PRE PLANNING TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITA SESI I: PENGENALAN ORANG

dokumen-dokumen yang mirip
PROPOSAL Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Orientasi Realita

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) ORIENTASI REALITA

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS : MENARIK DIRI) BAB I PENDAHULUAN

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK Stimulasi Persepsi Halusinasi

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI SENSORI

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK) SOSIALISASI

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITA

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PENINGKATAN HARGA DIRI

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Jiwa Daerah Provsu Medan. Oleh. Sulastri Pasaribu

Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI

TERAPI AKTIVITAS STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) PENINGKATAN HARGA DIRI

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI SENSORI

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2011

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) PENYALURAN ENERGI

BAB II TINJAUAN TEORI

Disusun oleh : Kelompok 1. Kelas : IIIB KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SILABUS PRE KLINIK KEPERAWATAN JIWA PROGRAM A 2011

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN. Jl. Piere Tendean No. 24 Telp , fax Semarang, 50131

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISITE)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. perilaku adaptif (Keliat, 2004). Terapi modalitas adalah terapi dalam keperawatan

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN MENARIK DIRI INTERAKSI PERTAMA/AWAL

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Saat ini saya sedang melakukan

SATUAN ACARA PENYULUHAN PRE KLINIK KEPERAWATAN JIWA MENARIK DIRI

PRE PLANING TAKS ULAR BERNOMER DAN PESAN BERANTAI

b Klasifikasi Halusinasi Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis halusinasi dengan karakteristik tertentu, diantaranya :

PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan a. Tujuan Umum b. Tujuan Khusus

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN WAHAM DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB 1 PENDAHULUAN. pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

BAB II TINJAUAN KONSEP

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN Masalah : Isolasi sosial Pertemuan : I (satu)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUKU PANDUAN LABORATORIUM KEPERAWATAN JIWA I

SATUAN ACARA PENYULUHAN

BAB II TINJAUAN TEORETIS

Universitas Sumatera Utara

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP1) PADA KLIEN DENGAN KEHILANGAN DAN BERDUKA. No. MR : 60xxxx RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

BUKU PANDUAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN M.A KEPERAWATAN JIWA PRODI D III KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN TAHUN 2014/ 2015

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PRE PLANNING LOKAKARYA MINI I DI RUANG DAHLIA DAN ANYELIR EMBUN PAGI RSUP. Dr. M. DJAMIL PADANG

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

PROPOSAL TERAPI BERMAIN ANAK USIA 1-3 TAHUN

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENATALAKSANAAN REGIMENT TERAPEUTIK INEFEKTIF

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam

/BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengganggu kelompok dan masyarakat serta dapat. Kondisi kritis ini membawa dampak terhadap peningkatan kualitas

SATUAN ACARA PENYULUHAN NUTRISI UNTUK KANKER PARU DAN MENCUCI TANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial, dimana untuk mempertahankan kehidupannya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM. Perencanaan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Gangguan proses pikir : Waham

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI

BAB 1 PENDAHULUAN. stressor, produktif dan mampu memberikan konstribusi terhadap masyarakat


BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember Paranoid, No Register

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis, Komunikasi berasal dari kata kerja bahasa Latin, Communicare,

MODUL STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DENGAR OLEH ANNISETYA ROBERTHA M. BATE

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG KEGIATAN DEMONSTRASI CARA MENCUCI TANGAN YANG BENAR DI SDN 16 DAN SDN 19

BAB II KONSEP TEORI. Perubahan sensori persepsi, halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengendalian diri serta terbebas dari stress yang serius. Kesehatan jiwa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dikenali meliputi kausa pada area organobiologis, area psikoedukatif, dan area sosiokultural.

Koping individu tidak efektif

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

JADWAL BLOK KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya


BAB II TINJAUAN TEORI. pengecapan maupun perabaan (Yosep, 2011). Menurut Stuart (2007)

KONSEP PERAWATAN KESEHATAN JIWA

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan pernikahan dengan calon istrinya yang bernama Wida secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Intervensi Kelompok (pengantar II) Danang Setyo Budi Baskoro, M.Psi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang minat belajar IPA setelah pembelajaran IPA selesai. Akan tetapi

Rakhma Nora Ika Susiana *) Abstrak

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

KOMUNIKASI DAN WAWANCARA KLINIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Interaksi Sosial

BAB II TINJAUAN TEORI. maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri).

