BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki beragam kebudayaan. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya peninggalan peninggalan sejarah yang tersebar luas hampir diseluruh bagian Indonesia. Peningalan peninggalan sejarah tersebut mencerminkan apa yang terjadi pada saat itu, dan juga mencerminkan suatu kebudayaan yang tercipta pada jamannya. Kebudayaan yang sangat beragam ini menghasilkan peninggalan yang beragam juga. Peninggalan tersebut bisa berupa bangunan, candi, artefak, dan lain sebagainya. Candi merupakan salah satu bukti peninggalan budaya dan sejarah di Indonesia. Candi adalah istilah dalam Bahasa Indonesia yang merujuk kepada sebuah bangunan keagamaan tempat ibadah peninggalan purbakala yang berasal dari peradaban Hindu-Buddha. Candi merupakan bangunan replika tempat tinggal para dewa yang sebenarnya, yaitu Gunung Mahameru. Karena itu, seni arsitekturnya dihias dengan berbagai macam ukiran dan pahatan berupa pola hias yang disesuaikan dengan alam Gunung Mahameru. Candi-candi dan pesan yang disampaikan lewat arsitektur, relief, serta arca-arcanya tak pernah lepas dari unsur spiritualitas, daya cipta, dan keterampilan para pembuatnya. Candi di Indonesia dapat ditemukan di pulau Jawa, Bali, Sumatera, dan Kalimantan, akan tetapi candi paling banyak ditemukan di kawasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kebanyakan orang Indonesia mengetahui adanya candi-candi di Indonesia yang termasyhur 1

2 2 seperti Borobudur, Prambanan, dan Mendut. Saat ini tempat tempat peninggalan tersebut biasanya dijadikan tempat wisata, namun untuk acara kebudayaan masih berlangsung pada waktu tertentu sesuai dengan adatnya. Salah satu candi yang ada di pulau Jawa adalah Candi Cetho. Candi Cetho merupakan candi bercorak agama Hindu yang diduga kuat dibangun pada masamasa akhir era Majapahit (abad ke-15 Masehi). Lokasi candi berada di lereng Gunung Lawu pada ketinggian 1496 m di atas permukaan laut, dan secara administratif berada di Dusun Cetho, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar. Kompleks candi digunakan oleh penduduk setempat dan juga peziarah yang beragama Hindu sebagai tempat pemujaan. Candi ini juga merupakan tempat pertapaan bagi kalangan penganut kepercayaan asli Jawa. Candi Cetho merupakan salah satu destinasi wisata budaya di Indonesia. Lokasi wisata Candi Cetho ini memang memiliki sisi romantis tersendiri di bandingkan tempat lain di Karanganyar. Dari akses jalannya saja sudah cukup menarik, yaitu dengan pemandangan berupa kebun teh yang menyerupai pemandangan di Puncak Bogor. Tempat dibangunnya Candi Cetho berada di atas perbukitan, sehingga untuk menjangkaunya perlu perjuangan tersendiri. Namun disisi lain apabila sudah sampai di atas candi, pemandangannya sungguh luar biasa. Karena keindahan alam di sekitar Candi Cetho dan nilai historis dari Candi Cetho yang membuat wisatawan berdatangan ke Candi Cetho. Namun Candi Cetho dirasa masih belum cukup menarik minat masyarakat sebagai salah satu destinasi wisata, baik masyrakat kota Solo maupun dari luar Solo. Sehingga penulis merasa Candi Cetho perlu lebih dipromosikan.

3 3 Yang membuat penulis untuk memilih Candi Cetho adalah karena kekaguman saya kepada Candi Cetho. Perjalanan untuk sampai ke Candi Cetho memang dirasa cukup jauh, akan tetapi jauhnya perjalanan dapat terobati dengan pemandangan alam yang sangat indah dierjalanan menuju Candi Cetho. Mulai dari udara yang segar dan sejuk, sampai pada pemandangan seperti kebun karet dan kebun teh yang sangat indah. Sesampainya di Candi Cetho penulis bisa melihat sebuah view candi yang berbeda dari candi- candi yang pernah kunjungi. Selain karena bangunan candi, kesejukan dan kesegaran udaranya, yang membuat menarik adalah penulis dapat melihat pengunjung atau warga setempat yang sedang manjalankan ritual atau berdoa. Dari lokasi Candi Cetho juga dapat melihat pemandangan yang sangat indah, yaitu pada saat langit yang cerah kemudian penulis menghadap ke arah pintu masuk, penulis dapat melihat pemandangan langit yang begitu menakjubkan, karena terasa begitu dekat dengan awan. Selain itu penulis juga memiliki ketertarikan akan fotografi hal ini dikarenakan sewaktu kecil penulis sangat senang sekali untuk melihat album album foto yang ada, karena orang tua penulis juga senang mengabadikan momen dalam bentuk album foto, oleh karena itu penulis memilih media coffee table book.berdasarkan hal tersebut penulis ingin lebih mengenalkan dan mengangkat potensi Candi Cetho yang memiliki keindahan alam dan merupakan salah satu peningalan sejarah yang memiliki nilai seni budaya dan keindahan alamnya kepada pembaca melalui media Coffee Table Book.. Coffee Table Book adalah sebuah buku dengan jilid hardcover yang biasanya diletakkan di meja kecil, meja tamu maupun ruang tunggu. Biasanya Coffee Table Book dibaca sambil minum teh, minum kopi, dan ditemani dengan makanan

