BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu simpulan dan saran. Simpulan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu simpulan dan saran. Simpulan"

Transkripsi

1 282 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu simpulan dan saran. Simpulan menyajikan keseluruhan hasil penelitian ini, yakni maksim prinsip kerjasama (cooperative principles) dalam tuturan menjawab, teknik penerjemahan yang digunakan untuk menerjemahkan tuturan menjawab, serta kualitas terjemahan tuturan menjawab dalam dua versi novel terjemahan Pride and Prejudice. Pada bagian saran, peneliti memberikan masukan bagi penelitian sejenis di bidang penerjemahan. A. Simpulan Analisis maksim prinsip kerjasama tuturan menjawab pada dua versi novel terjemahan Pride and Prejudice menunjukkan bahwa novel ini memiliki 135 tuturan menjawab, yakni 46 data tergolong sebagai data yang mematuhi maksim prinsip kerjasama (observing the maxim) dan 89 data tergolong sebagai data yang melanggar maksim prinsip kerjasama (non-observing the maxim). Terdapat dua jenis pelanggaran maksim Prinsip Kerjasama (PK), yaitu flouting the maxim dan violating the maxim. Sementara itu, ditemukan juga pelanggaran maksim PK multiple, yaitu digunakannya dua kombinasi pelanggaran maksim PK dalam satu tuturan menjawab. Hasil temuan dan pembahasan terkait pelanggaran maksim PK ini menunjukkan bahwa pelanggaran maksim PK, flouting maksim kuantitas adalah pelanggaran maksim PK yang paling dominan muncul dengan frekuensi penggunaan sebanyak 40

2 283 kali pada dua versi novel terjemahan penerbit Shira Media dan Qanita. Pelanggaran maksim PK kuantitas dominan muncul karena pelanggaran maksim ini merupakan pelanggaran yang biasa digunakan oleh penutur saat menjawab pertanyaan mitra tutur dengan jawaban yang berlebihan atau bahkan kurang dari apa yang diinginkan oleh mitra tutur. Dalam menerjemahkan 135 tuturan menjawab pada novel Pride and Prejudice, ditemukan 13 jenis teknik penerjemahan dalam novel penerbit Shira Media dan 11 jenis teknik penerjemahan dalam novel penerbit Qanita yang dibagi menjadi 5 varian teknik penerjemahan, yakni: varian tunggal, kuplet, triplet, kuartet, dan kuintet. Totral frekuensi kemunculan teknik penerjemahan tersebut sebanyak 277 kali penggunaan dalam novel penerbit Shira Media dan sebanyak 264 kali penggunaan dalam novel penerbit Qanita. Pada novel penerbit Shira Media, 13 teknik tersebut antara lain teknik kesepadanan lazim yang muncul sebanyak 120 kali (43,4%), teknik variasi yang muncul sebanyak 49 kali (17,8%), teknik peminjaman yang muncul sebanyak 31 kali (11,3%), teknik amplifikasi eksplisitasi yang muncul sebanyak 19 kali (6,9%), teknik amplifikasi penambahan yang muncul sebanyak 15 kali (5,5%), teknik reduksi yang muncul sebanyak 14 kali (4,21%), teknik modulasi yang muncul sebanyak 13 kali (4,8%), teknik adaptasi yang muncul sebanyak 5 kali (1,9%), teknik transposisi yang muncul sebanyak 4 kali (1,5%), teknik harfiah yang muncul sebanyak 3 kali (1,2%), teknik kreasi diskursif yang muncul sebanyak 2 kali (0,7%), serta teknik partikularisasi dan generalisasi yang muncul sebanyak 1 kali (0,4%). Sementara itu, pada novel penerbit Shira Media, 11 teknik yang digunakan antara lain teknik

3 284 kesepadanan lazim yang muncul sebanyak 120 kali (45,6%), teknik variasi yang muncul sebanyak 51 kali (19,3%), teknik peminjaman yang muncul sebanyak 32 kali (12,1%), teknik amplifikasi eksplisitasi yang muncul sebanyak 17 kali (6,4%), teknik amplifikasi penambahan dan modulasi yang muncul sebanyak 12 kali (4,5%), %), teknik reduksi yang muncul sebanyak 8 kali (3,0%), teknik kreasi diskursif yang muncul sebanyak 5 kali (1,9%), teknik adaptasi yang muncul sebanyak 4 kali (1,5%), teknik transposisi yang muncul sebanyak 2 kali (0,8%), dan teknik partikularisasi yang muncul sebanyak 1 kali (0,4%). Setelah menganalisis hasil kualitas terjemahan dari hasil Focus Group Discussion (FGD) dengan 3 rater, yang salah satunya adalah peneliti sendiri, dapat disimpulkan bahwa kualitas terjemahan tuturan menjawab pada dua versi novel terjemahan Pride and Prejudice tergolong cukup baik. Sebanyak 82 data (60,7%) tuturan menjawab dalam novel penerbit Shira Media dikategorikan sebagai terjemahan yang akurat, 46 data (34,1%) dikategorikan sebagai terjemahan kurang akurat, dan 7 data (5,2%) sisanya tergolong terjemahan tidak akurat. Sementara itu, sebanyak 84 data (62,2%) tuturan menjawab dalam novel penerbit Qanita dikategorikan sebagai terjemahan yang akurat, 46 data (34,1%) dikategorikan sebagai terjemahan kurang akurat, dan 5 data (3,7%) sisanya tergolong terjemahan tidak akurat. Dalam hal keberterimaan, sebanyak 111 data (82,2%) tuturan menjawab dalam novel penerbit Shira Media dikategorikan sebagai terjemahan yang berterima, 22 data (16,3%) dikategorikan sebagai terjemahan kurang berterima, dan hanya 2 data (1,5%) tergolong terjemahan tidak berterima. Di sisi lain, sebanyak 110 data (81,5%) tuturan menjawab dalam novel penerbit Qanita dikategorikan sebagai terjemahan