INOVASI KEPERAWATAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN KANKER DIRUANG SIRSAK RSUD CENGKARENG

PROPOSAL PENERIMAAN PASIEN BARU PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG MARWAH 1 RSU HAJI SURABAYA

LAMPIRAN 1. Instrumen Penelitian. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB III PENYAJIAN DATA. Dalam Proses Penyembuhan Kesehatan Mental Klien Rumah Sakit Jiwa Tampan

Transkripsi:

PRE PLANNING TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITA SESI I: PENGENALAN ORANG Topik Sesi ke Terapis Sasaran Tempat : TAK Orientasi Realita : I (Pengenalan Orang) : 5 orang mahasiswa Fak. Keperawatan UNAND : 10 orang klien RSJ Prof Dr. HB. Sa anin Padang yang memenuhi kriteria : Ruang rawat inap Melati A. TUJUAN 1. Tujuan Umum Klien mampu mengenali orang (diri sendiri dan orang lain) sesuai dengan realita/kenyataan 2. Tujuan Khusus a. Klien mampu mengetahui nama lengkap, nama panggilan alamat, dan hobi klien lain b. Klien mampu bersosialisasi c. Melatih daya ingat klien d. Malatih klien untuk dapat fokus pada kegiatan/konsenterasi B. LANDASAN TEORITIS Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan satu dengan yang lainnya serta mempunyai norma yang sama. Fungsi kelompok secara umum ; 1. Setiap anggota kelompok dapat bertukar pengalaman 2. Memberikan pengalaman dan penjelasan kepada anggota yang lain 3. Merupakan proses menerima umpan balik Terapi aktivitas kelompok adalah metode yang efektif dalam menyelesaikan masalah serta dapat dilihat keuntungannya, yaitu mendapat dukungan, pendidikan dan meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah.

Penggunaan kelompok dalam keperawatan jiwa memberi dampak positif dalam pencegahan, pengobatan dan terapi pemulihan kesehatan jiwa melalui terapi aktivitas kelompok. Salah satu bentuk dari terapi aktivitas kelompok adalah orientasi realita. Pada dasarnya terpi aktivitas kelompok telah dipergunakan dalam praktek kesehatan jiwa yang juga merupakan bagian terpenting dalam keterampilan teraupetik dalam keperawatan. Terapi aktivitas kelompok sebagai metode yang efektif dan efisien untuk menyelesaikan masalah serta dapat dilihat keuntungannya yaitu ; 1. Mendapat dukungan (Support) 2. pendidikan 3. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah Perawat sebagai pimpinan kelompok dapat menilai respon klien selama berada dalam kelompok. Perawat sebagai pimpinan kelompomdapat menggunakan kelompom untuk mendorong individu mengungkapkan masalah dan mendapat bantuan pemecahan masalah dari kelompok. Pada saat ini perawat dapat menilai respon klien selama berada dalam kelompok (Keliat, 2004). TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITA 1. Definisi Terapi Aktifitas Kelompok Orientasi Realita Terapi aktifitas kelompok orientasi realitas adalah pendekatan untuk mengorientasikan klien terhadap situasi nyata (realitas). Umumnya dilaksanakan pada kelompok yang menghalami gangguan orientasi terhadap orang, waktu dan tempat. Teknik yang digunakan meliputi inspirasi represif, interaksi bebas maupun secara didaktik Keliat, (2004) Terapi aktivitas kelompok orientasi realita merupakan sebagian dari terapi aktifitas kelompok yang bisa dilaksanakan dalam praktek keperawatan jiwa. Terapi ini diharapkan dapat memacu klien agar dapat mengenal atau mengorientasi keadaan nyata baik tempat, waktu dan orang (Herawaty, 1999).

2. Tujuan a. Klien mampu mengidentifikasi stimulus internal (fikiran, perasaan, sensasi somatik) dan stimulus eksternal (iklim, bunyi, situasi alam sekitar) b. Klien dapat membedakan antara lamunan dan kenyataan c. Pembicaraan penderita sesuai realita d. Klien mampu mengenali diri sendiri e. Klien mampu mengenal orang lain, waktu dan tempat Klien dengan gangguan psikotik mengalami penurunan daya nilai realitas (reality testing ability). Klien tidak lagi mengenali tempat, waktu, dan orang-orang di sekitarnya. hali ini dapat mengakibatkan klien merasa asingdan menjadi pencetus terjadinya ansietas pada klien. Untuk menanggulangi hendaya ini, maka perlu ada aktifitas yang memberi stimulus secara konsisten kepada klien tentang realitas di sekitarnya. Stilmulus tersebut meliputi stimulus tentang realita lingkungan, yaitu diri sendiri, orang lain, waktu, dan tempat (Keliat, 2004). 3. Kerangka Teoritis Terapi Aktifitas Kelompok Orientasi Realita a. Model Vokal Konflik Model ini dikembangkan berdasarkan konflik yang tidak mendasar dimana pimpinan kelompok harus memfasilitasi dan memberika kesempatan pada anggota untuk mengeskspresikan perasaan dan mendiskusikannya untuk menyelesaikan masalah. b. Model Komunikasi Model ini menggunakan prinsip teori komunikasi dan komunikasi terapeutik. Jika ini tidak berhasil dalam kelompok akan menimbulkan ketidakpuasan kelompok. Selain itu juga bertujuan untuk meningkatkan keterampilan interpersonal dan sosial anggota kelompok serta membantu komunikasi verbal dan nonverbal yang efektif.

