UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU PRO-SOSIAL MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE SOSIODRAMA. Arni Murnita SMK Negeri 1 Batang, Jawa Tengah

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU SOPAN SANTUN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Abdul Aziz SMP Negeri 2 Kota Tegal, Jawa Tengah

UPAYA MENINGKATAN KEDISIPLINAN MASUK SEKOLAH MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA. Nelly Chandrawati Manalu

BAB I PENDAHULUAN. mencerdasan kehidupan bangsa, serta membentuk generasi yang berpengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 (1) Pendidikan adalah Usaha sadar dan

MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA KELAS VIII MTSN 2 MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Sebagai makhluk sosial manusia tumbuh bersama-sama dan mengadakan

BAB I PENDAHULUAN. Di lingkungan sekolah Guru tidak hanyan mendidik siswa dalam aspek kognitif saja,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial dimana ia dituntut untuk melakukan

PENINGKATAN MINAT SISWA MENGIKUTI LAYANAN BK DENGAN METODE ORIENTASI FORMAT KLASIKAL. Herna Mikawati SMP 4 Kajen Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan ini pula dapat dipelajari perkembangan ilmu dan teknologi yang

I. PENDAHULUAN. Secara hakiki, manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK HOME WORK ASSIGMENT

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK. Rantiyan SMP 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN TEKNIK HOME WORK ASSIGNMENT. Budi Sutrisno dan Heri Saptadi Ismanto

PENINGKATAN KEMATANGAN KARIER SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Lutiyem SMP Negeri 5 Adiwerna, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK LATIHAN BERTANGGUNGJAWAB

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan

1.PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk saling tolong-menolong ketika melihat ada orang lain yang

TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENGURANGI PERILAKU OFF- TASK DALAM LAYANAN INFORMASI. Slamet Riyadi SMA Negeri 1 Subah Batang, Jawa Tengah

I. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang

BAB I PENDAHULUAN. budaya gotong royong yang dimiliki masyarakatnya sejak dahulu kala. Hal ini

EFEKTIVITAS TEKNIK SOSIODRAMA DALAM MENINGKATKAN HUBUNGAN INTERPERSONAL PESERTA DIDIK SMP PAWYATAN DAHA 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB II LANDASAN TEORI. sekelompok individu (Eisenberg, 1989). Hudaniah, 2006), menekankan bahwa perilaku prososial mencakup tindakantindakan

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Kustanti Prasetyaningtyas SMP Negeri 1 Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ada dimasyarakat dan biasanya dituntut untuk dilakukan (Staub, dalam Baron

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Melin Pratikasari. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi ABSTRAK

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Hubungan Interpersonal Siswa ABSTRAK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI GORONTALO. Maspa Mardjun, Tuti Wantu, Meiske Puluhulawa

BIMBINGAN KELOMPOK DAN PENILAIANNYA Oleh: Indiati Dosen FKIP Univ. Muhammadiyah Magelang. Abstraction

UPAYA MENINGKATKAN SOPAN SANTUN BERBICARA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI MELALUI BIMBINGAN SOSIAL DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL. Richah Sofiyanti dan Heri Saptadi Ismanto

BAB III METODE PENELITIAN. 176 Pekanbaru Kecamatan Tampan tahun pelajaran dengan. materi Kenampakan alam, sosial, dan budaya (Variabel Y).

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan PTK ini dilakukan di kelas V SDN 72 Kota Timur Kota Gorontalo.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan pepatah berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Nilai kesetiakawanan,

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL POSITIF PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DENGAN MENGGUNAKAN BIMBINGAN KELOMPOK

BAB II LANDASAN TEORI. merupakan hak setiap individu untuk menentukan sikap, pemikiran dan emosi

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam perkembangannya memiliki suatu tugas berupa tugas. perkembangan yang harus dilalui sesuai dengan tahap perkembangannya.

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA

Al Ulum Vol.64 No.2 April 2015 halaman

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial,

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan orang lain untuk dapat mempertahankan hidupnya. Proses

BAB II KAJIAN TEORI Motivasi Belajar Pengertian Motivasi Belajar. Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai

PENGEMBANGAN ISTRUMEN EVALUASI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING

MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dalam Meningkatkan Pemahaman Bakat Siswa

EFEKTIVITAS PENDEKATAN RATIONAL EMOTIF THERAPY UNTUK MENGATASI KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI PADA ANAK TK CEMARA DUA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang diciptakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

PENGARUH LAYANAN DISKUSI KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL SISWA (STUDI KASUS di SMP NEGERI 4 PALU) Irsan 1 Abdul Munir 2 Munifah 3

