MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 72 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 72 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO"

Transkripsi

1 1

2 MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 72 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO Wenny Hulukati, Murhima A. Kau, Ramlah ABSTRAK Meningkatkan Kemampuan Komunkasi Interpersonal Siswa Melalui Bimbingan Kelompok Teknik Diskusi pada siswa Kelas V SDN 72 Kota Timur Kota Gorontalo. Skripsi. Program Studi S1 Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. 2013, Pembimbing I Dr. Hj. Wenny Hulukati, M.Pd dan Pembimbing II Hj. Murhima A. Kau, S.Psi, M.Psi Masalah dalam penelitian adalah: Apakah bimbingan kelompok teknik diskusi dapat meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas V SDN 72 Kota Timur Kota Gorontalo?. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan teknik pengumpulan data melalui observasi dan dokumentasi. Teknik analisa yang digunakan adalah analisa persentase. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan pada siklus I siswa yang memiliki kemampuan komunikasi interpersonal sebanyak 17 orang (68%), yang kurang memiliki kemampuan komunikasi interpersonal 8 orang (32%), selanjutnya pada siklus II diperoleh hasil siswa yang memiliki kemampuan komunikasi interpersonal siswa berjumlah 22 orang (88%), dan yang kurang memiliki kemampuan komunikasi interpersonal 3 orang (12%) berada pada kategori cukup. Dengan demikian, hipotesis tindakan yang berbunyi: Jika digunakan bimbingan kelompok teknik diskusi, maka kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas V SDN 72 Kota Timur Kota Gorontalo, akan meningkat, dapat diterima. Kata Kunci: Komunikasi Interpersonal, Bimbingan Kelompok Teknik Diskusi Dr. Hj. Wenny Hulukati, M.Pd, dosen pada jurusan Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Gorontalo, Murhima A. Kau, S.Psi, M.Psi, dan Ramlah S.Pd guru wali kelas V SDN 72 Kota Timur Kota Gorontalo 2

3 Siswa merupakan bagian dari masyarakat dituntut dapat berkomunikasi dengan orang lain dilinkungan dimana siswa berinteraksi. Lingkungan yang dimaksud adalah sekolah. Karena sebagian waktu siswa, digunakan untuk berinteraksi di sekolah. Tugas siswa di sekolah yaitu belajar, dengan belajar siswa akan memperoleh perubahan yang positif dan dapat berkembang secara optimal serta siap melaksanakan peranannya dimasa yang akan datang. Pada lingkungan sekolah khususnya, siswa dituntut mampu berkomunikasi yang dengan warga sekolah yakni guru, staf tata usaha dan teman sebaya maupun personil sekolah lainnya. Siswa yang memiliki kemampuan dalam komunikasi interpersonal yang baik akan mudah bersosialisasi dan lancar dalam memperoleh pemahaman dari guru dan sumber belajar disekolah. Belajar dan bersosialisai dan berkomunikasi dengan lingkungan sekitar merupakan proses tak henti-hentinya dalam kehidupan individu. Menurut Theodorson (dalam Rohim.2009:11) Komunikasi adalah proses pengalihan informasi dari satu orang atau sekelompok orang dengan menggunakan simbol-simbol tertentu pada satu orang atau kelompok lain. Proses komunikasi yang terjadi merupakan proses timbal balik karena sipengirim dan sipenerima saling mempengaruhi. Siswa sekolah dasar termasuk dalam masa pueral dan termasuk pada periode/masa sekolah. Pada masa ini anak bersifat agresif, egois, bahkan kearah desktruktif, misalnya suka mengeritik, mencemooh, sehingga komunikasi interpersonal dikelas tidak terbangun dengan baik. Memperhatikan uraian tersebut jelaslah siswa yang merasa sulit atau tidak mampu berkomunikasi dengan orang lain lebih banyak berperilaku negatif dari pada siswa yang mampu dan mau berkomunikasi. Individu merasa senang jika berada diantara teman-temannya dan membicarakan hal-hal yang menarik, karena pertemuan seperti ini merupakan kesempatan untuk mengeluarkan isi hati dan memperoleh pandangan baru terhadap suatu masalah yang dihadapi. Kurangnya kemampuan komunikasi interpersonal siswa sebagaimana diuraikan diatas tersebut ditemukan pula pada siswa kelas V SDN 72 Kota Timur Kota Gorontalo. Berdasarkan pengamatan selama ini, dari 25 orang siswa kelas V pada sekolah tersebut terdapat 8 orang siswa atau 32% yang kurang berkomunikasi interpersonal yang baik, hal ini tampak dari berbagai gejala, seperti dalam proses pembelajaran siswa merasa malu untuk menyampaikan pendapat, siswa tidak berani mengajukan pertanyaan, siswa tidak aktif berbicara dalam proses pembelajaran. Menurut Theodorson (dalam Rohim, 2009:11) komunikasi adalah proses pengalihan informasi dari satu orang atau sekelompok orang dengan menggunakan simbol simbol tertentu kepada satu orang atau kelompok lain. Proses pengalihan informasi tersebut selalu mengandung pengaruh tertentu. Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Menurut Agus M. Hardjana (dalam Suranto 2011:3) mengatakan, bahwa komunikasi interpersonal adalah interksi tatap muka antardua atau beberapa orang, di mana pengirim dapat menyampaikan secara langsung dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung pula. Menurut Deddy Mulyana (dalam Rohim 2009:18) komunikasi interpersonal adalah Komunikasi antara orang orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal. Komunikasi interpersonal dianggap efektif, jika orang lain memahami pesan dengan benar, dan memberikan respon sesuai dengan yang diinginkan. Menurut 3

