BAB III METODOLOGI PENELITIAN
|
|
- Ivan Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian diperlukan dalam pencapaian sasaran penelitian, seperti yang ditegaskan oleh Sudaryanto (1992:25) bahwa metode dalam penelitian sangat dibutuhkan karena metode berfungsi untuk menuntun seorang peneliti menuju pembenaran atau penolakan hipotesisnya atau menuntun tujuan penelitian. Metode penelitian merupakan alat, prosedur dan teknik yang dipilih dalam melaksanakan penelitian. (T.Fatimah, 2006 : 4). A. Jenis Penelitian Suatu jenis penelitian disesuaikan dengan permasalahan yang diangkat dalam suatu penelitian. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Edi Subroto (2007:8) berpendapat bahwa penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan lebih mengutamakan proses daripada hasil. Edi Subroto (2007:5) juga menegaskan bahwa metode kualitatif yaitu metode penelitian yang tidak didesain atau dirancang menggunakan prosedur-prosedur statistik. Penelitian kualitatif menurut Edi Subroto (2007:8), mencatat secara teliti semua fenomena kebahasaan yang senyatanya ada, meneliti, dan memerikan sistem bahasa berdasarkan data yang sebenarnya. Sudaryanto (1992:62) menerangkan bahwa istilah deskriptif berarti bahwa penulisan yang dilakukan semata-mata hanya didasarkan pada fakta atau fenomena yang ada, sehingga hasilnya adalah varian bahasa yang mempunyai sifat pemaparan apa adanya. Dengan demikian, hasil analisisnya akan berbentuk deskripsi fenomena tuturan-tuturan yang mencerminkan penerapan dari beberapa jenis tindak tutur dalam proses jual beli barang di Surakarta. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan pragmatik yaitu pendekatan yang mendasarkan diri pada reaksi atau tanggapan menurut mitra bicara (Edi Subroto, 2007:65). Penulis menggunakan pendekatan pragmatik untuk menjawab permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini dan juga untuk menginterpretasikan maksud tuturan yang diujarkan sehingga jelas maksudnya. 46
2 47 B. Data dan Sumber data Sumber data merupakan asal muasal data penelitian itu diperoleh (Sudaryanto, 1990:33). Dari sumber itu peneliti dapat memperoleh data yang dimaksud dan yang diinginkan. Adapun sumber data penelitian ini adalah dialog antara penjual dengan pembeli pada proses jual beli di pasar tradisional Surakarta. Data merupakan bahan jadi penelitian, bukan bahan mentah penelitian. Data sebagai objek penelitian secara umum adalah informasi atau bahasa yang disediakan oleh alam yang dikumpulkan dan dipilih oleh peneliti. Data adalah semua informasi atau bahan yang disediakan dan (dalam arti luas) yang harus dicari dan disediakan dengan sengaja oleh peneliti yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti (Sudaryanto, 1990:34). Data itulah yang diuraikan dalam analisis. Data dijaring dari sampel penelitian. Menurut Sudaryanto sebagai bahan jadi, data dapat diterjemahkan sebagai objek plus konteks. Data dalam penelitian ini adalah dialog yang didalamnya terdapat tuturan yang mencerminkan penerapan tindak tutur, prinsip kerja sama atau prinsip kesantunan dalam proses jual beli di pasar tradisional Surakarta beserta konteksnya, yang diambil pada bulan November 2012 hingga Maret Pasar yang menjadi tempat pengambilan data adalah pasar-pasar tradisional yang berada di wilayah Surakarta, seperti Pasar Nusukan, Pasar Ledoksari, Pasar Mojosongo, Pasar Gedhe, dan Pasar Klewer. C. Populasi dan Sampel Populasi adalah objek penelitian. Dalam penelitian linguistik, populasi pada umumnya ialah keseluruhan individu dari segi-segi tertentu bahasa (Edi Subroto, 2007:36). Populasi dalam penelitian ini berupa keseluruhan tuturan yang mencerminkan penerapan jenis-jenis tindak tutur dalam proses jual beli pada beberapa pasar yang terdapat di Surakarta. Tuturan dalam proses jual beli yakni tuturan yang berisi anjuran, permintaan, penawaran, penolakan, terima kasih, pemberitahuan dan lain sebagainya. Sampel merupakan sebagian dari keseluruhan populasi yang memberi gambaran akan populasi. Sampel dapat pula diartikan sebagian dari populasi yang dijadikan objek penelitian langsung. Sampel hendaknya mewakili atau dianggap mewakili populasi secara keseluruhan (Edi Subroto, 2007:36). Sampel harus mewakili populasi dalam arti