4 285 yang berterima, 22 data (16,3%) dikategorikan sebagai terjemahan kurang berterima, dan hanya 3 data (2,2%) tergolong terjemahan tidak berterima. Teknik kesepadanan lazim merupakan teknik penerjemahan yang mendominasi terjemahan tuturan menjawab dalam dua versi novel terjemahan Pride and Prejudice. Teknik kesepadanan lazim biasanya digunakan untuk menerjemahkan sesuatu yang terikat dengan konteks situasi dan tidak bisa diterjemahkan secara kata demi kata. Hal tersebut setara dengan tuturan menjawab, di mana setiap tuturan yang muncul selalu berhubungan dengan kondisi saat tuturan tersebut disampaikan oleh penutur. Pertanyaan dari mitra tutur dalam tuturan menjawab tersebut juga merupakan konteks situasi yang penting. Karena penelitian ini merupakan penelitian yang membandingkan dua versi terjemahan novel, maka sangat wajar jika beberapa tuturan diterjemahkan dengan terjemahan yang berbeda. Hal tersebut disebabkan karena keputusan penerjemah yang menggunakan diksi berbeda saat menerjemahkan tuturan menjawab tersebut. Pemilihan diksi tersebut juga berpengaruh pada kompetensi tiap penerjemah, sehingga menghasilkan diksi yang berbeda pada tuturan yang sama. Selain itu, teknik variasi juga merupakan teknik yang banyak muncul pada tuturan menjawab dalam dua versi terjemahan novel Pride and Prejudice. Teknik ini banyak diterapkan penerjemah saat menerjemahkan kata I menjadi aku dan you menjadi kau. Teknik ini digunakan penerjemah jika sekiranya hubungan antartokoh dalam novel Pride and Prejudice sudah dirasa dekat. Mayoritas teknik kesepadanan lazim, peminjaman, dan variasi berdampak pada terjemahan yang akurat dan berterima pada penerbit Shira Media dan penerbit Qanita.

5 286 Sementara itu, kemunculan teknik harfiah dan kreasi diskursif merupakan teknik yang menghasilkan terjemahan kurang akurat dan kurang berterima. Teknik harfiah digunakan penerjemah untuk menerjemahkan kata demi kata dan benar-benar diterjemahkan apa adanya dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Teknik harfiah ini lepas konteks dari segi apa pun; budaya, situasi, dan kalimat. Sementara itu, teknik kreasi diskursif dilakukan dengan melakukan pemadanan yang biasanya lepas konteks. Teknik ini diaplikasikan jika bahasa sumber diterjemahkan ke bahasa sasaran sangat berbeda bahkan tidak ada hubungannya sama sekali. Teknik ini juga digunakan penerjemah jika ia salah dalam menerjemahkan suatu tuturan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Dengan kata lain, kurang akurat atau kurang berterimanya suatu terjemahan tersebut nampaknya dikarenakan penerjemah kurang tepat dalam mengaplikasikan teknik penerjemahan saat menerjemahkan tuturan menjawab. B. Saran Berdasarkan simpulan di atas, berikut merupakan beberapa saran bagi penerjemah maupun peneliti lain di bidang ilmu linguistik penerjemahan: 1. Bagi penerjemah Setelah mengkaji seluruh temuan data pada dua versi novel Pride and Prejudice, masih ditemukan beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dengan baik oleh penerjemah saat menerjemahkan tuturan menjawab dalam sebuah novel terjemahan. Untuk mengetahui bahwa tuturan tersebut merupakan tuturan menjawab, penerjemah hendaknya diharapkan lebih memperhatikan

6 287 konteks situasi tuturan tersebut. Hal itu juga dapat membuat penerjemah mengetahui teknik apa yang tepat untuk diaplikasikan dalam menerjemahkan tuturan yang sedang diterjemahkan, sehingga dapat menghasilkan terjemahan yang memiliki kualitas terjemahan yang baik. Dalam menerjemahkan tuturan menjawab, penerjemah terkadang masih salah dalam memilih diksi yang tepat sesuai dengan yang dimaksud di bahasa sumber. Hal tersebut dapat mengakibatkan maksud tuturan yang ada di bahasa sumber menjadi berbeda dengan yang ada di bahasa sasaran. Sehubungan dengan hal itu, penerjemah hendaknya dapat lebih hati-hati dalam pemilihan diksi saat menerjemahkan tuturan menjawab. Pertimbangan konteks situasi, antara lain penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam sebuah percakapan, juga waktu dan tempat berlangsungnya percakapan juga merupakan hal pokok yang seharusnya lebih diperhatikan oleh penerjemah. Terkadang keputusan penerjemah untuk mempertahankan bentuk atau pesan suatu terjemahan merupakan keputusan yang sulit untuk ditentukan. Dengan kata lain, penerjemah sulit memilih apakah ia harus mempertahankan keakuratan atau keberterimaan terjemahan. Namun penerjemah hendaknya selalu menyadari bahwa prinsip utama penerjemahan adalah sebagai suatu kegiatan pengalihan pesan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran.

7 Bagi peneliti lain di bidang ilmu linguistik penerjemahan Penulis menyadari bahwa aspek yang diteliti pada penelitian ini merupakan aspek yang masih kecil dari keseluruhan aspek yang berhubungan dengan linguistik, khususnya pragmatik dan penerjemahan. Peneliti berharap peneliti-peneliti lain dapat mengambil celah yang bisa dikembangkan lagi sehingga dapat mengeksplor lebih mengenai kajian tentang linguistik dan penerjemahan. Salah satu contohnya ialah mengkaji tindak tutur lain selain asertif dan diperluas cakupannya. Pada beberapa data dalam penelitian ini, ditemukan pemilihan addressing yang berbeda dari kedua versi novel Penerbit Shira Media dan Qanita. Hal tersebut berhubungan dengan keputusan penerjemah dalam menentukan pemilihan addressing ini. Salah satu contohnya ialah satu data diterjemahkan menggunakan kau dan Anda. Hal tersebut sebenarnya sangat sepele tetapi mempengaruhi tuturan jawaban yang diujarkan oleh penutur. Penerjemah yang memilih menerjemahkan kau di situ cenderung membuat penutur yang mengajukan pertanyaan kepada mitra tutur memiliki power yang lebih tinggi dibandingkan yang menjawab. Penelitian mengenai discourse markers tersebut dapat digunakan sebagai penelitian yang menarik bagi peneliti selanjutnya. Peneliti dapat mengelompokkan jenis-jenis addressing atau topik mengenai discourse markers, lalu menganalisisnya berdasarkan teori yang terkait.

