PENERAPAN PRINSIP KERJASAMA DALAM DIALOG ILC (INDONESIA LAWYERS CLUB), TINJAUAN PRAGMATIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN PRINSIP KERJASAMA DALAM DIALOG ILC (INDONESIA LAWYERS CLUB), TINJAUAN PRAGMATIK"

Transkripsi

1 PENERAPAN PRINSIP KERJASAMA DALAM DIALOG ILC (INDONESIA LAWYERS CLUB), TINJAUAN PRAGMATIK Agus Hermawan Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak lepas dengan bahasa. Kepentingan bahasa itu hampir mencakup sesuatu bidang kehidupan karena segala sesuatu yang dihayati, dialami, dirasakan, dan dipikirkan seseorang dapat diketahui orang lain jika telah diungkap-kan dengan bahasa, baik lisan maupun tulis. Ketertarikan masyarakat terhadap berita karena unsur berita dalam televisi biasanya berhubungan dengan kehidupan dan realitas. Dalam siaran televisi terdapat percakapan yang terkandung informasi yang berbentuk tuturan. Tuturan merupakan salah satu kajian terdapat dalam bidang pragmatik. ILC merupakan salah satu bentuk komunikasi masyarakat secara tidak langsung. Masyarakat diajak mengulas berbagai topik mengenai masalah hukum dan kriminalitas teraktual di negeri ini secara mendalam untuk mendapatkan kebenaran dari para pakar dan narasumber dengan tuturantuturan yang baik, menggunakan pengungkapan secara langsung kepada masyarakat luas. Kata kunci: penerapan, dialog, tuturan, prinsip kerjasama. PENDAHULUAN Bahasa sebagai sarana yang penting dan utama dalam hidup ini karena tanpa bahasa sulit bagi seseorang untuk mengerti atau memahami arti dan maksud perkataan orang lain. Untuk itu ada pemikiran bahwa bahasa adalah milik manusia, maksudnya bahasa adalah salah satu ciri pembeda utama sebagai umat manusia dengan makhluk hidup lainnya di dunia. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak lepas dengan bahasa. Kepentingan bahasa itu hampir mencakup segala bidang kehidupan karena segala sesuatu yang dihayati, dialami, dirasakan, dan dipikirkan oleh seseorang hanya dapat diketahui orang lain jika telah diungkapkan dengan bahasa, baik lisan maupun tulis. Bahasa merupakan alat komunikasi, alat menyampaikan ide, maksud dan perasaan antar individu. Menurut Chaer, Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer yang digunakan manusia sebagai alat komunikasi atau alat interaksi sosial (2010: 14). Kepentingan bahasa itu hampir mencakup sesuatu bidang kehidupan karena segala sesuatu yang dihayati, NOSI Volume 3, Nomor 4, Agustus 2015 Halaman 478

2 dialami, dirasakan, dan dipikirkan oleh seseorang hanya dapat diketahui orang lain jika telah diungkapkan dengan bahasa, baik lisan maupun tulis. Oleh karena itu, keingi-nan untuk selalu mengadakan hubungan dengan orang lain itulah yang menyebabkan bahasa tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia. Bahasa dalam bentuk tuturan yang dihasil-kan oleh manusia dapat diekpresikan melalui bentuk lisan maupun tulisan. Dalam bentuk lisan, orang yang melakukan tindak tutur adalah penutur (pembicara) dan mitra tuturnya (penyimak), sedangkan dalam bentuk tulis, tuturan disampaikan oleh penulis (penutur) kepada mitra tuturnya, yaitu pembaca. Ketertarikan masyarakat terhadap berita karena unsur berita dalam televisi atau radio biasanya berhubungan dengan kehidupan dan realitas di masyarakat pada umumnya. Dalam siaran radio maupun televisi terdapat percakapan yang terkandung informasi yang berbentuk tuturan. Tuturan merupakan salah satu kajian yang terdapat dalam bidang pragmatik. Pragma-tik merupakan kajian bahasa yang mencakup tataran makrolinguistik. Hal ini berarti bahwa pragmatik mengkaji hubungan unsur-unsur bahasa yang dikaitkan dengan pemakai bahasa, tidak hanya pada aspek kebahasaan. Sebagaimana ditegaskan Leech, (1993:8) Pragmatik adalah studi tentang makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar (speech situations). Secara umum, pragmatik diartikan sebagai kajian bahasa yang telah dikaitkan dengan pengguna bahasa. Tindak tutur sebagai kajian pragmatik merupakan wujud peristiwa komunikasi bukanlah peristiwa yang terjadi dengan sendirinya, melainkan mempunyai fungsi, mengandung maksud, dan tujuan tertentu serta dapat menimbulkan pengaruh interaksi pada mitra tutur. Untuk itu kelancaran komunikasi dalam kegiatan berbahasa tidak hanya ditentukan oleh unsur unsur kebahasaan secara struktural. Akan tetapi, harus diperhatikan pula tentang prinsip-prinsip penggunaan bahasa oleh penulis atau pembicara. Dengan memperhatikan prinsip-prinsip kerjasama dan kesopanan dalam penggunaan bahasa, maka maksud atau pesan yang diinginkan akan mudah diterima oleh lawan tuturnya. Grice mengemukakan bahwa di dalam melaksanakan prinsip kerjasama itu, setiap penutur harus mematuhi 4 maksim percakapan ( conversation maxim), yaitu maksim kuantitas (maxim of quantity), maksim kualitas (maxim of quality), maksim relevansi (maxim of relevance), dan maksim cara ( maxim of manner) (Grice dalam Leech, 1993:11). Dalam hal ini, tuturan yang diujarkan oleh seorang pakar, narasumber apakah terdapat prinsip kerjasama. Untuk itu, penelitian ini bermaksud mengungkap penerapan prinsip kerjasama dalam tuturan dialog interaktif ILC (Indonesia Lawyers Club) Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan berikut( (1) penerapan maksim kuantitas ( Maxim of Quantity) dalam dialog ILC (Indonesia Lawyers Club) 2015, (2) penerapan maksim kualitas ( Maxim of Quality) dalam dialog ILC NOSI Volume 3, Nomor 4, Agustus 2015 Halaman 479