4 Suranto (2011 : 79) komunikasi interpersonal yang efektif berfungsi untuk: a) Membentuk dan menjaga hubungan baik antarindividu; b) Menyampaikan pengetahuan/informasi; c) Mengubah sikap dan perilaku; d) Pemecahan masalah hubungan antarmanusia; e) Citra diri lebih baik; f) Jalan menuju sukses. Menurut Suranto, (2011:93) meningkatkan kualitas hubungan interpersonal, maka diperlukan kecakapan komunikasi interpersonal yang baik, sebagai berikut: 1) Komunikasi interpersonal bersifat positif; 2) Ketrampilan Berbicara; 3) Kecakapan Bertanya; 4) Ketrampilan Menjaga Sopan Santun; 5) Cepat, Tanggap, dan Bertanggungjawab; 6) Kecakapan Menyampaikan Informasi; 7) Kecakapan Mendengarkan. Berbagai macam cara untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa yakni: program home rome, karya wisata, diskusi kelompok, kegiatan kelompok, organisasi siswa, sosiodrama, psikodrama, pengajaran remedial. Maka salah satu cara yang dilakukan melalui bimbingan kelompok teknik diskusi. Bimbingan kelompok merupakan suatu memberikan bantuan kepada individu melalui kegiatan kelompok. Berdasarkan pada hal-hal yang telah dikemukakan, peneliti merumuskan judul sebagai berikut: Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Melalui Bimbingan Kelompok Teknik Diskusi pada Siswa Kelas V SDN 72 Kota Timur Kota Gorontalo. Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Siswa mengalami kesulitan dalam menyampaikan informasi b. Siswa mengalami kesulitan dalam mengajukan pertanyaan c. Siswa kurang aktif berbicara dalam proses pembelajaran. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah kemampuan komunikasi interpersonal dapat ditingkatkan melalui Bimbingan Kelompok Teknik Diskusi pada siswa kelas V SDN 72 Kota Timur Kota Gorontalo?. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas V SDN 72 Kota Timur Kota Gorontalo dengan bimbingan kelompok melalui teknik diskusi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Sekolah, memberikan konstribusi yang berarti bagi sekolah tempat penelitian dalam upaya meningkatkan mutu proses belajar mengajar. 2. Bagi Guru, diharapkan lebih memahami bagaimana menerapkan teknik bimbingan kelompok dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal. 3. Bagi Siswa, menjadi sarana latihan bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal. 4. Bagi Peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan sebagai guru sehingga memiliki pengalaman meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal. Menurut Theodorson (dalam Rohim, 2009:11) komunikasi adalah proses pengalihan informasi dari satu orang atau sekelompok orang dengan menggunakan simbol simbol tertentu kepada satu orang atau kelompok lain. Proses pengalihan informasi tersebut selalu mengandung pengaruh tertentu. Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Selain itu Agus M. Hardjana (dalam Suranto 2011:3) mengatakan, bahwa komunikasi interpersonal adalah interksi tatap muka antardua atau beberapa orang, 4

5 di mana pengirim dapat menyampaikan secara langsung dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung pula. Deddy Mulyana (dalam Rohim 2009:18) komunikasi interpersonal adalah Komunikasi antara orang orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Agus Mulyono (dalam Suranto 2011:4) memaparkan, komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berbentuk tatap muka, interaksi orang ke orang, verbal dan non verbal, serta saling berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan individu atau antarindividu di dalam kelompok kecil. Selanjutnya Arni Muhammad (dalam Suranto 2011:4) mendefinisikan komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi di antara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang yang dapat lansgsung diketahui balikannya (komunikasi langsung). Dari beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal adalah suatu proses pengiriman pesan dari seseorang kepada orang lain atau beberapa orang, baik verbal maupun nonverbal yang ditanggapi oleh orang lain dan merupakan interaksi antara pribadi pribadi yang terlibat secara utuh dan langsung satu sama lain dalam menyampaikan dan menerima pesan secara nyata. Menurut Suranto, (2011:93) meningkatkan kualitas hubungan interpersonal, maka diperlukan kecakapan komunikasi interpersonal yang baik, sebagai berikut: 1) Komunikasi Interpersonal Positif dan Negatif Komunikasi interpersonal bersifat positif, apabila mengarah kepada suatu kerjasama (cooperation). Bersifat negatif apabila mengarah kepada suatu pertentangan. Kerjasama dimaksudkan sebagai suatu kesepakatan menempuh langkah tertentu untuk mencapai tujuan bersama. Biasanya kerjasama dapat terbentuk, ketika orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingankepentingan yang sama, sehingga merasa saling memperoleh keuntungan apabila saling berbagi dan saling menolong. 2) Ketrampilan Berbicara Komunikasi interpersonal sering dilakukan dengan teknik berbicara atau bercakap-cakap secara langsung. Dengan demikian pembicaraan yang terjadi merupakan proses tukar-menukar informasi dimuka orang lain. 3) Kecakapan Bertanya Untuk lebih meningkatkan keberhasilan dalam usaha menjalin komunikasi interpersonal, perlu diperhatikan pada beberapa teknik yang efektif. Dengan pertanyaan terarah, maka kita akan dapat mengembangkan komunikasi interpersonal dua arah, dan pada gilirannya kita akan memperoleh banyak informasi penting. 4) Ketrampilan Menjaga Sopan Santun Penampilan yang sopan dan ramah akan membuat kita lebih aman dalam memulai berkomunikasi ketimbang penuh emosi dan rasa curiga. Partner komunikasi akan lebih senang mendengarkan argumentasi yang disampaikan dengan sopan. Oleh karena itu kita perlu membiasakan diri bersikap sopan dan ramah, agar orang lain juga bersikap ramah kepada kita. Dengan selalu menjaga sopan santun, selanjutnya terjadi sikap saling menghargai. 5) Cepat, Tanggap, dan Bertanggungjawab Ketrampilan komunikasi interpersonal berikutnya ialah kecepatan dalam merespon stimuli dari orang lain. Tanggap artinya peka atau sensitif terhadap situasi 5