8 289 Selain itu, peneliti lain juga dapat menggunakan sumber data yang berbeda dari penelitian ini, misalnya terjemahan dalam bentuk subtitle dalam film atau dubbing. Dengan begitu, peneliti lain masih memiliki kesempatan untuk menggali lebih dalam sehubungan dengan tindak tutur dari sumber data yang berbeda. Dalam kajian penerjemahan, penelitian ini hanya mengkaji teknik penerjemahan dan kualitas terjemahan. Masih terbuka kesempatan bagi peneliti lain untuk mengembangkan dua aspek penerjemahan lainnya pada tataran makro, yakni: metode penerjemahan dan ideologi penerjemahan. Dengan begitu, peneliti berharap kepada peneliti lain untuk dapat melanjutkan kajian terjemahan tersebut sehingga dapat menghasilkan temuan yang lebih rinci, luas, serta dapat menyentuh seluruh aspek dalam kajian penerjemahan.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN digilib.uns.ac.id BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri atas dua subbab yaitu simpulan dan saran. Bagian simpulan memaparkan tentang keseluruhan hasil penelitian secara garis besar yang meliputi strategi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 109 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan dipaparkan tentang simpulan dan saran yang didapat setelah melakukan analisis data berupa majas ironi dan sarkasme dalam novel The Return of Sherlock Holmes dan

Lebih terperinci

Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta

Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta KAJIAN TERJEMAHAN KALIMAT YANG MEREPRESENTASIKAN TUTURAN PELANGGARAN MAKSIM PADA SUBTITLE FILM THE QUEEN (KAJIAN TERJEMAHAN DENGAN PENDEKATAN PRAGMATIK) Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas

Lebih terperinci

KAJIAN TERJEMAHAN KALIMAT YANG MEREPRESENTASIKAN TINDAK TUTUR ASERTIF MENJAWAB DALAM DUA VERSI TERJEMAHAN NOVEL PRIDE AND PREJUDICE

KAJIAN TERJEMAHAN KALIMAT YANG MEREPRESENTASIKAN TINDAK TUTUR ASERTIF MENJAWAB DALAM DUA VERSI TERJEMAHAN NOVEL PRIDE AND PREJUDICE KAJIAN TERJEMAHAN KALIMAT YANG MEREPRESENTASIKAN TINDAK TUTUR ASERTIF MENJAWAB DALAM DUA VERSI TERJEMAHAN NOVEL PRIDE AND PREJUDICE Paramita Widya Hapsari, M. R. Nababan, Djatmika Magister Linguistik Program

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MAKSIM PRINSIP KERJASAMA ( COOPERATIVE PRINCIPLE

PERBANDINGAN MAKSIM PRINSIP KERJASAMA ( COOPERATIVE PRINCIPLE PERBANDINGAN MAKSIM PRINSIP KERJASAMA (COOPERATIVE PRINCIPLE) DALAM TUTURAN MENJAWAB (ANSWERING) PADA DUA VERSI TERJEMAHAN NOVEL PRIDE AND PREJUDICE SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KUALITAS TERJEMAHAN Paramita

Lebih terperinci

ANALISIS TERJEMAHAN EUFEMISME ORGAN DAN AKTIFITAS SEKSUAL DALAM NOVEL FIFTY SHADES OF GREY

ANALISIS TERJEMAHAN EUFEMISME ORGAN DAN AKTIFITAS SEKSUAL DALAM NOVEL FIFTY SHADES OF GREY ANALISIS TERJEMAHAN EUFEMISME ORGAN DAN AKTIFITAS SEKSUAL DALAM NOVEL FIFTY SHADES OF GREY Desi Zauhana Arifin, Djatmika, Tri Wiratno Magister Linguistik Penerjemahan Program PASCASARJANA UNS dezauhana@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan pada era modern ini, manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan pada era modern ini, manusia sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan pada era modern ini, manusia sebagai makhluk berbudaya dan berbahasa memiliki potensi dan ilmu dalam berintraksi di kehidupan sehari-harinya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dirasakannya melalui hasil karya tulisnya kepada para pembacanya. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. yang dirasakannya melalui hasil karya tulisnya kepada para pembacanya. Banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komik merupakan salah satu karya sastra. Dengan membaca karya sastra termasuk melakukan proses komunikasi antara pengarang dengan pembaca. Pengarang komik ingin menyampaikan

Lebih terperinci

Chairunnisa, Djatmika, Tri Wiratno Magister Linguistik Penerjemahan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Chairunnisa, Djatmika, Tri Wiratno Magister Linguistik Penerjemahan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret ANALISIS TERJEMAHAN KALIMAT YANG MEREPRESENTASIKAN TUTURAN KESANTUNAN POSITIF DALAM NOVEL THE HOST KARYA STEPHENIE MEYER DAN DAMPAKNYA PADA KUALITAS TERJEMAHAN Chairunnisa, Djatmika, Tri Wiratno Magister

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian penerjemahan yang bersifat deskriptif-kualitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian penerjemahan yang bersifat deskriptif-kualitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian penerjemahan yang bersifat deskriptif-kualitatif dengan studi kasus terpancang. Penelitian ini disebut penelitian kualitatif

Lebih terperinci

TEKNIK PENERJEMAHAN BSu BSa

TEKNIK PENERJEMAHAN BSu BSa TEKNIK PENERJEMAHAN Teknik penerjemahan ialah cara yang digunakan untuk mengalihkan pesan dari ke, diterapkan pada tataran kata, frasa, klausa maupun kalimat. Menurut Molina dan Albir (2002), teknik penerjemahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjawab (answering) dan terjemahannya. Moleong (2004:6) menjelaskan bahwa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjawab (answering) dan terjemahannya. Moleong (2004:6) menjelaskan bahwa 61 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan studi

Lebih terperinci

ANALISIS TEKNIK PENERJEMAHAN KALIMAT YANG MEREPRESENTASIKAN TUTURAN MENJAWAB DALAM DUA VERSI TERJEMAHAN NOVEL PRIDE AND PREJUDICE

