Asuhan Keperawatan. Dudut Tanjung

dokumen-dokumen yang mirip
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN. Setiawan, S.Kp., MNS

SYOK/SHOCK SITI WASLIYAH

Syok Syok Hipovolemik A. Definisi B. Etiologi

ASUHAN KEPERAWATAN SYOK

Etiologi penyebab edema dapat dikelompokan menjadi empat kategori umum:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Gagal jantung kongestif (CHF) adalah keadaan patofisiologis berupa

VENTRIKEL SEPTAL DEFECT

ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS)

PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan perubahan hemodinamik yang signifikan.

MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I

Data Demografi. Ø Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding dengan

PROSES TERJADINYA SHOCK. MASYKUR KHAIR, S.Kep., Ns

mekanisme penyebab hipoksemia dan hiperkapnia akan dibicarakan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ASUHAN KEPERAWATAN GAGAL JANTUNG. OLEH : Ns. ANISA

LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP PADA KLIEN DENGAN PERDARAHAN SALURAN CERNA

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kardiovaskular dalam keadaan optimal yaitu dapat menghasilkan aliran

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya

BAB I TINJAUAN TEORI. Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diastolic>90

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )

Mahasiswa mampu: 3. Melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan kateterisasi jantung

Chronic Hearth Disease (CHD)/ Gagal Jantung

RESUSITASI CAIRAN. Ery Leksana SMF/Bagian Anestesi dan Terapi Intensif RSUP Dr Kariadi / FK UNDIP Semarang

PENDAHULUAN ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORI. Hipertensi didefinisikan sebagai kenaikan secara pasti tekanan darah arteri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Derajat 2 : seperti derajat 1, disertai perdarah spontan di kulit dan atau perdarahan lain

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dari sekian banyak kasus penyakit jantung, Congestive Heart Failure

MONITORING HEMODINAMIK

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas pada bayi dan anak-anak. Infeksi mikroba. intrinsik untuk memerangi faktor virulensi mikroorganisme.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I KONSEP DASAR. sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obstruksi usus atau illeus adalah obstruksi saluran cerna tinggi artinya

EMBOLI CAIRAN KETUBAN

2. PERFUSI PARU - PARU

BAB 1 PENDAHULUAN. penyesuaian dari keperawatan, khususnya keperawatan perioperatif. Perawat

KOMPLIKASI GAGAL JANTUNG KONGESTIF Gagal jantung kongestif dapat menyebabkan beberapa komplikasi. Komplikasi utama dari gagal jantung kongestif

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin

Az Rifki RS Islam Siti Rahmah, Padang

PENDAHULUAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PROGRAM PROFESI FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG

Hipertensi dalam kehamilan. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi

Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Emboli Cairan

STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan MAKALAH INFARK MIOKARD AKUT

Gagal Ginjal Akut pada bayi dan anak

Ilmu Pengetahuan Alam

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA

Curah jantung. Nama : Herda Septa D NPM : Keperawatan IV D. Definisi

Kesetimbangan asam basa tubuh

Novianto Kurniawan SMF Anestesi RSUD Muntilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

SYOK Iwan Purnawan, S.Kep.,Ns

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dari derajat substitusi (0,45-0,7) dan substitusi karbon pada molekul glukosa (C2,

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ASIDOSIS RESPIRATORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempertahankan tekanan onkotik dan volume intravaskuler. Partikel ini tidak

KELOMPOK 4 ASUHAN KEPERAWATAN EMERGENCY DAN KRITIS

Daftar Diagnosis Keperawatan Berdasarkan Standar Diagnosasis Keperawatan Indonesia (SDKI)

MAKALAH SYOK KARDIOGENIK

GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 5 Diare. Catatan untuk instruktur

PRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN

TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi)

Tipe trauma kepala Trauma kepala terbuka

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. milimeter air raksa (mmhg) (Guyton, 2014). Berdasarkan Seventh Joint National

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP AN. R DENGAN BISITOPENIA DI RUANG HCU ANAK RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

EMBOLI AIR KETUBAN. Emboli air ketuban dapat menyebabkan kematian yang tiba-tiba sewaktu atau beberapa waktu sesudah persalinan.

