THE FLOUTING OF COOPERATIVE PRINCIPLE OF QUANTITY MAXIM IN DETECTIVE CONAN COMIC VOLUME BY AOYAMA GOSHO

dokumen-dokumen yang mirip
PEMATUHAN PRINSIP KERJASAMA ANTARA PELAKU PERCAKAPAN PADA NOVEL BERJUDUL HARRY POTTER DAN BATU BERTUAH

BAB I PENDAHULUAN. Percakapan tersebut melibatkan setidaknya dua orang yakni seorang pembicara

IMPLIKATUR PERCAKAPAN MAHASISWA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS ANDALAS. Tinjauan Pragmatik. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar BelakangPenelitian. Manusia dalam kesehariannya selalu menggunakan bahasa. Dengan bahasa,

PRINSIP KERJA SAMA DALAM BERINTERAKSI DI LINGKUNGAN SMPN 11 KOTA JAMBI Hendri Ristiawan* SMPN 11 Kota Jambi

THE FLOUTED OF MAXIMS AT CARTOON MOVIE ENTITLED MONSTER UNIVERSITY THESIS BY FANIA RATNA ADELIA

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 PELANGGARAN PRINSIP-PRINSIP KESOPANAN PADA MEMO DINAS DI SALAH SATU PERGURUAN TINGGI DI BANTEN

FLOUTED MAXIMS IN THE MAIN CHARACTERS UTTERANCES OF WRECK - IT RALPH ANIMATED MOVIE THESIS BY DENI TRI ADITYA NIM

Analisis Kesopanan Berbahasa terhadap Kemampuan Tindak Tutur Mahasiswa.

Realisasi Prinsip Kerja Sama dalam Interaksi Jual Beli di Pasar Rebo, Jakarta Timur

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA PADA SINETRON PREMAN PENSIUN. Veria Septianingtias STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

PERAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI ALAT PEMERSATU DI KALANGAN PEDAGANG PASAR TRADISIONAL MODERN (PTM) KOTA BENGKULU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN PRINSIP KERJASAMA GRICE DALAM INTERAKSI TAWAR MENAWAR (ANALISIS ETNOGRAFI KOMUNIKASI DI PASAR SIMPANG TIGO, PASAMAN BARAT)

Oleh: Wenny Setiyawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhamadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mempunyai perannya masing-masing, seorang pembicara perannya

BAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai

KRITIK SOSIAL DALAM HUMOR STAND UP COMEDY EPISODE KITA INDONESIA (KAJIAN PRAGMATIK)

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan pada era modern ini, manusia sebagai

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

ANALISIS PENYIMPANGAN MAKSIM KERJASAMA DAN AKSIM KESOPANAN DALAM WACANA KARTUN PADA URAT KABAR KOMPAS (TINJAUAN PRAGMATIK)

MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA INDONESIA. Oleh: Tatang Suparman

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

BAB V PENUTUP. Kelas Siswa Kelas XI SMA N 1 Sleman, implikasi penelitian ini bagi pembelajaran

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mutlak memiliki kemampuan untuk dapat

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN DALAM PERCAKAPAN PEMBAWA ACARA MUSIK INBOX EDISI DESEMBER 2015 DI STASIUN TELEVISI SCTV

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejak diberlakukannya kurikulum 1984 dalam pembelajaran bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Adi Dwi Prasetio, 2015

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM PROSES PERKULIAHAN DI POLITEKNIK INDONUSA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disampaikan dapat diterima dan dilaksanakan oleh lawan bicaranya. Begitu juga

BAB I PENDAHULUAN. kebencian. Benci (a) ialah sangat tidak suka dan kebencian (n) ialah sifat-sifat benci

BAB III METODE PENELITIAN. kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Bogdan

Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta

KETIDAKPATUHAN PRINSIP KERJA SAMA DAN IMPLIKATUR DALAM TALK SHOW SUDUT PANDANG DI METRO TV (Sebuah Pendekatan Pragmatik)

PELANGGARAN PRINSIP KESOPANAN BERBAHASA PADA RUBRIK POJOK NUWUN SEWU

AN ANALYSIS OF MAXIM IN THE DAILY SHOW INTERVIEW WITH JON STEWART IN MALALA YOUSAFZAI EDITION. By LINGGAR UJI NUGRAHA NIM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sesamanya. Nordquist (2014) mengatakan bahwa Dialogue is a verbal exchange