ANALISIS TEKNIK PENERJEMAHAN KALIMAT YANG MEREPRESENTASIKAN TUTURAN MENJAWAB DALAM DUA VERSI TERJEMAHAN NOVEL PRIDE AND PREJUDICE ANALISIS TEKNIK PENERJEMAHAN KALIMAT YANG MEREPRESENTASIKAN TUTURAN MENJAWAB DALAM DUA VERSI TERJEMAHAN NOVEL PRIDE AND PREJUDICE Paramita Widya Hapsari Universitas Sebelas Maret Surakarta, Indonesia paramitawh10@gmail.com

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PRASASTI (Pragmatik: Sastra dan Linguistik)

SEMINAR NASIONAL PRASASTI (Pragmatik: Sastra dan Linguistik) KAJIAN TERJEMAHAN IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM NOVEL EAT PRAY LOVE (Kajian Terjemahan Dengan Pendekatan Pragmatik) Zulia Karini, S.S, M.Hum STMIK AMIKOM Purwokerto Jl Letjend Pol. Sumarto Watumas Purwokerto

Lebih terperinci

Analisis Teknik dan Kualitas Terjemahan Istilah Budaya Dalam Film Percy Jackson And The Olympians The Lightning Thief.

Analisis Teknik dan Kualitas Terjemahan Istilah Budaya Dalam Film Percy Jackson And The Olympians The Lightning Thief. Analisis Teknik dan Kualitas Terjemahan Istilah Budaya Dalam Film Percy Jackson And The Olympians The Lightning Thief. TESIS Di susun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program

Lebih terperinci

KETIDAKAKURATANNYA MENGANALISA TERJEMAHAN DALAM SUBTITLE BAHASA INDONESIA UNTUK FILM TOY STORY 3

KETIDAKAKURATANNYA MENGANALISA TERJEMAHAN DALAM SUBTITLE BAHASA INDONESIA UNTUK FILM TOY STORY 3 KETIDAKAKURATANNYA MENGANALISA TERJEMAHAN DALAM SUBTITLE BAHASA INDONESIA UNTUK FILM TOY STORY 3 Samsul Hadi, Ismani STKIP PGRI Pacitan samsulhadi.mr@gmail.com, ismanipjkr@gmail.com ABSTRAK. Tujuan penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS TERJEMAHAN KALIMAT DALAM SURAT SPONSOR COMPASS INTERNATIONAL FOUNDATION (KAJIAN IDEOLOGI, METODE, TEKNIK PENERJEMAHAN DAN KUALITASNYA)

ANALISIS TERJEMAHAN KALIMAT DALAM SURAT SPONSOR COMPASS INTERNATIONAL FOUNDATION (KAJIAN IDEOLOGI, METODE, TEKNIK PENERJEMAHAN DAN KUALITASNYA) ANALISIS TERJEMAHAN KALIMAT DALAM SURAT SPONSOR COMPASS INTERNATIONAL FOUNDATION (KAJIAN IDEOLOGI, METODE, TEKNIK PENERJEMAHAN DAN KUALITASNYA) Anastasia Inda Nugraheni, M.R. Nababan, Djatmika Magister

Lebih terperinci

TERJEMAHANNYA DALAM SUBTITLE FILM KUNGFU PANDA I

TERJEMAHANNYA DALAM SUBTITLE FILM KUNGFU PANDA I ANALISIS IMPERATIVE SENTENCES DAN KUALITAS TERJEMAHANNYA DALAM SUBTITLE FILM KUNGFU PANDA I TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Linguistik Penerjemahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Bahasa Mandarin

BAB II LANDASAN TEORI. A. Bahasa Mandarin BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa Mandarin 1. Definisi Bahasa Mandarin Bahasa mandarin merupakan salah satu bahasa yang paling sering bei digunakan di dunia ini. Dalam pengertian luas, Mandarin berarti 北

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesantunan berbahasa merupakan aspek penting dalam kehidupan untuk menciptakan komunikasi yang baik di antara penutur dan lawan tutur. Kesantunan berbahasa memiliki

Lebih terperinci

TERJEMAHAN TURN YANG MENGAKOMODASI FLOUTING MAKSIM PRINSIP KERJASAMA DALAM NOVEL THE CAIRO AFFAIR KARYA OLEN STEINHAUER TESIS

TERJEMAHAN TURN YANG MENGAKOMODASI FLOUTING MAKSIM PRINSIP KERJASAMA DALAM NOVEL THE CAIRO AFFAIR KARYA OLEN STEINHAUER TESIS TERJEMAHAN TURN YANG MENGAKOMODASI FLOUTING MAKSIM PRINSIP KERJASAMA DALAM NOVEL THE CAIRO AFFAIR KARYA OLEN STEINHAUER (Kajian Terjemahan dengan Pendekatan Pragmatik) TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mempunyai perannya masing-masing, seorang pembicara perannya

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mempunyai perannya masing-masing, seorang pembicara perannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia pasti melakukan percakapan. Percakapan dilakukan oleh setidaknya dua orang, yaitu seorang pembicara dan seorang pendengar atau lawan

Lebih terperinci

Oleh: Wenny Setiyawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhamadiyah Purworejo

Oleh: Wenny Setiyawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhamadiyah Purworejo PENERAPAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PERCAKAPAN FILM SANG PENCERAH SUTRADARA HANUNG BRAMANTYO, RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA

Lebih terperinci

JLT Jurnal Linguistik Terapan Volume 5, Nomor 1, Mei 2015 Politeknik Negeri Malang ISSN:

JLT Jurnal Linguistik Terapan Volume 5, Nomor 1, Mei 2015 Politeknik Negeri Malang ISSN: JLT Jurnal Linguistik Terapan Volume 5, Nomor 1, Mei 2015 Politeknik Negeri Malang ISSN: 2088-2025 ANALISIS TEKNIK DAN KUALITAS TERJEMAHAN TINDAK TUTUR MEMPROTES DALAM NOVEL STEALING HOME (HATI YANG TERENGGUT)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Bahasa menjadi alat komunikasi utama yang berperan sangat penting. Saat berkomunikasi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan eufemisme organ dan aktifitas seksual yang terdapat pada novel Fifty

