantum dalam Rencana Strategis Pembangunan Perkebunan 2013-2018 walaupun juga ada beberapa kegiatan yang sudah tercapai seperti yang ditargetkan (lampiran Tabel.1). Banyaknya tanaman perkebunan yang sudah tua/rusak yang perlu diremajakan masih jauh dari target yang diharapkan. Dengan total luas areal karet DISBUN SUMSEL RENJA 2017 12

rakyat yang tua seluas 143.192 Ha dan setiap tahun terus bertambah sehingga memerlukan kontribusi yang besar baik dari pemerintah pusat, provinsi, perusahaan perkebunan kabupaten/kota maupun swadaya masyarakat. Begitu juga kegiatan yang bersifat fisik lainnya masih rata-rata dibawah dari target yang telah dibuat di renstra. Untuk menanggulangi hal tersebut, perlu terus dilakukan koordinasi antara Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/kota, Perusahaan perkebunan, pihak perbankan dan meningkatkan swadaya masyarakat. Selain itu, total realisasi keuangan (82,36%) yang lebih kecil dibandingkan dengan realisasi fisik (98,74%) diakibatkan oleh adanya penundaan pembayaran 8 kegiatan yang pembayaranannya dilaksanakan di Tahun Anggaran 2016. 2.2 Analisis Kinerja Pelayanan SKPD Sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 8 tahun 2008 tanggal 18 Juni 2008 tugas Pokok Dinas Perkebunan adalah melaksanakan kewenangan desentralisasi dan tugas dekonsentrasi dibidang perkebunan serta mempunyai salah satu fungsi Pembinaan dan pengendalian teknis dibidang perkebunan, maka dalam pelayanannya Dinas Perkebunan juga melakukan sertifikasi benih yang beredar di Provinsi Sumatera Selatan. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mencegah/mengurangi beredarnya benih palsu di provinsi Sumatera Selatan. DISBUN SUMSEL RENJA 2017 13

Dari target pelaksanaan sertifikasi dari tahun 2013 sampai dengan Tahun 2014 berjumlah 120 juta benih telah tercapai sejumlah 150.873.098 benih atau tercapai sebesar 125,73%. 2.3 Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD Sejauh ini dalam pelaksanaan pembangunan perkebunan sudah berjalan dengan baik. Koordinasi dengan Dinas yang membidangi perkebunan di Kabupaten/Kota Se Sumatera Selatan telah terlaksana baik dari mulai penyusunan rencana kegiatan (Rapat Teknis) maupun dalam pelaksanaan kegiatan. Pembangunan perkebunan dilaksanakan dengan mengutamakan konsep pengembangan berbasis wawasan, melakukan identifikasi daerah-daerah sesuai dengan topografi dan komoditi unggulan perwilayah. Sesuai dengan Permentan 50 Tahun 2012 tentang Pedoman Pembangunan Pertanian Berbasis Kawasan dan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 46 Tahun 2015 tentang kawasan pertanian nasional maka pembangunan perkebunan sudah harus mempersiapkan Masterplan Pembangunan Perkebunan Berbasis Kawasan tersebut. Pelaksanaan pembangunan perkebunan difokuskan dilaksanakan berdasarkan pada cluster-cluster pengembangan komoditas dan diarahkan untuk mendorong pertumbuhan industri hilir. Namun, masih rendahnya produktivitas produk perkebunan yang diakibatkan oleh banyaknya tanaman perkebunan rakyat yang belum menggunakan bibit unggul, DISBUN SUMSEL RENJA 2017 14

