BAB III PERFORMANSI PUBLIC ADDRESS SYSTEM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISA DAN HASIL

BAB I PENDAHULUAN. 1. Fasilitas Pelayanan Elektronika Pengamanan terdiri dari X-Ray, Walk

ANALISA PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP PERFORMANSI PUBLIC ADDRESS SYSTEM TERMINAL 1 BANDARA SOEKARNO HATTA

ANALISIS PENGARUH VOLUME DAN KECEPATAN KENDARAAN TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA JALAN DR. DJUNJUNAN DI KOTA BANDUNG

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN SIANG MALAM DI PERKAMPUNGAN BUNGURASIH AKIBAT KEGIATAN TRANSPORTASI TERMINAL PURABAYA SURABAYA

DAILY MAPPING AIRCRAFT NOISE LEVEL IN UNIT APRON AHMAD YANI AIRPORT, SEMARANG, CENTRAL JAVA, USING CONTOUR NOISE METHOD

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dan jasa penunjang bandara di kawasan Barat Indonesia sejak tahun 1984.

BAB I PENDAHULUAN. Bandar udara merupakan lapangan terbang yang dipergunakan untuk. tidak dapat di jangkau oleh transportasi darat dan laut.

HOTEL TRANSIT DI KAWASAN BANDARA SOEKARNO - HATTA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI ANALISIS KETERLAMBATAN PERJALANAN KERETA API PARAHYANGAN BANDUNG JAKARTA. Petra Rayu Indrapratama NRP:

STUDI TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS JALAN TOL PADALARANG-CILEUNYI TERHADAP PERUMAHAN TAMAN HOLIS INDAH KOTA BANDUNG.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jasa pelayanan maskapai penerbangan dari tahun ke tahun

ANALISA TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI JALAN RAYA DITINJAU DARI BAKU TINGKAT YANG DIIJINKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berlokasi di beberapa wilayah Kelurahan di Kecamatan Teluk

LINKING CORRIDOR TERMINAL DAN TRANSIT HOTEL BANDARA SOEKARNO - HATTA

III. METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh kesimpulan yang ingin dicapai dalam penelitian. Metodologi yang

I. PENDAHULUAN. Transportasi udara adalah salah satu jenis transportasi yang sangat efektif bagi

III. METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan literature baik berupa buku buku transportasi, artikel, jurnal

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan transportasi dan teknik perencanaannya mengalami

BAB III METODE STUDI

BAB I PENDAHULUAN. Total Penumpang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN.

PENYUSUNAN RENCANA INDUK BANDAR UDARA KABUPATEN BLITAR PENYUSUNAN RENCANA INDUK BANDAR UDARA KABUPATEN BLITAR

ANALISIS KINERJA GATE PADA TERMINAL KEBERANGKATAN DOMESTIK DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN HASANUDDIN

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN PERENCANAAN BANGUNAN TERMINAL DI BANDARA JAPURA RENGAT

PEMROGRAMAN KOMPUTER UNTUK MENGANALISIS TINGKAT KEBISINGAN ELLA DESYNATA S

Evaluasi dan Perencanaan Posisi Parkir Pesawat pada Apron Bandara Husein Sastranegara Bandung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat transportasi yang aman dan nyaman. Salah satu mode transportasi

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN KALIWARON-KALIKEPITING SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1

Dosen Konsultasi : Ir. Hera Widiastuti, MT. Ayu Aprilischa ( )

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan transportasi akan terus bertambah seiring dengan semakin tingginya

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN PADA PABRIK KELAPA SAWIT PT TASMA PUJA KECAMATAN KAMPAR TIMUR

D4 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS PENINGKATAN KAPASITAS TERMINAL BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO HATTA DENGAN VARIASI SISTEM PEMROSESAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Peta Rute MPU CN

BAB I PENDAHULUAN. Angkutan umum merupakan sarana untuk memindahkan barang dan orang

SIMULASI PENENTUAN JUMLAH DAN KOMPOSISI PESAWAT MAKSIMUM PADA DUA PARALEL RUNWAY SATRIO REKSO W

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini

seperti transportasi darat, laut dan udara. Manusia sebagai makluk yang kompleks Bandar Udara Djalaludin Gorontalo merupakan satu-satunya bandara yang

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Revitalisasi adalah suatu proses atau cara dan perbuatan untuk menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya sehingga revitalisasi berarti

BAB I PENDAHULUAN. Internasional Soekarno-Hatta terus meningkatkan pelayanan untuk. Soekarno-Hatta menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang luas yang terdiri dari banyak pulau.

