BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2015 (PPAS APBD PERUBAHAN T.A.

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG

Gambaran Umum Wilayah

PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SIDRAP.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR 5 TAHUN 2008 PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR

SIDENRENG RAPPANG DALAM ANGKA Sidenreng Rappang in Figure 2010

BAB VII PENUTUP KESIMPULAN

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN...I.

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB 2. GAMBARAN UMUM WILAYAH

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

D A F T A R I S I Halaman

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

Daftar Isi. KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG

BAB II PERENCANAAN KINERJA

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

Jumlah Anggaran 1 BELANJA , ,00 97, ,95

REALISASI APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN ANGGARAN 2013 TRIWULAN I

BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH


BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB IV PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO. 2.1 Kondisi Umum Geografis. Administratif dan Kondisi Fisik A. Letak Geografis dan Kondisi Wilayah

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO

KATA PENGANTAR. RPJMD KAB. SIDENRENG RAPPANG i

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG

URUSAN DESENTRALISASI

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

REALISASI PENCAIRAN DANA APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH S.D. TRIWULAN IV TA 2015

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

DATA UMUM 1. KONDISI GEOGRAFIS

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis wilayah Kabupaten Mesuji terletak pada arah

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

Kata Pengantar. Kupang, Februari 2014 KEPALA BAPPEDA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR,

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

DAFTAR ISI PENGANTAR

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N

ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN BLORA TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 5 TAHUN 2008

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2012 NOMOR 2

BAB I PENDAHULUAN. LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

Daftar Tabel. Halaman

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Berisi: 1.1 Pemerintahan 1.2 Kepegawaian 1.3 Kondisi Geografis Daerah 1.4 Gambaran Umum Demografi 1.

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

Kota Salatiga terletak antara Lintang Selatan dan antara , ,64 Bujur Timur.

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

A. GAMBARAN UMUM PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. tantangan pembangunan kota yang harus diatasi. Perkembangan kondisi Kota

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT RINGKASAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA STAF AHLI BUPATI LOMBOK BARAT

APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS

KEPUTUSAN GUBERNUR BANTEN NOMOR : /Kep.673-Huk/2011 TENTANG

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KUDUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS,

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

DAFTAR RINGKASAN APBD TAHUN ANGGARAN 2013

RINGKASAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

DAFTAR ISI. Daftar Isi...

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI RIAU

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH i

ii

BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH Identifikasi kondisi dan karakteristik wilayah Kabupaten Sidenreng Rappang meliputi karakteristik fisik, kependudukan, administratif, keuangan dan perekonomian daerah, kebijakan penataan ruang, struktur organisasi serta tugas dan tanggung jawab perangkat daerah. 2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik 2.1.1 Geografis Kabupaten Sidenreng Rappang dengan ibukota Pangkajene sebagai salah satu sentra produksi beras di Sulawesi Selatan, terletak 183 Km di sebelah utara Makassar (Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan) dengan luas wilayah 1.883,25 Km 2, yang secara administratif terdiri dari 11 Kecamatan dan 106 Desa/Kelurahan. Kabupaten Sidenreng Rappang berbatasan dengan : - Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pinrang dan Enrekang. - Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Luwu dan Wajo - Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pinrang dan Kota Parepare. - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Barru dan Soppeng. Kabupaten Sidenreng Rappang dengan letak geografis 3º43-4º09 Lintang Selatan (LS) dan 119º41-120º10 Bujur Timur (BT) dengan posisi strategis dan aksebilitas yang tinggi, sehingga memiliki peluang pengembangan ekonomi melalui keterkaitan wilayah khususnya keterkaitan dengan daerah yang mendukung pembangunan sosial ekonomi dan budaya. 2.1.2 Kondisi Fisik Wilayah a. Kondisi Topografi dan Kelerengan Kondisi kelerengan yang ada di Kabupaten Sidenreng Rappang terbagi dalam 4 (empat) kategori yaitu : - Kemiringan lereng 0 2 %, yang tersebar diseluruh wilayah kecamatan. 3

- Kemiringan lereng 2 15 %, yang termasuk dalam kategori tersebar adalah pada 5 (lima) kecamatan. - Kemiringan lereng 15 40 %, yang juga termasuk pada kategori ini terdapat pada 5 (lima) kecamatan. Serta - Kemiringan lereng diatas 40 %, pada kategori ini terdapat di 5 (lima) kecamatan. Kelerengan sangat terkait dengan kondisi derainase, yaitu keadaan tergenangnya bagian permukaan tanah oleh air pada saat tertentu, yang tidak ditunjukkan khusus seperti kolam dan lainnya. Keadaan drainase disuatu tempat ditentukan oleh kemiringan tanahnya, semakin tinggi dan semakin bervariasi kemiringan maka cenderung drainasenya makin baik. Keadaan tofografi di Kabupaten Sidenreng Rappang yang bervariasi mulai dari datar sampai curam agak menguntungkan dari aspek ketergantungannya. Pengaturan air yang semakin baik dan berfungsinya saluran pengairan menyebabkan daerah tidak tergenang kecuali jika terjadi banjir dan bencana alam lainnya. Daerah yang kadang tergenang terdapat di Kecamatan Panca Lautang, Tellu LimpoE, MaritengngaE dan Watang Sidenreng dengan luasan yang sempit. Sedangkan Daerah yang tergenang terdapat di Kecamatan MaritengngaE, Watang Sidenreng, Pitu Riawa dan Pitu Riase, merupakan Daerah rawa. Selanjutnya adalah masalah erosi.terjadinya erosi dipengaruhi oleh kemiringan tanah, ketinggian tempat, tekstur, jenis tanah, curah hujan dan tumbuhan penutup tanah (vegetasi). Oleh karena itu keadaan erosi disuatu tempat akan bervariasi tergantung dari banyaknya faktor pendukung terjadinya erosi yang ada ditempat itu. Berdasarkan terkikisnya tanah permukaan, maka tanah di Kabupaten Sidenreng Rappang dibedakan atas daerah yang ada erosi dan tidak erosi. b. Iklim dan Curah Hujan Keadaan iklim Kabupaten Sidenreng Rappang adalah identik dengan keadaan iklim wilayah lain yang ada di Pulau Sulawesi secara keseluruhan, hal ini dapat dilihat pada temperatur udara maksimum 35 o C dan suhu udara minimum 26 o C dengan jumlah curah hujan rata-rata 991,50 mm/tahun. 4

c. Hidrologi Pada umumnya kondisi hidrologi di Kabupaten Sidenreng Rappang sangat berkaitan dengan tipe iklim dan kondisi geologi yang ada. Kondisi hidrologi permukaan ditentukan oleh sungai-sungai yang ada yang pada umumnya berdebit kecil, oleh karena sempitnya daerah aliran sungai sebagai wilayah tangkapan air (cathmen area) dan sistem sungainya. Kondisi tersebut diatas menyebabkan banyaknya aliran sungai yang terbentuk. Air tanah bebas (watertable groundwater) dijumpai pada endapan aluvial dan endapan pantai. Kedalaman air tanah sangat bervariasi yang tergantung pada keadaan dan jenis lapisan batuan. Pada wilayah Kabupaten Sidenreng Rappang, sistem jaringan sumber daya air yang merupakan wilayah Sungai (WS) Nasional ada 2 yaitu Wilayah Sungai Walanae Cenranae sebagai wilayah sungai strategis nasional yang meliputi DAS Walanae - Cenranae, DAS Bila, DAS Siwa dan DAS Gilireng serta Wilayah Sungai Saddang sebagai wilayah sungai lintas provinsi yang meliputi DAS Kariango, DAS Rappang, dan DAS Karajae. Terdapat 38 (Tiga Puluh Delapan) sungai yang mengaliri berbagai kecamatan. Di Kecamatan Panca Lautang terdapat 6 (enam) aliran sungai sepanjang 33.750 meter, Kecamatan Tellu LimpoE dengan panjang 18.000 meter, Kecamatan Watang Pulu dengan panjang 39.000 meter, Kecamatan Baranti dengan panjang 15 meter, Kecamatan Panca Rijang dengan panjang 19.550 meter, Kecamatan Kulo dengan panjang 25.700 meter, Kecamatan MaritengngaE dengan panjang 5.000 meter, Kecamatan Dua Pitue dengan panjang 68.460 meter, merupakan Kecamatan yang memiliki aliran sungai terpanjang di Kabupaten Sidenreng Rappang, Kecamatan Pitu Riawa dengan panjang 7.500 meter. Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Sidenreng Rappang No. Nama DAS Km 2 1 DAS Walanae Cenranae 7.924 2 DAS Bila 1.368 3 DAS Siwa 268,40 4 DAS Gilireng 518 5 DAS Kariango 466,20 6 DAS Rappang 379 7 DAS Karajae 142,45 Sumber : DINAS PSDA KAB. SIDRAP 5

2.1.3 Administratif Gambaran administrasi pemerintahan di Kabupaten Sidenreng Rappang disajikan pada Tabel berikut ini: Tabel 2.2 Nama, Luas Wilayah per kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan Luas Wilayah Luas Wilayah Jumlah Administrasi Terbangun Nama Kecamatan Desa/Kel. (%) thd (%) thd Ha Ha total total Kecamatan Panca Lautang 10 15.393 8,17 266,75 6,49 Kecamatan Tellu Limpoe 9 10.320 5,48 261,05 6,36 Kecamatan Watang Pulu 10 15.131 8,03 356,85 8,69 Kecamatan Baranti 9 5.389 2,86 392,77 9,56 Kecamatan Panca Rijang 8 3.402 1,81 401,25 9,77 Kecamatan Kulo 6 7.500 3,98 221,05 5,38 Kecamatan Maritengngae 12 6.590 3,50 547,50 13,33 Kecamatan Watang Sidenreng 8 12.081 6,41 402,15 9,79 Kecamatan Dua Pitue 10 6.999 3,72 425,30 10,35 Kecamatan Pitu Riawa 12 21.043 11,17 401,10 9,77 Kecamatan Pitu Riase 12 84.477 44,84 431,75 10,51 TOTAL 106 188.325 100,00 4.107,52 100,00 Sumber : BPS Kab. Sidrap Tahun 2012 6

Peta 2.1Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Sidenreng Rappang 7

Peta 2.2 Peta Administrasi Kabupaten Sidenreng Rappang Sumber : RTRW Kab. Sidrap Tahun 2012 2032 8

2.2 Demografi Jumlah penduduk Kabupaten Sidenreng Rappang pada tahun 2011 sebanyak 274.652 jiwa yang terdiri dari 133.672 jiwa penduduk laki-laki dan 140.980 jiwa penduduk perempuan, dengan penduduk terbanyak berada di Kecamatan Maritengngae yaitu sebesar 46.643 jiwa. Jumlah penduduk perempuan hampir di semua kecamatan lebih banyak dibanding penduduk laki-laki. Hal ini dilihat dari rasio jenis kelamin (sex ratio) yang lebih kecil dari 100, kecuali di Kecamatan Pitu Riase. Ratio jenis kelamin di Kabupaten Sidenreng Rappang pada tahun 2011 sebesar 94,82%. Artinya dalam setiap 100 penduduk perempuan terdapat sekitar 95 penduduk laki-laki. Kepadatan penduduk per Km 2 dapat dijadikan salah satu indikator penyebaran penduduk di suatu wilayah. Kepadatan penduduk di Kabupaten Sidenreng Rappang pada tahun 2011 sekitar 146 jiwa/km 2. Kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Panca Rijang yaitu sekitar 803 jiwa/km 2. Sedangkan kepadatan terendah berada di Kecamatan Pitu Riase yaitu sekitar 24 Jiwa/Km 2. 2.2.1 Laju Pertumbuhan Penduduk Perkembangan atau pertumbuhan penduduk merupakan indeks perbandingan jumlah penduduk pada suatu tahun terhadap jumlah penduduk pada tahun sebelumnya. Perkembangan jumlah penduduk dalam suatu wilayah dipengaruhi oleh faktor kelahiran dan kematian (pertambahan alami), selain itu juga dipengaruhi adanya faktor migrasi penduduk yaitu perpindahan keluar dan masuk. Pada dasarnya tingkat pertumbuhan jumlah penduduk, dapat digunakan untuk mengasumsikan prediksi atau meramalkan perkiraan jumlah penduduk dimasa yang akan datang. Prediksi perkiraan jumlah penduduk dimasa yang akan datang dilakukan dengan pendekatan matematis dengan pertimbangan pertumbuhan jumlah penduduk 3 tahun terakhir. Data jumlah penduduk Kabupaten Sidenreng Rappang 3 tahun terakhir menunjukkan jumlah penduduk pada tahun 2009 sebanyak 252.483 jiwa, sedangkan pada tahun 2011 mencapai 274.652 jiwa. Hal tersebut memperlihatkan adanya perkembangan jumlah penduduk yang tidak menentu. Dimana pada tahun 2010 terjadi peningkatan jumlah 9

penduduk yang sangat sigfikan yaitu sebanyak 19.428 jiwa, sedangkan pertambahan jumlah penduduk selama kurun waktu tahun 2010 ke tahun 2011 sekitar 2741 jiwa. Sedangkan untuk proyeksi dipakai laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Sidenreng Rappang per tahun selama sepuluh tahun terakhir yakni dari tahun 2000 2010 sebesar 1,29 persen. 2.2.2 Proyeksi Jumlah dan Kepadatan Penduduk Data pertumbuhan jumlah penduduk 5 (lima) tahun terakhir dapat menjadi acuan kecenderungan pertumbuhan penduduk pada masa yang akan datang, setidaknya jika diasumsikan tidak terjadi kondisi insidentil yang mungkin akan sangat mempengaruhi kuantitas penduduk secara signifikan. Kecenderungan pertumbuhan penduduk selama 5 (lima) tahun terakhir menunjukkan trend linier sehingga dengan menggunakan perangkat matematis, maka jumlah dan kepadatan penduduk dapat diproyeksikan. Rumus Rata-rata Tingkat Pertumbuhan Penduduk; r = 1 + ((P o P t )/P t ) (1/t -1) 1 r P o P t t = Rata-rata tingkat pertumbuhan penduduk = Jumlah Penduduk Sekarang = Jumlah penduduk tahun sebelumnya = Jumlah tahun sebelumnya Rumus proyeksi jumlah Penduduk; P n = P 0. (1 + r) n P n = Proyeksi Jumlah Penduduk tahun berikutnya p o = Jumlah penduduk Sekarang r = Rata-rata tingkatpertumbuhan penduduk n = Jumlah Tahun Proyeksi 10

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk dan Kepadatannya 3 (tiga) Tahun Terakhir Nama Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Kepadatan Penduduk 2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011 Panca Lautang 17.071 17.241 17.339 4.317 4.303 4.427 91 93 93 111 112 113 Tellu Limpoe 21.511 22.728 22.871 5.440 5.155 5.304 89 90 90 208 220 222 Watang Pulu 25.959 30.128 30.582 6.567 7.289 7.500 96 97 97 172 199 202 Baranti 26.569 28.068 28.369 6.720 7.042 7.246 91 93 93 493 521 526 Panca Rijang 25.258 27.086 27.332 6.389 6.450 6.637 93 93 93 742 796 803 Kulo 10.660 11.345 11.462 2.695 2.761 2.841 94 94 95 142 151 153 Maritengngae 40.767 46.139 46.643 10.311 10.678 10.987 93 94 94 619 700 708 Watang Sidenreng 15.729 17.051 17.203 3.979 4.077 4.195 94 96 96 130 141 142 Dua Pitue 26.340 27.272 27.549 6.663 6.257 6.438 93 94 95 376 390 394 Pitu Riawa 24.212 24.980 25.213 6.124 5.767 5.934 96 97 97 115 119 120 Pitu Riase 18.407 19.873 20.089 4.657 4.734 4.871 102 101 101 22 24 24 TOTAL 252.483 271.911 274.652 63.862 64.513 66.380 94 95 95 134 144 146 Sumber : BPS Tahun 2010, 2011, dan 2012 11

Tabel 2.4 Jumlah Penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 (lima) Tahun Tingkat Pertumbuhan Kepadatan Penduduk Jumlah Penduduk Jumlah KK Nama Kecamatan Penduduk (org/ha) 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 Panca Lautang 17.789 18.019 18.251 18.487 18.725 4.542 4.601 4.660 4.720 4.781-229 232 235 238 1,16 1,17 1,19 1,20 1,22 Tellu Limpoe 23.465 23.768 24.074 24.385 24.699 5.442 5.512 5.583 5.655 5.728-303 307 311 315 2,27 2,30 2,33 2,36 2,39 Watang Pulu 31.376 31.781 32.191 32.606 33.027 7.695 7.794 7.895 7.996 8.100-405 410 415 421 2,07 2,10 2,13 2,15 2,18 Baranti 29.106 29.481 29.861 30.247 30.637 7.434 7.530 7.627 7.726 7.825-375 380 385 390 5,40 5,47 5,54 5,61 5,69 Panca Rijang 28.042 28.403 28.770 29.141 29.517 6.809 6.897 6.986 7.076 7.168-362 366 371 376 8,24 8,35 8,46 8,57 8,68 Kulo 11.760 11.911 12.065 12.221 12.378 2.915 2.952 2.990 3.029 3.068-152 154 156 158 1,57 1,59 1,61 1,63 1,65 Maritengngae 47.854 48.471 49.097 49.730 50.372 11.272 11.418 11.565 11.714 11.865-617 625 633 642 7,26 7,36 7,45 7,55 7,64 Watang Sidenreng 17.650 17.877 18.108 18.342 18.578 4.304 4.359 4.416 4.473 4.530-228 231 234 237 1,46 1,48 1,50 1,52 1,54 Dua Pitue 28.264 28.629 28.998 29.372 29.751 6.605 6.690 6.777 6.864 6.953-365 369 374 379 4,04 4,09 4,14 4,20 4,25 Pitu Riawa 25.868 26.201 26.539 26.882 27.229 6.088 6.167 6.246 6.327 6.408-334 338 342 347 1,23 1,25 1,26 1,28 1,29 Pitu Riase 20.611 20.877 21.146 21.419 21.695 4.997 5.062 5.127 5.193 5.260-266 269 273 276 0,24 0,25 0,25 0,25 0,26 TOTAL 281.784 285.419 289.101 292.830 296.608 68.104 68.982 69.872 70.773 71.686 0 3635 3681,9 3729 3778 1,50 1,52 1,54 1,55 1,57 Sumber : Proyeksi Jumlah Penduduk Pokja AMPL 12

2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah Pembangunan ekonomi selalu menjadi sentral dan lokomotif pembangunan bidang lain, oleh karena itu dalam penyusunan strategi pembangunan selalu dimulai dengan pemetaan serta analisa mendalam tentang kondisi perekonomian yang sedang dihadapi dan prospek pengembangannya yang didasari oleh asumsi asumsi terhadap variabel yang mempengaruhi pembangunan ekonomi itu sendiri. Pada bagian ini menjelaskan terkait kondisi keuangan dan perekonomian daerah, dimana pembiayaan dibidang sanitasi dianggarkan pada beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah antara Lain Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, dan Dinas Kesehatan. 13

Tabel 2.5 Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Sidenreng Rappang Tahun 2009-2011 No. Realisasi Anggaran Tahun 2009 2010 2011 Rata-Rata A Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3) 529.706.205.000 497.898.198.000 745.896.471.000 591.166.958.000 a.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 37.730.796.000 39.302.441.000 47.835.076.000 41.622.771.000 a.1.1 Pajak Daerah 3.237.058.000 3.901.000.000 4.481.536.000 3.873.198.000 a.1.2 Retribusi Daerah 21.512.408.000 19.792.380.000 20.609.562.000 20.638.116.667 a.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg sah 2.535.000.000 3.535.000.000 4.700.000.000 3.590.000.000 a.1.4 Lain-Lain pendapatan daerah yang sah 10.446.330.000 12.074.061.000 18.043.978.000 13.521.456.333 a.2 Dana Perimbangan (Transfer) 412.221.831.000 394.216.517.000 469.116.031.000 425.184.793.000 a.2.1 Dana Bagi Hasil 49.308.551.000 38.899.942.000 52.326.430.000 46.844.974.333 a.2.2 Dana Alokasi Umum 306.792.280.000 318.050.275.000 369.923.301.000 331.588.618.667 a.2.3 Dana Alokasi Khusus 56.121.000.000 37.266.300.000 46.866.300.000 46.751.200.000 a.3 Lain-Lain Pendapatan yang Sah 79.753.578.000 64.379.240.000 228.945.364.000 124.359.394.000 a.3.1 Hibah 30.396.763.000 16.200.000.000 5.420.000.000 17.338.921.000 a.3.2 Dana Darurat - - - - a.3.3 Dana Bagi hasil pajak dari prov. Ke kab/kota 13.144.145.000 14.322.004.000 13.252.763.000 13.572.970.667 a.3.4 Dana Penyesuaian dan Dana Otonomi Khusus 28.555.434.000 15.000.000.000 192.734.274.000 78.763.236.000 a.3.5 Bantuan Keuangan dr Prov/Pemerintah lainnya 7.657.236.000 18.857.236.000 17.538.327.000 14.684.266.333 B Belanaja (b.1 + b.2) 598.820.818.000 534.929.965.000 749.855.670.390 672.868.817.797 b.1 Belanja Tidak Langsung 280.846.874.000 293.218.798.000 362.482.715.390 312.182.795.797 b.1.1 Belanja Pegawai 224.518.569.000 250.053.701.000 329.896.326.390 268.156.198.797 b.1.2 Bunga 4.730.000.000 4.730.000.000 5.230.000.000 4.896.666.667 b.1.3 Subsidi 2.786.708.000 - - 928.902.667 b.1.4 Hibah 2.944.000.000 2.930.000.000 440.924.000 2.104.974.667 b.1.5 Bantuan Sosial 27.204.192.000 16.054.192.000 15.225.700.000 19.494.694.667 b.1.6 Belanja Bagi hasil 1.010.140.000 1.010.140.000 1.009.900.000 1.010.060.000 b.1.7 Bantuan Keuangan 7.953.265.000 8.740.765.000 7.679.865.000 8.124.631.667 b.1.8 Belaja Tidak Terduga 9.700.000.000 9.700.000.000 3.000.000.000 7.466.666.667 b.2 Belanja Langsung 317.973.944.000 241.711.167.000 387.372.955.000 315.686.022.000 b.2.1 Belanja Pegawai 37.212.874.000 33.017.828.000 30.113.421.000 33.448.041.000 b.2.2 Belanja Barang dan Jasa 82.043.160.000 96.978.483.000 129.522.924.500 102.848.189.167 b.2.3 Belanja Modal 198.717.910.000 111.714.856.000 227.736.609.500 179.389.791.833 C Pembiayaan 77.069.325.000 65.493.700.000 192.753.865.205 111.772.296.735 Surflus/Defisit Anggaran (69.114.613.000) (37.031.767.000) (3.959.199.390) (36.701.859.797) 14

Tabel 2.6 Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Sidenreng Rappang Tahun 2009-2011 No. S K P D Tahun 2009 2010 2011 Rata Rata 1 DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG 17.231.666.800 10.159.946.000 11.497.790.400 12.963.427.733 1.a Investasi 16.280.881.000 9.021.101.500 10.325.600.000 11.875.860.833 1.b Operasional / Pemeliharaan (OP) 951.665.800 1.138.844.500 1.172.190.400 1.087.566.900 2 BADAN LINGKUNGAN HIDUP 29.370.000-1.676.677.000 568.682.333 2.a Investasi 29.370.000-1.652.772.000 560.714.000 2.b Operasional / Pemeliharaan (OP) - - 23.905.000 7.968.333 3 DINAS KESEHATAN 72.253.000 53.840.000 41.500.000 55.864.333 3.a Investasi 72.253.000 53.840.000 41.500.000 55.864.333 3.b Operasional / Pemeliharaan (OP) - - - - 4 BAPPEDA 100.000.000 40.000.000 45.500.000 61.833.333 4.a Investasi 100.000.000 40.000.000 45.500.000 61.833.333 4.b Operasional / Pemeliharaan (OP) - - - - 5 Belanja Sanitasi (1 + 2 + 3 + 4) 17.433.289.800 10.253.786.000 13.261.467.400 13.649.807.733 6 Pendanaan Investasi Sanitasi (1a+2a+3a +4a) 16.482.504.000 9.114.941.500 12.065.372.000 12.554.272.500 7 Pendanaan OM (1b + 2b + 3b + 4b) 951.665.800 1.138.844.500 1.196.095.400 1.095.535.233 8 Belanja Langsung 317.973944.000 241.711.167.000 387.372.955.000 315.686.022.000 9 Proporsi Belanja Sanitasi B Langsung (5/8) 0,05 0,04 0,03 0,04 10 Proporsi Sanitasi Total Sanitasi (6/5) 0,95 0,89 0,91 0,91 11 Proporsi OM Sanitasi Total Sanitasi (7/5) 0,05 0,11 0,09 0,09 15

Tabel 2.7 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Sidenreng Rappang Tahun 2009-2011 No. S K P D Tahun 2009 2010 2011 Rata-Rata 1 Total Belanja Sanitasi Kabupaten 17.433.289.800 10.253.786.000 13.261.467.400 13.649.514.400 2 Jumlah Penduduk 252.483 271.911 274.652 266.348 Belanja Sanitasi Perkapita 69.047,38 37.710,08 48.284,62 51.246,92 Sumber : PDRB Kab. Sidrap Tahun 2012 Tabel 2.8 Tabel Peta Perekonomian Kabupaten Sidenreng Rappang Tahun 2009-2011 No. S K P D Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 1. PDRB harga konstan (struktur ekonomi) (Rp.) 1.264.330,02 1.368.325,73 1.459.401,19 1.524.360,11 1.704.579,59 2. Pendapatan Perkapita (Rp.) 7.869.481,00 9.596.593,00 11.660.748,00 12.387.006,00 15.350.303,00 3. Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,46 8,23 6,66 4,45 11,82 Sumber : PDRB Kab. Sidrap Tahun 2012 16

Berdasarkan tabel 2.8 dapat dilihat bahwa PDRB perkapita Kabupaten Sidenreng Rappang dari tahun ke tahun cenderung meningkat secara signifikan, dapat dilihat berturut turut tahun 2008 sebesar Rp. 9.596.593 atau tumbuh sebesar 21,95% dari tahun sebelumnya, kemudian tahun 2009 sebesar Rp. 11.660.748 atau sebesar 21,51%, selanjutnya tahun 2010 pertumbuhannya melambat sekitar 6,23% dengan PDRB perkapita sebesar Rp.12.387.006. Secara rata-rata perkembangan PDRB perkapita Kabupaten Sidenreng Rappang tahun 2007 2011 mengalami peningkatan sekitar 17,19%, tahun 2010 mengalami perkembangan yang terendah sebesar 6,23% 2.4 Tata Ruang Wilayah 2.4.1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Sidenreng Rappang Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten merupakan arahan perwujudan ruang wilayah Kabupaten Sidenreng Rappang yang ingin dicapai pada masa yang akan datang. Tujuan dari penataan ruang wilayah Kabupaten Sidenreng Rappang adalah Mewujudkan Pembangunan Kabupaten Sidenreng Rappang Yang Maju Dan Sejahtera Dengan Berbasis Pada Pembangunan Agribisnis Modern yang Didukung Oleh Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia Yang Tinggi 2.4.2 Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Sidenreng Rappang. a. Kebijakan Dan Strategi Kependudukan b. Kebijakan dan Strategi Penetapan Struktur Ruang Wilayah KabupatenSidenreng Rappang c. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pola Ruang Wilayah Kabupaten Sidenreng Rappang. d. Kebijakan dan Strategi Penetapan Kawasan Strategis Wilayah Kabupaten Sidenreng Rappang 2.4.3 Potensi Daerah Rawan Bencana A. Banjir 17

Di Kabupaten Sidenreng Rappang terdapat titik rawan banjir yang tersebar pada beberapa kecamatan diantaranya di Kecamatan Tellu Limpoe, Panca Lautang, dan Kecamatan Watang Sidenreng yang berada disekitar Danau Sidenreng, Kecamatan Watang Pulu dan di Kecamatan Dua Pitue. B. Longsor Dalam wilayah Kabupaten Sidenreng Rappang berdasarkan hasil survey dan pengumpulan data instansi yang diperkuat oleh hasil wawancara terhadap masyarakat yang ada disekitar kawasan rawan longsor, terdapat potensi rawan longsor pada beberapa lokasi diantaranya di Desa Betao Riase Kecamatan Pitu Riawa, dan beberapa desa yang ada di Kecamatan Pitu Riase yaitu Desa Lepangeng, Desa Tanatoro, dan Desa Belawae. C. Angin Puting Beliung Sedangkan untuk kawasan rawan bencana rawan angin terdapat beberapa titik yang sering terkena dampak yaitu di Kecamatan Kulo, Kecamatan Watang Sidenreng, Kecamatan Maritangngae, Kecamatan Tellu Limpoe serta Kecamatan Panca Lautang. 18

Peta 2.3 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Sidenreng Rappang Sumber : RTRW Kab. Sidrap Tahun 2012 2032 2.4.4 Penentuan Pusat Kegiatan Perkotaan Pusat kegiatan perkotaan di Kabupaten Sidenreng Rappangseperti tergambar pada Peta 2.3 di atas ditentukan oleh pelayanan kegiatan perkotaan dalam skala regional dan perkotaan yang secara langsung mempengaruhi sistem perkotaan di Kabupaten Sidenreng Rappang : A. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) berada di Perkotaan Pangkajene Kecamatan Maritengngae. B. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLP) : 1. Perkotaan Lawawoi di Kecamatan Watang Pulu. 2. Perkotaan Rappang di Kecamatan Panca Rijang. 3. Perkotaan Tanru Tedong di Kecamatan Dua Pitue. 19

C. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK): 1. Perkotaan Kawasan Perkotaan Lancirang di Kecamatan Pitu Riawa. 2. Perkotaan Empagae di Kecamatan Watang Sidenreng. 3. Perkotaan Amparita di Kecamatan Tellu Limpoe. D. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL): 1. PPL Baranti di Kecamatan Baranti. 2. PPL Kulo di Kecamatan Kulo. 3. PPL Batu di Kecamatan Pitu Riase. 4. PPL Bilokka di Kecamatan Panca Lautang 20

Peta 2.4 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Sidenreng Rappang Sumber : RTRW Kab. Sidrap Tahun 2012 2032 21

2.5 Sosial dan Budaya Kondisi Sosial Budaya menggambarkan keadaan prasarana pendidikan, jumlah penduduk miskin dan kawasan kumuh yang terdapat di wilayah Kabupaten Sidenreng Rappang. 2.5.1 Prasarana Pendidikan Sampai dengan Tahun 2011 jumlah sarana pendidikan di Kabupaten Sidenreng Rappang sebanyak 333 sekolah yang terdiri dari 231 Sekolah Dasar (SD), 36 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SKTP), 15 Sekolah Menengah Atas (SMA), 7 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), 13 Madrasah Ibtidaiyah (MI), 21 Madrasah Tsanawiah (MTs) dan 10 Madrasah Aliyah (MA). Tabel 2.9 Fasilitas Penddikan yang tersedia di Kabupaten Sidenreng Rappang Nama Kecamatan Jumlah Sarana Pendidikan Umum Agama SD SLTP SMA SMK MI MTs MA Kecamatan Panca Lautang 16 2 1-3 3 1 Kecamatan Tellu Limpoe 16 2 1-1 2 1 Kecamatan Watang Pulu 23 2 2 2 - - - Kecamatan Baranti 26 5 2 - - 2 2 Kecamatan Panca Rijang 23 4 3 1 1 1 1 Kecamatan Kulo 12 2 1 1-1 - Kecamatan Maritengngae 28 6 3 3 3 4 2 Kecamatan Watang 14 2 - - 1 2 2 Sidenreng Kecamatan Dua Pitue 23 3 1-2 4 - Kecamatan Pitu Riawa 24 4 1-2 1 1 Kecamatan Pitu Riase 26 4 - - - 1 - TOTAL 231 36 15 7 13 21 10 Sumber : BPS Kab. Sidrap Tahun 2012. 2.5.2 Angka Kemiskinan Angka kemiskinan di Kabupaten Sidenreng Rappang berdasarkan pendataan penduduk miskin Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan adalah sebesar 22.714 KK, dengan angka kemiskinan tertinggi berada di Kecamatan Petu Riawa dan terendah di Kecamatan Kulo seperti yang disajikan pada table di bawah. 22

Tabel 2.10 Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan Nama Kecamatan Jumlah Keluarga Miskin (KK) Kecamatan Panca Lautang 2.209 Kecamatan Tellu Limpoe 2.475 Kecamatan Watang Pulu 1.491 Kecamatan Baranti 1.063 Kecamatan Panca Rijang 2.073 Kecamatan Kulo 951 Kecamatan Maritengngae 2.465 Kecamatan Watang Sidenreng 2.031 Kecamatan Dua Pitue 2.430 Kecamatan Pitu Riawa 2.777 Kecamatan Pitu Riase 2.749 TOTAL 22.714 Sumber : BKBPP Kab. Sidrap Tabel 2.11 Jumlah Rumah Per Kecamatan Nama Kecamatan Jumlah Rumah Kecamatan Panca Lautang 4.315 Kecamatan Tellu Limpoe 4.821 Kecamatan Watang Pulu 5.408 Kecamatan Baranti 7.048 Kecamatan Panca Rijang 6.401 Kecamatan Kulo 2.540 Kecamatan Maritengngae 10.501 Kecamatan Watang Sidenreng 3.578 Kecamatan Dua Pitue 6.233 Kecamatan Pitu Riawa 5.323 Kecamatan Pitu Riase 4.397 TOTAL 60.565 Sumber : BPS Kab. Sidrap Tahun 2012

2.6 Kelembagaan Pemerintah Daerah Dalam rangka penyelenggaraan dan optimalisasi pelayanan kepada masyarakat serta meningkatkan kinerja Pemerintah Daerah, diperlukan Organisasi Perangkat Daerah yang proporsional, efisien dan efektif dengan tetap mempertimbangkan kewenangan, karakteristik, potensi dan kebutuhan Daerah; Untuk menindaklanjuti amanat Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman telah ditetapkapkan Peraturan Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Daerah sebagai berikut : a. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD. b. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja dinas dinas daerah yaitu : - Dinas Pendidikan - Dinas Kesehatan - Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika - Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil - Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air - Dinas Pertanian dan Perkebunan - Dinas Peternakan dan Perikanan - Dinas Kehutanan, Pertambangan dan Energi - Dinas Pendapatan Daerah dan - Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata c. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja Lembaga Teknis Daerah yaitu: - Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat - Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan - Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa - Badan Kepegawaian Daerah - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah - Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan - Inspektorat Kabupaten - Kantor Arsip dan Perpustakaan - Kantor Satuan Polisi Pamong Praja - Rumah Sakit Umum Daerah Nene Mallomo 24

- Rumah Sakit Umum Arifin Nu mang d. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja Kecamatan dan Kelurahan. e. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja Dinas Dinas Daerah yaitu : - Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi - Dinas Bina Marga - Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang f. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja Lembaga Teknis Daerah yaitu : - Badan Lingkungan Hidup g. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2010 tentang organisasi dan tata kerja Lembaga Lain yaitu : - Badan Penanggulangan Bencana Daerah - Sekretariat Korpri - Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) - Kantor Perwakilan

Gambar 2.1Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang BUPATI WAKIL BUPATI DPRD SEKRETARIAT DPRD SEKRETARIAT DAERAH BAG. PERSIDANGAN BAG. KEUANGAN BAG. UMUM ASISTEN PEMERINTAHAN DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT ASISTEN PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN ASISTEN ADMINISTRASI UMUM STAF AHLI BAG. ADM. PEMERINTAHAN UMUM BAG. ADM. KESEJAHTERAAN RAKYAT BAG. ADM.KEMASYARAKATAN BAG. ADM. PEMBANGUNAN BAG. ADM. SUMBER DAYA ALAM BAG. ADM. PEREKONOMIAN DAN PM BAGIAN HUKUM BAGIAN ORGANISASI BAGIAN UMUM DAN KEUANGAN SETDA BAGIAN HUMAS KECAMATAN KELURAHAN DINAS DAERAH DINAS PENDIDIKAN DINAS KESEHATAN DINAS PSDA DINAS BINA MARGA DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DINAS SOSIAL DAN NAKERTRANS DINAS KOPERASI, UMKM DAN PERINDAG DINAS PORA, KEBUD, DAN PARIWISATA DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN DINAS KEHUTANAN, PERTAMBANGAN, DAN ENERGI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI, DAN INFORMATIKA DINAS PENDAPATAN DAERAH LEMBAGA TEKNIS DAERAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH BADAN LINGKUNGAN HIDUP BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH BADAN PENYULUH DAN KETAHANAN PANGAN BADAN KESEBANG DAN LINMAS INSPEKTORAT KABUPATEN SEKRETARIAT KORPRI KANTOR PTSP RSUD NENE MALLOMO RSUD ARIFIN NU MANG KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KANTOR PERWAKILAN KANTOR SATPOL PP BUPATI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BIDANG FISIK DAN PRASARANA DINAS KESEHATAN BIDANG PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG BIDANG PERMUKIMAN BIDANG KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA BIDANG TEKNOLOGI TEPAT GUNA BADAN LINGKUNGAN HIDUP BIDANG PENGENDALIAN LINGKUNGAN SEKERETARIAT DAERAH BAGIAN HUMAS BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN BIDANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MANDAT TUPOKSI LANGSUNG STAKEHOLDER UTAMAN MANDAT TUPOKSI TIDAK LANGSUNG STAKE HOLDER PENDUKUNG 26