RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) GURU BAHASA INDONESIA TINGKAT SMP DI KOTA MALANG

dokumen-dokumen yang mirip
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) GURU BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 2 BANTUL ARTIKEL E-JOURNAL

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) November, 2013 PEMBELAJARAN MENULIS PETUNJUK MELAKUKAN SESUATU DI KELAS VIII SMP NEGERI 02 KOTAGAJAH

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PEMBELAJARAN MEMBACA KELAS VII SMP

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP GLOBAL MADANI BANDAR LAMPUNG. Oleh

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM PELAJARAN BAHASA DI KELAS V SEKOLAH DASAR

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

VALIDITAS ISI DAN KETEPATAN KONSTRUKSI BUTIR TES SOAL UJIAN NASIONAL BAHASA INDONESIA SMA/MA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh: Efri Nurianti, Mulyati, Renny Risdawati

PEMBELAJARAN MENGUNGKAPKAN INFORMASI DALAM BENTUK LAPORAN DI KELAS VIII SMP NEGERI 8 MALANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PEMBELAJARAN MEMBACA KRITIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG

Narasumber. (siswa) menit 2 x 40. Tentukan pola. Tulislah enam pokok laporan dari laporan. urutan laporan dan buktikan. dengarkan! yang kamu.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TUMIJAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

MATA PELAJARAN MULOK BAHASA JAWA

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GADINGREJO. Oleh

KESESUAIAN ISI DAN BAHASA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VIII TERBITAN KEMDIKBUD. Oleh

Oleh. Ayu Purnamasari Ni Nyoman Wetty S Mulyanto Widodo Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D)

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

PEMBELAJARAN MENDENGARKAN BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 DAMPIT TAHUN AJARAN 2011/2012

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH DRAMA BERDASARKAN CERPEN YANG SUDAH DIBACA PADA SISWA KELAS IX 1 SMP NEGERI 1 TELAGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Pena Vol 7 No.2 Desember 2017 ISSN

ANALISIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BIOLOGI BERKARAKTER KELAS XI SMA NEGERI UNTUK STANDARISASI RPP DI KABUPATEN SOLOK

Kata kunci: perangkat pembelajaran, Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013, Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. keempat keterampilan tersebut keterampilan mendengarkan merupakan salah satu

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

Mapel : Bahasa Indonesia SMP Kelas : 7 Semester : 1

PEMBELAJARAN MENYUSUN TEKS HASIL OBSERVASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KOTAGAJAH. Oleh

PEMBELAJARAN MENYUSUN TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG. Oleh

I. PENDAHULUAN. atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar.

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS IIIB MI ALMAARIF 03 LANGLANG SINGOSARI

Unnes Physics Education Journal

KEMAMPUAN MEMBAWAKAN ACARA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 V KOTO KAMPUNG DALAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TUMIJAJAR. Oleh

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG. Oleh

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

KAJIAN KEMAMPUAN GURU BIOLOGI SMA NEGERI DALAM MENGEMBANGKAN SILABUS DAN RPP

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PADA PEMBELAJARANIPS TERPADU KELAS VIII DI SMP JURNAL ILMIAH

masalah, penelitian yakni: (1) kemampuan guru menerapkan metode pemodelan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembelajaran diartikan sebagai suatu sistem yang di

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

KEMAMPUAN MEMERANKAN DRAMA SISWA KELAS XI SMA N 1 SIBERUT UTARA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN ARTIKEL ILMIAH EFENDI NPM.

Bahasa dan Sastra Indonesia

SILABUS PEMBELAJARAN

Oleh Windi Riani Iqbal Hilal Eka Sofia Agustina Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

MATA PELAJARAN MULOK BAHASA JAWA

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nomor 1

tetapi mereka dituntut untuk mampu berbicara di depan umum. Seperti halnya seni bernegosiasi yang terdapat di dalam pembelajaran kelas X.

BAB V SIMPULAN SAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung tahun

DESKRIPSI KONDISI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU YANG BERSERTIFIKAT PENDIDIK

Key words: reading interest, motivation to choose Study Program. Kata kunci: minat baca, motivasi memilih Program Studi.

Nas Haryati Suhardi Siti Cholisatul Hamidah Leo Idra Ardiana Sumiyadi. PUSAT PERBUKUAN Departemen Pendidikan Nasional

Artikel Publikasi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA MENGGUNAKAN TIPE COOPERATIVE SCRIPT DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan (action research) yang

SILABUS. Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Bukittinggi Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : VII / I Tahun Pelajaran :

PROGRAM SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017

Lampiran I. Hasil Observasi RPP Berpendekatan Saintifik pada Materi Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII CI di SMP Negeri 1 Kota Jambi.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI DENGAN TEKNIK KONTES PADA SISWA KELAS V MIN MALANG I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SILABUS PEMBELAJARAN

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN MENULIS MELALUI TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUNGAI SARIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research) yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action

KEMAMPUAN MENULIS PUISI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 27 PADANG ARTIKEL ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN GURU DAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA INDAH PUISI KELAS VII A SMP NEGERI 47 MUARO JAMBI

SILABUS PEMBELAJARAN

Sumber/Bahan/Alat (8) Tak Putus Dirundung. Alokasi (7) Waktu. Penilaian (6) Pembelajaran. Kegiatan (5) novel. Indikator (4) Mampu.

