BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagi bayi dan perkembangannya di kemudian hari. ASI dipercaya dapat menguatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, pilihan lembaga asuransi kesehatan kian beragam, baik swasta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia terlahir dengan karunia berupa kecerdasan. Kecerdasan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (wikipedia.org). Dewasa ini, graffiti tengah marak di Kota Solo (Solopos.com)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

JUDUL PROPOSAL (MAKSIMAL 12 KATA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Depresi adalah suasana hati yang buruk dan berlangsung selama kurun

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di tengah kesibukan seseorang dalam bekerja diikuti pula

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III ANALISIS DATA. Analisis diperlukan guna mengetahui perilaku target terhadap masalah dalam. 5W+1H Pertanyaan Jawaban. Apa yang menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kota yang terkenal sebagai Kota Batik tersebut mengalami peningkatan dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berguna untuk melihat. Mata juga disebut sebagai fotoreseptor 1

BAB III IDENTIFIKASI DATA. A. Identifikasi Objek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

poster di sosial media dan di toko-toko sepeda, dan dari mulut ke mulut dari lingkungan komunitas hingga teman kantor atau kuliah, cara ini terbukti

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERANCANGAN MEDIA ANIMASI 3 DIMENSI UNTUK PANDUAN SENAM PAGI ANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, anak - anak membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tahun. Di Indonesia kepemilikan smartphone pada akhir 2015 diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Muhammadiyah Ponorogo adalah salah satu Universitas di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II METODOLOGI. A. Kerangka Berfikir Studi. Gambar 6. Kerangka berfikir studi. (Sumber: Hafaz Hudan Algojali, 2014)

BAB II METODOLOGI. Proses perancangan dan pembuatan karya ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak di antaranya:

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan kapan cerita itu diceritakan. Salah satu dari cerita klasik yang terkenal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III GAMBARAN OBJEK PERANCANGAN. MENTARI adalah sebuah kursus mental aritmetika yang menawarkan suatu metode

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kondisi geografis Indonesia menyebabkan adanya keanekaragaman,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Anak pada usia 2-5 tahun masuk ke dalam periode peletakan struktur prilaku

KURIKULUM KURSUS MEMBACA CEPAT ONLINE

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Film saat ini bukanlah menjadi hal baru dalam kehidupan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. film pendek yang berisi himbuan-himbauan atau larangan-larangan yang. menggunakan konsep visual yang berbentuk film.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak lepas dari komunikasi. Komunikasi dapat dipahami

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB III ANALISA MASALAH

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III IDENTIFIKASI DATA. Penggunaan Media Sosial

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Sosialisasi Tugas Akhir KK VMDM DKV-FIK-Tel U - 8 Desember 2015

BAB II METODOLOGI. Latar Belakang. Rumusan Masalah. Tujuan Perancangan. Riset Bakso. Materi. Data Perancangan. Identifikasi dan Analisa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik, terutama untuk dapat mempermudah segala aktifitas yang

BAB I PENDAHULUAN. Iklan adalah bentuk komunikasi untuk memotivasi seseorang dan. membangun citra jangka panjang untuk suatu produk tertentu.

JUDUL PROPOSAL (MAKSIMAL 12 KATA) Konsep Proposal Tugas Akhir diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mengikuti perkuliahan Tugas Akhir

BAB 1 PENDAHULUAN. yang semakin hari semakin canggih. Komputer selalu menjadi alat bantu manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. a. Forum Informal; b. Studi Banding; c. Focus Group Discussion (FGD); d.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perancangan. perdagangan se-asia Tenggara, Monumen Nasional (MONAS), dan kota

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Iklan adalah suatu penyampaian pesan melalui media-media yang

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa baru yang diterima pada program studi Desain Komunikasi Visual

BAB I PENDAHULUAN. sangat menggiurkan untuk sektor konsumsi dan Food and Beverages.

BAB I PENDAHULUAN. juga masa awal kanak-kanak yang memiliki berbagai karakter atau ciri-ciri.

