PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM PROSES PERKULIAHAN DI POLITEKNIK INDONUSA SURAKARTA
|
|
- Sugiarto Iskandar
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM PROSES PERKULIAHAN DI POLITEKNIK INDONUSA SURAKARTA Ratna Susanti, S.S.,M.Pd. Politeknik Indonusa Surakarta ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang pelanggaran terhadap prinsip kerja sama dalam proses perkuliahan di Politeknik Indonusa Surakarta. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jenis-jenis pelanggaran prinsip kerja sama yang terjadi pada tuturan yang terdapat dalam tuturan antara dosen dan mahasiswa dan antara mahasiswa dengan mahasiswa dalam proses perkuliahan tersebut. Data yang dianalisis berupa tuturan yang mengandung pelanggaran prinsip kerja sama yang diucapkan oleh dosen maupun mahasiswa dalam sumber data berupa proses perkuliahan Komunikas Ilmiah Prodi D3 Komunikasi Massa semester IV. Data tersebut kemudian dianalisis dengan paradigma deskriptif kualitatif berdasarkan teori mengenai prinsip kerja sama yang dikemukakan oleh Grice. Hasil penelitian menyatakan bahwa pelanggaran terhadap prinsip kerja sama dapat terjadi pada salah satu maksim saja, tetapi juga dapat terjadi pada lebih dari satu maksim dalam satu tuturan atau informasi. Pelanggaran yang sering terjadi adalah terhadap maksim kualitas, maksim kuantitas, dan maksim relevansi. Kata Kunci: Prinsip kerja sama, Pelanggaran, Dosen, Mahasiswa I. PENDAHULUAN Bahasa sangat dibutuhkan untuk menjalin adanya suatu komunikasi antarindividu maupun kelompok. Sudjianto mengungkapkan bahwa bahasa merupakan media untuk menyampaikan suatu makna kepada orang lain baik secara lisan maupun tertulis (1996:17-18). Bahasa menjadi salah satu alat yang paling utama dan penting, terlebih karena manusia merupakan makhluk sosial dan memerlukan interaksi yang berupa komunikasi dengan orang lain. Hal tersebut menjadikan komunikasi sebagai salah satu faktor yang mendukung dalam kehidupan bermasyarakat dan sarana penyampaian informasi, sehingga agar suatu informasi atau pesan dapat tersampaikan dengan baik, maka informasi yang disampaikan harus jelas, sesuai dengan kebenaran, sesuai dengan kebutuhan, tidak mengubah pesan, dan sebagainya. Bahasa di dalam penggunaannya berfungsi sebagai sarana pikir, ekspresi, dan sarana komunikasi. Sebagai sarana pikir, bahasa akan menuntun penggunanya untuk berlaku santun dalam setiap tindak tuturnya. Sebagai sarana ekspresi, bahasa membawa penggunanya kepada taraf suasana kreatif. Hal ini bisa terlihat dari fungsi bahasa sebagai sarana untuk mengungkapkan pemikiran tentang ilmu, teknologi, dan seni. Sebagai sarana komunikasi, bahasa akan menciptakan suatu kultur kehidupan yang akrab. Bahasa juga akan membawa penggunanya pada suatu kondisi yang menitikberatkan kebersamaan, kekeluargaan, dan kesetiakawanan dalam konteks sosiokultural. Salah satu cabang ilmu yang mengkaji bagaimana bahasa dimanifestasikan ke dalam dunia komunikasi dengan mengaitkannya dengan koteks dan konteks adalah pragmatik. Dalam kajiannya, pragmatik ini mengedepankan aspek kebahasaan yang berkaitan dengan aspek luar dari bahasa itu sendiri. Hal itu bisa berupa kondisi sosial, politik, ekonomi, budaya, dan sebagainya yang berpengaruh terhadap penggunaan bahasa itu sendiri. Inilah yang dinamakan konteks bahasa. Kajian ini banyak ditemukan pada praktik-praktik komunikasi sehari-hari atau percakapan antara penutur dan mitra tutur. Percakapan dapat dipahami sebagai suatu praktik komunikasi antara dua orang partisipan atau lebih. Biasanya percakapan hadir dalam bentuk komunikasi lisan yang mengedepankan aspek oral. Percakapan biasanya dilakukan seiring dengan suasana komunikasi yang santai. Meskipun demikian, tidak sedikit juga sebuah proses percakapan terjadi pada suatu kondisi formal. 52
2 Levinson (dalam Rahardi: 2008) mendefinisikan bahwa pragmatik adalah studi bahasa yang mempelajari relasi bahasa dengan konteksnya. Konteks tersebut mampu tergramatisasi dan terkodifikasi sehingga tidak dapat dilepaskan dari struktur bahasanya. Selanjutnya Parker (dalam Rahardi: 2008) memberikan definisi pragmatik sebagai suatu studi atau suatu cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal. Dari definisi yang dikemukakan ini, dapat dipahami bahwa pragmatik adalah suatu cabang ilmu bahasa yang mengkaji bahasa dan penggunaannya dengan mengaitkan pada konteks kebahasaan. Sebagai sebuah lembaga pendidikan tinggi, Politeknik Indonusa Surakarta yang beralamat di Jalan KH. Samanhudi No. 31 Mangkuyudan, Surakarta (selanjutnya disebut Polinusa), pada praktiknya senantiasa menjaga agar para mahsiswa membiasakan diri untuk berucap, berperilaku, dan bertindak sesuai dengan etika. Oleh sebab itu, peran seorang dosen sangat menentukan dalam proses pembentukan karakter mahasiswa. Oleh karenanya, penting bagi seorang dosen untuk memberikan contoh kepada mahasiswa dalam hal perilaku, tindakan, dan ucapan. Kondisi formal ini telah membuat suatu praktik komunikasi antara dosen dengan mahasiswa terjalin secara hati-hati dan terjaga. Pada kenyataannya, dalam berkomunikasi antara dosen dan mahasiswa masih ditemui adanya penyampaian informasi atau komunikasi yang tidak jelas, tidak benar dan sebagainya, sehingga terkadang terjadi kesalahpahaman dalam menerima pesan atau informasi yang diberikan. Hal ini terkadang juga berkaitan dengan salah satu kebudayaan Jawa yang mengedepankan kesantunan. Sama seperti yang diungkapkan oleh Leech (1983), bahwa kesantunan berbahasa memiliki tujuan untuk menciptakan dan memelihara keharmonisan dalam berinteraksi sosial, sehingga terkadang masyarakat tidak menyampaikan suatu informasi dengan tepat karena menjunjung tinggi kesantunan dalam berbahasa. Penyampaian yang tidak sesuai ini menyebabkan munculnya pelanggaran terhadap prinsip kerjasama sehingga apa yang dikatakan oleh peserta percakapan tuturan tidak dapat menyumbang kepada tujuan wacana. Oleh karena itu, untuk mengetahui pelanggaran terhadap prinsip kerjasama yang terjadi dalam interaksi sosial atau komunikasi, penulis melakukan penelitian mengenai pelanggaran terhadap prinsip kerjasama. Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan proses perkuliahan sebagai sumber data, karena dalam proses perkuliahan tersebut terdapat tuturan percakapan antara dosen dan mahasiswa. Berdasarkan uraian di atas, diangkat permasalahan sebagai berikut. Bagaimana bentuk pelanggaran prinsip kerja sama pada praktik komunikasi dosen dan mahasiswa di Polinusa? II. LANDASAN TEORI 1. Hakikat Pragmatik Definisi pragmatik telah banyak dikemukakan oleh para linguis yang menggeluti bidang ini. Levinson (dalam Rahardi: 2008) mendefinikan pragmatik sebagi studi bahasa yang mempelajari relasi bahasa dengan konteksnya. Konteks yang dimaksud tergramatisasi dan terkodifikasi sehingga tidak dapat dilepaskan dari struktur bahasanya. Kemudian Parker (dalam Rahardi: 2008) mengungkapkan bahwa pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal. Adapun yang dimaksud dengan hal itu adalah bagaimana satuan lingual tertentu digunakan dalam komunikasi yang sebenarnya. Parker telah membedakan studi pragmatik dengan studi tata bahasa internal, seperti fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Di dalam pragmatik, kita akan mengenal beberapa istilah seperti prinsip kesopanan, prinsip kerja sama, konsep wajah, dan sebagainya. Sebagai bidang baru dalam kajian kebahasaan, khususnya bahasa dalam penggunaan (language in use), kesantunan (politeness) dalam berbahasa seyogyanya mendapatkan perhatian, baik oleh pakar atau linguis maupun para pembelajar bahasa. Selain itu, penting juga bagi setiap orang untuk memahami kesantunan berbahasa ini, karena manusia yang kodratnya adalah makhluk berbahasa senantiasa melakukan komunikasi verbal yang sudah sepatutnya beretika. Berdasarkan uraian di atas, dapat ditegaskan bahwa pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yaitu berkaitan dengan bagaimana suatu bahasa itu digunakan dalam komunikasi. Pragmatik pada dasarnya 53
3 menyelidiki bagaimana makna dibalik tuturan yang terikat pada konteks yang melingkupinya diluar bahasa, sehingga dasar dari pemahaman terhadap pragmatik adalah hubungan antara bahasa dengan konteks. 2. Hakikat Implikatur Implikatur merupakan salah satu bagian dari kajian pragmatik. Secara etimologis, implikatur berasal dari kata kerja bahasa Inggris, yakni implicate yang maknanya berarti mengemukakan sesuatu dengan bentuk yang lain. Berkaitan dengan pengertian implikatur, berikut akan dipaparkan beberapa pengertian implikatur yang dikemukakan oleh beberapa ahli bahasa. Menurut Rustono (dalam Ahmad, 2010: 3) implikatur percakapan adalah implikasi pragmatis yang terdapat dalam percakapan yang timbul sebagai akibat terjadinya pelanggaran prinsip percakapan. Kridalaksana (dalam Ahmad, 2010: 3) mengemukakan makna implikatur yang intinya, implikatur adalah makna yang tersirat melalui ujaran sebuah kalimat dalam suatu konteks, meskipun makna itu bukan merupakan suatu bagian atau pemenuhan dari apa yang dituturkan. Lebih lanjut Yule (2006: 69) mengemukakan bahwa istilah implikatur dipakai untuk menerangkan apa yang mungkin diartikan, disarankan, atau dimaksudkan oleh penutur yang berbeda dengan apa yang sebenarnya yang dikatakan oleh penutur. Implikatur merupakan sebuah proposisi yang diimplikasikan melalui ujaran dari sebuah kalimat dalam suatu konteks, sekalipun proposisi itu sendiri bukan merupakan bagian dari hal yang dinyatakan sebelumnya. Dari beberapa definisi yang dinyatakan oleh para ahli bahasa di atas, dapat disimpulkan bahwa implikatur percakapan adalah salah satu bagian dari kajian pragmatik yang membahas kajian pada suatu makna yang implisit dari suatu percakapan yang berbeda dengan makna harfiah dari suatu percakapan. Menurut Mey (dalam Nadar, 2009: 61), dalam rangka memahami apa yang dimaksudkan oleh seorang penutur, mitra tutur harus selalu melakukan interpretasi pada tuturan-tuturannya. Tidak jauh berbeda dengan pendapat tersebut, Leech (1983: 30-31) menyebutkan bahwa interpreting an utterance is ultimately a matter of guesswork (menginterpretasikan suatu tuturan sebenarnya merupakan usaha-usaha untuk menduga). Menduga guessing tergantung pada konteks, yang mencakup permasalahan, peserta pertuturan dan latar belakang penutur dan mitra tutur. Semakin dalam suatu konteks dipahami, semakin kuat dasar dugaan tersebut. Prinsip pemilihan strategi bertutur pada dasarnya menyatakan bahwa bertutur (berbicara) itu tidak asbun asal bunyi saja. Bertutur memerlukan pilihan strategi, terutama dalam rangka menjaga muka mitra tutur atau peserta interaksi yang lain. Strategi bertutur langsung digunakan dengan menggunakan tipe-tipe kalimat sesuai dengan