PENGENALAN PENGUKURAN ARAH KIBLAT DI TINGKAT MADRASAH IBTIDAIYAH/SEKOLAH DASAR MELALUI MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI PENGUKURAN SUDUT

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI SISTEM KOORDINAT DALAM PENENTUAN ARAH SALAT UMAT ISLAM

APLIKASI ATURAN COSINUS DAN SINUS SEGITIGA BOLA DALAM PERHITUNGAN ARAH KIBLAT (SEBUAH RELASI ANTARA MATEMATIKA DAN AGAMA)

BAB IV APLIKASI DAN UJI AKURASI DATA GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) DAN AZIMUTH MATAHARI PADA SMARTPHONE BERBASIS ANDROID UNTUK HISAB ARAH KIBLAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DALAM KITAB. A. Analisis Penentuan Arah Kiblat dengan Bayang- bayang Matahari dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan seluruh tubuhnya ke arah Ka bah yang berada di Masjidil Haram, karena

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN SAADOEDDIN DJAMBEK TENTANG ARAH KIBLAT. A. Penentuan Arah Kiblat Pemikiran Saadoeddin Djambek

PEMANFAATAN METODE PERGESERAN TITIK BAYANGAN MATAHARI DALAM MENENTUKAN ARAH KIBLAT MESJID AGUNG DAN MESJID JAMI KOTA PALOPO

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan masalah karena Rasulullah saw. ada bersama-sama sahabat dan

MAKALAH ISLAM Waktu Praktis Penentuan Arah Kiblat

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sesuai tuntutan zaman, baik pada zaman pra-

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari lintasan benda-benda langit pada orbitnya masing-masing.

BAB IV ANALISIS KOMPARASI ISTIWAAINI KARYA SLAMET HAMBALI SEBAGAI PENENTU ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT

BAB IV ANALISIS METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT SLAMET HAMBALI. A. Analisis Konsep Pemikiran Slamet Hambali tentang Metode

BAB I PENDAHULUAN. Arah kiblat merupakan arah yang dituju oleh umat Islam dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MAKALAH. GEOMETRI BIDANG Oleh Asmadi STKIP Muhammadiyah Pagaralam

TABEL NILAI HASIL BELAJAR AWAL

BAB I PENDAHULUAN. benda-benda langit saat ini sudah mengacu pada gerak nyata. Menentukan awal waktu salat dengan bantuan bayang-bayang

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural

KONSEP KESEJAJARAN GARIS DALAM GEOMETRI EUCLID DAN GEOMETRI RIEMANN SERTA APLIKASINYA DALAM KAJIAN ILMU FALAK

MAKALAH SEGITIGA BOLA. disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Astronomi. Program Studi Pendidikan Fisika. oleh. 1. Dyah Larasati ( )

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai penentuan arah kiblat, khususnya di Indonesia sudah

DAFTAR PUSTAKA. Abd al-mu thi, Fathi Fawzi Misteri Ka bah (Kisah Nyata Kiblat Dunia Sejak Nabi Ibrahim hingga Sekarang), Jakarta: Zaman, 2010.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Swt. yang utama adalah mendirikan shalat. Perintah ini langsung diturunkan oleh

KAJIAN ALGORITMA MEEUS DALAM MENENTUKAN AWAL BULAN HIJRIYAH MENURUT TIGA KRITERIA HISAB (WUJUDUL HILAL, MABIMS DAN LAPAN)

BAB I PENDAHULUAN. mengahadap kiblat adalah salah satu syarat sah shalat. Kiblat yang

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan kiblat adalah persoalan azimuth yaitu jarak dari titik Utara ke

BAB V PENUTUP. penulis akan menyimpulkan sebagai jawaban dari beberapa pokok-pokok

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu falak merupakan ilmu yang sangat penting dalam kehidupan kita.