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan eufemisme organ dan aktifitas seksual yang terdapat pada novel Fifty BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sasaran penelitian ini merupakan eufemisme organ dan aktifitas seksual yang terdapat pada novel

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa percakapan yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa percakapan yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa percakapan yang terjadi dalam ranah hukum, khususnya dalam penelitian ini persidangan pidana agenda keterangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I can t swim

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I can t swim 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian informasi baik pesan, ide, atau gagasan, dari satu pihak kepada pihak lain. Dalam proses tersebut, umumnya pihak pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menarik minat pemerhati bahasa khususnya di bidang penerjemahan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menarik minat pemerhati bahasa khususnya di bidang penerjemahan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan adanya festival film yang memberikan penghargaan untuk kategori film bahasa asing terbaik dapat menambah manfaat pemakaian lebih dari satu bahasa dalam sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk-bentuk tulisan yang lebih bebas. Penerjemah harus berhadapan dan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk-bentuk tulisan yang lebih bebas. Penerjemah harus berhadapan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teks terjemahan diciptakan dalam bingkai kondisi yang berlainan dengan bentuk-bentuk tulisan yang lebih bebas. Penerjemah harus berhadapan dan mengatasi sejumlah masalah

Lebih terperinci

IMPLIKATUR, TEKNIK PENERJEMAHAN, DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS TERJEMAHAN (Suatu Kajian Pragmatik Dalam Teks penerjemahan)

IMPLIKATUR, TEKNIK PENERJEMAHAN, DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS TERJEMAHAN (Suatu Kajian Pragmatik Dalam Teks penerjemahan) 1 IMPLIKATUR, TEKNIK PENERJEMAHAN, DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS TERJEMAHAN (Suatu Kajian Pragmatik Dalam Teks penerjemahan) Oleh: Indrie Harthaty Sekolah Tinggi Bahasa Asing Pertiwi Abstrak Kajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabang linguistik yang mempelajari tentang penuturan bahasa secara mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana suatu ujaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian penerjemahan yang bersifat deskriptif kualitatif dan merupakan studi kasus terpancang. Disebut sebagai penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mutlak memiliki kemampuan untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mutlak memiliki kemampuan untuk dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial mutlak memiliki kemampuan untuk dapat berkomunikasi antara sesama manusia lainnya. Salah satu media yang digunakan dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam setiap melakukan penelitian dibutuhkan suatu metode yang tepat sehingga

III. METODE PENELITIAN. Dalam setiap melakukan penelitian dibutuhkan suatu metode yang tepat sehingga III. METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Dalam setiap melakukan penelitian dibutuhkan suatu metode yang tepat sehingga penelitian dapat bermanfaat bagi pembaca. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kenali adalah surat perjanjian, sertifikat, buku ilmu pengetahuan bidang hukum

BAB 1 PENDAHULUAN. kenali adalah surat perjanjian, sertifikat, buku ilmu pengetahuan bidang hukum BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teks hukum merupakan jenis teks yang bersifat sangat formal dan sangat terstruktur. Teks hukum ini sangat beragam macamnya, yang paling mudah kita kenali adalah surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan media komunikasi yang paling canggih dan produktif. Kentjono (dalam Chaer, 2007: 32) mengemukakan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter

Lebih terperinci

STRATEGI PENERJEMAHAN ISTILAH-ISTILAH PRAGMATIK DALAM BUKU PRINCIPLES OF PRAGMATICS KARANGAN GEOFREY LEECH

STRATEGI PENERJEMAHAN ISTILAH-ISTILAH PRAGMATIK DALAM BUKU PRINCIPLES OF PRAGMATICS KARANGAN GEOFREY LEECH STRATEGI PENERJEMAHAN ISTILAH-ISTILAH PRAGMATIK DALAM BUKU PRINCIPLES OF PRAGMATICS KARANGAN GEOFREY LEECH Cipto Wardoyo UIN Sunan Gunung Djati Bandung cipto_w@yahoo.com Abstrak Penelitian ini mencoba

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. menjawab pertanyaan dalam rumusan-rumusan masalah terdahulu di 1.2. Hasil

BAB V PENUTUP. menjawab pertanyaan dalam rumusan-rumusan masalah terdahulu di 1.2. Hasil 138 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian penerjemahan qa>la ke dalam bahasa Inggris ini akhirnya dapat menjawab pertanyaan dalam rumusan-rumusan masalah terdahulu di 1.2. Hasil analisis menunjukkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Prinsip kerja..., Ratih Suryani, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Prinsip kerja..., Ratih Suryani, FIB UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan oleh manusia di segala bidang kehidupannya untuk komunikasi. Fungsi bahasa yang mendasar adalah untuk komunikasi. Fungsi bahasa tersebut bergantung

Lebih terperinci

TEKNIK PENERJEMAHAN DAN TINGKAT KEWAJARAN TINDAK TUTUR KELUHAN DALAM FILM A MAN APART TAYANGAN TELEVISI DAN CD TESIS IDAWATI SITUMORANG /LNG

TEKNIK PENERJEMAHAN DAN TINGKAT KEWAJARAN TINDAK TUTUR KELUHAN DALAM FILM A MAN APART TAYANGAN TELEVISI DAN CD TESIS IDAWATI SITUMORANG /LNG TEKNIK PENERJEMAHAN DAN TINGKAT KEWAJARAN TINDAK TUTUR KELUHAN DALAM FILM A MAN APART TAYANGAN TELEVISI DAN CD TESIS Oleh IDAWATI SITUMORANG 127009036/LNG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab III ini dikemukakan mengenai metode penelitian yang peneliti gunakan. Metode penelitian merupakan alat, prosedur, dan teknik yang dipilih dalam melaksanakan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, penerjemah lebih banyak

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, penerjemah lebih banyak BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, penerjemah lebih banyak menggunakan metode penerjemahan sama makna dan bentuk dengan total 208 kalimat. Metode penerjemahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian penting dalam interaksi sosial manusia adalah komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian penting dalam interaksi sosial manusia adalah komunikasi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bagian penting dalam interaksi sosial manusia adalah komunikasi atau melakukan tindak tutur jika sedang berinteraksi dengan sesamanya. Searle mengatakan,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TERJEMAHAN KALIMAT YANG MENGANDUNG TUTURAN BERJANJI DALAM DUA VERSI TERJEMAHAN NOVEL A FAREWELL TO ARMS KARYA ERNEST HEMINGWAY TESIS