c. Model Interpersonal Terapi model ini merupakan kerjasama antar individu dalam kelompok. Anggota kelompok belajar berinteraksi dan dapat mengidentifikasi kesalahan dari persepsi dan perilaku sosial. d. Model Psikodrama Dalam model ini kelompk termotivasi untuk berperan sesuai dengan peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang lalu. Anggota memainkan peran sesuai dengan peristiwa yang terjadi (Keliat, 2004). C. KRITERIA ANGGOTA KELOMPOK a. Klien dengan gangguan orientasi realita (halusinasi, waham, ilusi) b. Klien yang kooperatif dengan riwayat halusinasi, waham, ilusi c. Klien dengan gangguan orientasi orang, waktu dan tempat yang sudah dapat berinteraksi dengan orang lain d. Klien yang sehat secara fisik e. Klien yang telah diberitahu oleh terapis sebelumnya f. Klien dapat berkomunikasi verbal dengan baik D. PROSES SELEKSI 1. Identifikasi klien yang memenuhi kriteria 2. Membuat kontrak dengan klien a. Menjelaskan tujuan kegiatan b. Menjelaskan tempat dan waktu kegiatan c. Membuat perjanjian mengikuti peraturan dalam terapi aktivitas kelompok d. Menjelaskan akan bergabung dengan klien lain dalam kelompok E. URAIAN STRUKTUR KEGIATAN a. Hari/tanggal : Senin / 17 Juni 2013 b. Tempat kegiatan : Ruang Melati c. Waktu Kegiatan : Pukul 09.00 09.45 wib (45 menit)

d. Metode kegiatan : Dinamika Kelompok Diskusi dan Tanya Jawab e. Anggota kelompok :10 orang klien yang dirawat diruang Melati dan Flamboyan F. METODE PERMAINAN 1. Leader memperkenalkan terapis dan pembimbing 2. Leader menjelaskan tujuan permainan, cara permainan dan peraturan permainan 3. Leader memberi kesempatan pada klien untuk memperkenalkan diri : nama lengkap, nama panggilan, asal daerah dan hobi. 4. Terapis menghidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola berlawanan dengan arah jarum jam 5. Pada saat tape dimatikan anggota kelompok yang memegang bola mendapat giliran untuk menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal daerah, dan hobi dari klien lain. Dimulai dari terapis sebagai contoh 6. Ulangi sampai semua anggota kelompok mendapat giliran 7. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk tangan G. ANTISIPASI MASALAH 1. Penanganan pasien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok a. Memanggil pasien b. Memberi kesempatan kepada pasien tersebut untuk menjawab sapaan perawat atau pasien yang lain 2. Bila pasien meninggalkan permainan tanpa pamit : a. Panggil nama pasien b. Tanya alasan pasien meninggalkan permainan c. Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan pada pasien bahwa pasien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu pasien boleh kembali lagi

3. Bila ada pasien lain ingin ikut a. Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada pasien yang telah dipilih b. Katakan pada pasien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat diikuti oleh pasien tersebut c. Jika pasien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi peran pada permainan tersebut. H. MEKANISME KEGIATAN TAK NO WAKTU KEGIATAN TERAPIS 1. Perencanaan a. Persiapan Materi b. Persiapan media/ alat yang digunakan c. Setting tempat terapis dan peserta d. Pembagian tugas terapis 2 Pelaksanaan 5 menit a. Orientasi 1. Salam terapeutik Terapis mengucapkan salam Memperkenalkan terapis dan pembimbing 2. Evaluasi/ Validasi Menanyakan perasaan klien saat ini 3. Kontrak Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yaitu mengenal orang Terapis menjelaskan aturan nya, yakni: KEGIATAN PESERTA Menjawab salam Mendengarkan dan memperhatikan Mendengarkan dan memperhatikan Mendengarkan dan memperhatikan Mendengarkan dan memperhatikan

o Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada terapis o Lama kegiatan 35 menit o Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai. 2 35 Menit Tahap Kerja Menjelaskan cara dan peraturan melakukan permainan Terapis dan klien memakai papan nama masing-masing Meminta klien memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi searah dengan jarum jam dimulai dengan terapis Terapis menghidupkan kaset pada tape recorder dan mengedarkan bola berlawanan dengan arah jarum jam Mematikan tape kemudian anggota kelompok yang memegang bola mendapat giliran untuk menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi klien yang lain (minimal nama panggilan) Ulangi kegiatan sampai semua anggota kelompok mendapat giliran Mendengarkan dan memperhatikan Memakai papan nama Memperkenalkan diri Mengambil bola Menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi klien yang lain (minimal nama panggilan) Memperhatikan dan menunggu giliran selanjutnya

Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok Memperhatikan Mendengarkan dan 3 5 Menit Tahap Terminasi 1. Evaluasi Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK Menanyakan kepada klien nama teman-teman yang hadir dalam kelompok TAK Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok 2. Rencana tindak lanjut Menganjurkan tiap anggota kelompok menyapa orang lain sesuai dengan nama panggilannya 3. Kontrak yang akan datang Menyepakati kontrak dengan klien untuk TAK selanjutnya sesi II yaitu pengenalan waktu Menyepakati waktu dan tempat Mengungkapkan pendapat Menjawab pertanyaan Menyebutkan nama peserta lain Mendengar dan memperhatikan Memperhatikan Menyetujui Menyetujui/ memberikan pendapat tentang waktu dan tempat untuk rencana selanjutnya I. PENGORGANISASIAN KELOMPOK Leader : Sri Mardhiah Putri, S.Kep Co Leader : Rahmi Sarigumilan, S.Kep Observer : Rahmiati DS, S.Kep Fasilitator : Melda Yulinda, S.Kep dan Rozilawati, S. Kep

Peran Leader Memimpin jalannya kegiatan Menyampaikan tujuan dan waktu permainan Menjelaskan cara dan peraturan kegiatan Memberi respon yang sesuai dengan perilaku klien Meminta tanggapan dari klien atas permainan yang telah dilakukan Memberi reinforcement positif pada klien Menyimpulkan kegiatan Peran Co Leader Membantu tugas leader Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader Mengingatkan leader tentang kegiatan Bersama leader menjadi contoh kegiatan Peran Observer Mengobservasi jalannya acara Mencatat jumlah klien yang hadir Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung Mencatat tanggapan tanggapan yang dikemukakan klien Mencatat penyimpangan acara terapi aktivitas bermain Membuat laporan hasil kegiatan Peran Fasilitator Mamfasilitasi jalannya kegiatan Memfasilitasi klien yang kurang aktif Mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari dalam /luar kelompok Perilaku yang diharapkan dari kelompok Klien dapat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir Klien dapat ikut serta dalam seluruh kegiatan TAK Klien aktif dalam diskusi dan tanya jawab Klien mampu mengungkapkan pendapat

J. MEDIA DAN ALAT Media dan alat yang digunakan : 1. Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK 2. Spidol 3. Tape recorder 4. Kaset 5. Bola tenis 6. Wireless K. ALOKASI WAKTU Perkenalan : 5 menit Proses kegiatan : 35 menit Penutup : 5 menit L. SETTING TEMPAT Keterangan : : Klien : Fasilitator : Leader : Co Leader : Observer : Pembimbing

M. PROSES EVALUASI 1. Evaluasi Struktur a. Peserta 10 orang b. Setting tempat sesuai dengan rencana c. Peserta dapat mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir dengan tertib 2. Evaluasi Proses a. Klien tidak meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung b. Klien dapat mengikuti peraturan permainan yang telah ditetapkan c. Klien berpartisipasi aktif dalam permainan dan dapat memberikan tanggapan tentang permainan dan manfaat permainan d. Pengorganisasian dapat terlaksana sesuai rencana 3. Evaluasi Hasil a. 80 % peserta mampu memperkenalkan nama lengkap, nama panggilan, asal daerah, dan hobi yang dimiliki b. 70 % peserta mampu menyebutkan nama klien lain c. 80 % peserta mampu menyebutkan nama panggilan klien lain d. 60 % peserta mampu menyebutkan asal klien lain e. 60 % peserta mampu menyebutkan hobi klienp lain

N. Penutup Demikianlah proposal ini kami ajukan dalam rangka memenuhi tugas praktek profesi keperawatan jiwa di RSJ Prof. Dr. HB. Sa anin Padang. Atas perhatian dan kesempatan yang diberikan kami ucapkan terimakasih. Padang, 16 Juni 2013 Ketua Kelompok Sri Mardhiah Putri, S. Kep Disetujui Oleh: Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik Ns. Dewi Eka Putri, M. Kep, Sp. Kep J Hj. Wan Muharyati, S. Kp., MKM