SILABUS PEMELAJARAN. Indikator Pencapaian Kompetensi. Menjelaskan jenisjenis. berdasarkan sisisisinya. berdasarkan besar sudutnya

BAB I PENDAHULUAN. oleh Mbah Shonhaji. Mbah Shonhaji adalah murid Sunan Ampel yang. Sunan Ampel dengan menunjuk jari tangannya ke arah barat, kemudian

RINGKASAN MATERI SUDUT DAN PENGUKURAN SUDUT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam ajaran Islam, menghadap arah Kiblat merupakan suatu

METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT DENGAN SEGITIGA SIKU-SIKU DARI BAYANGAN MATAHARI SETIAP SAAT

BAB II KAJIAN TEORITIS. 2.1 Hakekat Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengidentifikasi Bangun Datar Simetris

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan tentang pelayaran sudah dikenal oleh masyarakat dunia. sejak lama. Ekspedisi-ekspedisi besar pernah dilakukan hingga

1 Lembar Kerja Siswa LKS 1

BAB III METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT SLAMET HAMBALI. A. Sejarah Intelektual Slamet Hambali

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN DAN AKURASI BENCET DI PONDOK PESANTREN AL-MAHFUDZ SEBLAK DIWEK JOMBANG SEBAGAI PENUNJUK WAKTU SALAT

Bab 3. Persamaan Garis Lurus. Standar Kompetensi. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus.

PENENTUAN ARAH QIBLAT

VEKTOR. Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3. Liduina Asih Primandari, S.Si., M.Si.

Lampiran 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Model Pembelajaran Kontekstual dengan Setting Pembelajaran Kooperatif

RENCANA PERENCANAAN PRAKTIKUM

Prakata. Buku Modul Matematika ini kami susun berdasarkan kurikulum yang berkembang dan berlaku dalam dunia pendidikan Indonesia.

BAB IV AKURASI METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID AGUNG AT TAQWA BONDOWOSO JAWA TIMUR

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 2

ANALISIS RUMUS TRIGONOMETRI DALAM PENENTUAN ARAH KIBLAT

Tugas Akhir. Andhika Prastyadi N Teknik Geomatika FTSP ITS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SMALB TUNARUNGU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Simulasi Penentuan Sudut Arah Kiblat dengan Metode Segitiga Bola Menggunakan Bahasa Pemrograman GUI MatLab R2009

Soal No. 1 Perhatikan gambar berikut, PQ adalah sebuah vektor dengan titik pangkal P dan titik ujung Q

MENYAMBUT ISTIWA UTAMA 16 JULI 2013 ; AYO LURUSKAN ARAH KIBLAT KITA!

BAB I PENDAHULUAN. wajib benar benar menghadap Ka'bah itu ( 'ain Ka'bah) tetapi orang yang jauh

ISOMETRI & HASIL KALI TRANSFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. baik secara nasional maupun internasional dalam halnya menentukan awal bulan

BAB IV ANALISIS PEDOMAN WAKTU SHALAT SEPANJANG MASA KARYA SAĀDOE DDIN DJAMBEK. A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Saādoe ddin Djambek dalam

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL WAKTU SALAT PROGRAM MAWAAQIT VERSI A. Analisis Sistem Hisab Awal Waktu Salat Program Mawaaqit Versi 2001

Ringkasan Materi Soal-soal dan Pembahasan MATEMATIKA. SD Kelas 4, 5, 6

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHOZALI DALAM KITAB ṠAMARĀT AL-FIKAR

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TENTANG ARAH KIBLAT MENURUT ILMU FALAK S K R I P S I

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

SILABUS MATEMATIKA KELAS VII. Menjelaskan jenis-jenis. segitiga. berdasarkan sisisisinya. berdasarkan besar. pengertian jajargenjang,

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya menentukan arah Kiblat ketika hendak melaksanakan shalat. Bagi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN

PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU RAYON 44 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN BINTANG SEBAGAI PENUNJUK ARAH KIBLAT KELOMPOK NELAYAN MINA KENCANA DESA JAMBU KECAMATAN MLONGGO KABUPATEN JEPARA

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN QAMARIAH DR. ING. KHAFID DALAM PROGRAM MAWAAQIT. A. Analisis terhadap Metode Hisab Awal Bulan Qamariah dalam

Pola (1) (2) (3) Banyak segilima pada pola ke-15 adalah. A. 235 C. 255 B. 250 D Yang merupakan bilangan terbesar adalah. A. C. B. D.

HUBUNGAN SATUAN PANJANG DENGAN DERAJAT

ANALISIS KD PENILAIAN HARIAN SD MUHAMMADIYAH SAPEN YOGYAKARTA SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Peta Konsep. Bangun datar. Sifat-sifat bangun datar. Sudut

BAB I PENDAHULUAN. baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Dari segi kuantitas lembaga. sampai dengan Perguruan Tinggi (PT).