THE ANALYSIS OF CONVERSATIONAL MAXIMS AND FLOUTING MAXIMS IN THE LAND OF FIVE TOWERS NOVEL BY A. FUADI. By: ROHMATUL FITRIYAH NIM

BAB I PENDAHULUAN. Film The Great Gatsby adalah film visual 3D karya Baz Luhrmann yang

KAJIAN PELANGGARAN PRINSIP KONVERSASI DALAM RUBRIK MBLAKETAKET PADA SURAT KABAR RADAR BANYUMAS EDISI BULAN OKTOBER - NOVEMBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah percakapan, pemahaman tentang implikatur mutlak

PENGGUNAAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM KEGIATAN BERBICARA SISWA KELAS VIII DI MTs. AL-KHAIRIYAH TEGALLINGGAH KECAMATAN SUKASADA

PELAKSANAAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM PERCAKAPAN GURU DAN SISWA SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XI SMAN I KEDIRI

PENERAPAN PRINSIP KERJASAMA DALAM DIALOG ILC (INDONESIA LAWYERS CLUB), TINJAUAN PRAGMATIK

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

THE FLOUTING OF COOPERATIVE PRINCIPLE IN OPRAH WINFREY SHOW IN BARACK OBAMA EDITION. By ANTON KRISMUNANDAR NIM

KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan penelitian ini,

KAJIAN PELANGGARAN MAXIM KERJA SAMA PADA TERJEMAHAN TUTURAN HUMOR DALAM KOMIK DONAL BEBEK

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi bahasa secara umum adalah komunikasi (Nababan, 1993: 38).

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai

THE HEDGING OF MAXIMS BY DAVID BECKHAM IN GOOGLE+ INTERVIEW THESIS BY IKA KUSTI AYUNINGSIH NIM

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan kita sehari-hari tidak pernah terlepas dari percakapan.

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh RASMIAYU FENDIANSYAH NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

COOPERATIVE PRINCIPLE IN THE DIALOGUES IN DEVELOPING ENGLISH COMPETENCIES FOR SENIOR HIGH SCHOOL GRADE X BY USWATUN HIDAYAH NIM

ANALISIS PRAGMATIK PELANGGARAN TINDAK TUTUR GURU DI SMA LENTERA

KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA PADA PESAN SINGKAT (SMS) MAHASISWA KE DOSEN

BAB II LANDASAN TEORI. menganalisis data seperti teori pelanggaran maxim dan teori mengenai konteks.

PRINSIP KERJA SAMA DAN KESANTUNAN TUTURAN PERAWAT DALAM MENGHADAPI PASIEN YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA DI RUMAH SAKIT JIWA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Abstract. Keyword:humor, cooperative principles, pragmatic, violation I. PENDAHULUAN

ANALISIS PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN PADA BUKU HUMOR SEHAT KARYA PUJO RAHARJO SKRIPSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PRINSIP KESANTUNAN DAN KEBERHASILAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENDEKATAN PRAGMATIK DALAM PENGAJARAN KEMAHIRAN BERBICARA BIPA

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

PRINSIP KERJA SAMA, IMPLIKATUR PERCAKAPAN, DAN KESANTUNAN ANTARA GURU DAN SISWA DALAM KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SEKOLAH MASTER ABSTRAK

ANALYSIS OF THE SECOND SEMESTER STUDENTS IN COMPREHENSION THE USE OF NDESU OR NODA

THE ROLE OF COOPERATIVE PRINCIPLE IN THE CREATION OF NARRATIVE JOKES IN JOKELOPEDIA: THE BIGGEST, BEST, SILLIEST, DUMBEST, JOKE BOOK EVER!

