METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DISERTAI MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA TERHADAP MATERI BIOLOGI SMP KELAS VII.

dokumen-dokumen yang mirip
METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DISERTAI MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA TERHADAP MATERI BIOLOGI SMP KELAS VII.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER ( NHT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam

PENERAPAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PERHATIAN BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-I SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN AJARAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PPKn MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF DISERTAI METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING

APLIKASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING

IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN METODE

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS XI MIA 4 SMA NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN STRATEGI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BERDISKUSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DISERTAI MODUL

UPAYA PENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI PEMBELAJARAN TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN MEDIA GAMBAR DALAM MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PENINGKATAN KEMAMPUAN METAKOGNISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS X-MIA 2 SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

Keperluan korespondensi, HP : ,

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BUZZ GROUP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

SKRIPSI. Oleh: MUZAYYANAH HIDAYATI K

Skripsi Oleh : Ahmad Hidayat Fauzi K

PENERAPAN PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS) DENGAN PENILAIAN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN HASIL BELAJAR

STUDI PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER PROGRAM MACROMEDIA FLASH UNTUK PEMBELAJARAN MATERI LARUTAN PENYANGGA SMA KELAS XI

Skripsi Oleh : Shinta Nurroh Novitasari K

UPAYA MENINGKATKAN SIKAP HIDUP SEDERHANA DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI PAKEM MATEMATIKA DI SD NEGERI 3 LESMANA SKRIPSI

Skripsi. Oleh : PURWANTO K

PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) MENGGUNAKAN SOFTWARE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS

Skripsi. Oleh Nurma Permata Sari K

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

PENINGKATAN PARTISIPASI AKTIF SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E DI KELAS X SMA KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Skripsi. Oleh : Nur Oktavia K

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN FISHBOWL

XI MIA 2 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

PERSETUJUAN. Disetujui pada tanggal 22 Oktober Menyetujui, NIP NIP

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DI KELAS X IIS 2 SMA NEGERI 7 SURAKARTA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN AFEKTIF SISWA MELALUI PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

PENINGKATAN PARTISIPASI AKTIF SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E DI KELAS X SMA KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI. Oleh: M FUADI FARHAN NIM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REFLEKTIF PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN

SKRIPSI. Oleh Veny Rosita Febriratna NIM

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X MIA 5 SMA BATIK 1 SURAKARTA PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING

: BERNADETA BEKA FITRI APRIANTI K

PENERAPAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA

MENGURANGI KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PERSAMAAN GARIS LURUS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS VIIIA

PENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT

Oleh: BETHA DIAN PERMANA NIM

APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) UNTUK MENINGKATKAN

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DAN STAD TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SISWA KELAS IV B SD NEGERI DERESAN TAHUN AJARAN 2011/2012 DEPOK SLEMAN SKRIPSI

SKRIPSI. Oleh: Alfataini NIM

PENERAPAN TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN PECAHAN SISWA KELAS V SD

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN MEDIA PICTORIAL RIDDLE

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI UPW SMK NEGERI 1 JEMBER MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PPKn MELALUI MODEL NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS VIII E SMP

II. TINJAUAN PUSTAKA. menjalankan pembelajaran di kelas. Ngalimun (2013: 28) mengatakan bahwa

PENERAPAN MODEL KONTEKSTUAL (CTL) PADA PEMBELAJARAN IPS

SKRIPSI. Oleh : Aris Bayu Seno NIM

SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (STAD) BERBANTUAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBERI BANTUAN UNTUK

SKRIPSI. Oleh. Angga Bayu Pambudi NIM

SKRIPSI. Oleh: Gustha Irawan

PENGGUNAAN METODE NHT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN MEDIA VIDEO DAN MOTIVASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KARTUN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MENDONGENG PADA SISWA KELAS III SDN TIRTOYOSO NO. 111 SURAKARTA TAHUN AJARAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

: AYU PERDANASARI K

Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia. Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JULI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION)

SKRIPSI. Oleh: Chandra Adi Prabowo K

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

Rini Tri Irianingsih 47

: GARNIS AYU AMALIA K

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK KELAS XII SMA MELALUI PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI BIOTEKNOLOGI

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN GUIDED INQUIRY SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 2 PURWOSARI SKRIPSI

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI THINK PAIR SHARE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian

SKRIPSI. Oleh : NURUL AZIZAH NIM : Drs. Alex Harijanto, M.Si

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh:

: MARINDA MEGA NURFITRIANI K

DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES

Transkripsi:

METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DISERTAI MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA TERHADAP MATERI BIOLOGI SMP KELAS VII Oleh: FAJAR WARJIANTO X4304009 Pendidikan Biologi Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 i

PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta, Persetujuan Pembimbing Pembimbing I Pembimbing II Drs. Maridi, M. Pd Dra. Hj. Alvi Rosyidi, M. Pd. NIP.19500724 197606 1 002 NIP. 19470201 197603 2 001 ii

HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Pada Hari Tanggal :.. :.. Tim Penguji Skripsi Nama Terang Tanda Tangan Ketua : Dra. Sri Widoretno, M.Si... Sekretaris : Joko Ariyanto, S.Si, M.Si... Anggota I : Drs. Maridi, M.Pd... Anggota II : Dra. Hj. Alvi Rosyidi, M.Pd.... Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan, Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatulloh, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 002 iii

ABSTRAK Fajar Warjianto. METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DISERTAI MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA TERHADAP MATERI BIOLOGI SMP KELAS VII. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2010. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan metode Numbered Heads Together disertai media puzzle dapat meningkatkan partisipasi siswa terhadap materi biologi. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) kolaboratif yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan tindakan, observasi, dan refleksi untuk merencanakan tindakan berikutnya. Pelaksanaan tindakan dalam penelitian adalah penerapan metode Numbered Heads Together disertai media puzzle. Metode Numbered Heads Together merupakan variasi dari diskusi kelompok, dimana setiap siswa mendapatkan nomor yang berbeda dalam satu kelompoknya tetapi memiliki nomor yang sama dengan kelompok lain. Nomor-nomor tersebut akan dipanggil secara acak untuk menjawab hasil diskusi kelompoknya. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII E SMP Negeri 10 Surakarta. Data diperoleh melalui observasi, angket sintak pembelajaran, dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Validasi data menggunakan teknik triangulasi metode, yaitu lembar observasi, angket sintak pembelajaran, dan wawancara yang digunakan untuk mengukur partisipasi siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penerapan Numbered Heads Together disertai media puzzle dapat meningkatkan meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Partisipasi siswa terlihat lebih menyeluruh. Peningkatan partisipasi siswa terlihat dari peningkatan persentase partisipasi siswa pada prasiklus sebesar 68,5%, selanjutnya meningkat pada siklus I menjadi 76,8%, dan pada siklus II meningkat menjadi 82,5%. Dari hasil penelitian tindakan kelas melalui penerapan metode pembelajaran Numbered HeadsTtogether (NHT) Disertai Media Puzzle pada siklus I dan siklus II dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan metode Numbered Heads Together (NHT) Disertai Media Puzzle dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran biologi. iv