SEGITIGA BOLA DAN ARAH KIBLAT


PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK) PADA MATEMATIKA MATERI KESEBANGUNAN UNTUK SISWA SMP. Oleh: Endah Budi Rahaju UNESA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hak semua anak. Dalam pembukaan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dan hari raya Islam (Idul fitri dan Idul adha) memang selalu diperbincangkan oleh

Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan OPEN-ENDED Melalui Kegiatan LESSON STUDY di SMPN 1 Lembang Kabupaten Bandung

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHOZALI DALAM KITAB IRSYÂD AL-MURÎD. A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Ahmad Ghozali dalam

BAB I PENDAHULUAN. berkembang merupakan makna dari pendidikan. Membentuk manusia

KOTA - PROVINSI - NASIONAL TAHUN 2017 MATA PELAJARAN: MATEMATIKA

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode penelitian adalah suatu cara yang dilakukan dalam penyelidikan suatu

KISI KISI SOAL TES DIAGNOSTIK MATERI PELAJARAN TEOREMA PYTHAGORAS

BAB IV UJI AKURASI AWAL WAKTU SHALAT SHUBUH DENGAN SKY QUALITY METER. 4.1 Hisab Awal Waktu Shalat Shubuh dengan Sky Quality Meter : Analisis

MENEMUKAN KONSEP LUAS TRAPESIUM DENGAN PENDEKATAN PERSEGI PANJANG DAN SEGITIGA Oleh:

SILABUS (HASIL REVISI)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Bangun Datar dan Segitiga. serta menentukan ukurannya. : 1 x 40 menit

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SMPLB AUTIS

MATERI KULIAH IPA-1 JURUSAN PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FOTO YANG RELEVAN. UNIT 1: Pengukuran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR KELAS IV SEMESTER 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dikerjakan untuk menyelesaikannya. Menurut Shadiq (2004) Suatu

BAB I PENDAHULUAN. Mada University Press, 2009), hlm Juli Soemirat Slamet, Kesehatan Lingkungan (Yogyakarta: Gadjah

Transkripsi:

PENGENALAN PENGUKURAN ARAH KIBLAT DI TINGKAT MADRASAH IBTIDAIYAH/SEKOLAH DASAR MELALUI MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI PENGUKURAN SUDUT Agus Solikin, S.Pd., M.S.I. Prodi Ilmu Falak Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Agussolikin2@Gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tentang proses pengenalan pengukuran arah kiblat di tingkat Madrasah Ibtidaiyah atau Sekolah Dasar melalui mata pelajaran matematika pada materi pengukuran sudut. Hal ini bertujuan untuk mengaitkan antara matematika dengan nilai-nilai agama, selain itu pembelajaran matematika akan lebih bermakna jika dikaitkan dengan contoh-contoh yang nyata dalam kehidupan. Dengan bahasa lain, pembelajaran matematika akan terasa memberikan manfaat jika dapat dihubungkan dengan sikap beragama, sehingga dengan demikian akan diperoleh interaksi antara matematika dengan agama.berekenaan dengan hal itu, maka penelitian ini dirancang dalam penelitian kualitatif yang berbasis data berasal dari literatur-literatur yang tekait dengan fokus dalam penelitian ini. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh bahwa, langkah-langkah pengenalan pengukuran arah kiblat di tingkat Madrasah Ibtidaiyah atau Sekolah Dasar melalui mata pelajaran matematika pada materi pengukuran sudut dapat dilakukan oleh guru dimulai dengan penjelasan tatacara pengukuran sudut dengan menggunakan penggaris busur, kemudian dilanjutkan dengan latihan pengukuran sudut, pemberian lembar kerja tentang pengukuran arah kiblat, terakhir pengambilan kesimpulan terakit arah kiblat. Kata kunci: Arah Kiblat, Matematika, pengukuran sudut. A. Pendahuluan Arah kiblat yang dalam kajian Islam adalah bagian dari kajian ilmu Falak, selama ini selalu dianggap sulit, kurang meyenangkan dan mebosankan. Stigma ini akhirnya berdampak bahwa usia seseorang yang belajar Ilmu Falak identik dengan usia di atas remaja. Selam ini jarang ditemui bahwa anak kecil belajar ilmu falak. Sebagai bukti bahwa ilmu falak jarang dipelajari dalam usia anak-anak, yaitu di tingkat Madrasah Ibtidaiyah sepegetahuan penulis belum menmukan adanya mata pelajaran Ilmu falak. Di sisi lain, ada materi-materi yang dipelajari dalam mata pelajaran lain yang relevan dan mempunyai ketrkaitan dengan materi ilmu falak. Diantaranya adalah materi yang ada dalam matapelajaran matematika. Dalam mata pelajaran matematika siswa dan siswi di Madrasah ibtidaiyah (MI) atau Sekolah Dasar (SD) setidak-tidaknya mempelajari tentang garis, sudut, dan segitiga dalam bidang datar pada jenjang pendidikan dasar bisa 73

