DESAIN SISTEM KENDALI SUHU DAN RH BERBASIS LOGIKA FUZZY PADA PENGERINGAN BIJI PALA (Myristica sp.) ERK HYBRID

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DESAIN SISTEM KENDALI SUHU DAN RH BERBASIS LOGIKA FUZZY PADA PENGERINGAN BIJI PALA (Myristica sp.) ERK HYBRID"

Transkripsi

1 Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.2, No. 1 Maret 214 DESAIN SISTEM KENDALI SUHU DAN RH BERBASIS LOGIKA FUZZY PADA PENGERINGAN BIJI PALA (Myristica sp.) ERK HYBRID Design of Temperature and RH Control System Based on Fuzzy Logic In Nutmeg Seed Drying (Myristica SP) Hybrid ERK (Greenhouse Effect) Guyup Mahardhian Dwi Putra 1, Sumarjan 2 1 Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram 2 Fakultas Pertanian, Universitas Mataram guyup.mahardhian@yahoo.co.id ABSTRACT ERK (Greenhouse Effect) Hybrid dryer is a drying machine which uses solar energy and biomass as heat source. The main problem of this type of dryer is in fluctuation of drying air temperature and humidity. This fluctuation may cause the ineffectiveness in energy consumption as well as the quality degradation. These problems can be solved through an appropiate controlling method. One of controlling method which can be used is fuzzy logic control. In this research fuzzy logic control is arranged from four inputs, i.e temperature error, RH error, and error rate of each. Action of the controlling system is fan rotation to control temperature and RH. The control system designed in this research has component involving microcontroller, SHT11 censor, LM 35 censor, and DC driver motor. Testing of fuzzy controlling system performed at 4 o C set point produces average temperature of 4.75 o C with deviation 2.66 o C, whereas for set point of 45% RH gains average RH of 45.67% with deviation 8.15 %. The controling can also save the electrical energy consumption up to 319 Wh or 32% of without the controlling system. Keyword : Drying, fuzzy logic control, Green House Effect (ERK) hybrid, microcontroller ABSTRAK Pengering ERK Hybrid merupakan tipe mesin pengering yang memanfaatkan energi surya dan biomassa sebagai sumber panasnya. Kendala ERK hybrid adalah tidak efektifnya penggunaan energi mencakup energi listrik dan energi biomassa selama proses pengeringan serta keadaan cuaca yang berfluktuatif. Permasalahan tersebut dapat diselesaikan melalui metode pengendalian, salah satu metode pengendalian yang dapat digunakan adalah kendali logika fuzzy. Kendali logika fuzzy disusun dari empat buah input yaitu error suhu, error RH dan laju errornya masing-masing. Proses Fuzzy akan menghasilkan keluaran berupa putaran kipas untuk mengendalikan suhu dan RH. Peralatan yang digunakan adalah mikrokontroler, Sensor SHT11, sensor LM35 dan driver motor DC. Pengujian sistem kendali fuzzy dengan beban pada set point suhu 4 o C menghasilkan suhu rata-rata 4,77 o C dengan deviasi 2,66, sedangkan untuk set point RH 45 % menghasilkan RH ratarata 45,67 % dengan deviasi 4,19. Pengeringan berlangsung selama 7 jam dengan konsumsi listrik 13,2 W/jam dan efisiensi pengeringan 5%. Keyword : Pengeringan, kendali logika fuzzy, ERK hybrid, mikrokontroler. PENDAHULUAN Pala (Myristica sp.) merupakan salah satu komoditi pertanian yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Pala dipanen dalam bentuk biji, fuli, dan daging buahnya. Sebelum dipasarkan, biji pala dijemur hingga kering setelah dipisah dari fulinya. Tujuan dari pengeringan ini adalah untuk mengurangi kadar air dalam bahan yang dapat merusak mutu dari biji pala tersebut sehingga dapat memperpanjang umur simpan (Drazat, 27) 13

2 Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.2, No. 1 Maret 214 Pengeringan buatan ERK hybrid adalah metode pengeringan yang dalam operasi pengeringannya menggunakan bantuan alat pengering dengan cahaya dan biomassa sebagai sumber panasnya (Nelwan, 25). Pengeringan biji pala dengan alat pengering ERK hybrid diharapkan dapat mempercepat proses pengeringan dan mendapatkan hasil yang lebih baik daripada pengeringan langsung dibawah sinar matahari. Dewasa ini kendala ERK hybrid adalah tidak efektifnya penggunaan energi mencakup energi listrik dan energi biomassa selama proses pengeringan serta kemungkinan penurunan kualitas bahan ketika suhu udara tidak berpotensi. Kendala lain adalah karakter energi surya yang berfluktuatif dan pengumpanan biomassa. Upaya untuk menjawab permasalahan tersebut diterapkan sistem kendali dengan basis logika fuzzy. Sistem kendali dengan basis logika fuzzy merupakan salah satu alternatif sistem kendali yang sederhana, dimana pada sistem kendali logika fuzzy tidak memerlukan pengetahuan tentang parameter-parameter numerik dari sistem (Darjat, 28). Pengendalian berbasis logika fuzzy juga dapat diterapkan untuk mengurangi konsumsi listrik karena logika fuzzy dapat menerapkan prinsip-prinsip pengaturan tegangan masukan, pengaturan arus, atau pengaturan sudut fase. Adanya pengaturan tersebut dimungkinkan penghematan energi listrik (Purwaningrum, 27). Tujuan umum penelitian ini adalah untuk melakukan perancangan dan pengujian sistem kendali udara pengering didalam pengering ERK hybrid. Tujuan khususnya; (1) Merancang perangkat keras kendali suhu dan RH udara pengering, (2) Merancang perangkat lunak sistem kendali dengan logika fuzzy berbasis mikrokontroler, (3) Melakukan uji sistem kendali yang telah dibangun melalui uji performansi sistem pengering secara keseluruhan. METODOLOGI PENELITIAN Perancangan Alat Blok diagram perancangan perangkat keras secara keseluruhan adalah seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Perangkat keras dirancang untuk membentuk sistem pengaturan temperatur dan pendeteksian tingkat kelembaban pada alat pengering biji pala dengan menggunakan kendali logika fuzzy. Titik pengendalian dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 1. Rancangan sistem kontrol suhu dan RH Gambar 2. Titik Pengendalian Sistem kendali fuzzy didisain dalam satu papan akrilik berukuran 5 cm x 5 cm dengan menggunakan 3 buah trafo sebagai sumber catu daya. Trafo 2 A digunakan sebagai sumber catu daya untuk DT51 Petrafuz ver 3.3, DT51 Low Cost Micro Sistem ver 2.2 dan modul lain seperti LCD, keypad, sensor SHT 11, sensor LM35 DZ, modul I2C ADDA, modul SPC DC motor dan modul EMS 3 A H-bridge. Trafo 5 A digunakan sebagai sumber catu daya untuk kipas DC. Fungsi dari Mikrokontroler DT51 petrauzz dan Low cost adalah untuk menulis bahasa program yang akan mnegendalikan modul-modul yang lain, LCD berfungsi untuk menampilkan pembacaan sensor SHT11, I 2 C ADDA berfungsi untuk mengubah sinyal analog menjadi digital, SPC DC motor 14

