BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN BINTANG SEBAGAI PENUNJUK ARAH KIBLAT KELOMPOK NELAYAN MINA KENCANA DESA JAMBU KECAMATAN MLONGGO KABUPATEN JEPARA
|
|
- Liana Sanjaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN BINTANG SEBAGAI PENUNJUK ARAH KIBLAT KELOMPOK NELAYAN MINA KENCANA DESA JAMBU KECAMATAN MLONGGO KABUPATEN JEPARA A. Analisis Metode Penggunaan Bintang Sebagai Penunjuk Arah Kiblat Kelompok Nelayan Mina Kencana Desa Jambu Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara Bintang sebagai bagian dari ciptaan Tuhan sangat berarti bagi nelayan ketika akan melaut. Bintang-bintang digunakan sebagai acuan dalam menentukan arah saat berangkat serta pedoman ketika para nelayan akan pulang. Kelompok Nelayan Mina Kencana desa Jambu kecamatan Mlonggo kabupaten Jepara menggunakan bintang-bintang tidak hanya untuk menunjukkan arah. Akan tetapi bintang juga digunakan sebagai pedoman menghadap kiblat ketika shalat saat berada di tengah laut. Metode ini terbilang masih tradisional dan sederhana. Penggunaan bintang sebagai penunjuk arah kiblat bagi nelayan dikatakan sebagai metode yang masih tradisional dikarenakan metode ini terlahir dari tradisi atau bisa dibilang turun temurun dari generasi ke generasi tanpa mengalami perubahan atau perkembangan yang berarti. 1 1 Wawancara dengan Bapak Shodiq di kediamannya RT 27/06 Desa Jambu Kecamatan Mlonggo pada 16 Mei 2012 pukul WIB. Shodiq adalah salah satu perintis berdirinya Kelompok Nelayan Mina Kencana Desa Jambu Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara. Selain dengan Bapak Shodiq, pernyataan serupa juga diungkapkan oleh Bapak Lakhiq saat wawancara di kediamannya pada 26 Mei 2012 pukul 16:04 WIB. Ia adalah pengurus bagian keagamaan dari Kelompok Nelayan Mina Kencana Desa Jambu Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara. 49
2 50 Metode tersebut tergolong metode yang sederhana dikarenakan dalam mengaplikasikannya hanya mengandalkan mata telanjang tanpa alat bantu sebagaimana yang biasa dipakai untuk mengamati benda-benda langit pada umumnya seperti teleskop ataupun teropong bintang. Jika dilihat dari konsep penggunaan bintang sebagai penunjuk arah kiblat, menurut penulis metode tersebut belum bisa disebut sebagai metode yang mapan (memberi tingkat akurasi yang tinggi). Metode ini masih bersifat hipotesis verifikatif, yakni kesimpulan sementara berdasarkan perkiraan dari kebiasaan mengamati bintang dan masih memerlukan verifikasi atau uji atas hasil pengamatan tersebut. Hal ini disebabkan karena metode ini hanya bertumpu pada hasil pengamatan atau penglihatan dengan mata telanjang tanpa alat bantu. Selain itu, nelayan juga kurang memahami benda-benda langit yang muncul ketika mereka melaut. Baik benda langit berupa bintang ataupun planet. Nelayan juga kurang memahami lintasan atau orbit benda langit sehingga tidak tahu secara pasti kapan satu benda langit muncul, dimana dan sampai berapa lama benda langit tersebut bertahan di langit dan itu semua terbatas pada penglihatan nelayan. 2 Konsep yang dimiliki oleh Kelompok Nelayan Mina Kencana ini mengacu pada hasil observasi dan kebiasaan-kebiasaan yang dijadikan pedoman semata. Dalam apikasinya para nelayan hanya memperkirakan 2 Wawancara dengan Bapak Sholikul Hadi di kediamannya RT 28/06 Desa Jambu Kecamatan Mlonggo pada 16 November 2012 pukul WIB. Sholikul Hadi adalah Ketua Kelompok Nelayan Mina Kencana Desa Jambu Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara periode 2009-sekarang.
3 51 waktu munculnya bintang tertentu, berapa lama bintang tersebut dapat ditangkap indera penglihatan. Bintang yang dijadikan penunjuk arah kiblat oleh nelayan yakni bintang Panjer Sore merupakan bintang yang muncul paling terang di belahan langit sebelah barat setelah matahari terbenam hinga sekitar 2 jam atau kurang lebih mulai pukul WIB hingga WIB. 3 Ketidakpastian waktu munculnya bintang Panjer Sore, pada bulan apa saja bintang tersebut tidak muncul pada waktu yang biasa yakni sore hari, tersebutlah yang tentu sangat mempengaruhi tingkat akurasi metode itu sendiri. Selain itu, konsep penggunaan bintang Panjer Sore sebagai penunjuk arah kiblat memang tidak sama dengan kajian-kajian yang sudah ada mengenai penggunaan bintang sebagai pedoman menentukan arah kiblat yakni menggunakan rasi bintang Orion walaupun konsep tersebut juga merupakan perkiraan dan belum bisa dipastikan akurasinya. Berdasarkan analisa penulis terhadap konsep penggunaan bintang sebagai penunjuk arah kiblat nelayan, dapat ditemukan bahwa bintang yang digunakan nelayan sebagai penunjuk arah kiblat bukan merupakan bintang melainkan sebuah planet yakni planet Venus. Venus merupakan planet yang paling dekat dengan bumi. 4 Bisa diketahui bahwa itu adalah Venus berdasarkan pengamatan penulis 5 dan di cek di software Starrynight 3 Wawancara dengan Bapak Sholikul Hadi, Ibid. 4 David Morrison and Tobias Owen, The Planetary System. Canada : Addison Wesley, 1988, hlm Pengamatan dilakukan penulis pada 26 Mei 2012 di pesisir pantai desa Jambu kecamatan Mlonggo kabupaten Jepara. Hal ini berdasarkan saran dari ketua Kelompok Nelayan Mina Kencana Bapak Sholikul. Ia mengatakan lihatlah kea rah barat setelah matahari tenggelam, maka
4 52 Backyard ESD dan Starrynight Pro Plus 6 dengan kordinat lokasi yang sama. Gambar IV.1. Bintang Panjer Sore dalam Starrynight Pro Plus 6 Gambar IV.2. Bintang Panjer Sore dalam Starrynight Backyard ESD bintang yang bersinar paling terang diantara bintang-bintang yang lain itulah bintang Panjer Sore. Yakni bintang yang digunakan sebagai penunjuk arah kiblat bagi nelayan.
5 53 Dua gambar di atas yakni Gambar IV.1 dan Gambar IV.2 menunjukkan kemunculan planet Venus pada 26 Mei 2012 pukul WIB atau yang oleh nelayan disebut bintang Panjer Sore. B. Analisis Akurasi Penggunaan Bintang Sebagai Penunjuk Arah Kiblat Kelompok Nelayan Mina Kencana Desa Jambu Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara Dalam menguji tingkat akurasi arah kiblat berdasarkan bintang Panjer Sore penulis menggunakan beberapa metode yakni dengan perhitungan azimuth kiblat dan qiblaocator.com. Teknisnya, penulis mengamati azimuth Venus tiap bulannya, lalu membandingkan hasilnya dengan perhitungan azimuth kiblat dan di cek di qiblalocator.com. Penulis membuat tiga titik lokasi perhitungan arah kiblat di sekitar pantai desa Jambu kecamatan Mlonggo kabupaten Jepara. Titik 1 berada di kordinat LS dan ,6 BT. Titik 2 berada di kordinat ,8 LS dan BT. Titik 3 berada di kordinat ,3 LS dan ,1 BT. 6 Untuk mendapatkan arah kiblat suatu tempat maka data yang diperlukan adalah sebagai berikut : a. Lintang (φ) Makkah : LU b. Bujur (λ) Makkah : BT c. Lintang tempat 1 : LS d. Lintang tempat 2 : ,8 LS 6 Data lintang dan bujur lokasi didapatkan dari data GPS yang ter-instal di handphone Sony Ericsson CK15I txt Pro. Lokasinya berada di pesisir pantai desa Jambu kecamatan Mlonggo kabupaten Jepara dan diambil pada 16 November 2012.
