4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 4.1 Keadaan Umum Daerah Kabupaten Sukabumi

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM. 4.1Keadaan umum Kabupaten Sukabumi

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian (1) Letak dan Kondisi Geografis

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 4.2 Keadaan Umum Perikanan di Sulawesi Utara

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5 KEADAAN PERIKANAN TANGKAP KECAMATAN MUNDU KABUPATEN CIREBON

6 BESARAN KERUGIAN NELAYAN DALAM PEMASARAN TANPA LELANG

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM. 25 o -29 o C, curah hujan antara November samapai dengan Mei. Setiap tahun

4.2 Keadaan Umum Perikanan Tangkap Kabupaten Lamongan

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM. 4.1 Letak Geografis

34 laki dan 49,51% perempuan. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 0,98% dibanding tahun 2008, yang berjumlah jiwa. Peningkatan penduduk ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM. 4.1 Letak dan Kondisi Geografis

5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU

PETA LOKASI PENELITIAN 105

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN SUKABUMI

4 KEADAAN UMUM 4.1 Keadaan umum daerah Kabupaten Sukabumi Geografi dan klimatologi

TINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

5 TINGKAT KEBUTUHAN ES UNTUK KEPERLUAN PENANGKAPAN IKAN DI PPS CILACAP

6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

3 METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2009 di PPN Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat.

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM 5.1 Keadaan Umum Kota Sabang Visi dan misi

6 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KONDISI UMUM KABUPATEN HALMAHERA UTARA

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI INI MILIK ROIF HARDANI C

4 TINJAUAN UMUM PERIKANAN TANGKAP DI MALUKU

Sumber : Wiryawan (2009) Gambar 9 Peta Teluk Jakarta

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian KUESIONER

PERUBAHAN GILLNETTER MENJADI TROLL LINER DI PPN PALABUHANRATU. Changes of Gillnetter into Troll Liner in PPN Palabuhanratu. Oleh:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi dan Keadaan Umum Kabupaten Tojo Una-una

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4. KEADAAN UMUM 4.1 Keadaan Umum Kota Banda Aceh Letak topografis dan geografis Banda Aceh

Potensi Terumbu Karang Luwu Timur

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Saskia (1996), yang menganalisis

3. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Daerah Penelitian 3.2 Jenis dan Sumber Data

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan di laut sifatnya adalah open acces artinya siapa pun

mungkin akan lebih parah bila tidak ada penanganan yang serius dan tersistem. Bukan tidak mungkin hal tersebut akan mengakibatkan tekanan yang luar

4 HASIL PENELITIAN. 4.1 Statistik Produksi Ikan dan Telur Ikan Terbang Produksi tahunan ikan dan telur ikan terbang

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ALAT PENANGKAPAN IKAN. Riza Rahman Hakim, S.Pi

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

6 PEMBAHASAN 6.1 Produksi Hasil Tangkapan Yellowfin Tuna

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Selatan

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Kandungan Gizi dan Vitamin pada Ikan Layur

PENDAHULUAN. yang lokasinya di pantai Timur Sumatera Utara yaitu Selat Malaka. Kegiatan

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI UNTUK SEKTOR PERIKANAN DI PROVINSI GORONTALO

OPTIMALISASI OPERASI PENANGKAPAN IKAN BAGAN APUNG DI TELUK PALABUHANRATU KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT REZA SETIA RAHARJA PUTRA

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEMAMPUAN PENYEDIAAN PRODUKSI IKAN HASIL TANGKAPAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI BLANAKAN SUBANG CANDRA HALIM

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara maritim dan kepulauan yang didalamnya. pembangunan perikanan. Namun kenyataannya, sebagian besar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani

Transkripsi:

27 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian 4.1.1 Letak geografis Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat, secara geografis terletak di antara 6 0.57`- 7 0.25` LS dan 106 0.49`- 107 0 BT. Kabupaten Sukabumi mempunyai luas daerah 4.128 km 2 atau 14,39% dari luas Jawa Barat atau 3,01% dari luas Pulau Jawa. Batas-batas wilayah Kabupaten Sukabumi (BPS Kabupaten Sukabumi, 2009) sebagai berikut : 1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bogor, 2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia, 3) Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lebak dan Samudra Indonesia, 4) Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Cianjur. Kabupaten Sukabumi dibagi menjadi 47 kecamatan. Kegiatan perikanan tangkap banyak dilakukan di 7 kecamatan yang menghadap ke Samudera Hindia yaitu Cikemas, Ciracap, Surade, Cibitung, Palabuhanratu, Simpenan dan Cisolok. Namun, semua kegiatan perikanan terpusat di Kecamatan Palabuhanratu. Hal ini karena adanya PPN Palabuhanratu. 4.1.2 Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi tahun 2004 hingga tahun 2008 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 jumlah penduduk mencapai 2.437.395 jiwa, terdiri atas 1.221.177 laki-laki dan 1.216.218 perempuan. Kepadatan penduduk Kabupaten Sukabumi adalah sebesar 590,45 orang per km 2. Selain data BPS, data kependudukan juga dilengkapi dengan data hasil registrasi penduduk sebagai pembanding. Perkembangan jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Kabupaten Sukabumi pada tahun 2004-2008 dapat dilihat pada Tabel 1.

28 Tabel 1 Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Kabupaten Sukabumi tahun 2004-2008 Jumlah penduduk Rasio jenis Kepadatan penduduk Laki-laki Perempuan Jumlah kelamin per km 2 2004 1.135.889 1.120.755 2.256.644 101,35 546,67 2005 1.156.871 1.143.773 2.300.644 101,15 557,33 2006 1.178.005 1.167.454 2.345.459 100,90 568,18 2007 1.199.698 1.192.038 2.391.736 100,64 579,39 2008 1.221. 177 1.216.218 2.437.395 100,41 590,45 Sumber : BPS Kab. Sukabumi, 2009 4.1.3 Kondisi perikanan tangkap Kabupaten Sukabumi 1) Nelayan Jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi yang bekerja sebagai nelayan pada tahun 2010 sebanyak 12.440 orang, terbagi atas 10.810 orang nelayan buruh dan 1.630 orang nelayan pemilik. Sejak tahun 2006 hingga 2010, jumlah nelayan di Kabupaten Sukabumi berfluktuatif, namun tidak terlalu jauh berubah dan cenderung menurun. Perkembangan jumlah nelayan secara rinci tahun 2006-2010 disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Jumlah nelayan perikanan tangkap tahun 2006-2010 di Kabupaten Sukabumi Nelayan (orang) Jumlah (orang) Nelayan Buruh Nelayan Pemilik 2006 10951 1350 12301 2007 10745 1603 12348 2008 10761 1639 12400 2009 10800 1610 12410 2010 10810 1630 12440 Sumber : Statistik Bidang Perikanan Tangkap Kab. Sukabumi 2010 2) Alat penangkapan ikan Alat penangkapan ikan yang beroperasi di wilayah perairan Kabupaten Sukabumi pada tahun 2009 berjumlah 1951 unit, terdiri atas lima kelompok alat penangkapan ikan, mencakup lebih dari 12 jenis alat penangkapan ikan. Alat penangkapan ikan yang paling banyak digunakan adalah jaring insang hanyut,

29 sebanyak 905 unit atau 46,4% dengan sasaran utama adalah ikan kembung (Restraliger sp). Selanjutnya diikuti oleh rawai tuna sebanyak 350 unit atau 17,9% dengan sasaran utama ikan pelagis besar, terutama jenis tuna. Jenis alat penangkapan ikan yang paling sedikit jumlahnya adalah jaring insang lingkar, yaitu berjumlah 9 unit atau 0,5% dari jumlah total alat penangkapan ikan di perairan Kabupaten Sukabumi. Sasaran utama alat tangkap jaring insang lingkar adalah ikan tembang (Sardinella fimbriata). Perincian alat penangkapan ikan yang beroperasi di perairan Kabupaten Sukabumi dapat dilihat pada Tabel 3 Tabel 3 Alat penangkapan ikan yang beroperasi di Kab. Sukabumi tahun 2009 No Kelompok Alat Tangkap Jenis Alat Tangkap Jumlah unit 1 Pukat Kantong Payang 150 7,7 Dogol 24 1,2 2 Jaring Insang Jaring Insang Hanyut 905 46,4 Jaring Insang Lingkar 9 0,5 Jaring Insang Tetap 106 5,4 3 Jaring Angkat Bagan Perahu/Rakit 154 7,9 Bagan Tancap 54 2,8 4 Pancing Rawai Tuna 350 17,9 Pancing Tonda 100 5,1 Pancing Ulur 84 4,3 Garpu, Tombak, 5 Lainnya Lain-lain 15 0,8 Jumlah 1.951 100 Sumber: DKP Kab. Sukabumi 2009 3) Armada penangkapan ikan Armada penangkapan ikan yang beroperasi di perairan Kabupaten Sukabumi pada tahun 2010 berjumlah 1543 unit, meningkat 1,18% dari tahun sebelumnya. Perkembangan jumlahnya dari tahun 2006 hingga 2010 berfluktuasi dan cenderung meningkat. Armada penangkapan ikan ini dibedakan menjadi perahu tanpa motor, perahu motor tempel dan kapal motor. Sejalan dengan modernisasi armada penangkapan ikan, sejak tahun 2006 jumlah armada perahu tanpa motor mengalami penurunan, sedangkan perahu motor tempel maupun kapal motor mengalami peningkatan. Armada perahu tanpa motor, jumlahnya menurun dari tahun 2006 sebanyak 332 unit menjadi 230 unit pada tahun 2010.