3 derror derror Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.2, No. 1 Maret 214 berfungsi sebagai driver kipas AC dan EMS 3 A H-Bridge berfungsi untuk memperkuat arus menuju beban. Algoritma Fuzzy Basis aturan berisi aturan-aturan fuzzy yang digunakan untuk pengendalian sistem. Aturan ini berbentuk JIKA MAKA atau IF- THEN (Ardiansyah, 2). Aturan yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 25 aturan. Fungsi keanggotaan suhu dan RH dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4, sedangkan aturan kendali logika fuzzy dalam bentuk matrik pengambilan keputusan dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel o -25 o o 25 o Gambar 3. fungsi keanggotaan suhu -6% -3% % Gambar 4. fungsi keanggotaan RH Tabel 1. Matrik pengambilan keputusan kendali suhu Error E/dE 5 o suhu 3% 6% E/dE NB Z Z Z NB NS NS Z Z NB NS PS Z NB NB NS PS PS PS NB NS PS PB PB PB NS PS PB PB PB Tabel 2. Matrik pengambilan keputusan kendali RH RH Error HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Awal Sebelum pengujian dengan sistem kendali dilakukan perlu dilakukan pengujian awal untuk memperoleh performansi sistem kendali yang paling baik. Pengujian awal ini berupa pengaturan kecepatan kipas 2 (tungku) dan pengaturan kipas 1 (heat exchanger). Hubungan Kecepatan Putar Kipas 2 dengan Suhu Ruang Kipas 2 berfungsi untuk menaikkan suhu dalam ruang pengering. Jika suhu ruang pengering terlalu rendah dibawah set point maka putaran kipas akan semakin cepat. Namun, jika putaran kipas terlalu cepat berakibat turunnya suhu dalam ruang pengering. Hasil dari pengujian pada putaran kipas dengan nilai PWN 23 menghasilkan suhu ruang rata-rata o C selama 55 menit sedangkan putaran kipas dengan nilai PWM 2 menghasilkan suhu ruang rata-rata o C selama 5 menit. Hasil dari dua kecepatan putar tersebut maka pada pengujian dengan sistem kendali akan digunakan putaran kipas minimum dengan nilai PWM 23 karena dengan nilai PWM 23 waktu yang diperlukan bahan bakar biomassa habis terbakar lebih lama dibandingkan dengan nilai PWM 2. Pengujian selanjutnya menggunakan variasi putaran kipas dengan nilai PWM 15 dan putaran kipas dengan nilai PWM 1. Putaran kipas dengan nilai PWM 15 menghasilkan suhu ruang rata-rata o C selama 3 menit sedangkan putaran kipas dengan nilai PWM 1 menghasilkan suhu ruang rata-rata 37.5 o C selama 2 menit. Berdasarkan data pengujian tersebut maka pada pengujian dengan sistem kendali digunakan putaran kipas maksimum dengan nilai PWM 15 karena menghasilkan suhu yang lebih tinggi dan memiliki waktu yang lebih lama saat bahan bakar biomassa habis terbakar dari putaran kipas dengan nilai PWM 1. NB PB PB PB PS NS NS PB PB PS NS NB Z PS PS NS NB NB PS PS NS NB Z Z PB NS NB Z Z Z Hubungan Kecepatan Putar Kipas 4 (outlet) dan Kipas 1 (heat exchanger) dengan Suhu Ruang Suhu udara pada siang hari cenderung tinggi jika cuaca cerah. Hal ini disebabkan adanya radiasi matahari. Semakin tinggi radiasi 15

4 Suhu (oc) RH (%) Suhu (oc) Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.2, No. 1 Maret 214 matahari maka akan semakin tinggi pula suhu lingkungan yang akan mengakibatkan suhu udara dalam ruang pengering akan lebih tinggi dari suhu lingkungan. Cara untuk menurunkan suhu pada ruang pengering adalah dengan menambah kipas 1 pada heat exchanger seperti pada Gambar 5 berikut Menit ke- Keterangan : KS_out = putaran kipas 4 ke lingkungan KS_in = putaran kipas 4 ke ruang pengering KHE_out = putaran kipas 1 ke lingkungan Gambar 5. Hubungan kecepatan putaran kipas dengan suhu ruang Kipas ini akan beroperasi pada siang hari guna menurunkan suhu jika suhu dalam ruang pengering mencapai diatas 5 o C. Dari pengujian dengan menggunakan kipas 1 dapat menurunkan suhu rata-rata o C dari o C. Pengujian Kontrol Tanpa Beban Pengujian tanpa beban dilakukan dengan melihat pergerakan suhu udara pengering. Pengujian berlangsung dari pukul 11. WIB hingga pukul 22. WIB dengan set point 45 o C. 6 KS_out KS_in KHE_out pengering. Suhu terendah yang dicapai adalah 38.3 o C dan suhu yang tertinnggi adalah o C. pada peneliian ini suhu dijaga agar tidak lebih dari 55 o C karena suhu yang terlalu tinggi akan menyebabkan minyak atsiri dalam biji pala akan menguap. Suhu rata-rata ruang yang dicapai pada pengujian kosong dengan kontrol adalah o C dengan deviasi Algoritma fuzzy yang diterapkan dalam pengujian ini mampu menurunkan suhu mendekati set point, namun suhu tidak pernah dibawah set point siang hari, hal ini diduga adanya radiasi matahari yang membantu meningkatkan suhu hingga diatas 5 o C ditambah konsumsi biomassa sebagai bahan bakar tambahan untuk meningkatkan suhu. Algoritma fuzzy pada malam hari dapat dikatakan lebih mendekati set point, hal ini dikarenakan sumber panas hanya berasal dari bahan bakar biomassa sehingga suhu yang dicapai tidak terlalu tinggi. Seiring dengan peningkatan suhu udara maka secara alamiah kelembaban udara relatif akan menurun dan mancapai puncaknya pada jam yang sama dengan nilai RH terendah 32.2% dan rata-rata RH dalam ruang pengering 43.43% dengan deviasi Secara umum kondisi udara yang panas dan kering menyebabkan nilai RH udara lebih rendah dari acuan (set point) sebesar 45 % sebagaimana terlihat pada Gambar 7 berikut 1 5 RH ruang RH lingk Menit ke Menit kesuhu ruang suhu lingk Gambar 6. sebaran suhu pada ruang pengering Gambar 6. menunjukkan grafik perubahan suhu dari siang hingga malam. Suhu pada siang hari cenderung lebih tinggi daripada suhu pada malam hari. Hal ini disebabkan karena ada energi tambahan yaitu radiasi matahari yang membantu menaikkan suhu pada ruang Gambar 7. Sebaran RH pada ruang pengering Sistem kendali logika fuzzy dalam kasus kondisi RH yang rendah ini akan menyebabkan putaran kipas penghembus udara keluar ruangan berputar dengan lambat. Pengujian ini tidak menitikberatkan pada kondisi RH yang mendekati set point, jika nilai RH lebih rendah dari set point akan semakin baik dalam proses pengeringan tidak perlu ada upaya untuk meningkatkan nilai RH mendekati set point, namun jika RH berada diatas set point maka perlu ada upaya untuk menurunkan nilai RH hingga mendekati nilai set point. 16