banyaknya tanaman perkebunan rakyat yang sudah tua/rusak, banyak tanaman yang terkena serangan hama dan penyakit serta minimnya penggunaan sara dan prasarana produksi masih perlu mendapatkan perhatian ekstra. Untuk peremajaan karet rakyat, tiap tahun perlu dilaksanakan 35 ribu Ha peremajaan karet tua/rusak. Begitu juga halnya untuk tanaman Kelapa Sawit, Kopi dan Kelapa. Untuk menanggulangi hal tersebut, selain dengan menggunakan dana APBD Provinsi, APBN maupun APBD Kabupaten/kota petani juga difasilitasi untuk hal mencari sumber pendanaan pihak ketiga atau dana komersial perbankan. Namun banyaknya lahan petani perkebunan yang masih belum bersertifikat sebagai agunan sehingga masih kesulitan mendapatkan pinjaman bank, sehingga perlu difasilitasi peningkatan status hak atas kepemilikan lahan. Di bidang sumber daya manusia, Perkebunan sejak bergulirnya otonomi daerah kekurangan tenaga teknis atau penyuluh karena sebagian besar tenaga teknis dilapangan atau kabupaten/kota mutasi ke unit-unit kerja lain. Dalam peningkatan Infrastruktur kebunpun masih memerlukan perhatian, baik petani parsial maupun petani plasma banyak kebun belum menpunyai akses jalan produksi dan gorong-gorong dan jembatan ke pusat pemerintah baik desa maupun kecamatan, disamping itu jalan usaha tani dan jalan produksi yang ada banyak tidak dapat dijangkau oleh kendaraan bermotor. DISBUN SUMSEL RENJA 2017 15

2.4 Review terhadap Rancangan Awal RKPD Penyusunan rencana pembangunan perkebunan Tahun 2017 difokuskan pada pembinaan dan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan ditahun-tahun sebelumnya. Keterbatasan anggaran mengakibatkan kegiatan-kegiatan fisik bentuan kemasyarakat tidak dianggarkan terutama untuk peremajaan karet dan intensifikasi kopi serta bantuan alat pengolahan. Berdasarkan data statistik diperlukan bantuan sampai 35.000 Ha tanaman karet yang perlu diremajakan. Jika tiap tahun peremajaan karet tidak sesuai dengan target yang diharapkan, maka tanaman karet tua akan terakumulasi terus dari tahun ketahunnya dan mengakibatkan menurunnya produktivitas dan pendapatan petani. Selain dari itu, perlu dilakukan pelatihan cara budidaya tanaman terutama untuk tanaman karet yang banyak diminati oleh masyarakat. Pelatihan budidaya karet ini dilakukan agar petani dapat melakukan sistem budidaya dengan baik (good Agriculture Practices) sehingga tanaman akan tumbuh optimal. Selain komoditi karet dan kelapa sawit, perlu juga memberikan perhatian khusus terhadap komoditi-komoditi kopi dan kelapa. Banyaknya tanaman kopi rakyat yang sudah tua sehingga mengakibatkan produktivitas kopi yang menurun. Sehingga perlu dilakukan peremajaan dan rejuvinasi serta dilakukan diversifikasi tanaman kopi dengan kakao/lada untuk lebih meningkatkan penghasilan petani kopi. DISBUN SUMSEL RENJA 2017 16

2.5 Penelaah Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat Selain banyaknya permintaan bantuan bibit karet baik itu untuk perluasan areal baru maupun untuk peremajaan karet rakyat yang sudah tua/rusak, minimnya sarana produksi juga menjadi permasalahan dilapangan. Susahnya pupuk bersubsidi diperoleh untuk sub sektor perkebunan dan masaih mahalnya pupuk non subsidi sehingga banyak petani yang mengeluh dan akibatnya banyak tanaman yang kurang diberi pupuk. Hal ini dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman yang kurang optimal dan hasil produksi yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Menindaklanjuti hal tersebut, setiap tahun dilakukan fasilitasi penyusunan RDKK pupuk bersubsidi serta bantuan benih karet untuk perluasan dan peremajaan baik dari dana APBD Provinsi maupun dari APBN dana Tugas Pembantuan. DISBUN SUMSEL RENJA 2017 17

III. TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaah terhadap Kebijakan Nasional dan Prioritas Pembangunan Nasional Sesuai dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia telah ditetapkan 6 koridor ekonomi Indonesia. Sumatera sebagai koridor Batubara, Kelapa Sawit dan Karet. Adapun strategi umum untuk pengembangan Kelapa Sawit dengan cara meningkatkan produktivitas dengan penggunaan bibit berkualitas tinggi, pengembangan konektivitas antar komponen produksi dari hulu sampai hilir dan mendorong berkembangnya industri hilir kelapa sawit secara terpadu. Untuk mendorong pengembangan karet dilakukan Peremajaan pohon karet dengan bibit unggul dalam rangka peningkatan produktivitas dan mempercepat usia produksi, pembenahan proses pengumpulan karet, Penyediaan energi untuk mendukung pengembangan industri hilir karet. Selain dari itu, pemerintah pusat juga telah mencanangkan program kedaulatan pangan dalam hal ini swasembada gula dalam rangka mendukung swasembada pangan tersebut sampai dengan tahun 2018 yang dilakukan dengan cara melakukan revitalisasi pabrik-pabrik gula serta melakukan pengembangan tanaman tebu rakyat. Selain dari pada itu, telah dicanangkan juga oleh Presiden Republik Indonesia untuk pengurangi emisi karbon sebesar 26% yang dilakukan DISBUN SUMSEL RENJA 2017 18

