BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karaktersistik Subjek Penelitian. Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD 06 Bulungcangkring

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengambil lokasi yang akan diteliti yaitu dikelas 2 SDN Salatiga 08

Bab III Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Proses PTK merupakan proses siklus yang dimulai dari menyusun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ledo yang beralamat di. Jalan Raya Ledo, Desa Ledo, Kecamatan Ledo, Kabupaten Bengkayang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. menyangkut suatu proses pengumpulan sampai penulisan laporan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga aktifitas dan hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Jasmanyah76.wordpress.com

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Subyek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (PTK). Karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian classroom

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diungkapkan pada latar belakang, yaitu peneliti melakukan penelitian dengan

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan karakteristik Subyek Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SD Negeri Rogomulyo 01 Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati. Lokasi sekolah terletak di pinggir jalan raya, dan merupakan SD Inti. Peneliti mengambil lokasi atau tempat penelitian ini dengan pertimbangan bahwa SD Negeri Rogomulyo merupakan sekolah yang sedang membutuhkan peningkatan pembelajaran siswa yang aktif melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). SD Negeri Rogomulyo 01 terdiri dari 1 ruang kantor, 1 gedung perpustakaan, 6 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 kantin, dan masing-masing 2 kamar mandi guru serta siswa. Guru yang mengajar PNS berjumlah 7 orang, non PNS 4 orang. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri Rogomulyo 01 tahun ajaran 2015/ 2016. Jumlah siswa yang diteliti sebanyak 17 orang, terdiri dari 10 siswa perempuan dan 7 siswa laki-laki. Kebanyakan siswa kelas IV SD Negeri Rogomulyo 01 dari keluarga yang tingkat ekonomi rendah sampai sedang. Kebanyakan orang tua siswa bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia dan Petani, sehingga siswa kurang adanya perhatian yang lebih dari keluarganya. Waktu penelitian dilaksanakan semester gasal tahun pelajaran 2015/ 2016 dan dilakukan antara bulan Oktober sampai dengan Nopember 2015. 3.2 Variabel Penelitian Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. 3.2.1 Variabel Bebas (X) Variabel bebas disebut juga variabel stimulus atau variabel independen. Menurut Rubiyanto (2011 : 34) variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependent (terikat). 19

20 Variabel bebas dalam penenlitian ini adalah metode pembelajaran demonstrasi. Metode pembelajaran demonstrasi merupakan model pembelajaran yang menggunakan alat peraga dalam pembelajaran. Guru dapat menunjuk salah satu siswa atau beberapa siswa untuk melakukan peragaan. Lalu setelah siswa melakukan demonstrasi, guru dan siswa dapat mengambil kesimpulan dari peragaan yang dilakukan. 3.2.2 Variabel Terikat (Y) Variabel terikat disebut juga variabel dependent. Variabel dependent atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat adanya variabel bebas (Rubiyanto, Rubino 2011 : 34). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara positif serta kemampuan yang dimiliki siswa dari suatu interaksi tindak belajar dan mengajar yang berupa hasil belajar intelektual, strategi kognitif, sikap dan nilai, inovasi verbal, dan hasil belajar motorik. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya. Gagne dan Briggs dalam Suprihatiningrum (2012: 37), menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah perubahan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan pada proses pembelajaran dengan metode pembelajaran Demonstrasi yang disimpulkan dalam bentuk nilai. 3.3 Rencana dan Prosedur Penelitian Rencana dan prosedur penelitian ini mengacu pada penelitian tindakan kelas atau classroom action research. Model penelitian tindakan kelas secara garis besar terdapat 4 tahapan yang harus dilalui, yaitu: perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan berkelanjutan berulang. Langkah-langkah tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

21 Masalah Refleksi Perencanaan Siklus I Pelaksanaan Pengamatan Refleksi Perencanaan Siklus II Pelaksanaan Pengamatan Ke siklus selanjutnya jika tujuan belum tercapai Gambar 3.1 Prosedur PTK Rencana penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu PTK dengan menggunakan 2 siklus. Di dalam setiap siklus terdapat 4 tahapan yaitu : perencanaan (meliputi pembuatan RPP, lembar observasi, lembar evaluasi), pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Tahapan-tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 3.3.1 Perencanaan Tindakan Rangkaian kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan tindakan ini adalah sebagai berikut : a. Menyiapkan Silabus pembelajaran b. Menyusun RPP mata pelajaran IPA kelas IV. c. Menyiapkan soal IPA dalam LKS. d. Menyiapkan format observasi dan format refleksi.