5 Kadar air bahan (% bb) Suhu (oc) RH (%) Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.2, No. 1 Maret 214 Pergerakan RH udara hanya akan meningkat jika terjadi kondisi dimana pemanasan udara tidak cukup (suhu udara turun maka RH akan naik). Kondisi lain yang akan menyebabkan nilai RH udara meningkat adalah adanya obyek yang menyumbang uap air ke udara dalam ruang pengering. Kondisi ini akan terjadi jika ada bahan yang dikeringkan sehingga kandungan air bahan akan pindah ke udara sebagaimana konsepsi pengeringan itu Pengujian Kontrol dengan Beban Pengujian pengeringan dengan logika fuzzy dilakukan pada beban biji pala dengan berat 75 kg dengan kadar air awal rata-rata 8%bb dan akan dikeringkan hingga kadar air akhir 1% bb. Pengujian dimulai pada pukul 14. WIB dan berlangsung selama 7 jam dengan set point suhu 4 o C. Sebaran suhu selama pengeringan berlangsung dapat dlihat pada Gambar 8 berikut Jam Kelayer bawah layer tengah layer atas. Gambar 8. Sebaran Suhu Ruang Pengering Tiap Layer Gambar 8 menunjukkan sebaran suhu tiap layer dalam ruang pengering dimana layer bawah memiliki rata-rata suhu 4.49 o C, layer tengah memiliki rata-rata suhu 4.84 o C dan layer atas memiliki rata-rata suhu sebesar 4.93 o C. Ketiga layer jika dirata-ratakan akan memiliki nilai rata-rata suhu ruang pengering sebesar 4.75 o C dengan deviasi Suhu maksimum yang dicapai sebesar o C dan suhu minmum sebesar o C. Suhu yang berkisar 4.75 o C dapat dikatakan telah mendekati set point yang di set pada 4 o C. Respon awal logika fuzzy pada pengendalian ini tidak dapat terlihat karena pengujian dimulai pada pukul 14. WIB dimana suhu pada saat itu tinggi sehingga respon awal logika fuzzy untuk mencapai set point tidak terlihat. Kontrol RH dengan bahan menghasilkan nilai yang lebih berfluktuatif daripada kontrol suhu seperti dapat dilihat pada Gambar Jam Ke- Layer Bawah Layer Atas Gambar 9. Sebaran Suhu Ruang Pengering Tiap Layer Sebaran nilai RH pada pengujian biji pala dengan kontrol sangat berfluktuatif dari awal pengujian hingga akhir pengujian dengan set point 45 %. Hal ini disebabkan karena pengujian yang dilakukan adalah mengkondisikan nilai RH agar tidak terlalu tinggi, semakin rendah RH dalam ruang pengering maka akan semakin baik sehingga tidak ada proses untuk menaikkan nilai RH dalam ruang pengering. Rata-rata RH dalam ruang pengering berkisar 45.67%. Pada awal pengujian dapat dilihat nilai RH sangat tinggi mencapai 7.25%, tingginya nilai RH ini disebabkan pada awal pengujian nilai kadar air biji pala masih sangat tinggi berkisar 79%bb. Namun, semakin lama nilai RH menunjukkan pola menurun dalam ruang pengering yang berarti kadar air dalam bahan semakin berkurang dan pada jam ke-5 nilai RH cenderung untuk mendekati set point. Penurunan Kadar Air Biji Pala Bahan yang dikeringkan dalam percobaan ini adalah biji pala dengan tempurung berjumlah 75 kg berumur ± 4 bulan sejak mulai berbunga, disebar ke dalam 36 rak dengan beban masing-masing 2 kg. Sampel penurunan kadar air diukur setiap nilai waktu 1 jam jam ke- 1 layer bawah layer tengah layer atas Gambar 1. Penurunan kadar air biji pala pada tiap layer 17

6 konsumsi listrik (Watt.jam) konsumsi listrik (Watt.jam) Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.2, No. 1 Maret 214 Gambar 1 menunjukkan pola penurunan kadar air dimana kadar air awal bahan adalah berkisar 77.72%bb dan dikeringkan dengan suhu konstan rata-rata 4.77 o C. Hasil dari pengeringan tersebut selama 7 jam adalah kadar air bahan menjadi berkisar 14.46%bb atau dengan kata lain penurunan kadar air berlangsung 3.84%bk/jam. Lambatnya laju pengeringan yang berlangsung disebabkan karena biji pala yang dikeringkan memiliki tempurung yang lebih tebal sehingga biji pala dalam tempurung sulit untuk dikeringkan pada suhu set point 4 o C, begitu pula dengan uap air dalam biji akan sulit keluar karena terhalang tempurung. Tebal nya tempurung menyebabkan kadar air biji pala sulit untuk mencapai 1%bb sehingga pada percobaan ini pengeringan dihentikan pada kadar air 14.46%bb karena sudah dianggap tidak efisien dari segi waktu dan biaya. Konsumsi Energi Selama Pengeringan Konsumsi dan porsi masing-masing jenis energi berupa listrik, biomassa dan surya pada pengeringan ini disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Konsumsi energi selama pengujian Sumber energi Jumlah (MJ) Porsi (%) Surya Biomassa Listrik Total Penelitian Tahir, 29 memperlihatkan penggunaan energi terbesar pada biomassa yaitu sebesar 85.2 %. Pada penelitian ini juga menunjukkan energi biomassa berupa bahan bakar biomassa menempati porsi terbesar yaitu 85.51% dengan laju bahan bakar 2.6 kg/jam. Energi terbesar setelah biomassa berasal dari energi surya 14.35%. Konsumsi energi terkecil pada pengujian ini adalah energi listrik sebesar.14%. Energi listrik ini dibutuhkan untuk menggerakkan kipas. Sistem kendali logika fuzzy memberikan peran penting dalam penghematan penggunaan energi listrik. Gambar 11 menunjukkan pola konsumsi energi listrik selama proses pengeringan berlangsung dengan kendali logika fuzzy selama 7 jam fuzzy Jam ke- (a) tanpa fuzzy Jam kefuzzy tanpa fuzzy (b) Gambar 11. Penggunaan energi listrik kipas suhu (a) dan kipas RH (b). Hasil dari pengujian dengan sistem kendali logika fuzzy menunjukkan adanya penghematan penggunaan energi. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.7 dimana kipas suhu dan kipas RH menunjukkan konsumsi energi listrik yang lebih sedikit dibandingkan dengan tanpa sistem kendali fuzzy. Pola konsumsi energi listrik pada kipas RH semakin menurun, hal ini disebabkan kadar air bahan semakin berkurang seiring waktu. Penggunaan sistem kendali logika fuzzy membutuhkan energi listrik total 2771 watt.jam sedangkan apabila tidak ada pengendalian logika fuzzy akan membutuhkan energi listrik sebesar 588 watt.jam atau 32.3% lebih banyak dari pengendalian logika fuzzy. KESIMPULAN 1. Pengujian sistem kendali logika fuzzy pada mode stand alone pengering ERK hybrid untuk parameter suhu dengan set point 4 o C menghasilkan suhu udara pengering rata-rata 4.75 o C dengan deviasi Sedangkan parameter kelembaban dengan set point 45% menghasilkan RH udara pengering rata-rata 45.67% dengan deviasi Penggunaan kontrol dapat menghemat penggunaan energi listrik dimana konsumsi energi listrik dengan fuzzy sebanyak