6 dan kondisi, serta berperilaku secara kondusif sesuai dengan situasi tersebut. Tanggung jawab, artinya bahwa kita sebagai pelaku komunikasi interpersonal harus bertanggung jawab terhadap dampak atau akibat dari aktivitas pelaksanaan komunikasi, serta hasil proses komunikasi interpersonal tersebut dapat memberikan manfaat dan berguna baik bagi diri sendiri maupun orang lain. 6) Kecakapan Menyampaikan Informasi Pada kesempatan tertentu kita mengemban tugas untuk menyampaikan informasi penting kepada sasaran yang dituju. Agar informasi dapat diterima dengan baik oleh sasaran, perlu kecakapan yang harus diperhatikan, misalnya: - Tidak perlu tergesa-gesa dan terlalu berambisi menyampaikan informasi sekaligus, pemberian informasi dapat dilakukan secara bertahap. - Ulangi informasi yang penting, sembari diikuti intonasi suara dan bahasa nonverbal yang mendukung. - Gunakanlah empati, yaitu dapat merasakan apa yang dirasakan oleh komunikan. - Berilah kesempatan kepaa komunikan untuk bertanya, dan memberikan pendapat. 7) Kecakapan Mendengarkan Kecakapan mendengarkan, merupakan kecakapan penting dalam komunikasi interpersonal. Hal ini disebabkan dengan mendengarkan, kita dapat mengolah secara komprehensif semua stimuli dan pesan yang kita terima, sampai kita dapat memahami dan mengingat dengan cermat, dan pada gilirannya akan menjadi bekal penting untuk melakukan proses komunikasi interpersonal yang efektif. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi interpersonal siswa sangat dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal seseorang. Faktor internal dari diri individu berkaitan erat dengan faktor eksternal. Hal ini disebabkan siswa dalam proses perkembangannya, tidak lepas dari kedua faktor tersebut. Kemampuan komunikasi interpersonal merupakan hal yang perlu dimiliki oleh siswa, agar dapat menjalin komunikasi antar sesama. Bimbingan kelompok teknik diskusi dalam meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa. Thohirin (2007:170) bahwa bimbingan kelompok merupakan suatu memberikan bantuan (bimbingan) kepada individu (siswa) melalui kegiatan kelompok. Menurut Hartinah (2009:12) bahwa bimbingan kelompok merupakan salah satu bentuk usaha pemberian bantuan kepada orang orang yang mengalami masalah. Suasana kelompok yaitu antarhubungan dari semua orang yang terlibat dalam kelompok, dapat menjadi wahana dimana masing masing anggota kelompok tersebut secara perseorangan dapat memanfaatkan semua informasi, tanggapan kepentingan dirinya yang bersangkutan dengan masalahnya tersebut. Dari beberapa pendapat, dapat disimpulkan layanan bimbingan kelompok merupakan suatu upaya pemberian bantuan kepada individu melalui kelompok dengan menggunakan dinamika kelompok untuk mendapatkan informasi yang berguna agar mampu menyusun rencana dan keputusan yang tepat serta dapat memahami dirinya sendiri, orang lain dan lingkungannya dalam menunjang terbentuknya perilaku yang efektif serta adanya perubahan sikap dalam hidupnya dan mengembangkan dirinya secara optimal. Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: Jika digunakan bimbingan kelompok teknik diskusi, maka kemampuan komunikasi interpersonal siswa di SDN 72 Kota Timur Kota Gorontalo, akan meningkat. 6

7 Indikator kinerja dalam penelitian dirumuskan meningkatnya jumlah siswa yang memiliki kemampuan komunikasi interpersonal dari 17 siswa atau 68% menjadi 22 orang siswa atau 88% dari 25 siswa yang berada di kelas V SDN 72 Kota Timur Kota Gorontalo. Metode Penelitian Pelaksanaan PTK ini dilakukan di kelas V SDN 72 Kota Timur Kota Gorontalo. Penelitian ini dilakukan pada anak yang berjumlah 25 orang, yang terdiri dari 10 orang perempuan dan 15 orang laki laki. Waktu pelaksanaan penelitian direncanakan selama 2 (dua) bulan, yakni bulan November dan Desember. Variabel dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari: a. Variabel Input (Masukan) Variabel input dalam penelitan ini adalah siswa, guru, dan sumber belajar yang digunakan, lingkungan pembelajaran serta alat alat pendukung lain. b. Variabel Proses Untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa, digunakan langkah-langkah pelaksanaan bimbingan kelompok yang didasarkan pada pendapat Hartinah (2009: 132) yang meliputi: 1. Tahap I Pembentukan - Mengungkapkan pengertian dan tujuan kegiatan kelompok dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling - Menjelaskan (a) cara-cara, dan (b) asas-asas kegiatan kelompok - Saling memperkenalkan dan mengungkapkan diri - Teknik khusus - Permainan penghangatan atau pengakraban 2. Tahap II Peralihan - Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya - Manawarkan atau mengamati apakah para menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya (tahap ketiga) - Membahas suasana yang terjadi - Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota jika perlu, kembali ke beberapa aspek tahap pertama (tahap pembentukan) 3. Tahap III Kegiatan - Pemimpin kelompok mengemukakan masalah atau topik - Tanya jawab antara anggota dan pemimpin kelompok tentang hal-hal yang belum jelas yang menyangkut masalah/topik yang dikemukakan pemimpin kelompok - Anggota membahas masalah/topik secara mendalam dan tuntas - Kegiatan selingan 4. Tahap IV Pengakhiran - Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri - Pemimpin dan anggota kelompok mengemukakan kesan dan hasil-hasil kegiatan - Membahas kegiatan lanjutan - Mengemukakan pesan dan harapan c. Variabel Output (Hasil) Variabel output dalam penelitian ini adalah peningkatan kemampuan komunikasi interpersonal yang berdasar pada pendapat Suranto (2011: ), yakni: 7

