BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Jepang, animasi (anime) dan komik paling banyak digemari oleh masyarakat Jepang. Dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa menyukai anime dan komik. Tidak hanya di Jepang, anime dan komik juga digemari di negara lain 1. Selain animasi dan komik, muncul sebuah karya tulis yang digemari oleh masyarakat Jepang yaitu novel ringan. Novel ringan (light novel) ada sejak tahun 1970. Dalam bahasa Jepang, novel ringan biasa disebut raito noberu dan disingkat menjadi ranob. Salah satu penulis novel ringan adalah Hajime Kanzaka, penulis novel ringan Slayers yang terbit tahun 1990. Novel ringan adalah jenis novel untuk kalangan remaja dan dewasa dengan beberapa ilustrasi gambar, sama seperti komik. Ilustrasi yang digambar menggunakan gaya komik Jepang atau manga. Sesuai dengan namanya, novel ini memiliki gaya bahasa ringan sehingga mudah dipahami. Ukuran novel ringan juga lebih kecil dari novel-novel pada umumnya yaitu 10,5 cm x 15 cm. 2 1 https://www. google. com. search?hl=in=id&ie=utf-8&source=androidbrowser&q=animsi+dan+komik+banyak+digemari+masyarakat+jepang 2 https://matcha-jp. com/id/423 1
2 Terjemahan novel ringan dari Jepang masih sangat sedikit. Hal tersebut dikarenakan masyarakat lebih berminat kepada jenis anime atau komik dibandingkan novel ringan. Selain itu, permintaan terhadap terjemahan novel ringan masih rendah. Salah satu contohnya adalah novel ringan Koe no Katachi yang belum diterjemahkan dalam bahasa Inggris atau Bahasa Indonesia, namun untuk versi komik dan anime sudah diterjemahkan dalam beberapa bahasa dan mendapatkan apresiasi yang baik dari masyarakat. Novel ringan Koe no Katachi adalah novel dari Jepang yang ditulis oleh Kawasaki Miu. Novel ini diterbitkan pada bulan September tahun 2016 oleh sebuah kantor penerbitan yaitukabushiki-gaisha Koudansha, Tokyo. Novel ini memiliki cerita berbeda dari cerita novel pada umumnya. Novel inibercerita tentang perjalanan hidup seorang gadis remaja bernama Nishimiya Shouko yang memiliki gangguan pendengaran dan seorang remaja laki-laki bernama Shouya. Karena ceritanya yang menarik, komik dan film Koe no Katachi menjadi karya terlaris di Jepang tahun 2016. Penerjemahan novel Koe no Katachi dilakukan untuk mengukur kemampuan penerjemah dalam menerjemahkan novel remaja. Novel ini menggunakan gaya bahasa khas remaja yang berbeda dengan gaya bahasa pada cerita anak, cerita detektif, atau cerita lainnya. Terdapat juga kata kiasan pada novel ringan Koe no Katachi yang ditemukan, seperti なぁ 島田が口を開く ( hei ucap Shimada). Kata kiasan 口を開く bisa diartikan membuka mulut, berkata, memanggil, atau arti lainnya. Akan tetapi, belum tentu semua pemilihan arti tersebut sesuai dengan
3 konteks kalimat. Penerjemah harus memilih arti yang sesuai dengan konteks kalimat untuk dapat menerjemahkan maksud dari penulis novel. Dengan diterjemahkannya novel ringan Koe no Katachi diharapkan dapat menambah terjemahan novel ringan yang selama ini masih sedikit jumlahnya. Selain itu masyarakat Indonesia dapat menikmati novel ringan terjemahan dari Jepang. Semakin banyak orang yang membaca novel ringan maka minat terhadap novel ringan terjemahan akan meningkat. 1.2 Pokok Bahasan Pokok bahasan pada tugas akhir ini adalah tenerjemahan novel ringan Koe no Katachikarya Kawasaki Miu. Terjemahn novel digunakan untuk mengetahui tingkat kesulitan gaya bahasa yang digunakan. Meski dikatakan novel ringan, dalam novel ini masih ditemukan beberapa gaya bahasa yang sulit dipahami. Pada Tugas Akhir terjemahan novel Koe no Katachi juga terdapat beberapa kiasan yang sulit dipahami atau diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia.Maka dari itu penerjemah harus dapat memilih bahasa terjemahan yang tepat agar mudah dipahami arti dan alur cerita sesungguhnya.