7 Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.2, No. 1 Maret 214 watt.jam sedangkan jika tanpa fuzzy sebesar 588 watt.jam. Lama pengeringan yang digunakan untuk mengeringkan biji pala dari kadar air awal 77.72%bb hingga 14.46%bb pada pengujian ini adalah 7 jam dengan rata-rata laju pengeringan yaitu 4.6%/bk/jam sebagai indikator efektifitas pengeringan. DAFTAR PUSTAKA Ardiansyah. 2. Desain Sistem Kontrol Suhu Untuk Pemingsanan Udang Windu (Penaeus monodon Fab.) Secara Bertahap Dengan Logika Fuzzy. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor Darjat. 28. Sistem Pengendalian Suhu dan Kelembaban pada Mesin Pengering Kertas. Jurnal Teknik Elektro, Jilid 1, Nomor 2, Juni 28, hlmn Drazat. 27. Meraup Laba Dari Biji Pala. PT Agomedia Pustaka. Jakarta Nelwan LO. 25. Study On Solar-Assisted Dryer with Rotating Rack for Cocoa Beans, Dissertation, The Graduate School-Bogor Agricultural University Bogor. Purwaningrum N. 27. Aplikasi Fuzzy Logic Untuk Pengendali Penerangan Ruangan Berbasis Mikrokontroler ATmega8535. Skripsi. Jurusan Teknik elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Semarang Tahir Muh. 29. Disain Kendali Laju Aliran Udara dan Sistem Pengumpanan Bahan Bakar Biomassa Berbasis Fuzzy pada Pengering Jagung ERK-Hybrid. Tesis. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. 19

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Tanpa Beban Untuk mengetahui profil sebaran suhu dalam mesin pengering ERK hibrid tipe bak yang diuji dilakukan dua kali percobaan tanpa beban yang dilakukan pada

Lebih terperinci

Gambar 8. Profil suhu lingkungan, ruang pengering, dan outlet pada percobaan I.

Gambar 8. Profil suhu lingkungan, ruang pengering, dan outlet pada percobaan I. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Suhu Ruang Pengering dan Sebarannya A.1. Suhu Lingkungan, Suhu Ruang, dan Suhu Outlet Udara pengering berasal dari udara lingkungan yang dihisap oleh kipas pembuang, kemudian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. MEODOLOGI PENELIIAN A. EMPA DAN WAKU PENELIIAN Penelitian ini dilakukan di Lab. E, Lab. Egrotronika dan Lab. Surya Departemen eknik Mesin dan Biosistem IPB, Bogor. Waktu penelitian dimulai pada bulan

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hardware Sistem Kendali Pada ISD Pada penelitian ini dibuat sistem pengendalian berbasis PC seperti skema yang terdapat pada Gambar 7 di atas. Pada sistem pengendalian ini

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini akan dijabarkan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang menjadi bagian dari sistem ini.

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Disain Tungku dan Pengumpan Tongkol Jagung Unit tungku ditujukan untuk memanaskan air yang akan dimanfaatkan panasnya melalui penukar panas. Bahan bakar yang digunakan adalah

Lebih terperinci

KARAKTERISASI FISIK BIJI PALA (Myristica sp.) SELAMA PROSES PENGERINGAN DENGAN MENGGUNAKAN ERK HYBRID

KARAKTERISASI FISIK BIJI PALA (Myristica sp.) SELAMA PROSES PENGERINGAN DENGAN MENGGUNAKAN ERK HYBRID 167 KARAKTERISASI FISIK BIJI PALA (Myristica sp.) SELAMA PROSES PENGERINGAN DENGAN MENGGUNAKAN ERK HYBRID PHYSICAL CHARACTERISATION OF NUTMEG SEED (Myristica sp.) DURING DRYING PROCESS USING ERK HYBRID

Lebih terperinci

PENGONTROL TEMPERATUR CAMPURAN AIR DENGAN LOOK-UP TABLE BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ABSTRAK

PENGONTROL TEMPERATUR CAMPURAN AIR DENGAN LOOK-UP TABLE BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ABSTRAK PENGONTROL TEMPERATUR CAMPURAN AIR DENGAN LOOK-UP TABLE BERBASIS MIKROKONTROLER AVR Deddy Yong Lianto / 0122016 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof. Drg. Surya Sumantri 65, Bandung 40164,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah.

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Penelitian yang dilakukan ini menitik beratkan pada pengukuran suhu dan kelembaban pada ruang pengering menggunakan sensor DHT21. Kelembaban dan suhu dalam

Lebih terperinci

SIMPULAN UMUM 7.1. OPTIMISASI BIAYA KONSTRUKSI PENGERING ERK

SIMPULAN UMUM 7.1. OPTIMISASI BIAYA KONSTRUKSI PENGERING ERK VII. SIMPULAN UMUM Berdasarkan serangkaian penelitian yang telah dilakukan dan hasil-hasil yang telah dicapai, telah diperoleh disain pengering ERK dengan biaya konstruksi yang optimal dan dapat memberikan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat III. MEODE PENELIIAN A. Waktu dan empat Penelitian dilakukan di Laboratorium Energi Surya Leuwikopo, serta Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian, Departemen eknik Pertanian, Fakultas eknologi

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Tempat penelitian Penelitian dan pengambilan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. ALAT PENGERING JAGUNG PIPILAN Penelitian mengenai pegeringan jagung pipilan telah banyak dilakukan dengan berbagai metode dan berbagai alat pengering. Pada penelitian ini, alat

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Lab. EEP dan Ergotronika, Departemen Teknik Pertanian IPB, Bogor dan Desa Cijulang Kec. Cikembar Kab. Sukabumi sebagai lokasi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas

Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas LAMPIRAN 49 Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas 1. Jumlah Air yang Harus Diuapkan = = = 180 = 72.4 Air yang harus diuapkan (w v ) = 180 72.4 = 107.6 kg Laju penguapan (Ẇ v ) = 107.6 / (32 x 3600) =

Lebih terperinci

BAB 3. METODE PENELITIAN

BAB 3. METODE PENELITIAN BAB 3. METODE PENELITIAN Metode yang akan diterapkan dalam pelaksanaan penelitian diuraikan melalui pentahapan sebagai berikut: 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu permasalahan utama dalam pascapanen komoditi biji-bijian adalah susut panen dan turunnya kualitas, sehingga perlu diupayakan metode pengeringan dan penyimpanan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Dalam penelitian pengeringan kerupuk dengan menggunakan alat pengering tipe tray dengan media udara panas. Udara panas berasal dari air keluaran ketel uap yang sudah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ditingkatkan dengan penerapan teknik pasca panen mulai dari saat jagung dipanen

I. PENDAHULUAN. ditingkatkan dengan penerapan teknik pasca panen mulai dari saat jagung dipanen I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman jagung ( Zea mays L) sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan hewan. Jagung merupakan komoditi tanaman pangan kedua terpenting setelah padi. Berdasarkan urutan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor perubahan suhu

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor perubahan suhu BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah cara mengatur suhu dan kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor

Lebih terperinci

Perancangan dan Implementasi Embedded Fuzzy Logic Controller Untuk Pengaturan Kestabilan Gerak Robot Segway Mini. Helmi Wiratran

