BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 2 minggu dimulai sejak 27 Februari sampai 6 Maret Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada 27 dan 28 Februari 2012 dan pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada 5 dan 6 Maret Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan dikelas V SD Negeri 3 Grabagan Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan. Letak SD Negeri 3 Grabagan cukup strategis karena berseberangan dengan kantor Kepala Desa Grabagan, dan tidak jauh dari kota kecamatan. Mempunyai 9 guru yang terdiri dari: 6 guru kelas, 1 guru Agama Islam, 1 guru Olah Raga dan 1 guru Bahasa Inggris Subjek Penelitian Subyek penelitian dalam penelitian tindakan adalah siswa kelas V SD Negeri 3 Grabagan Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan. Subjek penelitian sebanyak 30 siswa, yang terdiri dari 18 laki-laki dan 12 perempuan. Karakteristik subjek penelitian orang tua siswa dari tingkat menengah ke bawah. Rata-rata pekerjaan orang tua siswa sebagai petani Variabel Penelitian Variabel penelitian menurut Sugiyono (2010: 61) suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian ini terdiri dari dua variabel: 17

2 18 1. Variabel bebas (X), adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat, dalam hal ini adalah penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA. 2. Variabel terikat (Y), adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas, dalam hal ini adalah hasil belajar siswa Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suharsimi (2010: 4) bahwa PTK merupakan paparan dari tiga kata penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat bagi peneliti dalam rangka peningkatan kualitas. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam pelaksanaannya berbentuk rangkaian periode/siklus kegiatan. Sedangkan kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama dan tempat yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru yang sama. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action Research yaitu suatu Action Research (penelitian tindakan) yang dilakukan di kelas Prosedur Penelitian Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat langkah atau tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pelaksanaan Siklus I a. Tahap Perencanaan 1. Mengidentifikasi masalah pembelajaran yang muncul. 2. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah yang muncul.

3 19 3. Merencanakan perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, RPP yang sesuai standar proses dengan komponen-komponen yang dalam kegiatan pembelajarannya dirancang strategi yang meliputi kegiatan yang bersifat ekskplorasi, elaborasi dan konfirmasi. 4. Mengembangkan instrument penilaian (butir soal) sesuai dengan langkah-langkah yang benar menurut standar penilaian. 5. Mengembangkan bahan atau materi pembelajaran yang diambil dari berbagai sumber yang dapat membantu siswa untuk memahami materi pelajaran. 6. Mengembangkan kebutuhan media/alat pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. 7. Menyusun lembar pengamatan sesuai dengan aspek-aspek yang akan diamati dengan teman sejawat selama proses pembelajaran. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini peneliti melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan rencana (RPP) yang telah disusun. Adapun langkahlangkah pembelajarannya adalah sebagai berikut: 1. Peneliti dan guru memberikan hipotesis kepada siswa dari materi yang akan disampaikan. 2. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mencari informasi dan fakta tentang materi yang diberikan. 3. Peneliti dan guru membagi lembar pengamatan. 4. Peneliti dan guru menjelaskan cara melaksakan kegiatan. 5. Masing-masing kelompok mengadakan pengamatan. 6. Siswa melaksanakan eksperimen. 7. Peneliti dan guru membimbing pelaksanaan eksperimen. 8. Masing-masing kelompok menuliskan hasil pengamatan. 9. Masing-masing kelompok melaporkan hasil pengamatannya dan kelompok lain menanggapinya.

4 Peneliti bersama guru dan siswa menyimpulkan hasil pengamatannya. 11. Peneliti dan guru memberikan evaluasi secara individu. 12. Siswa mengerjakan tes formatif. c. Tahap Observasi 1. Peneliti mengamati proses pembelajaran dan perhatian dipusatkan pada kegiatan melaksanakan eksperimen. 2. Pengamatan terhadap guru pada saat proses pembelajaran. 3. Pengamatan terhadap siswa pada saat proses pembelajaran. d. Tahap Refleksi Peneliti bekerjasama dengan guru untuk mengkaji semua temuan, baik kekurangan maupun kelebihan dalam proses perbaikan pembelajaran pada siklus I. Dengan demikian peneliti akan dapat mengetahui efektivitas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Pelaksanaan Siklus II Berdasarkan refleksi dari proses perbaikan siklus I, maka peneliti perlu menyusun kembali rencana perbaikan pembelajaran pada siklus II. Pada siklus II juga terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. a. Tahap Perncanaan 1. Setelah merefleksi proses pembelajaran siklus I, peneliti bersama guru mencari pemecahan dalam menghadapi masalah yang ada. 2. Membuat rencana perbaikan pembelajaran yang berisikan skenario/langkah-langkah pembelajaran, yang berfokus pada metode eksperimen. 3. Menyusun alat observasi yang akan digunakan dalam mengamati pelaksanaan proses perbaikan pembelajaran. 4. Menyiapkan alat observasi yang berupa tes formatif. b. Tahap Pelaksanaan