dengan pengembangan tanaman-tanaman baru seperti karet, kakao dan pinang. Untuk mendukung program-program tesebut juga telah direncanakan dalam Renja Dinas Perkebunan kegiatan-kegiatan yang meliputi bantuan benih kelapa sawit, sertifikasi benih unggul pelatihan budidaya perkebunan serta penanggulangan organisme pengganggu tanaman. 3.2 Tujuan dan sasaran Renja SKPD Sesuai dengan target dan sasaran yang dirumuskan dalam Ranstra SKPD, maka diharapkan rancana kerja SKPD Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan tahun 2017 ini dapat mewujudkan pencapaian kinerja pembangunan perkebunan yang meliputi: 1) Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dan kelembagaan petani pekebun. Pengelolaan usaha perkebunan akan semakin baik jika kualitas sumberdaya manusia yang ada baik aparat maupun non aparat ditingkatkan melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan. pembinaan kelembagaan diarahkan agar terjalin kemitraan yang baik antara kelembagaan petani dengan investor ataupun pengusaha perkebunan. Di Tahun 2017 ditargetkan akan terlatih 600 SDM perkebunan baik itu dari petani dan juga petusa perkebunan agar kualitas SDM tersebut meningkat. Untuk pengawasan perkebunan besar diharapkan akan terealisasi sebanyak 202 unit usaha baik itu DISBUN SUMSEL RENJA 2017 19

unit usaha perkebunan karet, kelapa sawit, tebu, kelapa dan sebagainya. 2) Meningkatnya mutu dan nilai tambah produk perkebunan, meningkatnya mutu dan nilai tambah produk hasil perkebunan diharapkan akan meningkatkan pendapatan petani pekebun. hal ini dapat tercapai apabila pengembangan agribisnis di berbagai sub sektornya dipadu dan diperkuat seperti di sub sistem perdagangan hasil/produk perkebunan, sub system pengolahan hasil perkebunan atau agroindustri serta subsistem perdagangan hasil kegiatan agroindustri. Di tahun 2017 ditargetkan persentase peningkatan harga sebesar 1,5% secara total dari komoditas-komoditas hasil perkebunan. 3) Meningkatnya luas areal, kegiatan pembangunan perkebunan rakyat difokuskan pada upaya peremajaan dan rehabilitasi tanaman karet tua, sedangkan perkebunan besar diupayakan pada optimalisasi pemanfaatan lahan HGU (Hak Guna Usaha) dan lahan cadangan yang sudah dialokasikan/izin prinsip yang telah diterbitkan serta terbinanya terus-menerus kawasan utama produksi perkebunan. Sampai dengan tahun 2017 ditargetkan luas areal perkebunan akan meningkat sampai dengan 2.554.499 Ha. 4) Meningkatnya produksi, produktivitas dan pendapatan petani pekebun, di tahun 2017 peningkatan produksi ditargetkan untuk komoditi karet sebesar 1.200.000 ton, produksi kelapa sawit DISBUN SUMSEL RENJA 2017 20