3 48 sampel harus bersifat representatif. Sampel bersifat representatif apabila terdiri dari unsur-unsur yang mewakili keseluruhan sifat populasi, walaupun jumlahnya jauh lebih sedikit. Dalam penelitian ini pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel bertujuan (purposive sample), dalam arti pengambilan sampel disesuaikan dengan tujuan dari penelitian ini sendiri. Sampel jenis ini ukuran tidak jadi masalah, hanya saja sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian. Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa sampel dalam penelitian ini adalah dialog antara penjual dan pembeli yang mencerminkan penerapan jenis-jenis tindak tutur pada proses jual beli di beberapa pasar tradisional di Surakarta (Pasar Nusukan, Pasar Ledoksari, Pasar Mojosongo, Pasar Gedhe, dan Pasar Klewer) yang diambil pada bulan November 2012 hingga Maret D. Metode dan Teknik Penyediaan Data Metode pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh data-data yang berkualitas dan kualitas data itu sendiri sangat ditentukan oleh alat pengambilan datanya. Pemerolehan data pada penelitian ini dilakukan dengan menyimak, yaitu menyimak penggunaan bahasa. Metode yang demikian sering disebut dengan metode simak atau penyimakan karena memang berupa penyimakan yang dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa (Sudaryanto, 2001: 133). Berdasarkan pengertian tersebut pemerolehan data pada penelitian ini dilakukan dengan menyimak dan mengamati setiap tuturan yang terjadi selama proses jual beli berlangsung. Pada praktiknya, metode simak diwujudkan dengan teknik dasar dan teknik lanjutan. Adapun teknik dasar dari metode simak yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sadap, teknik ini diwujudkan dengan menyadap pembicaraan (penggunaan bahasa) seseorang atau beberapa orang (Sudaryanto, 2001: 133). Penyadapan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu pertama-tama peneliti berpartisipasi dalam pembicaraan antara pejual dengan pembeli sambil menyimak pembicaraan (penggunaan bahasa) dalam proses jual beli. Teknik lanjutan dalam penelitian ini dilakukan setelah teknik dasar. Teknik lanjutan yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini berupa teknik
4 49 simak libat cakap (SLC), teknik rekam, dan teknik catat. Dalam teknik simak libat cakap, peneliti ikut serta berpartisipasi dalam proses pembicaraan dengan lawan tuturnya, dan lawan tuturnya sama sekali tidak tahu bahwa yang diperhatikan oleh peneliti bukan isi pembicaraan lawan tutur melainkan bahasa yang sedang digunakan oleh lawan tutur itu (Sudaryanto, 2001: 134). Pelaksanaan teknik SLC dalam penelitian ini, peneliti secara sadar berpartisipasi sambil menyimak proses pembicaraan antara penjual dengan calon pembeli atau pembeli tanpa diketahui oleh penjual, calon pembeli, pembeli ataupun lawan tutur lain bahwa yang diperhatikan oleh peneliti bukan isi pembicaraan lawan tutur yang berpartisipasi dalam proses jual beli melainkan penggunaan bahasa oleh lawan tutur. Ketika teknik pertama atau teknik kedua digunakan, sekaligus dapat dilakukan pula perekaman dengan alat tertentu. Perekaman terhadap tuturan itu dapat dipandang sebagai teknik lanjutan pula, dan disebut teknik rekam. Perekaman dilakukan tanpa sepengetahuan penutur sumber data atau pembicara dan sewajarnya sehingga tidak mengganggu proses kegiatan pertuturan yang sedang terjadi (Sudaryanto, 2001: 135). Pelaksanaan perekaman dalam penelitian ini dilakukan tanpa sepengetahuan penjual, calon pembeli atau pembeli ataupun lawan tutur lainnya dan dilakukan sewajarnya sehingga tidak mengganggu proses kegiatan pertuturan yang sedang terjadi dalam proses jual beli. Di samping perekaman itu, dapat pula dilakukan pencatatan pada kartu data yang segera dilanjutkan dengan klasifikasi. Pencatatan itu dapat dilakukan ketika teknik pertama atau kedua selesai atau setelah teknik perekaman dilakukan. Pencatatan semacam itu disebut teknik catat (Sudaryanto, 2001: ). Dalam penelitian ini, data yang telah dikumpulkan melalui teknik rekam, kemudian ditranskripsikan dengan menggunakan teknik catat. Pada tahap pencatatan, data dicatat pada kartu data dan disertakan tempat diambilnya data, tanggal, bulan, tahun, dan nomor urut data. Pencatatan transkripsi datanya pun dapat dipilih, bergantung kepada jenis objek sasarannya, yaitu transkripsi ortografis, fonemis atau fonetis. Pencatatan transkripsi data pada penelitian ini menggunakan transkripsi ortografis dikarenakan objek data penelitian ini sebagian besar berupa tuturan berbahasa jawa sehingga diperlukan
5 50 kejelasan dalam transkripsinya. Transkripsi ortografis yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah transkripsi data sesuai dengan ejaan yang disempurnakan. E. Klasifikasi Data Tahap klasifikasi data adalah kelanjutan dari pengumpulan data. Klasifikasi data adalah pengaturan data menurut asas-asas tertentu, pemberian arah atau tuntunan yang sekaligus memberikan isyarat-isyarat tahapan tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana tahapan berikutnya dilakukan (Edi Subroto, 2007:51). Data yang telah disediakan dikelompokkan terlebih dahulu dengan maksud untuk mendapatkan tipe-tipe data yang tepat dan cermat. Hal ini akan memberi arah serta gambaran mengenai langkah apa yang selanjutnya dilakukan penulis sehingga mempermudah proses analisis data pada tahapan-tahapan selanjutnya. Klasifikasi data berarti penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan menuntut kaidah atau standar yang ditetapkan (KBBI, 2005:507). Klasifikasi data dilakukan setelah semua data dikumpulkan. Dalam klasifikasi data ini tidak tertutup kemungkinan satu data berada dalam beberapa klasifikasi. Adanya pengurutan data bermanfaat untuk mencocokkan data-data dengan analisisnya, yaitu memberikan isyarat tambahan langkah yang dikerjakan berikutnya sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun ketentuan klasifikasi data yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah berdasarkan jenis tindak tutur. Dalam penelitian ini klasifikasi dilakukan dengan mengurutkan data yang telah dicatat pada kartu data sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai dan disertakan juga tempat diambilnya data, tanggal, bulan, tahun dan nomor urut data. Sebagai contoh tampilan kartu data adalah sebagai berikut: Konteks situasi : Percakapan antara O1sebagai pedagang dan O3 sebagai pembeli di kios milik O1. O3 menghampiri kios O1, dan langsung menanyakan barang yang diinginkannya kepada O1. Bentuk tuturan: O3 : Kentange bu (sambil melihat barang yang dimaksud)? Kentanngnya bu? O1 : Niki (sambil memegang kentang yang dimaksudkan). Niki. O3 : Nggih. Iya. (PNS/ 1/ )
6 51 Keterangan: PNS : Pasar Nusukan Surakarta (tempat diambilnya data) 04/11/2012 : tanggal, bulan dan tahun diambinya data 1 : nomor urut data Kartu data yang berkode (PNS, 04/11/2012, 1) di atas dibaca sebagai data nomor 1 yang diambil dari pasar Nusukan tanggal 4 November Tulisan yang ditebalkan adalah data yang akan dianalisis, yang dapat mencerminkan penerapan salah satu jenis tindak tutur. Deskripsi konteks yang dituliskan di atas data penelitian berupa aspekaspek yang berkaitan dengan tuturan. F. Metode dan Teknik Analisis Data Analisis data adalah salah satu tahap yang paling penting dan sentral. Analisis data merupakan upaya sang peneliti menangani langsung masalah yang terkandung dalam data (Sudaryanto, 2001:6). Penanganan itu tampak dari adanya tindakan mengamati, membedah atau mengurai, dan memburaikan masalah yang bersangkutan dengan cara khas tertentu. Penelitian ini menggunakan metode padan sebagai metode untuk menganalisis datanya. Sudaryanto (2001:13) mengatakan bahwa metode padan merupakan metode yang dipakai untuk mengkaji atau menentukan identitas satuan lingual tertentu dengan memakai alat penentu yang berada di luar bahasa, terlepas dari bahasa, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan. Metode dalam penelitian ini dilaksanakan dengan alat penentu berupa lawan atau mitra wicara. Metode ini juga biasa disebut sebagai metode padan pragmatis. Jalur kerja metode ini yaitu apabila orang sampai kepada ketentuan bahwa satuan kebahasaan itu yang dituturkan oleh pembicara menimbulkan reaksi tindakan tertentu dari lawan tutur atau mitra wicaranya. Hal ini sejalan dengan data-data analisis tuturan pada penelitian ini yang menunjukkan bahwa terjadi reaksi atau akibat yang timbul pada mitra wicara ketika satuan kebahasaan itu dituturkan oleh pembicara. Teknik merupakan jabaran metode yang ditentukan oleh alat yang dipakai untuk menganalisis data (Sudaryanto, 2001:25). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis cara tujuan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa
7 52 strategi pemecahan masalah oleh penutur dapat dilihat sebagai sebuah bentuk analisis cara-tujuan (means-end) (Leech, 1993:55). Penutur bertugas untuk menggunakan cara yang paling tepat agar tujuan tuturannya dapat tercapai dengan baik. Analisis caratujuan pada umumnya diterapkan pada penggunaan tuturan secara komunikatif. Dalam konteks ini istilah tujuan (goal) dan maksud (intention) menyiratkan makna sadar dan sengaja. Teknik ini tidak ingin memberi kesan seakan-akan tuturan direncanakan dengan sadar dan sengaja. Tujuan-tujuan yang lebih khusus dapat dicapai tanpa harus sadar sepenuhnya akan tujuan-tujuan tersebut. Berpijak pada kerangka analisis cara-tujuan, maka tindak tutur yang secara langsung merupakan perintah Nyalakan alat pemanas! pun merupakan cara yang tidak langsung untuk mencapai suatu tujuan akhir, karena diarahkan kepada suatu tujuan sekunder dulu. Karena itu ilokusi-ilokusi tak langsung hanyalah sekedar ilokusi yang lebih tidak langsung daripada ilokusi-ilokusi lain; jadi langsung-tidaknya suatu ilokusi hanya masalah derajat atau tingkat saja, dan karena itu dapat diletakkan pada sebuah skala. Dalam kerangka acuan analisis cara-tujuan, skala ketaklangsungan sebuah ilokusi digambarkan dengan panjang rantai cara-tujuan yang menghubungkan tindak ujar dengan tujuannya (Leech, 1993:57). Contoh analisis cara-tujuan dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Penutur berasumsi bahwa lawan tuturnya mengerti dan paham akan pesan yang dikirimkannya, dan pemahaman tersebut membuat lawan tutur melakukan suatu tindakan yang dibutuhkan (lihat gambar 1) (Leech, 1993:56) (Gambar 1)
8 53 keterangan gambar: 1 = keadaan awal (penutur merasa dingin). 2 = keadaan tengahan (lawan tutur mengerti bahwa penutur ingin alat pemanas dinyalakan) 3 = keadaan akhir (penutur merasa hangat) G = tujuan untuk mencapai keadaan 3 (menjadi hangat) a = tindakan penutur mengatakan kepada lawan tutur agar alat pemanas dinyalakan b = tindakan lawan tutur menyalakan alat pemanas Dalam analisis cara tujuan, konsep tujuan harus dapat diterapkan pada penggunaan tuturan secara phatic seperti pada basa-basi bahasa, pada penghindaran kata-kata tabu dan sebagainya, maupun pada penggunaan-penggunaan tuturan lainnya yang tujuan-tujuan penggunaannya tidak disadari oleh penuturnya, walaupun pola perilakunya jelas. Dalam perilaku yang berorientasi tujuan dapat dikatakan bahwa pada umumnya manusia mengambil jalan yang membawa mereka paling langsung ke tujuan mereka. Singkatnya, istilah tujuan dipakai dalam pengertian Artifical Inteligence yang netral, yakni keadaan yang mengatur perilaku individu (a state which regulate the behavior of the individual) sehingga memudahkan suatu hasil tertentu (Leech, 1993:61). Komunikasi linguistik (sebuah tuturan) dari aspek analisis cara-tujuan oleh Halliday membentuk suatu hierarki keinstrumentalan. Sebuah tuturan digambarkan sebagai kegiatan transaksi yang terjadi pada tiga tataran yang berbeda, yaitu sebagai (a) transaksi interpersonal mengandung maksud bahwa bahasa berfungsi sebagai pengungkapan sikap penutur dan sebagai pengaruh pada sikap dan perilaku petutur; sebagai (b) transaksi idesional yaitu penyampaian pesan (message- transmission) yakni bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan dan menginterpretasi pengalaman dunia; dan (c) transaksi tekstual atau teks yaitu bahasa berfungsi sebagai alat untuk mengkontruksi atau menyusun sebuah teks (teks adalah contoh bahasa lisan dan tulisan). Transaksi-transaksi ini diurut sedemikian sehingga wacana (tuturan) mencakup pesan, dan pesan mencakup teks (Leech, 1993:86-90). Penutur dalam proses jual beli pada beberapa pasar tradisional di Surakarta menggunakan bahasa secara komunikatif agar tujuan tuturannya dapat dipahami.
9 54 Tuturan merupakan keseluruhan transaksi, dan dianggap sebagai suatu usaha untuk menyampaikan daya ilokusi pada petutur. Tujuan penutur tercapai bila dipahami oleh petutur. Keberhasilan ini ditandai oleh keadaan terakhir. Supaya penutur dapat mencapai tujuannya, penutur harus memilih suatu makna (atau ide idesional) yang dapat menyampaikan makna yang dimaksud. Retorik interpersonal menempatkan kendala masukan pada pesan. Pesan disampaikan tepat pada petutur jika petutur melalui tahap mengolah dan menginterpretasi daya. Retorik tekstual juga didasarkan pada kerjasama antara penutur dan petutur. Jadi sebuah tuturan dengan perilaku tekstual yang baik adalah tuturan yang meramalkan dan membantu tugas petutur dalam mengkode dan memahami teks. Teks berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pesan, sebagaimana pesan pun berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan daya ilokusi kepada petutur. Atau dengan kata lain teks mempunyai fungsi linguistik, yaitu fungsi mengkomunikasikan pesan-pesan linguistik (Leech: 1993:93). Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah penerapan tindak tutur dalam proses jual beli pada beberapa pasar di Surakarta. Pemecahan masalah dalam penelitian ini dapat dilihat dari sudut pandang penutur dan mitra tutur. Bentuk kegiatan bertutur beragam sekali, sesuai dengan berbagai dimensi yang berbeda; model yang cocok untuk merepresentasi kegiatan bertutur dalam proses jual beli adalah sebuah analisis cara-tujuan yang mampu merepresentasi nilai-nilai yang bersinambung, tujuantujuan ganda, dan berbagai tujuan tak langsung. Dengan demikian, analisis tindak tutur pada proses jual beli akan penulis teliti dengan menggunakan teknik analisis caratujuan. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan pada contoh berikut. Konteks : Percakapan antara O1sebagai pedagang dan O4 sebagai pembeli di kios sayur-sayuran milik O1. O1 memberikan potongan harga untuk harga wortel kepada O4. Bentuk tuturan: O4 : Wertelepone cilik-cilik enek ra? Regane pira? Wortelepone kecil-kecil ada tidak? Harganya berapa? O1 : Telulas, mbayaro rolas setengah. Tiga belas, bayarlah dua belas setengah. (PNS/ 10/ )
10 55 Konteks yang terjadi pada peristiwa proses jual beli di atas adalah percakapan antara O1 dan O4 di kios sayur-sayuran milik O1. Pada peristiwa di atas terlihat bahwa O4 bertanya kepada O1, yakni dengan tuturan Wertelepone cilik-cilik enek ra? Regane pira? yang maksudnya apakah ada wortel yang kecil-kecil, dan kemudian O1 menjawab pertanyaan O4, dengan tuturan Telulas, mbayaro rolas setengah. dalam jawaban tersebut terlihat bahwa O1 juga memberikan potongan harga untuk sayur wortel kepada O4, yakni yang semula tiga belas ribu menjadi dua belas ribu lima ratus rupiah. Tuturan O1 pada data di atas mengandung tindak tutur direktif anjuran. Tuturan O1 yang menunjukkan tindak tutur direktif anjuran yaitu tuturan mbayaro rolas setengah. Tujuan O1 mengucapkan tuturan tersebut yaitu O1 bermaksud untuk memberikan saran atau anjuran kepada O4 supaya O4 membayar wortel dengan harga dua belas lima ratus rupiah saja, dari harga semula yaitu tiga belas ribu rupiah. Tuturan O1 tersebut dapat pula diartikan O1 mengutarakan anjuran atau saran dengan berkatakata kepada O4 supaya O4 menerima anjuran atau saran darinya tersebut. Tindak tutur direktif anjuran yang dituturkan oleh O1 dilatarbelakangi oleh keinginan O1 supaya O4 membayar harga wortel lebih murah dari harga sebelumnya, karena O1 ingin agar suatu saat nanti O4 akan kembali membeli sayuran ditempatnya. Penanda lingual untuk tindak tutur direktif anjuran pada tuturan O1 di atas ditunjukkan oleh kata mbayaro yang artinya dalam bahasa Indonesia adalah bayarlah. G. Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data Metode penyajian hasil analisis data dalam penelitian ini disajikan dengan penyajian data secara informal dan formal. Penyajian hasil analisis data secara informal adalah perumusan hasil analisis data dengan kata-kata biasa, sedangkan penyajian hasil analisis data secara formal adalah perumusan hasil analisis data dengan menggunakan tanda dan lambang-lambang (Sudaryanto, 2001:145). Tanda yang digunakan dalam penelitian ini di antaranya: tanda garis miring tunggal (/), tanda garis miring mengapit (/.../), tanda kurung biasa ((...)), tanda kutip (... ), (... ), tanda tanya (?), tanda seru (!), tanda titik dua (:), tanda titik (.), tanda koma (,), tanda hubung (-). Adapun lambang yang dimaksud di antaranya lambang huruf sebagai singkatan. Penggunaan
11 56 kata-kata biasa serta penggunaan tanda dan lambang dalam penyajian hasil analisis data pada penelitian ini digunakan agar hasil analisis ini lebih mudah dipahami untuk kemudian ditarik simpulan.
BAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif berusaha memahami makna dari fenomena-fenomena, peristiwa-peristiwa,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. pembenaran atau penolakan hipotesis serta penemuan asas-asas yang mengatur
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian merupakan jalan yang ditempuh peneliti dalam menuju ke pembenaran atau penolakan hipotesis serta penemuan asas-asas yang mengatur kerja bahasa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. kuantitatif. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian tertentu, berdasarkan teknik pendekatannya dapat dikaji melalui 2 cara yakni melalui metode penelitian kualitatif dan metode penelitian kuantitatif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi, digunakan oleh anggota masyarakat untuk berinteraksi, dengan kata lain interaksi atau segala macam kegiatan komunikasi di dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab III ini dikemukakan mengenai metode penelitian yang peneliti gunakan. Metode penelitian merupakan alat, prosedur, dan teknik yang dipilih dalam melaksanakan penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
38 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif-kualitatif. Menurut Bogdan dan Bilken dalam Subroto, penelitian kualitatif merupakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan ini termasuk dalam penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Subroto,Edi berpendapat bahwa metode kualitatif adalah metode
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif adalah metode penelitian dengan cara menggambarkan atau menuliskan keadaan subjek
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif yaitu penelitian
61 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif yaitu penelitian yang mendeskripsikan apa saja yang saat ini berlaku, khususnya dalam bidang
Lebih terperinciRealisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa
REALISASI TUTURAN DALAM WACANA PEMBUKA PROSES BELAJARMENGAJAR DI KALANGAN GURU BAHASA INDONESIA YANG BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sosiolinguistik. Penelitian kualitatif di sini menggunakan jenis penelitian yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan sosiolinguistik. Penelitian kualitatif di sini menggunakan jenis penelitian yang bersifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya senantiasa melakukan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting karena dengan bahasa orang dapat menerima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak tutur atau tindak ujar (speech act) merupakan sesuatu yang bersifat pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik pragmatik
Lebih terperinciANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI
ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Diajukanoleh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Objek dalam penelitian kualitatif adalah objek yang alamiah, atau natural setting, sehingga metode
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat paling penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi untuk berinteraksi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian dengan judul Pemerolehan Bahasa Melayu Jambi pada Sasha Anak Usia Tiga Tahun; Suatu Kajian Psikolinguistik menggunakan pendekatan
Lebih terperinciDESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)
DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan wujud yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama. Setiap komunikasi dengan melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Perumusan Masalah 1. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama. Sutedi (2003: 2) menyatakan bahwa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk sosial, dorongan untuk berkomunikasi muncul dari keinginan manusia untuk dapat berinteraksi
Lebih terperinciPEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA
PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA Himawatul Azmi Nur dan Prembayun Miji Lestari Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, FBS, Universitas Negeri Semarang ABSTRAK Tujuan
Lebih terperinciPERBANDINGAN KESANTUNAN DI PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN (Sebuah Strategi Kesantunan antara Penjual kepada Pembeli)
PERBANDINGAN KESANTUNAN DI PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN (Sebuah Strategi Kesantunan antara Penjual kepada Pembeli) Oleh Latifah Dwi Wahyuni dan Nisa Afifah Abstrak Pada proses jual beli, baik di
Lebih terperinciANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF ANTARA GURU MURID. DI MTs SUNAN KALIJAGA KECAMATAN BULUKERTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI
ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF ANTARA GURU MURID DI MTs SUNAN KALIJAGA KECAMATAN BULUKERTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI DisusunOleh : RENDIYANTO A 310080062 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciAnalisis Tindak Tutur Bahasa Jawa di Pasar Sampang Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap
Analisis Tindak Tutur Bahasa Jawa di Pasar Sampang Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap Oleh: Agus Setiaji Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa agussetiaji94 @yahoo.com Abstrak: Penelitian ini
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Metode kualitatif yaitu metode
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian ini terkait dengan konteks situasi yang terjadi dalam sebuah kelompok. Metode
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis
BAB III METODE PENELITIAN Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis penelitian, data dan sumber data, pengembangan instrumen, prosedur pengumpulan data, dan prosedur pengolahan
Lebih terperinciREALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER
REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,
Lebih terperinciTINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI Oleh: Latifah Dwi Wahyuni Program Pascasarjana Linguistik Deskriptif UNS Surakarta Abstrak Komunikasi dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi
Lebih terperinciIMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI
IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. merupakan cara untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuan semula suatu
digilib.uns.ac.id 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sebuah penelitian diperlukan adanya metode, karena metode merupakan cara untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuan semula suatu penelitian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. interaksi jual-beli. Hal ini dapat ditemukan dalam setiap transaksi jual-beli di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mendengar kata pasar tidak lebih dari anggapan bahwa adanya pembeli dan penjual harus bertemu secara langsung untuk mengadakan interaksi jual-beli. Hal ini dapat ditemukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam interaksi manusia. Bahasa dapat digunakan manusia untuk menyampaikan ide, gagasan, keinginan, perasaan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. deiksis pada wacana tulis dalam Kakilangit pada majalah Horison edisi 2012.
43 III. METODE PENELITIAN Dalam metode penelitian ini akan dipaparkan rancangan penelitian, sumber data, instrumen penelitian, metode dan teknik pengumpulan data, metode dan teknik analisis data. 3.1 Rancangan
Lebih terperinciTINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA WACANA OPERA VAN JAVA DI TRANS 7
TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA WACANA OPERA VAN JAVA DI TRANS 7 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode penelitian yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
62 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hal ini dibuktikan dengan penemuan data berupa tuturan, bukan berupa angka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan ciri yang paling khas manusia yang membedakan dengan makhluk-makhluk lain. Dengan bahasa manusia dapat mengadakan komunikasi, sebab bahasa adalah alat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah cara yang harus dilaksanakan; teknik adalah cara melaksanakan metode (Sudaryanto, 2015:9). Metode yang tepat akan mengarahkan penelitian pada tujuan yang diinginkan.
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
32 BAB 3 METODE PENELITIAN Dalam bagian ini akan dipaparkan, hal-hal yang berkaitan dengan (1) pendekatan penelitian, (2) sumber data dan data (korpus), (3) teknik penelitian, (4) model kontekstualisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial dan anggota masyarakat memerlukan bahasa sebagai media komunikasi untuk berinteraksi dengan makhluk lainnya untuk mengungkapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan media komunikasi yang paling canggih dan produktif. Kentjono (dalam Chaer, 2007: 32) mengemukakan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh manusia untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam tuturannya (Chaer dan Leoni. 1995:65).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat interaksi sosial atau alat komunikasi manusia. Dalam berkomunikasi, manusia saling menyampaikan informasi berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan,
Lebih terperinciREALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI
REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Linguistik memiliki tataran tertinggi yang lebih luas cakupannya dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Linguistik memiliki tataran tertinggi yang lebih luas cakupannya dari kalimat yang disebut wacana. Wacana merupakan satuan bahasa
Lebih terperinciJurnal Ilmiah. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
VARIASI BAHASA JAWA PADA PERCAKAPAN NASABAH DAN DEBT COLLECTOR KSU LANGGENG DHANA MAKMUR DI KAB. NGAWIBESERTA IMPLEMENTASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAERAH DI SMP N 1 SINE Jurnal Ilmiah Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur merupakan gejala individual, dan keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan berbahasa si penutur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman pada saat ini banyak menuntut masyarakat untuk memahami berbagai macam penggunaan bahasa yang digunakan sebagai suatu alat untuk berkomunikasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak tutur merupakan suatu bentuk tindakan dalam konteks situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di lingkungan masyarakat Sunda Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat. Upacara adat Ngaras kerap ditemukan
Lebih terperinciBAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan
BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN 2.1. Pengertian Tindak Tutur Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan pengaruh yang besar di bidang filsafat dan lingustik. Gagasannya yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini dijelaskan langkah-langkah penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu 1) realisasi tindak tutur petugas penerangan dengan masyarakat di kelurahan, 2) alas
Lebih terperinciKata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.
ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN SISWA KELAS V MI MUHAMMADIYAH KLOPOGODO, KECAMATAN GOMBONG, KABUPATEN KEBUMEN, TAHUN 2014/2015 Oleh: Sri Wardani Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia kreatif menciptakan media baru sebagai sarana untuk mempermudah proses berkomunikasi. Media yang tercipta misalnya bentuk media cetak dan elektronik. Dua media
Lebih terperinciBENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI
BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut. 1. Jenis tindak tutur dalam iklan kampanye
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas sosial lainnya berbahasa baru terwujud apabila manusia terlibat di dalamnya (Alan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi antar sesama dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menyampaikan maksud dan tujuan kepada orang lain sehingga dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan berbicara menduduki posisi penting dalam kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia melakukan percakapan untuk membentuk interaksi antarpesona
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam sebuah penelitian yang bersifat ilmiah, diperlukan sebuah metode tertentu untuk memudahkan penulis. Metode tersebut harus tepat dan sesuai dengan objek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sistem simbol bunyi bermakna dan berartikulasi oleh alat ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. (SMA) Muhammadiyah 1 Karanganyar yang beralamat di Jl. Brigjen Slamet
digilib.uns.ac.id 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat atau lokasi penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah 1 Karanganyar yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Adverbia yang menirukan bunyi atau suara disebut giseigo, sedangkan adverbia yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adverbia yang menirukan bunyi atau suara disebut giseigo, sedangkan adverbia yang menyatakan suatu keadaan disebut gitaigo. Kedua istilah (giseigo dan gitaigo) ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebencian. Benci (a) ialah sangat tidak suka dan kebencian (n) ialah sifat-sifat benci
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berinteraksi dengan yang lain, manusia memiliki emosi yang dapat diekspresikan melalui banyak hal. Salah satu contoh emosi tersebut ialah perasaan kebencian.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan bagian yang berisi penjelasan tentang tahap-tahap
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan bagian yang berisi penjelasan tentang tahap-tahap yang akan dilaksanakan dalam suatu penelitian. Dalam bab ini membahas tentang jenis penelitian, data
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
34 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang penulis lakukan ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggunakan metode deskriptif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam memanfataakan bahasa sebagai media untuk berkomunikasi. Kualitas seseorang dalam bertutur dapat dilihat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan proses interaksi manusia satu dengan yang lainnya. Komunikasi bertujuan memberikan informasi atau menyampaikan pesan kepada mitra tutur.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia diharapkan dapat saling mengenal dan berhubungan satu sama lain, saling berbagi pengalaman dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki fungsi yang terpenting yaitu sebagai alat komunikasi untuk
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki fungsi yang terpenting yaitu sebagai alat komunikasi untuk berinteraksi dan mencapai kerja sama antarmanusia. Terjadinya komunikasi dalam kehidupan sehari-hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari sering menemukan banyak tanda,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari sering menemukan banyak tanda, baik itu tanda diluar rumah, dalam rumah, maupun dilingkungan sekitar. Namun manusia tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada komunikasi tulisan oleh sebab itu, komunikasi lisan dianggap lebih penting dibandingkan komunikasi dalam bentuk