BAB II LANDASAN TEORI. kelompok dan kelompok, ataukah individu dengan kelompok. Menurut Walgito (2000)

Hubungan Layanan Informasi Sosial Dengan Kecenderungan Perilaku Sosial Siswa

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian,

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

BAB I. Pendahuluan. Nasional pada Bab II menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN HUBUNGAN PERTEMANAN SISWA KELAS VIII C DI SMP NEGERI 4 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN RESILIENSI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK HOME ROOM PROGRAM PADA MAHASISWA SEMESTER VI PROGRAM STUDI BK FKIP UNISRI

PENERAPAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI SISWA KELAS XII IPS 3 DI SMA NEGERI 12 MEDAN

RAHMADIATI Guru SMP Negeri 23 Medan ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Prososial. bersifat nyata (Sarwono, 2002). Di kehidupan sehari-hari terdapat berbagai macam

SIMPOSIUM GURU. Oleh ASEP INDRAYANA, S.Pd., M.Pd.,M.Pd.,Kons NIP Guru Bimbingan Konseling SMK Negeri 5 Surakarta

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB II KAJIAN TEORI. mesin gasoline tersebut, kalau bahan bakarnya tidak ada. Sama halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas Pendidikan adalah usaha sadar

PEROLEHAN SISWA SETELAH MENGIKUTI LAYANAN KONSELING PERORANGAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibicarakan, dapat dilihat pada akhir akhir ini telah timbul akibat negatif

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan lembaga pendidikan dalam mengintegrasikan, mendistribusikan, sehingga dapat meningkatkan kemampuan belajar lulusannya.

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KONSEP DIRI SISWA KELAS VII B DI SMP NEGERI 4 PACITAN TAHUN PELAJARAN

mendapatkan penguasaan pengetahuan, kecakapan, kebijaksanaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri.

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK. Novi Wahyu Hidayati dan Hassana Nofari

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar untuk mengarahkan tindakan orang lain sebagai reaksi antara pihakpihak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dari itu banyak timbul sikap-sikap negatif yang ada di dalam lingkungan sosial.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dijadikan sebagai sampel penelitian. sampel penelitian ini, dalam salah satu aspek prososial yaitu sharing,

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. apa yang bagus, dan juga terhadap perkembangan belajarnya disekolah. Hal ini. yang sangat besar dalam perkembangan kepribadiannya.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 72 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran akan kepedulian adalah suatu keadaan ketika seseorang merasa, mengetahui dan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap individu dalam kehidupannya akan menghadapi berbagai permasalahan,

Upaya Meningkatkan Karakter Siswa Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Sosiodrama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL EFEKTIVITAS TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA KELAS XI IPA SMA MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Transkripsi:

Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 2, No. 1, Januari 2016 ISSN 2442-9775 UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU PRO-SOSIAL MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE SOSIODRAMA Arni Murnita SMK Negeri 1 Batang, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui peningkatan perilaku pro-sosial siswa menggunakan layanan bimbingan kelompok dengan metode sosiodrama. Metode pengumpulan datanya menggunakan observasi, angket dan dokumentasi. Tehnik analisis data dalam penelitian ini menggunakan dua metode penelitian yaitu kualitatif dan kuantitatif secara terpadu. Hasil pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan metode sosiodrama dapat meningkatkan perilaku pro-sosial. 2016 Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Kata Kunci: Layanan Bimbingan Kelompok; Metode Sosiodrama; Perilaku Pro-sosial PENDAHULUAN Ditinjau dari perspektif psikologi perkembangan, manusia adalah makhluk yang senantiasa mengalami perubahan. Sejak dari masa konsepsi hingga meninggal dunia, manusia secara bertahap mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan. Salah satu aspek perkembangan psikososial yang dialami manusia adalah perkembangan tingkah laku pro-sosial. Menurut Baron Byrne (dalam M. Ali dan M. Asrori, 2012) tingkah laku pro-sosial adalah tindakan menolong orang lain. Sementara Desmita (2009) mendefinisikan perilaku pro-sosial adalah segala bentuk tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk menolong orang lain, tanpa memperdulikan motif-motif si penolong. Tingkah laku pro-sosial merupakan tingkah laku positif yang menguntungkan atau membuat kondisi fisik atau psikis orang lain lebih baik, yang dilakukan atas dasar sukarela tanpa mengharapkan penghargaan. Setiap perilaku yang muncul pada diri individu selalu ada yang melatarbelakanginya, begitu juga bila seseorang melakukan perilaku prososial. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku prososial yaitu : a). Self-gain: harapan seseorang untuk memperoleh atau menghindari kehilangan sesuatu, misalnya ingin mendapatkan pengakuan, pujian atau takut dikucilkan, b). Personal values and norms: adanya nilai-nilai dan norma sosial yang diinternalisasikan oleh individu selama mengalami sosialisasi dan sebagian nilai-nilai serta norma tersebut berkaitan dengan tindakan prososial, seperti berkewajiban menegakkan kebenaran dan keadilan serta adanya norma timbal balik, c). Empathy: kemampuan seseorang untuk ikut merasakan perasaan atau pengalaman orang lain. Berdasarkan hasil observasi peneliti khususnya Siswa kelas X Multi Media disimpulkan bahwa masalah yang paling banyak dialami oleh siswa adalah pribadi dan sosial. Gejala yang tampak antara lain: (1) siswa bersikap pasif ketika ada kegiatan kelompok, artinya bahwa siswa tidak dapat 12

