PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2016

dokumen-dokumen yang mirip
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JULI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2015

Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Gabah

Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Gabah

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JULI 2014

Perkembangan Nilai Tukar Petani

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2015 SEBESAR 98,71

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2015 SEBESAR 100,79

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2014 SEBESAR 102,18

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2017 SEBESAR

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2015 SEBESAR 99,48

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEPTEMBER 2016.

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2015 SEBESAR 100,36

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOVEMBER 2015

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2014 SEBESAR 99,65

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2014

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2014 SEBESAR 102,10

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2015 SEBESAR 99,24

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2015 SEBESAR 102,82

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2014 SEBESAR 103,40

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2014 SEBESAR 102,05

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2015 SEBESAR 103,01

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2012 SEBESAR 117,59

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2017 SEBESAR 102,22

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU JANUARI 2016

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2017 SEBESAR

Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Sumatera Utara per Subsektor Maret-April 2012 (2007=100)

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2017 SEBESAR 101,41

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2014

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2016 SEBESAR 104,23

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2016 SEBESAR 103,90

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2017 SEBESAR 101,64

Perkembangan Nilai Tukar Petani Dan Harga Produsen Gabah Jawa Tengah

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2014

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2014 SEBESAR 102,54

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2016 SEBESAR 103,94

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU APRIL 2015

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2017 SEBESAR 101,32

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2015

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2016 SEBESAR 105,47

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2014 SEBESAR 102,63

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI LAMPUNG NAIK 0,61 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA JULI 2016

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2016 SEBESAR 104,57

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2016 SEBESAR 103,21

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU MARET 2015 SEBESAR 97,55 ATAU NAIK 0,95 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2012

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2016 SEBESAR 105,26

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2013

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA JULI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI LAMPUNG A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

Transkripsi:

No. 51/09/36/ Th.X, 1 September 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2016 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) AGUSTUS 2016 SEBESAR 100,25 ATAU TURUN 1,06 PERSEN NTP Banten Agustus 2016 sebesar 100,25 atau turun 1,06 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Penurunan NTP dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) mengalami penurunan 1,03 persen, sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) mengalami kenaikan 0,03 persen. Pada Agustus 2016 terjadi defasi di daerah perdesaan di Provinsi Banten sebesar 0,05 persen terutama disebabkan oleh deflasinya indeks kelompok sandang 0,58 persen dan bahan makanan 0,35 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Banten Agustus 2016 sebesar 105,95 atau turun 1,30 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya. Pada Bulan Agustus 2016 dari 33 provinsi di Indonesia sebanyak 18 provinsi yang NTP-nya berada di atas angka 100. NTP tertinggi dicapai oleh Provinsi Sulawesi Barat dengan nilai indeks sebesar 107,93 yang diikuti oleh Provinsi Bali sebesar 106,66 dan Provinsi NTB sebesar 106,26. Sedangkan Nilai Tukar Petani terendah terjadi di Provinsi Bengkulu sebesar 92,56. NTP, yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 51/09/36/Th.X, 1 September 2016 1

Subsektor (1) Bulan Juli 2016 Agustus 2016 (2) Persentase Perubahan 3) (4) Gabungan / Banten a. Indeks yang diterima (It) 124,25 122,82-1,03 b. Indeks yang dibayar (Ib) 122,36 122,52 0,03 c. Indeks Konsumsi Rumah Tangga 124,78 124,81-0,05 d. Indeks BPPBM 115,44 115,91 0,27 e. Nilai Tukar Petani (NTP) 101,54 100,25-1,06 Penurunan NTP Agustus 2016 disebabkan oleh turunnya NTP pada empat (4) subsektor yakni; subsektor tanaman pangan turun 0,79 persen; subsektor perkebunan turun 1,13 persen; subsektor hortikultura turun 2,29 persen; dan subsektor perikanan yang turun 0,09 persen. Hanya subsektor peternakan yang mengalami kenaikan 0,37 persen. 1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (I t ) menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Agustus 2016, It Banten mengalami penurunan sebesar 1,03 persen dibanding It Juli, yaitu turun dari 124,11 menjadi 122,82. Penurunan It pada Agustus 2016 disebabkan turunya It pada empat subsektor yakni subsektor tanaman pangan yang turun 0,78 persen; subsektor hortikultura yang turun sebesar 2,19 persen, It pada subsektor tanaman perkebunan rakyat yang turun 1,18 persen, dan It pada subsektor perikanan yang turun 0,10 persen. Sedangkan hanya It subsektor peternakan yang mengalami kenaikan sebesar 0,45 persen. 1,50 1,00 0,50 0,00-0,50-1,00-1,50-2,00-2,50 Jul-16 Agust-16 0,96 0,45-0,11-0,13-0,10-0,52-0,78-0,68-1,18-1,03-1,67-2,19 T. pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Gabungan 2 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 51/09/36/Th.X, 1 September 2016