4 4 ringan. Dari segi isi Coffee Table Book merupakan buku yang isinya merupakan karya fotografi yang disertai teks pendamping yang ringkas. Media Coffee Table Book dipilih penulis karena Coffee Table Book dapat memberikan informasi yang lengkap, dan menarik. Oleh karena itu perlu dibuat konsep buku dan perwajahan Coffee Table Book yang menarik dengan promosi yang baik sehingga nantinya buku ini dapat diterima baik oleh masyarakat. Maka dipilihlah judul Tugas Akhir Perancangan Promosi Candi Cetho Melalui Desain Komunikasi Visual Coffee Table Book B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana merancang Coffee Table Book yang tepat, efektif, dan komunikatif untuk mengenalkan Candi Cetho sehingga menumbuhkan minat dan rasa ingin tahu target audience untuk lebih mengenal dan datang ke Candi Cetho? 2. Bagaimanakah merancang media pendukung yang tepat untuk mempromosikan Coffee Table Book tersebut.? C. Tujuan Perancangan 1. Merancang Coffee Table Book yang tepat, efektif, dan komunikatif untuk mengenalkan Candi Cetho sehingga menumbuhkan minat dan rasa ingin tahu target audience untuk lebih mengenal dan datang ke Candi Cetho. 2. Merancang media pendukung yang tepat untuk mempromosikan Coffee Table Book Candi Cetho.

5 5 D. Manfaat Perancangan 1. Masyarakat Solo, Kabupaten Karanganyar dan diluar Kabupaten Karanganyar tertarik untuk datang ke Candi Cetho 2. Masyarakat menjadi lebih tertarik untuk mengenal dan datang mempelajari situs pariwisata budaya Candi Cetho. E. Metode Penelitian Penyusunan konsep perancangan Perancangan Coffee Table Book melalui Desain Komunikasi Visual sebagai Media Promosi Candi Cetho dilakukan berdasarkan metode penelitian kualitatif deskriptif. Kualitatif deskriptif merupakan penggambaran sifat dari sebuah keadaan atau fakta yang ada pada saat penelitian dan lebih menekankan pada pemahaman makna dan penalaran, lebih banyak menggambarkan tentang situasi pada kehidupan sehari hari sehingga dapat terjadi perubahan urutan kegiatan sewaktu waktu. 1. Kerangka Pemikiran dan Proses Perancangan Kerangka perancangan yang digunakan dalam proses penelitian dirangkum dalam bagan berikut ini :

6 6 Candi Ceto 1 Riset Kontributor 2 Riset DKV (input) product insight (input) consumer insight Target Audience Geografis Demografis Psikografis Perilaku Mengenalkan Candi Ceto Melalui media Coffee Table Book Strategi Komunikasi Visual 3 Dikenal Coffee Table Book Candi Ceto 4 (Kontribusi DKV) Bagan 1. Kerangka Pikir Perancangan Promosi Candi Cetho Melalui Desain Komunikasi Visual Coffee Table Book Proses perancangan Coffee Table Book Candi Cetho dimulai dari (1) riset tentang Candi Cetho melalui observasi. Selain itu, juga (2) melakukan pengamatan dan wawancara untuk mendapatkan pandangan mengenai target market dan audience. Kemudian melakukan riset dengan cara (3) pengamatan/obervasi dan melalui literatur mengenai minat masyrakat untuk datang dan mengenal Candi Cetho untuk mendapatkan data sebagai acuan menentukan strategi komunikasi visual. Setelah strategi komunikasi visual terancang, maka selanjutnya penulis merancang desain dan konsep Coffee Table Book dan setelah perancangan tersebut dibuat, maka akan memudahkan membuat Coffee Table Book dari Candi Cetho, yang bertujuan agar masyarakat dapat mengetahui dan mengenal Candi Cetho sebagai peninggalan sejarah yang

7 7 memiliki nilai seni dan budaya. Sedangkan untuk membantu proses perencanaan perancangannya penulis juga menggunakan (4) literatur seperti buku, internet, dan majalah yang berhubungan dengan cara membuat Coffee Table Book dan fotografi untuk menguatkan analisis data yang telah didapatkan sebelumnya.. 2. Metode Pengumpulan Data a. Wawancara Wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau subjek penelitian (Emzir, 2010: 50). Pada hakikatnya wawancara merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang sebuah isu atau tema yang diangkat dalam penelitian. Atau, merupakan proses pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang telah diperoleh lewat teknik yang lain sebelumnya. Dalam penelitian ini, penulis akan mewawancarai sejumlah masyarakat mengenai pengetahuan dan ketertarikan terhadap Candi Cetho. b. Observasi Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan pancaindera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk

8 8 memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian (Guba & Lincoln, 1981: ). c. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan yaitu mengadakan penelitian dengan cara mempelajari dan membaca literatur literatur yang ada hubungannya dengan permasalahan yang menjadi obyek penelitian. Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan- laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan (Nazir, s1988: 111). Dalam penulisan perancangan ini, penulis akan mengambil data data mengenai fotografi desain, Coffee Table Book, dan sejarah Candi Cetho. 3. Metode Analisis Data Dalam penelitian ini, ketika peneliti telah selesai mengumpulkan data maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data yang telah diperoleh tersebut dengan tujuan agar data yang diperoleh dapat disederhanakan sehingga akan dapat lebih mudah dipahami. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis SWOT. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan suatu strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Analisis ini membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan (Freddy Rangkuti, 1997: 19-20).