6 54 e. Lintang tempat 3 : ,3 LS f. Bujur tempat 1 : ,6 BT g. Bujur tempat 2 : BT h. Bujur tempat 3 : ,1 BT Dengan menggunakan rumus sederhana 7 berikut : Cotan B = tan φ k x cos φ x sin C sin φ x tan C B : adalah arah kiblat. Jika hasil perhitungan B positif maka arah kiblat terhitung dari titik Utara. Namun jika hasil perhitungan B negatif maka arah kiblat terhitung dari titik Selatan. φ k : adalah lintang Ka bah yaitu LU 8 φ x : adalah lintang tempat yang akan diukur arah kiblatnya (desa jambu) C : adaah jarak bujur, yaitu jarak bujur antara Ka bah dengan bujur tempat yang akan diukur arah kiblatnya. Jawab : a) Untuk desa Jambu Titik 1 1) Data yang diperlukan : a. Lintang (φ) Ka bah : LU b. Bujur (λ) Makkah : BT c. Lintang tempat 1 : LS d. Bujur tempat 1 : ,6 BT 7 Slamet Hambali. Ilmu Falak 1, Penentuan Awal Waktu Shalat & Arah Kiblat Seluruh Dunia. Semarang : Program Pascasarjana IAIN Walisongo Hlm Ibid.
7 55 Karena Jambu berada pada wilayah BT di sebelah timur Ka bah maka C-nya adalah : C = , = ,27 (Kiblat = Barat) 2) Memasukkan data ke dalam rumus arah kiblat Cotan B = tan φ k x cos φ x sin C sin φ x tan C = tan x cos sin ,27 sin tan ,27 B = ,01 BU (Barat - Utara) = ,99 UB (Utara - Barat) = UTSB Berarti arah kiblat desa Jambu Titik 1 : UTSB 3) Jika dilihat dalam qiblalocator.com adalah sebagai berikut : Gambar IV.3. Arah Kiblat desa Jambu Titik 1 dari qiblalocator.com WIB 9 Gambar diambil dari qiblalocator.com yang diakses pada 21 November 2012 pukul
8 56 b) Untuk desa Jambu Titik 2 1) Data yang diperlukan : Lintang (φ) Makkah : LU Bujur (λ) Makkah Lintang tempat 2 Bujur tempat 2 : BT : ,8 LS : BT Karena Jambu berada pada wilayah BT di sebelah timur Ka bah maka C-nya adalah : C = = ,67 (Kiblat = Barat) 2) Memasukkan data ke dalam rumus arah kiblat Cotan B = tan φ k x cos φ x sin C sin φ x tan C = tan x cos ,8 sin ,67 sin ,8 tan ,67 B = ,05 BU (Barat - Utara) = ,95 UB (Utara - Barat) Berarti arah kiblat desa Jambu Titik 2 = UTSB
9 57 3) Jika dilihat dalam qiblalocator.com adalah sebagai berikut : Gambar IV.4. Arah Kiblat desa Jambu Titik 2 dari qiblalocator.com 10 c) Untuk desa Jambu Titik 3 1) Data yang diperlukan : Lintang (φ) Makkah : LU Bujur (λ) Makkah Lintang tempat 3 Bujur tempat 3 : BT : ,3 LS : ,1 BT Karena Jambu berada pada wilayah BT di sebelah timur Ka bah maka C-nya adalah : C = , = ,77 (Kiblat = Barat) 2) Memasukkan data ke dalam rumus arah kiblat Cotan B = tan φ k x cos φ x sin C sin φ x tan C WIB 10 Gambar diambil dari qiblalocator.com yang diakses pada 21 November 2012 pukul
10 58 = tan x cos ,3 sin ,77 sin ,3 tan ,77 B = ,19 BU (Barat - Utara) = ,81 UB (Utara - Barat) = ,1 UTSB Berarti arah kiblat desa Jambu Titik 3 : ,1 UTSB 3) Jika dilihat dalam qiblalocator.com adalah sebagai berikut : Gambar IV.5. Arah Kiblat desa Jambu Titik 3 dari qiblalocator.com 11 Setelah mengetahui arah kiblat desa Jambu, maka untuk selanjutnya adalah mengetahui arah kiblat menggunakan bintang Panjer Sore atau planet Venus. Penulis menggunakan data dari software Starrynight Pro Plus 6 agar lebih detil WIB 11 Gambar diambil dari qiblalocator.com yang diakses pada 21 November 2012 pukul
11 59 Berikut ini data Venus 12, penjelasan disertai gambar selama satu tahun No Bulan Data Venus Azimut Venus Altitude Dekinasi 1 Januari , , ,22 2 Februari , , ,6 3 Maret , ,24 4 April , , ,78 5 Mei , , ,16 6 Juni , , ,7 7 Juli , , ,56 8 Agustus , ,84 9 September , , ,92 10 Oktober , , ,5 11 November , , ,44 12 Desember , ,36 Tabel IV.1. Data Azimut, Ketinggian (Altitude) dan Deklinasi 12 Data yang berisi Azimut, Altitude dan Deklinasi Venus selama satu tahun mulai Januari-Desember Data ini diambil dari software Starrynight Pro Plus 6 dengan markas lokasi di Jambu (Titik 1). Data akan muncul dengan sendirinya saat kursor diarahkan pada objek planet Venus. Data yang muncul masih bersatuan derajat dan menit. Namun penulis mengubahnya menjadi satuan derajat, menit dan detik dengan menggunakan kalkulator scientific Casio fx- 350MS.
12 60 Bulan Januari 2012 Gambar IV.6. Bintang Panjer Sore (Venus) pada 1 Januari 2012 Pada Gambar IV.6 di atas terlihat planet Venus pada 1 Januari 2012 dilihat dari lokasi dengan kordinat LS dan ,6 BT (desa Jambu Titik 1). Azimut Venus pada saat setelah terbenamnya matahari atau pukul WIB yakni ,1 dengan ketinggian ,68. Pada posisi ini memungkinkan para nelayan melihat Venus di arah barat dengan deklinasi selatan sebesar ,24. Namun untuk menentukan arah kiblat dengan Venus pada saat tersebut kurang tepat dikarenakan perbedaan azimuth antara azimuth Venus dan azimuth kiblat. Azimuth kiblatnya adalah sebesar sedangkan azimuth Venus sebesar ,1. Jadi selisih antara keduanya sebesar ,9. Jika nelayan menghadap ke arah bintang Panjer Sore dan serong ke kanan saat mengerjakan shalat maka sebenarnya
13 61 dia tidak menghadap ke kiblat di Makkah melainkan ke arah Mozambik Afrika Selatan. Bulan Februari 2012 Gambar IV.7. Bintang Panjer Sore (Venus) pada 1 Februari 2012 Pada Gambar IV.7 di atas terlihat planet Venus pada 1 Februari 2012 dilihat dari lokasi dengan kordinat LS dan ,6 BT (desa Jambu Titik 1). Azimut Venus pada saat setelah terbenamnya matahari atau pukul WIB yakni ,7 dengan ketinggian ,6. Pada posisi ini memungkinkan para nelayan melihat Venus di arah barat dengan deklinasi selatan sebesar ,6. Namun untuk menentukan arah kiblat dengan Venus pada saat tersebut kurang tepat dikarenakan perbedaan azimuth antara azimuth Venus dan azimuth kiblat. Azimuth kiblatnya adalah sebesar sedangkan azimuth Venus sebesar ,7. Jadi selisih antara keduanya sebesar ,3. Jika nelayan menghadap ke arah bintang
14 62 Panjer Sore dan serong ke kanan saat mengerjakan shalat maka sebenarnya dia tidak menghadap ke kiblat di Makkah tetapi menuju ke arah Kenya di Afrika Selatan. Bulan Maret 2012 Gambar IV.8. Bintang Panjer Sore (Venus) pada 1 Maret 2012 Pada Gambar IV.8 di atas terlihat planet Venus pada 1 Maret 2012 dilihat dari lokasi dengan kordinat LS dan ,6 BT (desa Jambu Titik 1). Azimut Venus pada saat setelah terbenamnya matahari atau pukul WIB yakni ,8 dengan ketinggian Pada posisi ini memungkinkan para nelayan melihat Venus di arah barat dengan deklinasi utara sebesar ,24. Namun untuk menentukan arah kiblat dengan Venus pada saat tersebut kurang tepat dikarenakan perbedaan azimuth antara azimuth Venus dan azimuth kiblat. Azimuth kiblatnya adalah sebesar
15 63 sedangkan azimuth Venus sebesar ,8. Jadi selisih antara keduanya sebesar ,2. Jika nelayan menghadap ke arah bintang Panjer Sore dan serong ke kanan saat mengerjakan shalat maka sebenarnya dia tidak menghadap ke kiblat di Makkah melainkan mengarah ke Ethiopia. Bulan April 2012 Gambar IV.9. Bintang Panjer Sore (Venus) pada 1 April 2012 Pada Gambar IV.9 di atas terlihat planet Venus pada 1 April 2012 dilihat dari lokasi dengan kordinat LS dan ,6 BT (desa Jambu Titik 1). Azimut Venus pada saat setelah terbenamnya matahari atau pukul WIB yakni ,84 dengan ketinggian ,26. Pada posisi ini memungkinkan para nelayan melihat Venus di arah barat dengan deklinasi utara sebesar ,78. Namun untuk menentukan arah kiblat dengan Venus pada saat tersebut kurang tepat dikarenakan perbedaan azimuth antara azimuth Venus dan azimuth kiblat. Azimuth kiblatnya adalah sebesar
16 64 sedangkan azimuth Venus sebesar ,84. Jadi selisih antara keduanya sebesar ,84. Jika nelayan menghadap ke arah bintang Panjer Sore dan serong ke kanan saat mengerjakan shalat maka sebenarnya dia tidak menghadap ke kiblat di Makkah tetapi menuju ke daerah gurun di sebelah utara Madinah. Bulan Mei 2012 Gambar IV.10. Bintang Panjer Sore (Venus) pada 1 Mei 2012 Pada Gambar IV.10 di atas terlihat planet Venus pada 1 Mei 2012 dilihat dari lokasi dengan kordinat LS dan ,6 BT (desa Jambu Titik 1). Azimut Venus pada saat setelah terbenamnya matahari atau pukul WIB yakni ,94 dengan ketinggian ,96. Pada posisi ini memungkinkan para nelayan melihat Venus di arah barat dengan deklinasi utara sebesar ,16. Namun untuk menentukan arah kiblat dengan Venus pada saat tersebut kurang tepat dikarenakan perbedaan azimuth antara azimuth Venus
17 65 dan azimuth kiblat. Azimuth kiblatnya adalah sebesar sedangkan azimuth Venus sebesar ,94. Jadi selisih antara keduanya sebesar ,94. Jika nelayan menghadap ke arah bintang Panjer Sore dan serong ke kanan saat mengerjakan shalat maka sebenarnya dia tidak menghadap ke kiblat di Makkah melainkan ke daerah gurun dekat dengan Irak. Bulan Juni 2012 Gambar IV.11. Bintang Panjer Sore (Venus) pada 1 Juni 2012 Pada Gambar IV.11 di atas terlihat planet Venus pada 1 Juni 2012 dilihat dari lokasi dengan kordinat LS dan ,6 BT (desa Jambu Titik 1). Azimut Venus pada saat setelah terbenamnya matahari atau pukul WIB yakni ,48 dengan ketinggian ,18. Pada posisi ini memungkinkan para nelayan melihat Venus di arah barat dengan deklinasi utara sebesar ,7.