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Indeks harga yang dibayar petani terdiri dari 2 golongan yaitu konsumsi rumah tangga (KRT) dan biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM). Melalui indeks harga yang dibayar petani (I b ) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Agustus 2016 indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,03 persen. Hal ini terjadi karena Indeks BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,27 persen atau naik dari 115,60 menjadi 115,91, meski Indeks Konsumsi Rumah Tangga mengalami penurunan sebesar 0,05 persen. Kenaikan indeks BPPBM ini disebabkan naiknya seluruh kelompok yakni kelompok bibit naik 0,05 persen; kelompok pupuk, obatobatan, dan pakan naik 0,42 persen; kelompok biaya sewa dan pengeluaran lain naik 0,04 persen; kelompok transportsi naik 0,21 persen; kelompok penambahan barang modal naik 0,21 persen dan kelompok upah buruh mengalami kenaikan 0,35 persen. 0,50 0,40 0,30 0,20 0,10 0,00-0,10-0,20-0,30 Ib Konsumsi RT BPPBM 0,44 0,34 0,23 0,27 0,27 0,18 0,10 0,01 0,08 0,03-0,04-0,01-0,01-0,05-0,09-0,08-0,05-0,21 T. Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Gabungan 3. Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan/Padi dan Palawija (NTP-P) Pada bulan Agustus 2016 NTP-P mengalami penurunan indeks sebesar 0,79 persen atau turun dari 101,26 menjadi 100,46. Hal ini karena Indeks Harga yang Diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,78 persen dan ditambah dengan kenaikan Indeks Harga yang Dibayar petani (Ib) sebesar 0,01 persen. Kenaikan It pada subsektor tanaman pangan terjadi karena turunnya indeks pada subkelompok padi sebesar 0,75 persen dan subkelompok palawija yang turun 1,29 persen. Penurunan indeks subkelompok padi dipengaruhi oleh turunnya harga gabah sebesar 0,75 persen. Sementara indeks pada subkelompok palawija dipengaruhi turunnya harga ubi jalar, ketela pohon dan kacang hijau. Di sisi lain indeks harga dibayar petani (Ib) yang mengalami kenaikan sebesar 0,01 persen karena pengaruh naiknya BPPBM sebesar 0,23 persen. Untuk BPPBM, kenaikan indeks ini dipengaruhi oleh naiknya indeks pada empat (4) kelompok yakni kelompok pupuk dan obat-obatan naik sebesar 0,44 persen, kelompok transportasi naik 0,23 persen, kelompok penambahan barang modal naik 0,33 persen, dan kelompok upah buruh 0,17 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 51/09/36/Th.X, 1 September 2016 3