PERBANDINGAN TERJEMAHAN KALIMAT YANG MENGANDUNG TUTURAN BERJANJI DALAM DUA VERSI TERJEMAHAN NOVEL A FAREWELL TO ARMS KARYA ERNEST HEMINGWAY TESIS PERBANDINGAN TERJEMAHAN KALIMAT YANG MENGANDUNG TUTURAN BERJANJI DALAM DUA VERSI TERJEMAHAN NOVEL A FAREWELL TO ARMS KARYA ERNEST HEMINGWAY TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peristiwa tutur terjadinya atau berlangsung pada interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan lawan tutur;

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembahasan. Hasil penelitian meliputi; 1) teknik penerjemahan yang diterapkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembahasan. Hasil penelitian meliputi; 1) teknik penerjemahan yang diterapkan digilib.uns.ac.id 48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini disajikan temuan penelitian yang meliputi hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian meliputi; 1) teknik penerjemahan yang

Lebih terperinci

Kajian Pragmatik pada Penerjemahan TESIS

Kajian Pragmatik pada Penerjemahan TESIS PERBANDINGAN TERJEMAHAN UJARAN YANG MENGANDUNG IMPLIKATUR PERCAKAPAN PADA SUBTITLE FILM KATEGORI REMAJA THE AVENGERS DAN FILM KATEGORI DEWASA THE DEPARTED Kajian Pragmatik pada Penerjemahan TESIS Disusun

Lebih terperinci

TEKNIK PENERJEMAHAN DAN TINGKAT KEWAJARAN BUKU BIOLOGY FOR JUNIOR HIGH SCHOOL BILINGUAL: BAHASA INGGRIS INDONESIA TESIS. Oleh

TEKNIK PENERJEMAHAN DAN TINGKAT KEWAJARAN BUKU BIOLOGY FOR JUNIOR HIGH SCHOOL BILINGUAL: BAHASA INGGRIS INDONESIA TESIS. Oleh TEKNIK PENERJEMAHAN DAN TINGKAT KEWAJARAN BUKU BIOLOGY FOR JUNIOR HIGH SCHOOL BILINGUAL: BAHASA INGGRIS INDONESIA TESIS Oleh NASIR BINTANG 127009030/LNG 117009008/LN TESIS FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA ANALISIS STRATEGI KESANTUNAN TINDAK TUTUR PERMINTAAN (REQUEST) DALAM NOVEL BREAKING DAWN DAN TERJEMAHANNYA AWAL YANG BARU (Kajian Terjemahan Dengan Pendekatan Teori Pragmatik) TESIS Disusun Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

ANALISIS TERJEMAHAN ISTILAH TEKNIK PADA BUKU FUNDAMENTAL OF ENGINEERING THERMODYNAMICS.

ANALISIS TERJEMAHAN ISTILAH TEKNIK PADA BUKU FUNDAMENTAL OF ENGINEERING THERMODYNAMICS. ANALISIS TERJEMAHAN ISTILAH TEKNIK PADA BUKU FUNDAMENTAL OF ENGINEERING THERMODYNAMICS Fachruddin 1, Riyadi Santosa 2, Tri Wiratno 2 1 Politeknik Negeri Jakarta 2 Program studi Linguistik penerjemahan

Lebih terperinci

THE TRANSLATION OF TURN WHICH ACCOMODATES FLOUTING MAXIM OF COOPERATIVE PRINCIPLE IN THE CAIRO AFFAIR NOVEL BY OLEN STEINHAUER

THE TRANSLATION OF TURN WHICH ACCOMODATES FLOUTING MAXIM OF COOPERATIVE PRINCIPLE IN THE CAIRO AFFAIR NOVEL BY OLEN STEINHAUER THE TRANSLATION OF TURN WHICH ACCOMODATES FLOUTING MAXIM OF COOPERATIVE PRINCIPLE IN THE CAIRO AFFAIR NOVEL BY OLEN STEINHAUER Rozi Hanifia Putri 1 ; Djatmika 2 ; Riyadi Santosa 3 1,2,3 Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak. kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak. kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berkomunikasi antar manusia dibutuhkan bahasa yang disepakati oleh pengguna bahasa itu sendiri. Bahasa mempunyai keterikatan dan keterkaitan dalam kehidupan manusia.

Lebih terperinci

BAB 6 PENUTUP. Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan

BAB 6 PENUTUP. Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan 192 BAB 6 PENUTUP Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan kewajaran (Larson, 1989:53). Ketepatan berarti bahwa terjemahan harus menyampaikan pesan sesuai dengan yang

Lebih terperinci

ANALYSIS OF COMPLIMENT SPEECH ACT IN SUBTITLE FILM TWILIGHT SERIES AND TRANSLATION QUALITY

ANALYSIS OF COMPLIMENT SPEECH ACT IN SUBTITLE FILM TWILIGHT SERIES AND TRANSLATION QUALITY ANALYSIS OF COMPLIMENT SPEECH ACT IN SUBTITLE FILM TWILIGHT SERIES AND TRANSLATION QUALITY Wahyudi 1 ; M.R. Nababan 2 ; Tri Wiratno 3 1,2,3 Universitas Sebelas Maret, Surakarta wahyudi_mr7@yahoo.com ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam 26 BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006: 160). Metode yang digunakan

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA SAMA DALAM BERINTERAKSI DI LINGKUNGAN SMPN 11 KOTA JAMBI Hendri Ristiawan* SMPN 11 Kota Jambi

PRINSIP KERJA SAMA DALAM BERINTERAKSI DI LINGKUNGAN SMPN 11 KOTA JAMBI Hendri Ristiawan* SMPN 11 Kota Jambi Pena pppp Vol.7,m,m[Type No.2 text]njnj Desember 2017 ISSN 2089-3973 PRINSIP KERJA SAMA DALAM BERINTERAKSI DI LINGKUNGAN SMPN 11 KOTA JAMBI Hendri Ristiawan* SMPN 11 Kota Jambi ABTRACT The results of this