Profesi _Keperawatan Medikal Bedah_cempaka

PATHWAY THALASEMIA. Mutasi DNA. Produksi rantai alfa dan beta Hb berkurang. Kelainan pada eritrosit. Pengikatan O 2 berkurang

Review Anatomi Aliran darah melalui jantung 2

OBAT KARDIOVASKULER. Obat yang bekerja pada pembuluh darah dan jantung. Kadar lemak di plasma, ex : Kolesterol

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4. Fase Luka Bakar 1) Fase Awal/Akut/shock, keadaan yang ditimbulkan berupa : a. Cedera Inhalasi Mekanisme trauma dibagi 3

BALANCE CAIRAN. IWL (insensible water loss(iwl) : jumlah cairan keluarnya tidak disadari dan sulit diitung, yaitu jumlah keringat, uap hawa nafa.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai trauma mayor karena tulang femur merupakan tulang yang sangat kuat, sehingga

ASUHAN KEPERAWATAN HPP

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS

: Ikhsanuddin Ahmad Hrp, S.Kp., MNS. NIP : Departemen : Kep. Medikal Bedah & Kep. Dasar

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MONITORING HEMODINAMIK RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi

PREEKLAMPSIA - EKLAMPSIA

A. Pengertian Oksigen B. Sifat Oksigen C. Tujuan Oksigenasi D. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STRUKTUR JANTUNG RUANG JANTUNG KATUP JANTUNG tiga katup trikuspidalis dua katup bikuspidalis katup mitral Katup pulmonal Katup aorta Arteri Koroner

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIABETES INSIPIDUS

OBAT OBAT EMERGENSI. Oleh : Rachmania Indria Pramitasari, S. Farm.,Apt.

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RINI ASTRIYANA YULIANTIKA J500

Transkripsi:

Asuhan Keperawatan Klien dengan Shock Dudut Tanjung

Tujuan Instruksional Menjelaskan fase patologik dan mekanisme kompensasi shock Menjelaskan etiologi dan patofisiologi beberapa type shock Membandingkan temuan klinis pada beberapa type shock Membuat outline asuhan keperawatan emergensi klien dengan shock Menjelaskan resusitasi cairan dan farmakologi pada shock Menjelaskan asuhan keperawatan pada klien shock

Pengertian Shock merupakan sindrom klinis dengan karakteristik ketidakseimbangan sistemik antara suplay/demand oksigen Inadekuat aliran darah jaringan perifer Disfungsi seluler Hipotensi Oliguri

Fisiologi Curah jantung memenuhi kebutuhan nutrien/oksigen seluruh tubuh Vaskular memiliki kemampuan untuk konstriksi/dilatasi untuk mempertahankan tekanan normal Volume darah memasuki sistim aliran darah dan aliran darah dipertahankan oleh tekanan darah Jaringan dapat menggunakan nutrien/oksigen melalui kapiler

Review hemodinamik Stroke volume (SV) merupakan jumlah darah yang dipompakan setiap kontraksi ventrikel kiri Curah jantung(co) merupakan jumlah darah menuju aorta setiap menit ; CO=SVxHR Tekanan arteri rata-rata (MAP) adalah produk curah jantung dan resistensi vaskular sistemik (SVR); MAP=COxSVR. Sistem saraf simpatis mempertahankan resistensi pembuluh darah melalui vasokontriksi dan vasodilatasi. Peningkatan stimulasi SSS vasokontriksi, SVR

Patofisiologi Jika satu atau lebih komponen kardiovaskuler tidak dapat tidak berfungsi perubahan hemodinamik perfusi jaringan inadekuat metabolisme seluler inadekuat shock Shock merupakan kejadian dimana terjadi drop tekanan arteri rata-rata. Penurunan MAP terjadi o.k; CO menurun, volume darah sirkulasi menurun,pelebaran pembuluh darah akibat vasodilatasi perifer Fase shock terdiri dari: the initial stage, the compensatory stage, progressive stage dan irreversible stage

Initial stage 1. Penurunan MAP dideteksi oleh baroreceptor 2. SSS distimuli & respon stres (+) Manifestasi klinik Manifestasi klinik Pols menurun TD normal/menurun Pucat, dingin, berkeringat pada wajah dan ekstremitas haus

Compensatory stage 1. Penurunan MAP berlanjut 2. Stimulasi SSS melepaskan epinerin dan norepineprin 3. Stimulasi alpha-adrenergik vasokontriksi pembuluh darah di kulit, dan organ abdomen 4. Stimulasi beta-adrenergik vasodilatasi pembuluh darah di jantung, paru 5. Reabsorbsi ginjal; air dan sodium yang didukung oleh: respon renin-angiotensin, pelepasan ACTH(hypothalamas), pelepasan aldosteron (kelenjar adrenal) 6. Perpindahan cairan dari ruang interstitial menuju vaskuler

