BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bali sebagai daerah tujuan wisata utama di Indonesia telah mendapatkan perhatian dari pemerintah dalam pengembangan potensi pariwisatanya. Perkembangan pariwisata di Bali telah mengalami kemajuan yang sangat pesat baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Perkembangan pariwisata di Bali dapat dilihat dari segi prasarana yang menjadi pendukung pariwisata itu sendiri. Pembangunan sarana prasarana penunjang perkembangan pariwisata di Bali, seperti hotel, restoran, jalan-jalan yang menghubungkan antara satu wilayah dan wilayah lain, transportasi dan biro perjalanan wisata (tour and travel) terus dilakukan. Sebagai sarana penunjang dunia pariwisata, Biro Perjalanan Wisata (tour and travel) bertindak sebagai penghubung antara konsumen (wisatawan) dan pihak vendor atau penyedia jasa yang meliputi pihak hotel, restoran, transportasi, dari pihak pengelola objek wisata. Biro perjalanan wisata (tour and travel) ini menawarkan jasa untuk mempermudah wisatawan yang ingin datang dan menikmati keindahan dan pesona Pulau Bali. Pacto merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang pelayanan jasa pariwisata. Pacto diakui sebagai salah satu pelopor pariwisata di Indonesia dan merupakan organisasi paling mapan dalam industri pelayanan pariwisata di Indonesia (Pacto, 2011). Pacto - Bali terletak di Jl. By Pass Ngurah Rai no. 378 Sanur - Bali Indonesia. Pacto - Bali dapat berkembang dan mempertahankan usahanya tidak terlepas dari dukungan semangat dan perjuangan pemimpin 1
organisasi dengan karyawannya mempromosikan dan meningkatkan mutu pelayanan jasa pariwisata kepada wisatawan domestik maupun mancanegara. Hermawan (2012) mengatakan bahwa sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang terpenting dalam suatu perusahaan, maka sudah semestinya SDM menjadi perhatian bagi perusahaan agar dikelola dengan sebaik mungkin sehingga meningkatkan kebutuhan perusahaan agar lebih responsif, fleksibel, kompetitif dan inovatif. SDM yang berkualitas dan mampu untuk bekerja dalam keadaan apapun sangatlah diperlukan bagi setiap perusahaan, persaingan yang semakin ketat menuntut setiap perusahaan untuk melakukan perubahan demi menjaga perusahaan tersebut dapat bersaing hingga akhir (Naeem, Ihsan, dan Mahmood 2014). Azeem (2010) menyatakan bahwa keberhasilan suatu organisasi dalam mengejar kualitas tidak hanya tergantung pada bagaimana organisasi mengembangkan kompetensi karyawannya, namun juga pada bagaimana organisasi meningkatkan komitmen karyawannya, baik komitmen pada pekerjaan maupun pada arahan atasan. Menurut Adiapsari (2012) karyawan yang tidak memiliki komitmen akan menunjukkan kemalasan untuk bekerja keras sehingga menghambat tujuan organisasi dan memiliki keinginan yang rendah untuk bekerja dan tetap bertahan di lembaga tempatnya bekerja. Sejauh ini, masih muncul permasalahan pada komitmen karyawan Pacto-Bali, seperti misalnya adanya karyawan yang tidak memiliki keseriusan dalam menyelesaikan tugasnya, tingkat absen yang tinggi, tidak memiliki loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan, serta seringnya melanggar aturan yang telah ditetapkan dalam perusahaan. 2
Permasalahan yang terjadi, jika tidak segera ditangani dapat menimbulkan dampak negatif yang meluas bagi karyawan lain, sehingga menghambat keberhasilan dari perusahaan. Indikator rendahnya tingkat komitmen organisasional karyawan Pacto Bali dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Indikator Rendahnya Komitmen Organisasional pada Karyawan Pacto Bali Indikator Komitmen Organisasional Komitmen Afektif Komitmen Kontinuan Komitmen Normatif Fakta Komitmen Organisasional Rendah Karyawan masih kurang terbuka terhadap rekan kerja di area perusahaan dan masih menganggap masalah perusahaan kurang penting bagi dirinya Karyawan masih merasa bahwa perusahaan lain dibidang yang sama memberikan keuntungan yang lebih besar Sebagian kecil dari karyawan memilih untuk keluar atau pindah ke perusahaan lain. Sumber : Hasil wawancara, 2016 Yavuz (2010) berpendapat bahwa komitmen organisasi merupakan salah satu pokok kegiatan serta salah satu tujuan utama dalam upaya organisasi untuk mempertahankan eksistensinya. Komitmen organisasional ditunjukkan dalam sikap penerimaan dan keyakinan yang kuat terhadap nilai nilai dan tujuan sebuah organisasi begitu juga dengan adanya dorongan yang kuat untuk mempertahankan 3