Perancangan dan Implementasi Embedded Fuzzy Logic Controller Untuk Pengaturan Kestabilan Gerak Robot Segway Mini. Helmi Wiratran Perancangan dan Implementasi Embedded Fuzzy Logic Controller Untuk Pengaturan Kestabilan Gerak Robot Segway Mini 1 Helmi Wiratran 2209105020 2 Latarbelakang (1) Segway PT: Transportasi alternatif dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sirkulasi udara oleh exhaust dan blower serta sistem pengadukan yang benar

BAB I PENDAHULUAN. sirkulasi udara oleh exhaust dan blower serta sistem pengadukan yang benar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini masih banyak petani di Indonesia terutama petani padi masih menggunakan cara konvensional dalam memanfaatkan hasil paska panen. Hal ini dapat

Lebih terperinci

Perancangan Modul Pengering Ikan Putaran Rak Vertikal Berbasis Mikrokontroller

Perancangan Modul Pengering Ikan Putaran Rak Vertikal Berbasis Mikrokontroller Perancangan Modul Pengering Ikan Putaran Rak Vertikal Berbasis Mikrokontroller Irnanda Priyadi #1, Reza Satria Rinaldi #2, Mensi Alexander #3 #1,2,3 Program Studi Teknik Elektro, Universitas Bengkulu Jalan

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tersedia di pasaran umum (Mujumdar dan Devhastin, 2001) Berbagai sektor industri mengkonsumsi jumlah energi berbeda dalam proses

I. PENDAHULUAN. tersedia di pasaran umum (Mujumdar dan Devhastin, 2001) Berbagai sektor industri mengkonsumsi jumlah energi berbeda dalam proses I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan peralatan pengering berlangsung seiring dengan tuntutan tingkat performansi alat yang tinggi dengan berbagai faktor pembatas seperti ketersediaan sumber

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI TEMPERATUR DAN KELEMBABAN RELATIF PADA RUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MOTOR DC BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535

RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI TEMPERATUR DAN KELEMBABAN RELATIF PADA RUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MOTOR DC BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI TEMPERATUR DAN KELEMBABAN RELATIF PADA RUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MOTOR DC BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 Herlina Nainggolan, Meqorry Yusfi Jurusan Fisika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PHPT, Muara Angke, Jakarta Utara. Waktu penelitian berlangsung dari bulan April sampai September 2007. B. Bahan dan Alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air.

BAB I PENDAHULUAN. penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada proses pengeringan pada umumnya dilakukan dengan cara penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air. Pengeringan dengan cara penjemuran

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

UJI PERFOMANSI ALAT PENGERING RUMPUT LAUT TIPE KOMBINASI TENAGA SURYA DAN TUNGKU BERBAHAN BAKAR BRIKET

UJI PERFOMANSI ALAT PENGERING RUMPUT LAUT TIPE KOMBINASI TENAGA SURYA DAN TUNGKU BERBAHAN BAKAR BRIKET UJI PERFOMANSI ALAT PENGERING RUMPUT LAUT TIPE KOMBINASI TENAGA SURYA DAN TUNGKU BERBAHAN BAKAR BRIKET ABSTRAK Diini Fithriani *), Luthfi Assadad dan Zaenal Arifin **) Telah dilakukan uji perfomansi terhadap

Lebih terperinci

JENIS-JENIS PENGERINGAN

JENIS-JENIS PENGERINGAN JENIS-JENIS PENGERINGAN Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat membedakan jenis-jenis pengeringan Sub Pokok Bahasan pengeringan mengunakan sinar matahari pengeringan

Lebih terperinci

Desain Tungku Biomassa Pada Sistem Pengering Erk-Hibrid Untuk Pengeringan Benih Jarak Pagar.

Desain Tungku Biomassa Pada Sistem Pengering Erk-Hibrid Untuk Pengeringan Benih Jarak Pagar. Technical Paper Desain Tungku Biomassa Pada Sistem Pengering Erk-Hibrid Untuk Pengeringan Benih Jarak Pagar. Design of Biomass Stove on Hybrid-Greenhouse Effect Dryer System to Dry Seed of Castor Oil Plant.

Lebih terperinci

PENGERINGAN JAGUNG (Zea mays L.) MENGGUNAKAN ALAT PENGERING DENGAN KOMBINASI ENERGI TENAGA SURYA DAN BIOMASSA

PENGERINGAN JAGUNG (Zea mays L.) MENGGUNAKAN ALAT PENGERING DENGAN KOMBINASI ENERGI TENAGA SURYA DAN BIOMASSA PENGERINGAN JAGUNG (Zea mays L.) MENGGUNAKAN ALAT PENGERING DENGAN KOMBINASI ENERGI TENAGA SURYA DAN BIOMASSA R. Dure 1), F. Wenur 2), H. Rawung 3) 1) Mahasiswa Program Studi Teknik Pertanian UNSRAT 2)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diulang-ulang dengan delay 100 ms. kemudian keluaran tegangan dari Pin.4 akan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diulang-ulang dengan delay 100 ms. kemudian keluaran tegangan dari Pin.4 akan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Arduino Uno R3 Pengujian sistem arduino uno r3 dilakukan dengan memprogram sistem arduino uno r3 untuk membuat Pin.4 menjadi nilai positif negative 0 dan 1 yang

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN OTOMASI SISTEM PENGISIAN DAN PENGONTROLAN SUHU AIR HANGAT PADA BATHTUB MENGGUNAKAN DETEKTOR FASA. Tugas Akhir

RANCANG BANGUN OTOMASI SISTEM PENGISIAN DAN PENGONTROLAN SUHU AIR HANGAT PADA BATHTUB MENGGUNAKAN DETEKTOR FASA. Tugas Akhir RANCANG BANGUN OTOMASI SISTEM PENGISIAN DAN PENGONTROLAN SUHU AIR HANGAT PADA BATHTUB MENGGUNAKAN DETEKTOR FASA Tugas Akhir Disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya pada program Studi

Lebih terperinci

AGROTECHNO Volume 1, Nomor 1, April 2016, hal

AGROTECHNO Volume 1, Nomor 1, April 2016, hal Karakteristik Pengeringan Biji Kopi dengan Pengering Tipe Bak dengan Sumber Panas Tungku Sekam Kopi dan Kolektor Surya Characteristic Drying of Coffee Beans Using a Dryer with the Heat Source of Coffe

Lebih terperinci

ANALISA TERMODINAMIKA LAJU PERPINDAHAN PANAS DAN PENGERINGAN PADA MESIN PENGERING BERBAHAN BAKAR GAS DENGAN VARIABEL TEMPERATUR LINGKUNGAN

ANALISA TERMODINAMIKA LAJU PERPINDAHAN PANAS DAN PENGERINGAN PADA MESIN PENGERING BERBAHAN BAKAR GAS DENGAN VARIABEL TEMPERATUR LINGKUNGAN Flywheel: Jurnal Teknik Mesin Untirta Vol. IV, No., April 208, hal. 34-38 FLYWHEEL: JURNAL TEKNIK MESIN UNTIRTA Homepagejurnal: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jwl ANALISA TERMODINAMIKA LAJU PERPINDAHAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROTOTYPE ROBOT SOUND TRACKER BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN METODE FUZZY LOGIC

PERANCANGAN PROTOTYPE ROBOT SOUND TRACKER BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN METODE FUZZY LOGIC PERANCANGAN PROTOTYPE ROBOT SOUND TRACKER BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN METODE FUZZY LOGIC SKRIPSI Oleh MUHAMMAD RENDRA TRIASMARA NIM 071910201015 PROGRAM STUDI STRATA-1 TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