bekerjasama dengan baik saat melaksanakan tugas kelompok; (2) siswa tampak menyendiri saat jam istirahat (tidak bersosialisasi dengan sebayanya); (3) siswa bersikap acuh terhadap teman yang sedang mengalami masalah. Bahkan beberapa kali siswa terlibat konflik fisik dengan sesamanya. Hal ini diperkuat oleh data dari guru kesiswaan yang menyebutkan bahwa sering terjadi konflik antar siswa yang dipicu oleh hal-hal yang sepele seperti saling mengejek, perkataan kasar, berbeda pendapat, dan lain sebagainya. Kondisi ini menunjukkan bahwa perilaku pro-sosial siswa kelas X Multi Media masih kurang. Padahal sesuai dengan penjelasan sebelumnya bahwa perilaku pro-sosial sangat dibutuhkan dalam upaya menjaga keharmonisan dalam kehidupan bersama. Berangkat dari permasalahan tersebut, guru BK perlu melaksanakan layanan bimbingan kelompok untuk membantu siswa meningkatkan perilaku pro-sosialnya. Menurut Prayitno dan Erman Amti (2004) Bimbingan kelompok merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Keunggulan yang diberikan oleh layanan kelompok ternyata bukan hanya menyangkut aspek ekonomi/efisien saja, dinamika perubahan yang terjadi ketika layanan itu berlangsung juga amat menarik perhatian. Dalam layanan kelompok interaksi antar individu anggota kelompok merupakan suatu yang khas, yang tidak mungkin terjadi pada konseling perorangan. Tujuan layanan bimbingan kelompok secara umum membantu klien yang mengalami masalah dengan prosedur kelompok, serta mengembangkan pribadi masing-masing anggota kelompok melalui berbagai suasana yang muncul dalam kegiatan. Dengan interaksi sosial yang intensif dan dinamis selama berlangsungnya layanan, diharapkan tujuan-tujuan layanan dapat tercapai secara lebih optimal, termasuk di dalamnya peningkatan perilaku pro-sosial. Dengan menggunakan tehnik sosiodrama Winkel (1991) menjelaskan bahwa sosiodrama merupakan dramatisasi dari persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam pergaulan dengan orang lain termasuk konflik-konflik yang dialami dalam pergaulan sosial. Pendapat tersebut dapat dimaknai bahwa tehnik sosiodrama merupakan salah satu tehnik yang digunakan untuk memberikan layanan bimbingan kelompok di sekolah dengan cara menerapkan perilaku yang berkaitan dengan masalahmasalah sosial. Tujuan sosiodrama bagi siswa adalah : 1) siswa berani mengungkapkan pendapat secara lisan; 2) memupuk kerjasama diantara para siswa; 3) siswa menunjukkan sikap berani dalam memerankan tokoh yang diperankan; 4) siswa menjiwai tokoh yang diperankan; 5) siswa memberikan tanggapan terhadap pelaksanaan jalannya sosiodrama yang telah dilakukan; 6) melatih cara berinteraksi dengan orang lain. Rumusan penelitian ini yaitu apakah perilaku pro-sosial dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok dengan metode sosiodrama? Sedangkan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui perilaku pro-sosial dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok dengan metode sosiodrama. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Prosedur penelitian tindakan kelas menurut Pardjono (2007) model bagan penelitian tindakan secara garis besar terdapat 4 tahapan yang lazim dilalui yaitu (1) Perencanaan (2) Pelaksanaan (3) Pengamatan dan (4) Refleksi. Penelitian tindakan bimbingan dan konseling ini dilaksanakan pada bulan Januari 2015 sampai dengan April 2015 bertempat di SMK Negeri 1 Batang dengan subyek penelitian yaitu 10 siswa kelas X Multi Media. Metode pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi angket perilaku pro-sosial dan pedoman observasi layanan bimbingan kelompok. Tehnik analisis data dalam bimbingan konseling ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif secara terpadu. Data kualitatif digunakan untuk mengetahui proses pelaksanaan tindakan 13