3 (Indonesia Lawyers Club) 2015, (3) penerapan maksim relevansi ( Maxim of Relevance) dalam dialog ILC (Indonesia Lawyers Club) 2015, dan (4) penerapan maksim cara ( Maxim of Manner) dalam dialog ILC (Indonesia Lawyers Club) Manfaat penelitian ini dibedakan baik secara teoritis maupun secara praktis. Penelitian Penerapan Prinsip Kerjasama dalam dialog ILC ( Indonesia Lawyers Club) 2015 dapat dijadikan landasan teori bagi peneliti yang tertarik meneliti lebih terperinci. Tuturantuturan dalam dialog dapat menambah pengetahuan tentang pragmatik dan analisis wacana. Teori dan simpulan yang tersusun dapat dijadikan sumbangan pemikiran tentang pragmatik sehingga penelitian ini bermanfaat dalam kajian ilmu pragmatik, dan tuturan yang ada dalam TV ONE akan memberikan pengetahuan bagi masyarakat luas tentang masalah hukum dan kriminalitas yang berkaitan dengan prinsip penggunaan bahasa. Bagi para mahasiswa, informasi yang ada dalam penelitian ini dapat memberikan pengetahuan sebagai bahan pertimbangan dalam bahan kajian ilmu pragmatik dan analisis wacana. Bagi pengajar bahasa Indonesia. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk bahan materi bagi pendidik pada kegiatan belajar keterampilan berbahasa berbicara khususnya materi diskusi maupun memberikan tanggapan atau kritikan, memantapkan guru atau dosen dalam memilih materi ajar yang berhubungan dengan pragmatik, analisis wacana, linguistik dan bidang jurnalistik. METODE Pendekatan pragmatik merupakan pendekatan yang mampu digunakan untuk mengungkapkan makna sesuai dengan konteksnya, sehingga penutur dan mitra tutur terjadi kesepahaman dalam berkomunikasi, oleh sebab itu pendekatan pragmatik lebih banyak membicarakan tentang jenis dan fungsi tindak tutur. Pendekatan kualitatif, jenis deskriptif karena pada langkah awal peneliti mengumpulkan fakta/data pada suatu latar ilmiah. Latar alamiah yang dimaksud di sini adalah tuturantuturan dalam acara dialog ILC (Indonesia Lawyers Club) terlebih dahulu yang dijadikan sebagai sumber data langsung. Penelitian ini menghasilkan data yang berupa katakata lisan atau tuturan yang tersusun dalam acara dialog ILC (Indonesia Lawyers Club) yang kemudian ditranskripsikan sehingga menjadi data tertulis yang disertai konteks dan keterangan non verbal atau gesturenya. Peneliti secara murni hadir sebagai seorang yang mengamati dan mengumpulkan data yang berupa tuturan tuturan pada acara dialog ILC (Indonesia Lawyers Club). Kehadiran peneliti tidak diketahui oleh subyek dan informan. Peneliti mentranskripsi acara dialog interaktif ILC (Indonesia Lawyers Club). Peneliti terlebih dahulu menyimak acara dialog ILC (Indonesia Lawyers Club) yang disiarkan pada tanggal 10, 17, 24, dan 31 Maret Acara ini ditayangkan oleh TV ONE Hari Selasa pukul wib, setelah menyimak satu episode peneliti mencari video episode tersebut pada NOSI Volume 3, Nomor 4, Agustus 2015 Halaman 480

4 website acara dialog interaktif ILC (Indonesia Lawyers Club) 2015, semua TV Nasional maupun Youtube kemudian mengunduhnya, melakukan transkripsi, dan seterusnya sampai episode terakhir Maret Penelitian tentang penerapan prinsip kerjasama dalam dialog ILC (Indonesia Lawyers Club) 2015 membutuhkan data berupa tuturantuturan dialog ILC (Indonesia Lawyers Club) 2015, data seperti ini termasuk data kualitatif. Sebagaimana dinyatakan Moleong (2009:157), Data kualitatif adalah data yang berbentuk tuturan atau tulisan yang berupa kata-kata. Data penelitian menentukan kualitas penelitian. Kualitas data salah satunya ditentukan oleh sumber data atau asal usul data. Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Mahsu n, 2011:28). Sumber data dalam penelitian ini berupa dialog ILC (Indonesia Lawyers Club) yang akan dijadikan data. Data tersebut diperoleh dari transkripsi yang dilakukan peneliti melalui video yang diunduh. Teknik pengumpulan data adalah cara yang dipakai dalam penelitian untuk mengumpulkan data. Untuk dapat menentukan teknik pengumpulan data perlu mempertimbangkan aspek data dan terlebih lagi instrumen yang dipergunakan. Sebagaimana diketahui bahwa data dan sumber data penelitian ini berupa tuturantuturan dialog ILC (Indonesia Lawyers Club). Instrumen utama berupa diri peneliti. Untuk itu, teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik simak. Menurut Mahsun (2011:92), metode simak merupakan metode yang digunakan untuk memperoleh data yang dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa. Sependapat dengan itu Sudaryanto (1998: 2-5) menyatakan bahwa metode simak mempunyai beberapa teknik dasar dan lanjutan. Adapun teknik dasar berupa teknik sadap dan teknik lanjutan berupa teknik SLC (simak Libat Cakap), teknik SBLC (Simak Bebas Libat Cakap), teknik rekam, dan teknik catat. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah teknik sadap dengan teknik lanjutan berupa teknik SBLC, teknik rekam, dan teknik catat. Dengan demikian peneliti berfungsi sebagai pemerhati dengan mendengarkan dan merekam acara dialog ILC (Indonesia Lawyers Club). Selanjutnya, peneliti mentranskripsikan, mengidentifikasi, serta mengklasifikasikan calon-calon data ke dalam kartu data sesuai dengan teori tindak tutur dan prinsip kerjasama. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Hal ini karena data penelitian, kata-kata yang diperoleh berasal dari dokumen rekaman berupa data verba atau bahasa lisan kemudian ditranskripkan dalam teks dialog. Untuk mempermudah analisis data, maka dibutuhkan instrumen penelitian yang berupa alat pengumpulan data yakni alat bantu berupa perekam suara, instrumen pengelolaan data yakni tabel pengelolaan data. Teknis analisis data dalam penelitian ini terbagi dalam tiga tahap yakni, (1) tahap pereduksian NOSI Volume 3, Nomor 4, Agustus 2015 Halaman 481

5 data, (2) tahap penyajian data, (3) tahap penarikan simpulan dan verifikasi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian tentang penerapan prinsip kerjasama yang dideskripsikan, secara berurutan sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Deskripsi tentang prinsip kerjasama meliputi: ( maksim kuantitas ( maxim of quantity), maksim kualitas ( maxim of quality), maksim relevansi (maxim of relevance), dan maksim cara (maxim of manner). Penerapan prinsip kerjasama tersebut ditampilkan dalam dialog ILC (Indonesia Lawyers Club) sebagai berikut: Maksim Kuantitas (maxim of quantity) Para nara sumber ILC (Indonesia Lawyers Club) sudah memberikan informasi yang sudah sesuai dan tidak melebihi informasi yang dibutuhkan (maksud dan tujuan jelas), informasi yang cukup relatif memadai dan sudah seinformatif mungkin, informasi yang lebih ringkas akan tetapi tidak menyimpangkan nilai kebenaran dari semua episode di atas. Tuturan tersebut telah menaati maksim kuantitas, jawaban yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan pertanyaan yang diutarakan ( tidak berlebihan). Penutur ( Karni ilyas) menanyakan masalah mengenai kinerja KPK sebagai pemberantas korupsi dan tugas POLRI sebagai penegak hukum yang mengakibatkan pertikaian KPK VS POLRI, kemudian penutur juga menanyakan masalah partai politik dan penanganan teroris (ISIS) yang mengancam Indonesia, lawan tutur/nara sumber menjawab pertanyaan penutur tanpa melebihi pertanyaan yang diutarakan. Pembahasan diatas membuktikan pendapat (Leech, 1993:128), dalam maksim kuantitas, seorang penutur diharapkan dapat memberikan informasi yang cukup, relatif memadai dan seinformatif mungkin. Informasi tersebut tidak boleh melebihi informasi yang dibutuhkan oleh mitra tuturnya. Maksim kuantitas dapat mudah dipahami dengan menggunakan beberapa rumusan antara lain: Berikan informasi Anda sesuai kebutuhan dalam rangka tujuan dan maksud pertuturan; jangan memberikan informasi yang berlebihan melebihi kebutuhan. Maksim Kualitas ( maxim of quality) Maksim kualitas digambarkan melalui tuturan yang dimulai dari pertanyaan Karni ilyas mengenai sangsi Ombusemen kemudian nara sumber Saor Siagian menjawab dengan rekomendasi undang-undang yang berisi surat perintah penangkapan, Karni ilyas pun juga bertanya kepada Alvon kurnia mengenai niat Presiden untuk mengawal kasus KPK dan POLRI dengan transparan (tidak ditutuptutupi). Para nara sumber ILC (Indonesia Lawyers Club) sudah memberikan informasi yang sebenarnya terjadi, hal yang sesuai dengan fakta dan data Ada rumusan tentang undang-undang yang dapat menjadi acuan dalam maksim NOSI Volume 3, Nomor 4, Agustus 2015 Halaman 482

6 kualitas, Fakta itu harus didukung dan didasarkan pada bukti-bukti yang jelas, semua nara sumber mengatakan sesuatu yang benar dan kebenarannya dapat dibuktikan secara memadai. Penutur menanyakan masalah mengenai kinerja KPK sebagai pemberantas korupsi dan tugas POLRI sebagai penegak hukum yang mengakibatkan pertikaian KPK VS POLRI, masalah partai politik dan penanganan teroris, lawan tuturpun menjawab pertanyaan penutur tanpa melebihi pertanyaan yang diutarakan. Pembahasan diatas membuktikan pendapat (Rahardi, 2005:55) dalam maksim kualitas penutur menghendaki agar peserta pertuturan itu mengatakan hal yang sebenarnya, hal yang sesuai dengan data dan fakta. Fakta itu harus didukung dan didasarkan pada bukti -bukti yang jelas. Ada rumusan undang-undang atau peraturan yang dapat menjadi acuan dalam maksim kualitas, Jangan mengatakan sesuatu yang tidak benar; jangan mengatakan sesuatu yang kebenarannya tidak dapat dibuktikan secara memadai. Dalam komunikasi sebenarnya, penutur dan mitra tutur sangat lazim menggunakan tuturan dengan maksud yang tidak senyatanya dan tidak disertai buktibukti yang jelas. Bertutur yang terlalu langsung dan tanpa basa-basi dengan disertai bukti-bukti yang jelas dan apa adanya justru akan membuat tuturan menjadi kasar dan tidak sopan. Dengan kata lain, untuk bertutur yang santun maksim kualitas ini seringkali tidak dipatuhi dan tidak dipenuhi. Maksim Relevansi (maxim of relevance) Maksim relevansi tersebut digambarkan melalui tuturan yang disampaikan Saor siagian mengenai status daripada tersangka itu melekat dalam pejabat pemerintah. Inilah yang menjadi problem mengapa Bang Karni memberikan judul Ruki Datang Diserang. Saya kira, semua setuju tidak ada merugikan intregitas daripada Ruki, tetapi semua tercengang adalah ketika ada orang kemudian sudah dikasih rekomendasi, tutran yang disampaikan Alvon kurnia mengenai putusan penyelidikan yang beda konteks, kemudian Yasonna H. Laoly juga memberikan tanggapan mengenai ketentuan perundangundangan dan tata tertib DPR itu kan hak angket bukan untuk suatu penyelidikan yang menyangkut hal yang berdampak luas bagi masyarakat. Tuturan tersebut telah menaati maksim relevansi Penutur menanyakan masalah mengenai kinerja KPK sebagai pemberantas korupsi dan tugas POLRI sebagai penegak hukum yang mengakibatkan pertikaian KPK VS POLRI, masalah partai politik dan penanganan teroris, lawan tuturpun menjawab pertanyaan penutur tanpa melebihi pertanyaan yang diutarakan penutur. Pembahasan diatas sesuai pendapat dinyatakan (Leech, 1993 :144) di dalam maksim relevansi ini, agar terjalin kerjasama yang baik antara penutur dan mitra tutur, masingmasing hendaknya dapat memberikan kontribusi yang relevan (sesuai) tentang sesuatu yang sedang dipertuturkan itu (terdapat hubungan implikasional penutur dan lawan NOSI Volume 3, Nomor 4, Agustus 2015 Halaman 483

7 tutur/paham yang dimaksud penutur). Bertutur dengan tidak memberikan kontribusi yang demikian dianggap tidak mematuhi dan melanggar prinsip kerjasama maksim relevansi. Maksim Cara (maxim of manner) Maksim cara digambarkan melalui tuturan Alvon kurnia mengenai ungkapan Ruki yang mengakui dirinya kalah, tentang posisinya sebenarnya, apakah ke depan dia itu mau untuk melakukan upaya hukum atau pilihan-pilihan hukum. Tuturan tersebut telah menaati maksim cara Penutur menanyakan masalah mengenai kinerja KPK sebagai pemberantas korupsi dan tugas POLRI sebagai penegak hukum yang mengakibatkan pertikaian KPK VS POLRI, masalah partai politik dan penanganan teroris, lawan tuturpun menjawab pertanyaan penutur tanpa melebihi pertanyaan yang diutarakan. Pembahasan di atas sesuai pendapat dinyatakan (Leech, 1993:154) bahwa maksim pelaksanaan (cara) mengharuskan setiap peserta percakapan berbicara secara langsung (to the point), tidak kabur, tidak ambigu. Rumusan yang dapat menjadi acuan dalam maksim cara yaitu, Hindari ungkapan yang tidak jelas; hindari ungkapan yang membingungkan; hindari ungkapan berkepanjangan; ungkapkan sesuatu secara runtut. PEMBAHASAN Penerapan prinsip kerjasama meliputi: (a) maksim kuantitas (maxim of quantity), (b) maksim kualitas ( maxim of quality), (c) maksim relevansi (maxim of relevance), dan (d) maksim cara (maxim of manner). Penerapan prinsip kerjasama tersebut ditampilkan dalam dialog ILC (Indonesia Lawyers Club) adapun rincian simpulan sebagai berikut. Maksim kuantitas ( maxim of quantity) digambarkan dalam tuturan yang disampaikan nara sumber tentang tugas dan fungsi penegak hukum, kemudian mengungkapkan mengenai kinerja KPK dan POLRI yang tumpang tindih sehingga mengakibatkan pertikaian, serta nara sumber yang lain pun juga memberikan pendapat yang sama dari segi ilmu hukum dan pengalamannya, melalui beberapa tema dalam dialog ILC (Indonesia Lawyers Club) Para nara sumber ILC (Indonesia Lawyers Club) sudah memberikan informasi yang sudah sesuai dan tidak melebihi informasi yang dibutuhkan ( maksud dan tujuan jelas), informasi yang cukup relatif memadai dan sudah seinformatif mungkin, informasi yang lebih ringkas akan tetapi tidak menyimpangkan nilai kebenaran, dari semua tuturan di atas menunjukkan indikator dari ciri maksim kuantitas. Maksim kualitas ( maxim of quality) digambarkan tuturan yang dimulai dari masalah sangsi Ombusemen kemudian para nara sumber menjawab dengan rekomendasi undang-undang yang berisi surat perintah penengkapan, nara sumber menyampaikan mengenai niat Presiden untuk mengawal kasus KPK dan POLRI dengan transparan (tidak ditutuptutupi), nara sumber yang lain sudah mengatakan hal yang sebenarnya terjadi, hal yang sesuai dengan fakta NOSI Volume 3, Nomor 4, Agustus 2015 Halaman 484

8 dan data Ada rumusan tentang undang-undang dan peraturan yang menjadi acuan dalam maksim kualitas dalam dialog ILC (Indonesia Lawyers Club) 2015 sehingga masyarakat luas tahu yang sebenarnya, dari semua tuturan di atas menunjukkan indikator dari ciri maksim kualitas. Maksim relevansi (maxim of relevance) digambarkan tuturan yang disampaikan nara sumber mengenai status daripada tersangka itu melekat. Inilah yang menjadi problem mengapa Bang Karni memberikan judul Ruki Datang Diserang. Saya kira, semua setuju tidak ada merugikan intregitas daripada Ruki, tetapi semua tercengang adalah ketika ada orang kemudian sudah dikasih rekomendasi, tuturan yang disampaikan nara sumber mengenai putusan penyelidikan yang beda konteks, kemudian nara sumber yang lain juga memberikan tanggapan mengenai ketentuan perundangundangan dan tata tertib DPR itu kan hak angket bukan untuk suatu penyelidikan yang menyangkut hal yang berdampak luas bagi masyarakat, para nara sumber juga memberikan tanggapan mengenai istilah kriminalisasi menjadi suatu hal-hal yang tidak tulus. karena penegakan hukum adalah peradaban. Penegakan hukum adalah membangun peradaban kita memanusiakan manusia. Makanya kalau kita ingin membawa hal yang baik lewat jalan yang baik dan benar, kita diajarkan Tuhan janganlah dengan cara setan, serta nara sumber yang lain memberikan tanggapan sesuai dengan pengalamannya tentang hukum, melalui beberapa tema dalam dialog ILC (Indonesia Lawyers Club) Nara sumber ILC (Indonesia Lawyers Club) sudah memberikan kontribusi yang relevan tentang sesuatu yang sedang dipertuturkan itu (terdapat hubungan implikasi penutur dan lawan tutur, dari semua tuturan di atas menunjukkan indikator dari ciri maksim relevansi. Maksim cara ( maxim of manner) digambarkan melalui tuturan nara sumber mengenai ungkapan Ruki yang mengakui dirinya kalah, tentang posisinya sebenarnya, apakah ke depan dia itu mau untuk melakukan upaya hukum atau pilihan-pilihan hukum. Ketika ini, dihadapkan pada impian. Karena pada saat itu, ia langsung mengatakan bahwa kami mengakui kalah apakah kata-kata itu tepat diungkapkan yang disampaikan, nara sumber yang lain menambahkan mengenai peninjauan kembali (PK), memberikan tanggapan tuduhan teroris, nara sumber dan politisi memberikan pendapat tentang masalah yang dialami partai Golkar, serta memberikan tanggapan dan pendapat dari sudut pandang pengalamannya melalui beberapa tema dalam dialog ILC (Indonesia Lawyers Club) Semua nara sumber ILC (Indonesia Lawyers Club) sudah memberikan informasi dengan ungkapan jelas, yang tidak membingungkan, dan menghindari ungkapan berkepanjangan; (ungkapkan sesuatu secara runtut), dari semua tuturan di atas menunjukkan indikator dari ciri maksim cara. SIMPULAN NOSI Volume 3, Nomor 4, Agustus 2015 Halaman 485

9 Penerapan prinsip kerjasama pada tuturan diatas bermacammacam. Pertama, maksim kuantitas mempunyai fungsi untuk nara sumber memberikan informasi sesuai kebutuhan dengan maksud dan tujuan yang jelas. Kedua, maksim kualitas mempunyai fungsi untuk nara sumber memberikan informasi sesuai dengan kebenaran fakta serta didukung dengan undang-undang rumusan masalah. Ketiga, maksim relevansi mempunyai fungsi untuk nara sumber memberikan kontribusi yang relevan (sesuai) tentang sesuatu yang sedang dipertuturkan itu (terdapat hubungan implikasional penutur dan lawan tutur/paham yang dimaksud penutur). Keempat maksim cara mengharuskan setiap peserta percakapan berbicara secara langsung, tidak kabur, tidak ambigu. Rumusan yang dapat menjadi acuan dalam maksim cara yaitu, Hindari ungkapan yang tidak jelas; hindari ungkapan yang membingungkan; hindari ungkapan berkepanjangan; ungkapkan sesuatu secara runtut. SARAN Penelitian lanjutan dapat dilakukan dengan data yang sama dengan pendalaman masalah penelitian, seperti prinsip-prinsip kesantunan, implikatur, serta analisis wacana pemakaian bahasa. Selain itu, penelitian terhadap data yang sama dapat dikembangkan dengan klasifikasi data berdasarkan kategori tertentu, seperti jenis acara sehingga didapatkan kriteria prinsip kerjasama yang spesifik dalam masalah debat. Disarankan kepada mahasiswa sebagai calon guru Bahasa Indonesia dapat memafaatkan hasil penelitian ini sebagai sumber belajar terutama materi yang berkaitan dengan Pragmatik, karena dalam penelitian ini dijelaskan dengan rinci penerapan prinsip kerjasama beserta contoh. Hasil penelitian tentang penerapan prinsip kerjasama tang terdapat dalam ILC (Indonesia Lawyers Club) 2015 tersebut sangat jelas dan terinci dipahami sehingga dapat menambah wawasan mahasiswa tentang penerapan prinsip kerjasama khususnya disiplin ilmu Pragmatik. Disarankan kepada para pengajar Bahasa Indonesia hendaknya dapat memanfaakan hasil penelitian ini untuk memantapkan bahan ajar atau materi kuliah tentang penerapan prinsip kerjasama, karena dalam penelitian ini sudah diuraikan secara terinci sehingga pengajaran dapat lebih menarik mahasiswa. DAFTAR RUJUKAN Chaer, Abdul Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta. Ibrahim, Syukur Kajian Tindak Tutur. Surabaya: Usaha Nasional. Leech, Geoffrey Prinsip Prinsip Pragmatik. Jakarta: Universitas Indonesia. Mahsun Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi, Metode dan Tekniknya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Mistar, Junaidi Pedoman Penulisan Tesis. Malang: Progam Pascasarjana Universitas Islam Malang Moleong, Lexy J Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. NOSI Volume 3, Nomor 4, Agustus 2015 Halaman 486

10 Nadar, F. X Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Rahardi, R. Kunjana Berkenalan dengan Ilmu Bahasa Pragmatik. Malang: Dioma Rahardi, R. Kunjana PRAGMATIK, Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Yogyakarta: PT. Gelora Aksara Pratama Rani, Abdul, Arifin, Bustanul, dan Martutik ANALISIS WACANA, Sebuah Kajian Bahasa Dalam Pemakaian. Malang: Bayumedia Publishing Rohmadi Pragmatik Teori dan Analisis. Yogyakarta: Lingkar Media. Rustono Pokok-Pokok Pragmatik. Semarang: Semarang Perss Sudaryanto Metode Linguistik: Metode dan Aneka Teknik Pengumpulan Data. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Wijana, I Dewa Putu Dasardasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi Offset Yule, George Pragmatik. (Terjemahan Indah Fajar W dan Rombe Mustajab).Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Yuni, Qonita Fitria Kesantunan berbahasa dalam Mata Najwa(Tesis), Malang:Universitas Islam Malang NOSI Volume 3, Nomor 4, Agustus 2015 Halaman 487

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam berbahasa diperlukan kesantunan, karena tujuan berkomunkasi bukan hanya bertukar pesan melainkan menjalin hubungan sosial. Chaer (2010:15) mengatakan

Lebih terperinci

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA PADA SINETRON PREMAN PENSIUN. Veria Septianingtias STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA PADA SINETRON PREMAN PENSIUN. Veria Septianingtias STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA PADA SINETRON PREMAN PENSIUN Veria Septianingtias STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung verianingtias@gmail.com Abstrak Penelitian ini mengkaji prinsip kerja sama pada sinetron

Lebih terperinci

REALISASI MAKSIM PERCAKAPAN DALAM ACARA HITAM PUTIH DI TRANS7

REALISASI MAKSIM PERCAKAPAN DALAM ACARA HITAM PUTIH DI TRANS7 Stilistika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya ISSN 2527-4104 Vol. 1 No.1, 1 April 2016 REALISASI MAKSIM PERCAKAPAN DALAM ACARA HITAM PUTIH DI TRANS7 Helda Safitri Oktani, Haswinda Harpriyanti Program

Lebih terperinci

REALISASI MAKSIM PERCAKAPAN DALAM ACARA HITAM PUTIH DI TRANS7

REALISASI MAKSIM PERCAKAPAN DALAM ACARA HITAM PUTIH DI TRANS7 Stilistika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya ISSN 2527-4104 Vol. 1 No.1, 1 April 2016 REALISASI MAKSIM PERCAKAPAN DALAM ACARA HITAM PUTIH DI TRANS7 Haswinda Harpriyanti dan Helda Safitri Oktani

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Kelas Siswa Kelas XI SMA N 1 Sleman, implikasi penelitian ini bagi pembelajaran

BAB V PENUTUP. Kelas Siswa Kelas XI SMA N 1 Sleman, implikasi penelitian ini bagi pembelajaran BAB V PENUTUP Pada bagian ini akan dibahas mengenai kesimpulan hasil penelitian Analisis Pemanfaatan Prinsip Kesantunan Berbahasa pada Kegiatan Diskusi Kelas Siswa Kelas XI SMA N 1 Sleman, implikasi penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mutlak memiliki kemampuan untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mutlak memiliki kemampuan untuk dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial mutlak memiliki kemampuan untuk dapat berkomunikasi antara sesama manusia lainnya. Salah satu media yang digunakan dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya. Analisis jenis kalimat, bentuk penanda dan fungsi tindak tutur

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya. Analisis jenis kalimat, bentuk penanda dan fungsi tindak tutur BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Analisis jenis kalimat, bentuk penanda dan fungsi tindak tutur komisif bahasa Jawa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi manusia. Manusia menggunakan bahasa sebagai media untuk mengungkapkan pikirannya, baik yang dilakukan secara lisan

Lebih terperinci

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

2015 REALISASI PRINSIP RELEVANSI PADA ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB DI TV ONE

2015 REALISASI PRINSIP RELEVANSI PADA ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB DI TV ONE 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa digunakan oleh manusia untuk menyampaikan ide, gagasan, maupun pengalaman kepada orang lain. Selain sebagai media komuninikasi, bahasa juga dipakai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejak diberlakukannya kurikulum 1984 dalam pembelajaran bahasa Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejak diberlakukannya kurikulum 1984 dalam pembelajaran bahasa Indonesia BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Bahasa Indonesia Sejak diberlakukannya kurikulum 1984 dalam pembelajaran bahasa Indonesia guru harus menerapkan pendekatan komunikatif. Dengan pendekatan komunikatif

Lebih terperinci

Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia   ABSTRAK REALISASI PRINSIP KESOPANAN BERBAHASA INDONESIA DI LINGKUNGAN SMA MUHAMMADIYAH PURWOREJO TAHUN 2012 DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA DI SMA Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

IMPLIKATUR PERCAKAPAN MAHASISWA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS ANDALAS. Tinjauan Pragmatik. Skripsi

IMPLIKATUR PERCAKAPAN MAHASISWA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS ANDALAS. Tinjauan Pragmatik. Skripsi IMPLIKATUR PERCAKAPAN MAHASISWA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS ANDALAS Tinjauan Pragmatik Skripsi diusulkan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Diajukan oleh: Ardison 06184023 JURUSAN SASTRA

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA SAMA DALAM BERINTERAKSI DI LINGKUNGAN SMPN 11 KOTA JAMBI Hendri Ristiawan* SMPN 11 Kota Jambi

PRINSIP KERJA SAMA DALAM BERINTERAKSI DI LINGKUNGAN SMPN 11 KOTA JAMBI Hendri Ristiawan* SMPN 11 Kota Jambi Pena pppp Vol.7,m,m[Type No.2 text]njnj Desember 2017 ISSN 2089-3973 PRINSIP KERJA SAMA DALAM BERINTERAKSI DI LINGKUNGAN SMPN 11 KOTA JAMBI Hendri Ristiawan* SMPN 11 Kota Jambi ABTRACT The results of this

Lebih terperinci

PERAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI ALAT PEMERSATU DI KALANGAN PEDAGANG PASAR TRADISIONAL MODERN (PTM) KOTA BENGKULU

PERAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI ALAT PEMERSATU DI KALANGAN PEDAGANG PASAR TRADISIONAL MODERN (PTM) KOTA BENGKULU 194 PERAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI ALAT PEMERSATU DI KALANGAN PEDAGANG PASAR TRADISIONAL MODERN (PTM) KOTA BENGKULU Titje Puji Lestari, M.Pd. Dosen Bahasa Indonesia Universitas Dehasen Bengkulu titjepujilestari90@yahoo.com

Lebih terperinci

KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW

KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW Syamsul Arif Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Kesantunan berbahasa merupakan hal yang penting dalam kegiatan berkomunikasi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif berusaha memahami makna dari fenomena-fenomena, peristiwa-peristiwa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Adi Dwi Prasetio, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Adi Dwi Prasetio, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berbagai peristiwa yang terjadi di negeri ini, termasuk kisruh di lingkungan pemerintahan tak lepas dari sorotan masyarakat. Hal itu ditandai oleh semakin

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. serta berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, tuturan ekspresif dalam

BAB V PENUTUP. serta berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, tuturan ekspresif dalam BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dideskripsikan, serta berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, tuturan ekspresif dalam novel Dom Sumurup Ing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial dan anggota masyarakat memerlukan bahasa sebagai media komunikasi untuk berinteraksi dengan makhluk lainnya untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif adalah metode penelitian dengan cara menggambarkan atau menuliskan keadaan subjek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk

Lebih terperinci

BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB SEBAGAI BAHAN AJAR

BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB SEBAGAI BAHAN AJAR 175 BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB SEBAGAI BAHAN AJAR A. Pengantar Pada sub bab ini peneliti memanfaatkan hasil analisis terhadap kesantunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi, manusia dapat memenuhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejatinya, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana berkomunikasi antarsesama. Akan tetapi, tidak jarang bahasa juga digunakan oleh manusia sebagai sarana

Lebih terperinci

Analisis Percakapan Dokter dengan Pasien di RSUD Abdoer Rahem Kebupaten Situbondo

Analisis Percakapan Dokter dengan Pasien di RSUD Abdoer Rahem Kebupaten Situbondo 274 JURNAL PENDIDIKAN HUMANIORA, HAL 274-283 Analisis Percakapan Dokter dengan Pasien di RSUD Abdoer Rahem Kebupaten Situbondo Hasan Suaedi Pendidikan Bahasa Indonesia-Universitas Negeri Malang Jl. Semarang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan media yang utama dalam komunikasi manusia untuk menyampaikan informasi. Bahasa itu bersifat unik bagi manusia sekaligus bersifat universal. Anderson

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Sesuai dengan fungsinya, bahasa memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu aktivitas yang tidak dapat dipisahkan atau dihindari dari kehidupan manusia. Chaer (2010:11) menyatakan bahasa adalah sistem, artinya,

Lebih terperinci

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Diajukan oleh: RIZKA RAHMA PRADANA A

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Diajukan oleh: RIZKA RAHMA PRADANA A KESANTUNAN BERBICARA PENYIAR RADIO SE-EKS KARESIDENAN SURAKARTA: KAJIAN PRAGMATIK Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tahun 2015 menjadi masa penting bagi Kabupaten Sragen karena menjadi salah satu wilayah yang harus melaksanakan pilkada serentak gelombang pertama dari ratusan

Lebih terperinci

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 PELANGGARAN PRINSIP-PRINSIP KESOPANAN PADA MEMO DINAS DI SALAH SATU PERGURUAN TINGGI DI BANTEN

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 PELANGGARAN PRINSIP-PRINSIP KESOPANAN PADA MEMO DINAS DI SALAH SATU PERGURUAN TINGGI DI BANTEN PELANGGARAN PRINSIP-PRINSIP KESOPANAN PADA MEMO DINAS DI SALAH SATU PERGURUAN TINGGI DI BANTEN Dhafid Wahyu Utomo 1 Bayu Permana Sukma 2 Abstrak Di ranah formal, seperti di perguruan tinggi, penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia.tanpa bahasa kehidupan manusia akan lumpuh dalam komunikasi atau beinteraksi antarindividu maupun kelompok.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM KEGIATAN BERBICARA SISWA KELAS VIII DI MTs. AL-KHAIRIYAH TEGALLINGGAH KECAMATAN SUKASADA

PENGGUNAAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM KEGIATAN BERBICARA SISWA KELAS VIII DI MTs. AL-KHAIRIYAH TEGALLINGGAH KECAMATAN SUKASADA PENGGUNAAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM KEGIATAN BERBICARA SISWA KELAS VIII DI MTs. AL-KHAIRIYAH TEGALLINGGAH KECAMATAN SUKASADA Ratna Ayu Yistiana, I Nyoman Sudiana, Md. Sri Indriani Jurusan Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian penting dalam interaksi sosial manusia adalah komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian penting dalam interaksi sosial manusia adalah komunikasi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bagian penting dalam interaksi sosial manusia adalah komunikasi atau melakukan tindak tutur jika sedang berinteraksi dengan sesamanya. Searle mengatakan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perasaannya melalui tindak bahasa (baik verbal maupun non verbal).