MOTTO Allah meninggikan orang-orang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (QS. Al-Mujadalah :14) Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (QS.Al-Baqoroh : 286) Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar. (Khalifah Umar bin Khattab R.A.) Hidup adalah perjuangan bukan rekayasa pikiran Agama dijadikan pedoman untuk bekal menghadap Tuhan. (Penulis) v

PERSEMBAHAN ALLAH Rabbku Yang Maha Pengasih dan Penyanyang, syukurku untuk setiap titik rahmat dan ampunan serta kasih sayang-mu yang senantiasa menyertai setiap langkahku. Karya ini dipersembahkan untuk: Bapak dan Ibuku tercinta (terima kasih atas segalanya, atas segala do a, semangat, pengorbanan, cinta dan kasih saying. Adik-adik ku tersayang (Ria dan Yudi) terima kasih untuk do a, dukungan dan semangat yang berikan. Drs. Maridi, M.Pd dan Dra. Hj. Alvi Rosyidi, M.Pd., terima kasih atas bimbingan dan pengarahanya. Drs. Slamet Santoso, M.Si selaku penasehat akademik saya, yang tak bosan-bosanya menasehati saya. Makasih bapak. Bapak dan ibu dosen semuanya yang telah mendidik kami dan mengajari kami ilmu yang bermanfaat. Sahabat yang slalu bersamaku (Sigit, Tri, Wawan, Agung, Pargiyanto), terima kasih telah mewarnai hari-hariku, kalian adalah sahabat sejati ku. Teman-teman seperjuangan (Bio Education Society 04), terima kasih atas kesediaannya menerima saya sebagai teman kalian. Bagi ku kalian lah yang telah menorehkan tinta emas dalam lembaran hidup ku yang baru ku buka. Adik tingkat dan kakak tingkat semuanya. Terima kasih atas keceriaanya dan canda tawanya. Almamaterku UNS. vi

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT, karena atas Rahmat dan Ridho-Nya skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Banyak rintangan yang menimbulkan kesulitan dalam pemyelesaian penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Oleh karena itu atas segala bentuk bantuannya, penulis sampaikan terimakasih kepada : 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi ijin penelitian. 2. Ketua Jurusan P. MIPA FKIP UNS Surakarta yang telah menyetujui permohonan penyusunan skripsi. 3. Ketua Program Pendidikan Biologi Jurusan P.MIPA UNS Surakarta yang memberikan ijin untuk penulisan skripsi ini. 4. Drs. Maridi, M.Pd. selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan bantuan dalam setiap bagian skripsi ini sehingga dapat terselesaikan. 5. Dra. Hj. Alvi Rosyidi, M. Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 6. Pembimbing Akademis Bapak Drs. Slamet Santoso, M.Si atas bimbingan dan nasehat yang telah diberikan. 7. Kepala SMP N 10 Surakarta yang telah memberi ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah. 8. Guru Biologi di SMP N 10 Surakarta yang telah membantu kelancaran dalam penelitian. 9. Siswa Kelas VII E tahun ajaran 2008/2009 atas kerja samanya. 10. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapat imbalan dari ALLAH SWT. vii

Walaupun disadari dalam skripsi ini masih ada kekurangan, namun diharapkan skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan juga dunia pragmatika. Surakarta, Penulis viii

DAFTAR ISI halaman HALAMAN JUDUL i HALAMAN PERSETUJUAN ii HALAMAN PENGESAHAN iii HALAMAN ABSTRAK iv HALAMAN MOTTO v HALAMAN PERSEMBAHAN vi KATA PENGANTAR vii DAFTAR ISI ix DAFTAR TABEL xi DAFTAR GAMBAR xii DAFTAR LAMPIRAN xiii BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 D. Perumusan Masalah 3 E. Tujuan Penelitian 4 F. Manfaat Penelitian 4 BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Metode Numbered Heads Together (NHT) Disertai Media Puzzle 5 2. Partisipasi siswa 11 B. Kerangka Berpikir 14 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian 17 2. Waktu Penelitian 17 B. Bentuk dan Srategi Penelitian 17 C. Sumber Data 18 D. Teknik Pengumpulan Data 18 ix

BAB IV. E. Validitas Data 20 F. Analisis Data 21 G. Prosedur Penelitian 22 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 26 B. Deskripsi Permasalahan Penelitian 26 C. Temuan Penelitian yang Dihubungkan dengan Kajian Teori 30 1. Siklus I a. Perencanaan Tindakan pada Siklus I 30 b. Pelaksanaan Tindakan pada Siklus I 30 c. Observasi Tindakan pada Siklus I 31 d. Refleksi Tindakan pada Siklus I 35 2. Siklus II a. Perencanaan Tindakan pada Siklus II 40 b. Pelaksanaan Tindakan pada Siklus II 40 c. Observasi Tindakan pada Siklus II 42 d. Refleksi Tindakan pada Siklus II 46 3. Deskripsi Antar Siklus a. Observasi Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran 51 b. Keterlaksanaan Tahap Pembelajaran 54 BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan 60 B. Implikasi 60 C. Saran 60 DAFTAR PUSTAKA 61 LAMPIRAN x

DAFTAR TABEL halaman Tabel 1. Daftar Persentase Target Capaian dari Masing-Masing Variabel yang akan Diukur. 21 Tabel 2. Hasil Penilaian Lembar Observasi Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Prasiklus 27 Tabel 3. Hasil Penilaian Lembar Observasi Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Siklus I 32 Tabel 4. Hasil Penilaian Sintak Keterlaksanaan Tahapan Pembelajaran Siklus I (Guru) 34 Tabel 5. Hasil Penilaian Sintak Keterlaksanaan Tahapan Pembelajaran Siklus I (Siswa) 35 Tabel 6. Hasil Penilaian Lembar Observasi Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Siklus II 42 Tabel 7. Hasil Penilaian Sintak Keterlaksanaan Tahapan Pembelajaran Siklus II (Guru) 45 Tabel 8. Hasil Penilaian Sintak Keterlaksanaan Tahapan Pembelajaran Siklus II (Siswa) 45 Tabel 9. Hasil Penilaian Sintak Keterlaksanaan Tahapan Pembelajaran Siklus I dan Siklus II (Guru) 55 Tabel 10. Hasil Penilaian Sintak Keterlaksanaan Tahapan Pembelajaran Siklus I dan Siklus II (Siswa) 55 xi