18 66 Namun untuk menentukan arah kiblat dengan Venus pada saat tersebut kurang tepat dikarenakan perbedaan azimuth antara azimuth Venus dan azimuth kiblat. Azimuth kiblatnya adalah sebesar sedangkan azimuth Venus sebesar ,48. Jadi selisih antara keduanya sebesar ,48. Jika nelayan menghadap ke arah bintang Panjer Sore saat mengerjakan shalat maka sebenarnya dia tidak menghadap ke kiblat di Makkah tetapi ke daerah gurun antara kota Makkah dan Madinah. Diantara beberapa bulan yang paling mendekati ke arah kiblat adalah pada bulan Juni karena hanya berselisih ,48. Bahkan pada tanggal 2 Juni selisih azimuthnya hanya ,93 dengan ketinggian ,9. Namun setelah itu semakin bertambah jauh selisihnya, yakni pada tanggal 3 Juni sebesar ,71 dengan ketinggian ,84, pada tanggal 4 Juni selisihnya sebesar ,15 dengan ketinggian ,14, pada tanggal 5 Juni selisihnya adalah ,1. Namun sayangnya, mulai tanggal 5 Juni hingga 6 bulan selanjutya ketinggian Venus bernilai minus (-) yakni Venus sudah terbenam lebih dulu saat matahari mulai terbenam. Pada tanggal 5 Juni ketinggian Venus saat matahari tenggelam di ufuk barat adalah ,08 dan akan semakin bertambah seiring dengan berjalannya hari.
19 67 Bulan Juli 2012 Gambar IV.12. Bintang Panjer Sore (Venus) pada 1 Juli 2012 Pada Gambar IV.12 di atas terlihat planet Venus pada 1 Juli 2012 dilihat dari lokasi dengan kordinat LS dan ,6 BT (desa Jambu Titik 1). Azimut Venus pada saat setelah terbenamnya matahari atau pukul WIB yakni ,1 dengan ketinggian ,38 dan deklinasi utara sebesar ,7. Pada posisi ini tidak memungkinkan para nelayan melihat Venus di arah barat karena Venus sudah lebih dulu terbenam sebelum matahari terbenam. Azimuth kiblatnya adalah sebesar sedangkan azimuth Venus pada 1 Juli sebesar ,1. Jadi selisih antara keduanya sebesar ,9. Nelayan pada bulan ini sulit untuk melihat bintang Panjer Sore karena Venus sudah lebih dulu terbenam sebelum matahari.
20 68 Bulan Agustus 2012 Gambar IV.13. Bintang Panjer Sore (Venus) pada 1 Agustus 2012 Pada Gambar IV.13 di atas terlihat planet Venus pada 1 Agustus 2012 dilihat dari lokasi dengan kordinat LS dan ,6 BT (desa Jambu Titik 1). Azimut Venus pada saat setelah terbenamnya matahari atau pukul WIB yakni dengan ketinggian ,34 dan deklinasi utara sebesar ,84. Pada posisi ini tidak memungkinkan para nelayan melihat Venus di arah barat karena Venus sudah lebih dulu terbenam sebelum matahari terbenam. Azimuth kiblatnya adalah sebesar sedangkan azimuth Venus pada 1 Agustus sebesar Jadi selisih antara keduanya sebesar Nelayan pada bulan ini sulit untuk melihat bintang Panjer Sore karena Venus sudah lebih dulu terbenam sebelum matahari.
21 69 Bulan September 2012 Gambar IV.14. Bintang Panjer Sore (Venus) pada 1 September 2012 Pada Gambar IV.14 di atas terlihat planet Venus pada 1 September 2012 dilihat dari lokasi dengan kordinat LS dan ,6 BT (desa Jambu Titik 1). Azimut Venus pada saat setelah terbenamnya matahari atau pukul WIB yakni ,96 dengan ketinggian ,76 dan deklinasi utara sebesar ,92. Pada posisi ini tidak memungkinkan para nelayan melihat Venus di arah barat karena Venus sudah lebih dulu terbenam sebelum matahari terbenam. Azimuth kiblatnya adalah sebesar sedangkan azimuth Venus pada 1 September sebesar ,96. Jadi selisih antara keduanya sebesar ,04. Nelayan pada bulan ini sulit untuk melihat bintang Panjer Sore karena Venus sudah lebih dulu terbenam sebelum matahari.
22 70 Bulan Oktober 2012 Gambar IV.15. Bintang Panjer Sore (Venus) pada 1 Oktober 2012 Pada Gambar IV.15 di atas terlihat planet Venus pada 1 Oktober 2012 dilihat dari lokasi dengan kordinat LS dan ,6 BT (desa Jambu Titik 1). Azimut Venus pada saat setelah terbenamnya matahari atau pukul WIB yakni ,3 dengan ketinggian ,9 dan deklinasi utara sebesar ,5. Pada posisi ini tidak memungkinkan para nelayan melihat Venus di arah barat karena Venus sudah lebih dulu terbenam sebelum matahari terbenam. Azimuth kiblatnya adalah sebesar sedangkan azimuth Venus pada 1 Oktober sebesar ,96. Jadi selisih antara keduanya sebesar ,7. Nelayan pada bulan ini sulit untuk melihat bintang Panjer Sore karena Venus sudah lebih dulu terbenam sebelum matahari.
23 71 Bulan November 2012 Gambar IV.16. Bintang Panjer Sore (Venus) pada 1 November 2012 Pada Gambar IV.16 di atas terlihat planet Venus pada 1 November 2012 dilihat dari lokasi dengan kordinat LS dan ,6 BT (desa Jambu Titik 1). Azimut Venus pada saat setelah terbenamnya matahari atau pukul WIB yakni ,1 dengan ketinggian ,58 dan deklinasi selatan sebesar ,44. Pada posisi ini tidak memungkinkan para nelayan melihat Venus di arah barat karena Venus sudah lebih dulu terbenam sebelum matahari terbenam. Azimuth kiblatnya adalah sebesar sedangkan azimuth Venus pada 1 November sebesar ,1. Jadi selisih antara keduanya sebesar ,9. Nelayan pada bulan ini sulit untuk melihat bintang Panjer Sore karena Venus sudah lebih dulu terbenam sebelum matahari.