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Satuan Pendidikan : SMP/MTs. Kelas/Semester : VII s/d IX /1-2. Nama Guru :... NIP /NIK :... Sekolah :...

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMA N 1 PRINGSEWU. Oleh

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. menggambarkan keadaan atau status fenomena dengan kata-kata atau kalimat,

PEMBELAJARAN MEMBACA TEMBANG MACAPAT SESUAI TITI LARAS SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 KRAS KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

SILABUS. Jenis Tagihan: pokok-pokok isi. Mendengarkan sambutan atau khotbah. tugas individu sambutan/ isi sambutan. khotbah yang didengarkan

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB III METODE PENELITIAN. proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PEMBELAJARAN MEMAHAMI TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMAN 1 BANDARLAMPUNG. Oleh

LENI EXTRISNAWELI NPM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keterampilan mendengarkan yang digunakan guru dalam pembelajaran (1) 9.1

PROFIL KEMAMPUAN GURU IPA DALAM MEMBUAT RPP BERDASARKAN KURIKULUM 2013

PEMBELAJARAN MEMAHAMI TEKS PROSEDUR KOMPLEKS SISWA KELAS X SMAN 3 BANDARLAMPUNG. Oleh

BAB III METODE PENELITIAN

SILABUS PEMBELAJARAN

Transkripsi:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) GURU BAHASA INDONESIA TINGKAT SMP DI KOTA MALANG Agung Setyawanto 1 Sunaryo H.S 2 Imam Agus Basuki 2 Universitas Negeri Malang E-mail: a_gungsetya@yahoo.co.id Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan RPP Bahasa Indonesia SMP di Kota Malang dengan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian yaitu rumusan indikator mencakup aspek kejelasan dan kelengkapan cakupan indikator, dan sebagian RPP menyalin apa adanya dari kompetensi dasar. Materi mengacu indikator pembelajaran tetapi hanya berupa pencantuman pokokpokok materi. Kegiatan pembelajaran belum menjabarkan tahapan pencapaian kompetensi secara tepat. Pemilihan sumber dan media pembelajaran sesuai indikator. Penilaian belum mencakup seluruh indikator, dan alat penilaian tidak disertai dengan kriteria penilaian. Kata kunci: RPP, mata pelajaran Bahasa Indonesia, KTSP ABSTRACT: This study was to describe of Lesson Plan (RPP) of Indonesian Language at Junior High School at Malang City by using descriptive qualitative method. The result of study was indicator formula including the clear aspect and the completeness indicator and some part of lesson plan writing everything it was from the basic competence. Material concerned to learning indicator but only writing the essential material. Learning activity before describing the objective of right competence. The choice of resource and learning media were related to indicators. The scoring included the whole indicators, and scoring tools were not related to scoring criteria. Key words: Lesson Plan, Language Indonesian Literature Subject, School Based Curriculum. Pendidikan Indonesia telah mengalami perubahan-perubahan kebijakan pendidikan. Perubahan yang dilakukan oleh pemerintah tersebut diharapkan dapat memajukan sumber daya manusia di Indonesia sehingga mendorong kemajuan bangsa. Memajukan kompetensi pembelajaran pada dunia pendidikan dapat dilakukan dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pada hakikatnya penyusunan RPP bertujuan merancang pengalaman belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Mulyana (2012: 1) alasan pentingnya membuat RPP yaitu dapat menolong guru untuk memikirkan 1 Agung Setyawanto adalah mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini diangkat dari Skripsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang. 2 Sunaryo H.S dan Imam Agus Basuki adalah Dosen Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 1