sebesar 2.280.000 ton, produksi kopi sebesar 144.000 ton dan produksi kelapa sebesar 62.500 ton. 3.3 Program dan Kegiatan Untuk mewujudkan Sumatera Selatan Sejahtera 2018, maka tema pembangunan perkebunan ditahun 2016 ini adalah meningkatkan produktivitas dan mutu hasil Perkebunan untuk Mewujudkan Sumatera Selatan Sejahtera. Sesuai dengan sub tema pembangunan Sumatera Selatan untuk memantapkan hilirisasi sektor pertanian di Sumatera Selatan, maka disusunlah rencana kerja pembangunan perkebunan yang meninitik beratkan pada pembinaan dan melakukan evaluasi pencapaianpeningkatan produksi dan produktivitas komoditi perkebunan serta mendorong industri hilir di masyarakat. Secara garis besarnya dalam penyusunan rencana kerja tahun 2016 terdapat 9 program dengan 38 kegiatan. Sebagai kegiatan pokok adalah pembuatan kebun entres kopi 1 Ha di Kabupaten OKU Selatan dan Kota Pagar Alam, Pengendalian Penyakit Kering Alur Sadap (KAS) di 4 Kabupaten seluas 195 Ha, serta bantuan alat pengolahan kopi di empat lawing sebanyak 2 unit. DISBUN SUMSEL RENJA 2017 21

IV. PENUTUP Pembangunan perkebunan berkembang kian pesat dengan berbagai kendala yang makin kompleks, bukan saja dari segi pembiayaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengwilayahan komoditas dalam suatu kawasan, melainkan kultur dan struktur usaha dan jumlah Sumber Daya Manusia perkebunan relatif belum mendukung pembangunan perkebunan secara komprehensif. Oleh sebab itu diperlukan upaya perbaikan dan restrukturisasi atau Revitalisasi dibidang usaha perkebunan yang meliputi pengembangan kompetensi SDM perkebunan baik dalam perencanaan, pelaksanaan maupun pengendalian dan pengawasan, pengembangan model dan pendekatan pola usaha yang lebih representative dan kebijakan yang adaftif terhadap mekanisme pasar sehingga paradigma pembangunan perkebunan yang berkelanjutan, berwawasan lingkungan, berdimensi pasar dan berdaya saing global dapat memberikan kesejahteraan seluas luasnya bagi petani pekebun. Selanjutnya langkah yang sangat relevan dalam pembangunan perkebunan kedepan melalui pengembangan konsep ini diharapkan (1) Perkebunan rakyat atau masyarakat di sekitar perusahaan perkebunan dapat berperan didalam pengelolaan perkebunan besar melalui kepemilikan saham dan (2) Pengusaha perkebunan besar dengan segala kelebihan yang dimilikinya dapat berperan membantu meningkatkan produktivitas, mutu dan pemasaran hasil perkebunan rakyat. DISBUN SUMSEL RENJA 2017 22

Demikian, Rencana Kerja Kegiatan Pembangunan Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan tahun anggaran 2017 yang dapat kami sajikan, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. DISBUN SUMSEL RENJA 2017 23

KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT, karena atas ridho dan perkenannya serta dukungan dari berbagai pihak, penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan tahun 2017 (Renja SKPD 2017) dapat tersusun dan terselesaikan. Rencana Kerja ini disusun dengan memperhatikan asumsi-asumsi dasar yang menggambarkan peran dan serta potensi sub sektor perkebunan berdasarkan visi dan misi Gubernur Sumatera Selatan 2013-2018 serta diimplementasikan dalam program yang jelas, terukur dan berlanjut serta diplot dalam sub program kegiatan yang berbasiskan satuan kinerja. Demikianlah, semoga Rencana Kerja ini dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakan Pembangunan Perkebunan di Sumatera Selatan Tahun Anggaran 2017. Semua saran dan kritik masih kami harapkan guna penyempurnaan Rencana Kerja Pembangunan Perkebunan ke depan. Palembang, Maret 2016 Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan Ir. H. FAKHRURROZI NIP. 199303131990031007 DISBUN SUMSEL RENJA 2017 24 ii

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Landasan Hukum... 4 1.3. Maksud dan Tujuan... 7 1.4. Sistematika Penulisan... 8 II. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU... 10 2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra SKPD... 10 2.2 Analisis Kinerja Pelayanan SKPD... 16 2.3 Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD... 16 2.4 Review terhadap Rancangan Awal RKPD... 18 2.5 Penelaah Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat... 19 III. TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaah terhadap Kebijakan Nasional dan Prioritas Pembangunan Nasional... 20 3.2 Tujuan dan sasaran Renja SKPD... 21 3.3 Program dan Kegiatan... 23 IV. PENUTUP... 25 DISBUN SUMSEL RENJA 2017 25 iii