24 72 Bulan Desember 2012 Gambar IV.17. Bintang Panjer Sore (Venus) pada 1 Desember 2012 Pada Gambar IV.17 di atas terlihat planet Venus pada 1 Desember 2012 dilihat dari lokasi dengan kordinat LS dan ,6 BT (desa Jambu Titik 1). Azimut Venus pada saat setelah terbenamnya matahari atau pukul WIB yakni dengan ketinggian ,02 dan deklinasi selatan sebesar ,36. Pada posisi ini tidak memungkinkan para nelayan melihat Venus di arah barat karena Venus sudah lebih dulu terbenam sebelum matahari terbenam. Azimuth kiblatnya adalah sebesar sedangkan azimuth Venus pada 1 Desember sebesar Jadi selisih antara keduanya sebesar Nelayan pada bulan ini sulit untuk melihat bintang Panjer Sore karena Venus sudah lebih dulu terbenam sebelum matahari.
25 73 Berikut ini adalah data mengenai selisih antara azimuth Venus dan azimuth kiblat untuk desa Jambu : No Bulan Data Venus Selisih Azimut Altitude Dekinasi 1 Januari , , ,22 2 Februari , , ,6 3 Maret , ,24 4 April , , ,78 5 Mei , , ,16 6 Juni , , ,7 7 Juli , , ,56 8 Agustus , ,84 9 September , , ,92 10 Oktober , , ,5 11 November , , ,44 12 Desember , ,36 Tabel IV.2. Data Selisih Azimut, Ketinggian (Altitude) dan Deklinasi Setelah mengamati data dalam Tabel IV.2 di atas, dalam satu tahun ada dua bagian antara kemungkinan bisa dilihatnya bintang Panjer Sore (Venus) dan tidaknya. Pertama, mulai Januari hingga Juni, Venus pada jam WIB memiliki ketinggian berkisar antara Pada bulan-bulan tersebut Venus sangat mungkin dilihat oleh para nelayan. Akan tetapi, selisih antara azimuth Venus dan azimuth kiblat sangatlah jauh. Bahkan
26 74 selisih terjauh hingga mencapai yakni pada awal bulan Desember. Namun pada awal bulan Juni, selisih antara azimuth Venus dan azimuth kiblat hanya ,48 (1 Juni), ,93 (2 Juni), ,71 (3 Juni). Menurut penulis, hanya pada awal bulan Juni inilah bintang Panjer Sore bisa digunakan sebagai penunjuk arah kiblat yang lumayan mendekati arah yang tepat dengan selisih terkecil dan dengan ketinggian yang memungkinkan untuk bisa dilihat. Kedua, bulan-bulan dimana Venus sudah tenggelam di barat lebih dulu dibandingkan matahari yakni terjadi pada bulan Juli hingga Desember Bahkan ketinggian terendah mencapai minus (-) ,34. Pada bulan-bulan ini nelayan benar-benar tidak bisa melihat bintang Panjer Sore pada waktu sore hari. Posisi planet selalu berubah, jika memang ingin menggunakan bintang sebagai penunjuk arah kiblat, maka sebaiknya mencari bintang yang terang dengan posisi di atas zenith Ka bah. 13 Dalam konsepnya, metode penggunaan bintang Panjer Sore atau planet Venus sebagai penunjuk arah kiblat tidak hanya bisa digunakan oleh para nelayan ketika melaut, namun bisa digunakan pula ketika di darat. Misalnya, untuk pengukuran masjid atau mushalla. Bisa juga digunakan untuk keperluan mushalla pribadi di rumah. Penggunaannya tentu harus disertai koreksi-koreksi yang diperlukan. Untuk tanggal 1 Juni misalnya, bintang Panjer Sore berada di azimuth 295 November Wawancara dengan Thomas Djamaluddin melalui social media facebook pada 23
27 75 0 9,48 UTSB sedangkan azimuth kiblatnya berada pada UTSB. Jadi jika ingin menentukan arah kiblat pada tanggal 1 Juni menggunakan bintang Panjer Sore harus mengurangi arah sebesar ,48 dari arah menuju bintang tersebut atau planet Venus. Berikut ini adalah gambar sebagai ilustrasi adanya koreksi terhadap arah yang dituju ketika menggunakan bintang Panjer Sore sebagai acuan penunjuk arah kiblat. Gambar IV.18. Koreksi arah menuju bintang Panjer Sore (Venus)
BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN ARAH KIBLAT DENGAN MENGGUNAKAN AZIMUT PLANET. A. Algoritma Penentuan Arah Kiblat dengan Metode Azimut Planet
BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN ARAH KIBLAT DENGAN MENGGUNAKAN AZIMUT PLANET A. Algoritma Penentuan Arah Kiblat dengan Metode Azimut Planet Pada dasarnya azimut planet adalah busur yang diukur dari titik Utara
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PEMIKIRAN SAADOEDDIN DJAMBEK TENTANG ARAH KIBLAT. A. Penentuan Arah Kiblat Pemikiran Saadoeddin Djambek
BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN SAADOEDDIN DJAMBEK TENTANG ARAH KIBLAT A. Penentuan Arah Kiblat Pemikiran Saadoeddin Djambek Sebagian ahli Falak menyatakan bahwa arah kiblat adalah jarak terdekat, berupa garis
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PEDOMAN WAKTU SHALAT SEPANJANG MASA KARYA SAĀDOE DDIN DJAMBEK. A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Saādoe ddin Djambek dalam
BAB IV ANALISIS PEDOMAN WAKTU SHALAT SEPANJANG MASA KARYA SAĀDOE DDIN DJAMBEK A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Saādoe ddin Djambek dalam Pembuatan Pedoman Waktu Shalat Sepanjang Masa Saādoe ddin
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS FORMULA PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAT 2013
BAB IV ANALISIS FORMULA PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAT 2013 A. Konsep Penentuan Arah Kiblat Dengan Theodolit Dalam Buku Ephemeris Hisab Rukyat 2013 Konsep penentuan
Lebih terperinciBAB IV APLIKASI DAN UJI AKURASI DATA GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) DAN AZIMUTH MATAHARI PADA SMARTPHONE BERBASIS ANDROID UNTUK HISAB ARAH KIBLAT
BAB IV APLIKASI DAN UJI AKURASI DATA GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) DAN AZIMUTH MATAHARI PADA SMARTPHONE BERBASIS ANDROID UNTUK HISAB ARAH KIBLAT Dalam tahap uji akurasi ini, analisis yang hendak penulis
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DALAM KITAB. A. Analisis Penentuan Arah Kiblat dengan Bayang- bayang Matahari dalam
BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DALAM KITAB NATIJAT AL MIQĀT KARYA AHMAD DAHLAN Al-TARMASI A. Analisis Penentuan Arah Kiblat dengan Bayang- bayang Matahari dalam Kitab Natijat al-miqāt Manusia mempunyai
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KOMPARASI ISTIWAAINI KARYA SLAMET HAMBALI SEBAGAI PENENTU ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT
BAB IV ANALISIS KOMPARASI ISTIWAAINI KARYA SLAMET HAMBALI SEBAGAI PENENTU ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT A. Analisis Istiwaaini Dalam Penentuan Arah Kiblat Slamet Hambali menjelaskan bahwa Istiwaaini adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan tentang pelayaran sudah dikenal oleh masyarakat dunia. sejak lama. Ekspedisi-ekspedisi besar pernah dilakukan hingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pengetahuan tentang pelayaran sudah dikenal oleh masyarakat dunia sejak lama. Ekspedisi-ekspedisi besar pernah dilakukan hingga ditemukannya peradaban serta dunia baru.