30 Penurunan tertinggi terjadi dari tahun 2006 ke tahun 2007, mencapai 16%. Armada kapal motor mengalami peningkatan dari tahun 2006 sebanyak 233 unit menjadi 403 unit pada tahun 2010. Peningkatan jumlah armada kapal motor tertinggi terjadi dari tahun 2006 ke 2007, yaitu mencapai 36%. Perkembangan armada penangkapan ikan tahun 2006 hingga 2010 secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Jumlah armada penangkapan ikan Kab. Sukabumi tahun 2006-2010 Jumlah Armada (unit) Perahu Tanpa Motor Motor Tempel Kapal Motor Jumlah unit 2006 332 785 233 1350-2007 278 960 365 1603 18,74 2008 290 975 374 1639 2,25 2009 240 900 385 1525-6,7 2010 230 910 403 1543 1,18 Sumber : Statistik Bidang Perikanan Tangkap Kab. Sukabumi 2010 4) Volume dan nilai produksi Volume produksi perikanan tangkap yang dihasilkan perairan Kabupaten Sukabumi pada tahun 2010 sebesar 6.992,15 ton dengan nilai produksi sebesar Rp. 49.174.100,00. Jika melihat perkembangannya pada periode 2006-2010, terjadi penurunan volume produksi, namun nilai produksi mengalami kenaikan hingga tahun 2008 sebesar Rp. 65.863.676,30 dan selanjutnya menurun kembali hingga tahun 2010. Perkembangan volume dan nilai produksi lebih rinci sejak tahun 2006 hingga 2010 dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Perkembangan volume dan nilai produksi ikan tahun 2006-2010 Volume Penangkapan Nilai Penangkapan (Ton) (Rp) /000 2006 9.486,20-47.430.000,00-2007 8.655,79-8,75 62.955.134,74 32,73 2008 8.822,00 1,92 65.863.676,30 4,62 2009 7.878,20-10,7 56.155.022,00-14,74 2010 6.992,15-11,24 49.174.100,00-12,43 Sumber : Statistik Bidang Perikanan Tangkap Kab. Sukabumi 2010

31 4.2 Keadaan Umum PPN Palabuhanratu 4.2.1 Letak geografis Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu terletak di Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Secara geografis Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu terletak pada posisi 06º 59' 47, 156" Lintang Selatan (LS) dan 106º 32 61, 884" Bujur Timur (BT). Daerah ini merupakan daerah pesisir Selatan Kabupaten Sukabumi yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Secara geografis, Perairan Teluk Palabuhanratu terletak pada posisi 06º 50' 47, 10"- 07º 30 Lintang Selatan (LS) dan 106º 32 10"- 106º 30 Bujur Timur (BT). Kecamatan Palabuhanratu merupakan ibukota Kabupaten Sukabumi dengan luas wilayah 10.287,91 ha. Kecamatan Palabuhanratu memiliki batas wilayah sebagai berikut (BPS Kabupaten Sukabumi, 2009): 1) Sebelah Utara : Kecamatan Cikidang 2) Sebelah Selatan : Samudra Hindia 3) Sebelah Timur : Kecamatan Bantargadung 4) Sebelah Barat : Kecamatan Cikakak 4.2.2 Kondisi perikanan tangkap PPN Palabuhanratu 1) Nelayan Nelayan adalah orang yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung di dalam aktivitas penangkapan ikan. Jumlah nelayan yang berada di PPN Palabuhanratu berfluktuatif. Jika dilihat sejak tahun 2007 hingga 2011, jumlah nelayan terbanyak terdapat pada tahun 2007 sebanyak 5.994 orang. 2008 jumlah nelayan berkurang menjadi 3.900 orang atau menurun 53,7%. Perkembangan jumlah nelayan rinci sejak tahun 2007 hingga 2011 dapat dilihat pada Tabel 6

