PENDAHULUAN. dengan apa yang ia alami dan diterima pada masa kanak-kanak, juga. perkembangan yang berkesinambungan, memungkinkan individu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengalami berbagai perubahan salah satunya perubahan emosi. Menurut Goleman

BAB II KAJIAN TEORI. lain (feeling into), atau berasal dari perkataan yunani phatos yang

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Data Sebaran Responden

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang digunakan berjumlah 146 siswa. Tabel 4.1 Subyek Penelitian Sebaran Subyek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya yang dalam perkembangannya akan mengalami suatu perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perbedaan harus diwujudkan sejak dini. Dengan kata lain, seorang anak harus belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa dewasa awal adalah suatu masa dimana individu telah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Gedung SMP Negeri 1 Gemawang terletak di Jl. Muncar Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Data Sampel Penelitian. 1. Teknik Komputer Jaringan siswa. 2. Multimedia siswa

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dari hubungan dengan lingkungan sekitarnya. individu dan memungkinkan munculnya agresi.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengikuti perkuliahan yang berjumlah 31 mahasiswi.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Salatiga. Surat ijin dari fakultas pada tanggal 26Juli 2013, Diantar ke Progdi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek penelitian adalah siswa kelas X SMK PGRI 1 Salatiga dengan total siswa 90

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. dilaporkan dalam tabel 4.1 ; 4.2 ; 4.3 berikut ini : Tabel 4.1 Disribusi responden menurut kelompok umur

PERKEMBANGAN EMOSI DITINJAU DARI POLA ASUH ORANG TUA PADA ANAK KELOMPOK B RAUDHATUL ATHFAL DI KECAMATAN KALIJAMBE KABUPATEN SRAGEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern ini perubahan terjadi terus menerus, tidak hanya perubahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sosial anak. Hurlock (1993: 250) berpendapat bahwa perkembangan sosial

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

BAB IV ANALISA HASIL PENULISAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tumbang akan tetapi pendidikan tidak akan dan tidak boleh

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembentukan konsep diri anak menurut (Burns, 1993). bagaimana individu mengartikan pandangan orang lain tentang dirinya.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X Otomotif SMKSaraswati

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia dan IPK dapat dilihat pada tabel 4.1, 4.2, 4.3. Tabel 4.1

APLIKASI KOMPUTER LANJUT ANALISIS KORELASI KENDALL DAN SPEARMAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Garmen. Dimana jurusan ini diambil pada saat kelas X. SMK Muhammadiyah

LAMPIRAN 1. DATA VALIDITAS & RELIABILITAS ALAT UKUR

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Perhatian Orang Tua dalam Belajar Siswa. Tabel Perhatian Orang Tua dalam Belajar Siswa

BAB I LATAR BELAKANG A. Latar belakang

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memerlukan sarana dan prasarana umum yang memenuhi semua aspek kehidupan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dijalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya (Huraerah, 2007).

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Prestasi Belajar Siswa dengan Pola Asuh Otoriter. Berdasarkan hasil penelitian terhadap siswa yang mengalami

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan hubungan yang harmonis dengan orang-orang yang ada disekitarnya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. VIII B, VIII C, VIII D, VIII E, VIII F dan VIII G di SMP Negeri 1 Suruh.

Bab IV Hasil dan Pembahasan. Hasil Analisis Deskriptif. Deskripsi data dilakukan untuk mengkategorikan kelompok

BAB I PENDAHULUAN. perilaku agresi, yaitu; agresif fisik (Physical Aggression), agresi verbal (Verbal

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB 1 PENDAHULUAN. sejatinya bisa memberikan banyak pelajaran bagi hidup. Peristiwa yang mengharukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk berpikir, kemampuan afektif merupakan respon syaraf simpatetik atau

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. selesaikan dalam waktu yang singkat dengan bantuan internet. Informasi

BAB lv HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sejumlah 30 siswa agar layak dan cukup memenuhi kriteria sampel skripsi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. UMY berdasarkan nilai kecerdasan emosional Nilai Kecerdasan Emosional

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. bersangkutan memiliki kemampuan untuk mengelaborasi masalah dari

BAB V PENUTUP. 1. Dukungan Sosial Teman Sebaya SMKN II Malang. Adapun hasil dari analisa adalah 138 siswa/siswi (71%) pada kategori tinggi,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ANAK DI SEKOLAH KELOMPOK A TK ISLAM ORBIT 2 PRAON NUSUKAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi pada data penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara luas diketahui bahwa periode anak dibagi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. yang menitik beratkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Frekuensi jenis Kelamin

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. individu tentang dirinya sendiri inilah yang disebut konsep diri.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No.23 Grobogan, telpon : (0292) Subyek penelitian adalah siswa kelas X

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MOTIVASI ANAK UNTUK BERSEKOLAH DI KELURAHAN SUKAGALIH KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. kemudikan oleh orangtua. Kartini Kartono menyebutkan bahwa keluarga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Sekolah di Kota Bogor SMAN 1. Kelas Bertaraf Internasional. 12 Laki-laki 24 Perempuan 12 Laki-laki 25 Perempuan

BAB IV HASIL PENELITIAN. dokumentasi prestasi belajar (nilai raport) mata pelajaran pendidikan agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang. memuaskan dibutuhkan suatu proses dalam belajar.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN PENELITIAN. Tabel 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian. Identitas Subjek Frekuensi Presentase.