DAFTAR GAMBAR halaman Gambar 1. Kerangka Pemikiran 16 Gambar 2. Skema Triangulasi Metode Penelitian 20 Gambar 3. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 25 Gambar 4. Diagram Hasil Penilaian Observasi Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Prasiklus 27 Gambar 5. Diagram Hasil Penilaian Observasi Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Siklus I 32 Gambar 6. Diagram Hasil Penilaian Observasi Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Siklus II 43 xii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Instrumen Penelitian: Halaman a. Silabus 64 b. Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) Siklus I 66 c. Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) Siklus II 68 d. Kisi-Kisi Lembar Observasi Partisipasi Siswa 70 e. Lembar Observasi Partisipasi Siswa 71 f. Rubrik Penilaian keterlaksanaan sintak pembelajaran NHT Disertai Media Puzzle (Guru) 74 g. Rubrik Penilaian keterlaksanaan sintak pembelajaran NHT Disertai Media Puzzle (Siswa) 76 h. Angket Sintak Pembelajaran NHT Disertai Media Puzzle (Guru) 78 i. Angket Sintak Pembelajaran NHT Disertai Media Puzzle (Siswa) 80 j. Pedoman Wawancara Guru 82 k. Pedoman Wawancara Siswa 83 l. Puzzle dan Soal diskusi yang sudah jadi 85 Lampiran 2. Data Hasil Penelitian a. Daftar Siswa Kelas VII E SMP N 10 SURAKARTA Tahun Pelajaran 2008/2009 93 b. Daftar Kelompok NHT Kelas VII E yang Disusun Siswa dengan Campur Tangan Guru 94 c. Hasil Lembar Observasi Partisipasi Siswa Prasiklus 95 d. Hasil Lembar Observasi Partisipasi Siswa Siklus I 98 e. Hasil Lembar Observasi Partisipasi Siswa Siklus II 101 f. Hasil Angket Sintak Pembelajaran NHT Disertai Media Puzzle (Guru) Siklus I 104 g. Hasil Angkat Sintak Pembelajaran NHT Disertai Media Puzzle (Siswa) Siklus I 105 xiii

h. Hasil Angket Sintak Pembelajaran NHT Disertai Media Puzzle (Guru) Siklus II 106 i. Hasil Angkat Sintak Pembelajaran NHT Disertai Media Puzzle (Siswa) Siklus II 107 j. Hasil Wawancara Guru 108 k. Hasil Wawancara Siswa 109 Lampiran 3. Dokumentasi a Dokumentasi Pembelajaran Prasiklus b Dokumentasi Pembelajaran Siklus I dan Siklus II Lampiran 4. Perijinan a Permohonan Observasi b Permohonan Ijin Researh c Surat Keterangan Penelitian dari SMP N 10 Surakarta d Permohonan Ijin Menyusun Skripsi e Surat Keputusan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi perkembangan peradaban manusia dalam suatu bangsa. Bangsa yang mempunyai peradaban maju adalah bangsa yang mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia saat ini memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, tentunya harus dilakukan suatu usaha untuk meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan. Salah satu diantaranya melakukan evaluasi kualitas sistem pendidikan secara menyeluruh. Perbaikan pendidikan antara lain ditempuh melalui perbaikan model pembelajaran yang digunakan guru. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam proses belajar mengajar. Kenyataan di lapangan banyak dijumpai gaya mengajar yang kurang bervariasi dan belum memanfaatkan kemampuan secara maksimal. Guru kurang memperhatikan bahwa penggunan metode yang kurang tepat dapat menyebabkan proses belajar mengajar yang dilaksanakan menjadi tidak efektif dan kurang optimal. Banyaknya model yang ada, seorang guru dituntut dapat memilih model yang tepat untuk mengajarkan suatu pokok bahasan tertentu, karena sebenarnya tidak ada model pembelajaran yang paling baik, setiap model memiliki spesifikasi masing-masing. Suatu model pembelajaran tertentu mungkin efektif jika digunakan untuk mengajarkan topik tertentu, bukan berarti model itu efektif juga digunakan untuk menyampaikan topik lain. Hasil observasi yang telah dilakukan di SMP Negeri 10 Surakarta tahun ajaran 2008/2009 pada kelas VII E menunjukkan bahwa dari 40 siswa yang memperhatikan pelajaran berkisar 70% yaitu sebanyak 28 siswa, siswa yang berani mengemukakan permasalahanya berkisar 70% yaitu sebanyak 28 siswa, siswa yang berpartisipasi dalam persiapan, proses dan kelanjutan belajar berkisar 70% yaitu sebanyak 28 siswa, usaha dan kreatifitas siswa dalam pembelajaran 1 xv

berkisar 62,5% yaitu sebanyak 25 siswa, kemandirian belajar siswa berkisar 70% yaitu sebanyak 28 siswa. Berikut keadaan siswa di kelas VII E secara umum. 1. Perhatian siswa kurang, hal ini ditunjukkan apabila guru berbicara di depan sebagian anak ada yang berbicara sendiri, kemudian apabila disuruh maju mencoba sebagian besar anak tidak bisa. 2. Partisipasi anak kurang menyeluruh. Hal ini ditunjukkan bahwa yang sering merespon pertanyaan hanya anak-anak tertentu saja. 3. Siswa memiliki keaktifan yang cukup baik tetapi belum tersalurkan dengan baik hal ini dibuktikan siswa selalu maju bila disuruh mengerjakan ke depan walaupun tidak bisa mengerjakan saat di depan kelas. 4. Siswa menganggap bahwa konsep-konsep pada mata pelajaran biologi merupakan konsep yang abstrak dan hanya merupakan metode mengajar konvensional (ceramah) yang banyak menekankan pada pelajaran hafalan saja. Proses pengajaran biologi di kelas masih banyak menggunakan hafalan tentang fakta dan konsep sehingga pelajaran menjadi membosankan yang menyebabkan siswa menjadi kurang tertarik dengan materi yang disampaikan. Adanya fakta dari hasil observasi yang telah dilakukan SMP Negeri 10 Surakarta tahun ajaran 2008/2009 pada kelas VII E, bahwa guru masih menjadi pusat dalam kegiatan pembelajaran, menjadikan peserta didik cenderung menjadi pasif, kurang kreatif dan kurang berpartisipasi dalam pembelajaran. Kenyataan yang demikian menjadikan murid kurang mandiri dan hanya tergantung pada guru sebagai sumber untuk mendapatkan materi pembelajaran. Melihat permasalahan yang muncul dikelas tersebut, untuk meningkatkan partisipasi siswa, maka pada penelitian ini menggunakan metode pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT). Metode NHT termasuk salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif. Metode ini, siswa dalam satu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap anggota kelompok diberi nomor. Pemberian nomor dari tiap anggota kelompok tadi, bertujuan jika guru ingin mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa, tinggal menyebutkan salah satu nomor. Setiap anak dengan nomor tersebut harus dapat menyampaikan aspirasi dari xvi