8 a. Kecakapan menyampaikan informasi b. Kecakapan bertanya c. Ketrampilan berbicara Tahap persiapan merupakan tahap awal sebelum pelaksanaan penelitian. Adapun kegiatan yang dilakukan selama tahap persiapan ini meliputi: a. Menyusun Satuan Layanan bimbingan kelompok. b. Menyiapkan media atau alat yang akan digunakan pada layanan bimbingan kelompok. c. Menyiapkan skenario tentang pelaksanaan bimbingan kelompok. d. Melatih/mempersiapkan siswa dalam pelaksanaan bimbingan kelompok. e. Mempersiapkan lembar observasi yang akan digunakan untuk memperoleh data dalam upaya meningkatkan komunikasi interpersonal siswa. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan, dengan tema pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan komunikasi interpersonal siswa. Langkah-langkah pembelajaran pada setiap siklus, mengikuti langkah-langkah pelaksanaan bimbingan kelompok teknik diskusi. Pada kegiatan ini dilakukan proses pemantauan oleh guru mitra selaku observer terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Selanjutnya bersama guru mitra mengevaluasi hasil pemantauan yang dilakukan. Hasil analisis data pada setiap akhir siklus menjadi bahan refleksi diri. Jika masih terdapat kelemahan dalam proses pembelajaran yang berlangsung dari pelaksanaan siklus I ke siklus berikutnya, diadakan perbaikanperbaikan atau penyempurnaan tindakan. Siklus ini terus berlanjut hingga penelitian mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dengan mengacu pada variabel output. Teknik dokumentasi sebagai pelengkap. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa persentase. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Sebelum melaksanakan siklus, peneliti melakukan observasi awal dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Hasil observasi awal siswa yang memiliki kemampuan komunikasi interpersonal dengan kategori Mampu berjumlah 17 orang atau 68%, yang termasuk pada kategori Tidak Mampu 8 orang atau 32% (berdasarkan aspek yang dinilai atau berdasarkan indikator). Siklus I pertemuan I kemampuan komunikasi interpersonal siswa dengan kategori Mampu berjumlah 17 orang siswa atau 68% dan yang termasuk pada kategori Tidak Mampu berjumlah 8 orang atau 32%. Siklus I pertemuan 2 skor kemampuan komunikasi interpersonal siswa dengan kategori Mampu berjumlah 17 orang atau 68%, kategori Kurang Mampu 2 orang atau 8%, serta yang termasuk kategori Tidak Mampu berjumlah 6 orang atau 24%. Pelaksanaan siklus II pertemuan 1 skor kemampuan komunikasi interpersonal siswa dengan kategori Mampu berjumlah 17 orang siswa atau 68%, dan yang termasuk pada ketegori Kurang Mampu 7 orang siswa atau 28% dan yang masih termasuk pada kategori Tidak Mampu 1 orang atau 4%. Siklus II pertemuan 2 skor kemampuan komunikasi interpersonal siswa pada kategori Mampu 22 orang siswa atau 88%% dan yang masih termasuk pada kategori Kurang Mampu 3 orang siswa atau 12%. Dari tabel tersebut diperoleh hasil rata-rata siswa yang memiliki kemampuan komunikasi interpersonal berjumlah 22 orang siswa atau 88%, siswa yang belum memiliki kemampuan komunikasi interpersonal ada 3 oarng siswa atau 8

9 12%. Peningkatan ini terjadi karena adanya kerjasama, komunikasi keterbukaan, saling percaya dari siswa itu sendiri pada proses pelaksanaan bimbingan kelompok teknik diskusi. Sehingga dengan demikian, permasalahan yang dihadapi selama ini, khususnya pada kemampuan komunikasi interpersonal dapat dicarikan solusinya. Pembahasan Dapat dilihat pada observasi awal siswa yang memiliki kemampuan komunikasi interpersonal berjumlah 17 orang siswa (68%), dari siklus I pertemuan 1 diperoleh rata-rata kemampuan komunikasi interpersonal siswa belum mengalami peningkatan. Setelah dilanjutkan pada pelaksanaan tindakan siklus II telah meningkat menjadi 22 orang siswa atau 88% yang termasuk kategori mampu, 3 orang siswa atau 12% yang termasuk kategori kurang mampu. Dengan demikian penelitian melalui bimbingan kelompok teknik diskusi untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas V SDN 72 Kota Timur Kota Gorontalo dinyatakan telah berhasil. Peningkatan kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas V sangat berarti bagi peneliti selaku pendidik serta para pendidik lainya karena hal ini menjadi masalah yang menggangu proses pembelajaran dan kehidupan sosial siswa di sekolah maupun dalam kehidupan masyarakat. Komunikasi interpersonal siswa, dapat diamati pada aktivitas belajar. Siswa dapat mengekespresikan dirinya dalam proses pembelajaran sebagaimana yang dikemukakan oleh Suranto, (2011:93) meningkatkan kualitas hubungan interpersonal, maka diperlukan kecakapan komunikasi interpersonal yang baik. Bimbingan kelompok teknik diskusi merupakan wadah yang difasilitasi guru, dengan tujuan agar siswa melalui tahapan-tahapan bimbingan kelompok dapat berinteraksi dengan temannya, terutama dalam membentuk komunikasi interpersonal. Karena hasil sudah mencapai pada indikator kinerja yang telah ditetapkan yakni dari 17 orang siswa (68%) yang memiliki kemampuan komunikasi interpersonal menjadi 22 orang siswa (88%). Dengan demikian hipotesis tindakan yang berbunyi: Jika pembelajaran melakukan bimbingan kelompok teknik diskusi pada siswa kelas V SDN 72 Kota Timur Kota Gorontalo maka kemampuan komunikasi interpersonal siswa dapat meningkat. Dapat diterima. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas V SDN 72 Kota Timur Kota Gorontalo seperti pada observasi awal 68% setelah dilakukan siklus I belum meningkat dan pada siklus ke II meningkat menjadi 88%, maka dapat disimpulkan bahwa melalui bimbingan kelompok teknik diskusi dapat meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa. Dengan demikian hipotesis tindakan yang berbunyi: jika menggunakan bimbingan kelompok teknik diskusi, maka kemampuan komunikasi interpersonal pada siswa kelas V SDN 72 Kota Timur Kota Gorontalo akan meningkat, dapat diterima. Saran Berdasarkan hasil penelitian maka perlu dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: a. Untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa hendaknya dalam pembelajaran dilakukan melalui bimbingan kelompok teknik diskusi. b. Diharapkan kepada peneliti yang melaksanakan penelitian tindakan kelas hendaknya merencanakan langkah-langkah dengan baik khususnya dalam 9

