Modul ke: AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I KLASIFIKASI DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN, PENGAKUAN PERSEDIAAN, PENILAIAN PERSEDIAAN Fakultas FEB Angela Dirman, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id
Content Persediaan Sistem Persediaan Metode Persediaan
Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu mengidentifikasi klasifikasi penting dari persediaan, membedakan antara sistem persediaan perpectual dengan sistem persediaan periodik, memahami pos-pos yang harus dimasukkan sebagai biaya persediaan, memahami metode persediaan.
Klasifikasi dan Pengendalian Persediaan Akuntansi Keuangan Menengah I Pokok Bahasan Modul dari Pertemuan
Valuation of Inventories: Cost-Basis Approach Inventory Issues Physical Goods Included in Inventory Cost Included in Inventory Cost Flow Assumptions Classification Cost flow Control Basic inventory valuation Goods in transit Consigned goods Special sales agreements Inventory errors Product costs Period costs Purchase discounts Specific identification Average cost FIFO Summary analysis
Persediaan adalah pos-pos aset yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal, atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam membuat barang yang akan dijual. Berdasarkan pengertian di atas maka perusahaan jasa tidak memiliki persediaan, perusahaan dagang hanya memiliki persediaan barang dagang sedang perusahaan industri memiliki 3 jenis persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi (siap untuk dijual).
Inventory Perusahaan Dagang Persediaan merupakan barang-barang yang dibeli perusahaan dengan tujuan untuk dijual kembali dengan tanpa mengubah bentuk dan kualitas barang, atau dapat dikatakan tidak ada proses produksi sejak barang dibeli sampai dijual kembali oleh perusahaan. Inventory Perusahaan Industri Persediaan adalah barang-barang atau bahan yang dibeli perusahaan dengan tujuan untuk diproses lebih lanjut menjadi barang jadi atau setengah jadi atau mungkin bahan baku bagi perusahaan lain, hal ini tergantung dari jenis dan proses usaha utama perusahaan. Businesses with Inventory Merchandiser or Manufacturer
Jenis-jenis Persediaan 1. Bahan baku (direct material) 2. Barang dalam proses (work in procces) 3. Barang jadi (finished good)
Inventory Cost Flow
Sistem Pencatatan Persediaan 1. Sistem fisik (physical inventory system) 2. Sistem Perpetual (perpetual inventory system)
Sistem fisik (physical inventory system) Sistem persediaan fisik atau periodik adalah sistem dimana harga pokok penjualan dihitung secara periodik dengan mengandalkan semata-mata pada perhitungan fisik tanpa menyelenggarakan catatan hari ke hari atas unit yang terjual atau yang ada ditangan
Cara Perhitungan Harga Pokok Penjualan Beginning inventory $ 100,000 Purchases, net 800,000 Goods available for sale 900,000 Ending inventory 125,000 Cost of goods sold $ 775,000
Sistem Perpetual (perpetual inventory system) Sistem persediaan perpetual adalah suatu sistem yang menyelenggarakan pencatatan terus-menerus yang menelusuri persediaan dan harga pokok penjualan atas dasar harian. Sistem perpetual memudahkan dalam penyusunan neraca dan laporan perhitungan laba rugi karena penentuan persediaan akhir tidak perlu lagi menghitung fisiknya tetapi perhitungan fisiknya tetap dilakukan untuk tujuan pengawasan terhadap persediaan barang.
Perbedaan pencatatan transaksi persediaan barang pada metode fisik dan perpetual
Metode Perhitungan Harga Pokok Penjualan 1. Menurut system periodik (fisik) Metode Identifikasi Khusus (Speciafic identification method) Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (First In First Out) Metode rata-rata : 1.) Rata-rata sederhana 2.) Rata-rata tertimbang 2. Menurut system Perpetual (Permanent) Metode FIFO Metode Rata-Rata Bergerak:
Metode Identifikasi Khusus (Speciefic identification method) PT. Angkasa Putra selama bulan Januari 2015 mempunyai data tentang persediaan sebagai berikut: Jan. 1 Persediaan 1.750 unit @ Rp. 6.000/unit Jan. 5 Pembelian 1.000 unit @ Rp. 6.200/unit Jan. 10 Pembelian 2.000 unit @ Rp. 6.250/unit Jan. 15 Pembelian 1.500 unit @ Rp. 6.400/unit Jan. 20 Pembelian 3.000 unit @ Rp. 6.250/unit Jan. 25 Pembelian 2.500 unit @ Rp. 6.500/unit Jan. 30 Pembelian 2.000 unit @ Rp. 6.400/unit Berdasarkan inventarisasi secara fisik, ternyata jumlah persediaan pada tanggal 30 Januari 2015 sebanyak 3.000 unit, terdiri dari : Pembelian tanggal 30 Januari 50 % Pembelian tanggal 25 Januari 25% Selebihnya pembelian tanggal 5 Januari 2015. Tentukan nilai persediaan tanggal 31 Januari 2015 dengan metode identifikasi khusus!