pelajaran sebelum pelajaran itu diajarkan sehingga kesulitan belajar dapat diramalkan dan jalan keluarnya dapat dicari. Guru dapat mengorganisasi fasilitas, perlengkapan, alat bantu pengajaran, waktu dan isi dalam rangka untuk mencapai tujuan belajar seefektif mungkin serta menghubungkan tujuan dan prosedur kepada tujuan keseluruhan dari mata pelajaran yang diajarkan. Penelitian ini difokuskan pada RPP. Menggunakan RPP menurut pakar pendidikan cukup efektif dalam meningkatkan kualitas anak didik. Menurut Muslich (2008: 45), Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan RPP inilah seorang guru diharapkan dapat menerapkan pembelajaran secara terprogram. Sebuah RPP harus mempunyai daya terap yang tinggi. Tanpa perencanaan yang matang, target pembelajaran akan sulit tercapai secara maksimal. Oleh karena itu, kemampuan membuat RPP merupakan langkah awal yang harus dimiliki guru dan calon guru, serta sebagai muara dari segala pengetahuan teori, keterampilan dasar, dan pemahaman yang mendalam tentang obyek belajar dan situasi pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan RPP yang digunakan guru Bahasa Indonesia SMP di Kota Malang. Pendeskripsian tersebut meliputi rumusan indikator, pengembangan materi pembelajaran, perancangan langkahlangkah pembelajaran, pemilihan sumber dan media pembelajaran, dan perencanaan penilaian. METODE Rancangan penelitian ini tergolong jenis penelitian kualitatif. Menurut Moleong (2005: 4), penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian ini dilakukan pada sejumlah SMP di Kota Malang. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan secara bersama tetapi bertahap. Instrumen penelitian ini adalah human instrument, yaitu peneliti berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, membuat kesimpulan atas temuannya, dan akhirnya peneliti menjadi pelapor hasil penelitiannya. Data yang diperoleh berupa data verbal, yaitu berupa informasi yang diperoleh dari RPP Bahasa Indonesiayang digunakan guru SMP di Kota Malang. Sumber data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2006: 129). Sumber data utama dalam penelitian ini ialah RPP Bahasa Indonesia SMP di Kota Malang. Langkah-langkah analisis yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut. Proses analisis data dalam penelitian ini yang berupa studi dokumentasi adalah peneliti mengumpulkan RPP yang digunakan guru Bahasa Indonesia tingkat SMP di Kota Malang. Setelah itu, RPP terkumpul dan data diklasifikasikan berdasarkan kelas, empat keterampilan berbahasa, dan kompetensi dasar. RPP dianalisis sesuai dengan komponen yang diamati dalam Rubrik Panduan Penyusunan RPP dengan menggunakan chek list. Dalam 2

penelitian ini, rubrik tidak digunakan untuk menilai melainkan digunakan sebagai panduan proses analisis data (analisis verbal). Analisis pada Rubrik Panduan Penyusunan RPP diberi tanda ( ) jika aspek yang terdapat dalam RPP yang diteliti sesuai dengan kriteria dalam Rubrik Panduan Penyusunan RPP, tetapi jika tidak maka diberi tanda (X). Langkah selanjutnya adalah analisis verbal dari hasil chek list. Peneliti menjabarkan/mendeskripsikan hasil chek list secara verbal berdasarkan teori tentang komponen RPP dan pengembangannya. Teori tersebut digunakan untuk menunjang data tentang (1) pengidentifikasian indikator dalam pencapaian kompetensi, (2) pengembangan materi pembelajaran, (3) penentuan skenario pembelajaran, (4) penentuan media dan sumber belajar, dan (5) perencanaan penilaian. Keabsahan data yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara berikut. Pertama, peneliti membaca dan menelaah semua sumber data secara berulang-ulang sehingga menjadi wujud dari perpanjangan pengamatan. Kedua, peneliti membaca secara intensif dan mengamati secara teliti dan mendalam seluruh RPP yang telah dikumpulkan. Ketiga, peneliti menggunakan teknik trianggulasi. Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2005: 330). HASIL PENELITIAN Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa RPP yang diamati berjumlah 24 RPP yang terdiri dari 6 RPP keterampilan mendengarkan, 6 RPP keterampilan berbicara, 6 RPP keterampilan membaca, dan 6 RPP keterampilan menulis. Hasil penelitian yaitu rumusan indikator RPP telah mencakup aspek kejelasan dan kelengkapan cakupan indikator. Rumusan indikator masih kurang rinci dan rumusan indikator sebagian RPP menyalin apa adanya dari kompetensi dasar, sehingga menimbulkan penafsiran ganda dan kurang menggambarkan tahapan dalam pencapaian kompetensi. Dari RPP empat keterampilan, RPP keterampilan berbicara paling sesuai dan mencakup aspek rumusan indikator, sedangkan RPP keterampilan mendengarkan paling tidak sesuai dengan aspek rumusan inikator. Kesesuaian dan ketidaksesuaian tersebut dapat dilihat pada contoh penjabaran indikator RPP BCR1 dan DGR5. Pengembangan materi telah mengacu pada indikator pembelajaran dan dapat digunakan untuk mencapai kompetensi dasar. Sebagian RPP berupa pencantuman pokok-pokok materi saja tanpa dilampirkan penjelasan tentang materi pembelajaran. Dari RPP empat keterampilan, RPP keterampilan menulis paling sesuai dengan aspek pengembangan materi pembelajaran, sedangkan RPP keterampilan membaca paling tidak sesuai dengan aspek pengembangan materi pembelajaran. Kesesuaian dan ketidaksesuaian tersebut dapat dilihat pada contoh penjabaran pengembangan materi pada RPP TLS1 dan RPP BCA. Perencanaan langkah-langkah pembelajaran telah mencakup kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan telah mencakup aspek menyampaian tujuan pembelajaran/menyampaikan apersepsi awal tentang materi yang akan dipelajari, tetapi belum mencakup aspek 3