10 pelaksanaan bimbingan kelompok teknik diskusi untuk meningkatkan komunikasi interpersonal siswa. c. Hendaknya pada guru dapat mengadakan pengujian lebih lanjut tentang keefektifan bimbingan kelompok teknik diskusi untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa secara optimal. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Budyatna, Muhammad,dkk. (2012). Teori Komunikasi Antar Pribadi. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Damayanti, Nidya. (2012). Buku Pintar Panduan Bimbingan Konseling. Yogyakarta: Araska Enjang. (2009). Komunikasi Konseling. Bandung. PT. Nuansa. Hartinah, Sitti. (2009). Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung. PT. Refika Aditama. Muslich, Mansur. (2010). Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi. Bandung. PT. Refika Aditama. Rakhmat, J. (2012). Psikologi Komunikasi. Bandung. Remaja Rosda Karya. Rusmana, Nandang. (2009). Bimbingan dan Konseling Kelompok di sekolah (metode, teknik Dan aplikasi). Bandung : Rizqi Press Roestiyah, N.K. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. PT. Rineka Cipta. Rohim, Syaiful. Teori Komunikasi. PT.Rineka Cipta. (2009). Jakarta. Sumadayo, Samsu. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta. Graha Ilmu. Suranto. (2011). Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta. PT. Graha Ilmu. Tohirin. (2007). Bimbingan dan Konseling di sekolah dan madrasah (berbasis integrasi). Jakarta : Raja Gravindo Persada 10

KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Dan

KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Dan BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Komunikasi Interpersonal a. Pengertian Komunikasi Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan PTK ini dilakukan di kelas V SDN 72 Kota Timur Kota Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan PTK ini dilakukan di kelas V SDN 72 Kota Timur Kota Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Penelitian Pelaksanaan PTK ini dilakukan di kelas V SDN 72 Kota Timur Kota Gorontalo. Penelitian ini dilakukan pada anak yang berjumlah

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TUGAS PADA SISWA KELAS V SDN 5 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TUGAS PADA SISWA KELAS V SDN 5 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO 1 MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TUGAS PADA SISWA KELAS V SDN 5 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO Tuti Wantu, Meiske Puluhulawa, Dinco Karim ABSTRAK Masalah dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bone Bolango. Adapun siswa yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII

BAB III METODE PENELITIAN. Bone Bolango. Adapun siswa yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Tsanawiyah Muhammadiyah Kabila Kabupaten Bone Bolango. Adapun siswa yang menjadi subjek penelitian adalah

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI GORONTALO. Maspa Mardjun, Tuti Wantu, Meiske Puluhulawa

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI GORONTALO. Maspa Mardjun, Tuti Wantu, Meiske Puluhulawa 1 2 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS VIII B DI MTS. AL-KHAIRAAT KOTA GORONTALO Maspa Mardjun, Tuti Wantu, Meiske Puluhulawa

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI MELALUI BIMBINGAN SOSIAL DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL. Richah Sofiyanti dan Heri Saptadi Ismanto

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI MELALUI BIMBINGAN SOSIAL DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL. Richah Sofiyanti dan Heri Saptadi Ismanto Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 2, Mei 2015 ISSN 2442-9775 UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI MELALUI BIMBINGAN SOSIAL DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL Richah Sofiyanti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai interaksi antara dirinya dan lingkungannya. Keseluruhan proses

BAB I PENDAHULUAN. sebagai interaksi antara dirinya dan lingkungannya. Keseluruhan proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran merupakan proses perubahan dalam perilaku sebagai interaksi antara dirinya dan lingkungannya. Keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMANTAPAN KARIR SISWA KELAS X TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN SMKN

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMANTAPAN KARIR SISWA KELAS X TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN SMKN Artikel Skripsi EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMANTAPAN KARIR SISWA KELAS X TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN SMKN KEBONAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di lingkungan sekolah Guru tidak hanyan mendidik siswa dalam aspek kognitif saja,

BAB I PENDAHULUAN. Di lingkungan sekolah Guru tidak hanyan mendidik siswa dalam aspek kognitif saja, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di lingkungan sekolah Guru tidak hanyan mendidik siswa dalam aspek kognitif saja, tetapi juga mendidik aspek-aspek lainnya, salah satunya aspek sosial perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis yaitu penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu kajian sistematik dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran yang aktif seperti yang di kehendaki dalam Undang Undang RI No

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA KELAS VIII MTSN 2 MEDAN

MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA KELAS VIII MTSN 2 MEDAN MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA KELAS VIII MTSN 2 MEDAN Sya adatul Munawaroh, M. Rajab Lubis PPB-BK FIP Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di PAUD Kalimas Kecamatan Dulupi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di PAUD Kalimas Kecamatan Dulupi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di PAUD Kalimas Kecamatan Dulupi Kabupaten Boalemo. Yang menjadi subyek dalam penelitian tindakan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU PRO-SOSIAL MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE SOSIODRAMA. Arni Murnita SMK Negeri 1 Batang, Jawa Tengah

UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU PRO-SOSIAL MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE SOSIODRAMA. Arni Murnita SMK Negeri 1 Batang, Jawa Tengah Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 2, No. 1, Januari 2016 ISSN 2442-9775 UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU PRO-SOSIAL MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE SOSIODRAMA Arni Murnita

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. sekolah, yang memberikan kewenangan penuh kepada sekolah dan guru

BAB II KAJIAN TEORI. sekolah, yang memberikan kewenangan penuh kepada sekolah dan guru BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Manajemen Manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhannya. Alasannya tanpa manajemen

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI Oleh Sartin Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB II BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PSIKODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL

BAB II BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PSIKODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL 15 BAB II BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PSIKODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL A. Keterampilan Komunikasi Interpersonal 1. Pengertian Komunikasi Interpersonal Sebelum mendefinisikan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI TEKNIK MODELING DI PAUD CENDEKIA DESA KETAPANG KECAMATAN GENTUMA KABUPATEN GORONTALO UTARA

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI TEKNIK MODELING DI PAUD CENDEKIA DESA KETAPANG KECAMATAN GENTUMA KABUPATEN GORONTALO UTARA 1 2 MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI TEKNIK MODELING DI PAUD CENDEKIA DESA KETAPANG KECAMATAN GENTUMA KABUPATEN GORONTALO UTARA ABSTRAK Rina Mahan, Tuti Wantu, M.Pd, Kons, Irpan Kasan, S.Ag, M.Pd

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. 1 Metode yang digunakan pada penelitian

Lebih terperinci

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP NEGERI 27PADANG JURNAL PENELITIAN

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP NEGERI 27PADANG JURNAL PENELITIAN PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP NEGERI 27PADANG JURNAL PENELITIAN Oleh : SYUKRI MARZUKI NPM: 11060269 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Hakikat manusia adalah sebagai makhluk sosial, oleh karena itu setiap manusia tidak lepas dari kontak sosialnya dengan masyarakat, dalam pergaulannya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang selanjutnya akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang selanjutnya akan 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang selanjutnya akan dikonversi ke dalam data kualitatif. Hal ini ditujukan untuk mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Proses PTK merupakan proses siklus yang dimulai dari menyusun

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Proses PTK merupakan proses siklus yang dimulai dari menyusun 24 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan PTK. Penelitian ini bersifat kualitatif karena berupaya menghasilkan

Lebih terperinci

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KONSEP DIRI SISWA KELAS VII B DI SMP NEGERI 4 PACITAN TAHUN PELAJARAN

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KONSEP DIRI SISWA KELAS VII B DI SMP NEGERI 4 PACITAN TAHUN PELAJARAN EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KONSEP DIRI SISWA KELAS VII B DI SMP NEGERI 4 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI LISAN DENGAN PESAWAT TELEPON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DI KELAS III SDN 2 BIONTONG

MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI LISAN DENGAN PESAWAT TELEPON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DI KELAS III SDN 2 BIONTONG 1 MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI LISAN DENGAN PESAWAT TELEPON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DI KELAS III SDN 2 BIONTONG Fikdal, Salma Halidu, Yusuf Jafar 1 Abstrak Peran guru dalam proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PERILAKU MORAL ANAK MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT I KALEKE KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

MENINGKATKAN PERILAKU MORAL ANAK MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT I KALEKE KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI MENINGKATKAN PERILAKU MORAL ANAK MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT I KALEKE KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI Endang Sunarti 1 ABSTRAK Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO JURNAL PENELITIAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS III SDN NO. 72 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo, dilaksanakan dalam dua siklus diawali dengan kegiatan observasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo, dilaksanakan dalam dua siklus diawali dengan kegiatan observasi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas dalam upaya meningkatkan rasa percaya diri siswa melalui teknik bimbingan kelompok di kelas IV SDN 3 Telaga Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki 31 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis yaitu penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu kajian sistematik dari

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo.

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. Subjek penelitian adalah siswa di SMP Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian 42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Biluhu Tengah Kecamatan Biluhu Kabupaten Gorontalo.

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN HUBUNGAN PERTEMANAN SISWA KELAS VIII C DI SMP NEGERI 4 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN HUBUNGAN PERTEMANAN SISWA KELAS VIII C DI SMP NEGERI 4 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 Artikel Skripsi EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN HUBUNGAN PERTEMANAN SISWA KELAS VIII C DI SMP NEGERI 4 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

Kata Kunci: Keterampilan komunikasi interpersonal, bimbingan kelompok, psikodrama

Kata Kunci: Keterampilan komunikasi interpersonal, bimbingan kelompok, psikodrama MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PSIKODRAMA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 01 NGABANG Kamaruzzaman Program Studi Bimbingan dan Konseling,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, hubungan dengan manusia lain tidak lepas dari rasa ingin tahu tentang lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, hubungan dengan manusia lain tidak lepas dari rasa ingin tahu tentang lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya, hubungan dengan manusia lain tidak lepas dari rasa ingin tahu tentang

Lebih terperinci

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara Media Bina Ilmiah51 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MENCARI PASANGAN (Make a Match) PADA POKOK BAHASAN GEJALA ALAM DI INDONESIA DAN NEGARA-NEGARA TETANGGA KELAS VI

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 PONTIANAK

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 PONTIANAK SOSIAL HORIZON: Jurnal Pendidikan Sosial ISSN 2407-5299 UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 PONTIANAK Rustam Program Studi Bimbingan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN SOPAN SANTUN BERBICARA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK

UPAYA MENINGKATKAN SOPAN SANTUN BERBICARA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK Lilliek Suryani 112 UPAYA MENINGKATKAN SOPAN SANTUN BERBICARA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK Oleh : Lilliek Suryani SMPN 3 Karangjati E-mail : lilieksuryani@yahoo.com ABSTRAK Jenis penelitian

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 1 ISSN 2354-614X Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Nuriati, Najamuddin Laganing, dan Yusdin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, seorang individu sejak lahir hingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, seorang individu sejak lahir hingga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk hidup sosial, seorang individu sejak lahir hingga sepanjang hayat senantiasa berhubungan dengan individu lainnya atau dengan kata lain melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Penelitian ini dilaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Penelitian ini dilaksanakan 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Penelitian 3.1.1 Latar Penelitian Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu cara untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan besosialisasi manusia sangat dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan besosialisasi manusia sangat dituntut untuk dapat A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dalam kehidupan besosialisasi manusia sangat dituntut untuk dapat berkomunikasi dengan masyarakat sekitar, baik lingkungan tempat tinggal maupun lingkungan pendidikan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilaksanakan di SDN 71 Kota Timur Kota Gorontalo. Kelas yang dikenai tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. dilaksanakan di SDN 71 Kota Timur Kota Gorontalo. Kelas yang dikenai tindakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Penelitian 3.1.1 Latar Penelitian Penelitian ini merupakan suatu penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan di SDN 71 Kota Timur Kota Gorontalo.