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN TEKNIK PENERJEMAHAN ISTILAH

ANALISIS PERBANDINGAN TEKNIK PENERJEMAHAN ISTILAH TransLing Journal: Translation and Linguistics Vol 1, No 1 (January 2016) pp 1-13 http://jurnal.pasca.uns.ac.id ANALISIS PERBANDINGAN TEKNIK PENERJEMAHAN ISTILAH ILMIAH PADA TERJEMAHAN YANG DIHASILKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mempelajari bahasa Inggris terutama yang berkenaan dengan makna yang terkandung dalam setiap unsur suatu bahasa, semantik merupakan ilmu yang menjadi pengukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Percakapan tersebut melibatkan setidaknya dua orang yakni seorang pembicara

BAB I PENDAHULUAN. Percakapan tersebut melibatkan setidaknya dua orang yakni seorang pembicara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita tentu sering melakukan percakapan. Percakapan tersebut melibatkan setidaknya dua orang yakni seorang pembicara (speaker) dan seorang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Sejenis Sebelumnya Penelitian tentang humor mengenai prinsip kerjasama sudah penah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, antara lain Rini Devi Ellytias (2013)

Lebih terperinci

Nurul Intan Sari, M.R. Nababan, Djatmika Magister Linguistik Pascasarjana Universitas Sebelas Maret ABSTRACT

Nurul Intan Sari, M.R. Nababan, Djatmika Magister Linguistik Pascasarjana Universitas Sebelas Maret ABSTRACT ANALISIS PERBANDINGAN TEKNIK PENERJEMAHAN ISTILAH TABU DALAM FILM THE WOLF OF WALL STREET DAN DUA TERJEMAHANNYA (SUBTITLE RESMI VCD DAN AMATIR DARI SITUS SUBSCENE.COM) SERTA DAMPAKNYA PADA KUALITAS TERJEMAHAN

Lebih terperinci

BAB 4 PENUTUP. dan melakukan wawancara, kesulitan-kesulitan yang dialami oleh mahasiswa

BAB 4 PENUTUP. dan melakukan wawancara, kesulitan-kesulitan yang dialami oleh mahasiswa BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Hasil dari data penelitian yang dilakukan dengan cara menyebar kuesioner dan melakukan wawancara, kesulitan-kesulitan yang dialami oleh mahasiswa Program Studi Diploma III

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Bogdan and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Bogdan and BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Bogdan and Taylor (1975) menjelaskan definisi metode kualitatif yaitu: qualitative methodologies

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengadakan akumulasi data dasar. Metode penelitian deskriptif kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. mengadakan akumulasi data dasar. Metode penelitian deskriptif kualitatif 62 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Secara harfiah metode deskriptif adalah metode penelitian untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan pesan secara cepat dan ringkas, situasi atau kejadian-kejadian tertentu.

Lebih terperinci

TERJEMAHAN TURN YANG MENGAKOMODASI FLOUTING MAKSIM PRINSIP KERJASAMA DALAM NOVEL THE CAIRO AFFAIR (Kajian Terjemahan dengan Pendekatan Pragmatik)

TERJEMAHAN TURN YANG MENGAKOMODASI FLOUTING MAKSIM PRINSIP KERJASAMA DALAM NOVEL THE CAIRO AFFAIR (Kajian Terjemahan dengan Pendekatan Pragmatik) TERJEMAHAN TURN YANG MENGAKOMODASI FLOUTING MAKSIM PRINSIP KERJASAMA DALAM NOVEL THE CAIRO AFFAIR (Kajian Terjemahan dengan Pendekatan Pragmatik) Rozi Hanifia Putri 1, Djatmika 2, Riyadi Santosa 2 Magister

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia.tanpa bahasa kehidupan manusia akan lumpuh dalam komunikasi atau beinteraksi antarindividu maupun kelompok.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi adalah suatu proses kegiatan penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Penyampaian informasi antara pihak yang melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. digunakan sebagai alat komunikasi oleh masyarakat untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. digunakan sebagai alat komunikasi oleh masyarakat untuk menunjang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dan masyarakat adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi oleh masyarakat untuk menunjang kepentingannya dalam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, penulis akan memberikan kesimpulan serta saran berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab sebelumnya. 5.1 Kesimpulan 5.1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang ikut berperan dalam usaha pembentukan siswa atau peserta

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang ikut berperan dalam usaha pembentukan siswa atau peserta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru merupakan salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran yang ikut berperan dalam usaha pembentukan siswa atau peserta didik yang potensial. Setiap guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara semantik atau pragmatik. Kajian makna bahasa seharusnya tidak terlepas dari konteks mengingat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. komunikasi, melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan (berkomunikasi)

I. PENDAHULUAN. komunikasi, melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan (berkomunikasi) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan manusia, bahkan bahasa selalu digunakan oleh manusia dalam segala kegiatan. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi,

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN, METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendekatan

BAB III PENDEKATAN, METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendekatan BAB III PENDEKATAN, METODE DAN TEKNIK PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendekatan kualitatif. Arikunto (2009:195) menyebutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia harus berinteraksi dengan orang lain agar dapat bertahan hidup. Dalam interaksi denga yang lain,

Lebih terperinci

IMPLIKATUR PERCAKAPAN MAHASISWA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS ANDALAS. Tinjauan Pragmatik. Skripsi

IMPLIKATUR PERCAKAPAN MAHASISWA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS ANDALAS. Tinjauan Pragmatik. Skripsi IMPLIKATUR PERCAKAPAN MAHASISWA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS ANDALAS Tinjauan Pragmatik Skripsi diusulkan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Diajukan oleh: Ardison 06184023 JURUSAN SASTRA

Lebih terperinci

ANALISIS TERJEMAHAN PENANDA KOHESI PADA NOVEL DIARY OF A WIMPY KID: CABIN FEVER KARYA JEFF KINNEY KE DALAM BAHASA INDONESIA