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. jawaban kuesioner yang diisi oleh responden. Untuk melakukan analisis ini

BAB I PENDAHULUAN. masa estetik. Pada masa vital anak menggunakan fungsi-fungsi biologisnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hasil proyeksi sensus penduduk 2011, jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbicara tentang siswa sangat menarik karena siswa berada dalam kategori

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN CAPAIAN PERKEMBANGAN ANAK. Reswita 1) 1 Universitas Lancang Kuning.

BAB I PENDAHULUAN. intelektualnya (IQ), namun juga ditentukan oleh bagaimana seseorang dapat

Lampiran 2 : Lampiran 3:

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam buku psikologi untuk keluarga, Gunarsa (2003) menyatakan bahwa dasar kepribadian seseorang dibentuk mulai masa kanak-kanak. Proses perkembangan yang terjadi dalam diri seseorang anak ditambah dengan apa yang ia alami dan diterima pada masa kanak-kanak, juga perkembangan yang berkesinambungan, memungkinkan individu bertumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa. Dalam proses menjadi dewasa, orangtua mengharapkan anak menjadi orang yang mandiri, sukses dan dapat memperoleh apa yang dicita-citakan, orangtua perlu memberikan pendidikan dan pola asuh yang tepat bagi anak. Pola asuh menurut Meichati (1983) adalah perlakuan orangtua dalam rangka memenuhi kebutuhan, memberikan perlindungan dan pendidikan anak dalam kehidupan sehari-hari. Hurlock (1997) berpendapat bahwa pola asuh yang digunakan orangtua sebagai metode pendidikan anak sebagaian bergantung pada cara mereka dibesarkan dan sebagaian lagi pada apa yang didapat dari pengalaman pribadi atau pengalaman bersama teman mereka. Jadi Pola asuh merupakan satu pengaruh yang paling besar dalam kehidupan anak. 1

Setiap orangtua mempunyai pola asuh tersendiri yang diterapkan pada anak-anaknya. Ada yang menerapkan pola asuh authorian, pola asuh permisive dan ada pula yang menerapkan pola asuh authoritative. Weiten dan Lioyd dalam Yusuf (2002) menyatakan ciri dari masing-masing pola asuh, pertama pola asuh authorian, orangtua menunjukkan sikap kaku, acccaptance rendah namun kontrol tinggi mengkomando, suka dan menghukum secara fisik. Berikutnya Pola asuh permisive orangtua menunjukkan sikap acceptance namun kontrol rendah, memberikan kebebasan kepada anak untuk menyatakan keinginannya. Terakhir pola asuh authoritative, orangtua menunjukkan sikap acceptance dan kontrol tinggi, responsif terhadap kebutuhan anak, dan memberikan penjelasan atas perlakuan anak. Baumrind dalam Yusuf (2002) juga mengemukakan empat pola asuh orangtua. Pertama pola asuh authoritatif menunjukkan sikap orangtua yang bisa diandalkan, menyeimbangkan kasih sayang. Kedua pola asuh Authoritarian, menunjukkan sikap orangtua yang menuntut kepatuhan, menekankan batasan antara orangtua dan anak. Ketiga pola asuh permisif, orangtua menunjukkan sikap membebaskan, tidak memberi batasan yang tepat bagi anak dan terkesan lepas tangan. Terahkir pola asuh neglactful atau ditolak. Setiap orangtua menerapkan pola asuh sendiri sehingga menghasilkan pendidikan anak yang berbeda pula. Landasan inilah yang 2

menyebabkan pola sikap anak dan perilakunya dikemudian hari. Lebih lanjut Hurlock (1990) menyatakan produk dari pola asuh masing-masing orangtua menunjukkan kepekaan perasaan yang berbeda. Pola asuh yang lebih menunjukkan kasih sayang kepada anak, secara langsung melatih anak untuk peka terhadap perasaan orang lain. Sejalan dengan Hurlock, Lawrance (1997) juga menyatakan empati tumbuh melalui cara membesarkan anak dengan kepedulian dan kasih sayang. Empati merupakan kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain, mampu memahami prespektif mereka, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang (Goleman, 1998). Lebih lanjut Goleman mengemukakan bahwa, kegagalan untuk mendata perasaan orang lain merupakan kekurangan utama dalam kecerdasan emosional, dan menyedihkan sebagai seorang manusia. Setiap hubungan yang memikirkan kepedulian, berasal dari penyesuaian emosional dari kemampuan untuk berempati. Individu yang yang memiliki kemampuan empati akan mudah untuk memasuki ke dalam lingkup pergaulan atau mengenali dan merespon dengan tepat akan perasaan serta keprihatinan orang lain. Dengan kata lain empati merupakan suatu seni dalam menjalin hubungan sosial. Pembentukan empati di lingkungan rumah salah satu unsurnya adalah pola asuh orangtua terhadap anaknya. Pola asuh orangtua memberi 3