kelompoknya, sehingga tanggung jawab dari masing-masing anggota kelompok sangat diperlukan dalam metode ini. Setiap apa yang diputuskan dalam kelompok tersebut harus diketahui oleh masing-masing anggota, sehingga tidak ada yang dirugikan satu sama lain. Pembelajaran kooperatif termasuk metode NHT ini sasuai bila digunakan untuk mengajar kelas yang siswanya cukup banyak. Adanya pengelompokan ini, selain siswa mendapat penjelasan dari guru, juga mendapat penjelasan dari teman sekelompok yang lebih memahami, sehingga kendala siswa yang cukup banyak dapat diatasi dengan metode kelompok seperti NHT. Mengingat usia anak SMP yang masih senang bermain maka suasana pembelajaran dibuat semenarik mungkin yaitu dengan penambahan media pembelajaran puzzle. Selain suasana pembelajaran menarik, perhatian siswa terpusat dan partisipasi siswa lebih teraktualisasi dalam kelompoknya. Melihat latar belakang masalah diharapkan pembelajaran dengan metode NHT disertai media puzzle dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran biologi. Melalui metode NHT disertai media puzzle ini siswa dilatih untuk bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan guru pada saat pelajaran berlangsung dan dapat menjadikan anak lebih berpartisipasi dan kritis terhadap pelajaran biologi. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penggunaan metode NHT disertai puzzle perlu diujicobakan untuk mengetahui peningkatan partisipasi siswa kelas VII E SMP Negeri 10 Surakarta dalam suatu penelitian dengan judul PENERAPAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DISERTAI MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA TERHADAP MATERI BIOLOGI SMP KELAS VII. B. Perumusan Masalah Apakah pembelajaran biologi dengan menggunakan metode (NHT) disertai media puzzle dapat meningkatkan partisipasi siswa kelas VII E SMP Negeri 10 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009? xvii

C. Tujuan Penelitian Sejalan dengan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan partisipasi siswa kelas VII E SMP Negeri 10 Surakarta tahun ajaran 2008/2009 setelah diterapkan metode (NHT) disertai media puzzle. D. Manfaat Penelitian Pembelajaran dengan menggunakan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi siswa a. Siswa menjadi siap semua dalam menghadapi pertanyaan dari guru b. Dapat melakukan diskusi secara sungguh sungguh c. Menumbuhkan rasa tanggung jawab pada setiap siswa d. Semua siswa berpartisipasi e. Perhatian terpusat f. Anak lebih kretif untuk menuangkan gagasan dalam diskusi g. Menumbuhkan suasana menyanangkan dalam pembelajaran 2. Bagi guru a. Memberi masukan bagi guru mengenai manfaat metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) disertai media puzzle dalam meningkatkan partisipasi siswa dalam matari biologi. b. Mendorong guru untuk melaksanakan pembelajaran yang aktif, inovatif, dan kreatif. 3. Bagi sekolah a. Sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran dan peningkatan mutu pembelajaran, khususnya mata pelajaran biologi. 4. Bagi peneliti lain a. Sebagai bahan referensi begi semua pihak yang bermaksud melakukan penelitian yang sejenis pada pokok bahasan lain dalam upaya meningkatkan partisipasi atau peran serta siswa dalam proses pembelajaran. xviii

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Numbered Heads Together (NHT) Disertai Media Puzzle a. Numbered Heads Together 1) Pengertian Metode Numbered Heads Together Metode Numbered Heads Together ini merupakan variasi dari diskusi kelompok, dimana setiap siswa mendapatkan nomor yang berbeda dalam satu kelompoknya tetapi memiliki nomor yang sama dengan kelompok lain. Nomornomor tersebut akan dipanggil secara acak untuk menjawab hasil diskusi kelompoknya. Dengan pemanggilan nomor secara acak inilah diharapkan setiap siswa memahami secara sungguh-sungguh hasil diskusi kelompoknya. Model NHT adalah bagian dari model pembelajaran kooperatif struktural, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur yang dikembangkan oleh Kagan tersebut menghendaki agar para siswa bekerja saling bergantung pada kelompokkelompok kecil secara kooperatif. Ada struktur yang dikembangkan untuk meningkatkan perolehan isi akademik, dan ada struktur yang dirancang untuk mengajarkan keterampilan sosial atau keterampilan kelompok. Salah satu struktur yang dikenal adalah Numbered Heads Together yang dapat digunakan guru untuk mengecek sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang sedang disampaikan. Menurut Muhamad Nur (2005: 78), Numbered Heads Together pada dasarnya merupakan varians dari diskusi kelompok, ciri khasnya adalah guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya, tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompoknya itu. Metode NHT ini memang merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok. Dengan cara tersebut secara tidak langsung menuntut semua siswa berpartisipasi dalam proses pembelajaran. xix 5

Metode ini sangat cocok untuk materi pelajaran biologi yang umum dan memiliki keterkaitan materi biologi yang cukup luas antara materi yang satu dengan materi yang lain. Sehingga siswa dalam berdiskusi menyampaikan pendapat akan lebih leluasa tetapi penuh perhitungan dalam menyampaikan pendapatnya. Siswa yang satu dengan yang lain akan selalu mengginggatkan apabila terdapat pendapat yang salah. Metode ini bukan saja untuk mengetahui sejauh mana hasil dari diskusi tetapi juga dapat mengetahui kedalaman pemahaman siswa dengan materi diskusi. Teknik belajar mengajar Kepala Bernomor (Numbered Heads) dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992). Teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka. Teknik ini bisa digunakan dalam semua usia anak didik.(anita lie, 2005 : 59) Seorang siswa akan lebih merasa bebas berpendapat apabila mereka dalam keadaan berkelompok dan memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menyelesaikan soal diskusi yang ada. Mereka akan terdorong untuk mengeluarkan pendapatnya untuk mencapai tujuan kelompoknya. Pembelajaran kooperatif bukan hanya sebuah teknik pengajaran yang ditujukan untuk meningkatkan pencapaian prestasi para siswa, ini juga merupakan cara untuk menciptakan keceriaan, lingkungan yang pro-sosial di dalam kelas, yang merupakan salah satu manfaat penting untuk memperluas perkembangan interpersonal dan keefektifan (Slavin, 2008: 100). Salah satu pembelajaran yang berbasis sosial yaitu pembelajaran kolaboratif. Pembelajaran kolaboratif didefinisikan sebagai falsafah mengenai tanggung jawab pribadi dan sikap menghormati sesama. Peserta didik bertanggung jawab atas belajar mereka sendiri dan berusaha menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dihadapkan pada mereka. Guru bertindak sebagai fasilitator, memberikan dukungan tetapi tidak mengarahkan kelompok kearah hasil yang sudah disiapkan sebelumnya. Bentukbentuk assesment oleh sesama peserta didik digunakan untuk melihat hasil prosesnya (Agus Suprijono, 2008:54). xx