22 e. Menyiapkan soal IPA untuk posttest. f. Menyiapkan sumber data dan media pembelajaran. 3.3.2 Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini dilaksanakan kegiatan sesuai dengan skenario yang telah disiapkan. Pelaksanaan Tindakan Kelas dilaksanakan dalam 2 siklus dengan menggunakan penerapan metode pembelajaran Demonstrasi. Apabila kegiatan pembelajaran pada siklus 1 belum berhasil, akan diperbaiki pada siklus II. Skenario pembelajaran yang direncanakan akan diimplementasikan dengan baik, seperti pada bagian awal pembelajaran : guru memberi salam, menyuruh berdoa, mengabsen kehadiran siswa, guru memberikan penjelasan mengenai tujuan dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan, guru menginformasikan materi, serta memotivasi siswa dan mengadakan apersepsi. Pada kegiatan inti pembelajaran, guru dengan segala kemampuan yang dimiliki menerapkan metode pembelajaran yang dikhususkan pada metode demonstrasi yaitu melakukan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi pada materi pembelajaran yang disampaikan saat itu. Setelah akhir pembelajaran guru bersama siswa menyimpulkan materi yang sedang dipelajari, kemudian mengadakan tes formatif dengan lembar soal tes yang telah disiapkan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Hasil tes tersebut digunakan sebagai data yang akan dianalisis. Begitu juga selanjutnya pada pelaksanaan siklus II semua kegiatan di atas dilalui secara runtut dan hasilnya merupakan data akhir untuk dianalisis dan disimpulkan. 3.3.3 Pengamatan (Observasi ) Menurut Rubiyanto (2011 : 84) observasi adalah cara mengumpulkan data dengan jalan mengamati langsung terhadap objek yang diteliti. Pada tahap ini penulis bertindak sebagai pelaksana tindakan juga sebagai observer dan bantuan dari teman sejawat yang juga sebagai observer. Sementara menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2008 : 220), observasi merupakan teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi ini dapat dilakukan secara partisipatif yaitu

23 pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung dan secara nonpartisipatif yaitu pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, akan tetapi hanya mengamati kegiatan Observasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran secara langsung kegiatan belajar siswa di kelas. Data observasi diperoleh secara langsung dengan melihat dan mengamati kegiatan siswa, dengan demikian data tersebut dapat bersifat dalam melukiskan aspek-aspek kepribadian siswa. Instrumen observasi yang digunakan pada penelitian ini adalah pedoman observasi dalam pelaksanaan pembelajaran. Observasi ini dilakukan untuk mengamati kegiatan pembelajaran terhadap siswa dan guru dengan menggunakan metode pembelajaran Demonstrasi dalam mata pelajaran IPA. Pada tahap ini seluruh data yang terkumpul antara lain hasil tes formatif sebelum siklus (pre siklus), siklus I dan siklus II, lembar hasil observasi guru pada pelaksanaan pembelajaran, dan semua informasi yang dicatat baik berupa data kuantitatif maupun kualitatif dianalisis melalui tiga tahap. Tiga tahapan tersebut antara lain: a) reduksi data yaitu proses penyederhanaan data yang dilakukan melalui seleksi pengelompokkan dan pengorganisasian data mentah menjadi sebuah informasi bermakna; b) paparan data, merupakan suatu upaya menampilkan data secara jelas dan mudah dipahami dalam bentuk tabel, grafik, paparan naratif atau bentuk lain yang dapat memberikan gambaran jelas tentang proses dan hasil tindakan; dan (c) kesimpulan yaitu pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisasi dalam bentuk penyataan atau kalimat singkat, padat dan bermakna. 3.3.4 Refleksi Refleksi merupakan kajian terhadap keberhasilan maupun kegagalan dalam mencapai tujuan sementara. Setelah melakukan pembelajaran pada siklus I dan menganalisis hasil pengamatan, peneliti mengadakan refleksi, yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi tersebut apakah dapat meningkatkan prestasi belajar dari proses dan hasil yang diperoleh akibat tindakan yang dilakukan pada siklus I. Kegiatan refleksi dilakukan setelah kegiatan pembelajaran selesai. Pada tahap ini, dilakukan analisis terhadap temuan-temuan yang berkaitan dengan hambatan dan kekuarangan yang dijumpai pada siklus 1 dalam penggunaan metode pembelajaran