fungsi tipe kalimat itu. Apabila seorang hendak berbicara, terlebih dahulu terbentuklah suatu pesan di dalam benak orang itu. Jika saatnya telah tiba, pesan itu dilontarkan menjadi ujaran yang dapat di dengar oleh banyak orang yang diajak bicara. Pelontaran ujaran/pengkodean (encoding) ini sebetulnya dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain ialah penutur (speaker), mitra tutur (hearer), pokok pembicara (topic), tempat pembicara (setting), suasana bicara (situasion scene), dan sebagainya. Daya pragmatik merupakan kekuatan pesan atau makna tersirat yang terkandung dibalik ujaran, yang mampu menggerakkan mitra tuturnya untuk melakukan apa yang dimaksudkan penutur dibalik ujaran yang dituturkannya. Perbedaan antara makna (sense) (makna yang ditentukan secara semantis) sedangkan daya (force) (makna yang ditentukan secara semantis dan pragmatis). Ikatan yang ada antara makna dan daya juga perlu disadari. Daya mencakup makna dan secara semantis, daya sekaligus juga dapat diturunkan dari makna. Daya ilokusi tidak dapat disimpulkan dari kaidahkaidah tata bahasa tetapi melalui prinsipprinsip motivasi seperti prinsip kerjasama. 3. Prinsip Kerja Sama Prinsip kerja sama (PK) merupakan salah satu prinsip yang dibutuhkan untuk lebih mudah dalam menjelaskan hubungan antara makna dan daya, serta untuk membantu dalam memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam semantik yang memakai pendekatan berdasarkan kebenaran. Make your conversational contribution such as is required, at the stage at which it occurs, by the 54
4 accepted purpose or direction of the talk exchange in which you are engaged (Grice, 1989: 26). Dalam kutipan di atas dijelaskan oleh Grice bahwa dalam PK usahakan agar kontribusi kita dalam percakapan sesuai dengan yang dibutuhkan, dengan tujuan atau arah pembicaraan yang berterima dalam situasi pembicaraan yang sedang terjadi. Grice (dalam Rustono, 1999:54) melontarkan sebuah pemikiran yang berhubungan dengan prinsip kerja sama, yaitu make your conversational contribution such as is required, at the stage at it occurs, by the accepted purpose or direction of the talk exchange in which you engaged. Artinya adalah berikan sumbangan anda pada percakapan sebagaimana diperlukan (pada tahap saat percakapan berlangsung) oleh tujuan yang diterima atau oleh arah percakapan yang sedang anda lakukan sebagai partisipan. Namun, dijelaskan oleh Leech (1993: 120) bahwa PK tidak dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa manusia sering menggunakan cara yang tidak langsung untuk menyampaikan apa yang mereka maksud. Hal tersebut dikarenakan PK digunakan untuk memungkinkan seorang peserta percakapan untuk berkomunikasi dengan asumsi bahwa peserta yang lain bersedia bekerjasama. Dalam hal ini, PK berfungsi mengatur apa yang dikatakan oleh peserta percakapan sehingga tuturan dapat menyumbang kepada tujuan wacana. PK juga menghendaki agar bila kita memang yakin akan kebenaran informasi, maka pernyataan yang kuatlah yang harus kita pilih, sedangkan kalau kita tidak yakin akan kebenarannya, gunakan pernyataan yang lemah. Herbert Paul Grice (dalam Leech, 1993: 11-12) membagi prinsip ini menjadi 4 (empat) jenis maksim, yang meliputi: 1. Maksim Kuantitas Berikan jumlah informasi yang tepat, yaitu: a. Sumbangan informasi Anda harus seinformatif yang dibutuhkan. b. Sumbangan informasi Anda jangan melebihi yang dibutuhkan. 2. Maksim Kualitas Usahakan agar sumbangan informasi Anda benar, yaitu: a. Jangan mengatakan suatu yang Anda yakini bahwa itu tidak benar. b. Jangan mengatakan suatu yang bukti kebenarannya kurang meyakinkan. 3. Maksim Hubungan Usahakan agar perkataan Anda ada relevansinya. 4. Maksim Cara Usahakan agar mudah dimengerti, yaitu: a. Hindarilah pernyataan-pernyataan yang samar. b. Hindarilah ketaksaan. c. Usahakan agar ringkas (hindarilah pernyataan-pernyataan yang panjang lebar dan bertele-tele). d. Usahakan agar Anda berbicara dengan teratur. Berdasarkan teori Grice mengenai maksim-maksim tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam maksim kuantitas, penutur diminta untuk dapat memberikan informasi dalam jumlah yang tepat, harus seinformatif mungkin sesuai dengan yang dibutuhkan dan diharap tidak melebihi dari jumlah infomasi yang dibutuhkan, sedangkan dalam maksim kualitas, penutur diminta untuk dapat mengatakan suatu informasi yang kebenarannya meyakinkan. Dalam maksim hubungan, penutur diminta untuk menyatakan informasi yang berhubungan atau ada hubungannya dengan informasi sebelumnya, dan terakhir dalam maksim cara, penutur diminta agar dalam menyampaikan informasi tidak perlu bertele-tele dan berlebihan, tidak mengandung ambiguitas, agar mudah dimengerti oleh petutur, dan tidak menimbulkan pertanyaan atau kebingungan di pihak petutur. Grice (dalam Levinson, 1983:103) juga menyatakan bahwa pada dasarnya maksimmaksim tersebut bukan merupakan konvensi arbitrer, tetapi lebih merupakan pemikiran rasional untuk melakukan sebuah pertukaran. Grice menjelaskan empat kondisi di mana maksim tidak terpenuhi dalam suatu percakapan, yaitu pertama, salah satunya menyalahi atau melanggar maksim; kedua, menolak bekerjasama dalam ssuatu percakapan karena suatu alasan; ketiga, pertentangan maksim, di mana penutur dihadapkan pada pilihan untuk melanggar satu maksim atau yang lain; dan terakhir adalah tidak terpenuhinya maksim dengan cara mengeksploitasi suatu maksim dengan tujuan mengimplikasi informasi. 55