Compensatory stage Manifestasi klinik TD menurun Dingin, pucat pada wajah, ekstremitas Turgor kulit buruk Diaporesis Penurunan bising usus Pols cepat Pernafasan meningkat Urin output menurun Haus Cemas, kelelahan

Progressive stage 1. Penurunan MAP berlanjut 2. Vasokontriksi menyebabkan hipoksia seluler metabolisme anaerob 3. Kegagalan pompa Na-K 4. Asidosis dan difusi air menuju sel merusak integritas kulit 5. Perpindahan cairan dari vaskuler kembali menuju ruang interstitial 6. Protein plasma berdifusi dari vaskuler menuju ruang interstitial 7. Stimulasi SSS menurunkan perfusi ke kulit, otot dan organ visceral 8. Anoksia seluler general, iskemia, asidosis dan hiperkalemia

Progressive stage Manifestasi klinik TD menurun Dingin, kulit pucat Edema general Respirasi cepat-dangkal Pols cepat Pols perifer tidak teraba Disritmia Oliguri Areflexia

Irreversible stage 1. Anoxia jaringan dan kematian sel 2. Kegagalan organ multisistem 3. Henti jantung dan kematian Manifestasi klinik Hipotensi Pols cepat, lemah dan irreguler Pernafasan cepat-dangkal Crackle dan wheezing Cyanosis Disorientasi, lethargy, coma Areflexia Anuresis Henti jantung dan kematian

Type Shock Shock hipovolemik disebabkan kurangnya volume darah intravaskular Shock kardiogenik disebabkan kegagalan jantung untuk memompakan darah Shock sepsis disebabkan produksi toksin-- infeksi Shock neurogenik disebabkan perubahan perubahan tegangan vaskuler Shock anaphylactic disebabkan reaksi imunologik

Shock hipovolemik Selama shock hipovolemik aliran balik vena ke jantung menurun pengisian ventrikel drop stroke volume, cardiac output, tekanan darah menurun Faktor pemicu shock hipovolemik; perdarahan (pembedahan, trauma, perdarahan GI, gangguan pembekuan darah, ruptur varises eosophagus) hilangnya cairan intravaskuler dari kulit menuju jaringan cedera, misal luka bakar hilangnya volume darah ok dehidrasi berat hilangnya cairan tubuh melalui sistem GI; muntah, diare, suction nasogastrik hilangnya cairan akibat pengguanaan diuretik, diabetes inspidus ascites, efusi pleura, obstruksi intestinal

Shock hipovolemik Jika volume darah yang hilang < 500ml, aktivasi respomn simpatis biasanya dapat memulihkan CO dan TD mendekati normal, meski pols meningkat (Price & Wilson,1992) Jika hilangnya volume darah terus berlanjut (1000ml atau lebih) fase shock akan berlanjut. Initial stage hilangnya darah < 500ml Compensatory dan progressive stage hilangnya darah 25%-35% darah sirkulasi Irreversible stage hilangnya darah 35%-50% darah sirkulasi

Temuan klinik shock hipovolemik Jika kehilangan darah >1000ml; Hypotensi Pols cepat/lemah Pernafasan cepat Kulit dingin, pucat Status mental: cemas, bingung, agitasi Oliguri (<30ml/jam) Haus, asidosis, hiperkalemia, CRT menurun. Jika kehilangan 35%-50% volume darah; Hypotensi; sistolik <80mmHg Pols cepat/lemah Pernafasan cracles/whezing Cyanosis Status mental: letargi, koma Anuria

Shock kardiogenik Kegagalan jantung mengakibatkan ketidakmampuan memepertahankan CO dan perfusi ke jaringan Penyebab; Infark miokard Pericarditis Henti jantung Disritmia; fibrilasi atau takhikardi ventrikel Perubahan patologik pada katup Komplikasi ok pembedahan jantung Gangguan elektrolit ok perubahan potassium dan calcium Obat-obatan yang berefek terhadap kontraktilitas otot jantung Cedera kepala yang menyebabkan kerusakan pada pusat cardioregulatory

