HIMNE GMIT : Yesus Kristus Tiang Induk Rumah Allah (Suatu Kajian Sosio-Teologis mengenai Pemahaman Jemaat GMIT Kota Baru tentang Himne GMIT) Bagian I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum, musik merupakan gambaran kembali tentang kebiasaan hidup manusia yang dialami di dunia dalam bentuk lambang yakni bunyi. Yang diungkapkan secara ekspresif dan estetis. Musik sebagai suatu wahana dipahami juga sebagai ilmu yang memiliki estetika nilai keindahan. Musik sebagai anak kesenian merupakan salah satu ekspresi jiwa manusia yang paling awal dan memiliki makna yang dalam. Kehadiran dari musik itu sendiri tidak dapat dipisahkan dari kegiatan-kegiatan ritual keagamaan. 1 Di dalam peribadatan umat Kristen, musik dan Kekristenan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Dalam hal ini, musik membantu umat untuk menunjukkan pengalaman imannya kepada Tuhan, sehingga dengan adanya musik suasana peribadatan dapat tercipta dengan tepat. 2 Musik dan nyanyian-nyanyian yang digunakan tentunya disesuaikan dengan liturgi dari masing-masing gereja. Tidak dapat dipungkiri juga bahwa musik dan nyanyian Kristen sekarang dipengaruhi oleh tradisi-tradisi dari Yunani Kuno. Pada zaman Renaissance (pertengahan abad 18), para pemusik mendapatkan pengetahuan mengenai musik yang lebih dalam pada masa pencerahan, beberapa abad setelah kejayaan kebudayaan Yunani Kuno. 3 Dalam abad ini, ada beberapa hal yang mencolok berkaitan dengan musik seperti, pertumbuhan musik sekuler, pertumbuhan musik instrumen, pertumbuhan opera dan pertumbuhan musik gereja protestan. Jadi dengan kata lain baik musik dan nyanyian-nyanyian tidak ada dengan sendirinya. 4 Nyanyian-nyanyian Kristen terdiri dari mazmur pujian, nyanyian-nyanyian rohani dan himne. Pada akhir abad ke 4, jenis musik gereja yang utama adalah mazmur. Namun ada satu 1 Agastya Rama Listya, Kontekstualisasi Musik Gereja (Salatiga: Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana, cetakan 1. 1999), 1-2 2 J. D Engel, Pemahaman dan Penghayatan Musik dalm Liturgi Gereja (Jakarta: Trisara Grafika, 2007), 38. 3 Rhoderick J. McNeil, Sejarah Musik 1: Musik Aawal Sejak Masa Yunani sampai Akhir Masa Barok Tahun 0-1760 (Jakarta: Gunung Mulia, 2000), 2. 4 Amir Pasaribu, Riwayat Musik dan Musisi, (Jakarta: Gunung Mulia, 1953), 10.
jenis musik lain yakni hymne (nyanyian rohani). Himne atau nyanyian rohani ini menjadi sangat populer khususnya di gereja bagian Timur yakni di Bizantium, salah satu himne yang diciptakan pada waktu itu adalah hymne tritunggal. Pada era Reformasi pada masa Marthin Luther himne disebut Chorale. Chorale adalah nyanyian rohani yang isinya ajaran-ajaran Kristen yang disusun berdasarkan kebenaran Alkitab. Seiring dengan berjalannya waktu, ternyata himne tidak saja terkenal di gereja bagian Timur, tetapi juga mulai diadopsi oleh gereja-gereja aliran Lutheran sebut saja Marthin Luther. Bagi zaman Reformasi, kidungkidung dan mazmur-mazmur sangat penting dalam ibadah. Awalnya nyanyian-nyanyian tersebut dinyanyikan dengan menggunakan bahasa latin tetapi kemudian dinyanyikan dengan bahasa sehari-hari atau bahasa vernacular sehingga umat dapat memahaminya. 5 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, himne diartikan sebagai nyanyian yang berisi pujian untuk Tuhan/ dewa; sekarang juga untuk lembaga atau instansi tertentu. 6 Ada juga pengertian lain dalam The New Grove Dictionary Of Music and Musicians yakni himne adalah cerita kepahlawanan, menceritakan kembali atau menceritakan suatu kejadian. Orang Kristen mula-mula menggunakannya sebagai pujian kepada Tuhan 7 sedangkan Marthin Luther menyatakan bahwa himne adalah alat atau instrumen yang dapat membentuk pemikiran tentang kehidupan Kristiani mereka yang telah mengenal dan dibenarkan oleh Kristus. 