Lebih terperinciBAB IV UJI KOMPARASI DAN EVALUASI QIBLA LASER SEBAGAI ALAT PENENTU ARAH KIBLAT. A. Konsep Penentuan Arah Kiblat Dengan Qibla Laser Setiap Saat Dengan
BAB IV UJI KOMPARASI DAN EVALUASI QIBLA LASER SEBAGAI ALAT PENENTU ARAH KIBLAT A. Konsep Penentuan Arah Kiblat Dengan Qibla Laser Setiap Saat Dengan Menggunakan Matahari dan Bulan Benda langit yang paling
Lebih terperinciBAB IV UJI AKURASI AWAL WAKTU SHALAT SHUBUH DENGAN SKY QUALITY METER. 4.1 Hisab Awal Waktu Shalat Shubuh dengan Sky Quality Meter : Analisis
63 BAB IV UJI AKURASI AWAL WAKTU SHALAT SHUBUH DENGAN SKY QUALITY METER 4.1 Hisab Awal Waktu Shalat Shubuh dengan Sky Quality Meter : Analisis dan Interpretasi Data Pengamatan kecerlangan langit menggunakan
Lebih terperinciPROGRAM APLIKASI FALAKIYAH Bagian IV : APLIKASI PERHITUNGAN UNTUK PENGGUNAAN SUNDIAL MIZWALA dengan Casio Power Graphic Fx-7400g Plus
PROGRAM APLIKASI FALAKIYAH Bagian IV : APLIKASI PERHITUNGAN UNTUK PENGGUNAAN SUNDIAL MIZWALA dengan Casio Power Graphic Fx-7400g Plus Sundial Mizwala Qibla Finder Sundial adalah instrumen penunjuk waktu
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN LINGKARAN JAM TANGAN ANALOG. A. Prinsip Penentuan Arah Kiblat dengan Menggunakan Lingkaran Jam
BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN LINGKARAN JAM TANGAN ANALOG A. Prinsip Penentuan Arah Kiblat dengan Menggunakan Lingkaran Jam Tangan Analog Sebagaimana yang telah dikemukakan pada pembahasan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENGGUNAAN DAN AKURASI BENCET DI PONDOK PESANTREN AL-MAHFUDZ SEBLAK DIWEK JOMBANG SEBAGAI PENUNJUK WAKTU SALAT
BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN DAN AKURASI BENCET DI PONDOK PESANTREN AL-MAHFUDZ SEBLAK DIWEK JOMBANG SEBAGAI PENUNJUK WAKTU SALAT A. Analisis Bencet di Pondok Pesantren Al-Mahfudz Seblak Diwek Jombang. 1.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT SLAMET HAMBALI. A. Analisis Konsep Pemikiran Slamet Hambali tentang Metode
BAB IV ANALISIS METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT SLAMET HAMBALI A. Analisis Konsep Pemikiran Slamet Hambali tentang Metode Pengukuran Arah Kiblat Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa
Lebih terperinciMETODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT DENGAN SEGITIGA SIKU-SIKU DARI BAYANGAN MATAHARI SETIAP SAAT
METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT DENGAN SEGITIGA SIKU-SIKU DARI BAYANGAN MATAHARI SETIAP SAAT SINOPSIS Disusun oleh: Slamet Hambali. 085112075 PROGRAM MAGISTR INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO
Lebih terperinci5. BOLA LANGIT 5.1. KONSEP DASAR SEGITIGA BOLA
5. BOLA LANGIT 5.1. KONSEP DASAR SEGITIGA BOLA Tata koordinat yang kita kenal umumnya adalah jenis Kartesian (Cartesius) yang memakai sumbu X dan Y. Namun dalam astronomi, koordinat ini tidak sesuai dengan
Lebih terperinciMAKALAH ISLAM Waktu Praktis Penentuan Arah Kiblat
MAKALAH ISLAM Waktu Praktis Penentuan Arah Kiblat 23 Mai 2014 Makalah Islam Waktu Praktis Penentuan Arah Kiblat Disusun oleh : Dr. H. Ahmad Izzuddin, M.Ag (Kasubdit Pembinaan Syariah dan Hisab Rukyat Kemenag
Lebih terperinciMETODE PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN TEODOLIT
METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN TEODOLIT (Pendekatan Sistem Koordinat Geografik dan Ellipsoid) Oleh : Akhmad Syaikhu A. PERSIAPAN Untuk melakukan pengukuran arah kiblat suatu tempat atau kota dengan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS METODE AZIMUTH BULAN SEBAGAI ACUAN PENENTUAN ARAH KIBLAT. A. Analisis Penentuan Arah Kiblat dengan Metode Azimuth Bulan
BAB IV ANALISIS METODE AZIMUTH BULAN SEBAGAI ACUAN PENENTUAN ARAH KIBLAT A. Analisis Penentuan Arah Kiblat dengan Metode Azimuth Bulan Pada dasarnya azimuth Bulan adalah busur yang diukur dari titik Utara
Lebih terperinciMENGENAL GERAK LANGIT DAN TATA KOORDINAT BENDA LANGIT BY AMBOINA ASTRONOMY CLUB
MENGENAL GERAK LANGIT DAN TATA KOORDINAT BENDA LANGIT BY AMBOINA ASTRONOMY CLUB A. Gerak Semu Benda Langit Bumi kita berputar seperti gasing. Ketika Bumi berputar pada sumbu putarnya maka hal ini dinamakan
Lebih terperinciMEMBUAT PROGRAM APLIKASI FALAK DENGAN CASIO POWER GRAPHIC fx-7400g PLUS Bagian II : Aplikasi Perhitungan untuk Penggunaan Teodolit
MEMBUAT PROGRAM APLIKASI FALAK DENGAN CASIO POWER GRAPHIC fx-7400g PLUS Bagian II : Aplikasi Perhitungan untuk Penggunaan Teodolit Kalkulator sangat membantu proses perhitungan, apalagi jika memakai rumusrumus
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Paparan Data Masjid Ulul Albab (UIN) Maulana Malik Ibrahim
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Masjid Ulul Albab (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang Di sejumlah perguruan tinggi umum, masjid menjadi alternatif pilihan untuk mengisi waktu di luar
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS METODE BAYANG-BAYANG AZIMUTH TERHADAP ARAH KIBLAT MASJID BAITUR ROHIM
BAB IV ANALISIS METODE BAYANG-BAYANG AZIMUTH TERHADAP ARAH KIBLAT MASJID BAITUR ROHIM A. Analisis Terhadap Penentuan Arah Kiblat Masjid Baitur Rohim Penentuan arah kiblat yang terjadi sebanyak tiga kali
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERBANDINGAN HISAB IRTIFA HILAL MENURUT ALMANAK NAUTIKA DAN NEWCOMB
BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN HISAB IRTIFA HILAL MENURUT ALMANAK NAUTIKA DAN NEWCOMB 1. Analisis Metode Hisab Irtifa Hilal Menurut Sistem Almanak Nautika Dalam hisab awal bulan Qamariyah, hasil ketinggian
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL WAKTU SALAT PROGRAM MAWAAQIT VERSI A. Analisis Sistem Hisab Awal Waktu Salat Program Mawaaqit Versi 2001
BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL WAKTU SALAT PROGRAM MAWAAQIT VERSI 2001 A. Analisis Sistem Hisab Awal Waktu Salat Program Mawaaqit Versi 2001 Sistem hisab waktu salat di Indonesia sangat beragam dan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KELAYAKAN PANTAI KARTINI JEPARA SEBAGAI TEMPAT RUKYAT AL-HILAL A. Faktor yang Melatarbelakangi Penggunaan Pantai Kartini Jepara
BAB IV ANALISIS KELAYAKAN PANTAI KARTINI JEPARA SEBAGAI TEMPAT RUKYAT AL-HILAL A. Faktor yang Melatarbelakangi Penggunaan Pantai Kartini Jepara sebagai Tempat Pengamatan Hilal (Rukyat Al-Hilal) Terdapat
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP ARAH KIBLAT MASJID AGUNG BANTEN. A. Analisis terhadap Akurasi Arah Kiblat Masjid Agung Banten
BAB IV ANALISIS TERHADAP ARAH KIBLAT MASJID AGUNG BANTEN A. Analisis terhadap Akurasi Arah Kiblat Masjid Agung Banten Dalam sejarah Masjid Agung Banten, baik mengenai kapan berdirinya, tokoh utama pendiri
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHOZALI DALAM KITAB ṠAMARĀT AL-FIKAR
BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHOZALI DALAM KITAB ṠAMARĀT AL-FIKAR A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Ahmad Ghozali dalam Kitab Ṡamarāt al-fikar 1. Hisab Waktu Salat Kitab
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP PEDOMAN PRAKTIS PENENTUAN ARAH KIBLAT KARYA M. MUSLIH HUSEIN
BAB IV ANALISIS TERHADAP PEDOMAN PRAKTIS PENENTUAN ARAH KIBLAT KARYA M. MUSLIH HUSEIN A. Analisis Metode Penentuan Arah Kiblat Dengan Pedoman Praktis dan Mudah Menentukan Arah Kiblat Dari Sabang Sampai
Lebih terperinciBAB III METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT ISTIWAAINI DAN THEODOLITE. 5 Agustus 1954 di sebuah desa kecil bernama Bajangan, kecamatan
BAB III METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT ISTIWAAINI DAN THEODOLITE A. Perjalanan Ilmiah Slamet Hambali 1. Biografi Slamet Hambali Slamet Hambali adalah seorang tokoh berkaliber nasional. Ia lahir 5 Agustus
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS UJI VERIFIKASI PERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT ZUBAIR UMAR AL-JAILANI DALAM KITAB AL-KHULASAH AL-WAFIYAH
BAB IV ANALISIS UJI VERIFIKASI PERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT ZUBAIR UMAR AL-JAILANI DALAM KITAB AL-KHULASAH AL-WAFIYAH A. Analisis Metode Perhitungan Awal Waktu Salat KH. Zubair Umar Al- Jailani dalam Kitab
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA CIREBON. A. Pengecekan Arah Kiblat Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon
BAB IV ANALISIS TERHADAP PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA CIREBON A. Pengecekan Arah Kiblat Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon Dalam menganalisa arah kiblat Masjid Agung Sang Cipta
Lebih terperinciAPLIKASI SEGITIGA BOLA DALAM RUMUS-RUMUS HISAB RUKYAT