24 Demonstrasi. Dalam hal ini kegiatan refleksi dilakukan oleh semua siswa yang diamati, guru pengamat, dan penulis untuk mengetahui kekurangan yang ada pada tiap siklus. Adapun refleksi yang diperoleh dalam siklus I ini adalah penggunaan metode demonstrasi yang kurang begitu maksimal, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: a. Masih banyak yang kurang memperhatikan materi yang diajarkan. b. Metode pembelajaran demonstrasi masih kurang mendapat respons yang baik dari siswa karena biasanya hanya menggunakan metode ceramah. Tindakan perbaikan yang dilakukan dalam siklus I ini antara lain : a) Guru dapat mengemas pembelajaran dengan menarik dan menyenangkan bagi siswa; b) Siswa di kenalkan atau diberi pengarahan mengenai metode demonstrasi ini, agar nantinya siswa dapat menerima pelajaran jika sewaktu-waktu guru menggunakan metode demonstrasi. Setelah melakukan pembelajaran untuk siklus II serta menganalisis hasil pengamatan, peneliti mengadakan refleksi. Berikut refleksi pada siklus II ini: a. Masih ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan materi. b. Terdapat dua siswa yang belum mencapai nilai KKM Begitu juga tindakan perbaikan yang dapat dilakukan pada siklus II adalah a) Guru dapat mendesain pembelajaran yang menarik dengan menggunakan metode demonstrasi sebagai penunjang dalam menyampaikan materi agar siswa lebih aktif dan pembelajaran lebih kondusif dan terarah; b) Siswa yang belum tuntas diberi motivasi dan dicari penyebab kesulitan belajarnya sehingga pada pembelajaran selanjutnya akan lebih baik. Hasil belajar siswa semakin meningkat dan tetap dipertahankan pada pembelajaranpembelajaran berikutnya. Jumlah siswa yang memperhatikan semakin banyak dibanding siklus-siklus sebelumnya. Hal ini karena guru telah mempersiapkan dan merancang pembelajaran dengan menggunakan metode dan perlengkapan yang telah disiapkan dengan baik. Dalam penyampaian pembelajarannya, guru dengan menggunakan metode

25 demonstrasi sudah sangat baik dan maksimal, sehingga siswa dapat memperhatikan materi dan mengikuti pembelajaran dengan kondusif. 3.4 Tehnik dan Instrumen Pengumpulan Data Berikut ini akan disajikan mengenai teknik dan instrumen pengumpulan data. Teknik yang dipakai untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah teknik observasi dan teknik tes. Sedangkan instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan butir soal tes dengan bentuk uraian. 3.4.1 Tehnik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ada dua yaitu dengan teknik observasi dan tes. Teknik observasi digunakan untuk mengukur aktivitas guru, dan aktivitas siswa. Sedangkan teknik tes yang berbentuk soal uraian digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. a) Observasi Menurut Rubiyanto, Rubino (2011:85), observasi adalah cara pengumpulan data dengan jalan mengamati langung terhadap objek yang diteliti. Teknik observasi ini digunakan untuk mengetahui perkembangan aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam menerapkan pembelajaran demonstrasi pada mata pelajaran IPA. Observer bertugas untuk melakukan pengamatan dan penilaian melalui pengisian lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi siswa pada setiap pertemuan. Masing-masing indikator terdapat pada lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi siswa. Untuk menentukan apakah aktivitas siswa sudah berjalan baik atau belum, peneliti membuat 4 kategori yaitu kategori sangat sesuai, sesuai, kurang sesuai dan tidak sesuai. Jumlah skor yang didapatkan pada masing-masing lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi siswa kemudian disimpulkan termasuk dalam kategori sangat baik, baik, cukup dan kurang. Dalam penelitian ini, salah satu syarat pembelajaran dikatakan berhasil jika jumlah skor dari lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi siswa berada pada kategori baik.