Metode Numbered Heads Together dikembangkan dengan melibatkan para siswa dalam mereview bahan yang dicakup dalam suatu pelajaran dan mengecek atau memeriksa mengenai isi pelajaran tersebut. Arends berpendapat bahwa dalam metode Numbered Heads Together sebagai pengganti pertanyaan langsung kepada seluruh kelas, guru menggunakan struktur 4 langkah sebagai berikut: 1) Penomoran (Numbering) yaitu guru memberikan para siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan 3 sampai 5 orang dan memberikan mereka nomor sehingga setiap siswa dalam tim tersebut memiliki nomor berbeda; 2) Pengajuan Pertanyaan (Questioning) yaitu guru mengajukan pertanyaan kepada siswa; 3) Berpikir Bersama (Heads Together) yaitu para siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut; 4) Pemberian Jawaban (Answering) yaitu guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas. Berikut pernyataan Arends (1997:123) : (...) Instead of directing questions to the whole class, teachers use the following four-step structure : Step 1 : Numbering Teachers divide students into three- to five-member teams and has them number off so each student on a team has a number between one and five. Step 2 : Questioning Teachers ask students a question (...). Step 3 : Students put their head together to figure out and make sure everyone knows the answer. Step 4 : Answering The teacher calls a number and students with that number raise their hands and provide answers to the whole class. Menurut Agus Suprijono (2008:92) menyatakan bahwa pembelajaran dengan metode Numbered Heads Together diawali dengan Numbering. Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil. Jumlah kelompok harusnya mampertimbangkan jumlah konsep yang dipelajari. Jika jumlah peserta didik dalam satu kelas terdiri dari 40 orang dan terbagi menjadi 5 kelompok berdasarkan jumlah konsep yang dipelajari, maka tiap kelompok terdiri 8 orang. Tiap-tiap orang dalam tiap kelompok diberi nomor 1-8. Setelah kelompok terbentuk guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok. Berikan kesempatan kepada tiap-tiap xxi

kelompok menemukan jawaban. Pada kesempatan ini tiap-tiap kelompok menyatukan kepalanya heads together berdiskusi memikirkan jawaban atas pertanyaan dari guru. Langkah berikutnya adalah guru memanggil peserta didik yang memiliki nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok. Mereka diberi kesempatan memberi jawaban atas pertanyaan yang telah diterimanya dari guru. Hal itu dilakukan terus hingga semua peserta didik dengan nomor yang sama dari masing-masing kelompok mendapat giliran memaparkan jawaban atas pertanyaan guru. Berdasarkan jawaban-jawaban itu guru dapat mengembangkan diskusi lebih mendalam, sehingga peserta didik dapat menemukan jawaban pertanyaan itu sebagai pengetahuan yang utuh. 2) Langkah-Langkah Metode Numbered Heads Together Secara Umum Secara umum NHT ini dapat dilaksanakan dengan langkah lahkah sebagai berikut : 1) siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor; 2) guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakanya; 3) kelompok memutuskan jawaban yang paling benar dan memastikan setiap anggota mengetahui jawaban ini; 4) guru memanggil salah satu nomor siswa, siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka. Jadi dalam metode ini setiap siswa dalam kelompok memiliki satu nomor dan siswa itu juga mengetahui bahwa hanya seorang siswa yang akan dipanggil pada setiap saat untuk mewakili kelompoknya. Kesempatan diskusi dan berbagi ide tersebut merupakan upaya untuk memperoleh berbagai informasi sehingga setiap orang mengetahui jawabanya. Dengan ini setiap siswa akan menerima sebuah point tanpa memandang nomor mana yang dipanggil. Pelaksanaan Metode Numbered Heads Together ini, setiap siswa dalam kelompok memiliki satu nomor dan siswa itu juga mengetahui bahwa hanya seorang siswa yang akan dipanggil pada setiap saat untuk mewakili kelompoknya menjawab pertanyaan dari guru. Kesempatan diskusi dan berbagi ide tersebut merupakan upaya untuk memperoleh berbagai informasi sehingga setiap orang mengetahui jawabanya. Dengan ini setiap siswa akan menerima sebuah solusi dari soal diskusi yang diberikan. xxii

3) Kebaikan dan Kelemahan Metode Numbered Heads Together Metode NHT ini memiliki kelebihan dan juga kelemahan, yaitu: (1) Kelebihan, a) setiap siswa menjadi siap, b) dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh, c) siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. (2) Kelemahan, a) kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru b) tidak semua anggota kelompok dipanggil guru.(muhamad Nur, 2005 :78). Menurut Susan Bawn dinyatakan bahwa metode NHT lebih efektif daripada metode tradisional dalam peningkatan pencapaian belajar sosial. Berikut ini pernyataan Susan Bawn (2007) Numbered Heads Together was more effective than traditional methods in raising social studies achievement for third grade low to middle income students Kebaikan NHT menurut Karen M Daniel antara lain : (1) Semua siswa aktif memikirkan jawaban; (2) Siswa mendapat pengetahuan dari pikiran temannya; (3) Siswa bekerja sama secara kooperatif; (4) Siswa merasa cukup percaya diri untuk memberi jawaban ketika dipanggil; (5) meningkatkan keselarasan kelas. Berikut pernyaataan Karen M Daniel (2005) : The benefits of numbered Heads Together are : 1. all students are actively thinking of answer 2. students gain knowledge from their peer s ideas 3. students work together cooperatively 4. students feel confident enough to offer an answer when called upon 5. improves the dynamics of the class. b. Puzzle 1) Pengertian Puzzle Permainan puzzle picture adalah suatu permainan penataan potonganpotongan gambar yang apabila tersusun secara benar akan membentuk suatu gambar. Dalam permainan ini, koordinasi mata, otak, dan tangan sangat dibutuhkan. Anak akan lebih konsentrasi dan teliti dalam menyusun potongan puzzle agar tertata dengan benar. (http: // www.priatna. Or. Id / 2003 / 09 / 02/ tangran / trackbac. Diakses pada tanggal 9 Februari 2009) xxiii

Puzzle biasa digunakan oleh orang tua atau guru untuk permainan anak-anak. Semakin tinggi tingkat kerumitannya maka kepuasan yang didapat ketika sebuah puzzle terselesaikan menandakan kecerdaran yang tinggi dari penyusunya. 2) Tujuan Pemberian Puzzle Permainan puzzle dalam pebelajaran ini bertujuan agar perhatian anak terpusat, siswa dapat membedakan tugas mana yang lebih penting dan harus diselesaikan, anak tidak mudah frustasi dalam menyelesaikan soal diskusi dan pikiran anak lebih rilek dalam menghadapi soal diskusi. Seperti yang dikemukakan oleh Rahmanelli (2008) bahwa permainan puzzle ini dapat menciptakan kreativitas, menyenangkan dan tidak membosankan, melatih anak berpikir logis, mengembangkan ide anak, membantu anak untuk memahami suatu persoalan dengan mudah dan cepat. Hal senada juga dikatakan oleh Pınar Yalcin Celik & Semra Aydinli (2007) (...) and emphasizes that creating activity can be learned by experience which leads to creativity. Bahwa usaha siswa dalam menyusun media puzzle secara benar tersebut dapat membuat siswa belajar dari pengalaman yang memimpin siswa kedalam kreatifitas. Siswa lebih kreatif dalam menuangkan gagasan untuk memecahkan soal diskusi, selain itu permainan puzzle merupakan salah satu cara yang dapat menimbulkan suasana yang menarik bagi siswa sehingga siswa dapat senang terlibat dalam suasana pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh Donald L. Williams, EdD (2007) bahwa : A literature search into this area of word games and puzzles as motivation and review items reveals numerous articles in support of this educational method. A team of researchers in Australia report their fairly extensive review of the use of games and puzzles to stimulate class discussion of study topics. Partisipasi siswa akan tumbuh dalam pembelajaran biologi dengan adanya rangsangan motivasi berupa permainan puzzle, dan juga siswa akan mempelajari lebih banyak banyak topik diskusi. Tertarik akan masalah di atas maka media puzzle digunakan dalam media pembelajaran ini dengan maksud siswa tertantang, perhatian terpusat, lebih berkreatif dalam menuangkan gagasan dan berpartisipasi xxiv