BAB I PENDAHULUAN. perasaannya melalui tindak bahasa (baik verbal maupun non verbal). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan cermin kepribadian seseorang.bahkan, bahasa merupakan cermin kepribadian bangsa.artinya, melalui bahasa seseorang atau suatu bangsa dapat

Lebih terperinci

ERIZA MUTAQIN A

ERIZA MUTAQIN A IMPLIKATUR PERCAKAPAN PADA BAHASA IKLAN PRODUK (STUDI KASUS DI RADIO GSM FM) SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA Oleh Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK Berdasarkan observasi penulis saat melakukan kegiatan PPL. Anak terlihat cenderung pasif melakukan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi antar sesama dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menyampaikan maksud dan tujuan kepada orang lain sehingga dapat

Lebih terperinci

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa REALISASI TUTURAN DALAM WACANA PEMBUKA PROSES BELAJARMENGAJAR DI KALANGAN GURU BAHASA INDONESIA YANG BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam berkomunikasi yaitu untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam berkomunikasi yaitu untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan penting dalam berkomunikasi yaitu untuk memudahkan makhluk hidup berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Berdasarkan penyampaiannya, komunikasi

Lebih terperinci

PENERAPAN MAKSIM TUTUR DALAM TINDAK TUTUR CERAMAH PENGAJIAN RUTIN HARI MINGGU MALAM SENIN DI MASJID BAITURROHMAN BULAN JANUARI JUNI TAHUN 2014

PENERAPAN MAKSIM TUTUR DALAM TINDAK TUTUR CERAMAH PENGAJIAN RUTIN HARI MINGGU MALAM SENIN DI MASJID BAITURROHMAN BULAN JANUARI JUNI TAHUN 2014 PENERAPAN MAKSIM TUTUR DALAM TINDAK TUTUR CERAMAH PENGAJIAN RUTIN HARI MINGGU MALAM SENIN DI MASJID BAITURROHMAN BULAN JANUARI JUNI TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Sejenis Sebelumnya Penelitian tentang humor mengenai prinsip kerjasama sudah penah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, antara lain Rini Devi Ellytias (2013)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia memperlakukan bahasa sebagai alat komunikasi. Keinginan dan kemauan seseorang dapat dimengerti dan diketahui oleh orang lain melalui bahasa dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi. Keingintahuan tersebut menyebabkan perlunya berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan alat komunikasi antar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan alat komunikasi antar 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan alat komunikasi antar sesamanya di dalam suatu lingkungan pergaulan hidup untuk melaksanakan maksud tertentu. Banyak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk sosial, dorongan untuk berkomunikasi muncul dari keinginan manusia untuk dapat berinteraksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat paling penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi untuk berinteraksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Prinsip kerja..., Ratih Suryani, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Prinsip kerja..., Ratih Suryani, FIB UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan oleh manusia di segala bidang kehidupannya untuk komunikasi. Fungsi bahasa yang mendasar adalah untuk komunikasi. Fungsi bahasa tersebut bergantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disampaikan dapat diterima dan dilaksanakan oleh lawan bicaranya. Begitu juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disampaikan dapat diterima dan dilaksanakan oleh lawan bicaranya. Begitu juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dan manusia merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Manusia memerlukan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesamanya agar apa yang disampaikan dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan penelitian ini,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan penelitian ini, BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berikut beberapa penelitian yang dapat menjadi acuan dan perbandingan dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. mengandung implikatur dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia di

III. METODE PENELITIAN. mengandung implikatur dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia di 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk percakapan yang mengandung implikatur dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia di kelas. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sebuah sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Sesuai dengan fungsinya, bahasa memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia

Lebih terperinci

OLEH: SURAHMAT NPM:

OLEH: SURAHMAT NPM: TINDAK TUTUR DALAMVIDEO PRAKTIK MENGAJAR (MICRO TEACHING) MAHASISWATINGKAT 3A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ANGKATAN TAHUN 2011 ARTIKEL SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Sofa,S.IP(2008) yang menulis tentang, Penggunaan Pendekatan Pragmatik dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara bagi Siswa SMPN 3 Tarakan Kalimantan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk proses pengumpulan dan penganalisisan data. Sudaryanto (1993: 62) menerangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa manusia akan sulit berinteraksi dan berkomunikasi dengan sesamanya. Selain itu bahasa juga menjadi

Lebih terperinci

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM PERCAKAPAN GURU DAN SISWA SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XI SMAN I KEDIRI

PELAKSANAAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM PERCAKAPAN GURU DAN SISWA SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XI SMAN I KEDIRI PELAKSANAAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM PERCAKAPAN GURU DAN SISWA SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XI SMAN I KEDIRI Ni Wayan Eminda Sari Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Perumusan Masalah 1. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama. Sutedi (2003: 2) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan pikiran manusia. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif bagi manusia. Tanpa bahasa, sulit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Dalam bertutur atau berkomunikasi sangat erat hubungannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Dalam bertutur atau berkomunikasi sangat erat hubungannya dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Percakapan atau dialog dalam sebuah tuturan diperlukan suatu kerja sama yang baik antara penutur dengan mitra tutur. Selain kerja sama, faktor kesopanan harus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab III ini dikemukakan mengenai metode penelitian yang peneliti gunakan. Metode penelitian merupakan alat, prosedur, dan teknik yang dipilih dalam melaksanakan penelitian

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Deskriptif

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 62 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hal ini dibuktikan dengan penemuan data berupa tuturan, bukan berupa angka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pikiran kita. Dengan demikian bahasa yang kita sampaikan harus jelas dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pikiran kita. Dengan demikian bahasa yang kita sampaikan harus jelas dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbahasa adalah kebutuhan utama bagi setiap individu dalam kehidupan. Bahasa pada dasarnya dapat digunakan untuk menyampaikan maksud yang ada di dalam pikiran kita.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa dalam kegiatan berkomunikasi berfungsi sebagai alat penyampai pesan atau makna. Bahasa dibedakan menjadi dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa berperan penting bagi kehidupan manusia sebagai alat komunikasi, untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa berperan penting bagi kehidupan manusia sebagai alat komunikasi, untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa berperan penting bagi kehidupan manusia sebagai alat komunikasi, untuk menjalankan segala aktivitas. Bahasa juga sebagai salah satu aspek tindak tutur yang terkait

Lebih terperinci

CAMPUR KODE PADA IKLAN TELEVISI JUNI - NOVEMBER TAHUN 2014

CAMPUR KODE PADA IKLAN TELEVISI JUNI - NOVEMBER TAHUN 2014 CAMPUR KODE PADA IKLAN TELEVISI BULAN JUNI - NOVEMBER TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. pembenaran atau penolakan hipotesis serta penemuan asas-asas yang mengatur

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. pembenaran atau penolakan hipotesis serta penemuan asas-asas yang mengatur BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian merupakan jalan yang ditempuh peneliti dalam menuju ke pembenaran atau penolakan hipotesis serta penemuan asas-asas yang mengatur kerja bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas sosial lainnya berbahasa baru terwujud apabila manusia terlibat di dalamnya (Alan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia harus berinteraksi dengan orang lain agar dapat bertahan hidup. Dalam interaksi denga yang lain,

Lebih terperinci

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia

Lebih terperinci

PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA

PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA Himawatul Azmi Nur dan Prembayun Miji Lestari Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, FBS, Universitas Negeri Semarang ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang

II. LANDASAN TEORI. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang II. LANDASAN TEORI 2.1 Pragmatik Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang itu salah satunya yaitu tentang pragmatik. Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi bahasa secara umum adalah komunikasi (Nababan, 1993: 38).