Lebih terperinci

Candra Hulopi SI Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo

Candra Hulopi SI Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROLE PLAYING PADA MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DIKELAS X PEMASARAN SMK NEGERI I LIMBOTO Candra Hulopi 911 409 022

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis yaitu penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu kajian sistematik dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk dan berkembang secara signifikansi disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan 35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Motode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode penelitian tindakan kelas dalam bahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis melaksanakan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis melaksanakan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting dan Waktu Penelitian Penulis melaksanakan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Bandung, Jalan Semar No. 5 Bandung. Subjek penelitian ini adalah siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 18 Pulubala Kabupaten Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 18 Pulubala Kabupaten Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Latar Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 18 Pulubala Kabupaten Gorontalo. SDN 18 Pulubala merupakan salah satu sekolah

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V. Endah Tri Wahyuni

Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V. Endah Tri Wahyuni Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V Endah Tri Wahyuni 1 1 Universitas Negeri Malang Email: 1 endahtriw7@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelas IV SDN 7 Bilato Kabupaten Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelas IV SDN 7 Bilato Kabupaten Gorontalo. 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan karakteristik subjek penelitian 3.1.1 Latar penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelas IV SDN 7 Bilato Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan dalam

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Keterampilan Komunikasi, Bimbingan Kelompok

ABSTRAK. Kata Kunci: Keterampilan Komunikasi, Bimbingan Kelompok 1 MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI MELALUI TEKNIK BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI MA BAHRUL ULUM BATUDAA PANTAI KABUPATEN GORONTALO Irma Djafar,Tuti Wantu, dan Meiske Puluhulawa ABSTRAK Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SDN 2 Tabongo Timur Kecamatan Tabongo

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SDN 2 Tabongo Timur Kecamatan Tabongo BAB III METODE PENELITIAN A. Latar dan Karakteristik Penelitian 1. Penetapan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN 2 Tabongo Timur Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo, siswa yang menjadi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN SD Negeri 02 Kebonsari, Karangdadap, Kabupaten

Lebih terperinci

pemahaman siswa kelas III terhadap materi pengaruh energi panas dalam kehidupan ditingkatkan melalui pembelajaran dengan menggunakan

pemahaman siswa kelas III terhadap materi pengaruh energi panas dalam kehidupan ditingkatkan melalui pembelajaran dengan menggunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Latar Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN 1 Tabongo Timur Kecamatan Tabongo. Penetapan lokasi penelitian didasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena komunikasi merupakan alat manusia untuk saling berinteraksi satu sama lain. Manusia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Kelas 1 SDN 10 Paguyaman Kecamatan Paguyaman Kabupaten

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 01 BOJONGSARI TAHUN AJARAN

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 01 BOJONGSARI TAHUN AJARAN PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 01 BOJONGSARI TAHUN AJARAN 2015/2016 Ahmad Subhanarrijal 1, Triyono 2, Wahyudi

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU SOPAN SANTUN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA

UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU SOPAN SANTUN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, Januari 2015 ISSN 2442-9775 UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU SOPAN SANTUN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA Ita Roshita

Lebih terperinci

Multin Arabi, Salma Bowtha, Radia Hafid 1. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Abstrak

Multin Arabi, Salma Bowtha, Radia Hafid 1. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Abstrak MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU MELALUI METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI KELAS VII SMP NEGERI 4 BOLAANG UKI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN Multin Arabi, Salma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa berhubungan dengan individu lainnya atau dapat dikatakan dengan melakukan komunikasi. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Motivasi Belajar Pengertian Motivasi Belajar. Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai

BAB II KAJIAN TEORI Motivasi Belajar Pengertian Motivasi Belajar. Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai BAB II KAJIAN TEORI 1.1. Motivasi Belajar 1.1.1. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif (Sardiman, 2001). Motivasi

Lebih terperinci

PENINGKATAN MINAT SISWA MENGIKUTI LAYANAN BK DENGAN METODE ORIENTASI FORMAT KLASIKAL. Herna Mikawati SMP 4 Kajen Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah

PENINGKATAN MINAT SISWA MENGIKUTI LAYANAN BK DENGAN METODE ORIENTASI FORMAT KLASIKAL. Herna Mikawati SMP 4 Kajen Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah Dinamika Vol. 5, No. 3, Januari 2015 ISSN 0854-2172 PENINGKATAN MINAT SISWA MENGIKUTI LAYANAN BK DENGAN METODE ORIENTASI FORMAT KLASIKAL Herna Mikawati SMP 4 Kajen Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah Abstrak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis yaitu Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), yaitu penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO. 067252 MEDAN DELI Herawati Bukit Dosen Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED Surel : herawatibukit@gmail.com

Lebih terperinci

maupun kelompok. Didalam menghadapi lingkungan, individu akan bersifat aktif

maupun kelompok. Didalam menghadapi lingkungan, individu akan bersifat aktif BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok. Didalam menghadapi lingkungan, individu akan bersifat aktif dan pasif, artinya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. merupakan hak setiap individu untuk menentukan sikap, pemikiran dan emosi

BAB II LANDASAN TEORI. merupakan hak setiap individu untuk menentukan sikap, pemikiran dan emosi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perilaku Asertif 2.1.1. Pengertian Perilaku Asertif Menurut Smith (dalam Rakos, 1991) menyatakan bahwa perilaku asertif merupakan hak setiap individu untuk menentukan sikap, pemikiran

Lebih terperinci

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA DI SMP NEGERI 22 KABUPATEN TEBO SKRIPSI

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA DI SMP NEGERI 22 KABUPATEN TEBO SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA DI SMP NEGERI 22 KABUPATEN TEBO SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Ekstensi

Lebih terperinci

BAB III. Penelitian ini dilaksanakan di TK Berlian Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo.