aktif dalam pembelajaran. sehingga siswa lebih tertarik dan menimbulkan rasa menyenangkan dengan pelajaran biologi. 3) Langkah Langkah Dalam Penyusunan Media Puzzle Langkah langkah dalam penyusunan media puzzle yang diikutkan dalam metode NHT ini disesuaikan dengan metode pembelajaran yang digunakan, langkahnya sebagai berikut: a) Media yang berupa jenis gambar pencemaran yang dipotong-potong tidak dipasang secara benar tetapi dipasang tidak teratur tidak membentuk gambar. b) Gambar yang terpasang secara tidak teratur tersebut diberikan pada kelompok untuk menyusunya secara benar sehinga membentuk gambar pencemaran. c) Setelah terbentuk gambar yang benar sesuai materi maka kelompok mendiskusikan soal diskusi yang ada pada puzzle tersebut. c. Langkah-langkah Metode Numbered Heads Together (NHT) disertai Media puzzle ini sebagai berikut: 1) Siawa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri 5 orang dalam satu kelompok 2) Memberikan nomor pada setiap anak sehinga anak mendapatkan nomor yang berbeda-beda dalam satu kelompok. 3) Memberikan media puzzle pada setiap kelompok dan disuruh mendiskusikan soal diskusi pada media puzzle. 4) Guru menunjuk salah satu nomor secara acak, anak yang memiliki nomor yang sama akan menggangkat tangannya. 5) Guru menunjuk salah satu anak untuk menjawab soal diskusi tersebut. 6) Guru memberi kesempatan salah satu anak dari kelompok lain untuk menanggapi jawaban dari temannya tadi. 7) Guru dan siswa menyimpulkan jawaban yang tepat pada soal diskusi tadi. 2. Tinjauan Tentang Partisipasi siswa Kata partisipasi ini berasal dari Bahasa Inggris Partisipate yang dalam bahasa Indonesia berarti turut serta, ambil bagian atau keterlibatan. Partisipasi xxv

dalam pembahasan ini yang dimaksud adalah partisipasi yang berarti keterlibatan siswa secara fisik seperti kegiatan membaca, mendengar, menulis, dan meragakan. Keterlibatan untuk berpikir seperti mengingat kembali isi pelajaran pertemuan sebelumnya, menggunakan pengetahuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah dan mengaitkan pelajaran yang satu dengan yang lain. Keterlibatan emosi disini mencakup pengendalian diri untuk dapat menerima pendapat orang lain dan memahami karakter teman diskusi. Menurut Dimyanti dan Mujiono (1994 : 43) Keterlibatan siswa di dalam belajar jangan diartikan keterlibatan fisik semata, namun lebih dari itu terutama keterlibatan mental emosional, keterlibatan dalam kegiatan kognitif dalam pencapaian dan internalisasi nilai nilai dalam pembentukan sikap dan nilai dan juga pada saat mengadakan latihan latihan dalam pembentukan keterampilan. Kegiatan belajar memang memerlukan keaktifan peserta didik untuk terlibat secara langsung, tetepi kenyataanya masih ada kecenderungan dalam kegiatan pembelajaran masih tampak adanya minimalnya keterlibatan siswa pada proses pembelajaran. Dominansi guru dalam pembelajaran menyababkan siswa dalam berpartisipasi menjadi pasif. Keadaan ini apabila terus berlanjut akan menjadikan kemampuan siswa terbatas dan seorang guru akan kesulitan mengetahui kekurangan dan kelebihan peserta didiknya, sehingga guru tidak bisa maksimal mengembangkan perilaku yang baik pada pesrta didik. pengetahuan, keterampilan serta mengajarkan Benjamin S. Bloom dalam Suhaenah Suparno (2001: 81) menyatakan Partisipasi atau keterlibatan siswa adalah kegiatan dimana subjek yang belajar ikut serta mempraktekkan sesuatu, baik secara terbuka (overt) maupun secara tertutup (covert). Jumlah keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar merupakan indeks yang baik dari kualitas pengajaran. Menurut Huneryager dan Heckman (1992) partisipasi adalah sebagai keterlibatan mental dan emosional individu dalam situasi kelompok yang mendorongnya memberi sumbangan terhadap tujuan kelompok serta membagi tanggung jawab bersama mereka. Dimyati dan Mudjiono (1994: 26) mengemukakan bahwa partisipasi mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan, dan berpatisipasi dalam suatu kegiatan. Berdasarkan pendapat tersebut, partisipasi ini didalamnya telah xxvi

mencakup aspek perhatian dan partisipasi atau keterlibatan dalam suatu kegiatan itu sendiri. Kegiatan yang dimaksud tersebut adalah kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. Seorang siswa akan lebih leluasa dalam menuangkan gagasan atau pendapatnya apabila mereka dalam keadaan berkelompok. Mereka akan lebih kreatif dalam mengeluarkan pendapatnya untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dalam kelompok tersebut. Dalam sebuah kelompok dan memiliki tujuan yang sama seorang siswa akan terdorong kerelaanya untuk ikut serta dalam mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut seperti yang disampaikan Moelyarto Tjokrowinoto dibawah ini: Pengertian partisipasi menurut Moelyarto Tjokrowinoto (1974: 37) mendefinisikan bahwa partisipasi merupakan penyertaan mental dan emosional seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk mengembangkan daya pikir dan perasan mereka bagi tercapainya tujuan tujuan, bersama bertanggung jawab terhadap tujuan tersebut. Dari beberapa pengertian diatas dapat diketahui memiliki unsur unsur sebagai berikut: a. Keterlibatan dalam kegiatan yang dilaksanakan. bahwa partisipaasi b. Kemauan anggota untuk beinisiatif dan berkreasi dalam kegiatan yang dilaksanakan. c. Perhatian dalam kegiatan yang telah dilaksanakan Adapun sifat dari partisipasi tersebut adalah: a. Adanya kesadaran saling menghargai baik anggota kelompok mereka sendiri maupun anggota kelompok yang lain b. Tidak adanya unsur paksaan c. Anggota merasa ikut memiliki Sudjana (1993: 30) dalam E. Mulyasa (2005: 156-157) mengemukakan syarat kelas yang efektif jika di dalamnya terdapat keterlibatan, tanggung jawab dan umpan balik dari peserta didik. Keterlibatan peserta didik merupakan syarat pertama dalam kegiatan belajar di kelas. Partisipasi peserta didik dapat ditumbuhkan dengan berbagai cara, antara lain memberikan pertanyaan dan menanggapi respon peserta didik secara positif, menggunakan pengalaman xxvii