Metode Identifikasi Khusus (Speciafic identification method) Nilai persediaan pada tanggal 31 Januari 2015 adalah : 1.500 x Rp. 6.400 = Rp. 9.600.000 750 x Rp. 6.500 = Rp. 4.875.000 750 x Rp. 6.200 = Rp. 4.650.000 3.000 unit Rp.19.125.000
Contoh Soal FIFO, dan Average Menurut system periodik (fisik) PT. Angkasa Putra selama bulan Januari 2015 mempunyai data tentang persediaan sebagai berikut: Jan. 1 Persediaan Jan. 10Pembelian Jan. 18Penjualan Jan. 20Pembelian Jan. 27Penjualan 1.000 unit @ Rp. 500/unit 800 unit @ Rp. 550/unit 900 unit 700 unit @ Rp. 600/unit 500 unit Tentukan nilai persediaan tanggal 31 Januari 2015 apabila besarnya persediaan akhir adalah 1.100 unit. dengan metode FIFO, Rata-rata sederhana, rata-rata tertimbang!
Metode FIFO Menurut system periodik (fisik) FIFO Jumlah persediaan 1.100 unit terdiri dari: Pembelian tgl 20 Januari 2015 = 700 x Rp. 600 = Rp. 420.000 Pembelian tgl 10 Januari 2015 = 400 x Rp. 550 = Rp. 220.000 Jumlah 1.100 Rp. 640.000
Metode Rata Rata Menurut system periodik (fisik) Rata-Rata Sederhana Jumlah persediaan 1.100 unit Harga rata-rata per unit: Rp. 500 + Rp. 550 + Rp. 600 = Rp. 550 3 Jadi besarnya nilai/harga pokok persediaan akhir sebesar 1.100 unit adalah: 1.100 x Rp. 550 = Rp. 605.000 Rata-Rata Tertimbang Jumlah persediaan 1.100 unit Harga rata-rata per unit: (1.000 x Rp. 500) + (800 x Rp. 550) + (700 x Rp. 600) 1000 + 800 + 700 = (Rp. 500.000 + Rp. 440.000 + Rp. 420.000) : 2.500 = Rp. 544 Jadi besarnya nilai/harga pokok persediaan akhir sebesar 1.100 unit adalah: 1.100 x Rp. 544 = Rp. 598.400
Contoh Soal FIFO dan Average Menurut system Perpetual PT. Angkasa Putra selama bulan Januari 2015 mempunyai data tentang persediaan sebagai berikut: Jan. 1 Persediaan Jan. 10Pembelian Jan. 18Penjualan Jan. 20Pembelian Jan. 27Penjualan 1.000 unit @ Rp. 500/unit 800 unit @ Rp. 550/unit 900 unit 700 unit @ Rp. 600/unit 500 unit Tentukan nilai persediaan tanggal 31 Januari 2015 apabila besarnya persediaan akhir adalah 1.100 unit. dengan metode FIFO, Rata-rata bergerak!
Metode FIFO Menurut system Perpetual Diterima Dikeluarkan Persediaan (saldo) Tgl Ket Unit Cost Jumlah Unit Cost Jumlah Unit Cost Jumlah Jan 1 Persediaan 1000 500 500.000 10 Pembelian 800 550 440.000 1000 800 500 550 500.000 440.000 18 Dijual 900 500 450.000 100 800 500 550 50.000 440.000 100 500 50.000 20 Pembelian 700 600 420.000 800 550 440.000 700 600 420.000 27 Dijual 100 400 Dari kartu persediaan tersebut, besarnya nilai persediaan akhir adalah : 400 @ Rp. 550 = Rp. 220.000 700 @ Rp. 600 = Rp. 420.000 1.100 Rp. 640.000 500 550 50.000 275.000 400 700 550 600 220.000 420.000
Metode Rata-Rata Bergerak Menurut system Perpetual Tgl Diterima Dikeluarkan Persediaan (saldo) Unit Cost Jumlah Unit Cost Jumlah Unit Cost Jumlah Jan1 1000 500 500.000 10 800 550 440.000 1800 522,2 940.000 18 900 522,2 469.980 900 522,2 469,980 20 700 600 420.000 1.600 556,2 889,980 27 500 556,2 278.100 1.100 556,2 611.820 Dari harga perhitungan diatas maka besarnya nilai persediaan sebanyak 1.100 unit adalah sebesar Rp. 611.820
TUGAS Pt. maju jaya adalah perusahan dagang pakaian baju dan celana. Baju menggunakan pencatatan periodic. Untuk persediaan celana menggunakan pencatatan perpectual.. harga jual kedua produk tersebut 137% dari harga beli. Ongkos angkut untuk persediaan baju menggunakan metode FOB Shipping point. Untuk persedian celana menggunakan FOB Destination. ongkos angkut 5% dari pembelian. Ongkos angkut dibayar tunai 1 membeli baju sebanyak 25 lusin dengan harga Rp156.000/potong dan celana sebanyak 145pcs dengan hrga Rp170.000/potong. 3 menjual baju dan celana masing-masing 2,5 lusin dan 78pcs. 4 membeli baju dan celana sebanyak 12 lusin dan 3 lusin dengan harga beli sma dengan pembelian pertama 8 mengembalikan baju sebanyak 25pcs dan celana sebanyak 8pcs atas pembelian tgl 4 10 melunasi seluruh transaksi tanggal 1 15 menerima pelunasan atas transaksi tgl 3
Daftar Pustaka Kieso & Weygandt. (2007). Intermediate Accounting Jilid 1. E. 12, Erlangga. Kieso, Weygandt, dan Warfield. 2011. Intermediate Accounting IFRS Edision. Volume Pertama. United States of America: Wiley
Terima Kasih Angela Dirman, SE., M.Ak