dilihat pada Bab 6 kelas I hal 203 tentang bangun datar (Permana, 2009), di kelas II bangun datar dengan tema segitiga juga dijelaskan dan dipelajari dalam Bab 4 (Permana, 2009). Di kelas III bab 4 juga membahas tentang sifat bangun datar sederhana yang diantara pembahasannya yaitu berkenaan dengan sifat segitiga datar (Putri, 2009). Di kelas IV berkaitan dengan segitiga dibahas pada tema keliling dan luas bangun datar (Saepudin, 2009). Kelas V pada Bab 4 dibahas tentang sudut pada halaman 58 (utomo, 2009). Utomo juga menulis tentang segitiga pada Bab luas dan volume yang diantara pembicaraannya berkaitan juga dengan segitiga bangun datar (utomo, 2009). Dua sisi ini, yaitu antara ilmu falak dan matematika di tingkat MI atau SD menurut hemat penulis jika mampu untuk disinergikan akan memberi manfaat yang luar biasa. Minimal, siswa/siswi MI atau SD tidak merasa gersang dari nilai-nilai agama pada saat belajar matematika. Atau, dengan bahsa lain, jika dua sisi tersebut mampu untuk dipadukan maka penenalan arah kiblat di tingkat MI atau SD akan tercapai, disamping siswa/siswi MI atau SD mengerti akan kegunaan belajar matematika dalam kehidupan beragamanya. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka makalah ini ditulis dengan sistematis dimulai dengan Pendahuluan, dilanjutkan Pengukuran Sudut Pada Mata pelajaran Matematika Jenjang MI/SD, Arah salat (kiblat) Umat Islam, Pengenalan Pengukuran Arah Kiblat Di Tingkat MI/SD, Penutup B. Pengukuran Sudut Pada Mata Pelajaran Matematika Jenjang MI/SD Pengukuran sudut dalam makalah ini yaitu suatu materi dalam matematika yang dipelajari pada kelas lima jenjang pendidikan Madrasah Ibtidaiyah atau sekolah dasar yang dalam proses belajar mengajarnya pengukuran sudutyang dilakukan yaitu menggunakan busur seperti gambar berikut: Pada proses kegiatan belajar mengajar biasanya dimulai dengan mengukur sudut dengan satuan sudut (lembar Kerja Siswa terlampir 1). Tahap di atas jika, dirasa sudah mampu maka materi akan dilanjutkan pada tahap berikutnya yaitu pengukuran dengan menggunakan busur. Pengukuran 74

sudut, sebenarnya di tingkat MI/SD sudah diberikan pengantar atau pengenalan pada kelas IV. Berkenaan dengan hal itu, maka tidak salahnya untuk mengingatkan kembali tentang cara mengukur besar sudut dengan satuan baku adalah dengan menggunakan busur derajat yaitu: 1. Letakkan busur derajat pada sudut yang diukur. 2. Garis 0 (nol derajat) letakkan berimpit dengan salah satu kaki sudut. 3. Titik tengah busur berimpit dengan titik sudut. 4. Kaki sudut yang satunya akan berimpit dengan besar sudut yang diukur, 5. dengan satuan derajat ( ). Sebagai contoh pengukuran sudut yaitu sebagai berikut: Besar sudut M pada gambar di samping akan dihitung menggunakan busur derajat. Ternyata setelah diukur besar sudut M adalah 90. Sebagai bahan latihan pada tahap ini, yaitu sebgaimana terlapir pada lampiran 2. Jika tahap dua ini siswa/siwi MI/SD dirasa sudah bisa maka penenalan pengukuran arah kiblat untuk siswa MI/SD bisa dilakukan. C. Arah Kiblat Umat Islam Indonesia Secara harfiah kiblat mempunyai pengertian arah kemana orang menghadap, karena dalam salat orang harus menghadap ka bah maka ka bah identik disebut dengan kiblat (Majelis tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 2009:25-26). Pengertian tersebut diatas seirama dengan penjelasan Khazin (2005:69) bahwa kiblat adalah arah ka bah di Makkah yang harus dituju oleh orang yang sedang melakukan salat, sehingga semua gerakan salat, baik ketika berdiri, ruku, maupun sujud senantiasa berimpit dengan arah itu Fenomena dan pembahasan berkenaan dengan arah kiblat dalam perjalanan waktu pernah menyita perhatian bangsa ini. Dimana, pada awal tahun 2010 muncul isu pergeseran arah kiblat akibat pergeseran lempengan bumi dan adanya gempa bumi. Terkait permasalahan tersebut, Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia Pusat mengeluarkan Fatwa MUI No. 3 Tahun 2010 tentang kiblat Indonesia arah barat 426 yang kemudian direvisi 427 dengan Fatwa MUI No. 5 Tahun 2010 tentang arah kiblat yang secara substansial 75