pengaruh pada empati anak. Orangtua yang hangat dan mendukung anaknya, serta yang menunjukkan tingkah laku yang peka dan empati pada anaknya akan memiliki anak yang lebih cepat bereaksi dengan cara prihatin pada kondisi sulit yang dialami orang lain. Orangtua yang menggunakan hukuman keras sebagai bagian dari disiplin dalam mendidik, membuat anak akan merasa tertekan dengan hukuman-hukuman yang diberikan oleh orangtuanya, hal ini yang menyebabkan anak tidak merasa nyaman dalam keluarga sehingga membuat hubungan yang kurang baik antara orangtua dengan anak. Empati anak bermula dari kedua orangtuanya, terutama perlakuan ibu terhadap anaknya semenjak bayi. Ketika ibu menunjukan emosinya dalam bentuk vokal atau ekspresi wajah anak dapat menilai bahwa sesuatu itu menyenangkan atau tidak (Eisenberg 2002). Berdasarkan penelitian Hudiyah (2010), tentang hubungan antara pola asuh authoritatif dengan empati pada anak,diketemukan koefisien korelasi (r) sebesar 0,510 dengan p = 0,000 (p<0,01), yang artinya terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara pola asuh authoritatif dengan empati pada anak. Hasil penelitian tersebut bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2011), tentang hubungan pola asuh orangtua authoritaitf dengan empati pada anak TK Aisyiyah Bustanul Athfal 24 Malang, berdasarkan analisis data pola asuh orangtua authoritatif dan empati menggunakan korelasi Spearman Rho (SPSS seri15) ditemukan 4

hasil P-value = 0,815 lebih besar dari P > 0,05 dan analisis korelasi spearman rho yaitu rs = 0,028. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pola asuh authoritatif dengan empati anak di sekolah. Berdasarkan hasil penelitian yang bertolak belakang dari Hudiyah (2010) dan Lestari (2011), maka perlu dilakukan penelitian ulang tentang ada tidaknya hubungan yang signifikan antara tipe pola asuh authoritatif dengan empati. Mencermati perbedaan hasil penelitian diatas peneliti ingin melakukan penelitian kembali tentang hubungan tipe pola asuh authoritatif dengan empati di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Salatiga, karena di SMK N 3 Salatiga nampak ada signifikansi antara pola asuh orangtua dengan empati siswa disekolah, hal ini didukung oleh wawancara dengan salah satu guru di SMK N 3 Salatiga, siswa khususnya kelas X kurang menunjukkan empatinya dalam membantu kegiatan bakti sosial untuk menolong orang-orang yang tidak mampu atau sedang mengalami kesusahan. Pada awal bulan Juni 2012 dilakukan prapenalitian dengan mengambil sampel satu kelas yaitu kelas X WE SMK N 3 Salatiga, dengan responden 30 siswa. Prosentase tipe pola asuh dengan kategori empati dilaporkan pada tabel 1.1, 1.2 dan1.3. 5

Tabel 1.1 Tabel Frequensi Pola Asuh Orangtua Tipe Pola Asuh Orangtua Frequency Percent Otoriter 4 13.3 Authoritatif 22 73.3 Permisif 4 13.3 Total 30 100.0 Dari tabel 1.1 tipe pola asuh orangtua yang paling dominan adalah tipe pola asuh authoritatif yaitu 22 siswa (73.3%). Selanjutnya tipe pola asuh authoritatif di ordinalkan, kemudian dikategorikan menjadi 5 kategori, antara lain 1 untuk kategori sangat rendah, 2 untuk kategori rendah, 3 untuk kategori sedang, 4 untuk kategori tinggi, dan 5 untuk kategori sangat tinggi. Seperti pada tabel 1.2 berikut Tabel 1.2 Distribusi Frekuensi Tipe Pola Asuh Authoritatif Kategori authoritatif Frequency Percent sangat rendah 3 13.6 Rendah sedang Tinggi Sangat tinggi 3 0 5 11 13.6 0.0 22.7 50.1 Total 22 100 Dari hasil data diatas dari 5 kategori tipe pola asuh authoritatif, memperoleh hasil yaitu pada tipe pola asuh authoritatif kategori sangat rendah terdapat 3 siswa (13,6%), pada kategori tipe pola asuh authoritatif rendah terdapat 3 siswa (13,6%), pada kategori tipe pola asuh authoritatif sedang terdapat 0 siswa (0,0%) yang artinya tidak ada siswa pada kategori sedang, pada kategori tipe pola asuh 6