26 b) Test Menurut Sumiati dan Asra (2009 : 201), menyatakan bahwa tes adalah suatu alat yang dapat dijadikan pengukur kemampuan sesuatu dengan hasil yang sah. Teknik tes digunakan peneliti untuk menguji subyek agar mendapatkan data tentang hasil belajar siswa, dengan menggunakan butir soal atau instrumen soal pada mata pelajaran yang diteliti. Teknik tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa sebelum dan sesudah menerapkan pembelajaran demonstrasi pada pembelajaran IPA. Bentuk tes yang diberikan pada siswa ialah berupa soal isian dan uraian. Tes setelah tindakan siklus I, dan setelah tindakan siklus II. 3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari lembar observasi untuk mengukur aktivitas guru dan aktivitas siswa dan butir soal tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. a) Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan penerapan pembelajaran demonstrasi dengan dari awal sampai akhir pembelajaran. Pengisian lembar observasi ini dengan memberikan tanda checklist ( ) pada kolom skor sesuai hasil yang diamati observer terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa. Adapun kisi-kisi lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi siswa disajikan dalam tabel 3.1 dan tabel 3.2 di bawah ini. Tabel 3.1 Kisi Kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru No Aspek Indikator No. Item Jumlah 1. Kegiatan Awal Memberikan salam Melakukan apersepsi Menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti Membimbing siswa untuk menjawab beberapa pertanyaan tentang materi lalu. Membimbing siswa untuk 1 2 3 4 5 3 5

27 melakukan demonstrasi mengenai materi yang dipelajari Mendampingi siswa dalam 6 melakukan demonstrasi Mempersilahkan siswa 7 untuk bertanya mengenai materi Membimbing siswa untuk 8 menyimpulkan kegiatan demonstrasi siswa 3. Kegiatan Akhir Membimbing siswa untuk 9 melakukan refleksi atas materi yang sudah dipelajari Memberikan penugasan Memberikan tes formatif 10 11 4 Membing siswa untuk 12 berdo a Total 12 Tabel 3.2 Kisi Kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa No Aspek Indikator No. Item Jumlah 1. Kegiatan Awal siap mengikuti pelajaran mendengarkan guru saat menyampaikan tujuan pembelajaran Memahami apersepsi yang konstekstual Keaktifan siswa menanggapi apersepsi dari guru 2. Kegiatan Inti berantusias menyimak materi yang disajikan aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru 1 2 3 4 5 4 6 6

28 Siswa menghargai teman yang sedang melakukan demonstrasi Siswa tidak ramai sendiri saat KBM berlangsung memperhatikan konfirmasi dari guru menyimpulkan materi 3. Kegiatan Akhir menunjukkan respon keseriusan dalam belajar ikut melakukan tanya jawab dalam pembelajaran mendengarkan motivasi guru dan membalas salam pada akhir pembelajaran 7 8 9 10 11 12 13 Total 13 3 b) Butir Soal Tes Instrumen butir soal tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan tingkat pemahaman siswa terhadap pembelajaran, untuk mengetahui kondisi akhir hasil belajar dan sebagai pembanding peningkatan hasil belajar antar siklus. Soal tes ini berbentuk uraian yang diberikan pada akhir kegiatan pembelajaran tiap siklusnya. Penelitian ini dilaksanakan sampai siklus II. Adapun kisi-kisi soal dari pra siklus, siklus I dan siklus II sebagai berikut:

29 Tabel 3.3 Kisi Kisi Soal Test Formatif IPA Pra Siklus Standar Kompetensi: 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud bena serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya Kompetensi Dasar Mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas memiliki sifat tertentu Materi No Bentuk Indikator Pokok Soal Soal Wujud benda dapat 1 Isian padat menyebutkan contoh benda padat. dapat 2 menyebutkan contoh benda padat yang lembek dan mudah dibentuk dapat 3 menyebutkan sifat plastisin dapat 4, 5 menyebutkan wujud benda padat jika dipindahkan ke tempat lain dapat 6 uraian menyebutkan tiga wujud benda. dapat 7 menyebutkan sifat-sifat benda padat. dapat 8 menyebutkan contoh