TUGAS AKHIR OPTIMALISASI KAPASITAS APRON TERMINAL 2 BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA AKIBAT PERPINDAHAN PESAWAT INTERNASIONAL

Tabel 4.25 Matrik Pengalokasian kedalam Rute Pada Hari Kamis...63 Tabel 4.26 Rute Pengiriman Awal Kamis...66 Tabel 4.27 Rute Pengiriman Menggunakan

PENGEMBANGAN TERMINAL 3 SOEKARNO-HATTA INTERNATIONAL AIRPORT (SHIA)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Profil Bandara Internasional Adisucipto Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-4 1

Nur Makkie Perdana Kusuma 1), Annisa Nurul Sucianingsih Palisoa 2) Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan. Abstrak

ABSTRAK. Kata Kunci : Kebisingan, Jalan Raya.

EVALUASI KECUKUPAN RUANG TUNGGU KEBERANGKATAN PENERBANGAN DOMESTIK BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA, JAKARTA UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

PENGARUH PENAMBAHAN JARAK TERHADAP SUMBER BUNYI BIDANG DATAR BERBENTUK LINGKARAN

BAB II DASAR TEORI. dikuatkan. Pengaturan tersebut meliputi pengaturan mikropon-mikropon, kabelkabel,

I. PENDAHULUAN. Daya tarik (attractiveness) industri penerbangan cukup besar dan menjanjikan.

TINGKAT KEBISINGAN PETUGAS GROUND HANDLING DI BANDARA NGURAH RAI BALI

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN BAB II Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini, kota-kota di Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat

Evaluasi Kinerja Gate Assignment pada Terminal 1 Keberangkatan Domestik Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya

I. PENDAHULUAN. yang sangat banyak yaitu kurang lebih 210 juta, dengan total wilayahnya

2. Dasar Teori 2.1 Pengertian Bunyi 2.2 Sumber bunyi garis yang tidak terbatas ( line source of infinite length

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KAPASITAS PARKIR KENDARAAN PADA RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH METRO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transportasi merupakan salah satu prasarana yang sangat penting dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. alamnya sudah tersohor hingga ke dunia internasional. Dengan luas provinsi

ANALISA KUALITAS LAYANAN BANDAR UDARA JUANDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QFD

Rhaptyalyani Fakultas Teknik Univeristas Sriwijaya Jl. Raya Prabumulih- Palembang km 32 Indralaya, Sumatera Selatan.

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI RUAS JALAN GUNUNG SARI (STA STA 2+820) KOTA SURABAYA DENGAN MODEL UNDERWOOD DAN MODEL GREENSHIELD

Analisis Perpindahan Moda dari Taksi dan Mobil Pribadi ke Bus Damri di Bandar Udara Juanda Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. prasarana perhubungan, baik perhubungan darat, laut, maupun udara. Dari ketiga

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI JALAN TUANKU TAMBUSAI PEKANBARU

BAB III METODE EVALUASI. Metode evaluasi adalah tahapan-tahapan yang penjabarannya secara rinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SUPADI NIM : NIRM :

ANALISIS SISTEM ANTRIAN DI PT.KERETA API INDONESIA (KAI) STASIUN HALL BANDUNG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. akan jasa transportasi, bukanlah merupakan kebutuhan langsung ( tujuan akhir yang

ANALISIS KAPASITAS LANDAS PACU PADA BANDAR UDARA NGURAH RAI DENPASAR. Laporan Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Lokasi perancangan objek bertempat di Kabupaten Malang Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

Di bawah ini adalah tabel tanggapan frekuensi dari alat-alat music.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tantangan dalam bisnis layanan jasa operasional penerbangan

Transkripsi:

BAB III PERFORMANSI PUBLIC ADDRESS SYSTEM 3.1 Identifikasi Penelitian Kebutuhan manusia terhadap transportasi semakin lama semakin meningkat, terutama kebutuhan akan transportasi udara, yaitu pesawat terbang. Pesawat terbang merupakan alat transportasi paling efisien dari sisi waktu, cepat dan juga terjangkau dibanding transportasi darat dan laut. Hal ini menimbulkan banyak permintaan dan pergerakan penumpang pengguna jasa bandar udara dari tahun ke tahun semakin bertambah. Untuk itu, pihak maskapai penerbangan menambah jumlah pesawat, rute dan waktu penerbangan. Berikut adalah peningkatan jumlah penerbangan dan penumpang domestik di Terminal 1 Bandara Soekarno Hatta dari tahun 2002 2013 yang dapat dilihat pada Tabel 3.1. 41