berstruktur, menggunakan beberapa instrumen, dan menggunakan metode yang bervariasi yang lebih banyak melibatkan peserta didik. Indikator pembelajaran partisipatif, sebagaimana yang dikemukakan oleh Knowles (1970) dalam E. Mulyasa (2005: 156-157) adalah: (1) Adanya keterlibatan emosional dan mental peserta didik; (2) Adanya kesediaan peserta didik untuk memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan; (3) Dalam kegiatan belajar terdapat hal yang menguntungkan peserta didik. Aktivitas dan partisipasi siswa dapat ditumbuhkan didalam pembelajaran Menurut Gagne dan Briggs (1979) dalam Martinis Yamin (2007: 83-84) untuk menumbuhkan aktivitas dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas meliputi sembilan aspek yaitu diantaranya: (1) Memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa, sehingga siswa berperan aktif dalam pembelajaran; (2) Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar) kepada siswa; (3) Mengingatkan kompetensi prasarat; (4) Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep) yang akan dipelajari; (5) Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya; (6) Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran; (7) Memberikan umpan balik; (8) Melakukan tagihan-tagihan seperti tes, sehingga kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur; (9) Menyimpulkan setiap materi diakhir pembelajaran. Suryosubroto (1997: 281-282) mengemukakan manfaat prinsipiil dari partisipasi yaitu: (1) Lebih memungkinkan diperolehnya keputusan yang benar karena banyaknya sumbangan pikiran; (2) Pengembangan potensi diri dan kreativitas; (3) Adanya penerimaan yang lebih besar terhadap perintah yang diberikan dan adanya perasaan diperlukan; (4) Melatih untuk bertanggung jawab serta mendorong untuk membangun kepentingan bersama. B. Kerangka Berpikir Penggunaan metode yang kurang tepat dalam pembelajaran biologi, dapat mengakibatkan tujuan pembelajaran tidak terpenuhi secara efektif. Keberhasilan siswa dalam pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor intern maupun ekstern. Faktor input atau masukan dan faktor proses. Apabila input berkualitas namun proses (proses belajar mengajar) tidak xxviii

mendukung, maka outputnya belum tentu berkualitas. Oleh karena itu proses berperan penting dalam menghasilkan output yang berkualitas. Guru yang masih terlalu dominan dalam proses pembelajaran menyebabkan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar-mengajar kurang atau dengan kata lain siswa menjadi pasif. Siswa perlu diberi kesempatan untuk lebih aktif dan lebih dominan dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena perlu diterapkan model pembelajaran yang lebih melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa menjadi pusat dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Dalam penelitian ini digunakan model pembelajaran Numbered Heads Together disertai media puzzle, dengan penerapan model pembelajaran ini diharapkan akan terjadi interaksi timbal balik antar siswa secara aktif dalam kelompok untuk dapat menemukan sendiri konsep pembelajaran sehingga perhatian siswa terfokus dan partisipasi dapat teraktualisasikan secara merata. xxix

PROSES INPUT PROSES BELAJAR MENGAJAR OUTPUT PENERAPAN METODE NHT DISERTAI MEDIA PUZZLE Manfaat : 1. Siswa menjadi siap semua dalam menghadapi pertanyaan 2. Dapat melakukan diskusi secara sungguh sungguh 3. Semua siswa berpartisipasi 4. Perhatian terpusat 5. Anak lebih kretif untuk menuangkan gagasan dalam diskusi 6. Menumbuhkan suasana menyanangkan dalam pembelajaran PARTISIPASI SISWA MENINGKAT Gambar 1. Kerangka Pemikiran xxx

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009 Kelas VII E semester II dengan jumlah siswa 40, yang beralamat di Jalan Kartini No. 12 Surakarta. 2. Waktu Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2008/2009. pelaksanaan penelitian dilakukan secara bertahap, secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap penelitian dan tahap penyelesaian. Tahap persiapan meliputi permohonan ijin observasi sekolah, pengajuan judul skripsi, penyusunan proposal dan konsultasi pada pembimbing. Observasi dilakukan pada tanggal 22 Novenber 2008. Pengajuan judul dan penyusunan proposal dilaksanakan pada bulan Mei 2009. Tahap penelitian meliputi semua kegiatan yang berlangsung di lapangan, yaitu uji instrumen penelitian, pengambilan data dan analisis data. Penelitian dilakukan sebanyak 2 kali tatap muka. Satu kali tatap muka pada siklus 1 sebanyak (2 40 menit). Pada siklus 2 satu kali tatap muka sebanyak (2 40 menit). Tahap ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2009. Tahap penyelesaian yang meliputi analisis dari data-data yang telah terkumpul dan penyusunan laporan hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Tahap penyelesaian tersebut dilaksanakan pada bulan Juni 2009 sampai selesai. xxxi

B. Bentuk dan Strategi Penelitian Bentuk penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research yang merupakan suatu penelitian yang mengangkat masalah-masalah yang dihadapi oleh guru di dalam kelas dan bertujuan untuk memecahkan masalah yang ada dalam kelas dan atau untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas. Guru dapat menemukan solusi dari masalah yang timbul di kelasnya sendiri 17 dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif setelah melaksanakan tahaptahap PTK. Model penelitian tindakan secara garis besar terdapat empat tahapan, yaitu : (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi. Solusi dari permasalahan yang muncul di kelas VII E SMP Negeri 10 Surakarta adalah melalui penerapan metode Numbered Heads Together (NHT) disertai media puzzle untuk meningkatkan partisipasi siswa terhadap matari biologi. Penerapan pembelajaran dilaksanakan dalam tindakan berulang atau beberapa siklus sehingga target tercapai. Setiap siklus menerapkan pembelajaran yang sama yaitu penerapan metode Numbered Heads Together (NHT) disertai media puzzle. C. Sumber Data Ada tiga sumber data penting yang disajikan sebagai sasaran penggambilan dan pengumpulan data serta informasi penelitian ini. Sumber data tersebut meliputi: 1. Informan, meliputi: guru biologi dan siswa kelas VII E SMP Negeri 10 Surakarta. 2. Tempat dan peristiwa yang menjadi sumber data penelitian, yakni berbagai kegiatan pembelajaran biologi yang berlangsung di dalam kelas yang dialami oleh siswa dengan pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) disertai media puzzle. 3. Dokumentasi atau arsip, yang berupa kurikulum, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, buku pelajaran biologi kelas VII semester II, buku penilaian dan hasil observasi yang telah dilakukan. xxxii

D. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan untuk pengambilan data adalah sebagai berikut: 1. Metode observasi Metode observasi ini digunakan untuk memperoleh data tentang pribadi dan tingkah laku setiap individu anak didik. Dalam penelitian ini metode observasi digunakan untuk memperoleh data tentang partisipasi siswa terhadap materi yang diajarkan guru. Lembar observasi yang digunakan akan diisi oleh pengamat berdasarkan pengamatan yang dilakukan serta item-item pernyataan yang disesuaikan dengan hal-hal yang akan dinilai. Menurut Likert skor penilaian tiap item pertanyaan adalah menggunakan skor penilaian 1 dan 0. skor 1 diberikan bila siswa melakukan seperti pada butir pernyataan dan skor 0 bila siswa tidak melakukan butir sesuai dengan butir pernyataan. Hal ini peneliti hanya mengamati kegiatan siswa selama masih dalam kegiatan belajar mengajar. 2. Metode angket Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 128) menyatakan bahwa angket atau kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi, atau halhal yang diketahui. Metode angket digunakan untuk menggali data sintak pembelajaran yang telah dilakukan guru dan siswa dengan menerapkan metode Numbered Heads Together (NHT) disertai media puzzle. Agket ini hanya diisi oleh guru dan siswa, yang mana item pertanyaan dari angket ini berisi tentang aktifitas guru dan siswa yang dianggap perlu digali untuk mendukung kelancaran penerapan metode Numbered Heads Together (NHT) disertai media puzzle dalam pembelajaran. 3. Wawancara Wawancara dilakukan dengan guru untuk mengadakan informasi balikan terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara bebas dan dilakukan secara informal kepada guru mata xxxiii

pelajaran. Waktu dan tempat wawancara tidak ditentukan secara mendetail tetapi digunakan pada saat yang tepat. Wawancara dilakukan berulang kali untuk mendapatkan lebih banyak masukan dalam setiap proses pembelajaran yang dapat dijadikan refleksi untuk perbaikan pada proses pembelajaran selanjutnya. E. Validitas Data Validitas data yang dilakukan dengan menggunakan teknik trianggulasi data yang dilakukan untuk memeriksa dan membandingkan kebenaran suatu hipotesis, konstruk atau analisis yang dilakukan diri sendiri dengan hasil orang lain yang hadir dan menyaksikan situasi yang sama. Trianggulasi yang digunakan adalah trianggulasi sumber data dan metode. Teknik trianggulasi sumber data dilakukan pada saat pengumpulan data, harus menggunakan beragam sumber data yang tersedia, artinya data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda, sehingga data yang diperoleh dari sumber yang satu bisa lebih teruji kebenarannya jika dibandingkan dengan data sejenis yang diperoleh dari sumber lain. Data mengenai partisipasi siswa dalam pembelajaran biologi diperoleh dari guru dan dua orang observer. Trianggulasi metode dilakukan dengan cara mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda, dan bahkan lebih jelas untuk diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji kemantapan informasinya. Metode pengumpulan data yang digunakan berupa observasi partisipasi siswa, angket sintak pembelajaran dengan metode Numbered Heads Together (NHT) disertai media puzzle, dan wawancara selama proses penelitian. Skema triangulasi dalam penelitian ini sebagai berikut. Data Observasi Angket Wawancara Siswa Gambar 2: Triangulasi Metode, Sutopo ( 2002: 81) xxxiv

F. Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini dimulai sejak awal sampai berakhirnya pengumpulan data. Analisis yang dilakukan berupa penilaian terhadap semua data kegiatan penelitian yang telah dilakukan di lapangan. Analisis data dari hasil penelitian di lapangan diolah dan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Sedangkan analisis kualitatif mengacu pada model analisis Miles dan Huberman (1992: 16-19) yang dilakukan dalam 3 komponen berurutan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Reduksi data meliputi penyeleksian data melalui ringkasan atau uraian singkat dan penggolongan data ke dalam pola yang lebih luas. Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan data yang merupakan penyusunan informasi secara sistematik dari hasil reduksi data, dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan observasi dan refleksi pada masing-masing siklus. Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan upaya pencarian makna data, mencatat keteraturan data dan penggolongan data. Data yang terkumpul disajikan secara sistematis dan bermakna. Dengan melihat dan mempertimbangkan hasil observasi awal dan capaian persentase awal dari angket penelitian yang diberikan pada subjek penelitian, maka dalam penelitian yang dilakukan ini dapat dikatakan berhasil atau tercapai tujuan yang diharapkan, apabila persentase rata-rata yang diukur sudah mencapai target yang telah ditetapkan. Berikut daftar persentase target capaian dari masing-masing variabel yang akan diukur. Tabel 1. Daftar Persentase Target Capaian dari Masing-Masing Variabel yang akan Diukur. Variabel Target yang harus dicapai (%) Kategori Observasi Partisipasi Siswa 75 Baik Angket sintak pembelajaran Baik dari segala kegiatan pembelajaran yang dilakukan Baik xxxv

Apabila persentase rata-rata dari masing-masing variabel yang diukur sudah dapat mencapai target yang ditentukan, maka penelitian dapat dikatakan berhasil dan tidak perlu melanjutkan ke siklus berikutnya. Sebaliknya, jika masih ada persentase rata-rata dari masing-masing variabel yang diukur belum memenuhi target capaian maka dilakukan tindakan berikutnya untuk mencapai target yang telah ditetapkan. G. Prosedur Penelitian Prosedur dan langkah-langkah dalam melaksanakan tindakan penelitian mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart (1988) yang berupa model spiral. Dalam perencanaan Kemmis menggunakan empat komponen penelitian tindakan yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan atau observasi, dan refleksi, dalam suatu sistem spiral yang saling terkait. Langkah-langkah operasional penelitian meliputi tahap persiapan, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi, tahap refleksi dan tahap tindak lanjut. Untuk lebih jelasnya langkah-langkahnya sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan a. Permintaan ijin kepada Kepala Sekolah dan Guru SMP Negeri 10 Surakarta. b. Observasi untuk mendapatkan gambaran awal tentang SMP Negeri 10 Surakarta secara keseluruhan dan keadaan kegiatan belajar mengajar biologi kelas VII E khususnya. c. Mengidentifikasi masalah dalam kegiatan belajar mengajar biologi kelas VII E. 2. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti menyusun beberapa instrumen penelitian yang akan digunakan dalam tindakan dengan menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT). Instrumen penelitian tersebut terdiri dari silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I dan 2, media puzzle siklus 1 dan 2, xxxvi