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB 1 PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. televisi, presentasi dan seminar, desain majalah dan membuat film kartun.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan industri desain grafis tanah air. dan sebagai bentuk

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan penulis terhadap lima puluh partisipan

BAB I PENDAHULUAN. (Dilansir dari meltingpotinternational.com, Indonesia: A multicultural melting

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak selalu sehat. Menurut Asteria Aritonang seperti dikutip melalui

PENGANTAR TUGAS AKHIR PERANCANGAN COFFEE TABLE BOOK BILINGUAL COFFEE TABLE BOOK SOLO INTERNATIONAL PERFORMING ARTS JOURNEY DAN MEDIA PENDUKUNGNYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan program pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemandirian penting bagi anak guna membentuk kepribadiannya di masa depan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V VISUALISASI KARYA. A. Media Utama Animasi 3 Dimensi

BAB II METODE PENULISAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perkembangan anak usia 7-9 tahun sedang berkembang pesat. Perkembangan motorik anak usia 7-9 tahun sudah dapat terkoordinasi dengan baik. Masa ini ditandai dengan kelebihan gerak atau aktifitas motorik. Tubuhnya sudah mulai terbiasa dengan gerakan-gerakan kompleks (Sudarwan Danim, 2011: 62). Kesehatan jasmani merupakan salah satu faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak terutama pada usia awal sekolah. Anak dengan tingkat kesehatan tinggi dapat tumbuh dan berkembang dengan baik secara maksimal. Kesehatan jasmani anak akan membantu menangkal penyakit jantung, hipertensi, nyeri punggung, dan osteoporosis di kemudian hari (Santosa Giriwijoyo dan Dikdik Zafar Sidik, 2012: 69-72). Banyak hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan jasmani anak, salah satunya melakukan senam pagi. Senam pagi sudah terbukti bermanfaat untuk menjaga kesehatan jasmani anak terutama jika dilakukan secara teratur. Senam pagi sangat bermanfaat dan baik untuk perkembangan motorik anak usia awal sekolah. Senam pagi juga dapat meningkatkan ketahanan tubuh sehingga tubuh dapat berfungsi maksimal dalam hal mencegah penyakit. Senam pagi tidak membutuhkan banyak waktu dan dapat dilakukan setiap hari. Senam pagi juga tidak memerlukan alat-alat bantu dan dapat dilakukan dimana saja (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1978: 12). 1

2 Dewasa ini, anak-anak cenderung malas untuk berolahraga seperti senam pagi berbeda dengan masa kecil penulis yang masih dekat dengan senam pagi. Dahulu masih banyak anak yang mau berkumpul untuk senam pagi, bermain, atau sekedar jalan santai. Anak-anak masa kini lebih senang menonton televisi dan bermain gadget daripada melakukan aktivitas fisik. Belum banyak tindakan yang dilakukan anak-anak masa kini untuk berkomitmen menjaga kesehatan, seperti melakukan senam pagi. Senam pagi padahal sangat bermanfaat bagi pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan anak. Senam pagi sebaiknya diajarkan pada anak agar timbul kebiasaan melakukan senam pagi sejak dini sehingga kebiasaan tersebut akan terbawa hingga ia dewasa dan menjadi bagian dari gaya hidup. Informasi mengenai senam pagi hanya diajarkan di sekolah sementara di rumah jarang sekali anak diajarkan senam pagi. Namun, panduan senam pagi di sekolah banyak yang belum sesuai dengan ilmu anatomi dan fisiologi anak. Belum ada panduan senam pagi yang khusus dirancang untuk anak usia 7-9 tahun. Panduan senam pagi yang diajarkan di sekolah hanya mengikuti panduan senam pagi orang dewasa yang disederhanakan sehingga kurang maksimal bagi pertumbuhan dan perkembangan anak usia 7-9 tahun. Media panduan senam yang telah beredar seperti video panduan senam yang kurang menarik juga membuat anak kurang termotivasi. Penulis memilih media berupa animasi 3 dimensi untuk membuat panduan senam pagi bagi anak usia 7-9 tahun. Media animasi 3 dimensi memiliki peluang besar untuk memotivasi anak karena media ini sedang diminati oleh anak-anak. Media animasi 3 dimensi ini lebih menarik dan lebih mudah diingat oleh anak-anak melalui tokoh kartun animasi yang memperagakan panduan senam pagi anak.

3 Animasi 3 dimensi ini berbasis cerita sehari-hari yang akan membawa imajinasi anak-anak dan menanamkan pada anak-anak aturan senam pagi yang baik dan benar. Media ini akan mengajak anak-anak untuk menirukan panduan senam pagi yang sesuai dengan ilmu anatomi dan fisiologi. Panduan senam pagi ini khusus dirancang untuk anak usia 7-9 tahun sehingga senam pagi ini akan maksimal untuk pertumbuhan dan perkembangan anak usia 7-9 tahun. Media animasi 3 dimensi yang akan dirancang diharapkan dapat memberikan panduan gerak yang sesuai untuk anak usia 7-9 tahun, memaksimalkan pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan jasmani anak, serta menyadarkan anak bahwa senam pagi itu menyenangkan. Penulis mengharapkan media ini dapat menjadi alternatif media pembelajaran sehingga diperlukan kontribusi desain komunikasi visual untuk merancang media animasi 3 dimensi panduan senam pagi anak usia 7-9 tahun. Atas dasar permasalahan yang terjadi, penulis mengambil judul Perancangan Media Animasi 3 Dimensi untuk Panduan Senam Pagi Anak. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana merancang panduan senam pagi anak melalui media komunikasi visual (animasi 3 dimensi) yang tepat untuk anak 7-9 tahun? 2. Bagaimana merancang media pendukung panduan senam pagi anak yang efektif untuk anak 7-9 tahun?