mengaitkan kehidupan nyata dan pengetahuan terdahulu dengan KD, dan guru belum mendemonstrasikan sesuatu berkaitan dengan KD. Pada kegiatan inti, langkah-langkah pembelajaran telah mencakup aspek memberi kesempatan siswa aktif dan memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif. Akan tetapi, para guru belum menjabarkan tahapan-tahapan pencapaian indikator/kd secara tepat. Pada kegiatan penutup, guru masih banyak yang belum mengarahkan membuat penguatan, memeriksa hasil belajar, dan belum memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran. Kesesuaian kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, kegiatan penutup dapat dilihat pada penjabaran langkah-langkah kegiatan pembelajaran RPP DGR6 dan RPP DGR3. Pemilihan sumber belajar dan media pembelajaran telah sesuai dengan aspek kesesuaian indikator, mudah diterapkan, dan memberikan kesempatan untuk berpartisipasi aktif. Guru hanya mencantumkan sumber belajar dan media pembelajaran, sedangkan ketersediaan wujud sumber belajar dan media pembelajaran tidak dilampirkan pada RPP. Pencantuman pemilihan sumber dan media pembelajaran kurang rinci karena tidak menuliskan secara jelas sumbernya. Dari RPP empat keterampilan, RPP keterampilan mendengarkan paling sesuai dengan aspek pemilihan sumber dan media pembelajaran, sedangkan RPP keterampilan membaca paling tidak sesuai dengan aspek pemilihan sumber dan media pembelajaran. Kesesuaian dan ketidaksesuaian tersebut dapat dilihat pada contoh penjabaran pemilihan sumber dan media pembelajaran pada RPP DGR1 dan RPP BCA1. Perencanaan penilaian telah dilengkapi instrumen yang sesuai dengan indikator dan telah dicantumkan bentuk dan teknik penilaian. Perencanaan penilaian belum mencakup seluruh indikator, dan sebagian alat penilaian tidak disertai dengan kriteria penilaian. Dari RPP empat keterampilan, RPP keterampilan berbicara paling sesuai dengan aspek perencanaan penilaian, sedangkan RPP keterampilan membaca paling tidak sesuai dengan aspek perencanaan penilaian. Kesesuaian dan ketidaksesuaian tersebut dapat dilihat pada contoh penjabaran perencanaan penilaian pada RPP BCA3 dan RPP BCA6. PEMBAHASAN Rumusan Indikator RPP Bahasa Indonesia SMP di Kota Malang Menurut Mulyasa (2007: 205), indikator adalah penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukkan tanda-tanda, perbuatan dan respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik. Indikator dirumuskan dalam kata kerja operasional yang dapat diukur dan dapat diobservasi, sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam menyusun alat penilaian. Rumusan indikator RPP telah mencakup aspek kejelasan dan kelengkapan cakupan indikator. Dari RPP empat keterampilan, RPP keterampilan berbicara paling sesuai dan mencakup aspek rumusan indikator, sedangkan RPP keterampilan mendengarkan paling tidak sesuai dengan aspek rumusan indikator. Kesesuaian dan ketidaksesuaian tersebut dapat dilihat pada contoh penjabaran 4