42 Tabel 3.1 Data Statistik Penerbangan dan Penumpang Domestik TAHUN PENERBANGAN KEBERANGKATAN (pesawat) KEDATANGAN (pesawat) D O M E S T I K KEBERANGKATAN (orang) PENUMPANG KEDATANGAN (orang) TRANSIT (orang) 2002 54,598 54,743 4,309,032 4,710,719 472,978 2003 76,334 76,450 6,484,423 7,343,660 940,320 2004 95,025 95,083 8,937,194 10,090,326 2,173,536 2005 100,108 100,367 9,751,820 10,921,197 1,311,296 2006 101,794 101,321 10,667,845 11,959,493 1,576,100 2007 104,164 100,174 11,621,812 12,316,398 1,567,717 2008 106,432 106,210 11,890,575 11,737,680 1,381,368 2009 113,577 114,403 13,323,473 14,457,487 1,714,250 2010 123,700 123,881 15,481,065 16,914,582 2,266,146 2011 138,115 138,910 17,544,583 19,837,938 2,903,755 2012 151,744 154,170 19,793,735 22,866,451 3,263,570 2013 157,135 160,053 20,574,428 23,578,314 3,294,001 Berdasarkan data dari Tabel 3.1, maka diperoleh grafik peningkatan jumlah penerbangan domestik di Terminal 1 Bandara Soekarno Hatta, ditunjukkan pada gambar 3.1. pesawat 180.000 160.000 140.000 120.000 100.000 80.000 60.000 40.000 20.000 PERGERAKAN PESAWAT DOMESTIK 0 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Kedatangan 54.74376.45095.083100.36101.32100.17106.21114.40 123.8 138.91154.17160.05 Keberangkatan 54.59876.33495.025100.10101.79104164106.43113.57 123.7 138.11151.74157.13 Gambar 3.1 Grafik Pergerakan Pesawat Domestik Dari Tahun 2002 2013

43 Sedangkan untuk grafik peningkatan jumlah penumpang di Terminal 1 Bandara Soekarno Hatta dapat ditunjukkan pada gambar 3.2. 25.000.000 PERGERAKAN PENUMPANG DOMESTIK 20.000.000 15.000.000 10.000.000 orang 5.000.000 0 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Kedatangan 4.710 7.343 10.09 10.92 11.95 12.31 11.73 14.45 16.91 19.83 22.86 23.57 Keberangkatan 4.309 6.484 8.937 9.751 10.66 11.62 11.89 13.32 15.48 17.54 19.79 20.57 Transit 472.9 940.3 2.173 1.311 1.576 1.567 1.381 1.714 2.266 2.903 3.263 3.294 Gambar 3.2 Grafik Pergerakan Penumpang Domestik Dari Tahun 2002-2013 Dari data Tabel 3.1, maka diperoleh identifikasi penelitian sebagai berikut : 1. Sumber bising dari kepadatan penumpang. 2. Pengukuran level kebisingan sesuai dengan lokasi penelitian yang dikaitkan dengan tingkat kebisingan. 3. Pengaruh noise level (kebisingan) terhadap Automatic Volume Control. 4. Performansi Public Address System setelah menggunakan Automatic Volume Control.

44 3.2 Diagram Kerja Penelitian Untuk mengetahui dasar pemikiran pada studi yang dilakukan, dibuat suatu diagram kerja penelitian. Diagram kerja penelitian ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam melakukan penelitian serta diperoleh gambaran mengenai penelitian yang sistematis untuk melaksanakan penelitian dan penulisan laporan, yang ditunjukkan pada gambar 3.3. Identifikasi Masalah Penentuan Waktu dan Lokasi Pengambilan Data Pengumpulan Data Pengukuran Kebisingan Kepadatan Penumpang Perhitungan nilai total SPL pada speaker Perhitungan nilai SPL Automatic Volume Control (AVC) Analisa Data Analisis Kebisingan Kepadatan Penumpang Analisis Pengaruh Noise Level terhadap Automatic Volume Control (AVC) Performansi PAS setelah menggunakan AVC Kesimpulan dan Saran Gambar 3.3 Alir Metode Penelitian