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi bahasa secara umum adalah komunikasi (Nababan, 1993: 38). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fungsi bahasa secara umum adalah komunikasi (Nababan, 1993: 38). Komunikasi merupakan suatu hal penting dalam membangun relasi antarindividu. Dengan adanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Syamsuddin & Damaianti (2007: 73) mengungkapkan bahwa penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam metode penelitian ini akan dipaparkan rancangan penelitian, sumber data

III. METODE PENELITIAN. Dalam metode penelitian ini akan dipaparkan rancangan penelitian, sumber data III. METODE PENELITIAN Dalam metode penelitian ini akan dipaparkan rancangan penelitian, sumber data penelitian, instrumen penelitian, metode dan teknik pengumpulan data, metode dan teknik analisis data.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesamanya. Hal ini karena fungsi bahasa yang

Lebih terperinci

KESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF DALAM KOMUNIKASI ANTARA PENJUAL HANDPHONE DENGAN PEMBELI DI MATAHARI SINGOSAREN

KESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF DALAM KOMUNIKASI ANTARA PENJUAL HANDPHONE DENGAN PEMBELI DI MATAHARI SINGOSAREN KESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF DALAM KOMUNIKASI ANTARA PENJUAL HANDPHONE DENGAN PEMBELI DI MATAHARI SINGOSAREN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam komunikasi manusia. Melalui bahasa, manusia dapat mengungkapkan perasaan (emosi), imajinasi, ide dan keinginan yang diwujudkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. komunikasi, melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan (berkomunikasi)

I. PENDAHULUAN. komunikasi, melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan (berkomunikasi) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan manusia, bahkan bahasa selalu digunakan oleh manusia dalam segala kegiatan. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dalam proses pembelajaran olahraga pada siswa kelas XI SMA Negeri 2

III. METODE PENELITIAN. dalam proses pembelajaran olahraga pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 35 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Deskriptif Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk implikatur percakapan dalam proses pembelajaran olahraga pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bandarlampung.

Lebih terperinci

ANALISIS PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN PADA BUKU HUMOR SEHAT KARYA PUJO RAHARJO SKRIPSI

ANALISIS PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN PADA BUKU HUMOR SEHAT KARYA PUJO RAHARJO SKRIPSI ANALISIS PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN PADA BUKU HUMOR SEHAT KARYA PUJO RAHARJO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

INTENSITAS APLIKASI PRINSIP KERJASAMA DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA DI MTs. SAIFUL ULUM TANJUNGBUMI TAHUN AKADEMIK 2015

INTENSITAS APLIKASI PRINSIP KERJASAMA DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA DI MTs. SAIFUL ULUM TANJUNGBUMI TAHUN AKADEMIK 2015 INTENSITAS APLIKASI PRINSIP KERJASAMA DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA DI MTs. SAIFUL ULUM TANJUNGBUMI TAHUN AKADEMIK 2015 Oleh: sakrim, S.Pd, M,Pd. 5 Surel: sakrim.madura@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

ANALISIS TUTURAN DIREKTIF GURU DALAM SITUASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS X MAN MALANG 1 SKRIPSI

ANALISIS TUTURAN DIREKTIF GURU DALAM SITUASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS X MAN MALANG 1 SKRIPSI ANALISIS TUTURAN DIREKTIF GURU DALAM SITUASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS X MAN MALANG 1 SKRIPSI Oleh RATIH INDAH SARI 09340055 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH

Lebih terperinci

Oleh: Wenny Setiyawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhamadiyah Purworejo

Oleh: Wenny Setiyawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhamadiyah Purworejo PENERAPAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PERCAKAPAN FILM SANG PENCERAH SUTRADARA HANUNG BRAMANTYO, RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia kreatif menciptakan media baru sebagai sarana untuk mempermudah proses berkomunikasi. Media yang tercipta misalnya bentuk media cetak dan elektronik. Dua media

Lebih terperinci

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM TALK SHOW EMPAT MATA DI TRANS 7

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM TALK SHOW EMPAT MATA DI TRANS 7 PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM TALK SHOW EMPAT MATA DI TRANS 7 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. kuantitatif. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. kuantitatif. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian tertentu, berdasarkan teknik pendekatannya dapat dikaji melalui 2 cara yakni melalui metode penelitian kualitatif dan metode penelitian kuantitatif.

Lebih terperinci

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM PROSES PERKULIAHAN DI POLITEKNIK INDONUSA SURAKARTA

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM PROSES PERKULIAHAN DI POLITEKNIK INDONUSA SURAKARTA PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM PROSES PERKULIAHAN DI POLITEKNIK INDONUSA SURAKARTA Ratna Susanti, S.S.,M.Pd. Politeknik Indonusa Surakarta ratnasusanti19@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini membahas

Lebih terperinci

TUTURAN IKLAN KECANTIKAN PADA MAJALAH KARTINI DALAM KAJIAN PRAGMATIK

TUTURAN IKLAN KECANTIKAN PADA MAJALAH KARTINI DALAM KAJIAN PRAGMATIK TUTURAN IKLAN KECANTIKAN PADA MAJALAH 1. Pendahuluan KARTINI DALAM KAJIAN PRAGMATIK Ratna Zulyani Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi bagi kehidupan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Pada bagian metodologi penelitian ini akan dijelaskan antara lain metode penelitian dan teknik penelitian. 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian digunakan adalah metode penelitian

Lebih terperinci

STRATEGI KESANTUNAN TUTURAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 4 KOTA MALANG : DENGAN SUDUT PANDANG TEORI KESANTUNAN BROWN DAN LEVINSON

STRATEGI KESANTUNAN TUTURAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 4 KOTA MALANG : DENGAN SUDUT PANDANG TEORI KESANTUNAN BROWN DAN LEVINSON STRATEGI KESANTUNAN TUTURAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 4 KOTA MALANG : DENGAN SUDUT PANDANG TEORI KESANTUNAN BROWN DAN LEVINSON SKRIPSI Oleh JANJI WIJANARKO NIM 09340080 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang telekomunikas. Saat ini untuk berkomunikasi dengan orang lain sangatlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Pada umumnya seluruh kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tuturanlisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Adapun, untuk

BAB I PENDAHULUAN. tuturanlisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Adapun, untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa digunakan manusia salah satunya yaitu sebagai alat komunikasi dengan lingkungannya. Tuturan manusia dapat diekspresikan melalui media massa baik lisan

Lebih terperinci