5 21 Peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Adapun langkahlangkahnya sebagai berikut: 1. Peneliti dan guru memberikan hipotesis kepada siswa dari materi yang akan disampaiakan. 2. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mencari informasi dan fakta tentang materi yang diberikan. 3. Peneliti dan guru membagi lembar pengamatan. 4. Peneliti dan guru menjelaskan cara melaksanakan kegiatan. 5. Peneliti dan guru menjelaskan cara melaksanakan tugas. 6. Masing-masing kelompok mengadakan pengamatan. 7. Siswa melakukan eksperimen. 8. Peneliti dan guru membimbing pelaksanaan eksperimen. 9. Masing-masing kelompok menuliskan hasil pengamatan. 10. Peneliti bersama guru dan siswa menarik kesimpulan dari hasil kegiatan. 11. Peneliti dan guru memberikan evaluasi secara individu. 12. Siswa mengerjakan tes formatif. c. Tahap Observasi 1. Peneliti mengamati proses pembelajaran dan pengamatan difokuskan pada kegiatan siswa pada saat melakukan eksperimen. 2. Peneliti mencatat semua temuan pada saat proses pembelajaran sampai hasil perolehan siswa. 3. Pengamatan terhadap guru pada saat proses pembelajaran. 4. Pengamatan terhadap siswa pada saat proses pembelajaran. d. Tahap Refleksi Setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II, peneliti bersama guru merefleksi diri. Proses perbaikan pembelajaran pada siklus II yang difokuskan pada eksperimen terhadap sifat-sifat cahaya. Peneliti dan guru berharap dengan melakukan kegiatan

6 22 eksperimen pembelajaran menjadi lebih aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Tingkat ketuntasan klasikal meningkat Data dan Cara Pengumpulannya Data Sumber data penelitian adalah nilai IPA siswa kelas V SD Negeri 3 Grabagan Tahun Pelajaran 2011/2012, hasil observasi, tes hasil belajar, dokomentasi Cara Pengumpulan Data Cara pengumpulan data diperoleh dari: 1. Observasi Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat menentukan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Observasi berarti pengamatan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian ini terdapat dua pedoman observasi yaitu observasi keaktifan siswa dan observasi pelaksanaan dengan metode eksperimen. Observasi keaktifan siswa difokuskan pada pengamatan keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Sedangkan observasi pelaksanaan pembelajaran dengan metode eksperimen difokuskan pada aktifitas guru maupun siswa selama proses pembelajaran. Observasi dilakukan secara langsung oleh peneliti pada saat pembelajaran di kelas dilangsungkan, dengan tujuan untuk menggumpulkan data mengenai aktivitas guru dan siswa. Tujuannya untuk mencatat masalah yang terjadi pada saat tindakan yang kemudian akan menjadi refleksi sebagai tindakan lanjut. 2. Tes Hasil Belajar Tes hasil belajar diperlukan untuk mengukur tingkat ketercapaian penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA selain itu

7 23 tes hasil belajar digunakan untuk mengukur pemahaman materi serta peningkatan hasil belajar siswa setelah tindakan dilakukan. 3. Dokumentasi Dokumentasi digunakan sebagai bukti penelitian telah dilaksanakan. Dokumentasi berupa nilai ulangan IPA dan bukti proses belajar mengajar pada siklus I dan siklus II berupa foto Indikator Kinerja Indikator kinerja untuk hasil belajar pada penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil bila 90% siswa berhasil memperoleh nilai > 64, yakni skor standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) IPA yang telah ditetapkan di awal tahun pelajaran Analisis/Interpretasi Data Penelitian Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisis data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis. a. Untuk Menilai Ulangan Atau tes Formatif Untuk menilai ulangan atau tes formatif peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

8 24 Dengan: = nilai rata-rata X= jumlah nilai semua siswa N=jumlah siswa b. Untuk ketuntasan belajar Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut: