BAB I PENDAHULUAN. kebencian. Benci (a) ialah sangat tidak suka dan kebencian (n) ialah sifat-sifat benci
|
|
- Ari Indradjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berinteraksi dengan yang lain, manusia memiliki emosi yang dapat diekspresikan melalui banyak hal. Salah satu contoh emosi tersebut ialah perasaan kebencian. Benci (a) ialah sangat tidak suka dan kebencian (n) ialah sifat-sifat benci (Sugiono, 2014:168). Kebencian dapat diekspresikan melalui ungkapan, baik secara lisan maupun tulisan. Ungkapan dapat diartikan sebagai kelompok kata yang menyatakan makna khusus, makna unsur-unsurnya seringkali kabur (Sugiono, 2014:1529). Makna khusus tersebut tentu dipengaruhi oleh situasi ketika ungkapan tersebut dikemukakan. Ungkapan kebencian merupakan suatu ungkapan untuk mengungkapkan perasaan benci. Ungkapan kebencian tersebut berada dalam lingkup pragmatik, yaitu ilmu yang meneliti makna dengan konteksnya. Ungkapan kebencian sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contohnya ialah ungkapan kebencian yang muncul sebagai tanggapan terhadap suatu informasi berita yang dimuat di media Line. Line merupakan suatu aplikasi komunikasi berbasis internet yang dapat diakses melalui telepon genggam, tablet, dan komputer. Salah satu fitur pengembangan aplikasi ini ialah Line Today. Fitur tersebut memuat berita-berita aktual dan memungkinkan pengguna aplikasi Line untuk memberikan timbal balik melalui kolom komentar di bawah berita yang diterbitkan. Kolom komentar Line dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu populer, 1
2 2 kontroversial, dan terbaru. Struktur komentar dengan prioritas komentar tersebut merupakan salah satu keunikan komentar berita Line. Komentar-komentar tajam, pedas, kurang sopan, arogan, dan seringkali kasar banyak bermunculan. Komentar tersebut tidak disampaikan secara langsung atau bertatap muka dan informasi pemilik akun Line tidak selengkap informasi yang ada pada media sosial lainnya, sehingga penulis komentar tidak ragu dalam meluapkan emosinya dengan bebas. Ungkapan kebencian yang ada dalam komentar-komentar pada berita Line dapat dikategorikan berdasarkan jenis-jenis tindak tuturnya. Pengategorian ini penting dilakukan mengingat rangkaian kata-kata kebencian yang berada dalam ranah pragmatik tersebut tidak selalu bermakna seperti yang tertuliskan. Kata-kata yang dipandang negatif dapat bermakna positif dan kata-kata yang dipandang positif dapat bermakna negatif. Kata-kata yang terlihat indah dapat bermakna kebencian dengan adanya konteks tertentu. Hal yang menjadi pusat perhatian pragmatik ialah maksud penutur di balik tuturan yang diungkapkan karena maksud tuturan tidak selamanya dinyatakan secara eksplisit, seringkali maksud tersebut hanya diimplikasikan saja (Wijana, 1996:68). Penyampaian tanggapan yang merupakan ungkapan kebencian tersebut disampaikan tentu dengan maksud tertentu. Ekspresi kebencian dalam penulisan komentar dapat dituliskan oleh pengguna akun Line dengan menghina, mengancam, melarang, dan sebagainya. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini membahas bentuk kebahasaan, jenis-jenis tindak tutur, dan fungsi ekspresi tuturan ungkapan kebencian yang muncul pada komentar berita Line.
3 3 1.2 Ruang Lingkup Penelitian mengenai ungkapan kebencian ini berada pada ruang lingkup pragmatik. Pragmatik merupakan subdisiplin ilmu linguistik yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, penggunaan satuan bahasa dalam komunikasi (Wijana, 2009:4). Pragmatik ialah kajian mengenai kondisi-kondisi umum bagi penggunaan bahasa secara komunikatif (Leech, 1993:15). Penelitian dalam lingkup pragmatik ini merupakan penelitian mengenai ungkapan kebencian dengan teori tindak tutur, prinsip kerjasama, prinsip kesopanan, dan maksim-maksimnya. Data dalam penelitian ini diidentifikasikan, diklasifikasikan, dan dianalisis untuk menemukan bentuk kebahasaannya, jenis tindak tuturnya, dan maksud ungkapan kebencian pada penulisan komentar berita Line. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya, beberapa hal yang menjadi rumusan masalah penelitian ini ialah sebagai berikut. a. Apa bentuk kebahasaan yang ditemukan dalam penulisan komentar berita Line? b. Apa sajakah jenis tindak tutur yang muncul pada ungkapan kebencian dalam penulisan komentar berita Line? c. Bagaimanakah ungkapan kebencian diekspresikan dalam penulisan komentar berita Line?
4 4 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini ialah sebagai berikut, a. mendeskripsikan bentuk kebahasaan dalam penulisan komentar berita Line, b. mengklasifikasikan jenis tindak tutur yang terdapat pada ungkapan kebencian dalam penulisan komentar berita Line, dan c. menjelaskan cara ungkapan kebencian diekspresikan dalam penulisan komentar berita Line. 1.5 Landasan Teori Benci ialah sangat tidak suka dan kebencian ialah sifat-sifat benci (Sugiono, 2014:168). Dari pengertian tersebut kata benci berada pada tingkat tertinggi dari tingkatan perasaan tidak suka, melebihi perasaan agak tidak suka dan tidak suka. Perasaan sangat tidak suka terebut dapat diekspresikan secara fisik dan nonfisik. Dalam kaitannya dengan bahasa, perasaan benci tersebut dapat diekspresikan dengan lisan maupun tulisan. Perkara-perkara yang diekspresikan tersebut dapat disebut sebagai ungkapan. Ungkapan merupakan kelompok kata yang menyatakan makna khusus, makna unsur-unsurnya seringkali kabur (Sugiono, 2014:1529). Ungkapan kebencian merupakan ungkapan ketidaksetujuan. Secara garis besar, ungkapan kebencian merupakan media untuk mewadahi perasaan kebencian. Ungkapan kebencian merupakan bagian dari tindak tutur yang dikaji oleh ilmu pragmatik, salah satunya kajian makna. Pragmatik mengkaji makna secara
5 5 eksternal yaitu makna yang terikat dengan konteks. Konteks merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam menyelesaikan ambiguitas bahasa, seperti dalam pernyataan Mey (2004:39), Context is a dynamic, not a static concept: it is to be understood as the continually changing surroundings, in the widest sense, that enable the participants in the communication process to interact, and in which the linguistic expressions of their interaction become intelligible. Pemahaman konteks sangat diperlukan dalam analisis pragmatik. Leech (1993: 20) mengartikan konteks sebagai suatu pengetahuan latar belakang yang sama-sama dimiliki oleh penutur dan petutur dan yang membantu petutur menafsirkan makna tuturan. Bertolak dari pemahaman konteks inilah satuan-satuan bahasa dalam suatu tuturan dapat dijelaskan. Konteks ialah segala aspek yang berkaitan dengan lingkungan fisik dan sosial sebuah tuturan. Konteks dapat mengacu pada tuturan sebelum dan tuturan sesudah, mengacu kepada keadaan sekitar yang berkaitan dengan kebiasaan partisipan, adat istiadat, dan budaya masyarakat. Konteks pun dapat mengacu pada kondisi fisik, mental, serta pengetahuan yang ada di benak penutur maupun petutur. Unsur waktu dan tempat juga terkait erat dengan hal-hal tersebut. Menurut Leech (1993:19) pragmatik adalah studi makna dalam kaitannya dengan situasi ujaran. Situasi ujaran meliputi unsur-unsur: (1) penutur (n) dan petutur (t); (2) konteks; (3) tujuan; (4) tindak tutur atau tindak verbal; (5) tuturan (T) sebagai produk tindak verbal; (6) waktu; dan (7) tempat. Tindak tutur (speech act) merupakan komponen utama analisis pragmatik. Berikut adalah pengelompokan tindak tutur dalam Analisis Wacana Pragmatik: Kajian Teori dan Analisis (2009) karya Wijana.
6 6 Tindak tutur diklasifikasikan menjadi dua bagian pengelompokan. Pertama ialah pengelompokan berdasarkan modus dan fungsinya. Pengklasifikasian yang dihasilkan ialah tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung. Tindak tutur langsung terjadi apabila fungsinya sesuai dengan modusnya sedangkan tindak tutur tidak langsung apabila fungsi tuturan tidak sesuai dengan modus kalimat. Berikutnya ialah pengelompokan tindak tutur literal dan tidak literal. Tindak tutur literal ialah tindak tutur yang maksudnya sama dengan kata-kata penyusunnya, sedangkan tindak tutut tidak literal ialah tindak tutur yang maksudnya tidak sama dengan kata-kata penyusunnya. Kedua pengelompokan tersebut dapat dikombinasikan sehingga hadir tindak tutur langsung literal, tindak tutur tidak langsung literal, tindak tutur langsung tidak literal, dan tindak tutur tidak langsung tidak literal. Dalam kajian pragmatik dikenal prinsip kerja sama dengan tujuan memperlancar proses komunikasi antara pembicara dan lawan bicara. Grice membagi prinsip kerja sama menjadi empat maksim (Wijana, 2009:42). Maksim pertama adalah maksim kuantitas, maksim ini menghendaki peserta pertuturan untuk memberikan kontribusi secukupnya. Maksim kualitas ialah maksim yang menghendaki peserta tutur memberikan kontribusi mengenai kebenaran, didasarkan pada bukti-bukti yang memadai. Maksim relevansi mengharuskan peserta percakapan memberi kontribusi yang relevan terhadap masalah pembicaraan. Maksim terakhir ialah maksim pelaksanaan yang mengharuskan peserta percakapan berbicara secara langsung, tidak kabur, tidak taksa, runtut, dan tidak berlebih-lebihan. Dengan
7 7 keempat maksim tersebut prinsip kerja sama dengan tujuan berbahasa sebagai bagian dari tindakan sosial dapat tercapai. Prinsip lain pada ilmu pragmatik ialah prinsip kesopanan. Prinsip kesopanan ini terdiri atas beberapa maksim, yakni maksim kebijaksanaan, maksim kemurahan, maksim penerimaan, maksim kerendahan hati, maksim kecocokan, dan maksim kesimpatian. Prinsip ini berhubungan dengan dua peserta percakapan, diri sendiri (penutur) dan orang lain (lawan tutur atau orang ketiga). Maksim kebijaksanaan dan maksim kemurahan merupakan maksim yang berpusat pada orang lain dan maksim penerimaan serta maksim kerendahan hati berpusat pada diri sendiri. Keempat maksim tersebut berhubungan dengan keuntungan atau kerugian bagi diri sendiri dan orang lain. Dua maksim lainnya, maksim kecocokan dan maksim kesimpatian berkaitan dengan penilaian baik atau buruk penutur terhadap diri sendiri atau orang lain. 1.6 Tinjauan Pustaka Lestari (2016) membahas ungkapan kebencian pada tesisnya yang berjudul Ungkapan Kebencian yang Muncul pada Fenomena Islamphobia di United Kingdom. Penelitian ini banyak menampilkan contoh-contoh ungkapan kebencian yang diambil dari media koran elektronik yang memuat berita islamphobia di United Kingdom. Data dianalisis dengan tinjauan ilmu pragmatik dengan teori ketidaksantunan Jonathan Culpaper dan teori tindak tutur Austin. Penelitian tersebut
8 8 membahas strategi ketidaksantunan dalam ungkapan kebencian dan jenis tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam ungkapan kebencian terkait objek penelitian. Kajian mengenai emosi yang tersirat dalam ungkapan sudah banyak dilakukan. Anggraeni (2014) dalam tesisnya yang berjudul Ungkapan Kemarahan Orang Amerika menganalisis bentuk-bentuk ungkapan kemarahan dan variasi ekspresi dalam ungkapan orang Amerika. Penelitian sosiopragmatik tersebut merupakan penelitian studi kasus dengan mengambil kasus dari dua film yang berjudul A Raisin in The Sun dan The Help. Menurut hasil penelitian Anggraeni, bentuk ungkapan kemarahan dalam berkomunikasi diwujudkan dengan empat modus kalimat, kalimat imperatif, ekslamatif, deklaratif, dan interogatif. Dalam ranah sosiolinguistiknya, ungkapan kemarahan diruntut berdasarkan faktor sosial yang mempengaruhinya. Penelitian mengenai ungkapan kemarahan juga diteliti oleh Harawati (2013) dengan judul Ungkapan Kemarahan Laki-Laki dan Perempuan dalam Bahasa Indonesia Kajian: Sosiopragmatik. Dalam penelitian skripsinya tersebut, Harawati mengklasifikasikan bentuk tuturan dan referen ungkapan kemarahan penutur laki-laki dan penutur perempuan, serta alasan munculnya tuturan tersebut. Penelitian tersebut juga membahas analisis mengenai peristiwa tutur kemarahan laki-laki dan perempuan. Tulisan Wijana (2008) dalam artikel berjudul "Kata-Kata Kasar dalam Bahasa Jawa mendeskripsikan seluk beluk pemakaian kata-kata kasar dalam bahasa Jawa dalam hubungannya dengan perihal apa saja yang memiliki dan aktivitas-aktivitas apa yang dapat dikenai kata kasar. Deskripsi tersebut mengungkapkan berbagai macam tindakan yang tidak diinginkan atau tidak dihormati di dalam kehidupan orang Jawa
9 9 sebagai salah satu aspek budaya yang harus diketahui oleh semua orang jika ingin berinteraksi secara harmonis dengan masyarakat Jawa. Setiawan (2011) dalam skripsinya berjudul Realisasi Ketidaksantunan Berbahasa di Lingkungan Terminal Kartasura membahas mengenai kata-kata kasar (sarkasme) yang ada di lingkungan terminal bus Kartasura. Sumber data penelitiannya ialah tuturan para calo, pedagang asongan, sopir, dan kondektur yang mengandung ketidaksantunan. Data tersebut digunakan untuk menemukan realisasi ketidaksantunan di lingkungan terminal, wujud bahasa tak santun tersebut, dan penyimpangan prinsip kesopanan Leech. Hasil penelitian ini menunjukkan pelanggaran yang paling dominan terjadi pada prinsip kesopanan ialah pelanggaran yang ada dalam maksim kebijaksanaan. Penelitian-penelitian mengenai ungkapan emosi sebelumnya juga berada dalam ranah pragmatik atau sosiopragmatik. Meskipun berada dalam ranah yang sama, permasalahan serta teori sebagai pengaplikasian penyelesaian masalah yang digunakan berbeda-beda. Objek kajian yang diteliti pada analisis ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu komentar berita pada media komunikasi Line dengan karakteristik pengguna yang berbeda dengan penelitian-penelitian yang pernah diteliti sebelumnya.
10 Manfaat Penelitian Penelitian mengenai ungkapan kebencian ini membawa manfaat teoretis dan manfaat praktis. Secara teoretis, diharapkan penelitian ini dapat memberi pemahaman ungkapan kebencian dari pengaplikasian ilmu pragmatik berupa teori prinsip kerjasama, teori prinsip kesopanan, dan teori tindak tutur. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran ungkapan kebencian dan klasifikasinya sehingga penggunaannya dapat digunakan dengan tepat sesuai dengan situasinya. 1.8 Metode Penelitian Penanganan data dalam penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu tahap penyediaan data, tahap analisis data, dan tahap penyajian analisis data (Sudaryanto, 1993:5). Tahap penyediaan data merupakan tahap pengumpulan data. Data yang diambil merupakan komentar dari berita Line yang diambil dari tanggal 1 Juli 2017 hingga 12 Juli Pertimbangan waktu tersebut cukup memadai untuk mendapatkan data sebagai bahan penelitian. Data berupa komentar tersebut merupakan sumber tertulis yaitu tulisan tanggapan pemilik akun Line terhadap berita yang diterbitkan oleh media Line. Data komentar Line diambil dari lima berita, yakni: (1) Mengerikan, Anak 15 Tahun Menjadi Korban Motor Hadiah; (2) PNS Bolos Usai Libur Lebaran, Ini Sanksinya; (3) Muzdalifah Mantap Gugat Cerai Suami Barunya; (4) Kapolresta Bekasi Kota Sebut Laporan Terhadap Kaesang Tetap Diproses; dan (5) Istri Jenderal Polisi: Saya Sangat Menyesal dan Minta Maaf. Pemilihan kelima
11 11 berita tersebut didasarkan oleh banyaknya respon (komentar) dari pembaca berita Line. Teknik penyediaan data yang digunakan ialah metode simak dan catat. Metode simak dan catat dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa yang dilanjutkan dengan kegiatan pencatatan pada kartu data sehingga menjadi sebuah transkrip data (Sudaryanto, 1993:133). Tahap berikutnya ialah tahap analisis data. Data yang telah diklasifikasikan selanjutnya dianalisis menggunakan metode padan. Menurut Sudaryanto (1993: 13), metode padan ialah metode analisis data yang alat penentunya berada di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue) yang diteliti. Metode padan yang digunakan ialah metode padan pragmatis. Metode ini digunakan untuk melakukan identifikasi satuan kebahasaan menurut konteksnya. Metode yang digunakan lainnya ialah metode komparatif. Sudaryanto (1993: 63) menyatakan bahwa metode komparatif adalah metode yang cara kerjanya membandingkan data satu dengan data lainnya sehingga diketahui ada tidaknya hubungan persamaan dan perbedaan fenomena-fenomena penggunaan bahasa yang ada, yang diatur oleh asas-asas tertentu. Dengan metode ini data dapat dianalisis berdasarkan kelompok-kelompoknya. Analisis data perlu pula untuk dilakukan pengecekan melalui metode introspeksi. Metode introspeksi ini memanfaatkan intuisi kebahasaan yang meneliti bahasa yang dikuasainya (bahasa ibunya) untuk menyediakan data yang diperlukan bagi analisis sesuai dengan tujuan penelitiannya.
12 12 Tahap yang terakhir ialah tahap penyajian hasil analisis data. Menurut Kesuma (2007: 71) terdapat dua cara penyajian hasil analisis data, yaitu secara formal dan informal. Penyajian data secara formal dilakukan dengan menggunakan tabel. Penyajian data secara informal dilakukan dengan menggunakan penjelasan berupa kata-kata, dalam bentuk deskripsi. 1.9 Sistematika Penelitian ini disajikan dengan format sebagai berikut. Bab I merupakan pendahuluan yang memuat latar belakang penelitian, ruang lingkup penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori, tinjauan pustaka, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penyajian penelitian. Bab II memaparkan identifikasi struktur komentar dan bentuk kebahasaan penulisan komentar berita Line. Bab III berisi pengklasifikasian jenis tindak tutur ungkapan kebencian komentar berita Line. Bab IV memaparkan penjelasan mengenai ekspresi ungkapan kebencian yang diutarakan. Bab V merupakan bab penutup yang memuat kesimpulan dan saran. Penomoran data ditulis dengan dua angka yang diapit dalam dua tanda kurung, dan dipisahkan dengan tanda pemisah. Angka pertama menunjukkan nomor berita, angka kedua menunjukkan nomor urut komentar Line. Misalnya (1-1) menunjukkan berita nomor satu, Mengerikan, Anak 15 Tahun Menjadi Korban Motor Hadiah, dan angka selanjutnya menunjukkan nomor data komentar pada berita tersebut. Data
13 13 berupa komentar terhadap berita Line tidak seluruhnya benar dalam hal penulisannya. Data dapat mengandung kesalahan penulisan baik disengaja ataupun tidak disengaja. Komentar yang disajikan dikelompokkan atas lima bagian, berdasarkan objek atau penerima komentar. Penerima satu merupakan komentar yang diberikan kepada objek yang diberitakan. Penerima kedua merupakan komentar yang diberikan kepada orang ataupun benda yang berkaitan dengan objek yang diberitakan dan muncul dalam topik yang diberitakan. Penerima ketiga merupakan komentar untuk orang ataupun benda yang berkaitan dengan objek yang diberitakan namun tidak berhubungan secara langsung dengan berita yang muncul. Penerima keempat merupakan komentar yang ditujukan untuk penulis komentar lain.
BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak tutur atau tindak ujar (speech act) merupakan sesuatu yang bersifat pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik pragmatik
Lebih terperinciREALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER
REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,
Lebih terperinciBAB VII SIMPULAN DAN SARAN. Tesis ini membahas tentang pelanggaran maksim-maksim prinsip
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan Tesis ini membahas tentang pelanggaran maksim-maksim prinsip kerjasama dan prinsip kesopanan dalam drama seri House M.D. di mana tuturantuturan dokter Gregory House
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Wijana, 2011:1). Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa peran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi verbal manusia yang berwujud ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia atau tulisan sebagai representasi ujaran itu (Wijana, 2011:1).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan berbicara menduduki posisi penting dalam kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia melakukan percakapan untuk membentuk interaksi antarpesona
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mutlak memiliki kemampuan untuk dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial mutlak memiliki kemampuan untuk dapat berkomunikasi antara sesama manusia lainnya. Salah satu media yang digunakan dalam berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa berbahasa. Sebagian orang menggunakan bahasa lisan atau tulisan dengan menggunakan kata-kata yang jelas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif berusaha memahami makna dari fenomena-fenomena, peristiwa-peristiwa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan pesan secara cepat dan ringkas, situasi atau kejadian-kejadian tertentu.
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. pembenaran atau penolakan hipotesis serta penemuan asas-asas yang mengatur
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian merupakan jalan yang ditempuh peneliti dalam menuju ke pembenaran atau penolakan hipotesis serta penemuan asas-asas yang mengatur kerja bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang itu diantaranya adalah fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik,
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi
BAB II KERANGKA TEORI Kerangka teori ini berisi tentang teori yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi tindak tutur;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi, manusia dapat memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sebuah sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Sesuai dengan fungsinya, bahasa memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Sejenis Sebelumnya Penelitian tentang humor mengenai prinsip kerjasama sudah penah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, antara lain Rini Devi Ellytias (2013)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Berdasarkan karakteristik data yang akan dianalisis, penelitian ini lebih cocok menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data yang dianalisis berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangPenelitian Bahasa adalah hasil budaya suatu masyarakat berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks, karenaujarantersebutmengandung pemikiran-pemikiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sistem simbol bunyi bermakna dan berartikulasi oleh alat ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia harus berinteraksi dengan orang lain agar dapat bertahan hidup. Dalam interaksi denga yang lain,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab III ini dikemukakan mengenai metode penelitian yang peneliti gunakan. Metode penelitian merupakan alat, prosedur, dan teknik yang dipilih dalam melaksanakan penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Pengertian metode menurut Mardalis (2010, hlm. 24) adalah suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Di dalam penelitian bahasa umumnya harus dipertimbangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana, yaitu bahasa tulis dan bahasa
Lebih terperinciANALISIS KESANTUNAN BERBAHASA DI LINGKUNGAN TERMINAL SEKITAR WILAYAH BOJONEGORO DENGAN PRINSIP KESANTUNAN LEECH
Analisis Kesantunan Berbahasa (Rodhiati Rahmawati) 149 ANALISIS KESANTUNAN BERBAHASA DI LINGKUNGAN TERMINAL SEKITAR WILAYAH BOJONEGORO DENGAN PRINSIP KESANTUNAN LEECH Rodhiati Rahmawati MTsN Bojonegoro
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk sosial, dorongan untuk berkomunikasi muncul dari keinginan manusia untuk dapat berinteraksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gagasan, pikiran maupun suatu informasi. Bahasa sebagai media penyampai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan alat komunikasi yang berfungsi untuk menyampaikan gagasan, pikiran maupun suatu informasi. Bahasa sebagai media penyampai gagasan, pikiran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedang mengalami perubahan menuju era globalisasi. Setiap perubahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi. Berbahasa berkaitan dengan pemilihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial dan anggota masyarakat memerlukan bahasa sebagai media komunikasi untuk berinteraksi dengan makhluk lainnya untuk mengungkapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi antar sesama dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menyampaikan maksud dan tujuan kepada orang lain sehingga dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tutur. Kegiatan berinteraksi antara penutur dan mitra tutur dapat berupa dialog
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa memiliki fungsi penting bagi kehidupan bermasyarakat. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi antara penutur dan mitra tutur. Kegiatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. kuantitatif. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian tertentu, berdasarkan teknik pendekatannya dapat dikaji melalui 2 cara yakni melalui metode penelitian kualitatif dan metode penelitian kuantitatif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan ide, gagasan, atau pendapat. Alat komunikasi itu disebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai mahkluk sosial selalu berhubungan dengan orang lain. Dalam mengadakan hubungan atau interaksi dengan sesamanya, manusia memerlukan sebuah alat komuniksi.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Penelitian ini mendeskripsikan keberadaan unsur-unsur penghinaan dan
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini mendeskripsikan keberadaan unsur-unsur penghinaan dan pencemaran nama baik dalam tuturan di media sosial yang penuturnya dilaporkan dengan tuduhan melanggar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pragmatik memiliki lima bidang kajian salah satunya deiksis. berarti penunjukan atau hal petunjuk dalam sebuah wacana atau tuturan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pragmatik ialah ilmu bahasa yang mempelajari makna berdasarkan situasi dan tempat tuturan dilakukan. Levinson (dalam Suwandi, 2008: 64) menyatakan pragmatik adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas sosial lainnya berbahasa baru terwujud apabila manusia terlibat di dalamnya (Alan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh manusia untuk
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang
II. LANDASAN TEORI 2.1 Pragmatik Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang itu salah satunya yaitu tentang pragmatik. Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peristiwa tutur terjadinya atau berlangsung pada interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan lawan tutur;
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman pada saat ini banyak menuntut masyarakat untuk memahami berbagai macam penggunaan bahasa yang digunakan sebagai suatu alat untuk berkomunikasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan proses interaksi manusia satu dengan yang lainnya. Komunikasi bertujuan memberikan informasi atau menyampaikan pesan kepada mitra tutur.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak tutur merupakan suatu bentuk tindakan dalam konteks situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa berperan penting bagi kehidupan manusia sebagai alat komunikasi, untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa berperan penting bagi kehidupan manusia sebagai alat komunikasi, untuk menjalankan segala aktivitas. Bahasa juga sebagai salah satu aspek tindak tutur yang terkait
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa manusia akan sulit berinteraksi dan berkomunikasi dengan sesamanya. Selain itu bahasa juga menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi atau alat interaksi yang digunakan oleh manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi atau alat interaksi yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan maksud, ide, dan gagasan yang dimilikinya serta untuk bersosialisasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengadakan akumulasi data dasar. Metode penelitian deskriptif kualitatif
62 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Secara harfiah metode deskriptif adalah metode penelitian untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi khalayak agar bertindak sesuai dengan keinginan pengiklan. Slogan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Iklan merupakan pesan yang disampaikan oleh komunikator tentang barang dan jasa kepada komunikan yang bertujuan untuk memberikan informasi, membujuk dan mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Linguistik memiliki berbagai cabang disiplin ilmu. Cabang-cabang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Linguistik memiliki berbagai cabang disiplin ilmu. Cabang-cabang tersebut diantaranya adalah fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik dan sebagainya. Berbeda
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Dalam metode penelitian ini akan dipaparkan rancangan penelitian, sumber data
III. METODE PENELITIAN Dalam metode penelitian ini akan dipaparkan rancangan penelitian, sumber data penelitian, instrumen penelitian, metode dan teknik pengumpulan data, metode dan teknik analisis data.
Lebih terperinciKESANTUNAN BERTUTUR DI KALANGAN AWAK KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA BOYOLALI: TINJAUAN PRAGMATIK
KESANTUNAN BERTUTUR DI KALANGAN AWAK KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA BOYOLALI: TINJAUAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 ERWITIAN MARYA AGUSTINE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan ciri yang paling khas manusia yang membedakan dengan makhluk-makhluk lain. Dengan bahasa manusia dapat mengadakan komunikasi, sebab bahasa adalah alat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. interaksi jual-beli. Hal ini dapat ditemukan dalam setiap transaksi jual-beli di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mendengar kata pasar tidak lebih dari anggapan bahwa adanya pembeli dan penjual harus bertemu secara langsung untuk mengadakan interaksi jual-beli. Hal ini dapat ditemukan
Lebih terperinciJurnal Sasindo Unpam, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 PELANGGARAN PRINSIP-PRINSIP KESOPANAN PADA MEMO DINAS DI SALAH SATU PERGURUAN TINGGI DI BANTEN
PELANGGARAN PRINSIP-PRINSIP KESOPANAN PADA MEMO DINAS DI SALAH SATU PERGURUAN TINGGI DI BANTEN Dhafid Wahyu Utomo 1 Bayu Permana Sukma 2 Abstrak Di ranah formal, seperti di perguruan tinggi, penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem lambang bunyi yang bermakna dan dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 2004:1), sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. digunakan sebagai alat komunikasi oleh masyarakat untuk menunjang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dan masyarakat adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi oleh masyarakat untuk menunjang kepentingannya dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat utama dalam komunikasi dan memiliki daya ekspresi dan informatif yang besar. Bahasa sangat dibutuhkan oleh manusia karena dengan bahasa manusia
Lebih terperinciOleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH UTAMA DALAM FILM KEHORMATAN DI BALIK KERUDUNG SUTRADARA TYA SUBIYAKTO DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENYIMAK DAN BERBICARA DI KELAS X SMA Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tuturanlisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Adapun, untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa digunakan manusia salah satunya yaitu sebagai alat komunikasi dengan lingkungannya. Tuturan manusia dapat diekspresikan melalui media massa baik lisan
Lebih terperinciANALISIS PENYIMPANGAN MAKSIM KERJASAMA DAN AKSIM KESOPANAN DALAM WACANA KARTUN PADA URAT KABAR KOMPAS (TINJAUAN PRAGMATIK)
ANALISIS PENYIMPANGAN MAKSIM KERJASAMA DAN AKSIM KESOPANAN DALAM WACANA KARTUN PADA URAT KABAR KOMPAS (TINJAUAN PRAGMATIK) Oleh : Agung Nugroho A.310.010.128 Skripsi Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wacana merupakan komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wacana merupakan komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi dengan ide-ide atau gagasan-gagasan, dan konversasi atau percakapan (Tarigan, 2009:22). Wacana direalisasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Baryadi (2005: 67) sopan santun atau tata krama adalah salah satu wujud penghormatan seseorang kepada orang lain. Penghormatan atau penghargaan terhadap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Setiap manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa yang digunakan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Suatu kehidupan masyarakat sehari-hari komunikasi sangat penting digunakan untuk berinteraksi antar manusia di dalam lingkungan masyarakat. Setiap manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia memperlakukan bahasa sebagai alat komunikasi. Keinginan dan kemauan seseorang dapat dimengerti dan diketahui oleh orang lain melalui bahasa dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara lisan mengkaji tentang proses penyampaian dan penerimaan. informasi. Melalui bahasa kita dapat menyampaikan pendapat atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Secara lahiriah manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan manusia lain. Mereka tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena adanya kepentingan untuk menjalin hubungan interaksi sosial.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah media komunikasi yang paling efektif bagi manusia dalam berhubungan dengan dunia di luar dirinya. Hal itu berarti bahwa fungsi utama bahasa adalah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. mengandung implikatur dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia di
39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk percakapan yang mengandung implikatur dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia di kelas. Dengan
Lebih terperinciMAKIAN DALAM KOMENTAR VIDEO KLIP SMASH DI YOUTUBE (Kajian Pragmatik)
MAKIAN DALAM KOMENTAR VIDEO KLIP SMASH DI YOUTUBE (Kajian Pragmatik) Puri Noor Waristha Jurusan Pendididkan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendididkan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia
Lebih terperinciBAB 2 PRAGMATIK DAN PROGRAM TV BERSAMA ROSSY. Para pakar pragmatik mendefinisikan istilah ini secara berbeda-beda. Yule
BAB 2 PRAGMATIK DAN PROGRAM TV BERSAMA ROSSY 2.1 Pragmatik Para pakar pragmatik mendefinisikan istilah ini secara berbeda-beda. Yule (1996) dalam Makyun Subuki (http://tulisanmakyun.blogspot.com/2007/07/linguistikpragmatik.html)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang telekomunikas. Saat ini untuk berkomunikasi dengan orang lain sangatlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa lepas dari pengaruh manusia lain. Di dalam dirinya terdapat dorongan untuk berinteraksi satu sama lain. Mereka membutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Pada umumnya seluruh kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengguna bahasa itu sendiri. saling memahami apa yang mereka bicarakan. Fenomena ini terjadi di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemakaian bahasa sebagai sarana komunikasi kurang begitu diperhatikan oleh para pengguna bahasa itu sendiri. Mereka berfikir bahwa yang terpenting dalam berkomunikasi