I. PENDAHULUAN. komunikasi, melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan (berkomunikasi)

Analisis Percakapan Dokter dengan Pasien di RSUD Abdoer Rahem Kebupaten Situbondo

REALISASI MAKSIM PERCAKAPAN DALAM ACARA HITAM PUTIH DI TRANS7

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik memiliki berbagai cabang disiplin ilmu. Cabang-cabang

INTENSITAS APLIKASI PRINSIP KERJASAMA DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA DI MTs. SAIFUL ULUM TANJUNGBUMI TAHUN AKADEMIK 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah tujuan bersama. Di dalam berbicara, penutur dan lawan tutur sama-sama

BAB I PENDAHULUAN. lengkap (Chaer, 2007:240). Menurut Widjono (2005:141) kalimat merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sebuah penelitian memerlukan metode sebagai pedoman untuk memandu peneliti

AN ANALYSIS OF CONVERSATIONAL IMPLICATURE OF NATIVE AND NON-NATIVE GUESTS IN CNN INTERVIEW SCRIPT. By M. SOLICHUL HUDA NIM

Acknowledgements. First of all, I would like to say Alhamdulillahhirabbil alamin. My utmost

THE ANALYSIS OF CONVERSATIONAL IMPLICATURE IN DESPICABLE ME MOVIE

II. LANDASAN TEORI. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang

ABSTRACT: Kata kunci: kesantunan, tuturan, imperatif. maksim penghargaan, maksim kesederhanaan,

Makna Implikatur Dalam Kolom Gagasan di Solopos. Eka Susylowati, SS, M. Hum Staf Pengajar Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Surakarta.

THE STUDENTS ABILITY IN WRITING SCRIPT AT THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 36 PEKANBARU.

A STUDY ON THE FLOUTING OF CONVERSATIONAL IMPLICATURES IN THE MECHANIC MOVIE SCRIPT. By EKO KRISYANTO NIM

CAMPUR KODE DAN ALIH KODE PERCAKAPAN GURU DAN SISWA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VIII A DI SMP NEGERI 1 JUWIRING KABUPATEN KLATEN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu simpulan dan saran. Simpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. Prinsip kerja..., Ratih Suryani, FIB UI, Universitas Indonesia

PRINSIP KERJA SAMA DAN KESANTUNAN TUTURAN PERAWAT DALAM MENGHADAPI PASIEN YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA DI RUMAH SAKIT JIWA SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi yang mempunyai peran penting dalam

PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA SEBAGAI SARANA PENGUNGKAPAN HUMOR DALAM WACANA LISAN KOMIKA DODIT MUYANTO

REALISASI PRINSIP KERJA SAMA (MAKSIM) DALAM PERCAKAPAN ANAK USIA PRASEKOLAH. ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERBANDINGAN KESANTUNAN DI PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN (Sebuah Strategi Kesantunan antara Penjual kepada Pembeli)

KAIDAH KESANTUNAN DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR: KAJIAN PRAGMATIK. Nanik Setyawati, S.S., M.Hum. Universitas PGRI Semarang

Transkripsi:

1 THE FLOUTING OF COOPERATIVE PRINCIPLE OF QUANTITY MAXIM IN DETECTIVE CONAN COMIC VOLUME 65-67 BY AOYAMA GOSHO Liska Mahdalena, Zuli Laili Isnaini, Merri Silvia Basri liskaamahdalena@gmail.com 085265417382, lulu_zahra@yahoo.com, zulefendi_1975@yahoo.com Japanese Education Department Language and Art Department Teacher Training and Education Faculty of Riau University, Pekanbaru Abstract: Communication happens if only all participants understand and obey the cooperative principle in conversation. In facts, these principles are flouted for certain reason. The cooperative principle is consist of four maxims, those are quantity maxim, quality maxim, relevance maxim, and manner maxim. This research aims at finding out the type of flouting of quantity maxim in Detective Conan comic which volume from 65 to 67 by Aoyama Gosho. Furthermore, this research tries to find the influence of flouting for success communication. The theory used in this study is the cooperative principle that introduced by Grice (1975). The research design applied in this study is a desrciptive qualitative research method since the data are words and utterances instead. The data are 8 conversational fragments in Detetective Conan comic which flouting of quantity maxim. Based on Grice theory and also understanding on Leech s explains about the flouting of maxim (1983), and finding the results are as follow: (1) has found 3 datas of flouting which strong-weak proposition, 2 datas which contain yes-no questions, 1 data which retisence, and 2 datas that utterances are more informative than is required (2) the flouting influence is not always cause the communication breakdown. In other words, in some cases, the communication purpose become achievement even though maxims are flouted. Key Words: the flouting of quantity maxim, cooperative principle