5 III. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Politeknik Indonusa Surakarta yang beralamat di Jalan KH. Samanhudi No. 31 Mangkuyudan, Surakarta. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Prodi D3 Komunikasi Massa semester IV Tahun Akademik 2014 Kelas Reguler dengan jumlah mahasiswa 33 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Sumber data dikumpulkan dari berbagai sumber, yang meliputi: transkip yaitu dokumen berupa catatan yang disampaikan dosen dalam proses perkuliahan Komunikasi Ilmiah; data yang berupa peristiwa disini adalah proses perkuliahan Komunikasi Ilmiah di kelas Reguler Prodi D3 Komunikasi Massa semester IV di Polinusa; sedangkan yang menjadi informan adalah dosen yang melakukan proses perkuliahan Komunikasi Ilmiah tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan analisis dokumen dan observasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis interaktif yang terdiri dari reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan prosedur penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa tahap yaitu proses pengumpulan data, proses penyeleksian data, proses menganalisis data yang telah diseleksi, dan terakhir membuat laporan penelitian. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menemukan data percakapan yang menunjukkan adanya pelanggaran prinsip kerja sama dalam praktik percakapan antara dosen dan mahasiswa di Politeknik Indonusa Surakarta pada perkuliahan Komunikasi Ilmiah Prodi D3 Komunikasi Massa semester IV. Suatu pertuturan akan berlangsung dengan baik apabila penutur dan mitra tutur dalam pertuturan itu menaati prinsip-prinsip kerja sama (Grice 1975:45). Dengan kata lain, jika tidak menaati atau mematuhi prinsip kerja sama tersebut, maka pertuturan atau percakapan tidak akan berjalan dengan baik. Pelanggaran terhadap maksim kerja sama dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni (1) penutur memberikan kontribusi yang berlebihan dari apa yang diharapkan mitra tutur, (2) penutur memberikan kontribusi yang tidak benar, (3) penutur memberikan kontribusi yang tidak relevan dengan apa yang dibicarakan, dan (4) penutur memberikan kontribusi yang kurang jelas, ambigu, ataupun berlebih-lebihan. Berikut ini data percakapan yang mengandung pelanggaran terhadap maksim kuantitas. Data 1 O1 : Sudah diperbaiki proposalnya? O2 : Belum. Itu sedang dibawa Luki. Percakapan di atas mengalami pelanggaran maksim kuantitas. Pada saat O1 bermaksud bertanya kepada O2 menyangkut sudah atau tidaknya perbaikan proposalnya, O2 menjawab, Belum, itu sedang dibawa Luki. Memang benar apa yang dijawab O2, namun O1 tidak mengharapkan jawaban apakah itu dibawa oleh seseorang atau tidak, ataupun alasan lainnya. O1 mengharapkan jawaban sudah atau tidaknya proposal itu diperbaiki. Berikut ini data percakapan yang mengandung pelanggaran terhadap maksim kualitas. Data 2 O1 : Coba kamu Fatin, apa yang dimaksud dengan latar belakang masalah? O2 : Masalah yang memiliki latar belakang, Bu. O1 : Bagus, kalau begitu, adakah masalah yang memiliki latar depan? Dalam percakapan di atas tampak O1 (dosen) memberikan kontribusi yang melanggar maksim kualitas. Jawaban yang tidak mengindahkan maksim kualitas ini diutarakan sebagai reaksi terhadap jawaban O2 (Fatin/mahasiswa) yang salah. Dengan jawaban ini, sang mahasiswa (Fatin) sebagai individu yang memiliki kompetensi komunikatif (communicative competence), kemudian mencari jawaban mengapa dosennya membuat pernyataan yang salah. Mengapa kalimat dosen diutarakan dengan nada yang berbeda. Dengan bukti-bukti yang memadai, akhirnya Fatin mengetahui bahwa jawabannya terhadap pertanyaan dosennya adalah salah. Kata bagus yang diucapkan oleh dosennya tidak konvensional karena tidak digunakan seperti biasanya untuk memuji, tetapi sebaliknya untuk mengejek. 56
6 Berikut ini data percakapan yang mengandung pelanggaran terhadap prinsip kerja sama pada maksim relevansi. Data 3: O1 : Ada tabrakan motor lawan mobil boks di pertigaan Gendengan. O2 : Yang menang apa hadiahnya? Dialog di atas adalah percakapan antara mahasiswa O1 (Nosi) dan mahasiswa O2 (Restu). Bila O2 (Restu) sebagai peserta percakapan yang kooperatif, maka tidak selayaknyalah ia mempersamakan peristiwa kecelakaan yang dilihat temannya bernam Nosi itu dengan sebuah pertandingan atau kejuaraan. Di dalam kecelakaan itu tidak ada pemenang dan tidak ada satu pihak pun yang akan menerima hadiah. Semua pihak pasti akan menerima kerugian, bahkan ada kemungkinan salah satu atau bahkan keduanya meninggal dunia. Agaknya maksud dari pertuturan itu adalah untuk mendapatkan efek lucu (comic effect). DAFTAR PUSTAKA Cummings, Louise Pragmatik, Sebuah Perspektif Multidispliner. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Leech, Geoffrey Prinsip-Prinsip Pragmatik (Diterjemahkan MDD Oka dan Setyadi Setyapranata). Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Nadar, FX Pragmatik & Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Rahardi, Kunjana Pragmatik ; Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga. Tarigan, Henry Guntur Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa. Wijana, I Dewa Putu dan Muhammad Rohmadi Analisis Wacana Pragmatik. Surakarta: Yuma Pustaka. Yule, George Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Kajian Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. V. PENUTUP Berdasarkan paparan dari hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. Pelanggaran prinsip kerja sama pada percakapan antara dosen dan mahasiswa maupun mahasiswa dan mahasiswa, didapati adanya beberapa pelanggaran terhadap prinsip kerja sama, yaitu maksim kuantitas, kualitas, dan relevansi. Pelanggaran terjadi karena penutur, baik dosen maupun mahasiswa memberikan informasi yang berlebihan, memberikan informasi yang tidak benar, memberikan informasi yang tidak relevan, dan memberikan informasi yang kurang jelas. Pelanggaran yang terbanyak terdapat pada maksim relevansi. Saran yang dapat diberikan adalah dilakukannya pematuhan terhadap maksimmaksim prinsi kerja sama sehingga menjadikan kualitas percakapan lebih baik, yaitu dengan cara menaati keempat maksim (maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi, maksim cara). Masih banyak pelanggaran yang terjadi pada percakapan tersebut. 57
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disampaikan dapat diterima dan dilaksanakan oleh lawan bicaranya. Begitu juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dan manusia merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Manusia memerlukan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesamanya agar apa yang disampaikan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk
Lebih terperinciOleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK
REALISASI PRINSIP KESOPANAN BERBAHASA INDONESIA DI LINGKUNGAN SMA MUHAMMADIYAH PURWOREJO TAHUN 2012 DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA DI SMA Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciMAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA INDONESIA. Oleh: Tatang Suparman
MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA INDONESIA Oleh: Tatang Suparman FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2008 LEMBAR PENGESAHAN Judul Penelitian : MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi
BAB II KERANGKA TEORI Kerangka teori ini berisi tentang teori yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi tindak tutur;
Lebih terperinciERIZA MUTAQIN A
IMPLIKATUR PERCAKAPAN PADA BAHASA IKLAN PRODUK (STUDI KASUS DI RADIO GSM FM) SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,
Lebih terperinciIMPLIKATUR PERCAKAPAN MAHASISWA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS ANDALAS. Tinjauan Pragmatik. Skripsi
IMPLIKATUR PERCAKAPAN MAHASISWA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS ANDALAS Tinjauan Pragmatik Skripsi diusulkan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Diajukan oleh: Ardison 06184023 JURUSAN SASTRA
Lebih terperinciOleh: Wenny Setiyawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhamadiyah Purworejo
PENERAPAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PERCAKAPAN FILM SANG PENCERAH SUTRADARA HANUNG BRAMANTYO, RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mutlak memiliki kemampuan untuk dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial mutlak memiliki kemampuan untuk dapat berkomunikasi antara sesama manusia lainnya. Salah satu media yang digunakan dalam berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam teori semantik, atau dengan perkataan lain, membahas segala aspek makna
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pragmatik adalah telaah mengenai segala aspek makna yang tidak tercakup dalam teori semantik, atau dengan perkataan lain, membahas segala aspek makna ucapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepentingan bersama (Suwito dalam Aslinda dkk, 2010: 06). Bahasa sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya manusia merupakan suatu makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan bahasa baik lisan maupun tulisan guna bergaul dengan manusia lain,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab III ini dikemukakan mengenai metode penelitian yang peneliti gunakan. Metode penelitian merupakan alat, prosedur, dan teknik yang dipilih dalam melaksanakan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Manusia membutuhkan bantuan orang lain untuk melangsungkan kehidupannya. Bahasa sangat penting untuk melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi, manusia dapat memenuhi
Lebih terperinciPERAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI ALAT PEMERSATU DI KALANGAN PEDAGANG PASAR TRADISIONAL MODERN (PTM) KOTA BENGKULU
194 PERAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI ALAT PEMERSATU DI KALANGAN PEDAGANG PASAR TRADISIONAL MODERN (PTM) KOTA BENGKULU Titje Puji Lestari, M.Pd. Dosen Bahasa Indonesia Universitas Dehasen Bengkulu titjepujilestari90@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sistem simbol bunyi bermakna dan berartikulasi oleh alat ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Kelas Siswa Kelas XI SMA N 1 Sleman, implikasi penelitian ini bagi pembelajaran
BAB V PENUTUP Pada bagian ini akan dibahas mengenai kesimpulan hasil penelitian Analisis Pemanfaatan Prinsip Kesantunan Berbahasa pada Kegiatan Diskusi Kelas Siswa Kelas XI SMA N 1 Sleman, implikasi penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas sosial lainnya berbahasa baru terwujud apabila manusia terlibat di dalamnya (Alan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial dan anggota masyarakat memerlukan bahasa sebagai media komunikasi untuk berinteraksi dengan makhluk lainnya untuk mengungkapkan