Bulan Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok Persentase perubahan Juni 2016 Juli 2016 Agustus 2016 Agustus 2016 thd Juli 2016 (1) (2) (3) (4) (5) 1. Tanaman Pangan a. Indeks Diterima Petani 124,39 125,59 124,61-0,78 - Padi 124,18 125,47 124,53-0,75 - Palawija 128,26 127,78 126,13-1,29 b. Indeks Dibayar Petani 123,99 124,03 124,04 0,01 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 125,17 125,20 125,16-0,04 - Indeks BPPBM 118,15 118,24 118,51 0,23 c. Nilai Tukar Petani (NTP-P) 100,32 101,26 100,46-0,79 2. Hortikultura a. Indeks Diterima Petani 128,59 127,71 124,91-2,19 - Sayur-sayuran 128,23 127,35 122,60-3,73 - Buah-buahan 129,10 128,21 126,63-1,23 - Tanaman Obat 117,40 117,40 117,35-0,04 b. Indeks Dibayar Petani 121,30 121,39 121,52 0,10 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 124,29 124,41 124,40-0,01 - Indeks BPPBM 113,05 113,09 113,58 0,44 c. Nilai Tukar Petani (NTP-H) 106,01 105,20 102,79-2,29 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks Diterima Petani 121,45 119,42 118,02-1,18 - Tanaman Perkebunan Rakyat 121,45 119,42 118,02-1,18 b. Indeks Dibayar Petani 122,98 123,03 122,98-0,05 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 124,81 124,88 124,77-0,09 - Indeks BPPBM 114,16 114,16 114,36 0,18 c. Nilai Tukar Petani (NTP-R) 98,76 97,06 95,97-1,13 4. Peternakan a. Indeks Diterima Petani 120,93 120,30 120,85 0,45 - Termak Besar 129,08 128,85 129,88 0,80 - Ternak Kecil 125,68 124,97 127,17 1,76 - Unggas 115,28 114,23 114,25 0,01 - Hasil Ternak 118,30 118,21 117,74-0,40 b. Indeks Dibayar Petani 118,62 119,11 119,21 0,08 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 124,25 124,55 124,45-0,08 - Indeks BPPBM 112,63 113,35 113,65 0,27 c. Nilai Tukar Petani (NTP-T) 101,95 101,00 101,37 0,37 5. Perikanan a. Indeks Diterima Petani 128,87 128,71 128,57-0,10 - Penangkapan 144,21 144,13 143,27-0,59 - Budidaya 116,92 116,69 117,12 0,37 b. Indeks Dibayar Petani 120,81 120,91 120,90-0,01 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 125,00 124,98 124,71-0,21 - Indeks BPPBM 114,24 114,51 114,90 0,34 c. Nilai Tukar Petani (NTN) 106,67 106,45 106,35-0,09 4 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 51/09/36/Th.X, 1 September 2016

b. Subsektor Hortikultura (NTP-H) Nilai Tukar Petani subsektor Hortikultura (NTP-H) pada bulan Agustus 2016 mengalami penurunan cukup besar sebesar 2,29 persen dari 105,20 menjadi 102,79. Hal ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 2,19 persen, ditambah dengan naiknya indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,10 persen. Penurunan It pada subsektor hortikultura disebabkan oleh turunnya indeks pada kelompok sayur-sayuran sebesar 3,73 persen, kelompok buah-buahan sebesar 1,23 persen, dan tanaman obat turun sebesar 0,04 persen. Penurunan indeks pada kelompok sayur-sayuran disebabkan oleh turunnya harga petai, cabai merah, cabai rawit, kacang panjang, bayam, melinjo dan lainnya; penurunan kelompok buahbuahan disebabkan oleh turunya harga pisang dan pepaya,. Dan turunnya kelompok tanaman obat karena turunnya harga jahe Di sisi lain kenaikan indeks pada Ib dipengaruhi naiknya Indeks BPPBM sebesar 0,03 persen dan diperlambat dengan turun indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,01 persen c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTP-R) Pada Bulan Agustus 2016 NTP-R sebesar 95,97 atau mengalami penurunan sebesar 1,13 persen dibanding bulan lalu yang disebabkan karena indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan 1,18 persen, meskipun indeks harga yang dibayar petani juga mengalami penurunan sebesar 0,09 persen. Penurunan It terjadi karena turunnya indeks harga pada kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,18 persen yakni dari 119,42 menjadi 118,02 persen yang dipengaruhi oleh turunnya harga cengkeh, kelapa, karet, lada, kelapa sawit, dan buah aren. Di sisi lain penurunan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dipengaruhi turunnya IKRT sebesar 0,09 persen. d. Subsektor Peternakan (NTP-T) Pada bulan Agustus 2016 NTP-T mengalami kenaikan sebesar 0,37 persen yang disebabkan karena laju kenaikan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,45 persen lebih cepat dari laju kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,08 persen. Kenaikan yang terjadi pada It karena naiknya indeks pada seluruh kelompok peternakan, yakni kelompok ternak besar naik 0,80 persen, ternak kecil naik 1,76 persen, unggas naik 0,01 persen, meskipun hasil ternak turun 0,40 persen. Kenaikan indeks pada kelompok ternak besar dipengaruhi oleh naikya harga kerbau dan sapi potong; pada kelompok ternak kecil dipengaruhi oleh naiknya harga domba dan kambing; unggas dipengaruhi oleh naiknya harga ayam ras petelur dan ayam ras pedaging, pada hasil ternak dipengaruhi oleh turunnya harga telur ayam ras, ayam ras pedaging. Kenaikan indeks pada Ib yang sebesar 0,08 persen dipengaruhi oleh naiknya Indeks BPPBM sebesar 0,27 persen dan diperlambat dengan turunnya IKRT sebesar 0,08 persen. e. Subsektor Perikanan (NTNP) NTNP pada bulan Agustus 2016 mengalami penurunan sebesar 0,09 persen dari 106,45 persen menjadi 106,35 persen. Hal ini karena laju penurunan indeks harga yang diterima petani yang turun sebesar 0,10 persen lebih cepat dari laju penurunan pada indeks harga yang Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 51/09/36/Th.X, 1 September 2016 5