Gambar 2. Profil suhu dan radiasi pada percobaan 1

Gambar 2. Profil suhu dan radiasi pada percobaan 1 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Penggunaan Kolektor Terhadap Suhu Ruang Pengering Energi surya untuk proses pengeringan didasarkan atas curahan iradisai yang diterima rumah kaca dari matahari. Iradiasi

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR ALAT PENGERING CENGKEH BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB II KONSEP DASAR ALAT PENGERING CENGKEH BERBASIS MIKROKONTROLER BAB II KONSEP DASAR ALAT PENGERING CENGKEH BERBASIS MIKROKONTROLER Konsep dasar dari alat pengering cengkeh berbasis mikrokontroler ini terdiri dari dua komponen mendasar yang saling berkaitan. Komponen

Lebih terperinci

TEST OF PERFOMANCE ERK HYBRID DRYER WITH BIOMASS FURNACE AS ADDITIONAL HEATING SYSTEM FOR NUTMEG SEED (Myristica sp.) DRYING

TEST OF PERFOMANCE ERK HYBRID DRYER WITH BIOMASS FURNACE AS ADDITIONAL HEATING SYSTEM FOR NUTMEG SEED (Myristica sp.) DRYING Jurnal Teknik Pertanian LampungVol.3, No. 2: 183-194 UJI KINERJA ALAT PENGERING EFEK RUMAH KACA (ERK) HYBRID DENGAN TUNGKU BIOMASSA SEBAGAI SISTEM PEMANAS TAMBAHAN UNTUK PENGERINGAN BIJI PALA (Myristica

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11 LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dan di Ruang Gudang Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

III. METODE PENELITIAN. dan di Ruang Gudang Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen dan di Ruang Gudang Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Batch Dryer, timbangan, stopwatch, moisturemeter,dan thermometer.

METODE PENELITIAN. Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Batch Dryer, timbangan, stopwatch, moisturemeter,dan thermometer. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2013, di Laboratorium Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung B. Alat dan Bahan Alat yang

Lebih terperinci

UJI PERFORMANSI ALAT PENGERING EFEK RUMAH KACA (ERK) TIPE RAK DENGAN PEMANAS TAMBAHAN PADA PENGERINGAN KERUPUK UYEL

UJI PERFORMANSI ALAT PENGERING EFEK RUMAH KACA (ERK) TIPE RAK DENGAN PEMANAS TAMBAHAN PADA PENGERINGAN KERUPUK UYEL UJI PERFORMANSI ALAT PENGERING EFEK RUMAH KACA (ERK) TIPE RAK DENGAN PEMANAS TAMBAHAN PADA PENGERINGAN KERUPUK UYEL Oleh : DEWI RUBAEATUL ADAWIYAH F14103089 2007 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Kinerja Pengeringan Chip Ubi Kayu

Kinerja Pengeringan Chip Ubi Kayu Technical Paper Kinerja Pengeringan Chip Ubi Kayu Performance of Cassava Chip Drying Sandi Asmara 1 dan Warji 2 Abstract Lampung Province is the largest producer of cassava in Indonesia. Cassava has a

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komoditas hasil pertanian, terutama gabah masih memegang peranan

I. PENDAHULUAN. Komoditas hasil pertanian, terutama gabah masih memegang peranan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komoditas hasil pertanian, terutama gabah masih memegang peranan penting sebagai bahan pangan pokok. Revitalisasi di bidang pertanian yang telah dicanangkan Presiden

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengeringan Pengeringan merupakan proses pengurangan kadar air bahan sampai mencapai kadar air tertentu sehingga menghambat laju kerusakan bahan akibat aktivitas biologis

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PEGENDALI SUHU PADA PROTOTYPE GREEN HOUSE DENGAN METODE TUNNING PID MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN

PERANCANGAN SISTEM PEGENDALI SUHU PADA PROTOTYPE GREEN HOUSE DENGAN METODE TUNNING PID MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERANCANGAN SISTEM PEGENDALI SUHU PADA PROTOTYPE GREEN HOUSE DENGAN METODE TUNNING PID MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN Ajib Abdurrachman *), Sumardi **), Munawar Agus R ***) Jurusan Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

DESAIN MESIN PENETAS TELUR OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER TUGAS AKHIR

DESAIN MESIN PENETAS TELUR OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER TUGAS AKHIR DESAIN MESIN PENETAS TELUR OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Pendidikan Diploma III Program Studi DIII Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika

Lebih terperinci

Desain Sistem Kendali untuk Pengering Gabah dengan Kolektor Surya dan Penyimpan Panas

Desain Sistem Kendali untuk Pengering Gabah dengan Kolektor Surya dan Penyimpan Panas , April 2016 Tersedia online OJS pada: Vol. 4 No. 1, p 87-96 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jtep P-ISSN 2407-0475 E-ISSN 2338-8439 DOI: 10.19028/jtep.04.1.87-96 Technical Paper Desain Sistem Kendali

Lebih terperinci

KONSUMSI ENERGI DAN BIAYA POKOK PENGERINGAN SISTEM PENGERING EFEK RUMAH KACA (ERK)-HIBRID DAN IN-STORE DRYER (ISD) TERINTEGRASI UNTUK JAGUNG PIPILAN 1

KONSUMSI ENERGI DAN BIAYA POKOK PENGERINGAN SISTEM PENGERING EFEK RUMAH KACA (ERK)-HIBRID DAN IN-STORE DRYER (ISD) TERINTEGRASI UNTUK JAGUNG PIPILAN 1 KONSUMSI ENERGI DAN BIAYA POKOK PENGERINGAN SISTEM PENGERING EFEK RUMAH KACA (ERK)-HIBRID DAN IN-STORE DRYER (ISD) TERINTEGRASI UNTUK JAGUNG PIPILAN 1 Leopold O. Nelwan 2, Dyah Wulandani 2, Teguh W.Widodo

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian sistem ini terdiri dari beberapa tahapan, dimulai dari pengujian

Lebih terperinci

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan TINJAUAN PUSTAKA A. Pengeringan Tipe Efek Rumah Kaca (ERK) Pengeringan merupakan salah satu proses pasca panen yang umum dilakukan pada berbagai produk pertanian yang ditujukan untuk menurunkan kadar air

Lebih terperinci

SISTEM PENYIRAM TANAMAN JAGUNG PADA TANAH TANDUS BERBASIS FUZZY LOGIC

SISTEM PENYIRAM TANAMAN JAGUNG PADA TANAH TANDUS BERBASIS FUZZY LOGIC SISTEM PENYIRAM TANAMAN JAGUNG PADA TANAH TANDUS BERBASIS FUZZY LOGIC Richa Watiasih, Nurcholis 2,2 Prodi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Bhayangkara Surabaya richa@ubhara.ac.id, 2 cholis94@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMANSI MODEL PENGERING GABAH POMPA KALOR

ANALISIS PERFORMANSI MODEL PENGERING GABAH POMPA KALOR ANALISIS PERFORMANSI MODEL PENGERING GABAH POMPA KALOR Budi Kristiawan 1, Wibowo 1, Rendy AR 1 Abstract : The aim of this research is to analyze of rice heat pump dryer model performance by determining