2 PELANGGARAN MAKSIM KUANTITAS DALAM PRINSIP KERJASAMA PADA KOMIK DETECTIVE CONAN VOLUME 65-67 KARYA AOYAMA GOSHO Liska Mahdalena, Zuli Laili Isnaini, Merri Silvia Basri liskaamahdalena@gmail.com 085265417382, lulu_zahra@yahoo.com, zulefendi_1975@yahoo.com Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Riau, Pekanbaru Abstrak: Komunikasi dapat berjalan dengan lancar dan efisien jika penutur dan lawan tutur memahami dan mematuhi prinsip kerjasama dalam percakapan. Pada kenyataannya, prinsip kerjasama ini banyak dilanggar untuk alasan tertentu. Prinsip kerjasama terdiri dari empat maksim, yaitu maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi, dan maksim cara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk pelanggaran maksim kuantitas yang terdapat pada komik Jepang yang berjudul Detective Conan volume 65-67 karya Aoyama Gosho. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menemukan pengaruh pelanggaran tersebut terhadap kelancaran komunikasi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori prinsip kerjasama yang dicetuskan oleh Grice (1975). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Selain itu, penelitian ini bersifat deskriptif karena penelitian ini berusaha menggambarkan data dengan kata-kata atau kalimat. Data dalam penelitian ini berupa 8 penggalan percakapan di dalam komik Detective Conan yang diduga melanggar maksim kuantitas. Dengan menggunakan teori Grice (1975) serta pemahaman terhadap penjelasan Leech (1993) tentang pelanggaran maksim kuantitas, diperoleh hasil penelitian berupa: (1) ditemukan pelanggaran proposisi kuat-lemah sebanyak 3 data, pelanggaran dengan pertanyaan ya-tidak bermuatan sebanyak 2 data, pelanggaran sikap diam sebanyak 1 data, dan pelanggaran maksim dengan informasi yang terlalu banyak ditemukan sebanyak 2 data, (2) pengaruh pelanggaran maksim kuantitas terhadap kelancaran komunikasi, tidak sepenuhnya menyebabkan komunikasi menjadi gagal/terganggu, dengan kata lain dalam beberapa kasus, tujuan percakapan dapat tercapai meskipun telah terjadi pelanggaran maksim kuantitas. Kata Kunci: pelanggaran maksim kuantitas, prinsip kerjasama

3 PENDAHULUAN Manusia menggunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi sehari-hari. Dengan menggunakan bahasa, seseorang dapat menyampaikan pesan berupa gagasan, pikiran, saran, dan sebagainya kepada lawan bicaranya. Pesan tersebut dapat diterima dengan baik apabila lawan bicara memahami apa yang disampaikan oleh penutur. Untuk itu, setiap orang akan berusaha menyampaikan tuturan yang mudah dimengerti, jelas, dan tidak berbelit-belit. Usaha tersebut merupakan sebuah prinsip dalam percakapan yang disebut sebagai prinsip kerjasama yang dikemukakan oleh Grice (1975). Grice merincikan prinsip kerjasama ke dalam empat maksim, yakni maksim kualitas, maksim kuantitas, maksim relevansi, dan maksim cara. Masing-masing maksim tersebut memiliki aturan tertentu yang harus dipenuhi setiap penutur saat berkomunikasi, dengan tujuan agar komunikasi dapat berjalan efektif dan efisien. Namun, kadangkala aturan-aturan tersebut seringkali tidak dipatuhi saat berkomunikasi sehari-hari sehingga menyebabkan tujuan percakapan tidak tercapai. Komik dapat digunakan sebagai media yang efektif bagi pembelajar bahasa Jepang untuk memahami bahasa dan budaya Jepang lebih jauh, namun komik memiliki keunikan tersendiri dalam memahami maknanya. Selain harus memiliki kemauan untuk membaca, ada beberapa kendala yang biasanya dialami pembaca, salah satunya yaitu memahami isi percakapan. Di dalam komik Detective Conan ditemukan tuturan-tuturan yang melanggar maksim percakapan, dan pelanggaran tersebut biasanya menyebabkan pesan dalam percakapan tidak tersampaikan. Hal ini menyebabkan pembaca mengalami kesulitan dalam memahami tuturan tersebut. Ketidakpahaman ini mengakibatkan tidak tersampaikannya pesan dalam tuturan tersebut. Kesulitan dalam memahami tuturan merupakan salah satu permasalahan bagi pembelajar bahasa Jepang, karena berdasarkan pengalaman penulis saat di perkuliahan, pembelajar hanya mempelajari kalimat dari bentuk bakunya saja dan kurang memahami konteks percakapan secara pragmatis. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui bentuk-bentuk pelanggaran maksim agar dapat memahami tuturan di dalam komik yang dianalisis melalui konteks percakapannya. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis ingin meneliti bagaimana pelanggaran maksim pada percakapan yang ada di dalam komik, serta mendeskripsikan pengaruhnya terhadap kelancaran komunikasi. Penelitian ini bertujuan untuk membantu pembelajar bahasa Jepang mengenal bentukbentuk pelanggaran maksim kuantitas yang ada di komik, sehingga kesulitan-kesulitan dalam memahami bahasa komik dapat diatasi. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penellitian yang bertujuan untuk memerikan (menjabarkan) suatu keadaan atau fenomena yang ada secara apa adanya (Sutedi, 2009: 20). Data penelitian yang diperlukan merupakan data kualitatif, karena data penelitian tidak berwujud angka-angka, tetapi bentuk-bentuk verbal yang berwujud tuturan.