dibayar petani yang juga turun sebesar 0,01 persen. Penurunan yang terjadi pada It karena turunnya indeks kelompok penangkapan sebesar 0,59 persen. Penurunan Ib sebesar 0,01 persen disebabkan turunnya IKRT sebesar 0,21 persen. 1) Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada Agustus 2016, NTN turun sebesar 0,58 persen dari 119,16 menjadi 118,47. Hal ini terjadi karena laju penurunan pada It yang sebesar 0,59 persen masih lebih cepat dari lahu penurunan pada Ib yang sebesar 0,02 persen. Penurunan It disebabkan oleh turunnya harga di sebagian besar ikan pada kelompok tangkap antara lain: ikan gulamah, kerapu, rajungan, peperek, tenggiri dan lainnya. Sedangkgan pada Ib terjadi penurunan indeks yang disebabkan oleh tunurnya indeks KRT sebesar 0,21 persen. 2) Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Agustus 2016, NTPi naik sebesar 0,37 persen. Hal ini terjadi karena It mengalami kenaikan sebesar 0,37 persen, sedangkan Ib tidak mengalami perubahan. Kenaikan It disebabkan oleh naiknya harga ikan pada kelompok budidaya air tawar sebesar 0,48 persen yakni harga ikan lele, nila dan ikan mujair; naiknya kelompok budidaya air payau sebesar 0,37 persen disebabkan naiknya harga ikan bandeng. Sementara itu, Ib tidak mengalami perubahan karena IKRT mengalami penurunan 0,21 persen, sementara indeks kelompok BPPBM naik sebesar 0,36 persen. 4. Indeks Harga Konsumen Pedesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di pedesaan. Pada bulan Agustus 2016 dari pantauan di empat Kabupaten di Provinsi Banten, terjadi deflasi di perdesaan sebesar 0,05 persen. Pemicu deflasi tertinggi adalah deflasi pada sandang sebesar 0,58 persen, kelompok bahan makanan deflasi 0,35 persen, kelompok transportasi dan komunikasi deflasi 0,03 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga terjadi deflasi sebesar 0,04 persen. Tiga (3) kelompok lainnya mengalami kenaikan yakni: kelompok perumahan inflasi sebesar 0,56 persen, kelompok kesehatan inflasi sebesar 0,16, persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,24 persen. KELOMPOK IKRT IKRT Juli IKRT Agustus Inflasi Perdesaan (persen) UMUM 124,88 124,81-0,05 1. Bahan Makanan 128,32 127,88-0,35 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 123,67 123,96 0,24 3. Perumahan 127,33 128,05 0,56 4. Sandang 119,69 118,99-0,58 5. Kesehatan 119,53 119,72 0,16 6. Pendidikan,Rekreasi&Olah Raga 117,68 117,63-0,04 7. Transportasi & Komunikasi 120,73 120,70-0,03 6 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 51/09/36/Th.X, 1 September 2016