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang
II. LANDASAN TEORI 2.1 Pragmatik Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang itu salah satunya yaitu tentang pragmatik. Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari
Lebih terperinciABSTRACT Keywords: rhetoric interpersonal, pragmatic, speech act, lecture, students ABSTRAK
RETORIKA INTERPERSONAL PRAGMATIK DALAM TINDAK TUTUR DIREKTIF ANTARA DOSEN DAN MAHASISWA DALAM KEGIATAN AKADEMIK (Studi Kasus di Politeknik Indonusa Surakarta) Ratna Susanti 1 ; Sumarlam 2 ; Djatmika 2
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Sofa,S.IP(2008) yang menulis tentang, Penggunaan Pendekatan Pragmatik dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara bagi Siswa SMPN 3 Tarakan Kalimantan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Pada umumnya seluruh kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuturan manusia dapat diekspresikan melalui media masa baik lisan maupun tulisan. Dalam media lisan, pihak yang melakukan tindak tutur adalah penutur (pembicara)
Lebih terperinciANALISIS PESAN BAHASA KELUHAN WARGA DESA PILANG KECAMATAN RANDUBLATUNG KABUPATEN BLORA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan
ANALISIS PESAN BAHASA KELUHAN WARGA DESA PILANG KECAMATAN RANDUBLATUNG KABUPATEN BLORA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan pikiran manusia. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif bagi manusia. Tanpa bahasa, sulit
Lebih terperinciPRINSIP KERJA SAMA DALAM BERINTERAKSI DI LINGKUNGAN SMPN 11 KOTA JAMBI Hendri Ristiawan* SMPN 11 Kota Jambi
Pena pppp Vol.7,m,m[Type No.2 text]njnj Desember 2017 ISSN 2089-3973 PRINSIP KERJA SAMA DALAM BERINTERAKSI DI LINGKUNGAN SMPN 11 KOTA JAMBI Hendri Ristiawan* SMPN 11 Kota Jambi ABTRACT The results of this
Lebih terperincimenafsirkan makna homonim dan homofon, kesalahan dalam menafsirkan makna indiom, kesalahan dalam menafsirkan arti peribahasa, pengembalian stimulus,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pragmatik sebagai cabang ilmu linguistik yang selalu berkembang dari masa kemasa memegang perana penting dalam dunia kebahasaan. Sebagai mana yang kita ketahui bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia harus berinteraksi dengan orang lain agar dapat bertahan hidup. Dalam interaksi denga yang lain,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi bahasa secara umum adalah komunikasi (Nababan, 1993: 38).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fungsi bahasa secara umum adalah komunikasi (Nababan, 1993: 38). Komunikasi merupakan suatu hal penting dalam membangun relasi antarindividu. Dengan adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Film The Great Gatsby adalah film visual 3D karya Baz Luhrmann yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film The Great Gatsby adalah film visual 3D karya Baz Luhrmann yang dirilis pada 10 Mei 2013, banyak pro dan kontra dalam pembuatanya, seperti yang dikutip oleh penulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sebuah sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Sesuai dengan fungsinya, bahasa memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia
Lebih terperinciKESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF DALAM KOMUNIKASI ANTARA PENJUAL HANDPHONE DENGAN PEMBELI DI MATAHARI SINGOSAREN
KESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF DALAM KOMUNIKASI ANTARA PENJUAL HANDPHONE DENGAN PEMBELI DI MATAHARI SINGOSAREN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi antar sesama dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menyampaikan maksud dan tujuan kepada orang lain sehingga dapat
Lebih terperinciPEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA
PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan media yang utama dalam komunikasi manusia untuk menyampaikan informasi. Bahasa itu bersifat unik bagi manusia sekaligus bersifat universal. Anderson
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa manusia akan sulit berinteraksi dan berkomunikasi dengan sesamanya. Selain itu bahasa juga menjadi
Lebih terperinciPELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM TALK SHOW EMPAT MATA DI TRANS 7
PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM TALK SHOW EMPAT MATA DI TRANS 7 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk sosial, dorongan untuk berkomunikasi muncul dari keinginan manusia untuk dapat berinteraksi
Lebih terperinciAnalisis Percakapan Dokter dengan Pasien di RSUD Abdoer Rahem Kebupaten Situbondo
274 JURNAL PENDIDIKAN HUMANIORA, HAL 274-283 Analisis Percakapan Dokter dengan Pasien di RSUD Abdoer Rahem Kebupaten Situbondo Hasan Suaedi Pendidikan Bahasa Indonesia-Universitas Negeri Malang Jl. Semarang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. pembenaran atau penolakan hipotesis serta penemuan asas-asas yang mengatur
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian merupakan jalan yang ditempuh peneliti dalam menuju ke pembenaran atau penolakan hipotesis serta penemuan asas-asas yang mengatur kerja bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesamanya. Nordquist (2014) mengatakan bahwa Dialogue is a verbal exchange
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Percakapan merupakan bentuk interaksi manusia dengan makhluk sesamanya. Nordquist (2014) mengatakan bahwa Dialogue is a verbal exchange between two or more
Lebih terperinciKAJIAN PENYIMPANGAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM WACANA HUMOR ON LINE
KAJIAN PENYIMPANGAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM WACANA HUMOR ON LINE Oleh Syawaludin Nur Rifa i Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penyimpangan prinsip
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. komunikasi, melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan (berkomunikasi)
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan manusia, bahkan bahasa selalu digunakan oleh manusia dalam segala kegiatan. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejak diberlakukannya kurikulum 1984 dalam pembelajaran bahasa Indonesia
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Bahasa Indonesia Sejak diberlakukannya kurikulum 1984 dalam pembelajaran bahasa Indonesia guru harus menerapkan pendekatan komunikatif. Dengan pendekatan komunikatif
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Teori yang menjadi dasar dalam penelitian ini meliputi konsep mengenai (1) pengertian pragmatik, (2) pengertian prinsip kerja sama, (3) pengertian maksim kuantitas,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat paling penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi untuk berinteraksi
Lebih terperinciKESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW
KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW Syamsul Arif Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Kesantunan berbahasa merupakan hal yang penting dalam kegiatan berkomunikasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi yang paling utama bagi manusia. Chaer (2010:11) menyatakan bahasa adalah sistem, artinya, bahasa itu dibentuk oleh sejumlah
Lebih terperinciREALISASI MAKSIM PERCAKAPAN DALAM ACARA HITAM PUTIH DI TRANS7
Stilistika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya ISSN 2527-4104 Vol. 1 No.1, 1 April 2016 REALISASI MAKSIM PERCAKAPAN DALAM ACARA HITAM PUTIH DI TRANS7 Helda Safitri Oktani, Haswinda Harpriyanti Program
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang arbitrer yang dipergunakan oleh masyarakat untuk
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang arbitrer yang dipergunakan oleh masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001:21). Manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Adi Dwi Prasetio, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berbagai peristiwa yang terjadi di negeri ini, termasuk kisruh di lingkungan pemerintahan tak lepas dari sorotan masyarakat. Hal itu ditandai oleh semakin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian penting dalam interaksi sosial manusia adalah komunikasi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bagian penting dalam interaksi sosial manusia adalah komunikasi atau melakukan tindak tutur jika sedang berinteraksi dengan sesamanya. Searle mengatakan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. kuantitatif. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian tertentu, berdasarkan teknik pendekatannya dapat dikaji melalui 2 cara yakni melalui metode penelitian kualitatif dan metode penelitian kuantitatif.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan penelitian ini,
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berikut beberapa penelitian yang dapat menjadi acuan dan perbandingan dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hasil perkembangan ilmu dan teknologi tersebut. Iklan terdiri dari dua
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Iklan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menuntut massa berperan dalam memberitahukan atau menginformasikan hasil perkembangan ilmu dan teknologi tersebut.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Prinsip kerja..., Ratih Suryani, FIB UI, Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan oleh manusia di segala bidang kehidupannya untuk komunikasi. Fungsi bahasa yang mendasar adalah untuk komunikasi. Fungsi bahasa tersebut bergantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Sesuai dengan fungsinya, bahasa memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia
Lebih terperinciRealisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa
REALISASI TUTURAN DALAM WACANA PEMBUKA PROSES BELAJARMENGAJAR DI KALANGAN GURU BAHASA INDONESIA YANG BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai
Lebih terperinciPENERAPAN PRINSIP KERJASAMA DALAM DIALOG ILC (INDONESIA LAWYERS CLUB), TINJAUAN PRAGMATIK
PENERAPAN PRINSIP KERJASAMA DALAM DIALOG ILC (INDONESIA LAWYERS CLUB), TINJAUAN PRAGMATIK Agus Hermawan Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak
Lebih terperinciSeptianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta
KAJIAN TERJEMAHAN KALIMAT YANG MEREPRESENTASIKAN TUTURAN PELANGGARAN MAKSIM PADA SUBTITLE FILM THE QUEEN (KAJIAN TERJEMAHAN DENGAN PENDEKATAN PRAGMATIK) Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan pesan secara cepat dan ringkas, situasi atau kejadian-kejadian tertentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan media komunikasi yang paling canggih dan produktif. Kentjono (dalam Chaer, 2007: 32) mengemukakan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L.