BAB III. Penelitian ini dilaksanakan di TK Berlian Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Penelitian 3.1.1 Latar penelitian Penelitian ini dilaksanakan di TK Berlian Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK Nelly Oktaviyani (nellyokta31@yahoo.com) 1 Yusmansyah 2 Ranni Rahmayanthi Z 3 ABSTRACT The purpose of this study

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Sukardi dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Sukardi dalam 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Berdasarkan kajian dari permasalahan penelitian, penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Sukardi dalam buku Metodologi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian komunikasi antar pribadi Komunikasi antar pribadi merupakan proses sosial dimana individu-individu yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo,

Lebih terperinci

Melin Pratikasari. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi ABSTRAK

Melin Pratikasari. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi   ABSTRAK UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT MELALUI PENERAPAN TEKHNIK BRAINSTORMING DALAM PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI Melin Pratikasari

Lebih terperinci

PERAN GURU BK DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL PESERTA DIDIK KELAS VIII MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DI SMP NEGERI 12 PADANG

PERAN GURU BK DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL PESERTA DIDIK KELAS VIII MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DI SMP NEGERI 12 PADANG PERAN GURU BK DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL PESERTA DIDIK KELAS VIII MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DI SMP NEGERI 12 PADANG ARTIKEL E JURNAL YULLY HASMI YELVI NPM:10060026 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 06 November sampai 28 November 2009. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Rusman (2012:4) mengemukakan proses

BAB I PENDAHULUAN. diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Rusman (2012:4) mengemukakan proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan,

Lebih terperinci

Kata Kunci: Hasil Belajar, kesebangunan, simetri.

Kata Kunci: Hasil Belajar, kesebangunan, simetri. MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI SIFAT-SIFAT KESEBANGUNAN DAN SIMETRI MELALUI KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DENGAN TALKING STICK DAN DEMONSTRATION DI KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KUIN

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 NGADIREJO KECAMATAN MOJOGEDANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE COCOA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOMENTARI TOKOH CERITA/ DONGENG ANAK

PENERAPAN METODE COCOA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOMENTARI TOKOH CERITA/ DONGENG ANAK Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN METODE COCOA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOMENTARI TOKOH CERITA/ DONGENG ANAK Tia Sri Lestari 1, Ani Nur Aeni 2, Prana Dwija Iswara 3 123 Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Research terdiri dari tiga kata, yaitu penelitian, tindakan, dan kelas.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI SINGING GAME DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA DONGGALA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI SINGING GAME DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA DONGGALA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI SINGING GAME DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA DONGGALA Sunarti 1 ABSTRAK Masalah dalam penelitian ini adalah belum maksimalnya kemampuan berbahasa anak kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk bisa mempertahankan hidupnya. Sebagai mahluk sosial manusia tidak lepas

BAB I PENDAHULUAN. untuk bisa mempertahankan hidupnya. Sebagai mahluk sosial manusia tidak lepas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain untuk bisa mempertahankan hidupnya. Sebagai mahluk sosial manusia tidak lepas dari interaksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun subjek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VD Sekolah

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun subjek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VD Sekolah 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Adapun subjek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VD Sekolah Dasar Negeri 165 Pekanbaru yang berjumlah 38 orang siswa, dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berbicara dan kepercayaan diri peserta didik kelas IV SDN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada tahun ajaran Sekolah ini beralamatkan di Kecamatan Tapa. Sekolah

BAB III METODE PENELITIAN. pada tahun ajaran Sekolah ini beralamatkan di Kecamatan Tapa. Sekolah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango pada tahun ajaran 2011-2012. Sekolah ini beralamatkan di

Lebih terperinci

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA JURNAL

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA JURNAL 0 PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA JURNAL LAURA SUKMAWATI NPM: 11060152 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN RESILIENSI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK HOME ROOM PROGRAM PADA MAHASISWA SEMESTER VI PROGRAM STUDI BK FKIP UNISRI

UPAYA MENINGKATKAN RESILIENSI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK HOME ROOM PROGRAM PADA MAHASISWA SEMESTER VI PROGRAM STUDI BK FKIP UNISRI UPAYA MENINGKATKAN RESILIENSI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK HOME ROOM PROGRAM PADA MAHASISWA SEMESTER VI PROGRAM STUDI BK FKIP UNISRI Oleh : Ulul Azam Abstract The objectives of this study

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteritik Subyek Penelitian 3.1.1 Latar Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SDN No. 86 Kota Tengah Kota Gorontalo

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau juga disebut dengan istilah Classroom Action Research. Penelitian tindakan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 MANTINGAN TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIID SMPN 2 BURAU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIID SMPN 2 BURAU Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIID SMPN 2 BURAU Maryana 1 SMP

Lebih terperinci

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN : 8 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA SUBTEMA BERMAIN DI LINGKUNGAN RUMAH KELAS II SD NEGERI 44 BANDA ACEH Umi Rahayu SD Negeri 44 Banda Aceh ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG Farraz Putri Febriani, Suminah PP3 Jalan Ir. Soekarno No. 1 Blitar

Lebih terperinci

JURNAL OLEH : INDAH CHOIRUN NISA NPM : Dibimbing Oleh: 1. Dr. Hj. Sri Panca Setyawati, M.Pd. 2. Yuanita Dwi Krisphianti, M.Pd.

JURNAL OLEH : INDAH CHOIRUN NISA NPM : Dibimbing Oleh: 1. Dr. Hj. Sri Panca Setyawati, M.Pd. 2. Yuanita Dwi Krisphianti, M.Pd. JURNAL PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN PERMAINAN TRUTH OR DARE (JUJUR ATAU TANTANGAN) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA KELAS VIII SMPN 1 MOJO KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN BAB III METODOLOGI PENELITIAAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan di kelas IV. Adapun metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

48 Media Bina Ilmiah ISSN No

48 Media Bina Ilmiah ISSN No 48 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV DI SDN 1 GONTORAN OLEH

Lebih terperinci