5. Perbandingan antar Provinsi di Indonesia Pada Bulan Agustus 2016 dari 33 provinsi di Indonesia sebanyak 18 provinsi yang NTP-nya berada di atas angka 100. NTP tertinggi dicapai oleh Provinsi Sulawesi Barat dengan nilai indeks sebesar 107,93 yang diikuti oleh Provinsi Bali sebesar 106,66 dan Provinsi NTB sebesar 106,26. Sedangkan Nilai Tukar Petani terendah terjadi di Provinsi Bengkulu sebesar 92,56. NTP nasional sebesar 101,39 yang mengalami kenaikan sebesar 0,17 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 101,39. Provinsi NTP Rangking Provinsi NTP Rangking Sulawesi Barat 107,93 1 Banten 100,25 18 Bali 106,66 2 Sulawesi Tengah 99,77 19 NTB 106,26 3 Sumatra Utara 99,29 20 Gorontalo 105,57 4 Kalimantan Timur 98,14 21 Yogyakarta 105,47 5 Riau 97,98 22 Sulawesi Selatan 105,23 6 Jambi 97,90 23 Jawa Timur 104,74 7 Kepulauan Riau 97,42 24 Lampung 104,54 8 Kalimantan Tengah 97,20 25 Jawa Barat 103,94 9 Sulawesi Barat 97,13 26 Maluku Utara 103,54 10 Kalimantan Selatan 96,22 27 Maluku 102,28 11 Sulawesi Utara 96,17 28 NTT 101,11 12 Papua 95,94 29 Bangka Belitung 100,69 13 NAD 95,56 30 Papua Barat 100,58 14 Sumatera Selatan 94,56 31 DKI 100,51 15 Kalimantan Barat 94,25 32 Jawa Tengah 100,43 16 Bengkulu 92,56 33 Sulawesi Tenggara 100,33 17 Nasional 101,56 6. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Subsektor Pada Agustus 2016 terjadi penurunan NTUP sebesar 1,30 persen. Hal ini terjadi karena It mengalami penurunan sebesar 1,03 persen, yang diperburuk dengan kenaikan pada indeks BPBBM sebesar 0,27 persen. Jika dilihat per subsektor, penurunan NTUP disebabkan oleh turunnya NTUP pada empat subsektor yakni subsektor tanaman pangan turun 1,00 persen, subsektor hortikultura turun 2,61 persen, subsektor tanaman perkebunan turun 1,35 persen, dan subsektor perikanan juga turun 0,44 persen. Sedangkan subsektor peternakan naik 0,18 persen. Subsektor Juli 2016 Agustus 2016 Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan 106,21 105,15-1,00 2. Hortikultura 112,93 109,98-2,61 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 104,61 103,20-1,35 4. Peternakan 106,14 106,33 0,18 5. Perikanan 112,40 111,90-0,44 a. Tangkap 125,64 124,49-0,91 b. Budidaya 102,05 102,05-0,01 Gabungan 107,36 105,96-1,30 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 51/09/36/Th.X, 1 September 2016 7