authoritatif tinggi terdapat 5 siswa (22,7%). pada dan kategori tipe pola asuh authoritatif sangat tinggi terdapat 11 siswa (50,1%) Jadi pada kategori tipe pola asuh authoritatif paling banyak pada kategori sangat tinggi. Tabel 1.3 Tabel Frequensi Empati Kategori empati Frequency Percent sangat rendah 12 30.0 Rendah 5 16.7 Sedang 9 30.0 Tinggi 4 13.3 sangat tinggi 3 10.0 Total 30 100.0 Dari tabel 1.3 empati siswa sebagian besar pada kategori sangat rendah yaitu 12 siswa (30.0%). Analisis hubungan antara pola asuh dengan empati mengunakan Kendall s tau_b dilaporkan pada tabel 1.4. Tabel 1.4 Korelasi antara Tipe pola asuh authoritatif dengan Empati Percentile Group of empati Percentile Group of authoritaitf Kendall's tau_b Percentile Group of Empati Correlation Coefficient 1.000.458* Sig. (2-tailed)..011 N 22 22 Percentile Group of authoritatif Correlation Coefficient.458* 1.000 Sig. (2-tailed).011. N 22 22 *. Corelation is significant at thr 0.05 level (2-tailed) 7

Selanjutnya pada pengujian hubungan dengan menggunakan analisis Kendall's tau_b pada tabel Dari hasil uji Kendall s tau_b, pada tabel 4.5 diperoleh taraf signifikansi yang diperoleh sebesar 0,01 (<0,05) yang artinya ada hubungan antara tipe pola asuh authoritatif dengan empati. Maka terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh authoritatif dengan empati pada siswa kelas X SMK N 3 Salatiga. Dari hasil pra penelitian yang dilakukan peneliti kepada siswa kelas X WE SMK N 3 Salatiga, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian kembali tentang pola asuh authoritaitf dengan empati pada seluruh siswa kelas X SMK N 3 Salatiga. Berdasarkan uraian diatas peneliti merumuskan masalah yang timbul adalah adakah hubungan yang signifikan antara tipe pola asuh authoritatif dengan empati pada siswa kelas X SMK N 3 Salatiga. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dirumuskan permasalahan penelitian yaitu adakah hubungan yang signifikan antara tipe pola asuh authoritatif dengan empati pada siswa kelas X SMK N 3 Salatiga?. 1.3 Tujuan Penelitian Sejalan dengan perumusan yang telah disebutkan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi hubungan tipe pola asuh authorritatif dengan empati pada siswa kelas X SMK N 3 Salatiga. 8

1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain : 1.4.1 Manfaat Teoritik adalah : Secara akademik jika penelitian ini menemukan adanya hubungan yang signifikan maka penelitian ini sejalan dengan teori Hurlock (1997) sedangkan bila hasil penelitian ini tidak ada hubungan yang signifikan maka sejalan dengan teori Eisenberg (2002). Dukungan hasil penelitian ini masuk dalam kajian Bimbingan dan Konseling pribadi sosial. 1.4.2 Manfaat Praktis adalah : a. Bagi Sekolah Diperoleh kepastian hubungan yang signifikan antara pola asuh dengan empati pada siswa kelas X SMK N 3 Salatiga, dapat membantu sekolah untuk memperhatikan pembelajaran pendidikan karakter dan budi pekerti pada anak-anak, terutama kemampuan empati terhadap sesama teman ataupun dalam lingkungan kehidupannya, sehingga anak dapat terbiasa untuk berempati. b. Bagi Orangtua Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi orangtua dalam mendidik anaknya sehingga dapat menjadikan anak lebih baik lagi. Selain itu dapat menjadi masukan orangtua agar dapat menerapkan pola asuh yang ideal bagi anak-anaknya. 9

c. Bagi Siswa Hasil Penelitian dapat menjadi referensi bagi siswa dalam upaya dapat meningkatkan empati siswa dengan adanya dukungan dari sekolah dan orangtua. 1.5 Sistematika Penulisan Bab I menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian. Bab II menguraikan landasan teori yang digunakan dalam penelitian yang meliputi pola asuh orangtua dan empati. Bab III menguraikan metode penelitian yang meliputi jenis penelitian, variabel penelitian, definisi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data. Bab IV menguraikan analisis dan pembahasan yang meliputi analisis diskriptif, uji hipotesis dan pembahasan. Bab V menguraikan kesimpulan dari hasil penelitian dan saran yang dapat diberikan. 10