45 3.3 Waktu dan Lokasi Penelitian Waktu survei untuk mengetahui pengaruh kepadatan penumpang dan pengaruh unjuk kerja Automatic Volume control terhadap kebisingan dilakukan dari pukul 00.00 24.00. Pengukuran dilakukan pada hari kerja (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Jumat) dan hari libur (Sabtu dan Minggu). Penelitian hanya dilakukan di Terminal 1B, karena pada dasarnya kegiatan operasional di Terminal 1B tipikal dengan Terminal 1A dan Terminal 1C. Pemilihan lokasi penelitian adalah Anjungan Keberangkatan (B1) jarak 15 m dari sensor suara, 5 m dari sumber suara. Lobby Keberangkatan 1 (B2) jarak 20 m dari sensor suara, 5 m dari sumber suara. Lobby Keberangkatan (B3) jarak 30 m dari sensor suara, 5 m dari sumber suara. Hall Keberangkatan 1 (B4) jarak 40 m dari sensor suara, 7 m dari sumber suara. Hall Keberangkatan 2 (B5) jarak 30 m dari sensor suara, 7 m dari sumber suara. Anjungan Kedatangan (B6) jarak 15 m dari sensor suara, 5 m dari sumber suara. Lobby Kedatangan 1 (B7) jarak 30 m dari sensor suara, 5 m dari sumber suara. Lobby Kedatangan 2 (B8) jarak 20 m dari sensor suara, 5 m dari sumber suara. Hall Kedatangan 1 (B9) jarak 40 m dari sensor suara, 7 m dari sumber suara. Hall Kedatangan 2 (B10) jarak 30 m dari sensor suara, 7 m dari sumber suara.

46 Berikut adalah jarak titik pengamatan kebisingan dengan sensor suara dan sumber suara (speaker), dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Jarak Titik Pengamatan Kebisingan Dengan Sensor Suara dan TITIK Sumber Suara (Speaker) LOKASI JARAK DARI SENSOR SUARA (meter) JARAK TERDEKAT DARI SUMBER SUARA (meter) B1 LOBBY KEBERANGKATAN 1 15 5 B2 LOBBY KEBERANGKATAN 2 20 5 B3 B4 LOBBY KEBERANGKATAN 3 HALL KEBERANGKATAN 1 30 40 5 7 B5 HALL KEBERANGKATAN 2 30 7 B6 LOBBY KEDATANGAN 1 15 5 B7 LOBBY KEDATANGAN 2 20 5 B8 LOBBY KEDATANGAN 3 30 5 B9 HALL KEDATANGAN 1 40 7 B10 HALL KEDATANGAN 2 30 7 Dari Tabel 3.2 di atas, dapat ditentukan titik-titik pengamatan berdasarkan lokasi penelitian yang dimaksud dari layout Terminal 1 Ground Floor Bandara Soekarno Hatta pada gambar 3.4.

47 Gambar 3.4 Layout Terminal 1 Ground Floor 3.4 Instrumen Penelitian Adapun instrumen yang digunakan selama melakukan penelitian adalah : 1. Sound Level Meter LT Lutron SL-4001 yang mempunyai range pengukuran 30 130 dba untuk mengukur tingkat bising. 2. Stopwatch, digunakan untuk menghitung waktu saat pengukuran. 3. Meteran, digunakan untuk mengukur jarak antara sumber bising dengan pusat pengukuran.

48 3.5 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Pengukuran kebisingan yang diakibatkan kepadatan penumpang. 2. Perhitungan nilai total SPL pada speaker. 3. Perhitungan nilai SPL pada Automatic Volume Control (AVC). 3.5.1 Pengukuran Kepadatan Penumpang Pengukuran kepadatan penumpang dapat dilakukan dengan cara : 1. Menentukan jam sibuk (peak hour) berdasarkan data jadwal penerbangan per hari baik hari kerja (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Jumat) maupun hari libur (Sabtu dan Minggu). 2. Menentukan lokasi penelitian sebagai prediksi level kebisingan yang paling tinggi akibat pengaruh kepadatan penumpang. 3. Mengukur level kebisingan tertinggi dan terendah, dapat dilakukan dengan menggunakan alat Sound Level Meter. 4. Menghitung rata-rata level kebisingan tertinggi dan terendah dengan persamaan sebagai berikut : dimana : (3.1) L eq T L 1 L 2 L n : tingkat kebisingan rerata dalam interval pengukuran tertentu (db) : interval lama pengukuran (hari) : tingkat kebisingan sesaat t 1 (db) : tingkat kebisingan sesaat t 2 (db) : tingkat kebisingan sesaat t n (db)