4 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Pelanggaran Maksim Kuantitas dalam Komik Detective Conan Pelanggaran maksim kuantitas pada penelitian ini mengacu pada teori Grice (1975) yang membagi maksim kuantitas menjadi dua submaksim, yaitu (1) pelanggaran yang terjadi karena penutur memberikan informasi yang terlalu sedikit dan (2) pelanggaran yang terjadi karena penutur memberikan informasi yang terlalu banyak. 1. Pelanggaran Maksim Kuantitas dengan Informasi yang Terlalu Sedikit Situasi: Tuturan ini terjadi pada saat berlangsungnya proses penyelidikan yang dilakukan oleh inspektur Shiratori menyangkut kasus pembunuhan yang baru saja terjadi. Dalam situasi ini bu guru Kobayashi diperiksa sebagai saksi pembunuhan. Ada tiga pelaku yang ditetapkan sebagai tersangka, dan bu guru Kobayashi diminta untuk memastikan pelaku pembunuhan melalui rekaman suara ketiga tersangka tersebut. Dua suara tersangka telah diperdengarkan kepada bu guru Kobayashi, namun ia merasa tidak perlu untuk mendengarkan suara tersangka yang ketiga karena menurutnya pelakunya adalah perempuan, sedangkan tersangka yang ketiga adalah laki-laki. Gambar 1. Pelanggaran dengan informasi yang terlalu sedikit (volume 67 chapter 707 hal. 03)