8 sedangkan dalam ensiklopedia musik klasik himne atau himne adalah lagu pujian dan pujaan kebesaran Tuhan sering pula dipakai untuk pujaan yang bersifat duniawi, walaupun sifat khidmat dan keagungan masih tersirat di dalamnya. 9 Jadi, berdasarkan pengertian himne yang telah dikemukakan saya mengambil kesimpulan bahwa hymne adalah sebuah nyanyian yang berisi pujian kepada Tuhan, lewat nyanyian ini umat diajak untuk memaknai siapa Tuhan yang mereka imani. Himne adalah sebuah nyanyian rohani yang fungsinya untuk memuliakan nama Tuhan dan membentuk spiritualitas umat, oleh karena itu himne menjadi bagian yang penting dan digunakan oleh gereja-gereja. Himne-himne yang ada biasanya dibuat dalam satu 5 Agastya Rama Listya, Nyanyian Jemaat dan Perkembangannya, (Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana, 1999), 27. 6 J. S Badudu dan Sutan Muhammad Zain, Kamus Besar Bahasa Indonesia Cetakan 1(Jakarta: PT Inteegrafika, 1998), 512. 7 John Tyrral, The New GroveDictionary Of Music and Musicians Seccond addition, editted by Stanley Sadie, Volume 2 (Publisher twenty nine volume in year, 2001), 12. 8 Sintiche Dethan, Akar-akar Liturgi Reformasi Lutheran dan Calvinis, Dalam Liturgi Hari Minggu (Penuntun Volume 5 No 18, 2002), 231. 9 Muhammad Syafiq, Ensiklopedia Musik Klasik (Penerbit: Adicita Karya Nusa, Cisya Kencana Orchestra dan Forum Lingkar Pena, cetakan pertama 2003), 141.
kumpulan buku, lalu kemudian menjadi nyanyian yang dinyanyikan setiap minggu oleh umat seperti himne di GKI dan HKBP. Di Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT), juga terdapat sebuah himne. Tetapi, himne yang digunakan oleh GMIT bukan kumpulan nyanyian yang dibukukan dan dinyanyikan setiap minggu. Himne yang ada di GMIT ini adalah sebuah nyanyian rohani yang hanya dinyanyikan ketika ada hari-hari besar yang berkaitan dengan GMIT sendiri (seperti HUT GMIT, Hari Ulang tahun gereja, pentahbisan pendeta, Sidang Sinode dan lain sebagainya). Himne ini kemudian digunakan oleh gereja-gereja yang berada di bawah payung GMIT, sebut saja Gereja Masehi Injili di Timor Jemaat Kota Baru. Himne yang dimaksud berjudul Yesus Kristus Tiang Induk Rumah Allah. Himne ini pada awalnya disusun oleh Ketua Sinode GMIT, Pdt. Benyamin Fobia, dan sudah mulai dinyanyikan sejak Sidang Majelis Sinode kira-kira tahun 1991. 10 Himne tersebut berisi rumusan-rumusan seperti ajakan untuk bersaksi, bersekutu, melayani dan menata rumah Allah. Dengan rumusan tersebut ada harapan agar jemaat dapat menghayati dalam hidup beragama mereka. Sementara itu, berdasarkan wawancara dengan beberapa jemaat ditemukan bahwa sebagian dari mereka tidak mengetahui adanya himne tersebut, ada yang pernah mendengarnya tetapi tidak menyadari kalau itu himne GMIT. 11 Sehingga yang menjadi persoalan adalah mengapa himne itu kelihatannya belum dipahami dengan baik dan apakah memang benar jemaat tidak memahaminya ataukah ada hal lain. Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan maka penulis mengangkat penulisan tugas akhir ini dengan judul: Himne GMIT : Yesus Kristus Tiang Induk Rumah Allah (Suatu Kajian Sosio-Teologis mengenai Pemahaman Jemaat GMIT Kota Baru tentang Himne GMIT) 1.2 Batasan Masalah Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis memberikan batasan masalah hanya kepada: Bagaimana pemahaman Jemaat GMIT Kota Baru mengenai Himne GMIT: Yesus Kristus Tiang Induk Rumah Allah ditinjau dari kajian sosio dan teologisnya. 1.3 Rumusan Masalah 10 Wawancara Pdt. Ari Kale Muji, Kupang 10 Mei 2014. Pukul 08.00WITA (waktu itu nyanyian ini mulai diajarkan oleh Pdt. B. Fobia. Setiap ibadah pagi dan malam lagu ini dinyanyikan bersama) 11 Wawancara Ibu Afrida, Kupang 01 Mei 2014, Pukul. 16.00WITA. Ibu Masi, Kupang 02 Mei 2014, Pukul. 15.00WITA dan Ibu Kedoh, Kupang 05 Mei 2014, Pukul 09.00WITA