indikator RPP BCR1 dan RPP DGR5. Berdasarkan penjabaran RPP BCR1, dapat diketahui bahwa rumusan indikator telah sesuai dengan aspek rumusan indikator. Dikatakan demikian karena penjabaran indikator sesuai kompetensi dasar yaitu bercerita dengan urutan yang baik, suara, intonasi, gestur, dan mimik yang tepat. Rumusan indikator juga menunjang pencapaian kompetensi dan tidak menimbulkan penafsiran ganda. Ini tampak dari indikator yang telah mengandung pokok-pokok cerita, bercerita dengan urutan yang baik, dengan suara, intonasi, gesture, dan mimik yang tepat. Rumusan indikator juga mengandung perilaku yang merupakan hasil belajar yaitu siswa ditugasi untuk bercerita dengan baik dengan suara, intonasi, gesture, dan mimik yang tepat. Berdasarkan penjabaran RPP DGR5, dapat diketahui bahwa rumusan indikator tidak sesuai dengan kompetensi dasar. Indikator menyusun pertanyaan untuk berdialog tidak sesuai dengan kompetensi dasar menyimpulkan isi dialog interaktif beberapa narasumber pada tayangan televisi/siaran radio. Pada indikator tersebut, siswa disuruh membuat/ menyusun daftar pertanyaan yang selanjutnya akan digunakan untuk berdialog. Indikator yang mengarahkan siswa membuat penyimpulan terhadap dialog juga tidak dicantumkan sehingga kompetensi dasar RPP tersebut tidak akan tercapai. Rumusan indikator RPP DGR5 tersebut tidak sesuai dengan pendapat Majid (2011: 53) yang menyatakan bahwa indikator merupakan kompetensi dasar secara spesifik yang dapat dijadikan ukuran untuk mengetahui ketercapaian hasil pembelajaran. Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang bisa diukur dan dibuat instrumen penilaiannya. Penulis menemukan satu RPP yaitu TLS4 yang indikatornya dicantumkan sama persis dengan KD, yaitu memerankan naskah drama yang ditulis siswa. Guru hanya menyalin apa adanya dari KD sehingga indikator yang dijabarkan tersebut kurang menggambarkan tahapan peserta didik dalam mencapai kompetensi pembelajaran. Hal tersebut dijelaskan oleh Mulyasa (2007: 205) bahwa indikator adalah penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukkan tanda-tanda, perbuatan dan respon yang dilakukan oleh peserta didik. Indikator dirumuskan dalam kata kerja operasional yang dapat diukur dan dapat diobservasi, sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam menyusun alat penilaian. Apabila indikator dirumuskan sama persis dengan KD maka tidak ada penjabaran KD menjadi indikator yang lebih spesifik dan operasional sehingga peran indikator sebagai penanda keberhasilan pembelajaran tidak dapat terwujud. Pengembangan Materi Pembelajaran RPP Bahasa Indonesia SMP di Kota Malang Mulyasa (2007: 225) menjelaskan bahwa materi pembelajaran adalah bahan pembelajaran berkenaan dengan sesuatu yang harus dipelajari oleh peserta didik untuk memperoleh kompetensi. Materi pembelajaran merupakan isi kurikulum yang diberikan kepada peserta didik sesuai dengan indikator yang telah disusun sebelumnya. Materi pembelajaran menggambarkan semua kompenesi yang akan dicapai dalam indikator. Menurut Susilo (2007: 120), 5

materi pembelajaran adalah pokok-pokok materi pelajaran yang harus dipelajari siswa sebagai sarana pencapaian kemampuan dasar yang akan dinilai dengan menggunakan instrumen penilaian yang disusun berdasarkan indikator pencapaian belajar. Materi yang diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk fakta, konsep, prinsip, prosedur, atau gabungan lebih dari satu jenis materi. Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarnya. Pengembangan materi telah mengacu pada indikator pembelajaran dan dapat digunakan untuk mencapai kompetensi dasar. Dari RPP empat keterampilan, RPP keterampilan menulis paling sesuai dengan aspek pengembangan materi pembelajaran, sedangkan RPP keterampilan membaca paling tidak sesuai dengan aspek pengembangan materi pembelajaran. Akan tetapi, hampir semua RPP berupa pencantuman pokok-pokok materi saja tanpa dilampirkan penjelasan tentang materi pembelajaran. Kesesuaian dan ketidaksesuaian tersebut dapat dilihat pada contoh penjabaran pengembangan materi pada RPP TLS1 dan RPP BCA1. Berdasarkan penjabaran RPP TLS1 dapat diketahui bahwa pengembangan materi telah mengacu pada indikator menentukan syarat-syarat pantun, menulis pantun, dan menyunting pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun, sehingga dapat dipakai untuk mencapai indikator dalam pencapaian kompetensi menulis pantun yang sesuai dengan syarat-syarat pantun, sehingga materi tersebut dapat dipakai untuk pencapaian kompetensi dasar. Penjabaran materi tersebut sesuai pendapat Sukmadinata dan Ibrahim (2003: 100) bahwa materi pelajaran merupakan salah satu unsur atau komponen yang penting untuk mencapai tujuan pengajaran. Apabila materi tidak sesuai dengan KD maka materi tersebut tidak dapat menunjang pencapaian kompetensi dasar. Pengembangan materi pada RPP BCA1 tidak sejalan dengan pendapat Majid (2011: 44) yang menyatakan bahwa materi pokok adalah pokok-pokok materi pembelajaran yang harus dipelajari siswa sebagai sarana pencapaian kompetensi dan yang akan dinilai dengan menggunakan instrumen yang disusun berdasar indikator pencapaian belajar. Pengembangan materi RPP BCA1 tersebut tidak mencantumkan penjelasan materi pembelajaran, sehingga keakuratan dan kebenaran dari materi tidak dapat diketahui. Pada RPP tersebut hanya disebutkan materi pembelajaran terdiri dari pembacaan berbagai teks perangkat upacara, Teks Pancasila, teks Pembukaan UUD 1945, teks janji siswa, dan doa. Meskipun telah mengacu pada indikator, tetapi materi tersebut belum ada penjelasan materi tentang pembacaan yang sesuai dengan pelafalan yang baik, intonasi yang tepat sehingga kompetensi dasar tidak dapat tercapai. Perencanaan Langkah-langkah Pembelajaran RPP Bahasa Indonesia SMP di Kota Malang Pengalaman dan kegiatan pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan belajar yang perlu dilakukan oleh siswa dalam berinteraksi dengan objek dan sumber belajar untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar. Berbagai alternatif 6