30 benda padat yang lembek dan mudah dibentuk dapat menyebutkan tiga perlakuan mengubah bentuk benda padat. dapat menyebutkan contoh benda padat. 9 10 Tabel 3.4 Kisi Kisi Soal Test Formatif IPA Siklus I Standar Kompetensi: 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud bena serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya Kompetensi Dasar Mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas memiliki sifat tertentu Materi No Bentuk Indikator Pokok Soal Soal Wujud benda dapat 1 Uraian cair menjelaskan pengertian benda cair dapat 2 menjelaskan ciri-ciri benda cair dapat 3 menyebutkan contoh benda cair yang pernah ditemui Disajikan gambar,

31 dapat menyebutkan bentuk madu yang nampak pada gambar dapat menyebutkan dan menjelaskan peristiwa yang nampak pada gambar. dapat menyebutkan salah satu sifat benda cair yang sesuai dengan gambar. dapat menyebutkan tiga bahan yang dapat menyerap air. dapat menjelaskan permukaan air sungai yang tenang dapat menjelaskan perbedaan antara air dan madu. Disajikan gambar, dapat menjelaskan pemanfaatan salah satu sifat benda cair dalam pembuatan air mancur. 4 5 6 7 8 9 10

32 Tabel 3.5 Kisi Kisi Soal Test Formatif IPA Siklus II Standar Kompetensi: 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud bena serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya Kompetensi Dasar Materi No Bentuk Indikator Pokok Soal Soal Mengidentifikasi wujud Wujud dapat 1 Uraian benda padat, cair, dan benda gas menyebutkan yang gas memiliki sifat termasuk ke dalam tertentu benda gas. dapat 2 menyebutkan hasil dari air yang mendidih. dapat 3 menyebutkan sifatsifat benda gas. dapat 4 menjelaskan alasan benda gas tidak dapat dilihat. dapat 5 menjelaskan perbedaan sifat benda gas dan benda cair. dapat 6 menjelaskan alasan ban sepeda jika di pompa terus dapat

33 meledak. dapat menjelaskan ada atau tidaknya udara di dalam kelas. dapat menyebutkan bentuk gas/ udara yang ada di dalam ban sepeda. dapat menjelaskan penyebab air di waduk dan di sungai menjadi kering pada saat musim kemarau. dapat menjelaskan ada atau tidaknya udara di dalam plastik yang di tiup. 7 8 9 10 Soal Siklus I dan siklus II disajikan dalam bentuk soal uraian. Skala pengukuran yang digunakan pada instrumen ini yaitu jika didapat jawaban yang salah diberi skor 1(satu) dan untuk jawaban benar diberi skor 2. Kemudian skor maksimal akan dikalikan dengan 5 untuk mendapat nilai akhir.

34 3.5 Indikator Kinerja Proses untuk mencapai ketuntasan hasil belajar dapat melalui beberapa siklus yang telah dilaksanakan sehingga dapat dikatakan jika upaya untuk meningkatkan prestasi belajar tersebut sudah berhasil, dan pengamatan tersebut sudah bisa diakhiri mengingat bahwa semua yang diperoleh dari ketuntasan nilai yang sudah melebihi KKM telah dicapai dalam beberapa test tertulis selama beberapa siklus yang dilaksanakan. Oleh karena itu dengan ketuntasan nilai yang melebihi KKM maka dapat dikatakan sebagai salah satu hasil prestasi belajar peserta didik. Dari 17 siswa kelas IV SD Negeri Rogomulyo 01 menjadi berhasil karena ketercapaian hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menerapkan metode pembelajaran Demonstrasi mencapai nilai KKM sebanyak 100%. 3.6 Analisis Data Penelitian Pada penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan hasil belajar IPA menggunakan metode pembelajaran Demonstrasi di kelas IV SD Negeri Rogomulyo 01 tahun pelajaran 2015/2016 menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa. 3.6.1 Analisis Variabel Bebas (Independent) Untuk menganalisis data observasi terhadap variabel bebas yaitu metode pembelajaran Demonstrasi dengan mengumpulkan lembar observasi, lembar jawaban siswa serta catatan selama observasi. 3.6.2 Analisis Variabel Terikat (Dependent) Untuk menganalisa tingkat keberhasilan siswa setelah proses pembelajaran menggunakan metode pembelajaran Demonstrasi pada setiap siklus dilakukan dengan cara pemberian evaluasi. Analisis ini dihitung dengan statistik sederhana sebagai berikut: 1. Nilai tes formatif sesuai dengan perolehan siswa kemudian ditinjau apakah perolehan nilai masing-masing siswa sudah memenuhi KKM pada

