GAMBARAN FUNGSI PENCIUMAN PADA LANSIA DI PANTI JOMPO BINJAI TAHUN 2014 OLEH: PUTRA BARUNA 110100037 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014
GAMBARAN FUNGSI PENCIUMAN PADA LANSIA DI PANTI JOMPO BINJAI TAHUN 2014 Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Kelulusan Sarjana Kedokteran OLEH: PUTRA BARUNA 110100037 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014
i LEMBAR PENGESAHAN Gambaran Fungsi Penciuman pada Lansia di Panti Jompo Binjai Tahun 2014 Nama : Putra Baruna NIM : 110100037 Pembimbing Penguji I (dr. Farhat, M.ked (ORL-HNS), Sp.THT-KL(K)) (dr. Dwi Rita Anggraini, M.Kes, Sp.PA)) NIP : 197003162002121002 NIP: 197711282003122002 Penguji II (dr. Gerben F.Hutabarat,DTM&H,Sp.MK) NIP: 130318029 Medan, 10 Januari 2015 Dekan Fakultas Kedokteran (Prof. Dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp. PD-KGEH) NIP: 19540220 1980111001
ii ABSTRAK Lanjut usia (lansia) merupakan proses alamiah yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang. Di dalam struktur anatomis proses menjadi tua terlihat sebagai kemunduran di dalam sel. Salah satu kemunduran fisik dari proses penuaan adalah masalah penciuman. Disfungsi penciuman dapat timbul dari berbagai penyebab dan dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien. jumlah lansia yang mengalami gangguan fungsi penciuman masih belum diketahui secara pasti khususnya di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran fungsi penciuman pada lansia di panti jompo Binjai Tahun 2014. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan desain Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh lansia di panti jompo binjai tahun 2014. Pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik total sampling. Data tersebut kemudian dianalisa secara statistik deskriptif dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS. Hasil penelitian ini ditemukan dari 40 orang lansia jenis kelamin laki-laki berjumlah 14 orang (35%), dan perempuan berjumlah 26 orang (65%) dengan mayoritas umur terdapat pada kelompok umur 60-74 tahun berjumlah 32 orang (80%). Sebagian besar sampel mengalami gangguan penciuman yaitu sebanyak 29 orang (72,5%) dan rata-rata usia lansia yang mengalami gangguan penciuman berada pada usia 70 tahun. Pada lansia dengan gangguan penciuman mayoritas memiliki selera makan tidak baik sebanyak 25 orang (86,2%). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar lansia mengalami gangguan penciuman dan sebagian besar lansia dengan gangguan penciuman memeliki selera makan tidak baik. Kata kunci : Gangguan penciuman, Lansia
iii ABSTRACT Ederly is natural process on people with long age. Be an elderly means a decreasing of cells function. One of the decrement is smell disfunction. Smell disfunction can influence the quality life of patient. The number of elderly who have smell disfunction is still unknown especially in Indonesian. This study purposes to know how the description of smell function on elderly in nursing home in Binjai at 2014. This study is descriptif with cross sectional design. Population on this study are all of the elderly in nursing home in Binjai 2104. Samples are taken by total sampling technic. Then the data are analyzed with descriptive statistic by using SPSS. The result of this study shows on 40 elderly, 14 (35%) are male and 26 (65%) are female. The majority of age group is at 60-74 years old 32 (80%). Most of the samples have smell disfunction as 29 (72,5%) and average of alderly with smell disfunction is on 70 years old. Elderly with smell disfunction who also have bad appatite are 25 (86,2%). From this sudy can be concluded that most of elderly have smell disfunction and elderly with smell disfunction also have bad appetite. Key words : Smell disfunction, Elderly
iv KATA PENGANTAR Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Karya tulis ilmiah ini diberi judul Gambaran Fungsi Penciuman pada Lansia di Panti Jompo Binjai Tahun 2014 disusun untuk melengkapi dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan tahap sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran, Medan. Dalam pengerjaan karya tulis ilmiah ini, peneliti mendapatkan bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. dr. Farhat, M.ked (ORL-HNS). Sp.THT-KL(K) selaku dosen pembimbing penelitian dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. 2. dr. Dwi Rita Anggraini, M.kes, Sp.PA selaku dosen penguji I 3. dr. Gerben F. Hutabarat, DTM&H, Sp.MK selaku dosen penguji II 4. Ibunda, ayahanda tercinta, seluruh keluarga, dan sahabat yang telah susah payah untuk memberikan dukungan baik moril maupun materil sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Peneliti menyadari karya tulis ilmiah ini masih ada kekurangan baik dari segi isi maupun bahasanya. Untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi menyempurnakan karya tulis ilmiah ini. Akhir kata, peneliti berharapkan karya tulis ilmiah ini dapat membawa manfaat terutama bagi peneliti sendiri dan para pembaca sekalian. Medan, 10 Januari 2015 Peneliti Putra Baruna NIM: 110100037
v DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL HALAMAN PERSETUJUAN... i ABSTRAK... ii ABSTRACT... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI...v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB 1 PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 2 1.3. Tujuan Penelitian... 2 1.1.1. Tujuan umum... 2 1.1.2. Tujuan khusus... 3 1.1.3. Manfaat Penelitian... 3 1.1.4. Bagi peneliti... 3 1.1.5. Bagi panti jompo... 3 1.1.6. Bagi profesi kedokteran...3 1.1.7. Bagi peneliti lain... 3 BAB 2 TINJAUN PUSTAKA... 4 2.1. Anatomi Hidung... 4 2.1.1. Nasus eksternus... 4 2.1.2. Cavum nasi... 4 2.1.3. Aliran limfe kavum nasi... 7
vi 2.1.4. Perdarahan Hidung... 7 2.1.5. Persarafan hidung... 8 2.1.6. Sinus paranasal... 9 2.2. Fisiologi Sistem Penciuman... 11 2.2.1. Neuroepitel olfaktorius... 12 2.2.2. Bulbus olfaktorius... 15 2.2.3. Korteks olfaktorius... 16 2.2.4. Adaptasi penciuman... 18 2.2.5. Gangguan penciuman... 18 2.2.6. Penyebab gangguan penciuman... 19 2.3. Lansia... 19 2.3.1. Pengertian lansia... 19 2.3.2. Klasifikasi lansia... 20 2.3.3. Teori-teori proses peneuan... 21 2.3.4. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia... 22 BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL... 25 3.1. Kerangka Konsep Penelitian... 25 3.2. Defenisi Operasional... 25 BAB 4 METODE PENELITIAN... 28 4.1. Desain Penelitian... 28 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian... 28 4.3. Populasi dan Sampel... 28 4.3.1. Populasi penelitian... 28 4.3.2. Sampel penelitian... 28 4.4. Instrumen Penelitian... 29 4.5. Metode Pengumpulan Data... 30 4.6. Pengolahan dan Analisis Data... 30
vii BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN... 31 5.1. Hasil Penelitian... 31 5.1.1. Deskripsi lokasi penelitian... 31 5.1.2. Deskripsi karakteristik sampel... 31 5.1.2.1. Deskripsi sampel berdasarkan kelompok unur... 31 5.1.2.2. Deskripsi sampel berdasarkan jenis kelamin... 32 5.1.2.3. Deskripsi sampel berdasarkan riwayat penyakit 32 5.1.3. Analisis fungsi penciuman pada lansia... 33 5.1.3.1. Gambaran fungsi penciuman pada lansia... 33 5.1.3.2. Rata-rata usia lansia yang mengalami gangguan penciuman... 34 5.1.3.3. Gambaran nafsu makan pada lansia yang mengalami gangguan penciuman... 35 5.2. Pembahasan... 36 5.2.1. Karakteristik sampel... 36 5.2.2. Analisa fungsi penciuman lansia... 37 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN...39 6.1. Kesimpulan...39 6.2. Saran... 40 DAFTAR PUSTAKA... 41 LAMPIRAN
viii DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman Gambar 2.1 Anatomi hidung 7 Gambar 2.2 Regio neuroepitel olfaktorius 13 Gambar 2.3 Membran mukus dari neuroepitel olfaktorius 14 Gambar 2.4 Proses Transduksi dari stimulus olfaktorius 15 Gambar 2.5 Proyeksi skematik neuroreseptor olfaktorius Ke bulbus olfaktorius 16 Gambar 2.6 Korteks olfaktorius 17 Gambar 3.1 Lansia dan fungsi penciumannya 25
ix DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik sampel berdasarkan kelompok umur 31 Tabel 5.2 Distribusi frekuensi karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin 32 Tabel 5.3 Distribusi frekuensi karakteristik sampel berdasarkan riwayat penyakit 32 Tabel 5.4 Gambaran fungsi penciuman pada lansia 33 Tabel 5.5 Rata-rata usia lansia yang mengalami gangguan Penciuman 34 Tabel 5.6 Analisa selera makan lansia yang mengalami gangguan penciuman 35
x DAFTAR LAMPIRAN Nomor Judul Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Daftar riwayat hidup Informed Consent Lembar penjelasan Laporan dana penelitian Output SPSS Ethical clearance Surat izin penelitian