pengalaman belajar/kegiatan belajar dapat dipilih sesuai dengan jenis kompetensi serta materi yang dipelajari (Priyatni, 2009: 21). Selain itu, Efendi (2009: 122) menjelaskan bahwa kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian, semua RPP telah mencantumkan langkahlangkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan pencapaian kompetensi/inti, dan kegiatan penutup. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Mulyasa (2008: 185) bahwa pelaksanaan kegiatan pembelajaran mencakup tiga kegiatan yaitu pembukaan, pembentukan kompetensi/inti, dan penutup. Kegiatan pendahuluan telah mencakup aspek menyampaian tujuan pembelajaran/menyampaikan apersepsi awal tentang materi yang akan dipelajari, tetapi belum mencakup aspek mengaitkan kehidupan nyata dan pengetahuan terdahulu dengan KD, dan sedikit sekali guru yang mendemonstrasikan sesuatu berkaitan dengan KD. Pada kegiatan inti, langkah-langkah pembelajaran telah telah mencakup aspek memberi kesempatan siswa aktif dan memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif, tetapi para guru belum menjabarkan tahapantahapan pencapaian indikator/kd secara tepat. Pada kegiatan penutup, guru masih banyak yang belum mengarahkan membuat penguatan, memeriksa hasil belajar, dan belum memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran. Kegiatan penutup sebagian besar diisii dengan bertepuk tangan dan meneriakkan yel-yel sebagai tanda keberhasilan pembelajaran, dan melakukan refleksi. Kesesuaian kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, kegiatan penutup dapat dilihat pada penjabaran langkah-langkah kegiatan pembelajaran RPP DGR6 dan RPP DGR3. Berdasarkan penjabaran RPP DGR6, dapat diketahui bahwa pada kegiatan pendahuluan, telah mencakup aspek mengaitkan pengetahuan/pengalaman terdahulu dengan KD yang akan dicapai yaitu terlihat dari guru menggali pengetahuan awal tentang dialog, sedangkan aspek menyampaikan tujuan pembelajaran (adanya apersepsi awal tentang materi yang akan dipelajari) dapat dilihat dari guru menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Penjabaran kegiatan pendahuluan tersebut telah sesuai dengan pendapat Mulyasa (2008: 181) bahwa kegiatan pembukaan dapat dilakukan dengan upaya menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan garis besar materi yang akan dipelajari, mengajukan pertanyaan baik untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap pembelajaran yang telah lalu atau untuk menjajagi kemampuan awal berkaitan dengan bahan yang akan dipelajari. Perencanaan langkah-langkah kegiatan pada kegiatan inti sesuai pendapat Efendi (2009: 122) yang menjelaskan bahwa kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran. Penjabaran kegiatan inti tersebut telah mencakup aspek tahapan-tahapan pencapaian kompetensi. Hal tersebut ditunjukkan dengan kegiatan inti yang dimulai dari mendengarkan 7

rekaman, mendata pendapat tiap-tiap narasumber, bertanya jawab mengenai pendapat narasumber, dan mengomentari pendapat tiap-tiap narasumber yang semuanya mengacu pada kompetensi dasar sehingga pencapaian kompetensi dasar dapat tercapai. Kegiatan inti juga mencakup aspek berfokus pada siswa dan memungkinan tumbuh kebiasaan positif siswa. Hal tersebut dapat ditunjukkan pada kegiatan yang mengarahkan siswa untuk melakukan diskusi dan tanya jawab dalam kelompok secara cermat, percaya diri dan santun. Aspek kesesuaian pada kegiatan penutup pembelajaran dapat dilihat dari penjabaran RPP DGR3 yang telah sesuai dengan aspek penyusunan langkahlangkah kegiatan penutup. Penjabaran kegiatan penutup tersebut telah sesuai dengan pendapat Mulyasa (2008: 186) yang menjelaskan bahwa kegiatan penutup mencakup kegiatan menarik kesimpulan/meninjau kembali mengenai materi yang telah dipelajari, mengadakan evaluasi/penilaian, dan memberikan tindak lanjut terhadap materi yang telah dipelajari. Kesesuaian tersebut dapat dilihat pada kegiatan penutup RPP DGR3. Pemilihan Media dan Sumber Belajar RPP Bahasa Indonesiadi Kota Malang Sumber belajar adalah rujukan objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi (Supinah, 2008: 11). Menurut Majid (2011: 59), sumber belajar ditetapkan sebagai informasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu siswa dalam belajar sebaga perwujudan dari kurikulum. Pemilihan sumber belajar dan media pembelajaran telah sesuai dengan aspek kesesuaian indikator, mudah diterapkan, dan memberikan kesempatan untuk berpartisipasi aktif. Akan tetapi, guru hanya mencantumkan sumber belajar dan media pembelajaran, sedangkan ketersediaan wujud sumber belajar dan media pembelajaran belum dilampirkan pada RPP. Pencantuman juga tidak sesuai kriteria seperti yang dijelaskan Majid (2011: 61) bahwa salah satu cara menuliskan sumber bahan adalah dengan menuliskan nama pengarang, tahun terbitan, judul buku, tempat penerbitan, dan nama penerbit. Sebagian besar RPP hanya dicantumkan jenis sumber dan media saja tanpa menuliskan sumbernya dengan benar. Dari RPP empat keterampilan, RPP keterampilan mendengarkan paling sesuai dengan aspek pemilihan sumber dan media pembelajaran, sedangkan RPP keterampilan membaca paling tidak sesuai dengan aspek pemilihan sumber dan media pembelajaran. Kesesuaian dan ketidaksesuaian tersebut dapat dilihat pada contoh penjabaran pemilihan sumber dan media pembelajaran RPP DGR1 dan RPP BCA1. Pada RPP DGR1 siswa disuruh mendengarkan berita yang dibacakan dari sumber belajar, sehingga siswa dapat menyimpulkan isi berita. Dengan kata lain, dengan adanya sumber belajar yang sesuai indikator tersebut 8