B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH Rata-rata harga gabah di tingkat petani pada Agustus 2016 dibandingkan keadaan Juli untuk Gabah Kering Panen (GKP ) turun sebesar 1,19 persen dan gabah kualitas rendah naik sebesar 5,14 persen. Rata-rata harga gabah bulan Agustus 2016 di tingkat penggilingan untuk kualitas GKP Rp. 4.258 per kg,- dan gabah kualitas rendah rata-rata Rp. 4.130,- per kg. Harga gabah terendah di tingkat petani sebesar Rp 3.850,- per kg dijumpai di Cimanuk Kab Pandeglang dengan kualitas rendah (varietas ciherang), sedangkan harga tertinggi sebesar Rp. 4.550,- per kg dijumpai di Kecamatan Pontang Kabupaten Serang untuk Gabah Kering Panen (Varietas Ciherang). Pada Agustus 2016, dari seluruh observasi yang dilakukan ditemukan kualitas GKP sebanyak 71,43 persen dan kualitas rendah sebanyak 28,57 persen. Rincian selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5. Kelompok Kualitas Persentase Jumlah Obser-vasi Harga Gabah di Tingkat Petani (Rp./Kg.) Terendah Tertinggi Rata-Rata Rata-rata Harga Tingkat Penggilingan (RP/Kg) Harga Pembelian Pemerintah (HPP)* (Rp./Kg.) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) G K P 71,43% 3.900 4.550 4.142 4.258 Gabah Kualitas Rendah 20% 3.700 4.000 3.963 4.130 Petani 3.700 Penggilingan 3.750-2. Harga Terendah, Tertinggi dan Rata rata Komponen Mutu Pada Bulan Agustus 2016, dari keseluruhan observasi diperoleh harga gabah terendah di tingkat petani sebesar Rp. 3.850,- per kg untuk kualitas rendah dijumpai di Kecamatan Cimanuk Kabupaten Pandeglang dengan varietas Ciherang. Harga tertinggi di tingkat petani sebesar Rp 4.550,- per kg untuk kualitas GKP di Kecamatan Pontang Kabupaten Serang dengan varietas ciherang. Untuk rata rata komponen mutu yang terdiri dari kadar air (KA) dan kadar hampa/kotoran (KH), yaitu untuk gabah dengan kualitas GKP KA nya sebesar 13,92 persen dan KH nya 5,66 persen; sedangkan untuk Kualitas Rendah KA nya 25,48 persen dan KH 8,95 persen. 8 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 51/09/36/Th.X, 1 September 2016

Kelompok Kualitas Kadar Air (persen) Kadar Hampa/Kotoran (persen) Juni 16 Juli 16 Agustus 16 Juni 16 Juli 16 Agustus 16 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) GKG - 13,30 - - 2,55 - GKP 14,0 13,59 13,92 5,35 5,55 5,66 Kualitas Rendah 18,58 23,26 25,48 13,04 11,48 8,95 3. Persentase Jumlah Observasi harga Gabah di bawah HPP di Tingkat Penggilingan Pada Bulan Agustus 2016 ini tidak ditemukan observasi harga gabah di bawah HPP, sedangkan observasi gabah kualitas rendah sebesar 28,57 persen. Rincian Di Tingkat Penggilingan (persen) Mar 16 Apr 16 Mei 16 Juni 16 Juli 16 Agustus 16 Observasi Di bawah HPP 15,56 14,28 - - - - Obs. Gabah Kualitas Rendah 42,22 20,75 13,95 22,22 20,00 28,57 4. Rata rata Harga Gabah Menurut Kualitas Rata-rata harga harga gabah kualitas kering panen (GKP) di tingkat penggilingan sebesar Rp. 4.258- per kg atau turun sebesar 1,20 persen sementara di tingkat petani rata-rata harga GKP sebesar Rp. 4.142,- per kg atau turun sebesar 1,19 persen. Untuk gabah kualitas rendah di tingkat penggilingan mengalami peningkatan rata-rata harga sebesar 3,93 persen dan di tingkat petani juga mengalami peningkatan rata-rata harga yakni sebesar 5,14 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 51/09/36/Th.X, 1 September 2016 9

T in g ka t P engg il ing an (R p / Kg ) T ing ka t P e t ani (Rp /Kg) K u al i t as J u n i 16 J u l i 16 A g u s tu s 16 P e rs en t s se P e rubahan K o l ( 4 ) th d ( 3 ) J u n i 16 J u l i 16 A g u s tu s 16 P e rs en t a se P e rubahan K o l ( 8 ) th d ( 7 ) ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) ( 5 ) ( 6 ) ( 7 ) ( 8 ) ( 9 ) G K G - 4.850.- - - 4.750 - - G K P 4.284 4.310 4.258-1,20 4.166 4.192 4.142-1,19 K u al i t as r end ah 3.938 3.974 4.130 3,93 3.725 3.769 3.963 5,14 6000 5500 5000 4500 4000 3500 3000 2500 GKG GKP Non Kwalitas HPP GKG HPP GKP 10 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 51/09/36/Th.X, 1 September 2016