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Proses Perancangan 4.1.1. Identifikasi Kebutuhan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Singkong atau ketela pohon pada umumnya dijual dalam bentuk umbi segar oleh petani. Petani jarang mengeringkan singkongnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. air pada tubuh ikan sebanyak mungkin. Tubuh ikan mengandung 56-80% air, jika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. air pada tubuh ikan sebanyak mungkin. Tubuh ikan mengandung 56-80% air, jika 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengeringan Ikan Pengeringan merupakan cara pengawetan ikan dengan mengurangi kadar air pada tubuh ikan sebanyak mungkin. Tubuh ikan mengandung 56-80% air, jika kandungan

Lebih terperinci

( ) Dosen Pembimbing Dr. Melania Suweni Muntini, M.T

( ) Dosen Pembimbing Dr. Melania Suweni Muntini, M.T Farid Takhfifur Rahman (115.1.5) Dosen Pembimbing Dr. Melania Suweni Muntini, M.T Latar belakang Lingkungan Udara Kelembaban & Temperatur Metode Logika Fuzzy Kualitas & Kuantitas Tujuan Merancang dan mengembangankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin berkembang tidak seiring dengan kesejahteraan para petani beras di Indonesia khususnya.ketidaksejahteraan petani ini disebabkan

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.5, No. 2, September 2017

Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.5, No. 2, September 2017 UJI KINERJA SISTEM PEMANTAUAN VOLUME BIOGAS BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO PADA BIODIGESTER TIPE FLOATING DRUM Test Performance of Monitoring System Based on Arduino Microcontroller in Floating Drum Type

Lebih terperinci

Tujuan dari proyek akhir ini adalah merencanakan, membuat dan menganalisa hasil alat sebagai pengembangan sistem kontrol suhu yang

Tujuan dari proyek akhir ini adalah merencanakan, membuat dan menganalisa hasil alat sebagai pengembangan sistem kontrol suhu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era ini menjadi faktor penting dan tidak dapat terpisahkan dalam usaha untuk peningkatan teknologi serta kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Permasalahan Pada saat kita mencuci pakaian baik secara manual maupun menggunakan alat bantu yaitu mesin cuci, dalam proses pengeringan pakaian tersebut belum

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR LEMARI PENGERING PAKAIAN

BAB II KONSEP DASAR LEMARI PENGERING PAKAIAN BAB II KONSEP DASAR LEMARI PENGERING PAKAIAN Pada bab ini, penulis akan menjabarkan mengenai prinsip kerja dan beberapa hal yang mendasari terealisasikannya lemari pengering pakaian dengan moving hanger

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini akan membahas mengenai pengujian dan analisa setiap modul dari sistem yang dirancang. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah sistem yang dirancang

Lebih terperinci

Sistem Kontrol Temperatur Air pada Proses Pemanasan dan Pendinginan dengan Pompa sebagai Pengoptimal

Sistem Kontrol Temperatur Air pada Proses Pemanasan dan Pendinginan dengan Pompa sebagai Pengoptimal ISSN 2302-8491 Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 3, Juli 2016 222 Sistem Kontrol Temperatur Air pada Proses Pemanasan dan Pendinginan dengan Pompa sebagai Pengoptimal Heru Sagito Palka *, Meqorry Yusfi Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembangkitan energi listrik. Upaya-upaya eksplorasi untuk. mengatasi krisis energi listrik yang sedang melanda negara kita.

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembangkitan energi listrik. Upaya-upaya eksplorasi untuk. mengatasi krisis energi listrik yang sedang melanda negara kita. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan Indonesia merupakan salah satu kawasan yang memiliki banyak sumber energi alam yang dapat digunakan sebagai energi alternatif untuk pembangkitan energi listrik.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas:

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas: III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari 2013 sampai dengan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN UDARA BAGI TANAMAN PADA RUMAH KACA BERBASIS BORLAND DELPHI 7.0 TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN SISTEM PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN UDARA BAGI TANAMAN PADA RUMAH KACA BERBASIS BORLAND DELPHI 7.0 TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN SISTEM PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN UDARA BAGI TANAMAN PADA RUMAH KACA BERBASIS BORLAND DELPHI 7.0 TUGAS AKHIR Disusun Oleh: Siswo Sutisna 24040211060014 PROGRAM STUDI D3 INSTRUMENTASI

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

PENGONTROLAN TEMPERATUR DAN KELEMBABAN UNTUK PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM MENGGUNAKAN PENGONTROL MIKRO

PENGONTROLAN TEMPERATUR DAN KELEMBABAN UNTUK PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM MENGGUNAKAN PENGONTROL MIKRO PENGONTROLAN TEMPERATUR DAN KELEMBABAN UNTUK PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM MENGGUNAKAN PENGONTROL MIKRO Disusun Oleh : Nama : Rianto Abing M. N. NRP : 0522136 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl. Prof.Drg.Suria

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah melakukan penelitian pengeringan ikan dengan rata rata suhu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah melakukan penelitian pengeringan ikan dengan rata rata suhu 31 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Penurunan Kadar Air Setelah melakukan penelitian pengeringan ikan dengan rata rata suhu ruang pengeringan sekitar 32,30 o C, suhu ruang hasil pembakaran 51,21 0 C dan

Lebih terperinci

PERANGKAT PENGONTROL RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLER. Wisnu Panjipratama / Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Teknik,

PERANGKAT PENGONTROL RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLER. Wisnu Panjipratama / Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Teknik, PERANGKAT PENGONTROL RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLER Wisnu Panjipratama / 1027036 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Teknik, Jalan Prof. drg. Suria Sumantri, MPH. No 65 Bandung 40164, Indonesia ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini membahas tentang pengujian dan analisa dari Sistem Simulasi yang telah di desain pada bab sebelumnya. Secara umum pengujian ini bertujuan untuk mengecek apakah piranti

Lebih terperinci

SISTEM KONTROL CATU DAYA, SUHU DAN KELEMBABAN UDARA BERBASIS ATMEGA 2560 PADA RUANG BUNKER SEISMOMETER

SISTEM KONTROL CATU DAYA, SUHU DAN KELEMBABAN UDARA BERBASIS ATMEGA 2560 PADA RUANG BUNKER SEISMOMETER SISTEM KONTROL CATU DAYA, SUHU DAN KELEMBABAN UDARA BERBASIS ATMEGA 2560 PADA RUANG BUNKER SEISMOMETER Alhusen Mustarang Stasiun Geofisika Palu Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika Email: alhusenmustarang007@gmail.com

Lebih terperinci

Analisis Pengeringan Sawut Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Menggunakan Pengering Efek Rumah Kaca (ERK)

Analisis Pengeringan Sawut Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Menggunakan Pengering Efek Rumah Kaca (ERK) Technical Paper Analisis Pengeringan Sawut Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Menggunakan Pengering Efek Rumah Kaca (ERK) Drying Analysis of Chopped Sweet Potatoes (Ipomoea batatas L.) by Using the Greenhouse

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi iklim yang merugikan bagi pertumbuhan tanaman. Greenhouse atau yang

BAB I PENDAHULUAN. kondisi iklim yang merugikan bagi pertumbuhan tanaman. Greenhouse atau yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Greenhouse adalah sebuah bangunan yang berkerangka atau dibentuk menggelembung, diselubungi bahan bening atau tembus cahaya yang dapat meneruskan cahaya secara optimum