(diungkap melalui pedoman observasi). Data kuantitatif digunakan untuk mengetahui tingkat perilaku pro-sosial siswa sebelum dan sesudah mendapat tindakan (diungkap melalui angket perilaku pro-sosial). HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat perilaku pro-sosial siswa sebelum pelaksanaan tindakan secara keseluruhan berada pada kategori kurang. Kategori ini diperoleh dari skor angket perilaku pro-sosial yang telah disusun oleh peneliti. Hasilnya adalah sebagai berikut : Tabel 1. Rata-rata tingkat perilaku pro-sosial siswa sebelum pelaksanaan tindakan Perilaku Skor Kategori Pro-sosial Siswa 51,7 Kurang Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat perilaku pro-sosial siswa masih termasuk kategori kurang sehingga masih dibutuhkan layanan khusus untuk meningkatkan perilaku pro-sosial siswa tersebut. Siklus I 1. Perencanaan Pada tahap perencanaan penelitian siklus 1 dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu mengatur jadwal pelaksanaan, menyiapkan instrumen pengumpulan data, kelengkapan administrasi, daftar hadir, lembar evaluasi. 2. Tindakan Pada tindakan ini topik yang dibahas mengembangkan kepribadian diri yang positif a. Tahap Pembentukan 1) Penerimaan, Peneliti selaku PK menyampaikan salam dan ucapan terima kasih pada siswa yang telah hadir pada kegiatan bimbingan kelompok, 2) Doa, PK mengajak berdoa sebelum memulai kegiatan, 3) Menjelaskan pengertian dan tujuan bimbingan kelompok, 4) Menjelaskan norma kegiatan bimbingan kelompok, 5) Menjelaskan azas-azas yang digunakan dalam kegiatan bimbingan kelompok, 6) Menyampaikan kesepakatan waktu pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok, 7) Perkenalan dan dilanjutkan permainan b. Tahap Peralihan 1) Menjelaskan lagi tentang bimbingan kelompok, 2) Menanyakan kesiapan anggota untuk melanjutkan kegiatan, 3) Menjelaskan topic masalah yang akan di diskusikan, 4) Mengenali suatu kelompok c. Tahap Kegiatan 1) Mempersiapkan anggota menyampaikan pendapat tentang topik yang akan dibahas, 2) Masing-masing anggota mengemukakan pendapat secara bergantian, 3) Membahas secara tuntas, 4) Melakukan permainan sosial, 5) Penyimpulan d. Tahap Pengakhiran 1) PK menjelaskan bahwa waktu kegiatan akan segera berakhir, 2) PK melakukan penilaian, 3) Pembahasan kegiatan lanjutan, 4) Ucapan terima kasih, 5) Berdoa, 6) Perpisahan 3. Observasi Dari hasil observasi terhadap perilaku pro-sosial dalam kegiatan bimbingan kelompok dapat disimpulkan yaitu suasana kegiatan bimbingan kelompok hangat dan akrab, secara umum kegiatan berjalan lancar dan dinamis dan sebagian besar siswa berperan aktif dalam setiap tahap kegiatan. 14