memberikan pemahaman perlu adanya perhitungan arah kiblat, bukan hanya sekedar arah barat. (Izzudin, 2012:1) Berdasarkan pemaparan di atas, maka dalam penentuan arah kiblat ada tempat yang menjadi acuan yaitu ka bah, dan ada tempat yang merupakan lokasi yang akan dilakukan perhitungan atau penntuan. D. Pengenalan Pengukuran Arah Kiblat Di Tingkat MI/SD Pengenalan pengukuran arah kiblat pada Jenjang pendidikan Dasar yaitu Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar melalui mata pelajaran Matematika dengan materi pengukuran sudut, pada intinya yaitu terkait dengan aplikasinya dari materi matematika yang telah diajarkan dalam kehidupan agama.mengenai langkah-langkah pada bagian ini bisa dilihat dalam lembar kerja lampiran 3. Setelah proses dalam lembar tersebut telah dilalui, maka siswa/siswi tingkat MI/SD memiliki pengetahuan bahwa jika orang Indonesia sholatnya menghadap lurus ke barat maka akan mengarah ke benua Amerika. Sehingga, agar mengarah tepat ke Ka bah harus serong dari arah utara ke barat, dengan nilai ukuran sudut yang berbeda-beda tergantung pada lokasi masing-masing. Selaras dengan hal itu, di akhir pelajaran jika proses pada lampiran no 3 telah selesai dilewati, maka guru perlu memberikan penekanan bahwa, untuk menentukan arah utara, selatan yang sebenarnya, menentukan tingkat kemiringan sudutnya tadi dalam Islam dipelajari dalam Ilmu falak. Penekanan ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi bahwa murid jangan sembarangan menetukan tingkat keserongan atau besar sudut dari arah utara ke barat pada waktu salat. Penekanan yang kedua, yang perlu dilakukan oleh guru yaitu karena belum begitu paham tentang penentuan-penentuan terkait dengan penekanan yang pertama tadi, maka untuk sementara dalam menjalankan salat yaitu siswa/siswi disarankan seperti biasanya, jika ingin tahu yang sebenarnya maka dianjurkan/dimotifasi agar mau belajar ilmu falak kelak suatu saat nanti. E. Penutup Berdasarkan pemaparan mulai dari awal hinggaakhir, akhirnya dapat disimpulkan bahwa proses Pengenalan Pengukuran Arah Kiblat Di Tingkat Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar Melalui Mata Pelajaran Matematika Materi Pengukuran Sudut dapat dilakukan dengan tahap 1. Pengukuran sudut dengan menggunakan satuan sudut (lihat lampiran 1) 2. Pengukuran sudut dengan menggunakan busur sudut (lihat lampiran 2) 3. Aplikasi pada tahap kedua dalam pengukuran arah kiblat (lihat lampiran 3) DAFTAR PUSTAKA Buku dan peneliitian Anugraha, Rinto, 2012, Mekanika Benda Langit, Yogyakarta: Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Gajah Mada. 76