APLIKASI SEGITIGA BOLA DALAM RUMUS-RUMUS HISAB RUKYAT Disampaikan pada : Kegiatan Pembinaan dan Orientasi Hisab Rukyat Hisab dan Rukyat di Lingkungan PA/MA Direktorat Pranata dan Tata Laksana Perkara Perdata
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS METODE RASHDUL KIBLAT BULAN AHMAD GHOZALI DALAM KITAB JAMI U AL-ADILLAH
BAB IV ANALISIS METODE RASHDUL KIBLAT BULAN AHMAD GHOZALI DALAM KITAB JAMI U AL-ADILLAH A. Analisis Metode Rashdul Kiblat Bulan. Data adalah kunci utama untuk melihat keakuratan sebuah perhitungan, ketika
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN QAMARIAH DR. ING. KHAFID DALAM PROGRAM MAWAAQIT. A. Analisis terhadap Metode Hisab Awal Bulan Qamariah dalam
82 BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN QAMARIAH DR. ING. KHAFID DALAM PROGRAM MAWAAQIT A. Analisis terhadap Metode Hisab Awal Bulan Qamariah dalam Program Mawaaqit Mawaaqit merupakan salah satu contoh
Lebih terperinciPROGRAM APLIKASI FALAKIYAH DENGAN fx-7400g PLUS
PROGRAM APLIKASI FALAKIYAH DENGAN fx-7400g PLUS Bagian III : Menghitung Deklinasi Matahari dan Equation of Time A. Pendahuluan Yang disebut dengan deklinasi (declination) adalah jarak sudut antara sebuah
Lebih terperinciSAATNYA MENCOCOKKAN ARAH KIBLAT. Oleh: Drs. H. Zaenal Hakim, S.H. 1. I.HUKUM MENGHADAP KIBLAT. Firman Allah dalam Surat al-baqarah ayat 144: Artinya:
SAATNYA MENCOCOKKAN ARAH KIBLAT Oleh: Drs. H. Zaenal Hakim, S.H. 1. I.HUKUM MENGHADAP KIBLAT Firman Allah dalam Surat al-baqarah ayat 144: Artinya: Sungguh kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit[96],
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TENTANG METODE PENENTUAN AWAL WAKTU SALAT DENGAN JAM BENCET KARYA KIAI MISHBACHUL MUNIR MAGELANG
BAB IV ANALISIS TENTANG METODE PENENTUAN AWAL WAKTU SALAT DENGAN JAM BENCET KARYA KIAI MISHBACHUL MUNIR MAGELANG A. Analisis Metode Penentuan Awal Waktu Salat dengan Jam Bencet Karya K. Mishbachul Munir
Lebih terperinciA. Analisis Fungsi dan Kedudukan Deklinasi Bulan dan Lintang Tempat dalam menghitung Ketinggian Hilal menurut Kitab Sullam an-nayyirain
BAB IV ANALISIS FUNGSI DAN KEDUDUKAN DEKLINASI BULAN DAN LINTANG TEMPAT DALAM MENGHITUNG KETINGGIAN HILAL DALAM KITAB SULLAM AN-NAYYIRAIN DAN ALMANAK NAUTIKA A. Analisis Fungsi dan Kedudukan Deklinasi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS METODE HISAB WAKTU SALAT DALAM PROGRAM SHOLLU VERSI 3.10
BAB IV ANALISIS METODE HISAB WAKTU SALAT DALAM PROGRAM SHOLLU VERSI 3.10 A. Analisis Metode Hisab Waktu Salat Program Shollu Versi 3.10 Karya Ebta Setiawan Sistem hisab waktu salat di Indonesia sangat
Lebih terperinciTATA KOORDINAT BENDA LANGIT. Kelompok 6 : 1. Siti Nur Khotimah ( ) 2. Winda Yulia Sari ( ) 3. Yoga Pratama ( )
TATA KOORDINAT BENDA LANGIT Kelompok 6 : 1. Siti Nur Khotimah (4201412051) 2. Winda Yulia Sari (4201412094) 3. Yoga Pratama (42014120) 1 bintang-bintang nampak beredar dilangit karena bumi berotasi. Jika
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERHITUNGAN TIM HISAB DAN RUKYAT HILAL SERTA PERHITUNGAN FALAKIYAH PROVINSI JAWA TENGAH
BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN TIM HISAB DAN RUKYAT HILAL SERTA PERHITUNGAN FALAKIYAH PROVINSI JAWA TENGAH A. Analisis Metode Perhitungan dan Penyusunan Jadwal Waktu Salat Pada jaman dahulu, penentuan waktu-waktu
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHOZALI DALAM KITAB IRSYÂD AL-MURÎD. A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Ahmad Ghozali dalam
BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHOZALI DALAM KITAB IRSYÂD AL-MURÎD A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Ahmad Ghozali dalam Kitab Irsyâd al-murîd 1. Metode hisab awal waktu salat
Lebih terperinciPERHITUNGAN AWAL WAKTU SHALAT DATA EPHEMERIS HISAB RUKYAT Sriyatin Shadiq Al Falaky
2 PERHITUNGAN AWAL WAKTU SHALAT DATA EPHEMERIS HISAB RUKYAT Sriyatin Shadiq Al Falaky Contoh Perhitungan Awal Waktu Shalat dengan Data Ephemeris Hisab Rukyat (Hisabwin Version 1.0/1993 atau Winhisab Version
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA Soal Test Olimpiade Sains Nasional 2010 Bidang : ASTRONOMI Materi : Teori (Pilihan Berganda) Tanggal
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HISAB ARAH KIBLAT MUHAMMAD KHUMAIDI JAZRY DALAM KITAB AL-KHULASHAH FI AL-AWQAT AL-SYAR IYYAH BI AL-LUGHARITMIYYAH
BAB IV ANALISIS HISAB ARAH KIBLAT MUHAMMAD KHUMAIDI JAZRY DALAM KITAB AL-KHULASHAH FI AL-AWQAT AL-SYAR IYYAH BI AL-LUGHARITMIYYAH A. Analisis Hisab Arah Kiblat Muhammad Khumaidi Jazry dalam kitab Al-Khulashah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP HISAB RUKYAT WAKTU SALAT ASAR. A. Analisis Kedudukan Bayang-Bayang Matahari Awal Waktu Salat
64 BAB IV ANALISIS TERHADAP HISAB RUKYAT WAKTU SALAT ASAR A. Analisis Kedudukan Bayang-Bayang Matahari Awal Waktu Salat Asar Beberapa Tempat di Kabupaten Semarang Penentuan salat lima waktu memerlukan
Lebih terperinciBAB II HAL-HAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN ARAH KIBLAT
9 BAB II HAL-HAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN ARAH KIBLAT A. Lingkaran Besar (Great Circle) dan Lingkaran Kecil (Small circle). Pada dasarnya bola bumi terbentuk oleh dua macam lingkaran, yaitu lingkaran besar
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PEMIKIRAN HISAB ARAH KIBLAT KH. NOOR AHMAD SS DALAM KITAB SYAWAARIQUL ANWAAR
BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN HISAB ARAH KIBLAT KH. NOOR AHMAD SS DALAM KITAB SYAWAARIQUL ANWAAR A. Analisis metode hisab arah kiblat KH. Noor Ahmad SS dalam kitab Syawaariqul Anwaar. Rasa keingintahuan manusia
Lebih terperinciBAB III HASIL STUDI LAPANGAN
BAB III HASIL STUDI LAPANGAN A. Profil Masjid Baitur Rohim Masjid Baitur Rohim ini dibangun di atas tanah seluas 27 x 40 m² dengan lebar 24 meter dan panjang 30 meter. Serta dibangun tepat di sebelah barat
Lebih terperinciJADWAL WAKTU SALAT PERHITUNGAN TIM HISAB DAN RUKYAT HILAL SERTA PERHITUNGAN FALAKIYAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013
BAB III JADWAL WAKTU SALAT PERHITUNGAN TIM HISAB DAN RUKYAT HILAL SERTA PERHITUNGAN FALAKIYAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 A. Profil Tim Hisab dan Rukyat Hilal serta Perhitungan Falakiyah Provinsi Jawa
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KOMPARATIF METODE HISAB ARAH KIBLAT AHMAD GHAZALI DALAM KITAB ANFA AL-WASÎLAH DAN IRSYÂD AL- MURÎD
BAB IV ANALISIS KOMPARATIF METODE HISAB ARAH KIBLAT AHMAD GHAZALI DALAM KITAB ANFA AL-WASÎLAH DAN IRSYÂD AL- MURÎD A. Komparasi Metode Hisab Arah Kiblat dalam Kitab Anfa al-wasîlah dan Irsyâd al-murîd
Lebih terperinciBAB III METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT SLAMET HAMBALI. A. Sejarah Intelektual Slamet Hambali
BAB III METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT SLAMET HAMBALI A. Sejarah Intelektual Slamet Hambali 1. Biografi Slamet Hambali Slamet Hambali dilahirkan pada tanggal 5 Agustus 1954 di sebuah desa kecil bernama
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HISAB WAKTU SALAT DALAM KITAB ILMU FALAK DAN HISAB KARYA K.R. MUHAMMAD WARDAN
BAB IV ANALISIS HISAB WAKTU SALAT DALAM KITAB ILMU FALAK DAN HISAB KARYA K.R. MUHAMMAD WARDAN A. Analisis Perhitungan Waktu Salat dalam Kitab Ilmu Falak dan Hisab karya K.R. Muhammad Wardan Salat adalah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KELAYAKAN PANTAI UJUNG PANGKAH GRESIK SEBAGAI TEMPAT RUKYAT AL-HILAL. A. Latar Belakang Penggunaan Pantai Ujung Pangkah Sebagai Tempat
BAB IV ANALISIS KELAYAKAN PANTAI UJUNG PANGKAH GRESIK SEBAGAI TEMPAT RUKYAT AL-HILAL A. Latar Belakang Penggunaan Pantai Ujung Pangkah Sebagai Tempat Rukyat Al-Hilal Kata rukyat al-hilal terdiri dari dua
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS TENTANG ARAH KIBLAT PEMAKAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SINUS COSINUS
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS TENTANG ARAH KIBLAT PEMAKAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SINUS COSINUS A. Paparan Data Kelurahan Purwodadi yang terletak dibagian utara Kota Malang, masuk dalam wilayah
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 3. Mengenal Planet Bumilatihan soal 3.2
SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 3. Mengenal Planet Bumilatihan soal 3.2 1. Pergerakan bumi sebagai benda angkasa yang menempuh waktu 365 hari disebut. gerak presesi gerak rotasi gerak revolusi gerak
Lebih terperinciHisab Awal Bulan Syawwal 1434 H
Hisab Awal Bulan Sistem Ephemeris 1 Hisab Awal Bulan Syawwal 1434 H Kota Penentuan Brisbane Lintang tempat (φ) = 27 28' 45 LS Bujur tempat (λ) = 153 1 ' 40 BT Tinggi tempat =... 10 meter di atas laut 0.