Peran aktif siswa pada siklus 1 memperoleh skor 69,17% dan kinerja peneliti memperoleh skor 66,17%. 4. Refleksi Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan perilaku pro-sosial maka disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : a. Kinerja peneliti pada siklus 1 belum optimal, karena hanya masuk pada kategori kurang. Sehingga masih diperlukan adanya perbaikan dengan mengadakan pertemuan kembali pada siklus 2. b. Peran aktif siswa pada siklus 1 belum optimal, karena baru masuk pada kategori kurang. Siklus II 1. Perencanaan Pada dasarnya pada siklus 2 untuk perencanaan sama dengan perencanaan pada siklus 1, yaitu menentukan jadwal pelaksanaan, menyiapkan instrumen pengumpulan data dan kelengkapan administrasi. 2. Tindakan Pada siklus 2 topik yang dibahas adalah Mampu menerima kehadiran orang lain secara positif. a. Tahap pembukaan 1) Penerimaan, peneliti selaku PK (pemimpin kelompok) menyampaikan salam dan ucapan terima kasih atas kehadiran siswa pada kegitan bimbingan kelompok, 2) Doa, PK mengajak berdoa sebelum memulai kegiatan, 3) Menjelaskan pengertian bimbingan kelompok, 4) Menjelaskan norma kegiatan bimbingan kelompok, 5) Menjelaskan azas-azas yang digunakan dalam kegiatan bimbingan kelompok, 6) Menyampaikan kesepakatan waktu pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok, 7) Perkenalan dan dilanjutkan permainan. b. Tahap Peralihan 1). Menjelaskan kembali tentang bimbingan kelompok, 2) Menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk melanjutkan kegiatan, 3) Menjelaskan topik masalah yang akan dibahas, 4) Mengenali suasana kelompok c. Tahap Kegiatan 1). Mempersiapkan anggota menyampaikan pendapat tentang topik yang dibahas, 2) Membahas topik secara bergantian, 3) Melakukan permainan sosial, 4) Penyimpulan. d. Tahap Pengakhiran 1) PK menjelaskan bahwa waktu kegiatan akan segera berakhir, 2) PK melakukan penilaian, 3) Pembahasan kegiatan lanjutan, 4) Ucapan terima kasih, 5) Berdoa, 6) Perpisahan. 3. Observasi Dari hasil observasi terhadap perilaku pro-sosial siswa dalam kegiatan bimbingan kelompok dapat disimpulkan bahwa tingkat perilaku pro-sosial antara siswa pada siklus ke 2 meningkat dari kategori kurang menjadi kategori tinggi. Peran aktif siswa pada siklus 2 memperoleh skor 91,25% dan kinerja peneliti memperoleh skor 91,55%. 4. Refleksi Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan layanan bimbingan dalam meningkatkan perilaku pro-sosial siswa pada siklus 2 maka peneliti menyimpulkan : a. Kinerja peneliti pada siklus 2 sudah optimal karena hasilnya sudah termasuk kategori tinggi. Artinya bahwa peneliti sudah bisa menjalankan peran dan fungsinya dengan baik sebagai pemimpin kelompok. b. Peran aktif siswa pada siklus 2 sudah optimal karena sudah masuk kategori tinggi. Peran aktif siswa di dalam kelompok sangat dipengaruhi oleh peran dan fungsi peneliti saat memberikan pelayanan. 15

Tingkat perilaku pro-sosial siswa setelah pelaksanaan tindakan secara keseluruhan pada kategori tinggi. Adapun perbandingannya dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Perbandingan rata-rata tingkat perilaku pro-sosial siswa sebelum dan setelah pelaksanaan tindakan Perilaku Sebelum tindakan Siklus 1 Siklus 2 Pro sosial 51,7 71,3 82,1 Dapat lebih dijelaskan pada Gambar 1 berikut : 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Pro-Sosial; Sebelum; 51,7 Rata-rata Perilaku Pro-Sosial Pro-Sosial; Siklus 2; 82,1 Pro-Sosial; Siklus 1; 71,3 Sebelum Siklus 1 Siklus 2 Gambar 1. Perbandingan rata-rata perilaku pro-sosial siswa (prasiklus, siklus 1 dan siklus 2) SIMPULAN Pelaksanan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan perilaku pro-sosial siswa dapat disimpulkan bahwa : 1) Skor rata-rata perilaku pro-sosial siswa sebelum diberi bimbingan kelompok dengan metode sosiodrama adalah 51,7 (masuk kategori kurang), dengan jumlah siswa yang masuk dalam karegori sedang ada 3, kategori kurang ada 3, dan kategori rendah ada 4 siswa, 2) Skor rata-rata perilaku pro-sosial siswa setelah diberi layanan bimbingan kelompok dengan metode sosiodrama adalah pada siklus 1 memperoleh skor rata-rata 73,1 dan pada siklus 2 memperoleh skor rata-rata 82,1 (masuk kategori tinggi), dengan jumlah 7 siswa masuk dalam kategori tinggi, dan hanya ada 3 siswa yang masuk dalam kategori sedang. UCAPAN TERIMA KASIH Disampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah banyak membantu, khususnya Kepala Sekolah, Guru BK dan Siswa kelas X MM SMK Negeri 1 Batang Jawa Tengah. 16

DAFTAR PUSTAKA Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol. 2, No. 1, Januari 2016 Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : Remaja Rosdakarya. Muhammad Ali dan Muhammad Asrori. 2012. Psikologi Remaja : Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Bumi Aksara. Pardjono, 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : Lembaga Penelitian UTY Prayitno & Erman Amti. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rineka Cipta. Winkel W.S. 1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta : PT Grasindo. 17