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian terhadap tindak tutur komisif penjual dan pembeli cabai di Pasar
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian terhadap tindak tutur komisif penjual dan pembeli cabai di Pasar Tradisional Angso Duo Kota Jambi. Penelitian ini menggunakan
Lebih terperinciKESANTUNAN MENOLAK DALAM INTERAKSI DI KALANGAN MAHASISWA DI SURAKARTA
KESANTUNAN MENOLAK DALAM INTERAKSI DI KALANGAN MAHASISWA DI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Oleh EKANA FAUJI A 310 080 133 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 1 UNIVERSITASS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kegiatan, peradaban kebudayaan manusia. Bahasa adalah alat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hubungan bahasa dengan manusia sangat erat, sebab tumbuh dan berkembangnya bahasa senantiasa bersama dengan berkembang dan meningkatnya kegiatan, peradaban kebudayaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat utama dalam komunikasi dan memiliki daya ekspresi dan informatif yang besar. Bahasa sangat dibutuhkan oleh manusia karena dengan bahasa manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi khalayak agar bertindak sesuai dengan keinginan pengiklan. Slogan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Iklan merupakan pesan yang disampaikan oleh komunikator tentang barang dan jasa kepada komunikan yang bertujuan untuk memberikan informasi, membujuk dan mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memerlukan sebuah alat komunikasi. Alat komunikasi tersebut digunakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai mahluk sosial selalu berhubungan dengan orang lain. dalam mengadakan hubungan atau interaksi dengan sesamanya, manusia memerlukan sebuah alat komunikasi.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif karena penelitian ini didasarkan pada masalah yang diajukan dalam penelitian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
41 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Fokusnya adalah penggambaran secara menyeluruh tentang representasi kekuasaan pada tindak tutur
Lebih terperinciAHMAD KHOIRUL ANWAR NIM A
0 PERBEDAAN TINDAK TUTUR ILOKUSI ANTARA MASYARAKAT SUKU SAMIN DENGAN MASYARAKAT SUKU JAWA DI BLORA: KAJIAN SOSIOPRAGMATIK SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan
Lebih terperinciPERGESERAN TINDAK KESANTUAN DIREKTIF MEMOHON DI KALANGAN ANAK SD BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA. Naskah Publikasi
PERGESERAN TINDAK KESANTUAN DIREKTIF MEMOHON DI KALANGAN ANAK SD BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa dalam kegiatan berkomunikasi berfungsi sebagai alat penyampai pesan atau makna. Bahasa dibedakan menjadi dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa
Lebih terperinciBAB III KERANGKA TEORI DAN METODOLOGI PENELITIAN
BAB III KERANGKA TEORI DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Teori Teori yang mendasari penelitian ini adalah konsep ungkapan fatis (phatic communion) Malinowski (1923), fungsi fatis menurut Jakobson
Lebih terperinciTINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO
TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana, yaitu bahasa tulis dan bahasa
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang terbaik untuk meneliti suatu hal ialah metode yang dapat
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang terbaik untuk meneliti suatu hal ialah metode yang dapat memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Metode yang digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mendeskipsikan tindak tutur dalam berkomunikasi
52 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan mendeskipsikan tindak tutur dalam berkomunikasi antarmahasiswa di kantin FKIP Universitas Lampung. Oleh karena itu, untuk mencapai
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. mengandung implikatur dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia di
39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk percakapan yang mengandung implikatur dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia di kelas. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kekuasaan. Bahasa-bahasa para politisi tersebut yang. pesan yang disampaikan dapat sampai pada sasaran.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak bisa dilepaskan dari bahasa. Bahasa adalah komunikasi atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pikiran dan perasaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lain, sehingga orang lain mengetahui informasi untuk memenuhi kebutuhan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa berperan penting di dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, hampir semua kegiatan manusia bergantung pada dan bertaut dengan bahasa. Tanpa adanya bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. langsung. Hubungan langsung akan terjadi sebuah percakapan antarindividu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana, yaitu bahasa tulis dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bagian ini diuraikan (1) lokasi dan subjek penelitian, (2) desain penelitian, (3) metode penelitian, (4) definisi operasional, (5) instrumen penelitian, (6) teknik pengumpulan
Lebih terperinciANALISIS TINDAK TUTUR DALAM TUTURAN PERANGKAT DESA PECUK KECAMATAN MIJEN KABUPATEN DEMAK
ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM TUTURAN PERANGKAT DESA PECUK KECAMATAN MIJEN KABUPATEN DEMAK SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,
Lebih terperinciREALISASI TINDAK TUTUR REPRESENTATIF DAN DIREKTIF GURU DAN ANAK DIDIK DI TK 02 JATIWARNO, KECAMATAN JATIPURO, KABUPATEN KARANGANNYAR NASKAH PUBLIKASI
REALISASI TINDAK TUTUR REPRESENTATIF DAN DIREKTIF GURU DAN ANAK DIDIK DI TK 02 JATIWARNO, KECAMATAN JATIPURO, KABUPATEN KARANGANNYAR NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan tindak tutur (speech act) dalam wacana pertuturan telah banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persoalan tindak tutur (speech act) dalam wacana pertuturan telah banyak diteliti dan diamati orang. Namun, sejauh yang peneliti ketahui dalam konteks proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kurikulum dalam pendidikan di Indonesia terus berkembang dari waktu ke waktu. Tentunya perkembangan ini terjadi untuk terus meningkatkan mutu pendidikan, bahkan perbaikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
digilib.uns.ac.id 32 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini dikemukakan mengenai metode penelitian yang dipakai. Metode penelitian yang dipaparkan yakni jenis penelitian, data dan sumber data yang telah
Lebih terperinci