32 Tabel 6 Perkembangan jumlah nelayan PPN Palabuhanratu tahun 2007-2011 Jumlah (orang) 2007 5994-2008 3900-34,93 2009 4453 14,18 2010 4474 0,47 2011 4569 2,12 Sumber : Statistik PPN Palabuhanratu 2011 2) Alat penangkapan ikan Alat penangkapan ikan yang mendaratkan hasil tangkapannya di PPN Palabuhanratu cukup beragam. Alat penangkapan ikan yang paling dominan pada tahun 2011 adalah pancing tonda, berjumlah 158 unit atau 5,38% dari total alat penangkapan ikan di PPN Palabuhanratu. Jumlah pancing tonda meningkat terus sejak tahun 2007, sementara jenis alat penangkapan ikan yang lain berfluktuasi. Perkembangan jumlah alat penangkapan ikan di PPN Palabuhanratu tahun 2007-2011 dapat dilihat di dalam Tabel 7. Tabel 7 Perkembangan alat penangkapan ikan yang mendaratkan hasil tangkapannya di PPN Palabuhanratu tahun 2007-2011 Alat Tangkap (unit) PYG PU PL PT JK JR TN GN BGN RW PS LL 2007 159 414-29 - 101 33 135 267 27 9 155 2008 45 254-40 - 35 30 50 200 7 3 110 2009 121 170-65 - 110 25 38 23-8 33 2010 54 129-112 - 34 22 22 65 2 4 47 2011 48 97-158 - 24 12 13 12 1 5 46 Sumber: Statistik PPN Palabuhanratu 2007;2008;2009;2010;2011 Keterangan : PYG = Payang TN = Trammelnet - = tidak ada data PU = Pancing Ulur GN = Gillnet PL = Pancing Layur BGN = Bagan PT = Pancing Tonda RW = Rawai JK = Jaring Klitik PS = Purse seine JR = Jaring Rampus LL = Long Line Sasaran tangkap pancing tonda adalah kelompok ikan pelagis besar. Selain pancing tonda, ikan pelagis besar juga ditangkap menggunakan alat penangkapan ikan payang, pancing ulur, gillnet, rawai atau long line, purse seine. Ikan

33 demersal umumnya ditangkap menggunakan alat penangkap ikan jaring klitik, jaring rampus, dan trammelnet. 3) Armada penangkapan ikan Armada penangkapan ikan yang digunakan di PPN Palabuhanratu terdiri atas dua macam, yaitu perahu motor tempel (PMT) dan kapal motor (KM). Perahu motor tempel menggunakan motor (outboard engine) yang diletakkan di bagian luar kapal. Umumnya perahu motor tempel digunakan dalam usaha perikanan skala kecil dengan harga perahu yang lebih terjangkau. tempel berkisar antara 5-40 PK. Daya motor Kapal motor (KM) menggunakan mesin yang diletakkan di bagian dalam badan kapal (inboard engine) dengan kekuatan 300 PK. Umumnya kapal motor digunakan untuk usaha perikanan yang berskala besar dan hanya dimiliki oleh nelayan bermodal besar. Jumlah kapal motor di PPN Palabuhanratu terus meningkat selama periode tahun 2007 sampai 2011, sedangkan jumlah perahu motor tempel pada periode yang sama mengalami penurunan. terjadi dari tahun 2010 ke tahun 2011 sebesar 28,11%. Peningkatan jumlah kapal motor tertinggi Jumlah perahu motor tempel terjadi peningkatan dari tahun 2010 ke 2011, yaitu sebesar 33,24%. Perkembangan armada penangkapan ikan di PPN Palabuhanratu pada tahun 2007-2011 dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Perkembangan armada penangkapan ikan di PPN Palabuhanratu tahun 2007-2011 Perahu Motor Tempel Kapal Motor (PMT) (KM) (Outboard) (Inboard) 2007 531-321 - 2008 416-21,66 230-28,35 2009 364-12,5 394 71,3 2010 346-4,95 491 24,62 2011 461 33,24 629 28,11 Sumber: Statistik PPN Palabuhanratu 2011 4) Volume dan nilai produksi Volume produksi ikan di PPN Palabuhanratu terdiri atas volume produksi ikan yang didaratkan di PPN Palabuhanratu oleh kapal penangkap ikan dan