4 C. Tujuan dan Manfaat Perancangan 1. Tujuan Perancangan a. Merancang panduan senam pagi anak melalui media komunikasi visual (animasi 3 dimensi) yang tepat untuk anak 7-9 tahun. b. Merancang media pendukung panduan senam pagi anak yang efektif untuk anak 7-9 tahun. 2. Manfaat Perancangan a. Manfaat bagi penulis Perancangan media animasi 3 dimensi untuk panduan senam pagi anak ini berguna untuk mengasah kemampuan penulis dalam merespon masalah, menganalisis masalah, menemukan strategi komunikasi visual yang tepat, hingga membuat visualisasi yang efektif. Penulis berharap dari hasil perancangan media animasi 3 dimensi untuk panduan senam pagi anak yang dilakukan akan menambah referensi, wawasan, dan inspirasi bagi penulis dalam mempraktekkan teori yang diperoleh selama perkuliahan. Hasil perancangan juga diharapkan dapat memenuhi syarat kelulusan bagi penulis. b. Manfaat bagi target audience Hasil penelitian yang dilakukan penulis akan menjadi dasar dalam merancang media animasi 3 dimensi panduan senam pagi anak. Perancangan media harus dapat bermanfaat bagi anak sekolah dasar usia 7-9 tahun sebagai sasaran perancangan. Perancangan media animasi 3 dimensi panduan senam pagi anak ini diharapkan dapat memberi informasi panduan gerak senam pagi khusus untuk anak usia 7-9 tahun yang sesuai

5 dengan ilmu anatomi dan fisiologi, memberi alternatif kegiatan yang membangun kesehatan jasmani anak, memberikan alternatif media yang menarik untuk anak, dan memberi efek perubahan kebiasaan bagi anak menjadi senang melakukan senam pagi. D. Kerangka Pikir dan Metode Penelitian 1. Kerangka Pikir Kerangka pikir merupakan dasar untuk menyusun hipotesis yang memprediksi bahwa suatu variabel yang ada memiliki korelasi atau memiliki hubungan kausal (H.B. Sutopo, 2002: 141). Bagan kerangka pikir penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Senam pagi anak melakukan riset produk insight kontributor DKV (Desainer) menentukan target audience consumer insight Anak usia 7-9 tahun strategi komunikasi visual strategi merancang animasi 3 dimensi visualisasi media animasi 3D untuk panduan senam pagi anak Gambar 1. Bagan kerangka pikir Peneliti sebagai kontributor desain komunikasi visual melakukan penelitian terhadap objek riset, yaitu senam pagi anak. Objek riset merupakan

6 latar belakang masalah yang akan diangkat. Analisis objek riset akan mendapatkan input berupa data product insight, yaitu data-data mengenai fakta-fakta, manfaat, serta panduan gerak senam pagi untuk anak. Peneliti akan menentukan target audience berdasarkan segmentasi tertentu untuk mendapatkan input berupa consumer insight. Target audience penelitian ini adalah anak sekolah dasar usia 7-9 tahun. Segala macam input yang didapat oleh peneliti baik product insight maupun consumer insight akan membantu peneliti untuk mewujudkan kontribusi desain komunikasi visual. Kontributor desain komunikasi visual menyusun strategi komunikasi visual dan strategi perancangan animasi 3 dimensi yang akan membantu visualisasi karya media animasi 3 dimensi untuk panduan senam pagi anak. Visualisasi karya harus mampu mendeskripsikan objek riset dan mampu diterima dan dipahami oleh target audience. 2. Metode Penelitian Metode penelitian diperlukan untuk mendapatkan data yang akan membantu penulis untuk mengetahui berbagai informasi yang dibutuhkan untuk membuat suatu perancangan. Berdasarkan permasalahan yang ada pada judul maka penelitian ini menggunakan pendekatan metode penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif merupakan penelitian yang mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi (H.B. Sutopo, 2002: 111). Peneliti akan menganalisis fakta, manfaat, dan panduan senam pagi anak yang tepat sesuai dengan ilmu anatomi dan fisiologi untuk anak sekolah dasar usia 7-9 tahun. Data penelitian akan menghasilkan inspirasi dan acuan untuk merancang