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret (KBBI, 2007: 588). 2.1.1 Tindak Tutur Istilah dan teori tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada masa sekarang ini walaupun pada kira-kira dua dekade yang silam ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pragmatik merupakan cabang ilmu linguistik yang semakin dikenal pada masa sekarang ini walaupun pada kira-kira dua dekade yang silam ilmu ini jarang atau
Lebih terperinciABSTRAK
STIMULUS KESANTUNAN BERBAHASA MEMBENTUK KARAKTER PADA ANAK Octaria Putri Nurharyani Roch Widjatini Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Email: octariaputri97@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. bab sebelumnya. Analisis jenis kalimat, bentuk penanda dan fungsi tindak tutur
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Analisis jenis kalimat, bentuk penanda dan fungsi tindak tutur komisif bahasa Jawa dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peristiwa tutur terjadinya atau berlangsung pada interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan lawan tutur;
Lebih terperinciANALISIS PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN PADA BUKU HUMOR SEHAT KARYA PUJO RAHARJO SKRIPSI
ANALISIS PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN PADA BUKU HUMOR SEHAT KARYA PUJO RAHARJO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. komunikasi dengan media tulisan, seperti SMS (Short Message Service), surat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam masyarakat. Bahasa ditinjau dari segi fungsinya, memiliki fungsi beraneka ragam. Salah satu diantaranya yang paling menonjol
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki fungsi yang terpenting yaitu sebagai alat komunikasi untuk
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki fungsi yang terpenting yaitu sebagai alat komunikasi untuk berinteraksi dan mencapai kerja sama antarmanusia. Terjadinya komunikasi dalam kehidupan sehari-hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa berbahasa. Sebagian orang menggunakan bahasa lisan atau tulisan dengan menggunakan kata-kata yang jelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia memperlakukan bahasa sebagai alat komunikasi. Keinginan dan kemauan seseorang dapat dimengerti dan diketahui oleh orang lain melalui bahasa dengan
Lebih terperinciKESANTUNAN BERBAHASA GURU DAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 5 JEMBER. Suci Indah Karunia
KESANTUNAN BERBAHASA GURU DAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 5 JEMBER Suci Indah Karunia Suciindah590@gmail.com Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu bentuk perwujutan peradaban dan kebudayaan manusia. Dalam kamus linguistik, bahasa adalah satuan lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa dalam kegiatan berkomunikasi berfungsi sebagai alat penyampai pesan atau makna. Bahasa dibedakan menjadi dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebijakan-kebijakan tersebut. Di awal kemerdekaan republik ini, dunia pendidikan
15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan sistem pendidikan di Indonesia berdampak pada penyusunan kurikulum yang menjadi landasan pengajaran dan penyusunan materi ajar di Indonesia. Semakin sering
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman pada saat ini banyak menuntut masyarakat untuk memahami berbagai macam penggunaan bahasa yang digunakan sebagai suatu alat untuk berkomunikasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menguasai bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulisan. pandangan sebagian masyarakat yang tidak merasa perlu untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia sebagai salah satu perwujudan budaya bangsa memiliki sejarah perkembangan yang unik, yakni lahir mendahului kemerdekaan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang itu diantaranya adalah fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi yang mempunyai peran penting dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi yang mempunyai peran penting dalam interaksi manusia. Bahasa dapat digunakan manusia untuk menyampaikan ide, gagasan, keinginan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan proses interaksi manusia satu dengan yang lainnya. Komunikasi bertujuan memberikan informasi atau menyampaikan pesan kepada mitra tutur.
Lebih terperinciANALISIS TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM NOVEL HATI SINDEN
ANALISIS TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM NOVEL HATI SINDEN KARYA DWI RAHAYUNINGSIH KAJIAN PRAGMATIK DAN RELEVANSINYA TERHADAP BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA MATERI DRAMA DI SMA Yenita Niken Larasati Program
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesantunan berbahasa merupakan aspek penting dalam kehidupan untuk menciptakan komunikasi yang baik di antara penutur dan lawan tutur. Kesantunan berbahasa memiliki
Lebih terperinciTINDAK TUTUR DIREKTIF GURU TAMAN KANAK-KANAK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR TK AISYIYAH 29 PADANG
TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU TAMAN KANAK-KANAK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR TK AISYIYAH 29 PADANG Nensi Yuferi 1), Hasnul Fikri 2), Gusnetti 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia 2)
Lebih terperinciJurnal Sasindo Unpam, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 PELANGGARAN PRINSIP-PRINSIP KESOPANAN PADA MEMO DINAS DI SALAH SATU PERGURUAN TINGGI DI BANTEN
PELANGGARAN PRINSIP-PRINSIP KESOPANAN PADA MEMO DINAS DI SALAH SATU PERGURUAN TINGGI DI BANTEN Dhafid Wahyu Utomo 1 Bayu Permana Sukma 2 Abstrak Di ranah formal, seperti di perguruan tinggi, penggunaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Sejenis Sebelumnya Penelitian tentang humor mengenai prinsip kerjasama sudah penah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, antara lain Rini Devi Ellytias (2013)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang telekomunikas. Saat ini untuk berkomunikasi dengan orang lain sangatlah
Lebih terperinciPENDEKATAN PRAGMATIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA. Kuswoyo Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Madiun
Pendekatan Pragmatik 213 PENDEKATAN PRAGMATIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA Kuswoyo Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Madiun Email: koesahmad@gmail.com Abstrak Pendekatan pragmatik berdasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan ciri yang paling khas manusia yang membedakan dengan makhluk-makhluk lain. Dengan bahasa manusia dapat mengadakan komunikasi, sebab bahasa adalah alat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam komunikasi (Wijana,
Lebih terperinciBAB VII SIMPULAN DAN SARAN. Tesis ini membahas tentang pelanggaran maksim-maksim prinsip
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan Tesis ini membahas tentang pelanggaran maksim-maksim prinsip kerjasama dan prinsip kesopanan dalam drama seri House M.D. di mana tuturantuturan dokter Gregory House
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia akan selalu berinterasi dengan orang lain. Dalam melakukan interaksi manusia harus menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi.
Lebih terperinciTINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012
TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi manusia. Bahasa di dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi manusia. Bahasa di dalam penggunaannya berfungsi sebagai sarana pikir, ekspresi, dan sarana komunikasi. Sebagai sarana
Lebih terperinciREALISASI MAKSIM PERCAKAPAN DALAM ACARA HITAM PUTIH DI TRANS7
Stilistika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya ISSN 2527-4104 Vol. 1 No.1, 1 April 2016 REALISASI MAKSIM PERCAKAPAN DALAM ACARA HITAM PUTIH DI TRANS7 Haswinda Harpriyanti dan Helda Safitri Oktani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak tutur merupakan suatu bentuk tindakan dalam konteks situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melalui bahasa manusia dapat berkomunikasi dengan sesama untuk memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk menyatakan pikiran dan
Lebih terperinci