Lebih terperinci

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XI (SNTTM XI) & Thermofluid IV Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Oktober 2012

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XI (SNTTM XI) & Thermofluid IV Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Oktober 2012 1 2 3 4 Pengaruh Konveksi Paksa Terhadap Unjuk Kerja Ruang Pengering Pada Alat Pengering Kakao Tenaga Surya Pelat Bersirip Longitudinal Harmen 1* dan A. Muhilal 1 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA PROTOTYPE GREEN HOUSE BERBASIS KENDALI LOGIKA FUZZY

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA PROTOTYPE GREEN HOUSE BERBASIS KENDALI LOGIKA FUZZY PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA PROTOTYPE GREEN HOUSE BERBASIS KENDALI LOGIKA FUZZY Mulkan Azizi *), Sumardi **), Munawar Agus R ***) Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI TEMPERATUR UAP SUPERHEATER DENGAN METODE FUZZY SLIDING MODE CONTROL

DESAIN SISTEM KENDALI TEMPERATUR UAP SUPERHEATER DENGAN METODE FUZZY SLIDING MODE CONTROL J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 13, No. 1, Mei 2016, 37-48 DESAIN SISTEM KENDALI TEMPERATUR UAP SUPERHEATER DENGAN METODE FUZZY SLIDING MODE CONTROL Mardlijah 1, Mardiana Septiani 2,Titik Mudjiati

Lebih terperinci

DESAIN KENDALI FUZZY PID (PROPORSIONAL INTEGRAL DERIVATIVE) MESIN PENGERING TEMBAKAU OTOMATIS BERBASIS ARDUINO

DESAIN KENDALI FUZZY PID (PROPORSIONAL INTEGRAL DERIVATIVE) MESIN PENGERING TEMBAKAU OTOMATIS BERBASIS ARDUINO DESAIN KENDALI FUZZY PID (PROPORSIONAL INTEGRAL DERIVATIVE) MESIN PENGERING TEMBAKAU OTOMATIS BERBASIS ARDUINO Miftachul Ulum 1*, Diana Rahmawati 2, Rofidi Kamil 3 1,2,3 Prodi S1 Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PENGATUR SUHU DAN KELEMBABAN PADA GREENHOUSE UNTUK TANAMAN STROBERI BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 LAPORAN TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN ALAT PENGATUR SUHU DAN KELEMBABAN PADA GREENHOUSE UNTUK TANAMAN STROBERI BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN ALAT PENGATUR SUHU DAN KELEMBABAN PADA GREENHOUSE UNTUK TANAMAN STROBERI BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan

Lebih terperinci

DESAIN MODEL SMARTHOME SYSTEM BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535

DESAIN MODEL SMARTHOME SYSTEM BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 DESAIN MODEL SMARTHOME SYSTEM BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 *Hermawan Setiadi 1, Munadi 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro 2 Dosen Jurusan Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Secara Umum Sistem pada penelitian ini akan menyeimbangkan posisi penampang robot dengan mengenal perubahan posisi dan kemudian mengatur kecepatan. Setiap

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dijelaskan tentang pengujian, hasil pengujian dan analisis tentang hasil pengujian yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan supaya dapat diketahui apakah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR NOTASI... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENGERINGAN BIJI KOPI BERDASARKAN VARIASI KECEPATAN ALIRAN UDARA PADA SOLAR DRYER

KARAKTERISTIK PENGERINGAN BIJI KOPI BERDASARKAN VARIASI KECEPATAN ALIRAN UDARA PADA SOLAR DRYER KARAKTERISTIK PENGERINGAN BIJI KOPI BERDASARKAN VARIASI KECEPATAN ALIRAN UDARA PADA SOLAR DRYER Endri Yani* & Suryadi Fajrin Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Andalas Kampus Limau Manis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4. a Batasan masalah pembuatan tugas akhir ini adalah terbatas pada sistem kontrol bagaimana solar cell selalu menghadap kearah datangnya sinar matahari, analisa dan pembahasan

Lebih terperinci

Perancangan Graphical User Interface untuk Pengendalian Suhu pada Stirred Tank Heater Berbasis Microsoft Visual Basic 6.0

Perancangan Graphical User Interface untuk Pengendalian Suhu pada Stirred Tank Heater Berbasis Microsoft Visual Basic 6.0 JURNAL ILMIAH ELITE ELEKTRO, VOL. 3, NO. 2, SEPTEMBER 2012: 89-95 89 Perancangan Graphical User Interface untuk Pengendalian Suhu pada Stirred Tank Heater Berbasis Microsoft Visual Basic 6.0 Muhammad Rozali

Lebih terperinci

DT-51 Application Note

DT-51 Application Note DT-51 Application Note AN42 Temperature Control I Oleh: Tim IE & Jimmy (Universitas Kristen Petra) Penyejuk udara (air conditioner) di dalam ruang tidak hanya berfungsi mendinginkan ruangan, namun harus

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama 38 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama adalah pembuatan alat yang dilaksanakan di Laboratorium Mekanisasi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL. keras dan perangkat lunak serta unjuk kerja dari suatu prototipe alat kontrol

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL. keras dan perangkat lunak serta unjuk kerja dari suatu prototipe alat kontrol BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL 4.1. Pembahasan Pembuatan proyek akhir ini bertujuan untuk merealisasikan perangkat keras dan perangkat lunak serta unjuk kerja dari suatu prototipe alat kontrol suhu dan kelembaban

Lebih terperinci

SIMULATOR PENGERING CAT BERBASIS PENGONTROL MIKRO

SIMULATOR PENGERING CAT BERBASIS PENGONTROL MIKRO SIMULATOR PENGERING CAT BERBASIS PENGONTROL MIKRO Nazarius Bernhard / 0422080 E-mail : be2n_1410@yahoo.com Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri 65 Bandung 40164, Indonesia

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KELUARAN PANEL SURYA DENGAN DAN TANPA SISTEM PENJEJAK

PERBANDINGAN KELUARAN PANEL SURYA DENGAN DAN TANPA SISTEM PENJEJAK PERBANDINGAN KELUARAN PANEL SURYA DENGAN DAN TANPA SISTEM PENJEJAK Reni Listiana 1) Tri Hardiyanti Yasmin ) E-mail: renilistiana@poltektedc.ac.id E-mail : hardiyantiyasmin@gmail.com Prodi Teknik Otomasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Instrumentasi Pada Miniatur Rumah Kaca Berbasis Mikrokontroler

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Instrumentasi Pada Miniatur Rumah Kaca Berbasis Mikrokontroler BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan sistem otomasi di bidang pertanian kurangnya berkembang dan adanya beberapa kendala di bidang pertanian, sehingga mengakibatkan kurangnya hasil yang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Realisasi Perangkat Keras Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara otomatis menggunakan sensor suhu LM35 ditunjukkan pada gambar berikut : 8 6

Lebih terperinci

PEMBUATAN ALAT PENGERING BENIH KEDELAI DENGAN KONTROL SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA8535 TUGAS AKHIR

PEMBUATAN ALAT PENGERING BENIH KEDELAI DENGAN KONTROL SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA8535 TUGAS AKHIR PEMBUATAN ALAT PENGERING BENIH KEDELAI DENGAN KONTROL SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA8535 TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Pendidikan Diploma III Program Studi DIII Instrumentasi

Lebih terperinci