7 media animasi 3 dimensi untuk panduan senam pagi anak. Pada penelitian ini, permasalahan yang dibawa adalah masalah tetap. Peneliti tidak akan merubah semua data yang ada di lapangan. Berikut penjabaran mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan metode penelitian yang akan digunakan: a. Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian ini adalah perancangan media animasi 3 dimensi untuk panduan senam pagi. Subjek penelitian ini adalah anak usia 7-9 tahun. b. Sasaran dan Lokasi Penelitian Sasaran penelitian ini adalah anak sekolah dasar usia 7-9 tahun, fisioterapis, dan pihak dinas kesehatan. Lokasi penelitian ini berada di Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Surakarta dan fisioterapis untuk mendapatkan wawasan mengenai data profil instansi, fakta senam pagi, manfaat senam pagi, dan panduan senam pagi yang sesuai untuk anak usia 7-9 tahun. c. Jenis Data dan Sumber Data Jenis data pada penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan mengumpulkannya, sedangkan data primer adalah data yang hanya dapat kita peroleh dari sumber asli atau pertama (Jonathan Sarwono dan Hary Lubis, 2007: 82). Pada penelitian ini data primer didapat dari wawancara dan observasi sedangkan data sekunder didapat dari studi dokumen, studi pustaka, dan website.

8 Sumber data pada penelitian kualitatif deskriptif bukan sekedar memberikan tanggapan tetapi bisa memilih arah dan selera dalam menyajikan informasi yang ia miliki (H.B. Sutopo, 2002: 50). Sumber data pada penelitian ini adalah pihak Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Surakarta dan fisioterapis. d. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah proses menghimpun data yang memberi gambaran dari aspek yang akan diteliti. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa: 1) Wawancara. Data akan diperoleh dari wawancara atau bertanya langsung kepada sumber data, yaitu fisioterapis. 2) Observasi. Data akan diperoleh dari observasi atau pengamatan lapangan di Kota Surakarta mengenai kebiasaan senam pagi anak, ketertarikan anak dengan media animasi 3 dimensi, dan visualisasi media animasi 3 dimensi yang beredar di Kota Surakarta. 3) Studi Dokumen. Data akan diperoleh dari dokumen atau file-file mengenai profil instansi terkait dan promosi instansi terkait dari Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Surakarta. 4) Studi Pustaka. Data akan diperoleh dari studi pustaka melalui bukubuku perpustakaan dan jurnal. Buku-buku yang dimaksud adalah bukubuku yang berhubungan dengan senam pagi anak beserta manfaatnya, buku-buku mengenai kajian target audience, serta buku-buku yang berhubungan dengan dunia desain komunikasi visual dan perancangan media animasi 3 dimensi.

9 5) Website. Data mengenai kajian teori dan data kompetitor yang akan diperoleh dari sumber online atau website akan digunakan sebagai sumber informasi. e. Analisis Data Analisis data terdiri dari pencarian data, penyajian data, sampai dengan penarikan kesimpulan. Analisis data didasarkan pada hubungan antara fakta satu dengan yang lain secara berhubungan sebab akibat. Analisis data pada perancangan ini mencakup analisis informasi berupa data instansi terkait, data senam pagi anak, panduan gerak senam yang tepat untuk anak usia awal sekolah dalam kaitannya dengan menjaga kesehatan, serta data kompetitor yang berhubungan dengan media animasi 3 dimensi yang kemudian dilanjutkan dengan analisis informasi mengenai strength, weakness, opportunity, threat (analisis SWOT). f. Sistematika Penulisan Penulisan perancangan media animasi 3 dimensi untuk panduan senam pagi anak ini disusun dalam beberapa bab, meliputi: BAB I Pendahuluan. Berisi tentang uraian umum yang disusun: A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan dan Manfaat Perancangan D. Kerangka Pikir dan Metode Penelitian BAB II Kajian Teori. Pada bab ini berisi semua teori penting yang berhubungan dengan perancangan media animasi 3 dimensi untuk panduan senam pagi anak.

10 BAB III Identifikasi Data. Berisi segala data dan informasi hasil penelitian yang disusun: A. Identifikasi Objek B. Target Market dan Target Audience C. Kompetitor atau Komparasi D. Analisis SWOT BAB IV Konsep Perancangan. Bab ini akan menjelaskan rancangan proses karya dari awal hingga akhir yang disusun: A. Metode Perancangan B. Konsep Kreatif C. Standar Visual D. Pemilihan Media Pendukung E. Media Placement F. Prediksi Biaya BAB V Visualisasi Karya A. Media Utama Animasi 3 Dimensi B. Media Pendukung C. Placement BAB VI Penutup A. Kesimpulan B. Saran Daftar Pustaka Lampiran