Lebih terperinciPROGRAM APLIKASI FALAKIYAH DENGAN fx-7400g PLUS
PROGRAM APLIKASI FALAKIYAH DENGAN fx-7400g PLUS Bagian III : Menghitung Deklinasi Matahari dan Equation of Time A. Pendahuluan Yang disebut dengan deklinasi (declination) adalah jarak sudut antara sebuah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM PROGRAM JAM WAKTU SALAT LED. A. Algoritma penentuan awal waktu Salat dalam Program Jam Waktu
BAB IV ANALISIS HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM PROGRAM JAM WAKTU SALAT LED A. Algoritma penentuan awal waktu Salat dalam Program Jam Waktu Salat Duwi Arsana LED Dalam bab III telah penulis jelaskan, bahwa
Lebih terperinciBAHAN AJAR ILMU FALAK I. Dosen Pengampu : H. ACHMAD MULYADI, M.Ag. ajar Ilmu Falak 11
BAHAN AJAR ILMU FALAK I Dosen Pengampu : H. ACHMAD MULYADI, M.Ag. didik@bahan ajar Ilmu Falak 11 SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PAMEKASAN 2015 PENENTUAN ARAH KIBLAT A. MODEL-MODEL PENENTUAN
Lebih terperinciBAB IV UJI COBA DAN EVALUASI APLIKASI KIBLAT SIKU-SIKU. A. Uji Fungsionalitas Aplikasi Kiblat Siku-siku
BAB IV UJI COBA DAN EVALUASI APLIKASI KIBLAT SIKU-SIKU A. Uji Fungsionalitas Aplikasi Kiblat Siku-siku Pada sub bahasan ini akan melakukan uji coba terkait fungsionalitas dari Aplikasi Kiblat Siku-siku.
Lebih terperinciSISTEM KOORDINAT GEOGRAFIK
SISTEM KOORDINAT GEOGRAFIK Oleh: Ir. Djawahir, M.Sc Untuk mengidentifikasi posisi titik di bumi atau yang terkait dengan bumi, dikembangkanlah Sistem Koordinat Geografik dengan mendefinisikan bentuk bumi
Lebih terperinciBAB III PENGGUNAAN BINTANG SEBAGAI PENUNJUK ARAH KIBLAT KELOMPOK NELAYAN MINA KENCANA DESA JAMBU KECAMATAN MLONGGO KABUPATEN JEPARA
BAB III PENGGUNAAN BINTANG SEBAGAI PENUNJUK ARAH KIBLAT KELOMPOK NELAYAN MINA KENCANA DESA JAMBU KECAMATAN MLONGGO KABUPATEN JEPARA A. Demografi Desa Jambu Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara Berdasar letak
Lebih terperinciAbdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Abdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Disampaikan pada Diseminasi Hisab Rukyat di BPPR- LAPAN Pameungpeuk 30 Juli 2011
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KOMPARASI ALGORITMA EQUATION OF TIME JEAN MEEUS DAN SISTEM NEWCOMB
BAB IV ANALISIS KOMPARASI ALGORITMA EQUATION OF TIME JEAN MEEUS DAN SISTEM NEWCOMB A. Uji Komparasi dan Analisis Hasil Perhitungan Equation of Time Jean Meeus dan Newcomb Menggunakan Parameter Almanak
Lebih terperinciDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA
Dapatkan soal-soal lainnya di http://forum.pelatihan-osn.com DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA Solusi Tes Olimpiade Sains Nasional
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS TENTANG ARAH KIBLAT MASJID DENGAN MENGGUNAKAN METODE BAYANG BAYANG KIBLAT. A. Paparan Data Kecamatan Wonoayu
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS TENTANG ARAH KIBLAT MASJID DENGAN MENGGUNAKAN METODE BAYANG BAYANG KIBLAT A. Paparan Data Kecamatan Wonoayu Wonoayu menurut bahasa jawa terdiri dari dua suku kata yakni
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
./ 3.3.2 Penentuan nilai gradien T BB Gradien T BB adalah perbedaan antara nilai T BB suatu jam tertentu dengan nilai
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian penulis yang berjudul Perancangan Aplikasi. Mobile Phone, dapat diambil beberapa kesimpulan, bahwa :
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian penulis yang berjudul Perancangan Aplikasi Perhitungan Mizwala Qibla Finder dengan Java 2 Micro Edition (J2ME) pada Mobile Phone, dapat diambil beberapa
Lebih terperinciINFORMASI ASTRONOMIS HILAL DAN MATAHARI SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 8 DAN 9 SEPTEMBER 2010 PENENTU AWAL BULAN SYAWWAL 1431 H
INFORMASI ASTRONOMIS HILAL DAN MATAHARI SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 8 DAN 9 SEPTEMBER 2010 PENENTU AWAL BULAN SYAWWAL 1431 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam
Lebih terperinciSEGITIGA BOLA DAN ARAH KIBLAT
SEGITIGA BOLA DAN ARAH KIBLAT Pengetahuan tentang arah kiblat yang benar sangat penting bagi ummat Islam. Ketika ummat Islam malaksanakan ibadah shalat, terdapat sebuah kewajiban untuk menghadap kiblat
Lebih terperinci(Fenomena Matahari di Atas Ka bah) Pandapotan Harahap NIM: Abstrak
MENENTUKAN ARAH KE SEBUAH KOTA DAN MENGHITUNG JARAK DUA BUAH KOTA MEAUI BAYANG-BAYANG TONGKAT OEH MATAHARI (Fenomena Matahari di Atas Ka bah) Pandapotan Harahap NIM: 765 Progran Studi Pengajaran Fisika
Lebih terperinciPEDOMAN DAN PERHITUNGAN PENGUKURAN ARAH QIBLAT DI LAPANGAN
HISAB FALAK : PERHITUNGAN DAN PENGUKURAN ARAH QIBLAT A. Pengertian Qiblat Menurut Syara PEDOMAN DAN PERHITUNGAN PENGUKURAN ARAH QIBLAT DI LAPANGAN Oleh : Drs. Chairul Zen S., al-falaky (Tenaga Ahli Hisab
Lebih terperinciBAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. A. Penentuan Arah Kiblat Menggunakan Azimut Bintang dan Planet
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Penentuan Arah Kiblat Menggunakan Azimut Bintang dan Planet Penentuan arah kiblat menggunakan azimut bintang dan planet adalah sebuah metode yang menggunakan benda-benda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai penentuan arah kiblat, khususnya di Indonesia sudah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara mengenai penentuan arah kiblat, khususnya di Indonesia sudah mengalami perkembangan yang pesat dari waktu ke waktu. Dapat dilihat dari alat-alat, metode dan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KELAYAKAN BUKIT WONOCOLO BOJONEGORO SEBAGAI TEMPAT RUKYAT DALAM PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH
BAB IV ANALISIS KELAYAKAN BUKIT WONOCOLO BOJONEGORO SEBAGAI TEMPAT RUKYAT DALAM PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH A. Latar Belakang Digunakannya Bukit Wonocolo Bojonegoro sebagai Tempat Rukyat Sejak sebelum
Lebih terperinciWilfried Suhr Gambar 1. Waktu-waktu kontak dalam peristiwa transit Venus.