Shock kardiogenik Infark miokard merupakan penyebab utama shock kardiogenik (15%-20% MCI shock kardiogenik). Kardiogenik menyebabkan CO/MAP menurun kompensasi; HR meningkat konsumsi oksigen miokard meningkat menurunkan perfusi koroner iskemia nekrosis Sianosis umumnya terjadi pada shock kardiogenik Kegagalan jantung tekanan ventrikel kiri dan tekanan diastolik meningkat edema paru; Retensi darah pada ventrikel kanan meningkatkan tekanan arteri kanan menghambat aliran balik vena distensi vena jugular

Temuan klinik shock kardiogenik Hypotensi Pols cepat/lemah Crackles/whezing, edema paru Kulit: dingin, pucat, sianosis Status mental; letargi, koma Oliguri-anuri Edema, CVP meningkat, aritmia

Shock septik Shock sepsis disebabkan efek toksin yang diproduksi agen infeksius; bakteri gram negatif : pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, dan klebsiella pneumoniae bakteri gram positif : Clostridium, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus pneumoniae Jamur : Candida albicans

Shock septik Penyebab: Sistem urinari: kateterisasi, cystoscopy Sistem respirasi: suctioning, aspirasi, trakeostomi, ETT, ventilator Sistem GI: ulkus peptikum, ruptur appendiks, peritonitis Integumen: luka bedah, kateter intravena, kateter intra-arteri, monitoring invasif, ulkus dekubitus, luka bakar, trauma Sistem reproduksi wanita: infeksi intrapartal/postpartal, STD

Shock septik Shock sepsis diawali dengan septikemia; endotoksin merusak lapisan endotel pembuluh darah kerusakan seluler pelepasan protein vasoaktif vasodilatasi perifer & permebilitas kapiler meningkat perpindahan cairan dari ruang intravaskuler menuju ruang interstitial hypovolemia matabolisme anaerob asidosis laktat kematian seluler

Temuan klinik shock septik Awal (warm) shock septik TD normal/hypotensi Pols cepat/lemah Pernafasan: cepat/dalam Kulit hangat Status mental: alert, orientasi Urin output normal Temperatur meningkat, kelemahan, mual, muntah,diare, CVP menurun Lanjut (cold) shock septik Hypotensi Pols; tachicardi, aritmia Pernafasan: cepat/dalam, dypsnea Kulit dingin, pucat, edema Urin output: oliguri/anuri Temperatur menurun, CVP menurun

Shock neurogenik Shock neurogenik (shock vasogenik) ketidakseimbangan stimulasi saraf simpatis dan saraf parasimpatis pada otot pembuluh darah Penyebab : cedera kepala cedera spinal reaksi insulin (hypoglikemia penurunan glukosa ke medulla) anestesia spinal anestesi umum nyeri hebat pemaparan panas yang lama

Shock neurogenik Overstimulasi parasimpatis & understimulasi simpatis vasodilatasi penurunan SVR TD menurun penurunan nutrien melewati membran kapiler gangguan metabolisme seluler Dilatasi vena CVP drop aliran darah balik vena menurun SV menurun MAP menurun

Temuan klinik shock neurogenik Hypotensi Pols lambat Kulit; hangat, kering Status mental: cemas, letargi,koma Oliguri-anuri Temperatur menurun

Shock anaphylactic Shock anaphylactic terjadi karena reaksi hypersensitif; perubahan fisiologi terjadi akibat seseorang kontak dengan allergen Alergen penyebab shock anaphylactic: substansi untuk diagnosis/treatment (antibiotik,vaksin, anestesi lokal, iodine, darah dan produk darah, narkotik) makanan (ikan, putih telur, susu, coklat) gigitan serangga (lebah,semut) bisa ular

Shock anaphylactic Pada saat pemaparan, reaksi antigen dan antibodi IgE menyebabkan gangguan integritas seluler histamin & vasoaktif amin dilepaskan dan masuk ke sistem sirkulasi peningkatan permeabilitas vaskuler dan vasodilatasi massive hipotensi colaps vaskuler Shock anaphylactic terjadi sangat cepat, manifestasi muncul stelah 20 menit kontak dengan antigen

Temuan klinik shock anaphylactic Hypotensi Pols: meningkat, disritmia Respirasi: dyspnea, stridor, whezing, laryngospasme, bronchospasme, edema paru Status mental: cemas, letargi, koma Urin output: oliguri/anuri Pruritus, kram abdomen, mual, diare

