'' Haha Suei Allah Yang di tangan-nyalah segala kerajaan, dan Dia Haha Kuasa atas segala sesuatu ".(QS A1 Hulk :1) Kupersemhahkan sebagai baktiku - kepada Ayahanda tercinta yang telah jauh di alam sana, Ihunda serta keluarga tersayang..........
ANALBSlf PfRFQRMAIIlSl ALAT PENGERlNG TlPE TEROWQNGAN KOMBlNASI ENERGl MATAHARl DAN TUNGKU BlQMASSA UNTUK PElUGERlNGAN KAKAO Oleh MUH. TAUFIK SURIYANTO F 23 1186 1991 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
Muh. Taufik Suriyanto. F. 23.1186. Analisis Performansi Alat Pengering Tipe Terowongan Kombinasi Energi Matahari dan Tungku Biomassa Untuk Pengeringan Kakao. Dibawah bimbingan Atjeng M. Syarief, Sri Mulato dan Edy Hartulistiyoso. RINGKASAN Penggunaan alat pengering tipe terowongan kombinasi energi matahari dan tungku biomassa yang menggunakan kolektor datar sebagai pengumpul energi panas pada siang hari dan tungku biomassa sebagai sumber energi pada malam hari untuk pengeringan kakao, merupakan penelitian lanjutan dari alat pengering sejenis yang sebelumnya digunakan untuk pengeringan kelapa. Dari penelitian ini diharapkan dapat diketahui karakteristik pengeringan kakao dan performansi alat pengeringnya sehingga dapat dilakukan perubahan-perubahan (modifikasi) terhadap alat pengering untuk mendapatkan kakao bermutu baik. Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan yang akan diikuti dengan penelitian-penelitian lanjutan dan dilakukan bekerja sarna dengan PUSLITBUN Bogor, BPP Teknologi Jakarta dan Universitas Hoheinheim, Stuttgart Jerman Percobaan dilakukan di Laboratorium Solar Dryer, Ciomas, Bogor dari tanggal 27 Oktober s.d. 3 Desember 1990. Jenis kakao yang digunakan adalah jenis kakao lindak (Bulk kakao) yang diperoleh dari Perkebunan Pasir
Ucing, Bayabang, Bandung. Pengerlngan dilakukan sebanyak lima kali dengan debit udara tetap (1750 m3/jam) sampai nilai laju pengeringan terus menerus di bawah 1 % bk/jam. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa lama proses pengeringan untuk mencapai kadar air terkecil (8% bk) berkisar antara 65 s.d. 88 jam. Laju pengeringan terbesar berkisar antara 4.3 % s.d. 9 %bk/jam sedangkan efisiensi kolektor dan efisiensi pengeringan masingmasing berkisar antara 28.9 % s.d. 63.2 X dan 31.28 % s.d. 78.6 %. Nilai konstanta pengeringan (K) dan kadar air keseimbangan (Me) kakao pada penelitian ini masing-masing berkisar antara 0.0262 s.d. 0.0512 dan 7.4 s.d. 8.8 X bk. Nilai K dan Me ini dapat diperkirakan dengan mengganggap kakao berbentuk bola melalui persamaan yang merupakan fungsi dari suhu mutlak dan kelembaban relatif udara pengering : dengan penyimpangan untuk nilai K berkisar antara 57-112 % dan nilai Me berkisar antara 1-48 %. Hasil evaluasi rancangan menunjukkan bahwa luas kolektor sebenarnya (19 m2) lebih kecil dari luas kolektor teoritis (36.27 m2). Dimensi kolektor teoritis
adalah 30.23 m x 1.2 m sedangkan kapasitas alat pengering dapat mencapai 1 ton kakao basah jika digunakan kipas penghembus yang mampu menghasilkan debit udara sebesar 3 450 m3/jam. Hasil analisis ekonomi menunjukkan biaya pokok pengeringan berkisar antara Rp 119-194/kg kakao basah, sedangkan titik impas dicapai apabila alat pengering diisi dengan kapasitas antara 78.9 kg - 261.9 kg kakao basah.