35 pembelajaran IPA yakni 65 atau belum memenuhi KKM yang ditetapkan sekolah. 2. Ketuntasan belajar ada 2 kategori, yaitu secara perorangan atau secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan proses belajar mengajar dekdikbud 1994 ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 85% siswa memperoleh nilai 6,5 atau 65%, artinya siswa baru dapat dikatakan tuntas bila siswa telah mendapat nilai 7,5. Bila siswa memperoleh nilai kurang dari 7,5 dianggap belum tuntas belajar, selanjutnya bagi siswa yang bersangkutan dimasukkan kedalam satu atau dua kelompok tergantung dari jumlah siswa yang belum tuntas belajar. Siswa inilah mendapatkan perhatian (fokus) dari guru saat pelaksanaan tindakan pada siklus-siklus berikutnya. 3.6.3 Pengelolaan Hasil tes Sebelum dilaksanakan pengolahan hasil tes, maka soal tes terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya, seperti berikut ini. 1) Validitas Tes Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Validitas tes ada 4 (empat) macam, yaitu (a) validitas isi, (b) validitas konstruksi, (c) validitas yang ada sekarang, dan (d) validitas prediksi. Validitas (kesahian) yang diterapkan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi berhubungan dengan kesanggupan instrument untuk mengukur isi yang harus diukur. Cara yang dilakukan adalah dengan menghubungkan dan mencocokkan instrument-instrumen penilaian dengan tujuan pembelajaran. 2) Reliabilitas Tes Secara garis besar, ada 3 (tiga) cara untuk mengukur reliabilitas suatu tes, yaitu (a) metode bentuk parallel, (b) metode tes ulang, dan (c) metode belah dua. Dalam penelitian ini reliabilitas tes diukur dengan menggunakan metode belah dua. Belah dua yang digunakan adalah butir tes bernomor ganjil dan butir tes bernomor genap. Yaitu dengan jalan mengelompokkan skor butir jawaban bernomor ganjil dan skor butir jawaban bernomor genap. Alasan dipilihnya metode belah dua karena

36 dengan metode ini alat ukur cukup diberikan satu kali saja. Pada saat mencari reliabilitas tes digunakan teknik sebagai berikut: a. Menggunakan alat ukur pada sejumlah objek, b. Memberikan nilai pada tiap-tiap butir untuk setiap subyek, c. Mengelompokkan butir bernomor genap dalam kelompok pertama (x) dan butir bernomor ganjil dalam kelompok kedua (y) untuk setiap subyek, d. Menghitung korelasi x dan y, dan e. Memasukkan koefisien korelasi tersebut ke dalam rumus Spearman Brown untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes dan dikonsultasikan pada tabel nilai r. Tabel 3.6 Rumus Reliabilitas Hasil dari perhitungan reliabilitas di atas dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf signifikan 5%. Jika hasil r tabel lebih besar dari pada r hitung artinya bahwa tes tersebut tidak reliable, sedangkan apabila r hitung lebih besar daripada r tabel, maka tes tersebut dikatakan reliable Sedangkan untuk menghitung nilai dan rata-rata nilai siswa dapat menggunakan rumus yang sebagai berikut: Tabel 3.7 Rumus menghitung nilai siswa Keterangan : N =Nilai

37 Tabel 3.8 Rumus menghitng rata-rata nilai siswa Keterangan : R =Nilai R= jumlah semua nilai siswa N= jumlah siswa Observasi yang dilakukan untuk guru dapat menggunakan skala penilaian dengan rentang nilai (5,4,3,2,1) untuk penilaian keterlaksanan guru dalam pembelajaran yang berarti angka5=baik sekali 4=baik 3=cukup baik, 2=kurang baik, 1=sangat kurang.dengan cara memberi tanda ( ) pada kolom skala nilai. Setelah itu semua nilai di hitung dengan rumus: Tabel 3.9 Menghitung Nilai Akhir Dari putaran refleksi dalam siklus akan dihentikan apabila telah terpenuhi tuntas nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk seluruh siswa.