TUGAS I ASTROFISIKA (FI 567) BESARAN MENDASAR DALAM ASTRONOMI & ASTROFISIKA: Penentuan 1 AU SEMESTER GANJIL 2014 2015 DOSEN: JUDHISTIRA ARIA UTAMA, M.SI. (KODE: 2582) Dalam aktivitas laboratorium astronomi
Lebih terperinciCara Mudah Penentuan Arah Kiblat
Cara Mudah Penentuan Arah Kiblat * Disampaikan dalam acara Pelatihan Pengukuran Arah Kiblat di FIP UNNES, mangayubagya rehab bangunan musholla FIP UNNES 17/09/2014 Kiblat ke Kabah Posisi Indonesia Pengalaman
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. A. Landasan Penyusunan Konversi Kalender Waktu Shalat Antar Wilayah. Dalam Kalender Nahdlatul Ulama Tahun 2016
BAB IV ANALISIS A. Landasan Penyusunan Konversi Kalender Waktu Shalat Antar Wilayah Dalam Kalender Nahdlatul Ulama Tahun 2016 1. Landasan Normatif Ada beberapa nash yang menjelaskan tentang waktu-waktu
Lebih terperinciTelaah Indikator Arah Kiblat melalui bayang bayang oleh Matahari pada saat di dekat zenith Ka bah
Telaah Indikator Arah Kiblat melalui bayang bayang oleh Matahari pada saat di dekat zenith Ka bah Moedji Raharto Kelompok Keahlian Astronomi, FMIPA ITB ABSTRAK Setiap tahun ada dua momen Matahari berada
Lebih terperinciINFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 2 JUNI 2011 M PENENTU AWAL BULAN RAJAB 1432 H
INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 2 JUNI 2011 M PENENTU AWAL BULAN RAJAB 1432 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan
Lebih terperinciMeridian Greenwich. Bujur
5. TATA KOORDINAT Dalam astronomi, amatlah penting untuk memetakan posisi bintang atau benda langit lainnya, dan menerapkan system koordinat untuk membakukan posisi tersebut. Prinsip dasarnya sama dengan
Lebih terperinci)فتح الباري البن حجر - ج / 2 ص 311(
CONTOH PERHITUNGAN AWAL WAKTU SHALAT A. AYAT-AYAT AL-QUR'AN DAN HADITS TENTANG WAKTU SHALAT )النساء )13 الباري البن حجر )فتح - ج / 2 ص )311 )فتح الباري البن حجر - ج / 2 ص 311( B. PERHITUNGAN AWAL WAKTU
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN
DAFTAR ISI PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN INTISARI ABSTRACT vii x xii xiii xv xvii xviii xix BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM KITAB ILMU FALAK METHODA AL-QOTRU KARYA QOTRUN NADA
BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM KITAB ILMU FALAK METHODA AL-QOTRU KARYA QOTRUN NADA A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat dalam Kitab Ilmu Falak Methoda Al- Qotru Salat adalah ibadah
Lebih terperinciKEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA Olimpiade Sains Nasional Bidang Astronomi 2012 ESSAY Solusi Teori 1) [IR] Tekanan (P) untuk atmosfer planet
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM BUKIT WONOCOLO. A. Sejarah Digunakannya Bukit Wonocolo Bojonegoro sebagai Tempat
BAB III GAMBARAN UMUM BUKIT WONOCOLO A. Sejarah Digunakannya Bukit Wonocolo Bojonegoro sebagai Tempat Rukyat Pengamatan hilal untuk penentuan awal bulan kamariah di bukit Wonocolo dilakukan pertama kali
Lebih terperinci0 o 0 0 BT. Dari hasil perhitungan diperoleh azimuth Mushola Miftahul Huda terhadap
APLIKASI SEGITIGA BOLA UNTUK MENENTUKAN ARAH KIBLAT Studi Kasus : Arah Kiblat Mushola Miftahul Huda Kelurahan Sarirejo, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto Oleh : Septa Erik Prabawa NRP. 3511201201
Lebih terperinciKUMPULAN SOAL & PEMBAHASAN OSK OSP OSN DLL KOORDINAT BENDA LANGIT (By. Mariano N.)
KUMPULAN SOAL & PEMBAHASAN OSK OSP OSN DLL KOORDINAT BENDA LANGIT (By. Mariano N.) 1. Seorang pengamat di lintang 0 0 akan mengamati sebuah bintang yang koordinatnya (α,δ) = (16h14m, 0 0 ) pada tanggal
Lebih terperinciBAB IV AKURASI METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID AGUNG AT TAQWA BONDOWOSO JAWA TIMUR
86 BAB IV AKURASI METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID AGUNG AT TAQWA BONDOWOSO JAWA TIMUR Dalam setiap metode dan alat-alat yang digunakan dalam menentukan arah kiblat memiliki kelebihan dan kekurangan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS SISTEM HISAB ARAH KIBLAT DR. ING KHAFID DALAM PROGRAM MAWĀQIT 2001
BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB ARAH KIBLAT DR. ING KHAFID DALAM PROGRAM MAWĀQIT 2001 A. Analisis Software Program Mawāqit Software yang biasa disebut dengan perangkat lunak (sering disingkat dengan s/w)
Lebih terperinciBAB IV UJI FUNGSIONALITAS, UJI KOMPARASI DAN EVALUASI. A. Uji Fungsionalitas Aplikasi Perhitungan Mizwala Qibla Finder
BAB IV UJI FUNGSIONALITAS, UJI KOMPARASI DAN EVALUASI A. Uji Fungsionalitas Aplikasi Mizwala Qibla Finder Pada sub bahasan ini, penulisan akan melakukan uji coba fungsionalitas dari Aplikasi Mizwala Qibla
Lebih terperinciSAINS BUMI DAN ANTARIKSA
SAINS BUMI DAN ANTARIKSA NAMA NIM : 15034038 FISIKA B 2015 : PUTI AULIA MARDIAH GERAK SEMU TAHUNAN MATAHRI A. Latar Belakang di beberapa kasus pada belahan bumi, terjadi perbedaan musim dan perbedaan lama
Lebih terperinciCladius Ptolemaus (abad 2) Geosentris
ROTASI DAN REVOLUSI BUMI Cladius Ptolemaus (abad 2) Geosentris Bumi sebagai pusat tata surya Planet-planet (termasuk Mth.) berputar mengelilingi bumi Sambil mengelilingi Bumi, planet-planet bergerak melingkar
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL BULAN KAMARIAH QOTRUN NADA DALAM KITAB METHODA AL-QOTRU
BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL BULAN KAMARIAH QOTRUN NADA DALAM KITAB METHODA AL-QOTRU A. Analisis Metode dan Dasar Penentuan Hisab Awal Bulan Kamariah Qotrun Nada dalam Kitab Methoda Al-Qotru Hisab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beraktifitas pada malam hari. Terdapat perbedaan yang menonjol antara siang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap hari manusia disibukkan dengan rutinitas pekerjaan ataupun aktifitas lainya, ada yang beraktifitas pada siang hari dan ada pula yang beraktifitas pada malam
Lebih terperinciPENENTUAN AWAL AKHIR WAKTU SHOLAT
PENENTUAN AWAL AKHIR WAKTU SHOLAT Sholat 5 waktu sehari semalam adalah kewajiban setiap muslim/at dan salah satu rukun Islam. Sholat adalah amalan yang pertama kali dihisab di hari akhir. Jika sholat seorang
Lebih terperinciCORPORATE SOCIAL RESPONSIBLE
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBLE LAPORAN PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID SYUHADA PERUMAHAN BEJI PERMAI, DEPOK PT. Mahakarya Geo Survey DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR GAMBAR... 2 DAFTAR TABEL... 2 1. PENDAHULUAN...
Lebih terperinciARAH KIBLAT UNTUK KABUPATEN DAN KOTA SELURUH WILAYAH PROPINSI LAMPUNG. Oleh : Masduqi. Abstrak
ARAH KIBLAT UNTUK KABUPATEN DAN KOTA SELURUH WILAYAH PROPINSI LAMPUNG Oleh : Masduqi Abstrak Arah seseorang menghadap Ka bah ditentukan oleh letak astronomis dari lintang dan bujur tempat dimana ia berada.
Lebih terperinci