49 t 1 t 2 t n : waktu pengukuran sesaat t 1 (db) : waktu pengukuran sesaat t 2 (db) : waktu pengukuran sesaat t n (db) 3.5.2 Perhitungan Nilai Total SPL Speaker Sound Pressure Level (SPL) atau tingkat tekanan suara adalah satuan yang memberikan gambaran besar tekanan suara yang dikeluarkan oleh sebuah sumber bunyi yang disebutkan dalam satuan desibel (db). Semakin besar nilai SPL, maka keluaran speaker semakin tinggi dan sebaliknya semakin kecil nilai SPL, maka keluaran speaker semakin rendah. Untuk menentukan nilai SPL pada masing masing jenis speaker dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut : 1. Mengumpulkan data spesifikasi parameter speaker dan amplifier berdasarkan lokasi penelitian yang akan diteliti. Adapun data parameter yang dimaksud adalah : a. Daya (Watt) yang dimiliki masing-masing speaker dan amplifier. b. Impedansi (Ω) yang dimiliki masing-masing speaker dan amplifier. c. Sensitivitas response (db) yang dimiliki masing-masing speaker. d. Jumlah speaker dan amplifier yang terpasang berdasarkan lokasi penelitian. 2. Menetukan besar total SPL speaker pada masing masing amplifier dengan lokasi penelitian yang ditentukan, dapat dirumuskan dengan persamaan: (3.2)

50 dimana : L total speaker : jumlah speaker yang terpasang (db SPL ) L 1 : speaker 1 (db SPL ) L 2 : speaker 2 (db SPL ) L n : speaker ke-n (db SPL ) Dari hasil perhitungan total speaker, akan diperoleh total SPL speaker untuk masing - masing lokasi penelitian, demikian juga untuk menghitung total kebisingan. 3.5.3 Perhitungan nilai SPL Automatic Volume Control Perhitungan nilai SPL Automatic Volume Control (AVC) adalah perhitungan untuk mengetahui seberapa besar penambahan atau penurunan SPL yang diberikan oleh alat Automatic Volume Control terhadap besar total SPL speaker dan kebisingan kepadatan penumpang pada lokasi penelitian. Agar informasi yang diberikan bisa sampai ke pendengar dengan jelas, tentunya SPL speaker harus lebih besar dibandingkan dengan besar kebisingan (noise). Jika SPL terlalu kecil terhadap noise, maka informasi tidak akan sampai ke pendengar dengan jelas, dan jika SPL terlalu besar, maka akan merusak suasana atau menyakitkan bagi pendengar. Untuk mengatasi kebisingan tertinggi pada jam sibuk maka diperlukan penambahan nilai SPL AVC sehingga menghasilkan volume suara PAS yang ideal. Tingkat tekanan suara (SPL) dalam sebuah speaker bertambah seiring dengan bertambahnya daya yang diberikan pada sumber bunyi (speaker).

51 Besar penambahan SPL Automatic Volume Control yang ditransmisikan ke speaker guna mengatasi kebisingan yang tinggi, maka dapat dihitung dengan persamaan : (3.3) dimana : ΔSPL : penambahan SPL AVC (db SPL ) L BISING L TOTAL SPEAKER : total kebisingan (db) : total SPL speaker (db) Untuk menaikkan berapa besar besar daya yang harus diumpankan ke speaker (P 2 ) dihitung dengan persamaan : (3.4) dimana : ΔSPL P 1 P 2 : penambahan SPL AVC (db) : power / daya speaker (Watt) : power / daya yang harus diumpankan ke speaker (Watt) Setelah memperoleh berapa besar penambahan ΔSPL Automatic Volume Control, dari data total kebisingan kepadatan penumpang dapat dibandingkan data total SPL speaker sebelum dengan jumlah data SPL speaker dan penambahan ΔSPL Automatic Volume Control, sehingga diperoleh hasil performansi Public Address System yang dirumuskan dalam persamaan : (3.5)