Asuhan keperawatan emergensi klien dengan shock Pastikan jalan nafas adekuat, berikan bantuan nafas Kaji penyebab perdarahan Kaji manifestasi shock; TD sistolik/diastolik menurun, pols cepat/lemah, respirasi cepat, kulit dingin/cepat, haus, kelelahan, perubahan tingkat kesadaran Pertahankan posisi klien dengan bahu dan kepala elevasi ( jika tidak ada trauma kepala) Selimuti klien dan pertahankan kehangatan Gunakan sentuhan dan komunikasi verbal Beri medikasi segera sesuai keperluan

Terapi cairan pada shock Tindakan efektif pada klien shock hipovolemik adalah cairan intravena atau darah Cairan diberikan juga pada shock septik dan shock neurogenik Pada klien dengan shock kardiogenik dapat diberikan/restriksi tergantung tekanan arteri pulmonal Darah/produk darah meningkatkan oksigenasi

Terapi cairan pada shock Larutan crystalloid dan kolloid diberikan untuk meningkatkan volume darah dan perfusi jaringan Larutan crystalloid meningkatkan volume intravaskuler dan intertitial Larutan crystalloid; isotonis ( normal saline 0,9%, Ringer laktat), hipotonis (normal saline 0,45%, D5W)

Terapi cairan pada shock Larutan kolloid tidak dapat berdifusi melalui membran dinding kapiler tetap berada pada sistem vaskuler tekanan osmotik serum meningkat cairan berpindah dari interstitial menuju vaskuler Larutan kolloid; albumin 5%, albumin 25%, hetastarch, fraksi protein plasma, dan dekstran

Pharmacology Vasoactive drugs vasokontriktor (norepinephrin), vasodilator (nitroglyserin, nitroprusside) Inotropes ( dopamine, dobutamine) meningkatkan kontraktilitas otot jantung Diuretic meningkatkan urin output setelah resusitasi cairan Sodium bicarbonat mengatasi asidosis Antiarrhytmia menstabilkan irama jantung Antibiotic membunuh organisme pada shock sepsis

Asuhan keperawatan pasien shock Penurunan curah jantung Kaji dan monitor fungsi jantung, termasuk; TD, irama dan frekuensi jantung, CRT, pols perifer, hemodinamik (tekanan arteri, tekanan arteri pulmonal, dan CVP) Ukur dan catat intake-output setiap jam (termasuk urin output). Monitor peristaltik usus penurunan aliran darah splanchnic dapat menurunkan peristaltik ileus paralitik Pertahankan klien dalam keadaan bedrest Posisi klien supinasi dengan kaki dinaikkan 20 derajat, bahu dan kepala elevasi 10 derajat di atas dada

Asuhan keperawatan pasien shock Perubahan perfusi jaringan Monitor warna kulit, temperatur, dan turgor Monitor fungsi cardiopulmonary ( bunyi jantung, CVP, CRT) Monitor suhu tubuh peningkatan suhu tubuh meningkatkan metabolisme; pada gangguan jantung hipoperfusi Monitor urin output per kateter foley setiap jam Kaji status mental & tiungkat kesadaran

Asuhan keperawatan pasien shock Kecemasan Kaji penyebab kecemasan dan manipulasi lingkungan agar pasien mudah istirahat Beri obat nyeri Lakukan intervensi meningkatkan kenyamanan lingkungan yang bersih perawatan kulit dan mulut monitor keefektifan ventilasi dan terapi oksigen berada dekat pasien selama prosedur keperawatan bicara perlahan dan kalimat yang pendek gunakan sentuhan untuk memberikan support Beri dukungan bagi klien dan keluarga Beri informasi tentang keadaan pasien

Diagnosa keperawatan lainnya Resiko terhadap infeksi b/d prosedur invasif Resiko kelebihan cairan b/d terapi cairan intravena segera dalam jumlah yang banyak Gangguan pertukaran gas b/d penumpukan cairan di paru Intoleransi aktivitas b/d penurunan oksigenasi jaringan Perubahan proses pikir b/d penurunan perfusi serebral akibat perdarahan Perubahan eliminasi urin b/d penurunan curah jantung Ketakutan b/d kemungkinan kematian, ketidaktahuan masa yad. Resiko terjadinya cedera b/d perubahan tingkat kesadaran