5 Tabel 1. Tuturan 1 Pelaku Tutur Inspektur Shiratori Transkripsi Bahasa Jepang Mo, mou ichido okikaseshimashouka? Terjemahan Bahasa Indonesia Kau ingin mendengarkan lagi? Bu guru Kobayashi...... (diam) Pada data ini bagian yang dianggap melanggar maksim kuantitas ialah pada saat bu guru Kobayashi tidak menjawab pertanyaan inspektur Shiratori. Pertanyaannya ialah Mo, mou ichido okikaseshimashouka? kau ingin mendengarkan lagi? namun reaksi bu guru Kobayashi hanya tertunduk diam tanpa mengatakan apapun. Reaksi yang menyatakan bahwa penutur diam ialah balon percakapan yang berisi titik-titik tanpa adanya tuturan. Inspektur Shiratori menanyakan kesediaan bu guru Kobayashi untuk mendengarkan rekaman suara tersangka pelaku pembunuhan yang selanjutnya, namun bu guru Kobayashi tidak memberikan jawaban yang diharapkan, yakni hanya diam. Reaksi diam bu guru Kobayashi terhadap pertanyaan yang diajukan inspektur Shiratori menunjukkan ketidakinginannya untuk bekerjasama dalam percakapan dan berdampak pada tidak tercapainya tujuan percakapan. Pilihan untuk diam disaat lawan tutur menanyakan sesuatu dapat dikatakan melanggar maksim kuantitas karena kontribusi yang diberikan tidak cukup atau bahkan tidak ada. Sebenarnya pertanyaan Mo, mou ichido okikase shimashouka? kau ingin mendengarkan lagi? tidak hanya menginginkan jawaban ya-tidak, namun menginginkan tindakan lanjutan yaitu mendengarkan rekaman suara jika lawan tutur menjawab ya. Pada kasus ini, bu guru Kobayashi bahkan tidak menjawab ya atau tidak. Apabila seseorang dilibatkan dalam sebuah percakapan seperti pada kasus ini, selain dianggap tidak bekerjasama dengan baik, tindakan diam juga dianggap tidak sopan karena sikap diam merupakan isyarat bahwa orang tersebut tidak ingin dilibatkan dalam percakapan (Leech, 1993: 223). Pada data ini, penutur sengaja tidak mematuhi prinsip percakapan yang ada dengan alasan tertentu. Berdasarkan pengamatan pada konteks percakapan, penutur bertindak demikian disebabkan karena adanya kesalahpahaman terhadap lawan tuturnya. Penutur (bu guru Kobayashi) menganggap bahwa lawan tuturnya (inspektur Shiratori) mendekatinya hanya karena ia mirip dengan seseorang, bukan karena lawan tuturnya benar-benar menyukainya. Pernyataan itu didengarnya dari perbincangan teman-teman inspektur Shiratori pada saat ia berada di toilet sebelum penyelidikan terhadap rekaman suara itu dilakukan. Hal itu membuatnya merasa cemburu dan secara spontan merubah sikapnya yang mulanya hangat menjadi sangat dingin kepada inspektur Shiratori. Bahkan pada saat melakukan penyelidikan kasus pembunuhan itu, ia masih terlihat dingin dan enggan menanggapi pertanyaanpertanyaan yang diajukan inspektur Shiratori.

6 2. Pelanggaran Maksim Kuantitas dengan Informasi yang Terlalu Banyak Situasi: Tuturan ini terjadi di sebuah apartemen, yang mana di rumah tersebut telah terjadi pembunuhan berencana. Ayumi dan kawan-kawan berada di sana karena pelaku mengajaknya ke rumah untuk mentraktir makan siang, ajakan itu juga merupakan bagian dari rencana pembunuhan si pelaku. Ayumi dan anak-anak yang lain akan dijemput oleh gurunya, yaitu bu guru Kobayashi. Inspektur Shiratori merasa heran dengan kata-kata yang diucapkan Ayumi, karena kata-kata itu mengingatkannya dengan seseorang yang disukainya. Lalu Inspektur Shiratori menanyakan kepada Ayumi tentang siapa yang mengajarinya kata-kata itu. Gambar 2. Pelanggaran dengan informasi terlalu banyak (volume 66 chapter 689 hal. 15)

7 Tabel 2. Tuturan 2 Pelaku Tutur Transkripsi Bahasa Jepang Terjemahan Bahasa Indonesia Inspektur So... sore, dare kara? Siapa? Siapa yang Shiratori mengajarimu itu? Ayumi Inspektur Shiratori Kobayashi sensei dayo! Kono mae, tsukurikata oshiete morattano... Ko, kobayashi sensei tte... Bu guru Kobayashi.. Dia yang mengajariku beberapa hari yang lalu... Bu guru Kobayashi? Pada data di atas, ditemukan tuturan yang melanggar maksim kuantitas. Tuturan yang melanggar maksim kuantitas terdapat pada tuturan Ayumi yang mengatakan kono mae, tsukurikata moratta no... dia yang mengajariku beberapa hari yang lalu.... Tuturan tersebut mengandung informasi yang berlebihan, yang ditandai dengan penambahan kata keterangan waktu kono mae. Penambahan kata tersebut dianggap berlebihan karena informasi yang sebenarnya dibutuhkan oleh lawan tuturnya pada saat itu hanyalah tentang siapa orang yang mengajari Ayumi kata-kata tersebut. Inspektur Shiratori (lawan tutur) sama sekali tidak membutuhkan informasi mengenai waktu Ayumi mempelajari kata-kata tersebut. Pada situasi ini Inspektur Shiratori hanya merasa penasaran, mengapa Ayumi bisa tahu kata-kata tersebut, karena sejauh yang diketahui Inspektur Shiratori, katakata tersebut hanya diucapkan oleh orang yang dikenalnya dahulu. Kemudian Shiratori menyanyakan tentang orang yang megajarkannya kata-kata itu untuk mengkonfirmasi apakah orang yang mengajarkan ayumi juga merupakan orang yang sama yang dikenalnya. B. Pengaruh Pelanggaran Terhadap Kelancaran Komunikasi 1. Pelanggaran dengan Informasi Terlalu Sedikit Merujuk pada data 1, reaksi diam pada data tersebut menyebabkan komunikasi terganggu karena tidak ada informasi/tindakan yang memadai untuk mewujudkan komunikasi yang baik. Sikap diam tidak dapat menyelesaikan permasalahan, oleh karena itu, harus dikomunikasikan agar lawan tutur mengerti. 2. Pelanggaran dengan Informasi Terlalu Banyak Merujuk pada data 2, pelanggaran maksim kuantitas pada data tersebut tidak mengganggu kelancaran komunikasi, karena pelanggaran tersebut bersifat memperjelas informasi. Informasi tersebut sebenar tidak diperlukan oleh lawan tutur sehingga hanya menjadi informasi tambahan saja. Komunikasi tetap berjalan lancar, dan berjalan sesuai harapan.