kompetensi dapat tercapai. Penjabaran RPP BCA1 tidak dilampirkan wujud sumber dan media pembelajaran. Perencanaan Penilaian RPP Bahasa Indonesia SMP di Kota Malang Mulyasa (2007: 226) mengemukakan bahwa sejalan dengan KTSP yang berbasis kompetensi, penilaian hendaknya dilakukan berdasarkan apa yang dilakukan oleh peserta didik selama proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi. Untuk itu, kegiatan penilaian membutuhkan alat penilaian dalam mencapai indikator dan guru perlu menentukan alat penilaian sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai. Muslich (2008: 46) menambahkan bahwa jika instrumen penilaian berbentuk tugas, harus dirumuskan tugas tersebut secara jelas dan bagaimana rambu-rambu penilaiannya. Jika instrumen penilaian berbentuk soal, soal-soal harus dicantumkan dan ditentukan rambu-rambu penilaiannya dan/atau kunci jawabannya. Jika penilaian berbentuk proses, harus disertakan rubrik dan indikator masing-masing. Perencanaan penilaian telah dilengkapi instrumen yang sesuai dengan indikator dan telah mencantumkan bentuk dan teknik penilaian. Akan tetapi, perencanaan penilaian belum mencakup seluruh indikator, dan masih banyak alat penilaian yang tidak disertai dengan kriteria penilaian. Dari RPP empat keterampilan, RPP keterampilan berbicara paling sesuai dengan aspek perencanaan penilaian, sedangkan RPP keterampilan membaca paling tidak sesuai dengan aspek perencanaan penilaian. Kesesuaian dan ketidaksesuaian tersebut dapat dilihat pada contoh penjabaran perencanaan penilaian pada RPP BCA3 dan RPP BCA6. Berdasarkan penjabaran penilaian RPP BCA6 dapat diketahui bahwa perencanaan penilaian RPP tersebut telah mencakup kesesuaian alat penilaian. Hal itu dapat dilihat dari pencantuman teknik dan bentuk penilaian, dan melampirkan instrumen beserta kriteria penilaian, dan penilaian mencakup seluruh indikator. Penjabaran tersebut telah sesuai dengan pendapat Majid (2011: 187) yang menyatakan bahwa penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode, dan kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar. Penilaian harus mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran. Temukanlah secara cepat dan tepat 3 kata berindeks yang disediakan gurumu, dan temukanlah kata berikut dalam buku telah sesuai dengan indikator/kompetensi dasar menemukan informasi yang diperlukan secara cepat dan tepat indeks buku melalui kegiatan membaca memindai. Ketidaksesuaian terlihat pada penjabaran RPP BCA3 yang perencanaan penilaian tidak mencakup aspek kesesuaian penilaian. Pada RPP tersebut hanya dicantumkan dua soal/pertanyaan dan satu kriteria penilaian. Perencanaan penilaian tersebut tidak sesuai dengan penjelasan Priyatni (2009: 8) yang menyatakan bahwa penilaian dilakukan dengan menilai semua indikator yang tercantum dalam kompetensi dasar bukan sampling. Semua indikator yang tercantum dalam setiap kompetensi dasar diukur dengan alat ukur yang jelas. Akan tetapi, pada RPP tersebut perencanaan penilaian tidak mencakup seluruh indikator, serta membingungkan karena tidak ada kejelasan indikator mana yang 9