Berdasarkan latar belakang yang sudah penulis paparkan di atas, maka yang akan menjadi pokok persoalan di sini adalah: Bagaimana pemahaman Jemaat GMIT Kota Baru mengenai himne GMIT: Yesus Kristus Tiang Induk Rumah Allah? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan daripada penelitian ini adalah untuk : 1. Mendeskripsikan makna himne secara umum 2. Mendeskripsikan pemahaman Jemaat GMIT Kota Baru tentang himne GMIT: Yesus Kristus Tiang Induk Rumah Allah. 1.5 Signifikansi atau Manfaat Peneulisan Memberikan sumbangan pengetahuan yang baru kepada para pembaca mengenai himne GMIT dan keberadaannya di dalam Gereja dan kehidupan Jemaat GMIT Kota Baru serta untuk mengembangkan ilmu berteologi dalam hal ini Teologi Kontekstual, Musik Gerejawi dan Liturgika. Di samping itu keunggulan dari penelitian ini adalah memberikan pemahaman yang selama ini tidak disadari oleh jemaat dan juga Sinode sendiri mengenai himne GMIT yang merupakan suatu nyanyian untuk menunjukan ciri atau identitas dari GMIT sendiri. 1.6 Metode Penelitian Metode Penelitian dan Jenis Penelitian Metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.metode ini diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau mendeskripsikan kedaan subyek atau obyek penelitian (individu, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta yang nampak atau sebagaimana adanya. 12 Sedangkan pendekatan kualitatif berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif peneliti sendiri. 13 Teknik Pengumpulan Data a. Data Primer 12 H. Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang sosial (Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 1990 ) 63; Widodo, Cerdik Menyusun Proposal Penelitian (Jakarta : Yayasan Kelompok- MAGNA Script, 2005), 46. 13 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), 79.
Dalam penelitian ini penyusunan hanya menggunakan satu teknik pengumpulan data yaitu wawancara.wawancara dapat dilakukan secara: open-ended (peneliti bertanya kepada responden kunci tentang fakta-fakta suatu peristiwa dan opini mereka mengenai peristiwa yang ada) kepada pendeta dan beberapa jemaat dengan latar belakang profesi yang berbeda, terfokus (responden diwawancarai dalam waktu yang pendek), dan terstruktur (menggunakan pertanyaan yang terstruktur). 14 b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi pustaka, yang dipakai dalam membangun landasan teoritis khususnya tentang sejarah dari pembuatan Himne GMIT dan sejarah GMIT yang akan menjadi tolak ukur untuk menganalisa hasil interpretasi data penelitian lapangan. c. Analisa Data Dalam proses penelitian ini, data yang dikumpulkan berupa informasi uraian mengenai Hymne GMIT yang didapatkan melalui wawancara dengan jemaat kemudian dikaitkan dengan tujuan penelitian. Data yang didapat kemudian dianalisa sesuai dengan tujuan penelitian d. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Gereja GMIT Kota Baru pada tanggal 27 April-10 Mei 2014 1.7 Garis Besar Penulisan Dalam penulisan Tugas Akhir ini, saya akan membaginya dalam lima (5) bagian pokok bahasan. Bagian pertama, terdiri dari latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data, dan sistematika penulisan. Bagian kedua, berisi kajian pustaka mengenai teori musik abad pertengahan, musik gregorian, musik renaissance, dan nyanyian jemaat dan perkembangannya. Bagian ketiga, berisi pembahasan mengenai sejarah pembuatan hymne GMIT, makna sosial dan teologisnya, hymne secara umum dan pemahaman jemaat kota baru mengenai himne GMIT: Yesus Kristus tiang induk rumah Allah, dan analisa musik himne GMIT: Yesus Kristus tiang induk rumah Allah. Bagian keempat, berisi analisa mengenai makna himne bagi Jemaat GMIT Kota Baru dan Bagian kelima, berisi kesimpulan dan penutup. 14 Ibid.,50.