keanggotaan dalam organisasi demi tercapainya tujuan organisasi (Suwardi dan Joko, 2011). Hidayah dan Haryani (2013) berpendapat bahwa komitmen tidak dibangun dengan mudah tetapi perlu melalui proses dimulai melalui hubungan serta persiapan yang baik sehingga timbul anggapan positif mengenai kesadaran untuk menerima dan membentuk sebuah komitmen. Meyer dan Allen (1991) mengidentifikasikan tiga komponen yang berbeda dalam pendefinisian komitmen, yaitu 1) komitmen afektif, yang merupakan suatu ikatan atau hubungan afektif antara karyawan dan organisasi, 2) komitmen kontinuan, yang dipandang sebagai komitmen sebagai suatu biaya yang dirasakan yang berhubungan dengan meninggalkan organisasi, dan 3) komitmen normatif, yaitu komitmen sebagai suatu kewajiban untuk tetap bertahan dalam organisasi. Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi komitmen organisasional. Rahayu (2012) mengatakan bahwa komitmen organisasi tercakup unsur loyalitas terhadap organisasi, job involvement, dan identifikasi terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi. Chungtai (2008) mengatakan bahwa job involvement atau keterlibatan kerja akan meningkatkan komitmen organisasional diantara karyawan, karyawan yang berkomitmen akan memberikan usaha yang lebih lagi sebagai perwakilan dari organisasi, yang selanjutnya secara konsekuen akan membawa kepada level yang lebih tinggi lagi dari pekerjaannya. Job involvement mempunyai definisi yaitu derajat dimana orang dikenal dari pekerjaannya, berpartisipasi aktif didalamnya, dan menganggap prestasinya penting untuk harga diri (Robbins, 2003:91). 4
Khan (2011) mengatakan bahwa job involvement memiliki pengaruh positif terhadap komitmen afektif, kontinuan dan normatif. Chin (2012) dari hasil penelitiannya menunjukkan adanya kontribusi secara signifikan job involvement terhadap komitmen organisasi. Logahan (2014) mendapatkan hasil dari penelitiannya dengan menunjukkan bahwa job involvement (keterlibatan kerja) memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap komitmen organisasi.hal tersebut memiliki arti bahwa semakin besar tingkat job involvement karyawan, maka sudah pasti komitmen organisasi yang dimiliki karyawan semakin meningkat. Beberapa penelitian diatas menunjukkan bahwa job involvement berpengaruh positif terhadap komitmen afektif, komitmen kontinuan, dan komitmen normatif. Faktor lain yang dapat mempengaruhi komitmen organisasional adalah keadilan organisasional. Teori yang mendasari hubungan antara keadilan organisasional dengan komitmen organisasional yaitu teori keadilan (equity theory) oleh Gibson et al. (1995:150) yang mengatakan bahwa karyawan membandingkan usaha mereka terhadap imbalan dengan imbalan karyawan lainnya dalam situasi kerja yang sama. Keadilan organisasi adalah suatu konsep keseimbangan yang diharapkan mampu diterapkan oleh organisasi dalam memperlakukan karyawan dengan tujuan memicu tumbuhnya rasa berkomitmen dalam diri karyawan (Sutrisna dan Rahyuda, 2014). Penelitian yang dilakukan oleh Dehkordi et al. (2013) menemukan bahwa keadilan organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi,kurangnya keadilan dalam organisasi akan menciptakan komitmen 5
organisasi yang rendah. Leow (2009) dalam penelitiannya menghasilkan bahwa keadilan organisasional memiliki pengaruh negatif terhadap komitmen kontinuan, berpengaruh positif terhadap komitmen afektif dan komitmen normatif.beberapa penelitian diatas menunjukkan bahwa keadilan organisasional memiliki pengaruh positif terhadap komitmen afektif dan komitmen normatif, namun memiliki pengaruh negatif terhadap komitmen kontinuan. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dilihat bahwa job involvement dan keadilan organisasional berpengaruh terhadap komitmen organisasional secara umum maupun secara khusus, namun penelitian sebelumnya masih melihat komitmen organisasional dalam satu kesatuan konsep yang utuh. Belum banyak penelitian yang mengeksplorasi pengaruh job involvement dan keadilan organisasional terhadap elemen-elemen yang terkandung dalam komitmen organisasional (yaitu komitmen normatif, afektif, dan kontinuan). Peneliti ingin mengetahui elemen elemen komitmen organisasional (afektif, kontinuan dan normatif) karena dapat menjelaskan secara lebih akurat mengenai pengaruh job involvement dan keadilan organisasional cenderung mempengaruhi komitmen afektif, komitmen kontinuan atau komitmen normatif..tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh job involvement dan keadilan organisasional terhadap komitmen afektif, komitmen kontinuan dan komitmen normatif. Pacto- Bali digunakan sebagai konteks dalam penelitian ini oleh karena beberapa hal, seperti masih adanya permasalahan komitmen karyawan, serta akses data penelitian yang relatif mudah untuk didapatkan. 6
1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1) Apakah job involvement berpengaruh terhadap komitmen afektif pada karyawan Pacto - Bali? 2) Apakah job involvement berpengaruh terhadap komitmen kontinuan pada karyawan Pacto - Bali? 3) Apakah job involvement berpengaruh terhadap komitmen normatif pada karyawan Pacto - Bali? 4) Apakah keadilan organisasional berpengaruh terhadap komitmen afektif karyawan pada Pacto - Bali? 5) Apakah keadilan organisasional berpengaruh terhadap komitmen kontinuan karyawan pada Pacto - Bali? 6) Apakah keadilan organisasional berpengaruh terhadap komitmen normatif karyawan pada Pacto - Bali? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah adalah sebagai berikut: 1) Untuk menguji pengaruh job involvement terhadap komitmen afektif pada karyawan Pacto Bali. 2) Untuk menguji pengaruh job involvement terhadap komitmen kontinuan pada karyawan Pacto Bali. 7
3) Untuk menguji pengaruh job involvement terhadap komitmen normatif pada karyawan Pacto Bali. 4) Untuk menguji pengaruh keadilan organisasional terhadap komitmen afektif karyawan pada Pacto Bali. 5) Untuk menguji pengaruh keadilan organisasional terhadap komitmen kontinuan karyawan pada Pacto Bali. 6) Untuk menguji pengaruh keadilan organisasional terhadap komitmen normatif karyawan pada Pacto Bali. 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, diharapkan muncul kegunaan sebagai berikut: 1) Kegunaan Teoritis Bagi pengembangan khasanah ilmu, diharapkan hasil penelitian ini mampu menambah wawasan dan menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya terutama menyangkut teori job involvement, keadilan organisasional dan komitmen organisasional. 2) Kegunaan Praktis (1) Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi organisasi dalam mengidentifikasikan hubungan antara job involvement dan keadilan organisasional terhadap komitmen organisasional karyawan. 8
(2) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran dan masukan terhadap Pacto Bali untuk meningkatkan komitmen organisasinya demi mencapai tujuan organisasi. 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari lima bab dimana kelima bab tersebut saling berkaitan. Gambaran umum mengenai isi dari masing-masing bab antara lain sebagai berikut: BAB I Pendahuluan Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan. BAB II Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis Bab ini menguraikan tentang kajian pustaka dan teori-teori yang relavan mengenai penelitian ini yang meliputi kepuasan kerja, komitmen organisasional, organizational citizenship behaviordan rumusan hipotesis. BAB III Metode Penelitian Bab ini menguraikan tentang desain penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis data, sumber data, populasi, sampel, metode penentuan 9
sampel, metode pengumpulan data, pengujian instrumen penelitian, uji asumsi klasik, uji hipotesis dan teknik analisis data. BAB IV Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini berisi mengenai gambaran umum lokasi penelitian, maupun deskripsi dari masing-masing variabel penelitian, serta pembahasan yang mengacu pada pokok permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini. BAB V Simpulan dan Saran Bab ini berisi mengenai simpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan sesuai dengan tujuan penelitian, serta saran yang sesuai dengan simpulan atau hasil pembahasan. 10