4 1.3 Tujuan Tujuanmenerjemahkan novel Koe no katachi, yaitu : Mengetahui tingkat kesulitan pada gaya bahasa yang digunakan Mengetahui gaya bahasa pada terjemahan novel ringan remaja Memahami dengan tepat kiasan pada cerita 1.4 Metode Penerjemahan Menurut Newmark (via Hartono, 2003: 82-84) metode terjemahan dapat dititikberatkan dalam dua penekanan, yaitu penekanan pada bahasa sumber (bahasa yang diterjemahkan) dan pada bahasa sasaran (bahasa hasil terjemahan).penekanan pada bahasa sumber melahirkan 4 metode terjemahan, yaitu : 1. Metode Terjemahan Kata demi Kata Urutan kata-kata bahasa sumber dipertahankan dan kosakatanya diterjemahkan apaadanya dengan menggunakan makna paling umum. Makna ini biasanya diambil dari makna kamus dan terlepas dari konteksnya. Metode ini berguna untuk memahami sistem dan struktur bahasa sumber atau untuk menganalisis teks yang sulit sebagai suatu proses awal terjemahan. 2. Metode Terjemahan Literal Metode dengan struktur bahasa sumber diubah kedalam struktur tata bahasa sasaran tetapi kata-kata leksikal masih tetap diterjemahkan apa adanya, terlepas dari konteksnya.
5 3. Metode Terjemahan Bebas Bentuk terjemahan yang mereproduksi isi pesan tanpa mengindahkan cara penyampaian isi pesan, atau mereproduksi isi teks tanpa mempedulikan bentuk bahasa sumbernya. Biasanya terjemahan ini berupa penceritaan kembali yang jauh lebih banyak daripada bahasa sumbernya. 4. Metode Terjemahan Komunikatif Terjemahan yang berusaha mempertahankan makna kontekstual yang tepat dari bahasa sumber sedemikian rupa sehingga baik isi maupun bahasanya langsung dapat diterima dan dipahami oleh pembaca hasil terjemahan. Dalam proses penerjemahan, metode yang digunakan adalah metode terjemahan komunikatif. Terjemahan tidak dilakukan secara langsung, namun dilakukan dengan memilih konteks kalimat yang paling sesuai. Sehingga pembaca dapat langsung memahami hasil terjemahan. 1.5 Langkah-Langkah Penerjemahan Dalam proses menerjemahkan Tugas Akhir, digunakan langkah-langkah penerjemahan sebagai berikut: 1. Membaca dan memahami karangan tersebut Penerjemah membaca teks asli Bahasa Jepang secara keseluruhan kemudian memahami inti cerita dari teks asli Bahasa Jepang tersebut.
6 Memahami dengan tepat pelaku utama, alur cerita, dan topik cerita pada teks yang diterjemahkan. 2. Menerjemahkan Kanji dan kosakata yang belum dipahami Dalam teks asli Bahasa Jepang terdapat beberapa kanji dan kosakata baru yang tidak dipahami. Maka dari itu untuk dapat lebih memahami konteks sebuah kalimat, arti dari kanji dan kosakata baru tersebut harus diterjemahkan terlebih dahulu menggunakan Kamus. 3. Menerjemahkan per kalimat dan memahami konteks kalimat. Setelah arti per kata sudah ditemukan maka selanjutnya adalah menerjemahkan per kalimat. Terjemahan per kalimat disesuaikan dengan arti per kata sehingga sesuai dengan konteks kalimat. 4. Menerjemahkan dengan arti terjemahan yang sesuai dengan konteks kalimat Menerjemahkan keseluruhan teks dengan menyesuaikan dengan konteks kalimat sebelumnya atau kalimat setelahnya. Sehingga antara kalimat satu dan kalimat lainnya sesuai dengan konteksnya dan langsung dapat dipahami pembaca. 1.6 Sistematika Penulisan Penulisan Tugas Akhir ini terdiri dari 3 Bab.Bab I berisi Pendahuluan berupa latar belakang, pokok bahasan, tujuan penulisan, metode dan langkah-langkah penerjemahan, dan sistematika penulisan.bab II adalah isi berupa teks terjemahan
7 Bahasa Jepang yang diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia, baik terjemahan per kalimat maupun terjemahan keseluruhan. Bab III berisi penutup yaitu kesimpulan yang merupakan pembahasan singkat isi terjemahan.