dinilai dengan instrumen/soal tersebut, serta tidak mencantumkan teknik dan bentuk penilaian. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Rumusan indikator RPP yang digunakan guru Bahasa Indonesia SMP di Kota Malang telah mencakup aspek kejelasan dan kelengkapan cakupan indikator. Rumusan indikator masih kurang rinci dan sebagian indikator RPP menyalin apa adanya dari kompetensi dasar sehingga menimbulkan penafsiran ganda dan kurang menggambarkan tahapan dalam pencapaian kompetensi. Perencanaan pengembangan materi RPP yang digunakan guru Bahasa Indonesia SMP di Kota Malang telah mengacu pada indikator pembelajaran dan dapat digunakan untuk mencapai kompetensi dasar. Hampir semua RPP berupa pencantuman pokok-pokok materi saja tanpa dilampirkan penjelasan tentang materi pembelajaran, sehingga aspek kebenaran/keakuratan materi secara teori tidak dapat diketahui. Perencanaan kegiatan pembelajaran RPP yang digunakan guru Bahasa Indonesia SMP di Kota Malang mencakup kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan mencakup aspek menyampaikan tujuan pembelajaran, tetapi belum mencakup aspek mengaitkan kehidupan nyata dan pengetahuan terdahulu dengan KD, dan sedikit sekali guru yang mendemonstrasikan sesuatu berkaitan dengan KD. Pada kegiatan inti, langkahlangkah pembelajaran telah mencakup aspek memberi kesempatan siswa aktif dan memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif, tetapi para guru belum menjabarkan tahapan-tahapan pencapaian indikator/kd secara tepat. Pada kegiatan penutup, guru belum mengarahkan membuat penguatan, memeriksa hasil belajar, dan belum memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran. Sebagian besar guru mengisi kegiatan penutup dengan bertepuk tangan, meneriakkan yel-yel dan kegiatan refleksi. Perencanaan pemilihan sumber belajar dan media pembelajaran RPP Bahasa Indonesia SMP di Kota Malang sesuai dengan aspek kesesuaian indikator, mudah diterapkan, dan memberikan kesempatan untuk berpartisipasi aktif. Guru hanya mencantumkan sumber belajar dan media pembelajaran, sedangkan ketersediaan wujud sumber belajar dan media pembelajaran belum dilampirkan pada RPP. Perencanaan penilaian RPP Bahasa Indonesia SMP di Kota Malang telah dilengkapi instrumen yang sesuai dengan indikator dan telah mencantumkan bentuk dan teknik penilaian. Akan tetapi, perencanaan penilaian belum mencakup seluruh indikator, dan masih banyak alat penilaian yang tidak disertai dengan kriteria penilaian. Saran Guru sebelum menyusun RPP disarankan memahami kurikulum yang berlaku sehingga penyusunan RPP sesuai dengan perkembangan kurikulum. Penyusunan RPP disarankan memperhatikan aspek kerincian, kejelasan RPP dan keterkaitan komponen-kompenen dalam RPP. Ketika menyusun indikator 10

pembelajaran, guru disarankan menjabarkan indikator secara rinci dan memperhatikan aspek substansi materi sehingga rumusan indikator tersebut tidak menimbulkan penafsiran ganda. RPP seharusnya diketahui dan dilampiri secara pasti apa teknik dan bagaimana bentuk penilaian, instrumen penilaian dan kriteria penilaian. Dengan demikian, RPP lebih rinci dan operasional serta tidak membingungkan. Guru disarankan memilih langkah-langkah pembelajaran yang lebih kreatif dan lebih menarik siswa sehingga kompetensi yang diharapkan dapat tercapai dengan baik. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Efendi, M. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran: Pengantar ke Arah Pemahaman KBK, KTSP, dan SBI. Malang: Universitas Negeri Malang. Majid, A. 2011. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Rosdakarya. Moleong, L. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya. Mulyana, A. 2012. Inovasi Pendidikan Diawali dari Inovasi Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). (online) (http://ainamulyana.blogspot.com/2012/02/inovasi-pendidikan-dapatdiawali-dari.html), diakses diakses 24 Mei 2012. Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Suatu Panduan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E. 2008. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. Muslich, M. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara. Priyatni, E.T. 2009. Buku Petunjuk Teknis Praktik Pengalaman Lapangan Bidang Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Malang: Universitas Negeri Malang. Sukmadinata, N.S dan Ibrahim R. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta Rineka Cipta. Supinah. 2008. Penyusunan Silabus dan Rencana Pelaksanaan (RPP) Matematika SD dalam Rangka Pengembangan KTSP (H.W. Sasongko, Ed). Yogjakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika. (online),(http://p4tkmatematika.org/fasilitasi/10-silabus-rpp-supinah.pdf), diakses 24 Mei 2012. Susilo, M.J. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Managemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah menyongsongnya. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. 11