C. PERKEMBANGAN UPAH BURUH UPAH NOMINAL HARIAN BURUH TANI PROVINSI BANTEN AGUSTUS 2016 SEBESAR Rp 41.341,- Upah nominal buruh tani pada Agustus 2016 dibanding upah buruh tani Juli mengalami kenaikan sebesar 0,55 persen atau naik dari Rp. 41.113,- per hari menjadi Rp. 41.341,- per hari. Secara riil*) mengalami 0,61 persen yakni naik dari Rp. 32.922,- per hari menjadi Rp. 33.122,- per hari Upah nominal harian buruh bangunan (tukang bukan mandor) pada Agustus 2016 tidak mengalami perubahan yakni sebesar Rp. 80.849,- per hari. Secara riil*), upah Agustus 2016 dibanding Juli naik sebesar 0,07 persen, yaitu dari Rp. 61.623,- menjadi Rp. 61.664,- per hari. 1. Perkembangan Upah Buruh Pertanian Secara umum, rata-rata upah nominal buruh tani pada Agustus 2016 dibanding upah buruh tani Juli mengalami kenaikan sebesar 0,55 persen atau naik dar Rp. 41.113,- per hari menjadi Rp. 41.341,- per hari. Secara riil mengalami kenaikan 0,61 persen atau naik dari Rp. 32.922,- per hari menjadi Rp. 33.122,- per hari Rincian Jenis Upah Bulan Juni 16 Juli 16 Agustus 2016 % Perubahan Agustus 2016 thd Juli 2016 (1) (2) (3) (4) (5) (6) Provinsi Upah Nominal 41.080 41.113 41.341 0,55 Upah Riil *) 32.922 32.922 33.122 0,61 2. Perkembangan Upah Buruh Informal a. Upah Buruh Bangunan (konstruksi) Per hari Secara nominal, rata-rata upah buruh bangunan di Provinsi Banten pada Bulan Agustus 2016 tidak mengalami perubahan yakni Rp. 80.849,- per hari. Secara riil*), upah buruh bangunan Agustus 2016 dibanding Juli naik sebesar 0,07 persen, yaitu dari Rp. 61.623,- menjadi Rp. 61.664,- per hari. Upah Pembantu Rumah Tangga Per Bulan Secara nominal, rata-rata upah pembantu rumah tangga di Provinsi Banten pada Agustus 2016 mengalami kenaikan sebesar 2,52 persen atau naik dari Rp. 542.633,- per bulan menjadi Rp. 556.313,- per bulan. Sedangkan secara riil, upah Agustus 2016 dibanding Juli mengalami kenaikan sebesar 2,59 persen, yaitu naik dari Rp. 413.592,- menjadi Rp. 424. 304,- per bulan. Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 51/09/36/Th.X, 1 September 2016 11

Rincian Jenis Upah Bulan Juni 2016 Juli 16 Agustus 16 % Perubahan Agustus 2016 thd Juli 2016 (1) (2) (3) (4) (5) (6) Bangunan per hari Upah Nominal 80.849 80.849 80.849 0,00 Upah Riil *) 61.891 61.623 61.664 0,07 Pembantu rumah tangga Upah Nominal 542.633 542.633 556.313 2,52 per bulan Upah Riil*) 415.397 413.592 424.304 2,59 12 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 51/09/36/Th.X, 1 September 2016

Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 51/09/36/Th.X, 1 September 2016 13

BPS PROVINSI BANTEN Informasi lebih lanjut hubungi: Ir. Agoes Soebeno, M.Si Kepala BPS Provinsi Banten Telepon: 0254-267027; Fax: 0254-267026 E-mail : bps3600@bps.go.id; pst3600@bps.go.id Website : banten.bps.go.id 14 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 51/09/36/Th.X, 1 September 2016