Lebih terperinciKESANTUNAN IMPERATIF DALAM PIDATO M. ANIS MATTA: ANALISIS PRAGMATIK SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
KESANTUNAN IMPERATIF DALAM PIDATO M. ANIS MATTA: ANALISIS PRAGMATIK SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah HERU SUTRISNO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia kreatif menciptakan media baru sebagai sarana untuk mempermudah proses berkomunikasi. Media yang tercipta misalnya bentuk media cetak dan elektronik. Dua media
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan penelitian ini,
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berikut beberapa penelitian yang dapat menjadi acuan dan perbandingan dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang tindak tutur belum begitu banyak dilakukan oleh mahasiswa di
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Penelitian yang Relevan Sebelumnya Kajian tentang tindak tutur belum begitu banyak dilakukan oleh mahasiswa di Universitas Negeri Gorontalo. Dari sekian banyak mahasiswa yang
Lebih terperinciMAKIAN DALAM KOMENTAR VIDEO KLIP SMASH DI YOUTUBE (KAJIAN PRAGMATIK)
MAKIAN DALAM KOMENTAR VIDEO KLIP SMASH DI YOUTUBE (KAJIAN PRAGMATIK) Puri Noor Waristha Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia Surel: noorwaristhapuri@yahoo.com
Lebih terperinciRealisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa
REALISASI TUTURAN DALAM WACANA PEMBUKA PROSES BELAJARMENGAJAR DI KALANGAN GURU BAHASA INDONESIA YANG BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi oleh penuturnya. Bahasa dipisahkan menjadi dua kelompok besar, yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Sebagaimana yang
Lebih terperinciIMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI
IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal
1 I. PENDAHULUAN Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal yang menjadi latar belakang pemilihan topik penelitian, termasuk mensignifikasikan pemilihan topik penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sikap terhadap apa yang dituturkannya. kegiatan di dalam masyarakat. Bahasa tidak hanya dipandang sebagai gejala
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Sebagai alat komunikasi bahasa digunakan sebagai alat penyampaian pesan dari diri seseorang kepada orang lain,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat untuk menyampaikan pesan, ungkapan perasaan, dan emosi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam hidupnya senantiasa berkomunikasi dengan manusia lain dalam masyarakat untuk menyampaikan pesan, ungkapan perasaan, dan emosi melalui media bahasa. Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terdengar tuturan-tuturan yang diucapkan ketika penutur dan lawan tutur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam penggunaan bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi, terdengar tuturan-tuturan yang diucapkan ketika penutur dan lawan tutur berkomunikasi. Biasanya, kita menggunakan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang terbaik untuk meneliti suatu hal ialah metode yang dapat
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang terbaik untuk meneliti suatu hal ialah metode yang dapat memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Metode yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik. Tindak tutur (istilah Kridalaksana pertuturan speech act, speech event) adalah pengujaran kalimat untuk menyatakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Menurut Gay dalam Hikmat (2011:44) metode penelitian deskriptif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang selanjutnya disebut WPP yang terdapat di surat kabar Minggu Pagi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian mengenai wacana Plesetan Pantun yang selanjutnya disebut WPP yang terdapat di surat kabar Minggu Pagi. Penelitian mengenai
Lebih terperinciPEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA
PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, Manfaat, Definisi Operasional 1.1 Latar Belakang Manusia dalam kehidupannya sebagai makhluk sosial selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tetapi juga pada pemilihan kata-kata dan kalimat-kalimat yang digunakan,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu ciri individu yang beretika adalah individu tersebut santun berbahasa. Santun berbahasa adalah bagaimana bahasa menunjukkan jarak sosial diantara para
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terwujud apabila manusia terlibat di dalamnya. Ketika manusia berbicara,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan berbahasa merupakan sebuah aktivitas sosial yang dapat terwujud apabila manusia terlibat di dalamnya. Ketika manusia berbicara, pembicara dan lawan bicara sama-sama
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan, perkawinan, tindak tutur, dan konteks situasi. Keempat konsep ini perlu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan media yang utama dalam komunikasi manusia untuk menyampaikan informasi. Bahasa itu bersifat unik bagi manusia sekaligus bersifat universal. Anderson
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabang linguistik yang mempelajari tentang penuturan bahasa secara mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana suatu ujaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian terhadap ekspresi kesantunan dalam tuturan bahasa Indonesia yang difokuskan pada cara berunjuk santun dilakukan dengan menggunakan pendekatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam komunikasi (Wijana,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan wujud yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama. Setiap komunikasi dengan melakukan
Lebih terperinciREALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI
REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa,
Lebih terperinciKESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW
KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW Syamsul Arif Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Kesantunan berbahasa merupakan hal yang penting dalam kegiatan berkomunikasi.
Lebih terperinci