8 SIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil analisis, penulis menemukan bahwa kuantitas suatu informasi yang disampaikan sangat penting dalam berkomunikasi, sedikit-banyaknya informasi akan sangat mempengaruhi respon lawan tutur. Beberapa data yang merupakan pelanggaran maksim kuantitas dengan kategori informasi yang terlalu sedikit cenderung menyebabkan komunikasi terganggu, karena ketidakjelasan sebuah informasi akan mempengaruhi pemahaman lawan tutur. Sedangkan informasi dengan kategori informasi yang terlalu banyak tidak begitu mempengaruhi pemahaman lawan tutur, namun hanya akan membuat komunikasi menjadi panjang dan bertele-tele. Beberapa alasan yang melatarbelakangi pelanggaran tersebut terjadi adalah ingin bersikap sopan, ingin menyembunyikan sesuatu, ingin menekankan informasi, memperjelas informasi, dan adanya perasaan cemburu. Pelanggaran maksim kuantitas yang terjadi sebagian besar mempengaruhi kelancaran komunikasi, namun dalam beberapa kasus komunikasi tetap dapat berjalan lancar meskipun telah terjadi pelanggaran maksim kuantitas. Kemudian bagi peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini, penulis menyarankan agar penelitian selanjutnya dilakukan terhadap film ataupun anime, sehingga konteks percakapan dan nada tuturan dapat tergambar dengan jelas. Penulis juga ingin merekomendasikan agar meneliti pelanggaran yang dilakukan karena alasan sopan santun, dan juga mengenai pelanggaran yang disebabkan perbenturan antara maksim yang satu dengan yang lainnya, sehingga mengharuskan penutur memilih satu maksim dan maksim lainnya diabaikan. UCAPAN TERIMA KASIH Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dam karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan jurnal ini. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian jurnal ini, serta berbagai rujukan yang penulis gunakan dalam penelitian ini. Penulis berharap semoga jurnal ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Pada setiap proses dalam penelitian ini, penulis telah banyak menerima bimbingan dan bantuan. Oleh karena itu izinkanlah penulis untuk menyampaikan secara khusus rasa hormat dan terima kasih kepada Zuli Laili Isnaini, S.S., M.A., selaku dosen pembimbing I, kepada Merri Silvia basri, S.S., M.Pd., selaku dosen pembimbing II, dan seluruh dosen Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Riau yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis. Kemudian rasa terima kasih penulis sampaikan kepada keluarga tercinta yang selalu memberikan doa dan semangat. Terima kasih juga kepada teman dan kerabat yang selalu memberikan bantuan dan motivasi. DAFTAR PUSTAKA Dedi Sutedi. 2004. Dasar-Dasar Linguistik Bahasa Jepang. Humaniora. Bandung.. 2009. Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang: Panduan bagi Guru dan Calon Guru dalam Meneliti Bahasa Jepang dan Pengajarannya. Humaniora. Bandung. Grice, H. P. 1975. Logic and Conversation dalam Cole and Morgan (1975: 41-58).

9 Leech, Geoffrey. 1983. Principles of Pragmatics. Longman. London.. 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik. Terjemahan MDD Oka. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Duta Wacana University Press. Yogyakarta.