34 volume produksi ikan yang didatangkan dari daerah lain. Volume produksi ikan yang dihasilkan PPN Palabuhanratu terbesar terjadi pada tahun 2011 sebesar 13.814.120 kg. Volume produksi terkecil terjadi pada tahun 2009 sebesar 8.716.777 kg. Volume produksi yang didaratkan di PPN Palabuhanratu lebih kecil jumlahnya dibandingkan dengan volume yang masuk. Volume produksi ikan yang didaratkan di PPN Palabuhanratu hanya mencapai 47,34% pada tahun 2011, sisanya dipenuhi dari luar PPN Palabuhanratu, yaitu dari Belitung, Muara Baru dan lain-lain. Perkembangan volume produksi di PPN Palabuhanratu secara rinci tersaji pada Tabel 9. Tabel 9 Perkembangan volume di PPN Palabuhanratu tahun 2007-2011 Ikan Yang Ikan Yang Masuk Ke Didaratkan Di Jumlah Pelabuhan Pelabuhan Produksi (kg) Produksi (kg) Produksi (kg) 2007 6.056.256-7.490.428-13.546.684-2008 4.580.683-24,36 4.256.260-43,18 8.836.943-34,77 2009 3.950.267-13,76 4.766.510 11,99 8.716.777-1,36 2010 6.744.292 70,73 5.153.256 8,11 11.897.548 36,50 2011 6.539.133 3,04 7.274.987 41,17 13.814.120 16,11 Sumber: Statistik PPN Palabuhanratu 2011 Nilai produksi yang dicapai PPN Palabuhanratu pada tahun 2011 adalah Rp. 212.838.920.819. Nilai ini diperoleh dari produksi yang didaratkan di PPN Palabuhanratu sebesar Rp. 120.339.550.319 atau 56,54% dan sisanya dari produksi yang masuk ke PPN Palabuhanratu dari luar sebesar Rp. 92.499.370.500 atau 43,45%. Secara keseluruhan, nilai produksi PPN Palabuhanratu terus meningkat dari tahun 2007 hingga 2011. masuk ke PPN Palabuhanratu. Demikian pula nilai produksi yang Sebaliknya terjadi pada nilai produksi yang didaratkan di PPN Palabuhanratu, mulai tahun 2007 nilai produksi meningkat terus hingga 2010, namun terjadi penurunan cukup tajam dari 2010 ke 2011 sebesar 83,16%. Perkembangan nilai produksi di PPN Palabuhanratu secara rinci tersaji pada Tabel 10.

35 Tabel 10 Perkembangan nilai produksi di PPN Palabuhanratu tahun 2007-2011 Ikan Yang Didaratkan Di Pelabuhan Nilai (Rp) Ikan Yang Masuk Ke Pelabuhan Nilai (Rp) Nilai (Rp) Jumlah 2007 38.695.760.654-49.924.052.000-88.619.812.654-2008 42.562.536.675 9,99 35.589.270.000 28,71 78.151.806.675-11,81 2009 56.735.939.610 33,30 52.919.225.000 48,69 109.655.164.610 40,31 2010 144.701.150.000 155,04 54.023.045.500 2,09 198.724.195.500 81,23 2011 120.339.550.319-16,84 92.499.370.500 71,22 212.838.920.819 7,10 Sumber: Statistik PPN Palabuhanratu 2011 5) Pemasaran ikan di PPN Palabuhanratu Ikan hasil tangkapan, baik yang didaratkan maupun didatangkan ke PPN Palabuhanratu akan sampai di tangan konsumen dengan jalur yang berbeda-beda. Ikan yang didaratkan di PPN Palauhanratu, sebagian sampai ke konsumen lokal dan sebagian lagi masuk ke cold storage untuk diekspor ke Korea dan Jepang. Sementara ikan yang didatangkan dari luar PPN Palabuhanratu, semua dimanfaatkan oleh konsumen lokal. Untuk lebih jelasnya mengenai jalur pemasaran di PPN Palabuhanratu dapat dilihat pada Gambar 7. Sumber : PPN Palabuhanratu 2008 Gambar 7 Rantai pemasaran ikan di PPN Palabuhanratu