ANALISIS TERJEMAHAN PENANDA KOHESI PADA NOVEL DIARY OF A WIMPY KID: CABIN FEVER KARYA JEFF KINNEY KE DALAM BAHASA INDONESIA ANALISIS TERJEMAHAN PENANDA KOHESI PADA NOVEL DIARY OF A WIMPY KID: CABIN FEVER KARYA JEFF KINNEY KE DALAM BAHASA INDONESIA Norma Noviana 1 ; M.R. Nababan 2 ; Riyadi Santosa 3 1,2,3 Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi dalam kehidupan masyarakat. Fungsi-fungsi itu misalnya dari yang paling sederhana

Lebih terperinci

Hosnol Wafa Indra Tjahyadi Fakultas Sastra dan Filsafat Universitas Panca Marga Probolinggo

Hosnol Wafa Indra Tjahyadi Fakultas Sastra dan Filsafat Universitas Panca Marga Probolinggo Parafrase Vol. 17 No.01 Mei 2017 https://doi.org/10.30996/parafrase.v17i1.1361 Halaman 63 74 KAJIAN TEKNIK, METODE, IDEOLOGI PENERJEMAHAN PADA KOMIK BABY BLUES SIAGA SATU ANAK PERTAMA KARYA RICK KIRKMAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI Tinjauan pustaka bertujuan untuk menggambarkan batasan yang digunakan untuk dijadikan pembahasan. Adapun yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini adalah:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sebuah sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Sesuai dengan fungsinya, bahasa memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menerjemahkan suatu teks bahasa sumber (Bsu) ke dalam teks bahasa sasaran (Bsa) merupakan tugas yang cukup rumit dan tidak mudah karena penerjemah harus mampu menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan ciri yang paling khas manusia yang membedakan dengan makhluk-makhluk lain. Dengan bahasa manusia dapat mengadakan komunikasi, sebab bahasa adalah alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Hubungan langsung akan terjadi sebuah percakapan antarindividu

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Hubungan langsung akan terjadi sebuah percakapan antarindividu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana, yaitu bahasa tulis dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa berbahasa. Sebagian orang menggunakan bahasa lisan atau tulisan dengan menggunakan kata-kata yang jelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi antar sesama dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menyampaikan maksud dan tujuan kepada orang lain sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belakang masalah dari penelitian, identifikasi masalah dari latar belakang yang

BAB I PENDAHULUAN. belakang masalah dari penelitian, identifikasi masalah dari latar belakang yang BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan, hal-hal yang dibahas adalah mengenai latar belakang masalah dari penelitian, identifikasi masalah dari latar belakang yang ada, pertanyaan penelitian dan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disampaikan dapat diterima dan dilaksanakan oleh lawan bicaranya. Begitu juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disampaikan dapat diterima dan dilaksanakan oleh lawan bicaranya. Begitu juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dan manusia merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Manusia memerlukan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesamanya agar apa yang disampaikan dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam kajian pustaka ini bertujuan untuk memberikan gambaran serta batasan tentang teori-teori yang dipakai sebagai landasan teori, yang menjabarkan beberapa hal yang menjadi rujukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam menggunakan bahasa saat berkomunikasi baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Di dalam berbahasa,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR 19 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Teori 1. Penerjemahan 1.1 Definisi Penerjemahan Penerjemahan memiliki peranan yang sangat penting dalam bidang ilmu tertentu, terutama ilmu bahasa. Definisi

Lebih terperinci

TERJEMAHAN KALIMAT YANG MENGAKOMODASI TINDAK TUTUR MENGELUH DALAM FILM SEX AND THE CITY SEASON 6 VERSI VCD DAN DVD TESIS

TERJEMAHAN KALIMAT YANG MENGAKOMODASI TINDAK TUTUR MENGELUH DALAM FILM SEX AND THE CITY SEASON 6 VERSI VCD DAN DVD TESIS 1 TERJEMAHAN KALIMAT YANG MENGAKOMODASI TINDAK TUTUR MENGELUH DALAM FILM SEX AND THE CITY SEASON 6 VERSI VCD DAN DVD TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan makna atau pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan makna atau pengungkapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan makna atau pengungkapan kembali isi suatu teks ke bahasa lain. Mengalihkan dan memindahkan makna serta memilih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial yang lain, kegiatan berbahasa baru terwujud apabila manusia terlibat di dalamnya. Dalam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. variasi di dalamnya, yaitu memperhatikan konteks saja (tanpa strategi atau alat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. variasi di dalamnya, yaitu memperhatikan konteks saja (tanpa strategi atau alat BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data penelitian, penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut. 1. Seluruh responden menggunakan strategi memperhatikan konteks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia mempunyai cara berbeda-beda untuk mengungkap

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia mempunyai cara berbeda-beda untuk mengungkap 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa di dunia mempunyai cara berbeda-beda untuk mengungkap masalah kewaktuan. Terdapat bahasa yang mempunyai sistem yang mengungkap masalah kewaktuan secara

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

Tesis. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister pada Program Studi Linguistik Minat Utama Linguistik Penerjemahan

Tesis. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister pada Program Studi Linguistik Minat Utama Linguistik Penerjemahan ANALISIS TEKNIK PENERJEMAHAN MAJAS HIPERBOLA DALAM NOVEL THE LORD OF THE RINGS: THE TWO TOWERS DAN DAMPAKNYA TERHADAP KUALITAS TERJEMAHAN (Kajian Terjemahan dengan Pendekatan Stilistika) Tesis Disusun

Lebih terperinci

ANALISIS TERJEMAHAN TANGGAPAN ATAS PERTANYAAN DALAM NOVEL KITE RUNNER KE DALAM BAHASA INDONESIA: SUATU TINJAUAN PRAGMATIK

ANALISIS TERJEMAHAN TANGGAPAN ATAS PERTANYAAN DALAM NOVEL KITE RUNNER KE DALAM BAHASA INDONESIA: SUATU TINJAUAN PRAGMATIK ANALISIS TERJEMAHAN TANGGAPAN ATAS PERTANYAAN DALAM NOVEL KITE RUNNER KE DALAM BAHASA INDONESIA: SUATU TINJAUAN PRAGMATIK Ichwan Suyudi (Universitas Gunadarma) ichwan@staff.gunadarma.ac.id Agung Prasetyo

Lebih terperinci