Hambali, Slamet, 2011, Ilmu Falak, Semarang: Program pascasarjana IAIN Walisongo Semarang Permana, dian dan Bambang Irianto, 2009, Matematika untuk SD dan MI kelas 1, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009, Matematika untuk SD dan MI kelas 2, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Putri, Y dan H. Siregar, 2009, Matematika untuk SD dan MI kelas 3, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional] Salam.Abd.2006. Ilmu Falak : cara praktis menghitung waktu salat arah kiblat dan awal bulan. Surabaya. Aqaba Saepudin, aep dkk, 2009, Matematika untuk SD dan MI kelas 4, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Solikin, Agus.2013. Perhitungan Arah Kiblat (Tinjauan Matematika Dan Astronomi Dalam Buku Ilmu Falak Perjumpaan Khazanah Islam Dan Sains Modern Karya Susiknan Azhari). Semarang: Program pascasarjana IAIN Walisongo Semarang Utomo, Dwi Priyo dan Ida Arinjanny, 2009, Matematika untuk SD dan MI kelas 5, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Matematika untuk SD dan MI kelas 6, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Makalah Anugraha, Rinto, 2012, Mekanika Benda Langit, Yogyakarta: Jurusan Fisika Fakultas MIPA Izzudin, Ahmad,2012, Metode Penentuan Arah Kiblat dan Akurasinya, makalah AICIS 2012 Di IAIN Sunan Ampel Surabaya, tahun 2012 Purwanto, Agus,2011, Penentuan arah Kiblat, makalah Pelatihan Hisab Falak, di PWM Jatim, tanggal 10 Juli 2011 2012, Makalah Falak, makalah Pelatihan Hisab Falak, di PWM Jatim, tanggal 17 Juli 2011 77

LEMBAR KERJA 1 Mengukur Sudut Dengan Sudut Satuan Diketahui : besar sudut s seperti gambar berikut ini Ditanya : Tentukan besar sudut A di bawah ini dengan menggunakan sudut satuan S! Jawab : berdasarkan perintah tersebut, berarti satuan yang digunakan adalah sudut s yang diketahui, sehingga untuk menjawab perintah tersebut langkah-langkahnya yaitu 1. Jiplaklah gambar sudut satuan S di atas dengan kertas tipis, kemudian guntinglah! 2. Letakkan guntingan kertas sudut satuan S di atas sudut A! 3. Hitunglah berapa kali guntingan kertas itu dapat menutupi sudut A! Dari gambar di atas, besar sudut A lebih besar dari 2 sudut satuan S dan lebih kecil dari 3 sudut satuan S. Tetapi, lebih dekat ke 3 sudut satuan. Jadi, dapat dikatakan bahwa sudut A besarnya mendekati 3 kali sudut satuan S 78

LEMBAR KERJA 2 Mengukur Sudut Dengan Busur Derajat Diketahui : suatu sudut ABC seperti gambar berikut ini Ditanya : dengan menggunakan busur derajat tentukan besar sudut ABC Jawab : untuk menggunakan busur derajat menetukan besar sebuah sudut maka langkah-langkanya 1. Letakkan busur derajat pada sudut ABC dengan titik pusat tepat di titik B dan kaki sudut AB berimpit dengan garis dasar busur derajat! 2. Perhatikan garis BC! Garis BC berimpit dengan angka pada busur derajat. Bacalah angka yang dimulai dari 0 skala dalam! Terlihat bahwa BC berimpit dengan angka 50. Jadi besar sudut ABC adalah 50. 79

LEMBAR KERJA 3 Mengukur Sudut Arah Kiblat 1, Setiap siswa /siswi menerima lembar kerja seperti berikut ini U B T S Sampaikan ke siswa/siswi bahwa arah Utara dalam Peta Selalu berada di atas. 2. Tentukan dua titik dalam peta tersebut. Titik pertama yaitu Ka bah yang menjadi acuan salat umat Islam. Titik kedua yaitu tempat yang akan ditentukan besar sudutnya, dalam contoh ini yaitu Jombang Jawa Timur 80

3. Hubungkan titik jombang ke arah a. Utara (Lurus Ke Atas) b. Barat (Lurus) c. Ka bah 4. Berdasarkan langkah ke 3 dapat diambil kesimpulan bahwa, jika orang Jombang Lurus Kebarat, maka akan sampai ke Benua Amerika. Agar tepat ke Ka bah Maka harus Serong Bebebrap Derajat Dari Utara Ke arah Barat 5 Ukurlah besar sudut Arah Utara ke Barat, dengan Titik Sudutnya di titik Jombang, dan kaki-kaki sudutnya yaitu garis Jombang ke Utara dan Jombang Ka bah. 81