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN ANALJSIS PERFORMANSI ALAT PENGERING TIPE TEROWONGAN KOMBINASI ENERGI MATAHARI DAN TUNGKU BIOMASSA UNTUK PENGERINGAN KAKAO SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada Jurusan MEKANISASI PERTANIAN, Fakultas Teknolvgi Pertanian, Institut Pertanian Bogor Oleh MIJH. TAUFIK SURIYANTO Dilahirkan pada tanggal 19 Maret 1967 di Kuningan Tanggal lulus : 28 Juni 1991 Disetujui, Bogor, 20 Juli 1991 Dosen Pembimbing
KATA PENGANTAR Tiada yang patut diucapkan selain puji syukur ke hadirat Allah SWT karena hanya berkat nikmat, rahmat dan hidayah-nya tulisan ini dapat diselesaikan. Tulisan ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh untuk dapat menyelesaikan tingkat S-1 di Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pembuatan tulisan ini tidak bisa lepas dari bantuan semua pihak, terutama PUSLITBUN Bogor yang telah memberikan kesempatan yang sangat berharga sehingga penulis dapat diikutsertakan dalam proyek kerja samanya dengan BPP Teknologi Jakarta dan Universitas Hoheinheim, Stuttgart, Jerman. Dalam kesempatan ini, secara khusus penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Dr. Ir. S. Wardojo, Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Bogor, yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas dalam penelitian. 2. Dr. Ir. Atjeng M. Syarief MSAE., sebagai Dosen Pembimbing Utama. 3. Dr. 1 Edy J. Amir MSc., Kepala Bagian Teknologi PUSLITBUN Bogor, yang telah memberikan pengarahan selama penelitian. 4. Ir. Sri Mulato MSc., sebagai Dosen Pembimbing Lapang,
5. Ir. Tilman Pass, penanggung jawab proyek dari Universitas Hnheinheim, Jerman, yang telah memberikan pengarahan langsung selama penelitian. 6. Ir. Mawardi Silaban, Staf Peneliti dari BPP Teknologi, Jakarta. 7. Ir. Edy Hartulistiyoso, sebagai Dosen Pembimbing Pendamping. 8. Staf Solar Dryer, Ciomas, Bogor, yang telah memberikan bantuan selama penelitian. 9. Ibu terciata, Kak Tien & Yech, dan keluarga semua yang telah memberikan dukungan baik material maupun spriritual. 10. Rekan Usman Silalahi, dan semua pihak yang telah membantu. Penulis meayadari tulisan ini masih jauh dari sempurna, namun dengan penuh kerendahan hati penulis berharap mudah-mudahan masih ada sedikit manfaat yang dapat diambil dari tulisan ini, terutama bagi pihak yang berkepentingan maupun bagi kita semua. Bogor, Juni 1991 Penulis
DAFTAR TABEL Halaman Luas areal dan produksi perkebunan komoditi kakao tahun 1965-1987 di Indonesia.............. Tabel 2 Perbandingan produktivitas per jenis pengusahaan ( kg/ha ) beberapa budidaya perkebunan tahun 1979, 1983, dan 1984 s.d. 1987...... Radar air keseirnbangan dari biji kakao pada kelembaban relatif 70 X Syarat mutu biji kakao Indonesia Daya listrik pads berbagai kecepatan kipas penghernbus.......... Kebutuhan tenaga listrik..... Efisiensi alat pengering...... Perbandingan nilai konstanta pengeringan............ Perbandingan nilai kadar air keseimbangan............ Persamaan graf ik regresi linier hubungan ef isiensi kolektor dengan rasio antara beda suhu outlet kolektor-udara 1 ingkungan dan radiasi surya........ Tabel 12. Tabel 13. Persamaan grafik regresi linier hubungan intensitas radiasi surya dengan rasio antara beda suhu outlet kolektor-udara 1 ingkungan d an radiasi surya........... Mutu kakao hasil pengeringan... Hasil perhitungan analisis ekonomi................. Tabel 14. Hasil perhitungan "Break Events Point"............... Perbandingan hasil evaluasi rancangan dan keadaan sebenarnya..
DAFTAR GAHBAR Halaman Gamhar 1. Penampang melintang buah kakao.. 7 Gamhar 2. Isoterm sorpsi air pada suhu 30" dari biji kakao yang difermentasi.................. 17 Gambar 3. Alat pengering tenda surya.... 3 0 Gambar 4. Pembagian segmen-segmen untuk perhitungan intensitas radiasi surya har ian dengan metoda trapesium............. 46